Anda di halaman 1dari 126

MANUAL PEMBANGUNAN

GEDUNG SEKOLAH
Untuk Digunakan Sekolah dan Masyarakat

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN
DEPARTEMEN PENDIDIKAN
PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
NASIONAL
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
KATA PENGANTAR

Pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun yang terdiri atas 6 tahun di tingkat Sekolah
Dasar dan tiga tahun di tingkat Sekolah Lanjut Tingkat Pertama memerlukan wadah pendidikan
yang baik untuk meni ngk atkan kesempatan belaj ar bagi masyarakat Indonesi a.
Pemerintah melalui Proyek Peningkatan Pendidikan Dasar memiliki program yang bertumpu pada
masyarakat berupa Pembangunan Unit Sekolah Baru SLTP-MTs (dengan tujuan meningkatkan
akses kesempatan belajar siswa SLTP-MTs melalui pembangunan gedung sekolah baru) dan
Rehabilitasi Gedung SD-MI (dengan tujuan meningkatkan mutu melalui perbaikan sarana belajar
mengajar bagi guru dan siswa-siswi). Diharapkan dengan adanya partisipasi yang aktif, masyarakat
dapat belajar untuk mandiri sekaligus menanamkan rasa memiliki terhadap gedung sekolah
di daerahnya sendiri.
Kita melihat masih banyak terdapat daerah-daerah dimana gedung sekolah untuk sarana belajar
mengajar yang ada kurang jumlahnya untuk menampung banyaknya jumlah siswa pada daerah
tersebut, maka diperlukan pembangunan unit-unit sekolah baru. Untuk itu diperlukan suatu
panduan cara- cara membang un un it sek ol ah baru yang bai k dan benar.
Buku Manual Pembangunan Gedung Sekolah ini disusun dengan harapan sekolah dan masyarakat
dapat menjadikan buku ini sebagai acuan. Adapun buku manual ini bukan merupakan peraturan
baku karena kondisi lokasi, geografis dan klimatologis akan ikut mempengaruhi bentuk gedung
sekolah tersebut.
Pada akhirnya terima kasih kepada seluruh jajaran Proyek Peningkatan Pendidikan Dasar atas
masukkan yang telah diberikan.

i
Jakarta Jakarta, September 2003
Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah
Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah

Dr. Ir. Indra Djati Sidi


NIP 130672115
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................... i


DAFTAR ISI ..................................... ii
DAFTAR ISTILAH ..................................... iii
1. PENDIRIAN GEDUNG SEKLAH YANG BARU ..................................... 1
1.1 Pendahuluan ..................................... 1
1.2 Desain bangunan sekolah ..................................... 2
2. MENDIRIKAN BANGUNAN ..................................... 6
2.1 Pemilihan lokasi ..................................... 6
2.2 Pemetaan tapak ..................................... 6
2.3 Mempersiapkan tapak ..................................... 8
2.4 Mengatur tata letak bangunan bag. 1 ..................................... 11
2.5 Mengatur tata letak bangunan bag. 2 ..................................... 13
3 PENGGALIAN PONDASI ..................................... 15
4. PEMBUATAN ADUKAN SEMEN ..................................... 18
5. PEMBUATAN PONDASI ..................................... 22
6. PEMBUATAN ADUKAN BETON ..................................... 25
7. PEMILIHAN dan PENGGUNAAN TULANGAN ..................................... 30
8. PEMBUATAN SLOOF ..................................... 33
9. PEMBUATAN KOLOM BETON ..................................... 37
10. PEMBUATAN BALOK BETON ..................................... 42
11. PEMBUATAN KOLOM DIATAS BALOK BETON ..................................... 46
ii
12. PEMBUATAN RANGKA KUDA-KUDA ATAP ..................................... 50
13. PEMBUATAN KOLOM dan ATAP KANTILEVER TERAS ..................................... 54
14. PEMASANGAN PENUTUP ATAP ..................................... 58
15. PEMASANGAN PENUTUP ATAP LEMBARAN METAL atau
LEMBARAN ASBES ..................................... 60
16. PEMASANGAN PENUTUP ATAP TANAH LIAT ..................................... 65
17. PEMASANGAN SUSUNAN BATA ..................................... 69
18. PEMBUATAN LANTAI ..................................... 73
19. PEMASANGAN PINTU dan JENDELA ..................................... 78
20. PEMASANGAN LANGIT-LANGIT RUANGAN ..................................... 83
21. MEMBERI PLESTERAN PADA DINDING BANGUNAN ..................................... 87
22. PEKERJAAN PENGECATAN ..................................... 90
23. TOILET dan INSTALASI PENYALURAN-
PEMBUANGAN AIR ..................................... 95
24. PEMASANGAN INSTALASI KELISTRIKAN ..................................... 99
25. PEKERJAAN PADA LINGKUNGAN SEKELILING
TAPAK BANGUNAN ..................................... 102
25.1 Pendahuluan ..................................... 102
25.2 Saluran drainase air ..................................... 102
25.3 Paving dan jalan setapak ..................................... 104
25.4 Dinding penyangga ..................................... 105
25.5 Septic tank dan rembesannya ..................................... 107
25.6 Persediaan air ..................................... 110
25.7 Tempat penyimpanan air ..................................... 111
25.8 Sumur ..................................... 112
25.9 Pembuangan sampah ..................................... 115

iii
DAFTAR ISTILAH

Dalam buku manual ini terdapat istilah-istilah teknis konstruksi (misalnya: Bekisting) dan istilah-istilah yang
menggunakan bahasa asing (ditandai dengan huruf miring, misalnya: Curing). Untuk memudahkan pembaca
untuk mengerti arti istilah yang dipergunakan, maka disusun daftar istilah-istilah berikut definisinya yang sering
dipergunakan dalam buku ini.
Istilah-istilah tersebut adalah:
Adhesive: Zat perekat. Lem.
Aanstamping: Batu kali yang dipasang/disusun dibawah pondasi. Fungsinya untuk mengatasi gerakan dinamis
tanah/ bumi sehingga tidak merusak pondasi dan struktur diatasnya.
Balok Lintel: Balok yang terbuat dari kayu atau beton (1 semen: 2 pasir: 4 kerikil), berfungsi untuk menopang
beban dinding diatas bingkai kusen pintu/jendela dan sekaligus mencegah terjadinya retakan rambut diatas
bingkai tersebut.
Bekisting: Papan cetakan beton.
Block: Bahan yang berfungsi sama dengan batu bata tanah liat namun terbuat dari material yang berbeda,
misalnya: batako.
Block panel: Susunan batu bisa berupa bata atau batako.
Blueprint: Denah cetak biru.
Cat Emulsion: Cat berbahan dasar air.
Chicken Wire: Kawat Ayam. Anyaman kawat.
Claw-Hammer: Palu-cakar. Palu yang dilengkapi dengan “cakar” yang berfungsi untuk mencabut paku.
Curing: Kegiatan untuk menjaga kelembaban beton saat beton semakin mengeras.

Dolak: Tempat pengangkutan dan pengukuran volume bahan/material.


Drainase: Parit/got.
Ekspose: Dalam kondisi terbuka. Misalnya: “Kayu yang terekspose…” artinya kayu yang kondisinya terbuka
iv
atau terlihat langsung tanpa ada lapisan atau apapun yang menjadi penghalang.
Fibrecement: Atap yang terbuat dari lembaran asbes.
Finishing: Penyelesaian akhir. Satu tahap terakhir sebelum kegiatan konstruksi bangunan berakhir. Misalnya:
Pengecetan pada dinding.
Glosspaint/weathershield: Jenis cat tahan air.
Inbaudoss: Pipa kabel listrik yang ditanam di tembok.
Kantilever: Balok yang satu ujungnya terjepit. Ujung lainnya bebas.
Meni: Cat da sar u ntu k ka yu da n me tal . Di ap li kasi kan se be lu m me laku kan c at ak hi r.
Mesin Molen: Mesin pengaduk beton.

Oil Paint: Cat minyak.


Paving Block: Block yang digunakan untuk pejalan kaki atau penutup tanah.
Plafond: Panel penutup langit-langit.
Polyurethane Lacquer: Vernish. Bahan pemoles kayu.
Portland Cement (PC): Sejenis semen untuk membuat adukan beton.
Propierty Filler: Cairan yang digunakan untuk perbaikan bagian bangunan yang mempunyai campuran semen,
misalnya; dinding, pondasi, dsb.
Rehabilitasi: Definisi rehabilitasi disini adalah perbaikan gedung, yang mana perbaikan tersebut sedemikian
menyeluruh sehingga bentuk dan fungsi arsitektural yang dicapai setelah direhabilitasi berubah dari kondisi
sebelumnya.
Perbedaan mendasar definisi “renovasi” dengan “rehabilitasi” adalah; renovasi adalah perbaikan gedung dengan
upaya mempertahankan bentuk dan fungsi arsitektural kondisi sebelumnya, sedangkan rehabilitasi tidak.
Ring: Cincin atau ikatan kolom yang terbuat dari tulangan besi diameter 6mm berbentuk segi empat.
Ring Balok: Balok beton yang terbuat dengan menggunakan perbandingan 1 semen: 2 pasir: 4 kerikil. Fungsinya
untuk mengikat struktur kolom dari bagian atas bangunan.
Scaffolding: Balok penyangga sementara. Guna mendukung orang dan bahan bangunan selama pembangunan
gedung.
Seal/Sealant: Lem sambungan rapat.
Septic Tank: Tangki penampungan air kotor padat.
Sloof: Balok beton diatas pondasi yang terbuat dengan menggunakan perbandingan 1 semen: 2 pasir: 4 kerikil.
Fungsinya untuk mengikat struktur kolom dari bagian bawah bangunan.
Stek/Starter Bars: Sisa tulangan kolom/balok yang menonjol keluar untuk menyambung tulangan berikutnya.
Stop-cock: Alat kontrol penyaluran air induk.
Stop-valve: Alat kontrol penyaluran setempat.
Tahu Beton/Spacers/Beton Decking: Kotak kecil terbuat dari beton berukuran 25x30x30mm (atau 25x40x40mm)
ya ng d iber i dua b uah kawat. Fungsinya untuk menj aga posisi tulan gan be si pada b ekisti ng.
Thinner: Larutan ter pentin. Digunakan untuk membersihkan kuas atau permukaan lainnya dari cat.
Vibrator: Mesin getar. Digunakan pada papan bekisting untuk mengeluarkan gelembung-gelembung udara. v
Wastafel: Tempat mencuci tangan.
Waterpass: Alat untuk menentukan garis horizontal maupun vertikal dengan menggunakan tabung kaca kecil
berisi air.
Wheelbarrow: Kereta dorong berfungsi untuk mengangkut dan mengukur volume semen, pasir, dsb.
1.1 Pendahuluan

Sebelumnya, pendirian gedung sekolah merupakan tanggung jawab dari


pemerintah daerah dan dilaksanakan oleh kontraktor bangunan lokal yang
diawasi pelaksanaannya oleh Departemen Tenaga Kerja. Namun proses
ini dalam banyak kasus menghasilkan kualitas konstruksi bangunan yang
buruk.

Oleh sebab itu beberapa proyek pembangunan gedung sekolah akhir-


akhir ini menggunakan komite sekolah untuk mengelola atau menjalankan
pembangunan gedung sekolah.

Sebagaimana pemerintah secara bertahap meningkatkan tanggung jawab


pengelolaan sekolah kepada masyarakat, metode pembangunan gedung
sekolah menjadi semakin umum dan manual ini telah dirancang untuk
menjadi panduan baik bagi sekolah maupun masyarakat untuk mengatur
dan melaksanakan pekerjaan tersebut.

Sementara itu, baik staf sekolah maupun anggota masyarakat tidak dapat
diharapkan sepenuhnya untuk menggantikan tugas dari kontraktor
bangunan, biasanya ada beberapa anggota masyarakat yang mempunyai
keahlian tertentu seperti perancang bangunan, pekerja bangunan, ataupun

1. PENDIRIAN GEDUNG SEKOLAH BARU 1


insinyur yang dapat membantu sekolah dan masyarakat untuk melaksanakan
tugas tersebut.

Manual ini dipergunakan sebagai panduan bagi pembangunan unit kelas


sekolah standar. Unit ini dapat dikombinasikan untuk berbagai variasi
bentuk bangunan sekolah standar yang dapat dikerjakan dengan mudah
dan ekonomis konstruksinya, dengan menggunakan bahan-bahan material
lokal dan bila dibangun secara benar, kuat dan dapat bertahan lama
sehingga dapat berfungsi dengan baik.

Manual ini juga menjelaskan tahap-tahap utama yang diperlukan untuk


mendirikan bangunan melalui kumpulan instruksi-instruksi dan ilustrasi
yang mudah untuk diikuti.
Tahap-tahap, instruksi, dan ilustrasi ini tidak hanya berhubungan dengan unit-unit
kelas bangunan sekolah dalam manual ini, namun juga bagi sekolah-sekolah umumnya
yang akan dibangun diseluruh Indonesia bagaimanapun desainnya dan dapat
digunakan bagi siapa saja yang berkepentingan dengan pembangunan fasilitas-
fasilitas baru untuk sekolah.

Selain manual pelaksanaan konstruksi gedung sekolah ini, terdapat dua manual lagi
yang melengkapinya, yaitu manual rehabilitasi gedung sekolah yang sudah ada, serta
manual pemeliharaan gedung sekolah setelah dibangun. Ketiga manual ini diharapkan
dibaca secara bersamaan.

1.2 Desain Bangunan Sekolah

Desain bangunan ruang-ruang kelas sekolah dengan biaya efektif telah dipersiapkan
yang secara umum mudah dikerjakan oleh masyarakat untuk dibangun (lihat ilustrasi
1.2-1.5).

Walaupun serupa dengan desain tradisional, namun rancangan tersebut telah


mengalami berbagai perubahan, baik untuk mempermudah pengerjaan konstruksi,
maupun untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang sering terjadi pada desain
sebelumnya.

Perubahan ini diantaranya:


. Memperendah jarak antara ring balok dengan kusen jendela/pintu
2 dengan maksud dapat berfungsi sebagai lintel dan juga ring balok, sekaligus
mencegah keretakan dari dinding.
. Menambah jarak daerah kanopi pada bagian belakang bangunan untuk
memperluas area yang terlindungi dari hujan dan panas.
. Menambah dimensi ukuran pada semua kolom dan balok beton (kecuali
balok lantai untuk daerah teras) menjadi 20cm x 20cm yang diperkuat dengan
4 tulangan besi dengan diameter No. 12mm. Ini akan mempermudah proses
penuangan semen, mendapatkan daerah tulangan yang tertutup semen secara
memadai, serta kualitas beton yang lebih baik secara keseluruhan.

Ruang-ruang kelas standar dapat dikombinasikan dalam berbagai cara untuk


memenuhi keb ut uhan yang s pesi fi k dari masi ng -m as i ng sek ol ah.

Dua buah variasi dari bangunan ruang kelas standar dapat dilihat pada ilustrasi.
Pada ilustrasi pertama (1.2) dengan tiga ruang kelas dan toilet pada bagian belakang.
Pada ilustrasi kedua (1.3) dengan tiga ruang kelas tanpa toilet.
Untuk membimbing komite sekolah dalam pembangunan unit-unit ruang kelas,
terdapat daftar bahan-bahan bangunan yang diperlukan untuk pembangunan ruang
kelas standar, tiga ruang kelas dengan toilet, dan tiga ruang kelas dengan ruang
kantor. (lihat lampiran)

Beberapa bahan bangunan yang berbeda yang dapat dipergunakan, antara lain :
. Bata atau block ( concr ete block, batako, dsb) untuk di ndi ng.
. Genteng tanah liat, genteng metal berprofil, atau genteng asbes untuk
atap.
. B eton , k erami k b ergl azur, at au s l ab beton untuk l an tai .

Manual ini menggambarkan konstruksi dari bangunan ruang kelas tipikal menggunakan
bata atau block untuk dinding, dan genteng metal berprofil, atau genteng tanah liat
untuk atap, namun dapat digunakan material bangunan yang lain sebagai pengganti
tergantung ketersediaan daerah masing-masing tanpa mempengaruhi metode dasarnya.

Ilustrasi 1.1 Bangunan ruang kelas tipikal


9.00 9.00 9.00 3.00

Ruang kelas Ruang kelas Ruang kelas KM/WC


7.00

2.00 Teras

Ilustrasi 1.2 Contoh denah bangunan ruang kelas tipikal dengan km/wc

4 9.00 9.00 9.00

Ruang kelas Ruang kelas Ruang kelas


7.00

2.00 Teras

Ilustrasi1.3 Contoh denah bangunan ruang kelas tipikal


Ilustrasi 1.4 Tampak depan bangunan sekolah

Gambar 1.5 Tampak samping bangunan sekolah


2.1 Pemilihan Lokasi

Lokasi untuk bangunan sekolah baru harus memenuhi syarat-syarat


sebagai berikut:
. Luas lahan minimal 6.000 m2 dengan ruang yang cukup untuk
bangunan sekolah, arena bermain, dan pengembangan di masa
depan yang mungkin diperlukan.
. Memiliki akses yang mudah yang dapat dilalui dengan berjalan
kaki bagi sebagian besar siswa-siswi yang akan bersekolah.
. Akses yang mudah bagi persediaan air bersih.

Lokasi harus:
. Datar dan tidak pada l okasi rawan banj ir.
. Berada cukup jauh dari sumber kebisingan (jalan
raya, rel kereta, dsb).
. Berada cukup jauh dari sumber bau (tempat
pembuangan sampah, limbah, dsb)
. Memiliki keadaan tanah yang baik untuk daya dukung
bangunan, tidak lunak maupun berbatu-batu yang
memerlukan perlakuan khusus sehingga tidak
Ilustrasi 2.1 Contoh tapak untuk
memerlukan biaya lebih bagi pembuatan pondasi. pembangunan USB

6 2. MENDIRIKAN BANGUNAN
Maka lokasi yang tepat untuk mendirikan bangunan sekolah
yang baru, harus memiliki lahan yang cukup luas untuk
mendirikan dua bangunan, masing-masing dengan tiga
ruang kel as, ruang bermai n, serta l ahan unt uk
pengembangan di masa datang, serta berada di lokasi yang
tenang.

Tapak
Keadaan tanah pada lokasi harus memiliki daya dukung Terpilih
bangunan yang baik, daerah datar yang cukup luas untuk
bangunan sekolah dan lapangan bermain, serta memiliki
saluran air (drainase) alami yang baik.
2.2 Pemetaan Tapak/Zonasi

Pada waktu mengatur perletakan bangunan pada tapak, terdapat beberapa


aturan yang harus diikuti, yaitu sebagai berikut:
. Mengatur orientasi dari bangunan sehingga jendela- jendela
menghadap ke arah utara-selatan (dengan cara antara lain
meletakkan panjang bangunan membujur ke arah timur-barat)
untuk mengurangi jumlah sinar matahari yang masuk ke ruang
kelas. Apabila memungkinkan, bangunan dapat diorientasikan
secara diagonal setidaknya 15 derajat dari garis lintang barat-timur.
Teknik seperti ini dapat mengoptimalkan cahaya pagi yang masuk
dan mengurangi panas matahari di siang hari tanpa mengurangi
aksesibilitas penghawaan. Apabila panjang bangunan tidak dapat
dibangun membujur ke arah timur-barat (karena alasan kondisi
topografi, orientasi view, dsb), maka bagian bangunan yang
terekspose panas matahari dapat diatasi dengan menggunakan
bantuan pepohonan, kanopi, dsb.
. Meletakkan bangunan ruang kelas pada bagian pinggir tapak
dengan lapangan bermain, taman, dsb berada di depannya. Hal
ini dimaksudkan agar memberi lebih
banyak privasi dan menjaga ruang kelas
dari suara-suara yang mengganggu
seperti suara dari j al an raya, dl l.
R. Guru
7
Ar eal pengembangan
masa depan

Lab Ruang Kelas Ruang Kelas


dan Lab

Posisikan bangunan membujur


ke arah timur-barat untuk menghindari
panas matahari. Apabila tidak memung-
kinkan, gunakan pepohonan atau kanopi
untuk mengatasi panas matahari.

Lapangan
Bendera

R. Administrasi R. Kantor/
Administrasi

Parkir dan Jaga jarak antara R. Kelas atau


Halaman
Depan R. Administrasi dengan jalanan
untuk menjaga ketenangan.
Jalan/Akses

Ilustrasi 2.3 Pemetaan pada tapak/Zonasi


. Meletakkan sumur persediaan air bersih minimal 10m dari septic
tank toilet sekolah.
. Memperhatikan kontur dari tapak, dan tidak meletakkan bangunan
pada daerah yang rendah dimana air dapat berkumpul atau pada
tanah yang lunak. Bangunan harus berada pada lokasi tapak yang
memungkinkan air seperti air hujan maupun cucuran atap mengalir
menjauhi bangunan.
. Hindari meletakkan masing-masing bangunan ruang kelas terlalu
berdekatan satu sama lain, untuk menghindari suara dari ruang
kelas yang satu mengganggu kegiatan belajar kelas yang lain. Jarak
minimum 20 meter sudah mencukupi.
. Hindari meletakkan bangunan sekolah terlalu dekat dengan
pepohonan, dimana akar pohon tersebut dapat merusak pondasi
bangunan, atau dahannya dapat merusak atap. Walau demikian
pohon sebanyak-banyaknya harus dipertahankan untuk memberi
keteduhan pada tapak.

2.3 Mempersiapkan Tapak

Membersihkan lahan tapak dari semak-semak serta tanaman-tanaman liar


seh i ng g a b angu nan dapat di per si apk an unt uk di bang un.

Direksi keet pada tapak


Mempertahankan pohon- pohon besar yang memiliki letak strategis

8 (mempunyai jarak yang cukup dari rencana lokasi bangunan) untuk


memberikan keteduhan pada area tapak.

Ilustrasi 2.4 Membersihkan tapak


dari semak-semak dan tanaman liar
Orientasikan bangunan menghadap utara-selatan. Hal ini paling baik
dilakukan dengan bantuan kompas, tetapi bila tidak tersedia kompas dapat
dilakukan oleh orang yang mengawasi pelaksanaan dengan cara berdiri
dengan tangan dibentangkan. Tangan kiri menunjuk ke arah matahari terbit,
sedangkan tangan kanan menunjuk ke arah matahari terbenam. Maka orang
tersebut akan menghadap arah selatan dan teras/beranda dari bangunan
sekolah tersebut haruslah menghadap ke arah tersebut. Kanopi dari teras
bangunan tersebut akan memberi keteduhan pada jendela-jendela bangunan
sekolah sepanjang hari.

Utara Mengingat bahwa Indonesia terletak di


daerah tropi s, maka pertimbangan
perancangan sebaiknya memperhatikan
kondisi klimatologis sebagai konsep
dasarnya.

Berdasarkan penelitian,bangunan di
daerah tropis sebaiknya meletakan
Timur
bagi an bangunan yang memanjang
Barat membujur ke arah timur-barat. Hal ini
Selatan
untuk mengurangi akumulasi panas yang
menerp a badan bang unan dan 9
mengoptimalkan penghawaan alami
yang berasal dari arah sel at an.

Utara
Namun karena sinar matahari hanya
menyinari bagian terpendek dari
bangunan, maka bidang bangunan yang
ada bukaan jendelanya justru tidak
menerima pencahayaan alami yang
Kemiringan cukup di pagi hari. Oleh sebab i tu,
+ 15 0 peneli t ian meng anjurk an unt uk
mem ir i ngk an bad an bang unan
setidaknya 15 derajat dari bujur timur-
Timur
barat untuk menerima cahaya yang
Barat cukup di pagi hari, mengurangi terpaan
Selatan panas dan mengoptimalkan penghawaan
alami.
Ilustrasi 2.5 Orientasi
bangunan menghadap utara-
selatan
Posisikan bangunan pada tapak dan beri tanda pada setiap sudut bangunan.
0
Bangunan harus membentuk sudut 90 pada sudutnya. Pada saat mengukur
sudut gunakan pengukur besi yang besar atau dengan metode phytagoras
3-4-5. 5 4
Tanah bagian atas serta tumbuhan tempat masing-masing bangunan akan
didirikan beserta jarak minimum 2 meter di sekeliling bangunan dibersihkan.
Tanah sisa tersebut kemudian ditumpuk pada daerah yang tidak akan mengganggu
proses pembangunan gedung untuk sewaktu-waktu dapat digunakan di masa
datang. Area di sekeliling bangunan akan diperlukan sebagai ruang bekerja
3
Ilustrasi 2.6.
pada saat konstruksi. Dimensi phytagoras 3-4-5

Penting untuk menggali dan membuang akar-akar pohon serta membersihkan tumbuhan-tumbuhan
(vegetasi) yang berada pada sekitar tapak gedung yang akan dibangun. Akar-akar tumbuhan yang
tertinggal akan menyebabkan permukaan lantai yang tidak rata serta dapat merusak pondasi bangunan
yang akan membutuhkan biaya yang sangat tinggi untuk memperbaikinya.

Setiap sarang rayap maupun serangga-serangga lain yang ditemukan harus digali serta dimusnahakan.

Perhatikan:

. Orientasikan arah hadapan bangunan


men gh a da p u ta ra -sela t an bi la
memungkinkan.
10
. Bersihkan bagian atas tanah dan
tumbuh-tumbuhan (vegetasi) pada area
tapa k d an sekelilin gnya dima na
bangunan akan berdiri.

. Gali dan buang semua akar-a kar


tumbuhan yang ada pada area tapak
dan sekitarnya.

. Musnahkan semua sarang rayap dan


serangga.
2.4 Mengatur Tata Letak Bangunan bag.1

Setelah membersihkan lahan tapak dan menetapkan posisi bangunan, maka


letak bangunan harus diatur/ditata.

Bowplank kayu dipasak pada setiap rencana sudut bangunan pada jarak
sekitar 1 meter diluar area rencana bangunan. Bowplank terdiri dari dua
bagian vertikal yang dipasak serta bagian horizontal berupa papan kurang
lebih 1.5 m yang dipaku pada bagian atas kedua tiang vertikal dengan tinggi
antara 50-80 cm (lihat ilustrasi 2.6).

Posisi sudut bangunan bagian luar ditandai dengan menggunakan benang/tali


panjang, bagian ujungnya kemudian ditandai dengan menggunakan paku
yang ditanam pada bagian atas papan horizontal. Benang/tali kemudian
diikatkan pada paku tersebut dan dihubungkan ke sudut bangunan lainnya.

Sebelum melakukan proses tata letak selanjutnya, adalah penting sekali garis
luar (outline) bangunan diperiksa sudutnya untuk membentuk sudut 90 0
yang akurat. Cara paling mudah untuk melakukan hal ini adalah memeriksa
diagonalnya. Bila sudut bangunan sudah 90 0 maka perhitungan phytagorasnya
akan tepat (32 +4 2 =52 ). Bila setelah diperiksa sudutnya tidak tepat maka
posisi tanda pada sudut tersebut harus diatur kembali sampai perhitungan
diagonal yang benar dan garis luar bangunan membentuk posisi sudut
dengan tepat 900 . 11

+ 0.50 - 0.80
Ilustrasi 2.6 Dimensi
Bowplank
Benang/tali yang terikat pada paku kemudian dapat digunakan sebagai
tanda bagian luar dan batas dinding bangunan serta pondasi. Bowplank yang
lain kemudian dapat diletakkan dengan perlakuan yang sama pada tiap
sudut.

Bowplank diperlukan untuk pengerjaan tembok antara, kolom, dan pondasi.


Bowplank harus lurus dan sejajar dengan permukaan laut. Bila permukaan
tanahnya turun atau naik maka ketinggian bowplank harus disesuaikan
sehingga cara menaikkan atau menurunkannya. Bowplank yang saling
berseberang an harus sej aj ar pada s el uruh t apak b ang unan.

Perhatikan:

. Semua bowplank harus lurus dan sejajar dengan bowplank


yang berseberangan.

. Pele ta kka n su du t-su dut b an gu na n h ar us a ku rat .

. Tata letak bangunan pada tapak harus diperiksa secara


cermat unt uk memb ent uk 900 pada tiap su dutnya .

Benang yang ditarik dari bowplank


yang satu ke bowplank yang lainnya
sesuai dengan rencana axis bangunan.

12

Apabila sudut rencana


bangunan sudah 90 0,
Bandul untuk maka perhitungan
menentukan phytagorasnya akan
axis tepat (3 2 + 42 = 52).
Ilustrasi 2.7 Menentukan garis
bangunan dengan bowplank
2.5 Mengatur Tata Letak Bangunan bag.2

Tandai posisi setiap pondasi, dinding, dan kolom pada bowplank. Dimulai
dari sudut dengan menggunakan paku dan benang/tali yang ditarik untuk
menandai posisi bagian luar pada setiap pondasi, dinding,dan kolom pada
bagian atas papan bowplank.
Pengerjaan ruang kelas
dapat dikerjakan secara
menyeluruh atau per kelas.
Apabila dikerjakan per
Area rencana kelas, buat garis panduan
penggalian pondasi outline ketiga kelas tsb,
kemudian buat garis
panduan lebih detail
pada ruang kelas yang
dikerjakan.

Benang outline
keseluruhan
R. Kelas

13

Ilustrasi 2.8 Menentukan


pondasi dengan bowplank

Hubungkan masing-masing paku pada setiap pertemuan sudut dengan


benang/tali untuk menandai garis batas luar pada semua pondasi dan beri
garis pada tanah sebagai tanda garis luar pondasi.

Untuk menandai sudut-sudut pondasi dapat digunakan dengan cara


menggantungkan bandul yang diikatkan vertikal pada tiap- tiap sudut
pertemuan benang. Kemudian garis luar bangunan beserta sudut pertemuan
ini diberi tanda di permukaan tanah dengan menggunakan taburan pasir
atau dengan mencongkel permukaan tanah tersebut dengan sekop.
Setelah pengerjaan bowplank selesai, ketinggian lantai bangunan harus
ditentukan. Ketinggiannya ini minimal 30 cm dari permukaan tanah tertinggi
(lebih tinggi apabila keadaan tanah basah/becek). Pancang tiang dengan
ukuran kurang lebih 50cm pada bagian tanah tertinggi diluar garis bowplank.
Ditanam hingga tinggi permukaan tiang dari tanah 30cm. Tinggi tiang ini
akan menjadi pat okan bagi pengerj aan tinggi lantai bangunan.

Pada saat garis pondasi telah ditandai pada tanah, tali/benang dapat dilepas
untuk tidak menghalangi proses pengerjaan . Jika diperlukan untuk memeriksa
garis pondasi maka tali/benang tersebut dapat kembali diikatkan pada paku-
paku di tiang bowplank.

bowplank

benang

14

Ilustrasi 2.9 Menentukan garis lebar


lubang pondasi dengan bowplank
P ondasi bangunan pada umumnya terdiri dari batu-batu besar yang
dikombinasikan dengan pasir dan adukan semen (1 bagian semen : 4 bagian
pasir) tergantung volume. Pondasi batu terdiri dari batu-batu besar yang disusun
dengan alas pasir.

Pada lahan yang memiliki tanah lunak, tidak stabil, maupun basah, bangunan
harus menggunakan pondasi khusus. Jenis pondasi tersebut tidak akan dibahas
karena berada di luar lingkup manual ini. Tenaga teknis yang berkualitas
diperlukan untuk menentukan desain dari pondasi. Pondasi dapat berupa pondasi
beton dengan tulangan besi untuk kolom, pondasi rafting, dsb. Tergantung dari
keadaan masing-masing tapak.

Pondasi yang digunakan bangunan sekolah pada manual ini adalah pondasi
menerus (lajur) batu kali. Lebar galian lubang untuk pondasi batu kali yang
normal adalah 80-100 cm dengan kedalaman minimal 110 cm diukur dari lantai
yang sudah jadi (diukur dengan menggunakan tiang ukuran tinggi lantai). Sisi
dari lubang pondasi dapat dipotong tegak lurus maupun miring, dan bagian
bawahnya rata.

Jika lahan miring, maka galian pondasi dibuat mengikuti kontur/bertingkat


dengan masi ng- masi ng lubang pondasi ho ri zont al dan sej aj ar.

3. PENGGALIAN PONDASI 15

Fill

Cut

Ilustrasi 3.1 Jika lahan miring, maka galian pondasi


dibuat mengikuti kontur/bertingkat dengan
menggunakan teknik cut and fill.
Gunakan water pass untuk mendapatkan lubang yang
horizontal yang rata. Jika kemiringan lahan besar, maka
bangunan harus dibagi menjadi 2 bagian dengan
ketinggian lantai yang berbeda, untuk menjaga agar
pondasi letaknya tidak terlalu tinggi. Tinggi permukaan
pondasi yang muncul diatas tanah tidak melebihi 120
cm dari permukaan tanah.

Gali pondasi sampai permukaan tanah keras. Pondasi


harus sel alu dibuat diatas permukaan tanah keras.
Pembuatan pondasi pada tanah yang lunak sering
menyebabk an pondasi tidak berfungsi baik dan
mengak ibatkan runtuhnya di nding atau kolom.

Dasar dari galian harus dijaga kebersihannya, bebas dari


Bowplank
reruntuhan sisa-sisa bahan bangunan. Jika terjadi hujan
sebelum pondasi jadi, keringkan dasar pondasi dari sisa-
sis a ai r huj an, dan k otoran- kotoran lai nnya.

Ilustrasi 3.2 Awal penggalian pondasi


Tumpuk sisa-sisa tanah dari penggalian pondasi didalam
garis tapak, yang akan digunakan kemudian untuk
menimbun kembali di sekeliling lubang pondasi dan
dibawah lantai.
16

Daerah yang digali

Ilustrasi 3.3 Potongan galian pondasi Ilustrasi 3.4 Penggalian pondasi menerus
Perhatikan:

. Dasar dari pondasi haruslah berada pada tanah keras.

. Mintalah pendapat dari ahli jika keadaan tanah sangat lunak


atau basah.

Setelah benang pada


bowplank dilepaskan,
penggalian pondasi
dapat dilakukan

Tumpuk tanah galian


untuk digunakan sebagai
tanah urug

17

Ilustrasi 3.5 Proses


penggalian pondasi

Beri anti-rayap
pada permukaan
lubang pondasi
Sebelum melanjutkan pada tahap pembuatan pondasi,
dimana akan diperlukan adukan semen, terdapat
beberapa panduan yang harus diikuti dalam pembuatan
adukan semen yang dapat dilakukan secara manual
(tanpa mesin), yang umumnya digunakan pada
pembangunan gedung sekol ah, atau deng an
menggunakan mesin pengaduk (molen).

Adukan semen akan diperlukan untuk membuat


Ilustrasi 4.1 Dolak
pondasi, dinding, lantai, dan juga plesteran dinding.

Ada beberapa masalah yang berhubungan dengan


mencampur campuran/adukan semen secara manual,
yaitu:
1) Bahan-bahan tidak tercampur secara baik pada
saat kering, sebelum diberi air.
2) Komposi si dan volume bahan adukan yang
digunakan tidak tepat.

Adukan semen untuk pembuatan pondasi, penyusunan Ilustrasi 4.2 Contoh wadah/bak pengangkut dan pengukur
bata atau block adalah 1 bagian semen: 4 bagian pasir. bahan/material bangunan atau dolak. Kapasitas muatan
dolak adalah 1 sak semen

18 4. PEMBUATAN ADUKAN SEMEN


Adukan semen untuk plesteran dinding dapat memakai
perbandingan yang sama yaitu 1 semen: 4 pasir.

Adukan semen trasraam untuk daerah basah memakai


perbanding an mi nim al 1 s em en : 3 pasir.

Adukan untuk menempel keramik pada lantai dan


tegel plint, mempunyai perbandingan 1 semen: 3 pasir.

Bahan-bahan tersebut harus dihitung berdasarkan


Ilustrasi 4.3 Bahan adukan semen yaitu semen dan pasir
volume, dianjurkan dengan meng gunakan wadah
khusus yang cukup besar untuk menampung 1 sak
semen, atau dengan menggunakan k eranjang.
Pengukuran untuk campuran adukan harus tepat.
Pasir yang digunakan harus dibersihkan terlebih
dahulu.Untuk menyusun bata dan plesteran gunakan
pasir yang memiliki butiran halus, sedangkan untuk
menempel keramik gunakan pasir dengan butiran
yang kasar. Jangan menggunakan pasir laut kecuali
t el ah b enar - ben ar di cu ci /d i ber si h k an.

1.5m- 2m
Campur adukan pada wadah yang bersih dan tidak
1.5m- 2m
diatas tanah. Dasar wadah sebaiknya terbuat dari
Ilustrasi 4.4 Tempat pengadukan semen semen atau papan tripleks dan cukup besar untuk
menampung adukan sebanyak yang dapat diaduk
secara manual.

Buat adukan hanya sebanyak yang dapat dilakukan


secara manual dan akan habis dipakai dalam waktu
kurang dari satu jam. Campur adukan pada saat
bahan-bahan berada dalam keadan kering sebelum
dicampur dengan air dan aduk sampai didapat warna
abu-abu yang merata.

Pada saat adukan telah berwarna abu-abu secara


merata, tambahkan air sedikit demi sedikit dan terus
diaduk pada saat yang bersaman, jangan menyisakan

Ilustrasi 4.5 Campur bahan-bahan adukan


adukan untuk ditambahkan air kemudian. Untuk 19
dalam keadaan kering mendapatkan kekuatan maksimal gunakan volume
bahan yang tepat sampai mencapai hasil adukan
yang cukup mudah untuk digunakan. Volume bahan
yang tidak tepat dal am adukan semen akan
mengakibatkan k ekuat an semen berkurang.

Ilustrasi 4.6 Tambahkan air sedikit


demi sedikit secara perlahan dalam
jumlah kecil dan terus diaduk
Pada beberapa daerah telah tersedia mesin pengaduk untuk mencampur
bahan-bahan tersebut yang umumnya disebut mesin molen. Dengan mesin
pengaduk ini adukan yang dihasilkan akan lebih baik kual itasnya.

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan mesin


ini, yang pertama harus dilakukan adalah memasukkan air ke dalam mesin
tersebut, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya pemampatan yang
mengakibatkan kerusakan pada mesin tersebut, setelah itu masukkan semen
sedikit demi sedikit kemudian bahan-bahan berikutnya seperti pasir, kerikil,
dsb. Setelah semua bahan tercampur dalam mesin molen, yang terakhir
dilakukan adalah kembali memasukkan air sedikit demi sedikit sehingga
tercapai kekentalan yang diinginkan. Buat adukan hanya sebanyak yang akan
habis dipakai dalam waktu kurang dari satu jam.

Perlu diingat pada saat penuangan bahan dan pengadukan, tabung pengaduk
beton berada dalam keadaan miring. Jika tabung dalam posisi tegak maka
pengadukan tidak dapat berjalan karena tabung pengaduk beton selalu
berputar dalam keadaan miring.

Semua bahan yang mengandung semen memerlukan waktu tertentu sebelum


mencapai kekuatan maksimumnya (kurang lebih 1 minggu), pada periode
ini adukan semen harus dijaga kelembabannya pada keadaan agak basah
(curing).
20
Masukan material kedalam tabung
pengaduk dalam posisi miring.

Ilustrasi 4.7 Mesin pengaduk (molen)


Perhatikan:

. Gunakan alas/wadah yang bersih pada saat mengaduk


campuran semen.

. Ukur perbandingan bahan-bahan campuran adukan semen


dengan tepat berdasarkan volume.

. Campur bahan-bahan adukan semen dalam keadaan kering


sebelum ditambahkan air.

. Gun akan volume air yang tep at pad a adukan sesuai


keperluan sampai mencapai hasil adukan yang cukup mudah
untuk digunakan dalam pengerjaan.

21
Pada saat pengerjaan lubang galian pondasi telah selesai dilakukan, maka
bagian paling dasar dari lubang pondasi diberi lapisan pasir yang dipadatkan
setebal 10cm, diatasnya diberi lapisan batu besar/kali yang dipadatkan
setebal 20cm. Kemudian pada bagian paling atas diberi lapisan batu kali
dengan adukan semen dan pasir dengan perbandingan 1:4 hingga mencapai
ketinggian pondasi sepenuhnya (lihat ilustrasi 5.1).

Pondasi berbentuk trapesium memiliki lebar 65cm pada bagian dasar,


dan mengecil hingga 35cm pada bagian atasnya. Pondasi memiliki ukuran
ketinggian kurang lebih 80cm dan lebih dalam lagi bila lahannya miring.

Pada bagian teras menggunakan pondasi dengan lebar 65cm pada bagian
dasar, dan mengecil hing ga 35cm pada bagian atasnya membentuk
trapesium. Namun pondasi teras memiliki ketinggian yang berbeda yaitu
60 sampai 70cm, sehingga nanti ketinggian lantai pada teras akan lebih
rendah daripada ruang kelas.

Untuk mempermudah konstruksi, sloof memiliki ukuran dimensi panjang


dan lebar yang sama dengan kolom sehingga tidak perlu menambah
ukuran pondasi di bawah kolom.

22 5. PEMBUATAN PONDASI
Pondasi dibuat dari batu besar/kali yang disusun saling
s ilang, deng an perekat campuran semen dengan
perbandingan 1 semen: 4 pasir (li hat ilustrasi 5.1).

Gunakan pasir yang bersih dan bagus untuk campuran


adukan. Gunakan volume bahan yang tepat pada adukan
sesuai keperluan sampai mencapai hasil adukan yang cukup
mudah untuk digunakan dalam pengerjaan. Campuran
adukan semen yang ti dak tepat volumenya akan
menghasilkan beton yang tidak kuat!

Ketika pengerjaan pondasi telah selesai, tutup bagian atas


Ilustrasi 5.2 Penggalian lubang pondasi dari pondasi dengan adukan semen. Tingginya hingga
mencapai batas pondasi, dan horizontal diukur dengan
menggunakan waterpass.

Diamkan pondasi selama seminggu hingga seluruh


campuran adukan semennya mengeras. Keringkan sisa-
sisa air yang tertinggal di sekitar lubang pondasi. Kemudian
timbunlah sisi-sisi dari pondasi dalam lubang galian dengan
tanah dari sisa galian. Timbun secara bertahap, setiap 15
cm lapisan dipadatkan. Penimbunan harus dilakukan secara
bersamaan pada kedua sisinya (jangan menimbun hanya
pada satu sisi karena akan menyebabkan kerusakan pada 23
pondasi). Pastikan untuk memadatkan setiap 15 cm
Ilustrasi 5.3 Penyusunan batu kali timbunan sebelum mengerjakan lapisan berikutnya. Sisa-
sisa gal ian yang masih ada dapat digunak an untuk
menimbun bagian bawah dari lantai.

Perhatikan:

. Gunakan selalu pasir dan batu besar/kali


yang telah dibersihkan. Hindari penggunaan
pasir laut.

. Atur letak batu kali dalam pondasi sehingga


saling silang seperti pada susunan bata.

Ilustrasi 5.4 Pemberian adukan pada susunan


batu kali pada pondasi
. Dia mka n ponda si selama seminggu sampai adukan
se mennya me nge ra s sebe lu m men imb un kemba li.

. Timbu nlah seca ra berta hap set iap 1 5cm kemu dian
dipadatkan pada kedua sisi pondasi.

Pondasi batu kali

Aanstamping
Pasir Ilustrasi 5.5 Potongan perspektif pondasi
Tanah keras

24

Ilustrasi 5.6 Pemasangan batu kali


pada lubang pondasi
Sebelum melanjutkan pada tahap pembuatan sloof, dimana
akan diperlukan adukan beton, terdapat beberapa panduan
yang harus diikuti dalam pembuatan adukan beton yang
dilakukan secara manual (tanpa mesin), yang umumnya
di gunak an pada pembangunan gedung sekolah.

Ada dua macam beton yang akan di gunakan untuk


bangunan gedung sekolah:
1) Beton padat atau beton tanpa penguatan/tulangan
atau disebut juga beton pengisi struktural/rabat
Ilustrasi 6.1Material pasir dan kerikil
beton.
2) Beton dengan penguatan atau beton bertulang,
dengan tulangan besi disebut juga beton struktural.

Ada beberapa masalah yang berhubungan dengan


mencampur campuran/adukan beton secara manual, yaitu:
1) Bahan-bahan tidak tercampur secara baik pada saat
sebelum diberi air.
2) Volume bahan yang tidak tepat pada adukan beton.
3) Adukan beton tidak terpadatkan secara merata ketika
Ilustrasi 6.2 Material pasir halus dan kasar
dituang ke dalam kerangka cetakannya karena tidak
tersedianya mesin getar (vibrator).

6. PEMBUATAN ADUKAN BETON 25


Ada beberapa cara yang digunakan dalam desain untuk
mengatasi masalah ini:
1) Penyesuaian komposisi bahan pada adukan beton
sehingga kekuatannya bertambah.
2) Ukuran dari kol om dan balok diperbesar, untuk
mendapatkan kekuatan yang memadai untuk
konstruksi.

Campuran adukan untuk beton padat tanpa tulangan


memiliki perbandingan 1 bagian semen, 3 bagian pasir,
dan 5 bagian kerikil.
Ilustrasi 6.3 Penyimpanan semen dengan diberi alas
Campuran adukan untuk beton bertulang memil iki
perbandingan 1 bagian semen, 2 bagian pasir, dan 3 bagian
Bahan-bahan tersebut harus dihitung berdasarkan volume, dianjurkan
dengan menggunakan wadah khusus yang cukup besar untuk menampung
1 sak semen. Bila menggunakan kereta dorong (wheelbarrow) untuk mengukur
volume, kosongkan kereta dorong masukkan satu sak semen kedalamnya
kemudian tandai batasnya. Gunakan tanda ini untuk kemudian mengukur
volume bahan.

Semen harus baru berupa semen Portland, tidak menggumpal atau keras.
Semen yang menggumpal atau mengeras tidak dapat digunakan. Semen
pada saat penyimpanan sebaiknya tidak ditaruh langsung diatas permukaan
tanah, tutupi semen agar terhindar dari lembab.

Pasir yang digunakan untuk adukan beton harus bersih, memiliki butiran
yang kasar (bukan pasir halus). Hindari peng gunaan pasir laut.

Kerikil yang digunakan merupakan batuan yang dipecah atau dari kerikil
(split) yang berasal dari sungai. Semua kerikil (split) harus bersih dan memiliki
diameter rata-rata 20mm dan maksimum 25mm atau umumnya di pasaran
sering disebut split 1/2 atau 2/ 3.

Untuk pembuatan adukan secara manual, campur adukan beton pada wadah
yang bersih dan tidak diatas tanah. Dasar wadah sebaiknya terbuat dari
semen atau papan tripleks dan cukup besar untuk menampung adukan
26 sebanyak yang dapat diaduk secara manual.

Ilustrasi 6.4 Membuat adukan beton pada suatu wadah.


Campur minimal sampai tiga kali sehingga bahan-
bahan tercampur merata.
Buat adukan beton hanya sebanyak yang dapat dilakukan secara manual
dan akan habis dipakai dalam waktu kurang dari satu jam. Campur bahan-
bahan adukan beton dalam keadan kering sebelum dicampur dengan air
dan aduk sampai didapat warna abu-abu yang merata.

Setelah warna adukan beton sudah mulai merata abu-abu, tambahkan air
sedikit demi sedikit dan terus diaduk pada saat yang bersaman, jangan
menyisakan adukan untuk ditambahkan air kemudian. Dan kembali campuran
beton tersebut harus diaduk setidaknya 3 kali sebelum digunakan. Untuk
mendapatkan kekuatan maksimal gunakan volume bahan yang tepat sampai
mencapai hasil adukan yang cukup mudah untuk digunakan. Volume bahan
yang tidak tepat dalam adukan beton akan mengakibatkan kekuatan beton
berkurang.

Bila terdapat mesin pengaduk (molen) maka dianjurkan untuk menggunakan


mesin ini karena adukan yang dihasilkan akan lebih baik kualitasnya.

Tabung aduk

Roda pembalik tabung Motor

27

Kunci roda pembalik

Kerangka

Batang tarik mesin Roda mesin aduk

Ilustrasi 6.5 Mesin pencampur adukan (molen)


Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan mesin
ini, yang pertama harus dilakukan adalah memasukkan air ke dalam mesin
tersebut, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya pemampatan yang
mengakibatkan kerusakan pada mesin tersebut, setelah itu masukkan semen
sedikit demi sedikit kemudian bahan-bahan berikutnya seperti pasir, kerikil,
dsb. Setelah semua bahan tercampur dalam mesin molen, yang terakhir
dilakukan adalah kembali memasukkan air sedikit demi sedikit sehingga
tercapai kekentalan yang diinginkan.

Perlu diingat pada saat penuangan bahan dan pengadukan, tabung pengaduk
beton berada dalam keadaan miring. Jika tabung dalam posisi tegak maka
pengadukan tidak dapat berjalan karena tabung pengaduk beton selalu
berputar dalam keadaan miring.

Pada saat adukan beton dituang pada cetakkannya, tusuk-tusuklah beton


dengan menggunakan batang baja tulangan atau alat lain yang menyerupai
untuk memampatkan dan memastikan tidak ada gelembung-gelembung
udara yang tertinggal dalam adukan yang akan mengurangi kekuatan beton.

Adukan beton makin lama akan mengeras dan harus dijaga kelembabannya
dalam keadaan agak basah (damp) selama mungkin. Biarkan cetakan rangka
paling tidak selama 21 hari untuk menjaga kelembapannya. Tutupi bagian-
bagian dari cetakan tersebut yang terbuka seperti pada bagian atas kolom
28 dengan kantong semen,dsb. Dan tetaplah jaga kelembapannya karena beton
yang terlalu cepat kering bukanlah beton yang baik!

Ilustrasi 6.6 Jaga kelembaban beton dengan


menggunakan karung goni basah. Beton yang
cepat kering bukan beton yang kuat!
Perhatikan:

. Gu nakan semen yang baru dan tidak me nggu mpa l.

. Gunakan pasir yang bersih dan memiliki butiran kasar, serta


kerikil yang telah dibersihkan.

. Gunakan alas/wadah yang bersih pada saat mengaduk


campuran beton.

. Ukur perbandingan bahan-bahan campuran adukan beton


dengan tepat.

. Pastikan bahan-bahan adukan telah tercampur dengan baik


pada saat masih dalam keadaan kering maupun pada saat
basah.

. Gun akan volume air yang tepat pada adukan beton.

. Jagalah kelembaban adukan beton pada cetakannya dalam


keadaan agak basah, dan biarkan paling tidak selama 21
hari.

29
S ebelum memasuki tahap pembuatan sloof, dimana Bekisting
diperlukan beton bertulang terdapat beberapa panduan Beton decking (tahu beton)
mengenai tipe dan ukuran dari tulangan besi yang akan Cincin (ring) 6mm
Tulangan besi 12mm
digunakan pada bangunan.

Terdapat berbagai macam ukuran dan tipe tulangan


besi yang tersedia di pasaran yaitu diameter 6, 8, 10,
dan 12mm. Untuk tulangan induk pada gedung sekolah
15 cm 20 cm
umumnya digunakan ukuran diameter 12mm, dan 6mm
untuk besi pembagi (ring/ikatan/sengkang). Pastikan
besi tulangan tersebut mempunyai panjang 12mm dan
bentuk potongannya bundar sempurna serta memiliki
kualitas besi yang baik. P o t on ga n dar i
15 cm t ul angan ha rus
bundar sempurna.
Pada kasus-kasus tertentu dimana tulangan besi yang
20 cm
dikirim ke lapangan memiliki diameter yang kurang Ilustrasi 7.1 Susunan tulangan besi didalam bekisting
dari 12mm (d<12mm), panjangnya kurang dari 12m,
bentuk potongan besinya tidak bundar atau kualitas
besinya kurang baik, jika besi tulangan jenis ini yang
di kiri mkan maka tulangan ini harus dit olak.
Bentuk tulangan yang baik Bentuk tulangan yang
tidak baik
Ilustrasi 7.2

30 7. PEMILIHAN dan PENGGUNAAN TULANGAN

Semua kolom dan balok yang dibuat memiliki ukuran


20x20cm sebagai standar dengan 4 buah tulangan besi
(diameter 12mm) didalamnya, dan jarak antar tulangan
besi ini adalah 15cm membentuk rangka segiempat
sama sisi. Kemudian plesteran akan menutupinya setebal
25mm pada masing-masing sisi luarnya, sehingga ukuran
kolom dan balok beton tersebut setelah selesai adalah
adal ah 20 x20cm (l ihat il ustrasi 7. 1 dan 7. 3).

Pada setiap jarak 15cm pada tulangan kolom diberi besi Ilustrasi 7.3 Tulangan kolom dengan besi ukuran
12mm dan 6mm
pembagi (ikatan/ring/sengkang) yang terbuat dari
tulangan besi diameter 6mm berbentuk segi empat sama
sisi dengan dimensi 15x15cm (lihat ilustrasi 7.3 dan
Jika batangan besi sebagai tulangan harus disambung maka besi
tersebut harus bersisian tumpang tindih (overlap) sekurang-
kurangnya 40cm. Tekuk ujung-ujung batang tulangan besi untuk
memperkuat sambungan dan juga untuk mengikat tulangan
pada beton.
Ikatan kawat

Untuk mendapatkan jarak beton 25mm dari rangka tulangan


kolom/balok pada sisi-sisi luarnya maka perlu digunakan tahu
beton (spacers/beton decking). Buatlah cetakan spacers dengan
40cm
menggunakan adukan semen dan pasir dengan perbandingan
1 semen :3 pasir dengan ketinggian 25mm, potong-potong
dengan ukuran 30x30mm atau 40x40mm kemudian tusukkan
2 buah kawat pada masing-masing potongan (lihat ilustrasi).

Tahu beton ini kemudian dapat diikatkan pada sisi luar rangka
tulangan besi dalam cetakannya (papan bekisting) dan akan
Ilustrasi 7.4 Sambungan pada
tulangan besi menahan jarak antara tulangan dengan papan bekisting untuk
kemudian dituang dengan adukan beton (lihat ilustrasi7.5 dan
7.6).
Kawat untuk mengikat
pada tulangan

15 cm

25mm 31
15 cm
30mm 30mm

Tulangan
induk 12mm

Tahu
beton/Spacers/beton
decking

Tulangan
pembagi 6mm
Cetakan Tahu
beton/Spacers/beton
decking Ikatan kawat
Ilustrasi 7.6
Ilustrasi 7.5 Tulangan
induk 12mm
Perhatikan:

. Gunakan batang besi tulangan yang tepat ukura nnya


(panjang dan diameter), bentuk potongannya bundar, serta
kualitas besi yang baik.

. Buatlah tulangan pembagi (ikatan/ring/sengkang) pada


tulangan induk minimal setiap 15cm dengan besi berdiameter
6mm.

. Pada saat tulangan perlu disambung, pastikan tulangan


saling bersisian tumpang tindih (overlap) dengan jarak
minimal 40cm.

. Tekuk ujung-ujung batang dari tulangan untuk memperkuat


ikatan antara tulangan dengan beton.

. Pastikan terdapat jarak 25mm antara tulangan dengan sisi-


sisi luar permukaan beton pada semua kolom dan balok,
gu n ak a n ta h u b et on ( sp ac e rs/ be t on d e ck in g) .

32
Diamkan pondasi batu kali selama kurang lebih 1 minggu
sebelum membuat sloof yang akan dicetak diatasnya.

Sloof dibuat dari adukan beton dengan perbandingan 1


semen; 2 pasir; 3 kerikil diperkuat dengan 4 buah tulangan
besi diameter 12mm dengan ukuran sloof 20x20cm
sepanjang pondasi bangunan.

Periksa bagian atas dari semua bagian pondasi dan pastikan


Ilustrasi 8.1 Rangka tulangan sloof diatas mempunyai ketinggian yang sama, kemudian buat cetakan
pondasi
sloof sementara (bekisting) yang terbuat dari papan kayu
dengan ukuran dalam cetakan 20cmx20cm. Pastikan bahwa
cetakan tersebut tegak lurus dan telah disambung dan
diperkuat dengan baik sehingga pada saat penuangan adukan
tidak bergeser. Cetakan (bekisting) sloof dibuat pada bagian
tengah sisi atas pondasi (lihat ilustrasi 8.9 dan 8.10).

Pada saat pembuatan cetakan (bekisting) telah selesai,


tulangan dapat ditaruh pada posisinya. Rangka tulangan
Ilustrasi 8.2 Adukan beton yang telah dituang terdiri dari 4 batangan besi dengan diameter 12mm dengan
ke cetakan sloof
jarak antar tulangan besi ini adalah 15cm membentuk

8. PEMBUATAN SLOOF 33
segiempat sama sisi, serta diikat setiap 15cm dengan batangan
Starter bars besi pembagi diameter 6mm berbentuk segiempat dengan
ukuran 15x15cm. Gunakan tahu beton (spacers) decking
untuk menjaga jarak antara tulangan dengan cetakan
(bekisting) sejauh 25mm di setiap sisinya.

Sebelum menuang adukan beton untuk sloof, buatlah dulu


stek (starter bars; 4 batangan besi yang mengarah ke atas
sebagai tulangan awal kolom) untuk pembuatan kolom
Ilustrasi 8.3 Starter bars yang mencuat
beton. Stek (starter bars) memiliki ukuran rangka yang sama
dari dalam cetakan sloof dengan sloof 15x15cm(diameter 10mm) dan keluar sejauh
minimal 50cm dari bagian atas sloof, yang diikat pada
bagian horizontal terbawah dari tulangan sloof kemudian
ditekuk 90‟ ke atas. Bagian horizontal yang ditekuk diikat
bersisian tumpang tindih (overlaping) dengan tulangan
sloof dengan jarak minimal 40cm (lihat ilustrasi). Batang
besi tulangan pembagi (ring) pada stek (starter bars) dan
sloof mempunyai diameter yang sama yaitu 6mm dan
di ikat setiap 15 cm (lihat i lustrasi 8 .3 dan 8. 8).

Ji ka meng gunakan kol om kayu sebagai kol om


teras/beranda, sebelum menuang adukan beton pada
bagian sloof dari teras depan, maka diperlukan batang
pipa baja penguat yang ditanam sampai ke dalam sloof.
Pipa besi ini akan berfungsi sebagai penguat kolom kayu
beranda yang akan menyangga kuda-kuda atap. Pipa ini
Ilustrasi 8.4 Gambar potongan letak pipa baja
dapat dibuat dari pipa baja dengan diameter 50mm atau pada bekisting sloof untuk kolom teras dari kayu
batang baja RHS dengan ukuran 50x50mm. Penguat ini
mempunyai panjang 60cm dengan ditaruh plat baja atau
dua batang tulangan yang kemudian dilas (lihat ilustrasi
8.4 dan 8.5). Penguat ini harus dibuat sebelum cetakan
(bekisting) sloof dituang adukan beton.

Ilustrasi 8.5 Gambar perspektif letak pipa baja


34 pada bekisting sloof untuk kolom teras dari kayu

Ilustrasi 8.6 Sloof yang telah dibuka cetakannya


Jika menggunakan kolom beton bertulang untuk
kolom teras/beranda, buat dahulu stek (starter bars;
batangan besi yang mengarah ke atas sebagai
tulangan awal kolom) seperti pada kolom biasa
sebelum menuang adukan beton untuk sloof, dengan
ukuran tulangan yang sama (tulangan terdiri dari 4
batangan besi diameter 12mm dengan jarak antar
tulangan besi ini adalah 15cm membentuk segiempat
samasisi, serta diikat setiap 15cm dengan batangan
besi pembagi diameter 6mm berbentuk segiempat
dengan ukuran 15x15cm) dan keluar sejauh minimal
50cm diukur dari bagian atas sloof.
Ilustrasi 8.7 Gambar potongan letak starter
bars/stek pada bekisting sloof untuk kolom Tulangan ini diikat pada bagian horizontal terbawah
teras beton
dari tulangan sloof kemudian ditekuk 90 ke atas.
Bagian horizontal tulangan kolom teras yang ditekuk
diikat bersisian tumpang tindih (overlaping) dengan
tulangan sloof dengan jarak minimal 40cm(lihat
ilustrasi 8.8).

Starter bars
Perhatikan:

. Periksa ketinggian permukaan atas


pondasi apakah sudah sejajar pada 35
semua bagian bangunan.

40cm
. Pastikan papan cetakan (bekisting)
sloof telah diikat dan disambung
dengan baik sebelum adukan beton
dituang.

. Atur posisi stek (starter bars) pada


kolom serta pipa baja penguat untuk
Ilustrasi 8.8Gambar perspektif letak starter
bars/stek pada bekisting sloof untuk kolom teras supaya tegak lurus sebelum
teras beton
a d u ka n b e t on sloo f di t u an g.
Ilustrasi 8.9 Bekisting pada sloof

Ilustrasi 8.10

36

Ilustrasi 8.11 Proses pengerjaan sloof


C atatan: rangka penahan sementara (scaffolding) pada
sekeliling bangunan akan diperlukan sejak tahap ini ke
depan, agar tahap-tahap pekerjaan pendirian bangunan
dapat dilakukan.

Setelah adukan beton untuk sloof telah dituang, biarkan


selama minimal 7 hari. Setelah itu tulangan dan papan
40cm cetakan (bekisting) untuk kolom dapat dikerjakan. Semua
kolom harus menggunakan cetakan (bekisting) dari papan
kayu dan dikerjakan sebelum pengerjaan penyusunan
bata (block) untuk dinding. Dengan kata lain kolom harus
selesai dikerjakan sebelum pengerjaan dinding bangunan.

Kolom dibuat dari adukan beton dengan perbandingan


1 bagian semen; 2 bagian pasir; 3 bagian kerikil. Yang
diperkuat dengan rangka tulangan terdiri dari 4 batangan
besi dengan diameter 12mm dengan jarak antar tulangan
besi ini adalah 15cm membentuk segiempat samasisi,
serta diikat setiap 15cm dengan batangan besi pembagi
Ilustrasi 9.1 Starter bars/stek
tulangan awal kolom beton pada sloof diameter 6mm yang berbentuk segi empat dengan ukuran
15x15cm. Dimensi kolom keseluruhan beserta plesteran
adalah 20x20cm.

9. PEMBUATAN KOLOM BETON 37

Ilustrasi 9.2 Kolom beton pada teras


Buatlah rangka kolom dengan membuat sambungan
pada tulangan-tulangan kolom yang muncul dari sloof
dengan jarak rangka tulangan yang sama yaitu 15cm
membentuk segi empat samasisi dengan besi pembagi
Rangka kolom
diameter 6mm setiap 15cm. Pada tulangan kolom yang Besi pembagi
Starter bars
bersambungan tersebut harus saling bersisian (overlap)
sejauh mi nimal 40 cm dan pada uj ung-ujungnya 15cm Starter bars
dibengkokkan untuk memperkuat sambungan dan ikatan
dengan beton (lihat ilustrasi 9.3). Hal ini berlaku untuk 40cm

semua kolom beton bertulang yang ada pada bangunan.

Rangka tulangan untuk bagian depan dan belakang


bangunan dibuat keatas sejauh ketinggian kolom yaitu
3.05 m diukur dari bagian atas sloof. Untuk kolom
ditengah bangunan dan dinding akhir (endwalls) memiliki
ketinggian yang berbeda yaitu 4.15 m. Gunakan tahu
beton (seperti pada pembuatan sloof) sebelum menuang Ilustrasi 9.3 Gambar rangka kolom teras beton
adukan beton ke cetakan (bekisting) kolom untuk
memastikan ukuran kolom yang tepat (tertutup beton
25 mm dari rangk a kolom pada si si -s isi nya).

Semua kolom memiliki 4 buah batang tulangan yang


disisakan (stek/starter bars) lebih panjang sekurang-
38 kurangnya 70cm pada bagian atas kolom (disisakan
70cm, memiliki tinggi 3.75m diukur dari atas sloof).
Batang lebih ini nanti berguna untuk menyambung
tulangan pada pembuatan kolom diatas ring balk, serta
untuk menahan konstruksi kuda-kuda atap pada kolom
bagian depan dan belakang bangunan.

Baut 12mm
Baut untuk mendukung kantilever atap (kanopi) pada
bagian belakang bangunan juga dipasang pada tahap
ini. Ikat dengan kawat baut ukuran diameter 12mm
dengan panjang 25cm pada tulangan kolom dan biarkan
12.5cm bagian dari baut keluar dari kolom (lihat ilustrasi
9.4). Baut dipasang pada ketinggian 2.15m diatas sloof. Ilustrasi 9.4 Potongan kolom dengan
baut pendukung kantile ver atap
Baut kedua akan dipasang pada balok beton (ring
balk/lintel).
Setelah pengerjaan tulangan pada kolom selesai
maka pemasangan cetakan/bekisting kolom yang
t erbuat dari papan dapat di lak sanak an.
cetakan (bekisting)
kolom
Pastikan bagian dalam cetakan (bekisting) berukuran
2 0x20cm dengan ket inggian tepat dibawah
penguat(stood)
ketinggian balok beton/ring balk (2.65m dari sloof).
50 cm
Periksa garis vertikal kolom dengan bandul atau
waterpass untuk memastikan kolom tegak lurus,
kemudian ikat sekeliling cetakan (bekisting) tersebut
dengan kawat dan kuatkan (gunakan paku bila
perlu). Pastikan kedudukan bekisting telah kuat dan
tidak bergeser pada saat semen dituang, gunakan
penguat (stood) yang terbuat daeri sisa papan bekisting
setiap kurang lebih 40-50cm.

Setelah cetakan (bekisting) selesai dikerjakan, pasang


Ilustrasi 9.5 Bekisting/cetakan kolom beton batang ikat tembok (tie bars/wall tie) pada kerangka
kolom. Batang ikat tembok ini berfungsi untuk
penguat/stood mengikat bata/block dinding pada kolom nantinya.
Batang ikat tembok ini berupa besi tulangan diameter
papan bekisting
10mm sepanjang 80cm yang dibor kedalam cetakan
tahu beton/spacers
tulangan
(bekisting) kolom dengan ketinggian maksimal 40cm
dari sloof atau disesuaikan dengan ketinggian 39
bata/block yang digunakan. Masukkan batang
kedalam bekisting hingga pada bagian luar tersisa
Ilustrasi 9.6 Potongan bekisting kolom beton
masing-masing 30cm pada kedua sisinya (lihat
ilustrasi 9.7).

Batang ikat tembok (tie bars/wall tie)

Kolom Kolom

Ilustrasi 9.7
Adukan beton untuk kolom sekarang dapat dituang kedalam cetakan
(bekisting). Tuang adukan dengan hati-hati dan sekaligus dalam 1 kali
pengerjaan untuk setiap kolom, tusuk-tusuklah adukan beton dengan
menggunakan batang baja tulangan 12mm atau alat lain yang menyerupai
untuk memampatkan dan memastikan tidak ada gelembung-gelembung
udara yang tertinggal dalam adukan yang akan mengurangi kekuatan beton.
Ketuk-ketuklah juga secara perlahan bagian luar cetakan (bekisting) kolom
pada saat adukan dituang, supaya adukan semen merata memenuhi seluruh
cetakan (bekisting) kolom (lihat ilustrasi 9.8 dan 9.9).
Ilustrasi 9.8 Tusuk-tusuklah beton untuk
memampatkan dan memastikan tidak
Biarkan kolom dan bekistingnya sekurang-kurangnya selama 7 hari sebelum ada gelembung udara yang tertinggal
memulai pengerjaan balok beton (ring balk) agar proses pengerasan beton
sempurna.

Perhatikan:

. Dirikan penahan sementara (scaffolding) pada sekeliling


bangunan.

. Pada saat tulangan perlu disambung, pastikan tulangan


saling bersisian (overlap) dengan jarak minimal 40cm.

. Sisakan empat batang tulangan sepanjang 30cm pada tiap


ujung kolom untuk memasang rangka kolom dan kaki
40 kuda-kuda atap.

. Pastikan cetakan kolom telah terpasang dan terikat dengan Ilustrasi 9.9 bekisting kolom diketuk

baik serta telah sejajar vertikal sebelum menuang adukan


beton.

Ilustrasi 9.10 Kolom beton


. Pastikan pemasangan batang ikat tembok pada tulangan
kolom sebelum menuang adukan beton pada cetakan kolom.

. Pastikan pemasangan baut pendukung kantilever atap pada


tulangan kolom sebelum menuang adukan beton pada
cetakan kolom.

. Pastikan untuk menusuk dan mengetuk adukan beton saat


dituang ke dalam cetakan untuk memastikan adukan semen
merata memenuhi seluruh cetakan kolom atau jika tersedia
dapat menggunakan mesin vibrator.

41

Ilustrasi 9.11Proses pengerjaan


kolom beton
Setelah kolom dan cetakannya dibiarkan mengeras dan mencapai kekuatan
optimal selama satu minggu, maka cetakan kolom dapat dilepas kemudian
cetak an rangka untuk bal ok beton (ri ng balk) dapat di buat.

Balok beton (ring balk) dibuat dari adukan beton dengan perbandingan
1 semen: 2 pasir: 3 kerikil diperkuat dengan 4 buah tulangan diameter
12mm. Dimensi ukuran balok beton
adalah 20x20cm.

Buatlah cetakan (bekisting) balok beton


dari lembaran papan dengan dimensi
ukuran dalam cetakan haruslah 20x20cm.
Buat semua cetakan untuk balok beton
dari ujung atas kolom satu ke kolom yang
lain pada sekeliling bangunan.

Cetakan balok beton ini harus ditopang


Ilustrasi 10.1 Tiang penahan sementara
oleh tiang penahan sementara dibawahnya
minimal setiap jarak 60cm, yang bertujuan pada saat adukan beton dituang
kedalam cetakan balok beton, cetakan ini tidak melendut ke bawah. Tiang
penahan sementara ini bertumpu pada sloof (lihat ilustrasi 10.1 dan 10.2).

42 10. PEMBUATAN BALOK BETON

Balok beton

Tiang penahan sementara


Buat tulangan untuk balok beton (ring balk) dari 4 buah besi tulangan diameter
12mm dengan jarak antar tulangan 15cm membentuk segi empat samasisi
kemudian diperkuat besi pembagi/ikatan setiap 15cm dengan batangan besi
diameter 6mm yang dibentuk segi empat. Jika terdapat sambungan pada tulangan
balok beton ini maka pada sambungan tersebut harus saling bersisian (overlap)
sejauh minimal 40 cm dan pada ujung-ujungnya dibengkokkan untuk memperkuat
sambungan dan ikatan dengan beton (lihat ilustrasi 10.3). Hal ini berlaku untuk
semua balok beton bertulang yang ada pada bangunan.
Panjang tulangan balok beton mengikuti jarak kolom-
kolom yang ada.

Pada pertemuan balok beton yang membentuk sudut,


Ilustrasi 10.3 Besi tulangan yang
bersisian pada sudut saling overlap pada besi tulangan yang dibengkokan pastikan tulangan
tersebut saling bersisian(overlap) dengan tulangan pada
sisi sudut sebelahnya sejauh 40cm (lihat ilustrasi 10.3).

Sambung tulangan balok beton (ring balk) dengan 4 buah


tulangan kolom yang menonjol dari kolom yang telah
jadi dengan cara diikat dengan kawat. Pasang tahu beton
(spacers) pada tulangan balok beton untuk memastikan
ketebalan beton 25mm dari tulangan besi. Jika akan memasang rangka
pintu/jendela setelah dinding selesai maka pasang pula potongan kayu yang
bentuknya menyerupai tahu beton pada bagian bawah balok beton tersebut
. 43
Baut kedua untuk mendukung kantilever atap
(kanopi) pada bagian belakang bangunan juga
dipasang pada tahap ini. Ikat dengan kawat baut
Baut 12mm
ukuran diameter 12mm dengan panjang 25cm pada
tulangan balok beton (ring balk) tepat diatas baut
pertama yang terdapat pada kolom dibawahnya
dan biarkan 12.5cm bagian dari baut keluar dari
balok beton (lihat ilustrasi 10.4).
Ilustrasi 10.4 Baut pendukung
kantilever pada balok beton
Pastikan cetakan balok beton (ring balk) telah lurus dan horizontal dengan
benar, dipasang dan diikat dengan baik sehingga pada saat adukan beton
dituang, cetakan ini tidak bergerak. Seluruh cetakan untuk balok beton pada
sekeliling bangunan harus sudah selesai sebelum proses penuangan adukan
beton, sehingga penuangan adukan beton pada semua balok beton dapat
dilakukan secara bersamaan.
Adukan beton untuk balok
beton (ring balk) dapat dituang
sekarang. Mampatkan dan Balok beton/ring balk

pastikan tidak ada gelembung-


ge le mbung udara y ang Sambungan balok
tertinggal dalam adukan yang Kolom Kolom
akan mengurangi kekuatan
beton. Ketuk-ketuklah juga
secara perlahan bagian luar
cetakan/bekisting balok beton
pada saat adukan dituang, Ilustrasi 10.5
supaya adukan semen merata
memenuhi seluruh cetakan/bekisting balok beton.

Jika memungkinkan tuang adukan beton pada semua cetakan balok beton
(ring balk) secara bersamaan. Jika tidak memungkinkan tuang adukan hanya
sampai posisi 1/3 dari panjang balok beton. Pada saat akan disambung
kembali potong ujung balok beton dengan sudut kemiringan 45º, pastikan
kelembaban balok tersebut masih dalam keadaan basah (percikan air)
kemudian adukan beton untuk menyambung balok tersebut dapat dituang
(lihat ilustrasi 10.5).

44 Cetakan (bekisting) balok beton (ring balk) dapat dibuka setelah 1 minggu
namun bagian bawah cetakan serta tiang penahan (scaffolding) sementara
harus tetap dipasang selama 3 minggu setelah aduakn beton dituang.

Perhatikan:

. Pastikan ceta ka n (bekisting) dan penaha n sementa ra


(scaffolding) untuk balok beton (ring balk) telah dibuat dan
terpasang dengan baik dan tidak bergeser.

. Pastikan cetakan sementara tersebut telah horizontal dan


lurus sebelum menuang adukan.

. Pastikan memasang baut pendukung atap kantilever sebelum


menuang adukan beton.
. Pastikan cetakan kolom telah terpasang dan terikat dengan
baik serta telah sejajar vertikal sebelum menuang adukan
beton.

. Pastikan pemasangan baut pendukung kantilever atap pada


tulangan balok beton (ring balk) sebelum menuang adukan
beton pada cetakan balok.

. Pastikan meratakan dan mengetuk adukan beton sa at


dituang ke dalam cetakan untuk memastikan adukan semen
merata memenuhi seluruh cetakan balok beton (ring balk).

. Jika memungkinkan tuang adukan beton pada semua


cetakan balok beton (ring balk) secara bersamaan, jika tidak
ikuti petunjuk seperti diatas.

. Biarkan bagian bawah cetaka n balok beton da n tiang


penahan sementara selama minimal 3minggu sebelum
dilepaskan.

45
Setelah adukan balok beton (ring balk) telah dibiarkan
selama 1 minggu, maka cetakan balok dapat dilepas 4 batang stek/starter
bars
( kecual i untuk bagian bawah dan penahan
sementaranya/scaffolding) maka cetakan untuk kolom
diatas balok bet on (ri ng balk) dapat di buat.

Kolom ini terdiri dari kolom pendek dengan tinggi


20cm sepanjang bagian depan dan belakang bangunan
serta dua buah kolom setinggi 130cm pada bagian
Ilustrasi 11.1 Kolom
tengah kiri-kanan bangunan. Buat tulangan pada diatas balok beton setinggi
kolom ini dengan menyambung pada 4 tulangan yang 130cm

menonjol pada kolom sebelumnya

Semua kolom menyisakan 4 buah batang tulangan


(stek/star ter bars) yang lebih panjang sekurang-
kurangnya 30cm pada bagian atas kolom. Batang lebih
ini nanti berguna untuk memasang dan menahan
konstruksi kuda-kuda atap.

Dianjurkan untuk memasang angkur yang akan


mengikat kuda-kuda atap pada ujung atas kolom diatas

46 11. PEMBUATAN KOLOM DIATAS BALOK BETON


balok beton ini. Pemasangan angkur untuk mengikat
konstruksi kuda-kuda pada bagian atas kolom dapat
dilakukan dengan menggunakan baut ukuran diameter 4 batang stek/starter
12mm dengan panjang 25cm yang kemudian diikat bars

pada tulangan kolom. Beri dua tulangan tambahan


(diameter 6mm) pada tulangan pembagi secara diagonal
hingga mendapatkan titik tengah potongan kolom.
Baut angkur kemudian diikat dengan kawat pada titik
tengah potongan kolom tersebut. Perlu diperhatikan
bahwa pengerjaan ini cukup sulit, untuk itu diperlukan
ketelitian dalam memasang baut angkur tersebut
sehingga pada beberapa kasus pemasangan ini tidak Ilustrasi 11.2 Kolom
dilakukan dan kerangka kuda-kuda atap hanya diikat diatas balok beton
setinggi 20cm
deng an stek/starter bars (l ihat il us tr as i 11. 2).
Pastikan bagian dalam cetakan (bekisting) berukuran 20x20cm yang diletakkan
tepat diatas kolom dengan ketinggian seperti dijelaskan diatas (20cm dan
130cm). Periksa garis vertikal kolom dengan bandul atau waterpass untuk
memastikan kolom tegak lurus, kemudian ikat sekeliling cetakan (bekisting)
tersebut dengan kawat dan kuatkan (gunakan paku bila perlu). Pastikan
kedudukan bekisting telah kuat dan tidak bergeser pada saat semen dituang.

Setelah cetakan (bekisting) selesai dikerjakan, pasang batang ikat tembok


(tie bars/wall tie) pada kerangka kolom. Batang ikat tembok ini berfungsi
untuk mengikat bata/blocks dinding pada kolom nantinya. Batang ikat
tembok ini berupa besi tulangan diameter 12mm sepanjang 80cm yang
dibor kedalam cetakan (bekisting) kolom dengan ketinggian maksimal 40cm
dari ujung atas kolom atau disesuaikan dengan ketinggian bata/block yang

47

Ilustrasi 11.3Pembuatan kolom diatas balok beton


digunakan. Masukkan batang ikat tembok kedalam bekisting hingga pada
bagian luar tersisa masing-masing 30cm pada kedua sisinya (lihat ilustrasi
9.7 pada pembuatan kolom).

Adukan beton (perbandingan 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil) untuk kolom


diatas ring balok sekarang dapat dituang kedalam cetakan (bekisting). Tuang
adukan dengan hati-hati dan sekaligus dalam 1 kali pengerjaan untuk setiap
kolom diatas ring balok, tusuk-tusuklah adukan beton dengan menggunakan
batang baja tulangan 12mm atau alat l ain yang menyerupai untuk
memampatkan dan memastikan tidak ada gelembung-gelembung udara
yang tertinggal dalam adukan yang akan mengurangi kekuatan beton. Ketuk-
ketuklah juga secara perlahan bagian luar cetakan (bekisting) kolom pada
saat adukan dituang, supaya adukan semen merata memenuhi seluruh
cetakan (bekisting) kolom (lihat ilustrasi 9.9).

Biarkan beton kolom sekurang-kurangnya selama 7 hari sebelum cetakan


dilepas agar proses pengerasan beton sempurna.

Perhatikan:

. Pastikan cetakan kolom diatas balok beton (ring balk) telah


terpasang dan terikat dengan baik serta telah sejajar vertikal
sebelum menuang adukan beton.
48
. Pastikan pemasangan batang ikat tembok (tie bars/wall
tie) pada tulangan kolom sebelum menuang adukan beton
pada cetakan kolom.

. Pastikan untuk menusuk dan mengetuk adukan beton saat


dituang ke dalam cetakan (bekisting) untuk memastikan
adukan beton merata memenuhi seluruh cetakan kolom.
49

Ilustrasi 11.4 Rangka bangunan (kolom


dan balok) yang telah dilepas dari
bekisting/cetakannya.
Ketika struktur kerangka beton telah selesai dikerjakan, maka bagian atap
dapat dikerjakan. Setelah pengerjaan atap ini selesai maka akan
memungkinkan pengerjaan penyelesaian bangunan dilakukan dibawah
perlindungan atap, yang sangat membantu penyelesaian (finishing) terutama
pada saat pembangunan dilakukan di musim hujan.

Gunakan selalu kayu yang berkualitas baik untuk rangka kuda-kuda atap.
Gunakan kayu yang telah cukup umur (memiliki kadar air yang rendah).
Kayu yang terlalu muda akan mengalami pengerutan saat mengering dan
dapat menyebabkan kerusakan pada rangka atap dan akan memiliki tampak
yang kurang bagus jika diperlihatkan (exposed).

Sebelum digunakan simpan kayu dalam keadaan tertutup dan tumpuk


dengan hati-hati dan rapi, hindari meletakkan kayu diatas tanah langsung,
gunakan bata/blok dahulu sebagai alas. Pastikan susunan kayu yang
disimpan telah stabil dan sejajar rapi, supaya menghindari kayu dari
lendutan, dsb. Beri penjaga jarak (spacers) diantara susunan kayu sehingga
memungkinkan adanya aliran udara. Jika kayu di pasaran tidak selalu
tersedia, belilah kayu lebih awal sebanyak yang diperlukan pada saat kayu
banyak tersedia di pasaran, kemudian simpanlah kayu tersebut seperti
telah dijelaskan diatas sehingga kebutuhan kayu untuk pelaksanaan
konstruksi selalu tersedia.

50 12. PEMBUATAN RANGKA KUDA-KUDA ATAP

kaso reng
5/7 3/4 kaki kuda-
kuda
gor ding 8/12
6/12
Ukur dan potong kayu yang akan digunakan sebagai rangka kuda-kuda atap.
Gunakan ukuran kayu yang pertama sebagai contoh untuk memotong kayu
berikutnya sehingga potongan kayu untuk rangka atap tersebut memiliki
ukuran yang sama. Ukur dan potong kayu untuk batang
miring yang akan dipasang (8x12cm) pada kerangka atap.
Pasang bagian kerangka kuda-kuda atap tersebut di bawah
sebelum ditaruh pada bagian atas kolom untuk memastikan
bagian kerangka kuda-kuda tersebut telah mempunyai
ukuran yang tepat dan dapat dipasang dengan baik, setelah
itu bongkar kembali dan simpan. Simpan bagian-bagian
kayu kerangka atap tersebut dan taruhlah dalam keadaan
terlindung dan tertutup. Siapkan pula tiang penahan
sementara (scaffolding) untuk pembuatan atap. Penahan
sementara ini dapat terbuat dari bambu, kayu, dsb (pada
beberapa daerah telah terdapat scaffolding yang terbuat dari
pipa besi yang dapat diatur jarak dan ketinggiannya).

Semua bagian kayu untuk pembuatan atap harus diberi


perawatan anti rayap/serangga terlebih dahulu sebelum
Rangka kuda-kuda kayu yang
mngapit balok kuda-kuda dipasang. Penggunaan oli mesin merupakan cara yang
murah dan efektif untuk perawatan kayu.
Ilustrasi 12.2

Dirikan penahan sementara (scaffolding) di dalam ruangan


untuk membantu pemasangan rangka kuda-kuda atap serta langit-langit. 51
Sebelum memasang rangka atap kuda-kuda, bersihkan bagian atas dari
kolom beton dan pastikan ketinggiannya telah sejajar antara satu kolom
dengan yang lain. Pastikan bagian atas antara kolom dipinggir dan tengah
bangunan telah sesuai dengan ukuran rangka atap yang akan dipasang.
Dirikan rangka atap dengan bantuan penahan sementara (scaffolding) yang
bertumpu pada tanah.

Pasang terlebih dahulu kedua batang miring kayu pada bagian kiri-kanan
bangunan dan bentangkan benang (tali kecil) antara batang miring sebelah
kanan dengan batang miring sebelah kiri, benang ini akan menjadi acuan
bagi pemasangan batang miring lainnya yang berada di bagian tengah atap.
Pada beberapa kasus pada bagian batang miring di kiri-kanan bangunan ini
dapat dibuat dari beton bertulang dengan lebih dulu memasang susunan
bata pada bagi an di ndi ng ki ri - k anan bangun an t erseb ut.
Kemudian pasang balok atap di bagian tengah
bangunan yang bertumpu pada kolom, pastikan
balok tersebut telah horizontal (dengan bantuan
waterpass). Setelah balok ditaruh pada kolom, pasang
Begel
bagian-bagian kuda-kuda atap berikutnya, pastikan
letak bagian-bagian tersebut telah dapat dipasang
dengan baik (batang vertikal, dsb). Sesuaikan letak
dan ketinggian (dinaikkan, diturunkan, dsb) dari
rangka atap bagian tengah (batang miring, dsb)
dengan meng gunakan benang yang t elah
Ilustrasi 12.3
dibentangkan sebelumnya sebagai acuan. Sambung bagian-bagian rangka
kayu rangka atap tersebut dengan menggunakan baut baja ukuran M12
(yang dilengkapi dengan cincin/ring karet jika memungkinkan) pada kedua
sisinya (lihat ilustrasi 12.2).

Ikat bagian kuda-kuda atap tersebut pada kolom


dengan cara membengkokkan besi tulangan yang
muncul dari ujung kolom beton (stek/starter bars)
tersebut sehingga membentuk ikatan yang mengikat
balok kayu tersebut pada kolom. Jika telah terpasang
baut angkur maka bagian balok dan kaki kuda-kuda
kayu dibor terlebih dahulu untuk sehingga angkur
dapat menembus bagian kayu rangka kuda-kuda
52 tersebut kemudian dipasang mur.
Ilustrasi 12.4 Konsol beton pada teras

Perhatikan:

. Gunakan kayu yang memiliki kualitas yang baik, dan telah


memilki umur yang cukup (tingkat kekeringan kayu yang
memada i) u nt uk se mu a ba gian d ari ra ngka a ta p.

. Simpan dan letakkan bagian-bagian kayu tersebut dengan


baik dan terlindun gi (ditu tup) sebelum digunaka n.

. Pasang bagian-bagian atap tersebut diatas tanah terlebih


dahulu untuk memastikan bagian-bagian tersebut memiliki
ukuran yang tepat dan dapat dipasang dengan baik, dan
gunakan ukuran kayu yang pertama sebagai acuan untuk
memb ua t ba gi an -b a gia n ran gka k ay u beri kt nya .
. Berikan perawatan anti rayap terlebih dahulu pada semua
b a g ia n k a y u ra n gk a a t a p se b el u m d ip a sa n g.

. Pada saat pemasangan sesuaikan letak dan ketinggian


rangka kayu atap tersebut dengan menggunakan bentangan
benang yang ditarik dari bagian kiri ke kanan atap sebagai
acuan.

. Sambung bagian-bagian atap dengan menggunakan baut


b aja u kura n M12 (de nga n ci nci n/rin g ka ret jik a
memungkinkan).

. Pasang rangka kuda-kuda atap pad a kolom den ga n


menggunakan tulangan besi yang menonjol dari ujung atas
kolom (stek/starter bars) untuk mengikat rangka atap
tersebut. Jika baut angkur telah dipasang, ikat dengan
rangka kuda-kuda atap menggunakan mur.

53
Ada dua jenis kolom teras yang dapat digunakan seperti dijelaskan
pada bagian pembuatan sloof, yaitu kolom teras yang terbuat dari kayu
atau kolom teras beton bertulang. Pemilihan penggunaan jenis kolom papan kayu
10x5cm
teras ini sudah harus ditentukan sebelumnya dan melihat kondisi daerah
klos/spacers
bangunan sekolah yang akan dibangun untuk menentukan jenis mana kayu
yang lebih menguntungkan.

Jika menggunakan kolom teras dari kayu, maka digunakan dua buah
kayu dengan ukuran 10 x 5cm, sepanjang 2.25m. Sebelum dipasang
kedua buah kayu ini disatukan terlebih dahulu dengan spacers kayu (klos)
berukuran 10 x 7.5 x 5cm pada bagian tengahnya. Kemudian kolom pipa besi
kayu ini dipasang pada pipa besi yang telah dibuat sebelumnya yang
muncul dari sloof, dengan menggunakan dua buah baut M12 berdiameter 15cm
175mm yang dilengkapi dengan cincin (ring) karet pada kedua sisinya.
sloof
Kolom kayu untuk teras ini diletakkan pada pipa besi, 15cm diatas sloof
untuk menghindari kelembapan dan rayap yang muncul dari tanah.

Ilustrasi 13.1.
Buat kolom teras pada bagian ujung kiri-kanan terlebih dahulu. Bentangkan Detail pemasangan
benang dari kolom teras ujung kiri ke ujung kanan sebagai acuan bagi pemasangan kolom teras kayu
kolom-kolom teras lainnya agar lurus. Periksa tegak lurus kolom teras dengan
menggunakan water pass dan kuatkan baut pegangannya agar tidak bergeser lagi
pada saat dipasang pada rangka atap.

54 13. PEMBUATAN KOLOM dan ATAP


KANTILEVER TERAS

Ilustrasi 13.2.
Bagian atap kanti lever pada teras merupakan
perpanjangan dari rangka kuda-kuda atap. Rangka kuda-
baut M12 d 175mm
kuda atap dan kolom kayu dari teras disambung dengan
menggunakan baut baja ukuran M12 dengan diameter
175mm yang dilengkapi dengan cincin (ring) karet.
Pastikan letak batang miring dari kuda-kuda atap telah
sejajar kedudukannya dengan kolom teras sebelum
dipasang, untuk itu dapat menggunakan tali/benang
sebagai alat bantu yang dibentangkan dari puncak (nok)
kaki kuda-kuda rangka atap ke kolom teras.
8/12

kolom teras kayu Balok pengikat antar kolom teras terbuat dari kayu
6/12 yang dibaut pada kolom tersebut (lihat ilustrasi
13.4).
Ilustrasi 13.3.
Detail kantilever pada teras
Semua bagian kayu yang di gunakan harus diberi perawatan anti
rayap/serangga terlebih dahulu sebelum dipasang.
Balok pengikat antar kolom
merupakan alternatif baik
untuk memperkokoh
struktur kolom

Kolom

55
Stut
Ilustrasi 13.4.
Balok pengikat antar kolom
teras

Ilustrasi 13.5.
Pembuatan konsol beton pada teras
Penggunaan oli mesin merupakan cara yang murah dan efektif untuk
perawatan kayu.

Jika menggunakan kolom teras dari beton bertulang, buatlah kolom pada
teras seperti pada pembuatan kolom biasa

Kolom dibuat dari adukan beton dengan perbandingan 1 semen : 2 pasir


: 3 bagian kerikil. Yang diperkuat dengan 4 tulangan besi berdiameter 12mm
dan diikat setiap 15cm dengan batangan besi diameter 6mm yang dibentuk
segi empat. Dimensi kolom keseluruhan termasuk spesi adalah 15cmx15cm,
sedangkan dimensi tulangannya 10x10.

Buatlah rangk a kolom teras dengan membuat


sambungan pada tulangan-tulangan kolom yang muncul
dari sloof. Jika terdapat sambungan pada tulangan Besi dibengkokan dan
disusun bersisian sejauh
kolom teras maka pada sambungan tersebut harus 40 cm.
saling bersisian (overlap) sejauh minimal 40 cm dan pada
ujung-ujungnya dibengkokkan untuk memperkuat
sambungan dan ikatan dengan beton (lihat ilustrasi
13.6.).

Buat konsol beton yang menghubungkan kolom


bangunan dengan kolom teras dan balok pengikat antar
56 kolom teras. Konsol beton yang menghubungkan kolom Ilustrasi 13.6.
bangunan dengan teras menggunakan beton bertulang dengan 4 tulangan Sambungan tulangan besi
pada kolom teras dengan
diameter 12cm dan dimensi keseluruhan termasuk spesi 15x15cm. Balok ruang kelas
dibuat miring mengikuti kemiringan garis atap sebesar 30º (lihat ilustrasi
13.7.). Cara pembuatannya sama dengan pembuatan balok beton yaitu
membuat tulangan yang disambung pada tulangan ring balok dan kolom
teras (dengan menggunakan kawat) kemudian dipasang bekisting setelah
itu dituang adukan beton. Cara membuat balok pengikat kolom teras sama
seperti diatas namun tidak dibuat miring.

Atap kantilever pada bagian belakang bangunan merupakan perpanjangan


dari rangka atap utama, yang kemudian ditopang dengan balok penyangga
kantilever. Gunakan kayu berukuran 10 x 5cm dengan panjang 1.2m yang
dibaut ke kolom beton dibawah kuda-kuda atap dengan menggunakan baut
baja ukuran M12 diameter 175mm. Pastikan letaknya telah sejajar antara
kolom dengan batang miring sebelum dipasang (lihat i lustrasi 13.4).
Dua batang kayu ukuran 10 x 5cm sepanjang 1.28m kemudian dibaut ke
bagian bawah kayu yang telah dipasang tadi pada kedua sisinya. Kemudian
dihubungkan dengan rangka atap membentuk sudut 45 0,dibaut dengan
menggunakan 2 buah baut ukuran M12 diameter 175mm yang dilengkapi
cincin (ring) karet pada batang miring rangka atap.

Perhatikan:

. Pastikan letak kolom-kolom teras tersebut tegak lurus vertikal


dan segaris sebelum dibaut.

. Pastikan sambungan rangka kuda-kuda atap tegak lurus


dengan kolom teras sebelum dibaut.

. Semua bagian kayu yang digunakan harus diberi perawatan


anti rayap (serangga) terlebih dahulu sebelum dipasang..

baut M12
kaki kuda-kuda
8/12 57
30’

60cm

45’ lisplang
4/20

dua buah balok


apit 10x5
balok 10x 5
dinding beton

Ilustrasi 13.7
Detail atap kantilever bagian belakang bangunan
Ada tiga jenis penutup atap yang umumnya digunakan di Indonesia,
yaitu:
- Penutup atap (genteng) tanah liat
- Penutup atap lembaran metal berprofil (gelombang)
- Penutup atap lembaran asbes (fibre-cement)

Gunakan penutup atap genteng tanah liat jika memungkinkan, karena


penutup atap jenis ini memiliki umur yang cukup panjang dan mudah
diperbaiki. Walaupun demikian perlu dilakukan pemilihan genteng tanah
liat yang akan digunakan. Hindari genteng tanah liat yang mengalami
proses pembakaran yang terlalu singkat pada saat pembuatannya (genteng
ini biasanya berwarna lebih pucat) karena genteng ini cenderung mudah
retak dan mengaki batk an kebocoran setelah t erk ena huj an.

Bila genteng tanah liat tidak tersedia, alternatif lain yang paling umum
digunakan adalah penutup atap metal bergelombang (seng/zinc aluminium).
Gunakan lembaran atap metal yang paling tebal yang tersedia (3.5mm),
karena lembaran yang tipis akan mudah berkarat dan akan memperpendek
waktu pemakaian.

58 14. PEMASANGAN PENUTUP ATAP

Ilustrasi 14.1.
Alt ernatif l ai n sel ai n penutup atap met al
bergelombang adalah lembaran atap asbes (fibre-
cement). Masalah yang dihadapi menyangkut
penggunaan atap jenis ini adalah mudahnya lembaran
mengalami kerusakan pada saat pengangkutan dan
pemasangan. Jenis ini juga mudah mengalami
keretak an serta pergeseran letak l embaran-
lembarannya seiring dengan waktu pemakaian,
terutama pada saat terjadi perubahan cuaca. Namun
jenis ini harus digunakan sebagai pengganti atap
metal (bila tidak tersedia genteng tanah liat) jika
lokasi bangunan terletak dekat dengan laut, karena
kadar garam udara yang ada pada daerah tersebut
akan mengakibatkan lembaran metal cepat sekali
mengalami karat.

Ilustrasi 14.2. Sebagai catatan tidak dianjurkan untuk menggunakan


Atap sekolah dengan penutup atap lembaran metal talang dan pipa air hujan pada pinggir atap. Hal ini
karena talang air hujan sulit dijaga kebersihannya
dan mudah mengalami
pe ny u mba ta n, y a ng
m engak i batk an mudah
menj adi sarang nyamuk.
Lebih baik menggunakan 59
parit di at as tanah yang
t er l e t a k d i s e k el i l i n g
b angunan untuk
m en g um p u l k a n d a n
menyal urk an air huj an.

Ilustrasi 14.3
Atap sekolah dengan penutup atap lembaran asbes
P roses pemasangan penutup atap lembaran metal (zinc aluminium)
bergelombang dengan lembaran asbes (fibre-cement) hampir sama, oleh
karena itu proses pemasangannya akan dijelaskan secara umum untuk
kedua material tersebut dan jika terdapat perbedaan akan dijelaskan.

Pada saat rangka kuda-kuda atap telah terpasang dengan baik, maka
gording (ukuran 10 x15cm) yang akan menjadi tempat pemasangan
lembaran atap dapat dipasang. Jarak maksimum antar balok gording adalah
80cm. Gording tersebut harus keluar melewati batang miring paling luar
sejauh minimal 60cm, jarak yang sesungguhnya tergantung pada panjang
bangunan dan jumlah lembaran penutup atap yang akan digunakan.

Kayu untuk gording tersebut harus mendapat perawatan anti rayap terlebih
dahulu sebelum dipasang. Penggunaan oli mesin sebagai anti rayap
merupakan cara yang murah dan efektif.

Ukuran standar pada masing-masing lembaran penutup atap dapat


digunakan (pada ilustrasi buku ini menggunakan lembaran dengan panjang
1. 8m). Gunakan l embaran penut up atap yang terpanjang bi la
memungkinkan, hal ini untuk mengurangi adanya sambungan antar
lembaran atap sehingga pemasangan lebih efisien.

60 15. PEMASANGAN PENUTUP ATAP LEMBARAN METAL


atau LEMBARAN ASBES
Perlu diperhatikan jarak tumpang tindih (overlap) antar lembaran atap.
Jarak ini harus cukup untuk menghindari kebocoran. Pada bagian atas-
bawah lembaran atap yang saling tumpang tindih (overlap), jaraknya minimal 9 8 7
20cm. Sedangkan untuk bagian sisi kiri-kanannya yang saling tumpang
tindih (overlap) mempunyai jarak antara 1½ sampai 2 gelombang lembaran
atap, tergantung jenis dan ukuran lembar penutup atap yang digunakan. 6 5 4
Pada lembaran asbes (fibre-cement), lubang-lubang untuk sekrup pemasangan
harus di bor terlebih dahulu, dan ujung-ujung lembaran atap yang
bertumpang-tindih (overlap) dipotong 450 (lihat ilustrasi 15.1.) sehingga
3 2 1
dapat diletakkan dan dipasang dengan baik. Hati-hati pada saat memotong
dan membor lembaran asbes untuk menghindari keretakan serta gunakan
Ilustrasi 15.1.
selalu penutup hidung untuk menghindari debu-debu asbes masuk ke Susunan atap metal atau asbes
disusun dari bawah ke atas, dari
dalam paru-paru.
Pasang gording bagian paling atas dan paling bawah terlebih dahulu dengan
menggunakan klos (spacers) kayu. Kemudian bentangkan benang pembantu
secara diagonal dari ujung kiri atas ke ujung kanan bawah, dan dari ujung
kiri bawah ke ujung kanan atas untuk memeriksa atap telah rata, lurus, dan
sejajar. Benang ini harus bersentuhan pada bagian tengahnya yang berarti
pemasangan telah sejajar, jika belum bersentuhan maka perlu diatur lagi
letak gording paling atas dan bawah tersebut dengan menggunakan klos
kayu hingga letaknya benar. Gording berikutnya kemudian dapat dipasang
dengan mengikuti benang acuan tadi. Semua gording dipasang dengan
menggunakan klos kayu.

Setelah itu tentukan garis batas pi nggir atap bagian miring dengan
menggunakan bantuan benang. Pertama tentukan jarak keluar atap pada
bagian miring rangka atap, setelah didapat jarak tersebut (minimum 5cm)
bentangkan benang dari bagian gording paling bawah ke bagian gording
paling atas pada kedua sisi kiri kanan bagian miring tersebut, benang ini
akan menjadi acuan batas lembaran penutup atap pada bagian miring atap
tersebut.

61

Ilustrasi 15.2.
Struktur kuda-kuda yang
menggunakan alumunium
atau asbes sebagai bahan
penutup atap.
Untuk menentukan garis atap horizontal pada bagian depan dan belakang
bangunan, tentukan terlebih dahulu jarak keluar atap yang dikehendaki
dari atas tanah, kemudian dengan menggunakan bandul dari atas tentukan
titiknya pada atap. Setelah itu bentangkan benang dari batang miring
bagian bawah sebelah kiri ke bagian bawah sebelah kanan. Benang ini
ak an menjadi acuan bagi bat as pemasangan l embaran atap.
lis penutup metal
(seng/aluminium),
sekrup d 2mm p 7cm
Setelah mendapat garis batas atap galvanised steel
gording 6/12 dengan ring karet
flashing
tersebut, potong kayu gordi ng lembaran metal/asbes
maupun batang miring yang melebihi
garis benang tersebut. Pemasangan
lembaran atap sekarang dapat
dil ak uk an. Arah pemas ang an
balok 5/15
lembaran atap dimulai dari daerah
minimal 60cm
yang berlawanan dengan datangnya
angin, contohnya bila angin datang
dari sebelah barat maka pemasangan
atap dimulai dari sebelah timur, hal Dinding beton bagian
luar (endwalls)
ini di lakukan untuk mencegah
lembaran atap bergeser pada saat
pemasangan.

Pemasangan lembaran atap dimulai


62 dari bagian ujung bawah bagian atap.
Sebaiknya terdapat pengawas yang Ilustrasi 15.3
mengawasi dari bawah untuk melihat Detail potongan atap metal/asbes bagian samping
apakah lembaran atap yang dipasang telah lurus
dan sejajar dengan garis bantu yang telah dibuat.

Sambungan-sambungan sekrup harus dipasang


dari bagian atas lembaran atap yang telah disusun.
Gunakan sekrup yang telah dilengkapi dengan
cincin (ring) karet jika memungkinkan. Sekrup
ini memang lebih mahal daripada paku biasa
namun memberikan kualitas sambungan dan
anti kebocoran yang lebih baik. Jika menggunakan
paku gunakan pula paku yang memiliki cincin
(ring) karet.
Ilustrasi 15.4.
Cara pemasangan sekrup pada atap asbes/metal
gording
6/12 sisi telah dipasang maka penutup bubungan atap dapat
lembaran atap
dipasang. Jika memungkinkan, untuk lembaran atap metal,
klos
pasang penutup bubungan ini dengan menggunakan sekrup
yang menembus hingga ke puncak rangka kuda-kuda atap
daripada menggunakan paku, karena akan lebih tahan
terhadap kebocoran.
kaki kuda-kuda
8/12
Setelah itu dapat dipasang papan lebar tritisan pada ujung
kolom kayu teras
bagian horizontal atap, dan juga papan penutup lisplang
pada bagian miring atap. Juga jika menggunakan siku
Ilustrasi 15.5. penutup metal pada bagian tepi akhir atap, bagian ini dapat
Detail potongan atap metal/asbes
bagian depan dipasang.

Umur pemakaian dari lembaran atap metal dapat diperpanjang dengan


melakukan proses pengecatan. Gunakan cat dasar (meni besi) pada lembaran
atap metal tersebut kemudian dilapisi lagi dengan dua lapisan cat mengkilat
(glossy) dengan warna terang yang memantul kan sinar matahari.

Pemasangan atap merupakan hal yang cukup berbahaya karena itu harus
dilakukan dengan hati-hati. Gunakan selalu tangga untuk mencapai atap
(dengan peng am anan pada bag ian bawahnya atau dipegangi ).
Ilustrasi 15.6.
Siku penutup metal pada Jika sekrup atau paku sambungan lembaran atap harus
63
bagian tepi akhir atap
dicabut, gunakan sepotong kayu sebagai penahan agar tidak
merusak lembaran atap, gunakan palu cakar dengan ukuran
yang sesuai.

Ilustrasi 15.8. Overlap lembaran atap metal/asbes sebanyak 2 gelombang

Ilustrasi 15.7 Ilustrasi 15.9. Overlap lembaran atap metal/asbes sebanyak 1 1/2
Cara mencabut paku atau sekrup gelombang
Perhatikan:

. Berikan perawatan anti ra yap terlebih


dah ulu pad a rangk a k ayu sebe lu m
dipasang.

. Pastikan gording terpasang telah sejajar


dan lurus sebelum pemasangan lembaran
atap.

. Pasan g a ta p mulai da ri arah y ang


berlawanan dari datangnya angin, agar
pada saat pemasangan atap tidak bergeser.

. Pa sa ng se la lu set ia p lembaran a tap


den gan ba gian a tas le mb aran at ap Ilustrasi 15.10.
bergelombang ditindih (overlap) bagian Pemasangan atap lembaran
metal
bawah lembaran a tap diat asnya, dan
gunakan sekrup atau paku yang memiliki
cincin (ring) karet jika memungkinkan.

. Gunakan selalu tangga yang baik dan kuat untuk mencapai atap.

64 . Pada saat mengerjakan penutup atap lembaran metal atau asbes, hindari
menginjak lembaran metal/asbes tersebut karena dapat menyebabkan
kerusaka n pad a lemb aran at ap, b ert umpulah pa da gording.

. Berha ti-hatilah selalu pada saat mengerjakan bagian atap untuk


menghindari kecelakaan!
Ilustrasi 15.11.
Contoh gedung sekolah dengan atap asbes

65

Ilustrasi 15.12.
Aksono kuda-kuda untuk
struktur atap yang menggunakan
atap asbes
Ilustrasi 15.13.
Proses pengecatan lembaran atap metal

Ilustrasi 15.14.
Contoh gedung sekolah yang
menggunakan atap alumunium

66

Ilustrasi 15.15.
Aksonometri struktur bangunan
yang menggunakan atap asbes
Pemasangan rangka kuda-kuda bagi penutup atap tanah liat memiliki cara yang
sama dengan penutup atap lembaran metal. Bagian rangka bubungan atap dapat
dipasang terlebih dahulu.

Struktur atap yang menggunakan bahan penutup


genteng tanah liat terdiri dari:
1. Kuda-kuda (8/12)
2. Gording (8/12)
3. Kaso (5/7)
Gording
4. Reng (3/4)
Kaso
Reng
Pasang gording bagian paling atas dan paling
bawah terlebih dahulu dengan menggunakan
Ilustrasi 16.1.
klos (spacers) kayu. Kemudian bentangkan benang
Susunan struktur atap yang pembantu secara diagonal dari ujung kiri atas ke ujung kanan bawah, dan dari
menggunakan bahan penutup
atap genteng tanah liat ujung kiri bawah ke ujung kanan atas untuk memeriksa atap telah rata, lurus,
dan sejajar. Benang ini harus bersentuhan pada bagian tengahnya yang berarti
pemasangan telah sejajar, jika belum bersentuhan maka perlu diatur lagi letak
gording paling atas dan bawah tersebut dengan menggunakan klos kayu hingga
letaknya benar. Gording berikutnya kemudian dapat dipasang dengan mengikuti
benang acuan tadi. Semua gording dipasang dengan menggunakan klos kayu.

16. PEMASANGAN PENUTUP ATAP TANAH LIAT 67

Ilustrasi 16.2.
Setelah gording dipasang, maka selanjutnya pengerjaan pemasangan kaso
(5/7) dapat dilakukan dengan jarak maksimal 40cm. Setelah kaso terpasang
maka reng (3/4) dapat dipasang diatasnya. Kemudian penyusunan genteng
tanah liat dapat dilakukan, jarak antar genteng tanah liat tergantung dari
jenis dan ukuran genteng yang digunakan.

Pilihlah genteng tanah liat yang baik mutunya. Hindari penggunaan genteng
tanah liat yang kurang baik kualitasnya seperti genteng tanah liat yang
kurang lama proses pembakarannya (dapat dilihat dari warnanya yang pucat),
genteng yang retak,dsb. Ketika genteng tanah liat telah tersusun pada kedua
sisi atap maka genteng tanah liat untuk bubungan (nok) dapat dipasang
dengan menggunakan adukan semen. Genteng tanah liat ini dipasang dari
kedua tepi bubungan yang saling bertumpang-tindih (overlap) dan bertemu
di tengah, pada bagian tengah dipasang genteng tanah liat dengan profil
khusus.

Ilustrasi 16.3.
Struktur kuda-kuda yang menggunakan
genteng tanah liat sebagai bahan penutup
atap.
Konsol beton digunakan sebagai struktur
penopang kanopi di bagian teras.

Kuda-kuda

68 Konsol beton

Lisplang pada atap

Setelah pemasangan genteng tanah liat telah selesai


dapat dipasang lisplang disekeliling pinggir atap (lihat
ilustrasi 16.4.).

Ilustrasi 16.4.
Lisplang disekeliling pinggir atap
Semua bagian rangka kayu dari atap (rangka kuda-kuda, gording, kaso, dsb)
harus mendapatkan perawatan anti rayap terlebih dahulu sebelum dipasang,
peng gunaan oli mesi n merupakan cara yang murah dan efekti f.

Pemasangan atap merupakan hal yang cukup berbahaya karena itu harus
dilakukan dengan hati-hati. Gunakan selalu tangga untuk mencapai atap
(dengan pengamanan pada bagian bawahnya atau dipegangi), dan hindari
menginjak genteng tanah liat pada saat pemasangan maupun perbaikan
atap bertumpulah pada gording.

Reng (3/4)

69

Kaso (5/7)

Gording (8/12) Ilustrasi 16.5.


Kuda-kuda dengan gording , kaso
dan reng untuk penutup atap
berbahan genteng tanah liat
Perhatikan:

. Berikan perawatan anti rayap terlebih dahulu pada


rangka kayu sebelum dipasang.

. Pastikan gording terpasang telah sejajar dan lurus


sebelum pemasangan lembaran atap.

. Gunakan selalu genteng tanah liat yang baik mutunya.

. Gunakan selalu tangga yang baik dan kuat untuk


mencapai atap.

. Berhati-hatilah selalu pada saat mengerjakan bagian Ilustrasi 16.6.


Pemasangan genteng
atap untuk menghindari kecelakaan! tanah liat

Nok

Genteng tanah liat

70

Lisplang

Ilustrasi 16.7.
Penutup atap menggunakan
genteng tanah liat
Pada saat bagian atap telah selesai dikerjakan, pembuatan dinding bangunan
dapat dilakukan. Dinding dapat dibuat dari susunan bata tanah liat atau block
panel ukuran 15cm (batako, blok semen, dsb).

Jika menggunakan bata tanah liat, pilihlah bata tanah liat yang baik mutunya.
Hindari penggunaan bata tanah liat yang kurang baik kualitasnya seperti bata
tanah liat yang kurang lama proses pembakarannya (dapat dilihat dari warnanya
yang pucat), bata yang pecah, tidak sesuai ukurannya, dsb. Bata yang kurang
baik akan mudah rusak jika terkena air.

Ada berbagai macam block panel yang tersedia di pasaran yang dapat digunakan
maupun dibuat sendiri di lokasi, diantaranya block yang dibuat dari campuran
semen, pasir, dan kerikil (perbandingan 1:2:4) atau block yang semen-pasir (sand-
crete) yang dibuat dari campuran semen-pasir (perbandingan 1:6). Gunakan
block penyusun dinding yang padat (solid), hindari penggunaan block yang berongga
(hollow).

Jika melakukan pembuatan block pada lokasi, gunakan mesin getar (vibrator)
untuk mendapatkan hasil block yang baik, jika tidak tersedia gunakan cetakan
kayu dan padatkan dengan tangan. Pada saat pembuatan, block harus terlindung
dari sinar matahari dan hujan, serta dibiarkan selama 4 minggu untuk mencapai
kekuatan terbaiknya.

17. PEMASANGAN SUSUNAN BATA 71

Untuk lebih menghemat


waktu, biasanya bata
direndam dalam wadah
yang lebih besar.

Ilustrasi 17.1.
Cara pemasangan bata
Selama masa tersebut, block harus ditutupi (dengan kantong semen,dsb)
dan dijaga kelembapannya dengan diperciki air setidaknya satu kali dalam
sehari.

Sebelum menyusun bata (block), bersihkan dan ratakan dahulu permukaan


sloof sehingga permukaannya bersih dan rata. Gunakan adukan semen
(perbandingan 1 semen: 4 pasir) untuk melekatkan susunan bata (lihat bab.
4 Pembuatan Adukan Semen). Rendam bata sebelum dipasang. Hal ini untuk
mencegah bata menyerap air terlalu banyak dari adukan semen pelekatnya.

Susunlah bata (block) mulai dari tengah dinding diantara kolom, sehingga
jika terdapat retakan kecil antara kolom dengan susunan bata tidak tampak.

Susunlah bata (block) dengan menggunakan bantuan benang


yang ditari k antar kolom (dengan bantuan water pass) agar
mendapat susunan bata (block) yang sejajar. Ketebalan adukan
semen pelekat (spesi) antara bata(block) maksimum 10mm.

Gunakan susunan setengah bata dengan ketebalan spesi vertikal


sama yaitu maksimal 10mm (lihat ilustrasi 17.2.). Permukaan
susunan bata harus diratakan untuk memudahkan pengerjaan
plesteran. Setelah dibersihkan, semua siar permukaan dikorek
sedalam 0.5cm atau sedalam jari kelingking.
Ilustrasi 17.2.
72 Ketebalan spesi horizontal dan vertikal
maksimal 10mm

susunan bata
angkur

kolom kolom Ilustrasi 17.3.


Tie bars berfungsi untuk
memperkokoh posisi bata.
Tie bars disusun melintang
dari kolom ke bata.
Pasang susunan bata pada semua dinding secara bersamaan,
dan letak batang ikat tembok (angkur/tie bars) dari kolom
diletakkan horizontal diantara susunan bata (lihat ilustrasi
17.3.).

Untuk menghindari munculnya retakan pada dinding


dibawah kusen jendela, letakkan tulangan besi 6mm secara
Ilustrasi 17.4. horizontal sepanjang dinding yang disambung overlap dengan
Susunan bata yang benar
batang ikat tembok.

Dinding pada bagian depan bangunan dibawah jendela


mempunyai ketinggian 125cm dari sloof, sedangkan pada
bagian belakang 85cm dari sloof. Jika ketinggian ini tidak
sesuai dengan ketinggian susunan bata maka dapat diatur
dengan menambah adukan semen (spesi).

Tutup ruang kosong 20cm diatas lintel dengan susunan


bata (blocks), sehingga tidak terdapat lubang dibawah atap
Ilustrasi 17.5.
Susunan bata yang salah yang dapat menjadi lubang masuknya debu/kotoran
maupun menjadi sarang burung.

Pasang susunan bata hingga dibawah rangka kuda-kuda, bentuk dinding


yang memiliki kemiringan seperti dibawah batang miring kuda-kuda atap,
bata yang disusun dipotong sehingga memiliki bentuk yang sesuai dengan 73
garis kemiringan atap (lihat ilustrasi 17.7.).

Perhatikan:

. Gunakan selalu bata (blocks panel) yang baik kualitasnya.

. Basahkan selalu bata sebelum dipasang.

. Gunakan selalu benang (yang dipasang dengan bantuan


waterpass) sebagai garis pembantu pemasangan susunan
bata (block) agar lurus dan sejajar.

. Adukan semen pelekat susunan bata (spesi) ketebalannya


maksimal 10mm.

. Kerjakan seluruh bagian dinding secara bersamaan. Gunakan


susunan bata yang berselang-seling (lihat ilustrasi 17.4.).
Ilustrasi 17.6.
Konstruksi atap gedung
sekolah sedang dalam
pengerjaan.

Sopi-sopi
Potong bata sehingga
mengikuti bentuk kuda-
kuda.

74

Ilustrasi 17.7.
Aksonometri struktur
bangunan dengan
menggunanakan batu
bata.
(atap tidak diperlihatkan)
Setelah bangunan telah memiliki atap dan dinding, maka pembuatan lantai
dapat dilakukan. Hal pertama yang harus dilakukan adalah meratakan permukaan
tanah (back-filling) dimana lantai akan dibuat. Sisa-sisa tanah dari penggalian
pondasi, dan tanah-tanah dari sumber lain yang sesuai dapat digunakan.

Sangat penting untuk diperhatikan tanah yang digunakan tidak terdapat sisa-
sisa vegetasi (akar pohon, sarang serangga,dsb), serta telah dipadatkan dengan
baik. Penggunaan tanah yang tidak sesuai serta pemadatan tanah yang kurang
baik akan menyebabkan lantai mengalami penurunan (delatasi) di kemudian
hari.

Sebarkan tanah uruk tersebut selapis demi selapis. Setiap lapisan tebalnya 15cm
dibasahi dengan air kemudian dipadatkan, setelah itu baru lapisan berikutnya
dengan cara yang sama (alat sederhana untuk memadatkan tanah dapat dibuat
dari balok kayu atau balok semen). Taruh tanah uruk tersebut hingga mencapai
ketinggian 50mm dibawah ketinggian permukaan sloof.

Ratakan permukaan tanah uruk (back-fill) tersebut setelah itu lapisi dengan pasir
kasar diatasnya setebal 50mm, ratakan dan padatkan sehingga ketinggiannya
sama dengan ketinggian permukaan sloof.

18. PEMBUATAN LANTAI 75

Ilustrasi 18.1.
Jenis lantai yang sesuai untuk ruang kelas adalah lantai yang kuat dan tahan
lama serta tidak mudah berdebu. Jenis yang permukaannnya tahan terhadap
kegiatan sekolah sehari-hari baik terhadap pengguna maupun perabotan
yang ada.

Jenis yang paling sering digunakan adalah lantai ubin keramik yang dipasang
dengan spesi adukan semen pasir pada lapisan pasir kasar. Keramik putih
berglazur paling sering ditemui, namun jenis ini mahal dan tidak begitu
efisien, karena licin bila terkena air (akan berbahaya terutama pada daerah
teras), mudah tergores dan terlihat kotor. Jika menggunakan ubin untuk
lantai ruang kelas, maka penggunaan ubin beton akan lebih baik dan murah
karena lebi h keras dan kuat serta memili ki permukaan anti- slip.

Rendam dahulu ubin dalam air sebelum dipasang agar ubin tersebut tidak
menyerap air dari spesi adukan semen pelekatnya. Susun ubin pada spesi
pelekat adukan semen-pasir (perbandingan 1:3) setebal minimum 30mm.
Ketinggian permukaan lantai yang sudah selesai dikerjakan adalah 50mm
diatas sloof.

76

Ilustrasi 18.2.
Model potongan pemasangan
ubin keramik
Susunlah ubin dari tengah ruangan dengan menggunakan bantuan benang
yang dibentangkan dari dinding ke dinding yang berseberangan agar hasil
penyusunan ubin lurus. Berilah jarak pada bagian pinggir area lantai sekeliling
ruangan untuk memberikan ruang bagi pergerakan ubin (pemuaian, dsb),
jarak ini nanti dapat ditutup dengan tegel plint.

Alternatif lain untuk pembuatan lantai yang murah dan kuat adalah lantai
beton (rabat beton). Buatlah rabat beton setebal 10cm. yang pertama
dilakukan dalai pengerjaannya adalah memberi pasir kasar pada lapisan
permukaan tanah keras (sampai 50mm dibawah tinggi sloof) kemudian
tutupi dengan lembaran plastik (yang berguna untuk mencegah air tidak
merembes sampai ke lapisan beton diatasnya). Tuang adukan rabat beton
(1 semen: 2 pasir: 4 kerikil). Anyaman tulangan besi dapat ditambahkan
untuk memperkuat slab lantai. Anyaman tulangan besi ini diletakkan pada
bagian tengah lapisan slab dengan menggunakan tahu beton (spacers) ukuran
50mm Kemudian ratakan permukaannya dengan bilah perata untuk
mendapatkan hasil permukaan lantai yang datar dan halus (lihat ilustrasi
18.3.). Penggunaan lembaran plastik dan anyaman tulangan besi hanya bila
diperlukan saja (pada kondisi terentu).

77

Ilustrasi 18.4.
Model potongan pemasangan
rabat/slab beton
Pisahkan rabat beton tersebut perbagian; ruangan kelas dan teras sehingga
memiliki slab lantai yang terpisah. Hal ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya retakan pada lantai. Sebagai sambungan kedua slab lantai tersebut
gunakan sambungan „V‟ diantara slab beton (l ihat ilustrasi 18.5.).
Sambungan “V”

Ilustrasi 18.5.
Sambungan “V”
diantara dua slab
beton

Pada lantai rabat beton, untuk mencapai kekuatan maksimal sebaiknya


beton dibiarkan hingga mencapai kekuatan maksimal setidaknya selama 2
minggu (proses curing). Tutupi dengan kantong semen atau lembaran plastik
dan jagalah kelembapannya dengan cara diperciki air setidaknya satu kali
setiap hari selama 2 minggu. Jika beton terlalu cepat kering akan mengurangi
kekuatannya dan memperbesar kemungkinan terj adinya retakan.

78 Tegel plint setinggi 150mm dapat dipasang pada sekeliling pertemuan


dinding dan lantai untuk memberi penampilan yang rapi pada bagian bawah
dinding serta mencegah air merembes ke dinding.

Untuk daerah teras sebaiknya menggunakan jenis lantai yang tidak licin
(bertekstur, dsb). Hal ini dimaksudkan agar pada saat hujan dan licin, mereka
yang melewati daerah teras tidak mudah terpeleset. Penggunaan jenis ubin
beton atau rabat beton yang diberi tekstur cukup ekonomis dan baik.

Ilustrasi 18.6.
Permukaan lantai
rabat beton dengan
tekstur
Perhatikan:

. Penuhi area dimana lantai akan dibuat dengan tanah uruk,


padatkan dengan baik, selapis demi selapis (setiap 15cm).

. Jika menggunakan ubin, rendam dahulu sebelum dipasang.

. Hindari penggunaan lantai ubin keramik berglazur pada


area teras.

. Pasang ubin mulai dari tengah ruangan, yang tegak lurus


dengan dinding-dinding diseberangnya (dibantu dengan
benang).

. Berilah jarak pada bagian pinggir area lantai sekeliling


ruangan untuk memberikan ruang bagi pergerakan ubin
(pemuaian, dsb).

. Jika menggunakan lantai rabat beton, berilah waktu yang


cukup bagi rabat beton tersebut untuk mencapai kekuatan
maksimalnya (curing).

79

Ilustrasi 18.7.
Penyususnan
keramik dengan
bantuan benang
Pemasangan rangka (kusen) pintu dan jendela dapat dilakukan pada saat
penyusunan dindi ng bata ( block) at au dapat pul a sesudahnya.

Bila pemasangan rangka (kusen) pintu/jendela tersebut bersamaan dengan


penyusunan dinding bata (block), maka harus dilakukan pemasangan besi
angkur 100mm yang dimasukkan ke dalam rangka kayu dari sisi luar
rangka (jangan sampai menembus kayu agar tidak terlihat dari luar) yang
diletakkan diantara susunan bata (block)yang berfungsi memperkuat
pemasangan rangka pintu/jendela tersebut pada dinding (lihat ilustrasi).
Pastikan bahwa rangka tersebut telah lurus dan sejajar (dengan bantuan
waterpass).

Jika rangka (kusen) pintu dipasang setelah dinding selesai, dapat


menggunakan potongan kayu yang telah dipasang pada kolom/ring balok.
Maka rangka (kusen) pintu/jendela tersebut disekrup pada potongan kayu
ini setelah itu bagian depan sekrup tersebut diberi dempul sehingga tidak
tampak dari luar, pastikan dahulu bahwa rangka tersebut telah lurus dan
sejajar (dengan bantuan waterpass). Jika potongan kayu tersebut belum
dipasang pada kolom/ring balk, maka kolom/ring balk tersebut dapat
dibor dan dipasang rumah sekrup dari plastik atau dapat pula rangka
(kusen) jendela/pintu tersebut dipasang dengan menggunakan paku beton

80 19. PEMASANGAN PINTU dan JENDELA

Ilustrasi 19.2.
Ada dua cara dalam pemasangan pintu dan jendela;
Pertama:
Susun konstruksi bata sampai selesai. Penempatan
kusen pintu dan jendela sudah diperhitungkan terlebih
dahulu, sehingga setelah bata selesai tersusun, kusen
pin tu dan jend el a t ing gal di- fit kedala m.
Kedua:
Pengerjaan penyusunan bata dan kusen pintu dan
jendela dikerjakan bersamaan.
Cara yang kedua lebih sering digunakan di Indonesia,
namun cara yang pertama lebih tepat secara teoretikal.
Oleh sebab itu pada bab ini, cara penyusunan kusen
yang langsung menembus rangka (kusen) kayu dan dinding bata setelah
itu diberi dempul pada bagian permukaannya untuk menutupi paku beton
tersebut.

Baik pintu maupun jendela dirancang memiliki bukaan ventilasi berupa


jalusi yang terbuat dari kayu pada bagian atasnya. Jendela ruang kelas yang
menghadap bagian muka bangunan (pada area teras) memiliki ukuran yang
berbeda dari jendela pada bagian belakang bangunan. Jendela pada bagian
muka bangunan memiliki ketinggian dinding dibawah jendela yang lebih
tinggi daripada bagian belakang bangunan, hal ini dimaksudkan untuk
menjaga privasi pada ruang kelas karena banyak orang yang melewati daerah
teras (lihat ilustrasi 19.3.).

81

Ilustrasi 19.3.
Detail kusen pintu dan jendela
Baik rangka (kusen) pintu maupun jendela harus dibuat di lokasi
pembangunan mengikuti gambar kerja yang telah dibuat. Sesuaikan
ukuran rangka tersebut dengan keadaan di lapangan. Buatlah
rangka (kusen) pintu/jendela ini pada daerah yang terlindung
(memiliki atap). Kerangka (kusen) pintu/jendela ini pada saat
pemasangan harus menggunakan penguat (penahan) sementara
pada bagian bawahnya untuk memastikan bahwa letaknya sudah
benar dan ti dak berg es er l ag i pada saat di pas ang.

Untuk menghindari kerusakan pada pintu, hindari memasang


daun pintu sebelum bangunan selesai, hanya rangka (kusen)
pintu/jendela saja yang dipasang.

Pintu dirancang dengan daun pintu kayu yang mengayun ke arah


luar ruangan (bukan pintu geser karena cepat rusak) dan jenis
jendela ayun keluar dengan panel kaca dan rangka kayu. Semua
pintu dan jendela dibuat dari bahan yang berkualitas baik, haluskan
dahulu permukaan kayu untuk rangka pintu/jendela dan daun Ilustrasi 19.4.
Daun pintu setelah
pintu dengan amplas sebelum dipasang. divernish

Kaca yang digunakan untuk jendela adalah kaca


dengan ketebalan 5mm. Pada saat memesan kaca
tersebut ukurlah k usen (rangka) jendela dan
82 tambahkan 5mm pada sekeliling ukuran dimensinya
agar panel kaca tersebut dapat dipasang dengan
mudah dan kokoh pada rangka (kusen). Gunakan
dempul untuk menutupi area-area yang terlihat kurang
baik.

Penggunan jenis jendela kaca nako untuk bangunan


sekolah tidak dianjurkan karena jendela jenis ini
membutuhkan perawatan l ebih banyak, sistem
pengungkitnya cepat rusak, mudah berkarat serta
uj ung- uj ung kacanya dapat membahayak an. Ilustrasi 19.5.
Jendela ayun pada sekolah

Semua sistem mekanis pada pintu (pegangan pintu, gerendel, sekrup, baut,
engsel, dsb) harus menggunakan kualitas yang baik dan gunakan sekrup
kayu pada pem asan gan nya ( j ang an men gg unak an pak u! ).
Komite sekolah bertanggung jawab dalam pemilihan alat-alat mekanis
ini, alat-alat yang kualitasnya baik memang lebih mahal namun umur
pemakaiannya lebih lama sehingga mengurangi biaya perawatan dan
penggantian (lebih efisien dan ekonomis).

Perhatikan:

. Gunakan selalu kayu yang berkualitas baik untuk daun


pi n tu , ra n gk a (k use n ) pi nt u m au p u n je nd e la .

. Haluskan dahulu permukaan kayu yang akan dipasang


den gan dike ta m da n d iampla s sebelum dipa sang.

. Pasang ba gian-bagian pintu dan jendela (kecuali bagian


rangka/kusen) setelah semua bagian bangunan selesai. Hal
ini untuk mengurangi resiko kerusakan pada pintu dan
jendela.

. Gunakan selalu alat-alat mekanis pintu dan jendela yang


Ilustrasi 19.6.
baik kualitasnya; hal ini akan mengurangi biaya perawatan.
Daun pintu dengan finishing
vernish

83

Ilustrasi 19.7. Ilustrasi 19.8.


Daun pintu dengan finishing cat Jendela dengan kusen yang
dicat
Ilustrasi 19.9.
Salah satu contoh gedung
sekolah yang
menggunakan double
swing doors. Dasar
pemikiran penggunaan
double swing doors adalah
secara fungsional dan
keamanan dalam bahaya
kebakaran.

Ilustrasi 19.10
Penggunaan jendela type 1 pada salah satu gedung sekolah. Penggunaan empat
daun jendela diantara dua kolom merupakan alter natif untuk mendapatkan
fleksibilitas kontrol penghawaan. Alternatif lainnya adalah penggunaaan tiga daun
jendela diantara dua kolom. Dasar pemilihan “berapa banyak jumlah daun jendela
diantara dua kolom” ditentukan dari panjang bentang ruang kelas.

Jendela type 2

Jendela type 1

84

Double swing doors Ilustrasi 19.11.


Penempatan kusen pintu dan
jendela dalam satu ruang kelas.
(atap tidak diperlihatkan)
Langit-langit (plafond) yang terdapat di dalam ruangan akan mengurangi hawa
panas dari atap yang terkena sinar matahari, oleh sebab itu layak dipasang. Ada
dua cara langi t- langi t (pl af ond) t ersebut dapat di pasang, yait u:
1. Tepat dibawah gording sehingga memiliki bentuk yang miring mengikuti
kemiringan atap.
2. Menggantung dibawah rangka atap dengan bertumpu pada balok
penggantung (penguat) sehingga memiliki bentuk yang rata horizontal.

Umumnya langit-langit (plafond) yang digunakan adalah jenis yang horizontal


ter ut ama bi l a meng gunak an penutup atap genteng t anah l i at .

Langit-langit (plafond) yang miring mengikuti garis atap biasanya digunakan bila
menggunakan penutup atap metal atau asbes (fibre-cement) karena letak gording
yang lebih rapat, hal ini sangat ekonomis karena menggunakan kayu rangka
untuk menempelkan langit-langit (plafond) yang lebih sedikit daripada jenis yang
horizontal. Metode ini akan memberikan jarak yang lebih besar pada bagian
atas ruangan sehingga lebih sejuk. Namun ada dua hal yang perlu diperhatikan
dalam pemasangannya, yaitu:
1. Rangka kuda-kuda atap akan terlihat (exposed) karena itu harus dibuat
lebih rapi dan hasil akhir (finishing) yang lebih baik.
2. Bagian atas dinding harus ditutup hingga ke pertemuan dengan rangka
atap dan diselesaikan (finishing) dengan baik.

20. PEMASANGAN LANGIT-LANGIT RUANGAN 85

Ilustrasi 20.1.
Bila menggunakan langit-langit (plafond) yang mengikuti garis atap menempel
pada gording maka gunakan kayu ukuran 5/7 yang dipasang di bawah
gording untuk menempelkan panel langit-langit (plafond). Jarak antar kayu
tersebut 40cm yang dipasang dari ujung atas rangka kuda-kuda hingga ke
bawah. Sesuaikan panjang kayu tersebut dengan ukuran atap. Kayu untuk
menempel panel langit-langit (plafond) juga dipasang pada ujung atap bagian
atas dan bawahnya.

Bila menggunakan langit-langit (plafond) yang rata horizontal, maka pasang


balok penggantung ukuran 10/5 tepat dibawah kuda-kuda atap. Kemudian
pasang kayu rangka penempel langit-langit (plafond) utama ukuran 10/5
membentang dari ujung atas
dinding ke ujung atas dinding
diseberangnya. Setelah kayu
utama tersebut dipasang,
maka pasanglah kayu rangka
penempel plafond ukuran
5/7 dibawah kayu utama tadi
deng an j arak antar k ayu
tersebut 40cm. Kayu ukuran
5/7 tadi juga dipasang pada
sekeliling dinding ruangan
bagian atas. Ilustrasi 20.2.

86
Langit-langit tripleks sebelum finishing

Setelah rangka penempel panel langit-langit (plafond) dipasang maka lembaran


panel langit-langit (plafond) dapat dipasang. Bahan yang umum digunakan
adalah lembaran tri pleks
(k etebal an 4 mm) at au
lembaran asbes (fibre-cement).
Hati -hat il ah pada saat
me min dah k an dan
memasang panel langit-langit
ini karena baik tri pleks
maupun asbes mudah
rusak/retak.

Ilustrasi 20.3.
Langit-langit tripleks dengan finishing
cat
Pasang lembaran panel langit-langit tersebut dengan
menggunakan paku panil kecil dengan kepala rata.

Terdapat dua cara untuk pemasangan lembaran panel


langit-langit tersebut. Yang pertama adalah sambungan
antar lembaran panel langit-langit yang rapat. Yang kedua
adalah dengan memberi jarak antar lembaran panel
langit-langit tersebut sekitar 10mm. Untuk cara yang
Ilustrasi 20.4. kedua pastikan untuk menghaluskan permukaan kayu
Pemasangan lembaran panel langit- rangka penempel langit-langit yang terlihat karena adanya
langit dengan memberi jarak
jarak antar panel lembaran langit-l angi t tersebut.

Lubang bukaan pada langit-langit (plafond) untuk menuju


ruang rangka kuda-kuda atap perlu dibuat (untuk
memeriksa atau memperbaiki rangka kuda-kuda atap
sewaktu-waktu). Ukuran bukaan tersebut minimal 60 x
60 cm dan dapat dibuat dari kayu yang sama dengan kayu
rangka penempel langit-langit dan ditutup dan mendapat
penyelesaian (finishing) yang sama dengan langit-langit
disekitarnya.

Langit-langit (plafond) juga dapat dipasang pada daerah


teras bila diperlukan. Lembaran tripleks atau asbes (fibre-
cement) dapat digunakan sebagai panel penutupnya dan 87
juga dipasang dengan menggunakan rangka penempel
langit-langit (plafond) yang dipasang dibawah gording.

Jika menggunakan langit-langit (plafond) yang miring


Ilustrasi 20.5.
Anyaman bambu sebagai bahan mengikuti garis atap maka daerah langit langit teras dapat
penutup langit-langit (plafond)
merupakan terusan dari langit-langit (plafond) ruangan
sehingga dapat menciptakan lubang ventilasi pada daerah
antara ruang kelas dengan teras (lihat ilustrasi 20.6.).

Daerah atap yang menjorok diluar bangunan pada bagian


belakang bangunan serta pinggir kiri kanan bangunan
tidak memerlukan pemasangan langit-langit (plafond), hal
ini hanya akan menambah biaya pembangunan dan
perawatan bangunan, dan mudah rusak jika terkena hujan
dan panas.
Perhatikan:

. Langit-langit (plafond) ruangan yang bentuknya mengikuti


garis atap (miring) lebih ekonomis daripada langit-langit
horizontal yang rata.

. Pasang rangka kayu penempel panel langit-langit (plafond)


mulai dari tengah ruangan agar jika ada pemotongan rangka
tersebut dapat terjadi pada bagian ujung (dinding) ruangan.

. Hindari pemasangan langit-langit (plafond) pada daerah


diluar ruangan kecuali jika diperlukan karena mudah rusak
terkena hujan dan panas.

Balok kuda-kuda

Plafond miring

Jalur sirkulasi udara

88

Ilustrasi 20.6.
Plafond miring
Semua bagian pada bangunan yang baru dibangun akan mengalami pergerakan
pada saat adukan semen/beton mulai mengering dan pondasi mulai stabil. Ini
merupakan hal yang normal. Maka akan lebih baik bila memberi plesteran pada
dinding setelah semua bagian bangunan selesai, sehingga memberi waktu bagi
bagian-bagian bangunan tersebut untuk kuat dan stabil (tidak terjadi lagi
pergerakan-pergerakan). Hal ini dilakukan untuk mencegah timbulnya retakan-
retakan pada plesteran ji ka terjadi pergerakan pada bagian bangunan.

Sebelum memulai pekerjaan, bersihkan dulu dinding yang akan diplester dari
kotoran dan debu, dan bila terdapat lubang-lubang yang cukup besar pada
susunan bata (block), tutup dengan adukan semen.

Dinding tersebut harus dibasahi terlebih dahulu sebelum diplester, yang bertujuan
untuk mencegah susunan bata (block) menyerap terlalu banyak air dari plesteran
saat dikerjakan. Jika tidak dilakukan maka plesteran akan cepat kering hingga
mengurangi k ek uatannya dan dapat menimbul kan retak an-retak an.

Adukan untuk plesteran adalah 1 semen : 4 pasir, dan pasir yang digunakan
adalah pasir yang bersih dan halus. Buatlah adukan pada suatu wadah dan
gunakan volume air yang tepat. Buatlah adukan sebanyak yang habis dipakai
dalam satu jam.

21. MEMBERI PLESTERAN PADA 89


DINDING BANGUNAN
Plesteran dapat dibuat satu lapis atau dua lapis namun tebal yang dihasilkan
tetap sama yaitu 12mm. Pengerjaan plesteran dua lapis memakan waktu lebih
lama namun hasilnya lebih baik. Dalam pengerjaan plesteran dengan dua lapisan,
biarkan plesteran pertama (setebal kurang lebih 10mm) untuk mengering selama
beberapa jam, kemudian permukaannya dibasahi dan dibuat agak kasar untuk
memudahkan pengerjaan lapisan plesteran berikutnya.

Hasil akhir (finishing) plesteran dapat menggunakan bilah perata dari kayu (dengan
hasil yang permukaan dinding yang agak kasar) maupun bilah perata dari besi
(dengan hasil permukaan dinding yang halus). Namun hanya pekerja yang benar-
benar ahli yang dapat menggunakan bilah perata besi hingga menghasilkan
permukaan yang halus, karena pada permukaan tersebut bila terdapat perbedaan
sedikit saja akan tampak. Oleh sebab itu penggunaan bilah perata kayu lebih
dianjurkan walaupun akan memerlukan cat yang lebih banyak dalam pengerjaan
Berikan lapisan plesteran yang merata
pada semua bagian dengan ketebalan 1.50
yang tepat. S alah satu cara untuk 1.50
1.50
mendapat ketebalan yang tepat adalah
de ng an m em b uat g a ri s - g a ri s
plesteran/patok pada dinding dengan
arah vertikal dari atas ke bawah dengan
jarak 1 - 1.5m sepanjang dinding (lihat
il us tras i 2 1.1 .) , deng an bantuan
papan/bilah perata yang dipindahkan
dari satu area dinding ke area, patok ini
kemudian menjadi panduan bagi area
plesteran seluruh dinding.

Bila terdapat dinding yang tidak berakhir


pada kolom, untuk meratakan plesteran
pada sisi ujungnya letakkan papan pada
kedua sisinya yang dijepit dengan
menggunakan besi sisa tulangan ukuran Ilustrasi 21.1.
Membuat garis panduan plesteran/patok
6mm.

Mulailah selalu pengerjaan plesteran dari atas dinding dan terus ke bawah.
Taruhlah papan kayu dibawah dindi ng yang sedang diplester untuk
90 menampung adukan-adukan plesteran yang jatuh, adukan ini dapat digunakan
kembali asalkan masih baru (belum mengering). Pada bagian sudut pengerjaan
plesteran jangan dihentikan, teruskan hingga 15cm ke dinding sebelahnya.

Bila memungkinkan, lakukan pengerjaan plesteran secara keseluruhan


(sekaligus). Pada area dinding yang luas, dinding akan terbagi dengan adanya
ko lo m maupun b alo k
sehingga akan memudahkan
pengerjaan plesteran pada memanfaatkan garis
panduan plesteran untuk
daerah-daerah tersebut membuat permukaan
plesteran yang rata
karena area yang diplester
menjadi kecil.

Ilustrasi 21.2.
garis panduan/patok
Hindari melakukan pengerjaan plesteran pada
saat area yang dikerjakan terkena sinar matahari
l ang sung , ker jak an pada s aat t eduh.

Ketika selesai, biarkan plesteran dalam keadaan


basah selama seminggu, terutama pada bagian
dinding yang terkena sinar matahari. Hal ini akan
memberi waktu bagi plesteran untuk mencapai
bentuk terbaiknya (curing) dan mengurangi
kemungkinan terjadinya retakan.

Ilustrasi 21.3. Perhatikan:


Meratakan plesteran dinding
dengan bilah perata kayu
. Bu atlah adukan plesteran pada wada h yan g bersih.

. Gunakan volume yang tepat bahan-bahan material yang


digunakan pada adukan plesteran.

. Campur dengan baik bahan-bahan material adukan plesteran


dalam keadaan kering sebelum diberi air.

. Buatlah plesteran yang rapi dan merata ketebalannya.

. Gunakan bilah perata kayu untuk mera takan plestern. 91


. Setelah selesai biarkan plesteran tersebut selama seminggu
Persiapan adalah kunci keberhasilan dalam pengecatan
untuk mendapatkan hasil yang baik pada permukaan
apapun. Untuk itu penting untuk mempersiapkan
Bersihkan
permukaan dimana proses pengecatan akan dilakukan. permukaan
Bagian permukaan yang akan dicat harus dibersihkan, dinding yang
akan dicat
dicuci, dan diratakan dengan amplas sebelumnya.
Bersihkan debu dan kotoran dengan air bersih dan
sabun (deterjen) bila dirasa perlu.

Perbaiki keadaan permukaan yang rusak sebelum dicat.


Cuci
Tambal bagian-bagian dinding yang berlubang atau permukaan
dinding
retak hingga mendapatkan permukaan yang rata. Pada
permukaan kayu ratakan paku-paku yang muncul,
serta beri dempul pada bagian-bagian yang berlubang.
Pastikan untuk memberi cat dasar (meni) yang
diperlukan terlebih dahulu pada permukaan kayu atau
Ratakan
metal sebelum melakukan cat akhir. dengan
amplas

Gunakan selalu dan kuas (jenis yang biasa maupun


yang berbentuk roll) yang baik mutunya dan terjangkau
harganya. Bersihkan kuas setelah di gunak an. Ilustrasi 22.1.
Tahap sebelum pengecatan pada tembok

92 22. PEKERJAAN PENGECATAN

Jika menggunakan cat berbahan dasar air (emulsion)


gunakan air bersih untuk membersihkan kuas, jika
menggunakan cat minyak (oil paint) gunakan larutan
terpentine (thinner) untuk membersihkan kuas.

Pengecatan dapat dilakukan dengan menggunakan


rangka tumpuan maupun tangga. Hati-hati dalam
mengg unakan tang ga ti tian dal am proses Kuas cat berbentuk roll Wadah cat untuk kuas roll

pengecatan. Pasti kan sudutnya membentuk


perbandingan 1 : 4, contohnya jika tangga berukuran
4m, maka jarak ujung bawah tangga dari dinding
adalah 1m.
Ilustrasi 22.2.
Kuas rol dan wadahnya
Jaga keamanan pada saat menggunakan tangga. Jika
tangga diletakkan pada tanah yang lunak, pastikan
untuk memberi penguatan. Penguatan ini dapat
Pastikan tangga
membentuk sudut 1:4 berupa pasak yang ditancapkan ke tanah kemudian
diikat pada ujung bawah tangga.

4 Gunakan selalu pengait yang dapat digunakan untuk


menggantung kaleng/wadah cat pada kaki-kaki
tangga, sehingga kedua belah tangan dapat bebas
melakukan pengecatan. Pengait dapat dibuat dari
besi 6mm yang dibentuk huruf “s”.

Mulailah pengecatan dari sebelah kanan dinding


dan selanjutnya mengarah ke kiri, sehingga tangga
1
tidak akan menyentuh bagian dinding yang baru
Ilustrasi 22.3. dikerjakan. Jika kidal (menggunakan tangan kiri)
Jaga keamanan saat menggunakan tangga
berlaku kebalikannya.

Beri pengait “S” pada tangga


untuk menaruh kaleng cat agar
Beri pasak apabila pijakan memudahkan proses pengecatan
tangga kurang kuat, lalu ikat
pada kaki tangga.
93

Ilustrasi 22.4. Ilustrasi 22.5.


Ganjalan tangga Pengait “S”
22.1 Pengecatan pada dinding

Pada saat plesteran dinding telah selesai dikerjakan dan


telah mencapai keadaan terbaiknya, proses pengecatan
dinding dapat dilakukan. Ratakan
paku yang
muncul di
permukaan
Dinding harus dicat menggunakan cat emulsion yang dinding
baik kualitasnya. Dinding yang baru akan memerlukan
3 lapisan cat yaitu 1 lapisan cat dasar, dan kemudian 2
lapisan cat akhir (finishing). Lapisan cat dasar terbuat
dari cat emulsion berwarna putih yang dicampur dengan
air bersih sebanyak 20%. Beri dempul

Cat emulsion sebanyak 5 liter akan menutupi luas area


dinding sekitar 30m 2 (dengan satu lapisan cat). Namun
bil a dalam peng erjaan permukaan pl esteran
menggunakan bilah perata kayu (sehingga permukaan
dinding agak kasar) maka area yang dapat dicat akan
Beri cat
berkurang menjadi hanya sekitar 20m2 . dasar
(meni)

Untuk mengurangi biaya perawatan, bagian bawah


dinding (kira-kira hingga ke bagian bawah ambang Ilustrasi 22.6.
Tahap sebelum pengecatan pada kayu
j endel a s ek i tar 12 0 cm -p ada bag i an muk a
94 bangunan/teras) dapat dilakukan pengecatan dengan
menggunakan cat mengkilat (gloss paint) untuk memberi
lapisan cat yang kuat dan dapat dicuci (tahan air).

Ilustrasi 22.7.
Pengecatan dinding dan langit-langit dengan menggunakan
kuas rol yang diikatkan pada tongkat.
2 2.2 Pen gecat an pad a langit-langit (pl afond )

Untuk menambah kualitas pencahayaan dalam ruangan,


langit-langit (plafond) dalam ruangan sebaiknya dicat dengan
warna putih.

Jika menggunakan lembaran tripleks sebagai penutup


langit-langit, maka berikan cat dasar lebih dahulu dengan
cat kayu berbahan dasar air, kemudian dilapisi dengan
dua lapis cat emulsion.

Jika menggunakan asbes (fibr e-cement) sebagai penutup


langit-langit, beri cat dasar terlebih dahulu dengan cat
emulsion yang dicampur dengan 20% air bersih, dan jika
terdapat bagian kayu rangka yang ditampakkan (expose)
maka cat bagian tersebut dengan cat kayu berbahan dasar
air. Setelah itu cat seluruh bagian langit-langit (plafond)
dengan dua lapis cat emulsion.
Ilustrasi 22.8.
Pengecatan pada langit-langit teras
2 2 .3 Pen ge c a ta n p ad a pi n tu d an je n de la

Jika pintu dan jendel a terbuat dari kayu yang baik


kualitasnya maka untuk hasil akhir dapat ditampakkan
(expose) hanya dengan menggunakan lapisan vernish 95
(polyurethane lacquer) yang transparan.

Pertama-tama bagian kayu tersebut harus diamplas untuk


menghaluskan permukaannya, kemudian beri lapisan dasar
berupa campuran vernish dan 10% terpentine. Setelah
itu beri dua lapis vernish sebagai hasil akhir (finishing),
jangan lupa untuk mengamplas permukaan setiap satu
lapisan.

Jika kualitas kayu yang digunakan kurang baik maka


gunakan cat mengkilat (gloss paint) yang baik kualitasnya
untuk mengecat pintu dan jendela tersebut. Amplas terlebih
dahulu untuk mendapatk an permukaan yang halus
kemudian berikan cat dasar kayu (meni kayu). Setelah itu
Ilustrasi 22.9. lapisi dengan dua lapisan cat mengkilat (gloss paint), jangan
Pengecatan pada daun pintu
lupa untuk mengamplas permukaan setiap satu lapisan.
22.4 Pengecatan pada bagian atap

Bagian-bagian atap seperti papan tritisan dan lisplang


memerl uk an pengecat an untuk meli ndungi dan
memperindah penampilan bangunan.
Perbaiki keadaan permukaan sebelum dicat. Ratakan paku-
paku yang muncul, serta beri dempul pada bagian-bagian Lisplang

yang berlubang, kemudian amplas permukaannya. Beri


cat dasar (meni) kayu, setelah itu lapisi dengan dua lapis
cat tahan air (weathershield).
Ilustrasi 22.10.
Lisplang yang dicat putih
Perhatikan:

. Hindari melakukan pengecatan pada permukaan yang kotor


atau berminyak, karena akan memakan waktu lama pada
saat pengeringan cat dan hasil akhir permukaan cat akan
terlihat tidak bagus.

. Persiapkan keadaan permukaan yang akan dicat dengan


dibersihkan, dicuci, dsb.

. Hindari menyapu lantai sebelum atau pada saat melakukan


proses pengecatan, debu dan kotoran yang timbul akan
96 merusak hasil pengecatan.

. Ja ngan men ggunaka n kua s ca t (jenis roll maupu n


konvensional) yang sudah lama atau yang kurang baik
karena akan mempengaruhi hasil akhir pengecatan menjadi
tidak bagus.

. Lakukan selalu pengamplasan permukaan setiap kali satu


lapisan cat selesai dikerjakan sebelum mengerjakan lapisan
berikutnya.

. Hindari penggunaan bahan pengencer yang terlalu banyak


pada campuran cat.

. Bacalah petunjuk pengecatan yang ada pada kaleng cat


yang digunakan.
Toilet/WC sekolah dirancang untuk setiap 3 ruang kelas. Terdapat 3 buah toilet,
yang pertama toilet untuk siswi yang terdiri dari 2 ruangan, toilet untuk siswa
terdiri dari 2 ruangan, serta toilet untuk guru terdiri dari satu ruangan.

Hindari pemasangan urinoir pada toilet siswa terutama yang menggunakan


keramik, hal ini karena jenis ini sulit dijaga kebersihannya (mudah menimbulkan
bau tidak sedap, dsb) serta tidak ekonomis. Pemasangan wastaffel juga tidak
dianjurkan jika terdapat bak air, hal ini disebabkan wastafffel tidak ekonomis
dalam pembuatan dan perawatannya serta mudah mengalami kerusakan.

Tiap ruang toilet terdiri dari sebuah kloset jongkok dan sebuah bak penampungan
ai r ( bak mandi ) untuk menyiram toi let , mencuci t ang an, dsb.

Lantai untuk toilet lebih rendah daripada lantai ruang lainnya, sementara untuk
pemasangan toilet jongkok, lantai ditinggikan 150mm (dari ketinggian lantai
toilet) dengan menggunakan adukan beton (perbandingan 1 semen : 2 pasir :
3 kerikil). Sedangkan kedalaman bak adalah 70cm dihitung dari lantai yang
ditinggikan tersebut. Dengan adanya kenaikan ketinggian lantai menyebabkan
kedalaman pipa pembuangan limbah padat dapat dikurangi (tidak terlalu dalam).
Setiap toilet jongkok memiliki pipa saluran pembuangan menuju septic tank
sendiri-sendiri. Hal ini untuk memudahkan perawatan jika terjadi penyumbatan.

23. TOILET dan INSTALASI PENYALURAN- 97


PEMBUANGAN AIR
Kemiringan pipa pembuangan dari toilet ke septic tank minimum 5 0(dengan
menggunakan perbandingan 1:60; setiap 60cm mengalami penurunan minimal
1cm).

Bagian lantai dan daerah lantai sekitar kloset ditutup dengan keramik, dan
pemasangan keramik diletakkan dibawah keramik kloset, sehingga tidak dilakukan
pemotongan keramik lantai setelah kloset dipasang. Ini akan membuat sambungan
antara keramik kloset dengan lantai keramik lantai lebih rapi dan mudah
dibersihkan.

Sering terjadi masalah dengan air yang merembes dari dinding toilet (pada area
bak) menuju dinding ruang kelas disebelahnya, hal ini terjadi terutama bila bak
mandi dibuat menempel pada dinding.
Salah satu cara untuk menghindari hal ini adalah dengan menggunakan bak
air yang terbuat dari plastik atau fibre-glass, namun bak ini harus ditutup
rapat (sealed) dengan baik pada sambungannya dengan dinding. Gunakan
silicone sealer, dinding disekitar bak air harus dilapisi ubin keramik yang
ditempel dengan menggunakan adukan trasraam (perbandingan 1 semen
: 3 pasir atau 1 semen : 2 pasir, tergantung kualitas pasir yang digunakan).

Jika membuat bak air sendiri, lakukan pemasangan keramik pada dinding
bak air tersebut baik didalam maupun diluar dinding. Buat lubang
pembuangan air pada bak dengan menggunakan pipa besi diameter 50mm
sepanjang 200mm dengan kedua penutup pada kedua sisinya. Letakkan
menembus bak pada bagian bawah , gunakan adukan semen
(1 semen : 2 pasir :4 kerikil) dengan ditambah lem PVA agar
tahan air (water-proof). Penutup pipa besi kemudian dipasang
putaran ker an
pada bagian luar pipa sebagai penutup. (tap handle)

ulir (spindle)

ring karet (sealing washer)

Ilustrasi 23.1.

98 Keran air

keran air Keramik

beton

plat besi

50mm pipa besi

ditutup dengan
penutup besi

pipa pembuangan air

bak penampungan air

Ilustrasi 23.2.
Detail dinding
bak air Bak air
Jika memungkinkan pasang keramik pada dinding
toilet sampai setinggi pintu, pasang keramik dengan
adukan trasraam (1:2 atau 1:3). Hal ini untuk
mencegah air merembes dari dinding dan juga
lebih mudah perawatannya.

Jika menggunakan ubin keramik, gunakan yang


memiliki tekstur (anti-slip), hindari penggunaan
ubin keramik yang licin karena dapat berbahaya
Ilustrasi 23.3. saat basah (menyebabkan terpeleset, dsb).
Tipe KM dengan bak air dan kloset
Pipa air bersih harus ditanam didalam dinding
Kemiringan lantai untuk kamar
mandi sekitar 10 - 5 0. dimana pipa tersebut terlindungi, gunakan pipa
baja galvanised, hindari penggunaan pipa plastik
karena mudah retak/bocor. Semua saluran pipa
air bersih harus memiliki alat kontrol penyaluran
setempat (stop-valve) . Sehing ga bi la terjadi
kebocoran/kerusakan setempat, penyaluran air
pada area tersebut dapat di hentikan tanpa
mempengaruhi penyal uran air di area lai n.

Pintu untuk toilet sebaiknya berupa daun pintu


tunggal mengayun (bukan pintu geser) yang dibuat
dari bahan yang tahan air. Pasang pintu dengan 99
ambang bawahnya mem i li k i ket i ng gi an
Ilustrasi 23.4.
Kemiringan lantai (menggantung) dari lantai sejauh minimal 10cm
supaya tidak gampang terkena air.

stop cock

Ilustrasi 23.5.
Alat kontrol induk penyaluran air (stop cock) pada sumber air bersih PDAM.
Perhatikan:

. Hindari pemasangan urinoir pada toilet siswa karena jenis


ini sulit perawatannya dan tidak ekonomis.

. Gunakan adukan trasraam (1:2/1:3) untuk menempelkan


ub in k era mi k da n p les te ra n p ad a a re a t oil et .

. Gunakan ubin bertekstur (anti-slip).

. Pasang alat kontrol penyaluran air setempat (stop-valve)


untuk mengontrol penyaluran air dan keran-keran yang ada.

. Gunakan keran dan alat-alat penyaluran air yang terjangkau


dan baik mutunya.
Keran ledeng

Pompa listrik Wastafel

100

Keran saluran
Keran saluran setempat (stop valves)
utama (stop cock)

Keran saluran setempat


(stop valve)

Ilustrasi 23.6.
Sistem instalasi penyaluran air
bersih dengan menggunakan pompa
listrik
Pada umumnya di Indonesia, terutama pada daerah pedesaan, kegiatan belajar-
mengajar berlangsung pada pagi hingga siang hari menggunakan penerangan
sinar matahari sehingga penerangan listrik tidak dibutuhkan. Namun pada saat-
saat tertentu diperlukan penggunaan penerangan listrik seperti pada saat
hujan/langit gelap maupun bila terdapat kegiatan di sore atau malam hari.

Oleh sebab itu pemasangan instalasi listrik dianggap perlu, untuk itu diperlukan
tenaga ahli kelistrikan yang baik untuk pemasangannya.

Gunakan kabel listrik yang dibalut dengan karet/plastik baik untuk dibalik
dinding maupun langit-langit (plafond).

Pergunakan titik lampu untuk penerangan yang memadai yang dapat mencakup
seluruh area dalam ruangan.

Untuk mendapatkan penerangan yang memadai dalam ruang kelas gunakan 4


buah titik lampu dalam 1 ruang kelas berkekuatan masing-masing minimum
1200 fluorescent (20 W untuk lampu TL/60 W untuk lampu pijar). Jika dana yang
tersedia terbatas maka lebih baik untuk melengkapi beberapa kelas saja dengan
penerangan yang memadai daripada semua kelas dengan penerangan yang
kurang memadai.

24. PEMASANGAN INSTALASI KELISTRIKAN 101

Ilustrasi 24.1.
Titik lampu pada langit-langit ruang
lelas

Pada umumnya, ruang kelas


menggunakan 4 dudukan lampu yang
diletakan sedemikian rupa sehingga
pencahayaan dapat memenuhi ruangan
secara merata.
Lampu yang digunakan bisa lampu neon
atau lampu pijar.
Jika diperlukan pemasangan stop-kontak maka gunakan stop-kotak yang
baik mutunya dengan jumlah minimal 4 buah perkelas untuk masing-masing
sisi dinding.

Jika dana yang tersedia tidak cukup untuk pemasangan instalasi listrik
namun direncanakan akan dipasang di masa yang akan datang, maka pasang
sarana pemasangan alat-alat listrik yang diperlukan saja seperti lubang kabel
pada dinding dan langit-langit sehingga pada saat dana tersedia cukup
menambah deng an alat- al at ins talasi l is trik yang diperl uk an.

Jika tidak terdapat aliran listrik pada daerah dimana sekolah dibangun
namun penerangan listrik dirasa perlu maka dapat mempertimbangkan
penggunaan listrik tenaga matahari. Instalasi untuk listrik dari tenaga
matahari ini cukup mahal dalam pembuatan dan perawatannya, namun
untuk pemakaian tidak mengeluarkan biaya.

Jika terdapat instalasi listrik pada bangunan sekolah maka sekolah harus
memiliki salinan denah cetak biru dari instalasi listrik tersebut (letak
kabel,dsb). Denah ini berguna untuk kegiatan perawatan dan perbaikan.

Titik lampu pada ruang kelas.


Dalam sebuah ruang kelas
gunakan minimal dua buah
titik lampu yang diperhitungkan
mampu menerangi keseluruhan
ruang kelas.

102

Saklar
lampu.

Stop
kontak.

Ilustrasi 24.2.
Contoh gambar 3 dimensi peletakkan
salah satu titik lampu pada ruangan
Perletakan titik lampu, saklar,dan
stop kontak variatif tergantung
dengan desain masing-masing sekolah.
Perhatikan:

. Pasang instalasi listrik hanya jika sekolah sanggup


membiayainya.

. J ika pe masa nga n inst ala si list rik se ca ra


keseluruhan tidak memungkinkan, pasang dahulu
sarana pemasangan alat listrik tersebut (lubang
kabel, dsb) untuk pemasangan di masa datang.

. Untuk pemasa nga n inst alasi listrik gunakan


tenaga ahli kelistrikan yang baik.
Ilustrasi 24.3.
Sekering listrik pada dinding
. Pasang minimal 4 titik lampu pada ruang kelas
yang masing-masing berkekuatan 1200 fluorescent
(2 0W un tu k TL /60 W unt uk lampu p ijar)

. Penggunaan listrik tenaga matahari untuk sekolah


di daerah yang belum terdapa t aliran list rik
m e ru p a k a n a lt e r n a ti f y a ng b a i k b ila
memungkinkan.

. Sekolah harus memiliki denah cetak biru instalasi


kelistrikan, untuk pelaksanaan kegiatan perawatan 103
maupun perbaikan sewaktu-waktu.

Ilustrasi 24.4.
Saklar dan stop kontak listrik
pada dinding Matikan lsitrik

Matikan lampu

Ilustrasi 24.5.
Matikan aliran listrik sebelum
memasang dudukan lampu
25.1 Pendahuluan

Pada saat bangunan sekolah selesai, terdapat beberapa


pekerjaan pembuatan yang harus dilakukan pada area
sekitar tapak bangunan, pekerj aan ini adalah:
 Saluran drainase air
 Paving block dan jalan setapak
 Dinding penyangga
 Septic tank dan rembesannya
 Persediaan air bersih
 Penampungan air bersih
 Sumur
 Pembuangan sampah

Terdapat pula beberapa pekerjaan pada tapak yang


umumnya terdapat pada bangunan sekolah namun
tidak vital fungsinya, seperi pagar, gerbang, dsb. Untuk
hal-hal ini pembuatannya tergantung kepada komite
sekolah. Ilustrasi 25.1.
Pembangunan gerbang depan
dan pagar sekolah dengan
menggunakan dana masyarakat

10 4 25. PEKERJAAN PADA LINGKUNGAN SEKELILING


TAPAK BANGUNAN
25.2 Saluran drainase air

Drainase diselili ng tapak terutama disekelil ing


bangunan mempunyai fungsi penting untuk mencegah
genangan air pada lingkungan sekolah pada saat musim
hujan, juga mencegah tanah disekeliling bangunan
mengalami erosi.

Drainase pada sekelili ng bangunan dibuat tepat


dibawah tepi atap pada muka dan belakang bangunan,
dan saluran drainase tersebut harus cukup lebar untuk
menampung air yang jatuh dari atap pada saat hujan
lebat.
Ilustrasi 25.2.
Saluran drainase tersebut dapat dibuat dari beton pra-cetak atau buis
beton/blok beton (concrete blocks), atau drainase dapat dibuat secara sederhana
dari bata tanah liat dengan spesi adukan beton.

Susun 3 buah bata , dengan bata pada sisi kiri-kanannya terletak miring
sehingga menghasilkan saluran yang lebar (lihat ilustrasi). Saluran drainase
dibuat miring ke bawah minimal 5 (dengan menggunakan perbandingan
Ilustrasi 25.3.
Saluran drainase dengan 1:100; setiap 100cm mengalami penurunan minimal 1cm), setelah itu beri
bata dan plesteran
plesteran dengan adukan semen-pasir (perbandingan1:3). Buatlah drainase
sehingga tidak terdapat bagian saluran yang datar atau terlalu rendah yang
dapat mengaki batkan timbulnya genangan air dan menjadi tempat
berkembang biak nyamuk.

Buatlah drainase pada sekeliling bangunan dan juga pada area dimana
terdapat paving (yang menyebabkan air agak lama terserap ke tanah) seperti
pada lapangan upacara, dsb (lihat ilustrasi 25.4.). Buat saluran mengalir
menuju saluran pembuangan air induk diluar tapak.

Ilustrasi 25.4.
Saluran drainase dengan Perhatikan:
buis beton
. Bua tlah selalu drainase pa da sekeliling ba nguna n.

. Saluran drainase dibuat sehingga air yang terkumpul


mengalir menuju saluran pembuangan air induk di luar 105
tapak.

Tipe saluran drainase Tipe saluran drainase


dengan concrete blocks 1 dengan concrete blocks 2

Tipe saluran drainase Ilustrasi 25.5.


dengan susunan bata Macam-macam tipe saluran drainase
25.3 Paving dan jalan setapak

Paving disekeliling bangunan terletak antara pagar luar dan


saluran drainase berfungsi untuk mencegah erosi pada tapak.

Untuk pemasangan paving block, pertama-tama tanah dipadatkan


yang akan diberi paving dibersihkan dan dipadatkan dengan
baik Kemudian beri lapisan pasir kasar diatasnya setebal
kurang lebih 10cm sampai 20cm, lapisan pasir ini juga
dipadatkan. Setelah itu susun paving block diatas pasir kasar
tersebut.
Ilustrasi 25.5.
Paving blocks
Jalan setapak pada tapak mempunyai fungsi yang
cukup penting terutama pada daerah yang curah
hujannya tinggi maupun pada tapak yang berkontur Jalan setapak
rabat beton
(untuk mengurangi erosi tanah pada tapak). Pada
saat hujan dan area tapak menjadi basah, jalan setapak
dapat mengurangi banyaknya tanah dan lumpur yang
terbawa ke area teras maupun ke ruang kelas sehingga
kebersihan bangunan terjaga.

Jalan setapak juga berguna sebagai penunjuk arah


dan lalu lintas pergerakan orang dalam tapak. Harus
diingat agar jalan setapak dibuat pada area dimana Pasir
106 ramai terjadi lalu lintas pergerakan pengguna
bangunan, jika dibuat pada area dimana jarang dilewati
Ilustrasi 25.6.
oleh pengguna maka pembuatannya hanya akan Potongan aksonometri
jalan setapak yang menggunakan
membuang-buang biaya. Jalan setapak juga harus rabat beton
memi liki lebar yang cukup untuk menampung
pergerakan dari pengguna. Lebar jalan setapak yang
dianjurkan minimal 1.80m dan lebih lebar pada tiap
sudut persimpangan/belokan.

Pembuatan j al an setapak sama seperti pada


pemasangan paving, yai tu membersihkan dan
memadatkan lantai kerja kemudian diberi lapisan
pasir kasar yang dipadatkan setebal 10cm-20cm.
Setelah itu tuang dengan adukan semen-pasir-kerikil
(perbandingan 1:2:4) setebal 10cm, buatlah perbagian,
dengan satu bagian maksimum panjangnya 2m (lihat Ilustrasi 25.7.
ilustrasi 25.7.). Jalan setapak
Tangga juga pada saat tertentu
diperlukan terutama pada tapak
yang berkontur. Buat tangga
rabat beton menggunakan adukan semen-
pasir keriki l (perbandingan
1 :2:4) . Setiap anak t angga
pasir memil iki ukuran jarak kaki
3 0cm dan ting gi 1 2.5 cm.
Ketebalan minimal tangga pada
Ilustrasi 25.8. bagian sudut adalah 15cm (lihat
Tangga pada tanah berkontur
ilustrasi 25.8.).

Perhatikan:

. Paving pada sekeliling tapak akan membantu mencegah


erosi pada tanah.

. Penggunaan paving block lebih baik daripada rabat beton


pada area sekeliling tapak.

. Adanya jalan setapak akan membantu mencegah erosi tanah


serta menjaga sekolah tetap bersih.

25.4 Dinding penyangga 107


Apabila tapak berkontur, keadaan permukaan tanah miring,
maka perlu adanya dinding penyangga untuk menahan
tanah disekitar tapak agar tidak longsor. Jika kemiringan
tanah tinggi maka diperlukan dinding penyangga yang
tinggi pula.

Jika pada tapak terjadi perubahan ketinggian tanah, maka


perlu dibuat dinding penyangga untuk menahan tanah
yang berada pada area yang lebih tinggi.

Dinding penyangga dibuat dari batu kali yang berukuran


Ilustrasi 25.9. besar. Bagian belakang dari dinding (yang menahan tanah)
Dinding penyangga memiliki permukaan vertikal, sedang bagian mukanya
memiliki permukaan miring dengan bagian bawah lebih
tebal (lihat ilustrasi 25.9.).
Dal am pembuatannya pertama-tama
ratakan tanah lantai kerja dan dipadatkan
dengan baik lalu diberi lapisan pasir yang
Sulingan air tanah pada dinding
dipadatkan setebal 5 cm, diatasnya diberi penyangga
lapisan batu besar/kali yang dipadatkan
setebal 10 cm. Kemudian pada bagian
paling atas diberi lapisan batu kali dalam
ad uk a n s e m en /p as i r d en g a n
perbandingan 1:4 hingga mencapai
ketinggian yang diinginkan. Pasang pipa
plastik diameter 50mm atau batang
Ilustrasi 25.10.
bambu (pastikan lubang bambu tidak tersumbat) kedalam dinding penyangga Detail dinding penyangga
kurang lebih 20cm diatas permukaan tanah bagian bawah (lihat ilustrasi).
Lubang ini berfungsi untuk mengalirkan air yang terdapat pada tanah di
bagian belakang dinding. Jika air pada tanah di bagian belakang dinding
tidak dialirkan maka hal ini dapat menyebabkan dinding tersebut runtuh.

Pada saat dinding penyangga telah selesai dikerjakan, isi bagian belakang
dinding tersebut dengan material tanah yang tidak larut (lihat ilustrasi
25.10.), padatkan material tersebut.

Jika tapak memerlukan dinding penyangga yang tingginya lebih dari1.2m


atau tapak memiliki lahan yang mudah longsor, mintalah dahulu pendapat
108 ahli konstruksi untuk desain dan pembuatannya.

Dinding penyangga dengan ketinggian lebih dari 1.2m harus memiliki pagar
pengaman untuk mencegah pengguna sekolah jatuh.

Dinding penyangga

Ilustrasi 25.10.
Dinding penyangga
Perhatikan:

. Buat dinding penyangga bila kemiringan tanah lebih besar


dari 60 0.

. Pastikan dinding penyangga bertumpu pada tanah yang


telah dipadatkan seperti pada pembuatan pondasi bangunan.

. Buat selalu pipa saluran untuk menyalurkan air dari tanah


pada bagian belakang dinding.

. Minta pendapat ahli konstruksi bila memerlukan dinding


penyangga yang tingginya lebih dari 1.2m.

. Pasang selalu pengaman bila ketinggian dinding penyangga


lebih dari 1.2m berupa pagar, dsb.

25.5 Septic tank dan rembesannya

Jarak terlalu dekat Pada situasi normal, septic tank dan rembesannya
dibuat mengikuti standar yang ada (lihat ilustrasi
25.12.).
Septic tank
Sumur air Septic tank dan rembesannya harus memiliki jarak 109
Ilustrasi 25.11. minimal 3 meter dari bangunan sekolah sehingga
Air kotor dapat merembes ke sumber air bersih
(sumur) jika jaraknya terlalu dekat jika terjadi kebocoran septic tank, keadaan tanah
pada bagian pondasi bangunan tidak mengalami
kelembapan yang dapat menyebabkan penurunan
pondasi.

Akan sangat berguna bila septic tank memiliki akses


bukaan pada tanah diatas pipa saluran air kotor
dari toilet sebelum masuk ke septic tank, untuk
memudahkan pekerjaan perbai kan bila terjadi
penyumbatan. Akses bukaan ini juga harus ada
setiap jarak 6m (jika septic tank jauh letaknya) atau
pada pipa yang membelok (jika ada). Semua bukaan
ini harus memiliki tutup yang dapat dibuka terbuat
dari semen.
Ilustrasi 25.12.
Septik tank untuk daerah normal
Pada kondisi tapak yang basah terutama pada daerah rawa, septic tank biasa
dan rembesannya tidak akan bekerja dan perlu dilakukan cara-cara yang
khusus untuk menanganinya.

Pada situasi seperti ini septic tank harus tahan air untuk mencegah air dari
tanah masuk ke dalam septic tank maupun sebaliknya. Dan septic tank harus
diletakkan pada posisi yang paling tinggi yang memungkinkan dengan
mempertimbangkan ketinggian toilet dan kemiringan pipa air kotor yang
dibutuhkan.

Buat bagian dasar (horizontal) septic tank setebal 150mm dengan adukan
beton (perbandingan 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil) yang diperkuat dengan
tulangan besi. Gunakan adukan yang sama untuk membuat bagian dinding
septic tank dan bila memungkinkan beri tulangan besi juga. Perlu diperhatikan
pada bagian sambungan antara dinding dengan dasar septic tank agar
sambungannya rapat. Bila terdapat cairan anti air (water-proofing agent) dapat
dimasukkn ke dalam adukan beton untuk dasar dan dinding septic tank (bila
tidak tersedia dapat menggunakan lem PVA).

Jika menggunakan bata tanah liat untuk pembuatan dinding septic tank
gunakan susunan satu bata. Jika menggunakan block semen, dsb, haruslah
jenis yang solid dengan ketebalan minimal 20cm. Gunakan spesi dan
plesteran berupa adukan semen (dengan perbandingan 1 semen : 3 pasir)
110 pada kedua sisi dinding (luar dan dalam) dan bila tersedia campurkan cairan
anti air (water-proofing agent) atau dapat pula mencampurkan lem PVA.

Tipe rembesan yang digunakan pada situasi seperti ini adalah tipe dengan
alas evapo-transpiration. Gali lubang untuk rembesan kemudian beri lapisan
kerikil setinggi 1m diatas lapisan tanah. Pipa penguapan plastik 50mm
kemudian ditaruh diatas kerikil. Pipa 50mm tersebut dihubungkan dengan
pipa 100mm ke septic tank, kemudian tutupi dengan lapisan atas tanah
(lihat ilustrasi 25.13.).

Tanah diatas rembesan ini kemudian ditanami dengan tumbuhan (jenis


rumput-rumputan) yang cepat tumbuh dan dan bernafas dengan cepat
(menguapkan air) sehingga air pada tanah yang ada dibawahnya dapat
menguap dengan cepat. Rawat dan potonglah tanaman diatas rembesan
ini secara teratur.
Pada area rembesan, tanah disekelilingnya ditinggikan untuk mengantisipasi
bila terjadi banjir pada musim hujan.

Rembesan untuk bangunan dengan 6 ruang kelas mempunyai ukuran sekitar


20m x 20m (lihat ilustrasi).

Perhatikan:

. Jarak minimum antara bangunan dengan septic tank dan


rembesannya adalah 3m.

. Ikuti gambar cetak biru dari rancangan dengan benar pada


saat pembuatan septik tank.

. Jika jarak pipa saluran septic tank cukup panjang buat


akses bukaan untuk memeriksa atau memperbaiki pipa
tersebut.

. Pada daerah yang basah (rawa,dsb) perlu dilakukan cara-


cara pembuatan septic tank khusus yang berbeda dengan
septic tank biasa.

111
6.00 4.00 4.00 6.00

Pipa berongga 6.00


diameter 50mm

Soil pipe
4.00

4.00
Sebaiknya pipa dikubur untuk
melindungi pipa tersebut
6.00

Parit dengan kerikil yang


berfungsi sebagai penyerapan
1.00 Ilustrasi 25.13.
Septik tank untuk daerah yang sangat
Tanami rumput yang mempunyai lembab atau berbatu
kemampuan menyerap yang baik
disekitar septik tank
25.6 Persediaan air

Semua bangunan sekolah baik


yang berada di kota maupun
daerah terpencil memerlukan
sumber air bersih yang dapat
diandalkan.

Pada beberapa sekolah, terutama


di kota dan desa yang cukup besar
biasanya memiliki akses air bersih
dari perusahaan air setempat atau
dari sumur dan mata air.
Ilustrasi 25.14.
Sumur air bersih
Jika jarak sumber air cukup jauh maka diperlukan pipa dari sumber air ke
bangunan sekolah. Pipa yang digunakan dapat berupa plastik (polyethylene)
atau baja galvanised. Pipa plastik yang tipis memang murah namun cepat
rusak. Jenis pipa apapun yang digunakan pastikan diameternya minimal
32mm (dianjurkan 35mm) dan ditanam di tanah dengan kedalaman minimal
60cm untuk melindungi pipa tersebut dari beban diatasnya dan sebaiknya
diberi lapisan pasir disekelilingnya.

Jika sekolah mendapatkan akses penyaluran air bersih dari perusahaan air
112 setempat, maka harus dipasang meteran air. Alat kontrol penyaluran air
induk (stop-cock) harus dipasang pada area yang mudah dicapai sehingga jika
sewaktu-waktu terjadi kebocoran dan sebagainya penyaluran air dapat
dihentikan dengan mudah.

Bila terdapat meteran air maka alat kontrol induk harus berada didekatnya
dan berada di dalam area sekolah. Keduanya harus terlindung dengan
meng gunakan kotak dari seng, dsb, yang dapat dibuka-tutup.

Diperlukan pula pemasangan alat kontrol penyaluran air setempat (stop-


valve) untuk menghentikan aliran air bila terjadi kebocoran, dsb, sehingga
dapat diperbaiki pada area dimana terjadi kebocoran tanpa mempengaruhi
aliran air di area lain.
25.7 Tempat penyimpanan air

Jika sekolah mendapatkan persediaan air yang tidak lancar, maka diperlukan
pemasangan tangki penyimpanan air.

Jika permukaan tanah pada tapak sekolah berkontur dan aliran air datang
dari arah yang tinggi, dapat menggunakan tangki air yang berada di atas
tanah. Tangki air dapat dibuat menggunakan adukan semen untuk dasarnya
dan bata atau block semen untuk dindingnya (pembuatannya sama dengan
septic tank, lihat bagian sebelumnya). Ukuran dari tangki tergantung pada
jumlah siswa dan kelancaran dari ketersediaan air.

Pipa yang menyalurkan air ke dalam tangki harus berada di bagian atas
tangki dan harus dilengkapi dengan alat kontrol penyaluran air setempat
(stop valve) untuk menghentikan aliran air bila tangki sudah penuh. Pipa yang
menyalurkan air keluar dari tangki harus berada pada bagian bawah tangki
dan dapat disalurkan ke bangunan sekolah hanya dengan menggunakan
tenaga gravitasi.
Ilustrasi 25.15.
Dudukan tangki berupa menara Jika permukaan tanah pada tapak datar, dan
tekanan air cukup kuat maka dapat tangki dapat
diletakkan di atas dengan menggunakan dudukan
tangki berbentuk menara. Buat menara tersebut
dari baja galvanised, jika menggunakan besi biasa 113
pastikan untuk memberi lapisan cat dasar (meni)
besi dan dua lapis cat tahan cuaca (weathershields).
Mintalah petunjuk dari ahli bangunan untuk
membuat menara air tersebut.

Gunakan tangki air GRP (Glass Reinforced Plastic)


yang mempunyai umur pemakai an cukup
panjang. Tangki tersebut harus cukup besar
untuk menampung kebutuhan air sekolah dalam
jangka waktu 1 hari (minimum 7.500 lt sehari
untuk bangunan sekolah dengan 6 kelas).

Ilustrasi 25.16.
Tangki penyimpanan air GRP
Pipa aliran air keluar dan masuk tangki sebaiknya
terbuat dari baja galvanised dan keduanya dilengkapi
dengan al at kontrol setempat (stop-val ve).

Jika tekanan air kurang kuat maka perlu dibuat


tangki penampungan air pada tanah dan air
kemudian dipompa ke tangki atas yang kemudian
disal urkan ke bangunan sekolah di bawah.

Untuk memompa ai r ke tangki atas dapat


menggunakan pompa air listrik. Namun jika
daerah dimana bangunan sekolah terdapat belum
tersedia aliran listrik maka dapat menggunakan
pompa manual (dengan tangan) unt uk
memompa. Memompa air secara manual akan
cukup memakan tenaga oleh sebab itu buatlah
jadwal bergilir untuk melakukan hal ini setiap Ilustrasi 25.17.
hari. Pompa air listrik

Jika menggunakan pompa air listrik, pastikan kemampuannya cukup kuat


dengan mempertimbangkan tinggi menara dan kapasitas tangki. Pompa air
listrik ini juga perlu diperiksa secara berkala dan dipelihara dengan baik.

114 25.8 Sumur

Pada beberapa sekolah terutama yang berada di daerah terpencil biasanya


mengandal kan sumur sebag ai sumber persedi aan ai r bers ih.

Sumur-sumur tradisional yang biasa terdapat di Indonesia pada bagian


dindingnya kurang mendapat perkerasan dan bagian atasnya tidak tertutup
dengan baik sehingga rawan terhadap pencemaran baik dari samping
maupun dari atas.

Bila akan membuat sumur baru untuk bangunan sekolah, dinding sumur
haruslah mendapat pengerasan yang baik dan memiliki alat pompa manual
(dengan tangan) yang berdiri pada tutup sumur yang terbuat dari semen,
atau hanya berupa sumur yang ditutup dengan semen dan memiliki bukaan
dengan penutup yang terbuat dari semen atau kayu.
Penggalian sumur baru harus dilakukan pada akhir musim kering dan harus
memiliki kedalaman minimal 3m dibawah garis permukaan air pada saat
itu sehingga di dalam sumur selalu tersedia air. Jika melakukan penggalian
sumur baru pada saat musim hujan biasanya sumur akan mengering pada
saat musim kering karena kedalamannya kurang.

Karena harus digali 3m dibawah batas permukaan air tanah maka mungkin
akan diperlukan penggunaan pompa sementara untuk memompa air keluar
dan menjaga sumur tetap kering pada saat dikerjakan.

115

Ilustrasi 25.18.
Potongan pompa tangan
dengan menggunakan
sistem ring beton
Sumur tidak boleh diletakkan
berdekatan dengan septic tank
dan rembesannya atau bila Jarak minimal antara sumur
air dengan septic tank
pada tapak berkontur ditaruh minimal 10m
pada area yang rendah karena
Sumur air Septic tank
ha l te r se bu t a k a n
menyebabkan sumur rawan
pencemaran. Jarak antara
sumur dengan septic tank minimal 10m (dianjurkan 30m). Pada daerah tapak Ilustrasi 25.19.
yang basah (daerah rawa), maka jarak mini mal adal ah 3 0m. Jarak minimal antara sumur
air dengan septic tank minimal
10m
Dinding sumur dapat dibuat dari susunan bata atau beton pre-cast (dibuat
dan dicetak lebih dahulu). Jika menggunakan dinding sumur dari bata, maka
lubang sumur digali terlebih dahulu kemudian dindingnya diberi pengerasan
dengan bata dan spesi trasraam (perbandingan 1 semen : 3 pasir atau 1
semen : 4 pasir). Penggunaan beton pre-cast lebih baik dan lebih cepat karena
tinggal disusun ke bawah (lihat ilustrasi 25.18.).

Dinding dari sumur harus tahan air setidaknya setinggi batas air pada saat
musim hujan. Hal ini akan mencegah pencemaran dari tanah disekeliling
sumur. Dinding bagian dasar dari sumur yang berada dibawah garis
permukaan air tanah harus dibuat jarak antar ring dan jarak tersebut diisi
pasir kasar atau kerikil kecil sebagai spesi. Jika menggunakan bata, beri
116 susunan bata dengan spesi sama yaitu berupa pasir kasar atau kerikil kecil.
Pada dasar sumur diberi lapisan pasir kasar atau kerikil kecil yang bersih
setebal 15mm. Hal ini memungkinkan air masuk ke dalam lubang sumur
dari dinding dan dasar yang bersih.

Bila lubang sumur dan dindingnya telah selesai dikerjakan, bila menggunakan
sistem katrol dengan menggunakan ember maka buatlah dinding setinggi
minimal 1m dari permukaan tanah pada sekeliling lubang sumur. Jika
menggunakan sumur pompa tangan, buat dinding sumur hingga ketinggian
30cm diatas permukaan tanah. Pada bagian bawah sekeliling dinding sumur
diberi pengerasan lantai dengan diameter kurang lebih 1,5m (platform/apron).
Buat permukaannya menurun ke bawah sehingga jika ada air di permukaan
tanah tidak akan menggenang tapi turun menjauhi lubang sumur. Sambungan
antara platform dengan dinding sumur harus diberi sambungan rapat (seals)
sehingga air dari permukaan tanah tidak dapat merembes ke dalam sumur.
Air yang pertama kali keluar pada saat lubang sumur digali biasanya kotor,
cara terbaik untuk membersihkannya adalah dengan menguras semua air
sumur tersebut sebanyak tiga kali. Jika sumur cepat terisi kembali maka
diperlukan bantuan pompa. Jika menggunakan ember untuk mengeringkan
sumur gunakan katrol sehingga pengurasan dapat dilakukan dengan cepat
dan bersih.

Perhatikan:

. Hindari membuat sumur air bersih di permukaan tanah yang


lebih re ndah dari permukaan ta nah se ptic tank dan
rembesannya.

. Hindari jarak yang terlalu dekat antara sumur air bersih


denga n septic tank da n re mbesannya (minimal 10m).

. Galilah lubang sumur sampai kedalaman minimal 3m dibawah


garis permukaan air tanah pada saat akhir musim kering.

. Tutuplah selalu lubang sumur.

25.9 Pembuangan sampah

Pada saat bangunan sekolah telah selesai dikerjakan, 117


area lingkungan sekolah perlu dijaga kebersihan
dan kerapiannya untuk menjaga penampilan sekolah
serta mencegah berbagai penyakit yang dapat timbul
dari kuman yang bersarang pada tumpukan sampah
yang membusuk.

Pengguna sekolah baik guru maupun siswa-siswi


perlu mengetahui pentingnya menjaga kebersihan
dan kerapian lingkungan sekolah. Dan perlu dibuat
peraturan sekolah untuk melaksanakan hal ini.
Buatlah jadwal bergilir yang memungkinkan seluruh
pengguna sekolah ikut berpartisipasi dalam menjaga
lingkungan sekolah.
Ilustrasi 25.20.
Tong sampah yang terbuat dari drum
bekas berbahan seng/besi
Jagalah kebersihan sekolah. Sediakan selalu bak sampah pada sekeliling area
sekolah dan buatlah alat untuk membakar sampah yang sederhana. Lakukan
pembakaran sampah jauh dari area sekolah serta tidak mengganggu
lingkungan disekitarnya. Sampah-sampah yang ada harus dikumpilkan setiap
hari atau setiap minggu tergantung pada banyaknya sampah kemudian
bakarlah sampah yang telah terkumpul tersebut.

Alat pembakaran sampah yang sederhana dapat dibuat dari drum bekas
yang telah dibuka bagian atasnya. Berilah lubang-lubang pada badan dan
alas dari drum tersebut. Letakkan drum tersebut pada alas berupa bata atau
block. Abu yang dihasilkan dari proses pembakaran harus ditimbun pada
lokasi dekat pembakaran samapah tersebut. Tiap lapisan abu tersebut dilapisi
dengan tanah dan pada saat lubang penuh tutuplah bagian atasnya dengan
tanah dan galilah lubang baru untuk abu selanjutnya.

Tempat untuk membakar sampah


bisa menggunakan tong bekas
material. Lihat ilustrasi disebelah
kiri (ilustrasi 25.21.).
Bersihkan, kemudian beri lubang
pada sisi-sinya untuk tempat
pembuangan pembakaran,
masukan sampah melalui sisi atas
tong kemudian dibakar. Lihat
ilustrasi disebelah kanan (ilustrasi
25.22.)..

118

Ilustrasi 25.22.
Tong pembakaran sampah yang terbuat dari drum
air..
Ilustrasi 25.21.
Drum air.
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

MANUAL PEMBANGUNAN
GEDUNG SEKOLAH
Untuk Digunakan Sekolah dan Masyarakat

Pengarah:
Dirjen Dikdasmen
Direktur PLP
Direktur Pendidikan TK dan SD

Penanggung Jawab:
Nono Adya S.

Tim Penyusun:
Nigel Wakeham, AADipl. RIBA
Dana Obera
Robert L. Tenggara

Diperbanyak Oleh:
Proyek Peningkatan Pendidikan Dasar I (BEP I – Loan 4308 IND)
Departemen Pendidikan Nasional
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai