GEDUNG SEKOLAH
Untuk Digunakan Sekolah dan Masyarakat
Pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun yang terdiri atas 6 tahun di tingkat Sekolah
Dasar dan tiga tahun di tingkat Sekolah Lanjut Tingkat Pertama memerlukan wadah pendidikan
yang baik untuk meni ngk atkan kesempatan belaj ar bagi masyarakat Indonesi a.
Pemerintah melalui Proyek Peningkatan Pendidikan Dasar memiliki program yang bertumpu pada
masyarakat berupa Pembangunan Unit Sekolah Baru SLTP-MTs (dengan tujuan meningkatkan
akses kesempatan belajar siswa SLTP-MTs melalui pembangunan gedung sekolah baru) dan
Rehabilitasi Gedung SD-MI (dengan tujuan meningkatkan mutu melalui perbaikan sarana belajar
mengajar bagi guru dan siswa-siswi). Diharapkan dengan adanya partisipasi yang aktif, masyarakat
dapat belajar untuk mandiri sekaligus menanamkan rasa memiliki terhadap gedung sekolah
di daerahnya sendiri.
Kita melihat masih banyak terdapat daerah-daerah dimana gedung sekolah untuk sarana belajar
mengajar yang ada kurang jumlahnya untuk menampung banyaknya jumlah siswa pada daerah
tersebut, maka diperlukan pembangunan unit-unit sekolah baru. Untuk itu diperlukan suatu
panduan cara- cara membang un un it sek ol ah baru yang bai k dan benar.
Buku Manual Pembangunan Gedung Sekolah ini disusun dengan harapan sekolah dan masyarakat
dapat menjadikan buku ini sebagai acuan. Adapun buku manual ini bukan merupakan peraturan
baku karena kondisi lokasi, geografis dan klimatologis akan ikut mempengaruhi bentuk gedung
sekolah tersebut.
Pada akhirnya terima kasih kepada seluruh jajaran Proyek Peningkatan Pendidikan Dasar atas
masukkan yang telah diberikan.
i
Jakarta Jakarta, September 2003
Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah
Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah
iii
DAFTAR ISTILAH
Dalam buku manual ini terdapat istilah-istilah teknis konstruksi (misalnya: Bekisting) dan istilah-istilah yang
menggunakan bahasa asing (ditandai dengan huruf miring, misalnya: Curing). Untuk memudahkan pembaca
untuk mengerti arti istilah yang dipergunakan, maka disusun daftar istilah-istilah berikut definisinya yang sering
dipergunakan dalam buku ini.
Istilah-istilah tersebut adalah:
Adhesive: Zat perekat. Lem.
Aanstamping: Batu kali yang dipasang/disusun dibawah pondasi. Fungsinya untuk mengatasi gerakan dinamis
tanah/ bumi sehingga tidak merusak pondasi dan struktur diatasnya.
Balok Lintel: Balok yang terbuat dari kayu atau beton (1 semen: 2 pasir: 4 kerikil), berfungsi untuk menopang
beban dinding diatas bingkai kusen pintu/jendela dan sekaligus mencegah terjadinya retakan rambut diatas
bingkai tersebut.
Bekisting: Papan cetakan beton.
Block: Bahan yang berfungsi sama dengan batu bata tanah liat namun terbuat dari material yang berbeda,
misalnya: batako.
Block panel: Susunan batu bisa berupa bata atau batako.
Blueprint: Denah cetak biru.
Cat Emulsion: Cat berbahan dasar air.
Chicken Wire: Kawat Ayam. Anyaman kawat.
Claw-Hammer: Palu-cakar. Palu yang dilengkapi dengan “cakar” yang berfungsi untuk mencabut paku.
Curing: Kegiatan untuk menjaga kelembaban beton saat beton semakin mengeras.
Sementara itu, baik staf sekolah maupun anggota masyarakat tidak dapat
diharapkan sepenuhnya untuk menggantikan tugas dari kontraktor
bangunan, biasanya ada beberapa anggota masyarakat yang mempunyai
keahlian tertentu seperti perancang bangunan, pekerja bangunan, ataupun
Selain manual pelaksanaan konstruksi gedung sekolah ini, terdapat dua manual lagi
yang melengkapinya, yaitu manual rehabilitasi gedung sekolah yang sudah ada, serta
manual pemeliharaan gedung sekolah setelah dibangun. Ketiga manual ini diharapkan
dibaca secara bersamaan.
Desain bangunan ruang-ruang kelas sekolah dengan biaya efektif telah dipersiapkan
yang secara umum mudah dikerjakan oleh masyarakat untuk dibangun (lihat ilustrasi
1.2-1.5).
Dua buah variasi dari bangunan ruang kelas standar dapat dilihat pada ilustrasi.
Pada ilustrasi pertama (1.2) dengan tiga ruang kelas dan toilet pada bagian belakang.
Pada ilustrasi kedua (1.3) dengan tiga ruang kelas tanpa toilet.
Untuk membimbing komite sekolah dalam pembangunan unit-unit ruang kelas,
terdapat daftar bahan-bahan bangunan yang diperlukan untuk pembangunan ruang
kelas standar, tiga ruang kelas dengan toilet, dan tiga ruang kelas dengan ruang
kantor. (lihat lampiran)
Beberapa bahan bangunan yang berbeda yang dapat dipergunakan, antara lain :
. Bata atau block ( concr ete block, batako, dsb) untuk di ndi ng.
. Genteng tanah liat, genteng metal berprofil, atau genteng asbes untuk
atap.
. B eton , k erami k b ergl azur, at au s l ab beton untuk l an tai .
Manual ini menggambarkan konstruksi dari bangunan ruang kelas tipikal menggunakan
bata atau block untuk dinding, dan genteng metal berprofil, atau genteng tanah liat
untuk atap, namun dapat digunakan material bangunan yang lain sebagai pengganti
tergantung ketersediaan daerah masing-masing tanpa mempengaruhi metode dasarnya.
2.00 Teras
Ilustrasi 1.2 Contoh denah bangunan ruang kelas tipikal dengan km/wc
2.00 Teras
Lokasi harus:
. Datar dan tidak pada l okasi rawan banj ir.
. Berada cukup jauh dari sumber kebisingan (jalan
raya, rel kereta, dsb).
. Berada cukup jauh dari sumber bau (tempat
pembuangan sampah, limbah, dsb)
. Memiliki keadaan tanah yang baik untuk daya dukung
bangunan, tidak lunak maupun berbatu-batu yang
memerlukan perlakuan khusus sehingga tidak
Ilustrasi 2.1 Contoh tapak untuk
memerlukan biaya lebih bagi pembuatan pondasi. pembangunan USB
6 2. MENDIRIKAN BANGUNAN
Maka lokasi yang tepat untuk mendirikan bangunan sekolah
yang baru, harus memiliki lahan yang cukup luas untuk
mendirikan dua bangunan, masing-masing dengan tiga
ruang kel as, ruang bermai n, serta l ahan unt uk
pengembangan di masa datang, serta berada di lokasi yang
tenang.
Tapak
Keadaan tanah pada lokasi harus memiliki daya dukung Terpilih
bangunan yang baik, daerah datar yang cukup luas untuk
bangunan sekolah dan lapangan bermain, serta memiliki
saluran air (drainase) alami yang baik.
2.2 Pemetaan Tapak/Zonasi
Lapangan
Bendera
R. Administrasi R. Kantor/
Administrasi
Berdasarkan penelitian,bangunan di
daerah tropis sebaiknya meletakan
Timur
bagi an bangunan yang memanjang
Barat membujur ke arah timur-barat. Hal ini
Selatan
untuk mengurangi akumulasi panas yang
menerp a badan bang unan dan 9
mengoptimalkan penghawaan alami
yang berasal dari arah sel at an.
Utara
Namun karena sinar matahari hanya
menyinari bagian terpendek dari
bangunan, maka bidang bangunan yang
ada bukaan jendelanya justru tidak
menerima pencahayaan alami yang
Kemiringan cukup di pagi hari. Oleh sebab i tu,
+ 15 0 peneli t ian meng anjurk an unt uk
mem ir i ngk an bad an bang unan
setidaknya 15 derajat dari bujur timur-
Timur
barat untuk menerima cahaya yang
Barat cukup di pagi hari, mengurangi terpaan
Selatan panas dan mengoptimalkan penghawaan
alami.
Ilustrasi 2.5 Orientasi
bangunan menghadap utara-
selatan
Posisikan bangunan pada tapak dan beri tanda pada setiap sudut bangunan.
0
Bangunan harus membentuk sudut 90 pada sudutnya. Pada saat mengukur
sudut gunakan pengukur besi yang besar atau dengan metode phytagoras
3-4-5. 5 4
Tanah bagian atas serta tumbuhan tempat masing-masing bangunan akan
didirikan beserta jarak minimum 2 meter di sekeliling bangunan dibersihkan.
Tanah sisa tersebut kemudian ditumpuk pada daerah yang tidak akan mengganggu
proses pembangunan gedung untuk sewaktu-waktu dapat digunakan di masa
datang. Area di sekeliling bangunan akan diperlukan sebagai ruang bekerja
3
Ilustrasi 2.6.
pada saat konstruksi. Dimensi phytagoras 3-4-5
Penting untuk menggali dan membuang akar-akar pohon serta membersihkan tumbuhan-tumbuhan
(vegetasi) yang berada pada sekitar tapak gedung yang akan dibangun. Akar-akar tumbuhan yang
tertinggal akan menyebabkan permukaan lantai yang tidak rata serta dapat merusak pondasi bangunan
yang akan membutuhkan biaya yang sangat tinggi untuk memperbaikinya.
Setiap sarang rayap maupun serangga-serangga lain yang ditemukan harus digali serta dimusnahakan.
Perhatikan:
Bowplank kayu dipasak pada setiap rencana sudut bangunan pada jarak
sekitar 1 meter diluar area rencana bangunan. Bowplank terdiri dari dua
bagian vertikal yang dipasak serta bagian horizontal berupa papan kurang
lebih 1.5 m yang dipaku pada bagian atas kedua tiang vertikal dengan tinggi
antara 50-80 cm (lihat ilustrasi 2.6).
Sebelum melakukan proses tata letak selanjutnya, adalah penting sekali garis
luar (outline) bangunan diperiksa sudutnya untuk membentuk sudut 90 0
yang akurat. Cara paling mudah untuk melakukan hal ini adalah memeriksa
diagonalnya. Bila sudut bangunan sudah 90 0 maka perhitungan phytagorasnya
akan tepat (32 +4 2 =52 ). Bila setelah diperiksa sudutnya tidak tepat maka
posisi tanda pada sudut tersebut harus diatur kembali sampai perhitungan
diagonal yang benar dan garis luar bangunan membentuk posisi sudut
dengan tepat 900 . 11
+ 0.50 - 0.80
Ilustrasi 2.6 Dimensi
Bowplank
Benang/tali yang terikat pada paku kemudian dapat digunakan sebagai
tanda bagian luar dan batas dinding bangunan serta pondasi. Bowplank yang
lain kemudian dapat diletakkan dengan perlakuan yang sama pada tiap
sudut.
Perhatikan:
12
Tandai posisi setiap pondasi, dinding, dan kolom pada bowplank. Dimulai
dari sudut dengan menggunakan paku dan benang/tali yang ditarik untuk
menandai posisi bagian luar pada setiap pondasi, dinding,dan kolom pada
bagian atas papan bowplank.
Pengerjaan ruang kelas
dapat dikerjakan secara
menyeluruh atau per kelas.
Apabila dikerjakan per
Area rencana kelas, buat garis panduan
penggalian pondasi outline ketiga kelas tsb,
kemudian buat garis
panduan lebih detail
pada ruang kelas yang
dikerjakan.
Benang outline
keseluruhan
R. Kelas
13
Pada saat garis pondasi telah ditandai pada tanah, tali/benang dapat dilepas
untuk tidak menghalangi proses pengerjaan . Jika diperlukan untuk memeriksa
garis pondasi maka tali/benang tersebut dapat kembali diikatkan pada paku-
paku di tiang bowplank.
bowplank
benang
14
Pada lahan yang memiliki tanah lunak, tidak stabil, maupun basah, bangunan
harus menggunakan pondasi khusus. Jenis pondasi tersebut tidak akan dibahas
karena berada di luar lingkup manual ini. Tenaga teknis yang berkualitas
diperlukan untuk menentukan desain dari pondasi. Pondasi dapat berupa pondasi
beton dengan tulangan besi untuk kolom, pondasi rafting, dsb. Tergantung dari
keadaan masing-masing tapak.
Pondasi yang digunakan bangunan sekolah pada manual ini adalah pondasi
menerus (lajur) batu kali. Lebar galian lubang untuk pondasi batu kali yang
normal adalah 80-100 cm dengan kedalaman minimal 110 cm diukur dari lantai
yang sudah jadi (diukur dengan menggunakan tiang ukuran tinggi lantai). Sisi
dari lubang pondasi dapat dipotong tegak lurus maupun miring, dan bagian
bawahnya rata.
3. PENGGALIAN PONDASI 15
Fill
Cut
Ilustrasi 3.3 Potongan galian pondasi Ilustrasi 3.4 Penggalian pondasi menerus
Perhatikan:
17
Beri anti-rayap
pada permukaan
lubang pondasi
Sebelum melanjutkan pada tahap pembuatan pondasi,
dimana akan diperlukan adukan semen, terdapat
beberapa panduan yang harus diikuti dalam pembuatan
adukan semen yang dapat dilakukan secara manual
(tanpa mesin), yang umumnya digunakan pada
pembangunan gedung sekol ah, atau deng an
menggunakan mesin pengaduk (molen).
Adukan semen untuk pembuatan pondasi, penyusunan Ilustrasi 4.2 Contoh wadah/bak pengangkut dan pengukur
bata atau block adalah 1 bagian semen: 4 bagian pasir. bahan/material bangunan atau dolak. Kapasitas muatan
dolak adalah 1 sak semen
1.5m- 2m
Campur adukan pada wadah yang bersih dan tidak
1.5m- 2m
diatas tanah. Dasar wadah sebaiknya terbuat dari
Ilustrasi 4.4 Tempat pengadukan semen semen atau papan tripleks dan cukup besar untuk
menampung adukan sebanyak yang dapat diaduk
secara manual.
Perlu diingat pada saat penuangan bahan dan pengadukan, tabung pengaduk
beton berada dalam keadaan miring. Jika tabung dalam posisi tegak maka
pengadukan tidak dapat berjalan karena tabung pengaduk beton selalu
berputar dalam keadaan miring.
21
Pada saat pengerjaan lubang galian pondasi telah selesai dilakukan, maka
bagian paling dasar dari lubang pondasi diberi lapisan pasir yang dipadatkan
setebal 10cm, diatasnya diberi lapisan batu besar/kali yang dipadatkan
setebal 20cm. Kemudian pada bagian paling atas diberi lapisan batu kali
dengan adukan semen dan pasir dengan perbandingan 1:4 hingga mencapai
ketinggian pondasi sepenuhnya (lihat ilustrasi 5.1).
Pada bagian teras menggunakan pondasi dengan lebar 65cm pada bagian
dasar, dan mengecil hing ga 35cm pada bagian atasnya membentuk
trapesium. Namun pondasi teras memiliki ketinggian yang berbeda yaitu
60 sampai 70cm, sehingga nanti ketinggian lantai pada teras akan lebih
rendah daripada ruang kelas.
22 5. PEMBUATAN PONDASI
Pondasi dibuat dari batu besar/kali yang disusun saling
s ilang, deng an perekat campuran semen dengan
perbandingan 1 semen: 4 pasir (li hat ilustrasi 5.1).
Perhatikan:
. Timbu nlah seca ra berta hap set iap 1 5cm kemu dian
dipadatkan pada kedua sisi pondasi.
Aanstamping
Pasir Ilustrasi 5.5 Potongan perspektif pondasi
Tanah keras
24
Semen harus baru berupa semen Portland, tidak menggumpal atau keras.
Semen yang menggumpal atau mengeras tidak dapat digunakan. Semen
pada saat penyimpanan sebaiknya tidak ditaruh langsung diatas permukaan
tanah, tutupi semen agar terhindar dari lembab.
Pasir yang digunakan untuk adukan beton harus bersih, memiliki butiran
yang kasar (bukan pasir halus). Hindari peng gunaan pasir laut.
Kerikil yang digunakan merupakan batuan yang dipecah atau dari kerikil
(split) yang berasal dari sungai. Semua kerikil (split) harus bersih dan memiliki
diameter rata-rata 20mm dan maksimum 25mm atau umumnya di pasaran
sering disebut split 1/2 atau 2/ 3.
Untuk pembuatan adukan secara manual, campur adukan beton pada wadah
yang bersih dan tidak diatas tanah. Dasar wadah sebaiknya terbuat dari
semen atau papan tripleks dan cukup besar untuk menampung adukan
26 sebanyak yang dapat diaduk secara manual.
Setelah warna adukan beton sudah mulai merata abu-abu, tambahkan air
sedikit demi sedikit dan terus diaduk pada saat yang bersaman, jangan
menyisakan adukan untuk ditambahkan air kemudian. Dan kembali campuran
beton tersebut harus diaduk setidaknya 3 kali sebelum digunakan. Untuk
mendapatkan kekuatan maksimal gunakan volume bahan yang tepat sampai
mencapai hasil adukan yang cukup mudah untuk digunakan. Volume bahan
yang tidak tepat dalam adukan beton akan mengakibatkan kekuatan beton
berkurang.
Tabung aduk
27
Kerangka
Perlu diingat pada saat penuangan bahan dan pengadukan, tabung pengaduk
beton berada dalam keadaan miring. Jika tabung dalam posisi tegak maka
pengadukan tidak dapat berjalan karena tabung pengaduk beton selalu
berputar dalam keadaan miring.
Adukan beton makin lama akan mengeras dan harus dijaga kelembabannya
dalam keadaan agak basah (damp) selama mungkin. Biarkan cetakan rangka
paling tidak selama 21 hari untuk menjaga kelembapannya. Tutupi bagian-
bagian dari cetakan tersebut yang terbuka seperti pada bagian atas kolom
28 dengan kantong semen,dsb. Dan tetaplah jaga kelembapannya karena beton
yang terlalu cepat kering bukanlah beton yang baik!
29
S ebelum memasuki tahap pembuatan sloof, dimana Bekisting
diperlukan beton bertulang terdapat beberapa panduan Beton decking (tahu beton)
mengenai tipe dan ukuran dari tulangan besi yang akan Cincin (ring) 6mm
Tulangan besi 12mm
digunakan pada bangunan.
Pada setiap jarak 15cm pada tulangan kolom diberi besi Ilustrasi 7.3 Tulangan kolom dengan besi ukuran
12mm dan 6mm
pembagi (ikatan/ring/sengkang) yang terbuat dari
tulangan besi diameter 6mm berbentuk segi empat sama
sisi dengan dimensi 15x15cm (lihat ilustrasi 7.3 dan
Jika batangan besi sebagai tulangan harus disambung maka besi
tersebut harus bersisian tumpang tindih (overlap) sekurang-
kurangnya 40cm. Tekuk ujung-ujung batang tulangan besi untuk
memperkuat sambungan dan juga untuk mengikat tulangan
pada beton.
Ikatan kawat
Tahu beton ini kemudian dapat diikatkan pada sisi luar rangka
tulangan besi dalam cetakannya (papan bekisting) dan akan
Ilustrasi 7.4 Sambungan pada
tulangan besi menahan jarak antara tulangan dengan papan bekisting untuk
kemudian dituang dengan adukan beton (lihat ilustrasi7.5 dan
7.6).
Kawat untuk mengikat
pada tulangan
15 cm
25mm 31
15 cm
30mm 30mm
Tulangan
induk 12mm
Tahu
beton/Spacers/beton
decking
Tulangan
pembagi 6mm
Cetakan Tahu
beton/Spacers/beton
decking Ikatan kawat
Ilustrasi 7.6
Ilustrasi 7.5 Tulangan
induk 12mm
Perhatikan:
32
Diamkan pondasi batu kali selama kurang lebih 1 minggu
sebelum membuat sloof yang akan dicetak diatasnya.
8. PEMBUATAN SLOOF 33
segiempat sama sisi, serta diikat setiap 15cm dengan batangan
Starter bars besi pembagi diameter 6mm berbentuk segiempat dengan
ukuran 15x15cm. Gunakan tahu beton (spacers) decking
untuk menjaga jarak antara tulangan dengan cetakan
(bekisting) sejauh 25mm di setiap sisinya.
Starter bars
Perhatikan:
40cm
. Pastikan papan cetakan (bekisting)
sloof telah diikat dan disambung
dengan baik sebelum adukan beton
dituang.
Ilustrasi 8.10
36
Baut 12mm
Baut untuk mendukung kantilever atap (kanopi) pada
bagian belakang bangunan juga dipasang pada tahap
ini. Ikat dengan kawat baut ukuran diameter 12mm
dengan panjang 25cm pada tulangan kolom dan biarkan
12.5cm bagian dari baut keluar dari kolom (lihat ilustrasi
9.4). Baut dipasang pada ketinggian 2.15m diatas sloof. Ilustrasi 9.4 Potongan kolom dengan
baut pendukung kantile ver atap
Baut kedua akan dipasang pada balok beton (ring
balk/lintel).
Setelah pengerjaan tulangan pada kolom selesai
maka pemasangan cetakan/bekisting kolom yang
t erbuat dari papan dapat di lak sanak an.
cetakan (bekisting)
kolom
Pastikan bagian dalam cetakan (bekisting) berukuran
2 0x20cm dengan ket inggian tepat dibawah
penguat(stood)
ketinggian balok beton/ring balk (2.65m dari sloof).
50 cm
Periksa garis vertikal kolom dengan bandul atau
waterpass untuk memastikan kolom tegak lurus,
kemudian ikat sekeliling cetakan (bekisting) tersebut
dengan kawat dan kuatkan (gunakan paku bila
perlu). Pastikan kedudukan bekisting telah kuat dan
tidak bergeser pada saat semen dituang, gunakan
penguat (stood) yang terbuat daeri sisa papan bekisting
setiap kurang lebih 40-50cm.
Kolom Kolom
Ilustrasi 9.7
Adukan beton untuk kolom sekarang dapat dituang kedalam cetakan
(bekisting). Tuang adukan dengan hati-hati dan sekaligus dalam 1 kali
pengerjaan untuk setiap kolom, tusuk-tusuklah adukan beton dengan
menggunakan batang baja tulangan 12mm atau alat lain yang menyerupai
untuk memampatkan dan memastikan tidak ada gelembung-gelembung
udara yang tertinggal dalam adukan yang akan mengurangi kekuatan beton.
Ketuk-ketuklah juga secara perlahan bagian luar cetakan (bekisting) kolom
pada saat adukan dituang, supaya adukan semen merata memenuhi seluruh
cetakan (bekisting) kolom (lihat ilustrasi 9.8 dan 9.9).
Ilustrasi 9.8 Tusuk-tusuklah beton untuk
memampatkan dan memastikan tidak
Biarkan kolom dan bekistingnya sekurang-kurangnya selama 7 hari sebelum ada gelembung udara yang tertinggal
memulai pengerjaan balok beton (ring balk) agar proses pengerasan beton
sempurna.
Perhatikan:
. Pastikan cetakan kolom telah terpasang dan terikat dengan Ilustrasi 9.9 bekisting kolom diketuk
41
Balok beton (ring balk) dibuat dari adukan beton dengan perbandingan
1 semen: 2 pasir: 3 kerikil diperkuat dengan 4 buah tulangan diameter
12mm. Dimensi ukuran balok beton
adalah 20x20cm.
Balok beton
Jika memungkinkan tuang adukan beton pada semua cetakan balok beton
(ring balk) secara bersamaan. Jika tidak memungkinkan tuang adukan hanya
sampai posisi 1/3 dari panjang balok beton. Pada saat akan disambung
kembali potong ujung balok beton dengan sudut kemiringan 45º, pastikan
kelembaban balok tersebut masih dalam keadaan basah (percikan air)
kemudian adukan beton untuk menyambung balok tersebut dapat dituang
(lihat ilustrasi 10.5).
44 Cetakan (bekisting) balok beton (ring balk) dapat dibuka setelah 1 minggu
namun bagian bawah cetakan serta tiang penahan (scaffolding) sementara
harus tetap dipasang selama 3 minggu setelah aduakn beton dituang.
Perhatikan:
45
Setelah adukan balok beton (ring balk) telah dibiarkan
selama 1 minggu, maka cetakan balok dapat dilepas 4 batang stek/starter
bars
( kecual i untuk bagian bawah dan penahan
sementaranya/scaffolding) maka cetakan untuk kolom
diatas balok bet on (ri ng balk) dapat di buat.
47
Perhatikan:
Gunakan selalu kayu yang berkualitas baik untuk rangka kuda-kuda atap.
Gunakan kayu yang telah cukup umur (memiliki kadar air yang rendah).
Kayu yang terlalu muda akan mengalami pengerutan saat mengering dan
dapat menyebabkan kerusakan pada rangka atap dan akan memiliki tampak
yang kurang bagus jika diperlihatkan (exposed).
kaso reng
5/7 3/4 kaki kuda-
kuda
gor ding 8/12
6/12
Ukur dan potong kayu yang akan digunakan sebagai rangka kuda-kuda atap.
Gunakan ukuran kayu yang pertama sebagai contoh untuk memotong kayu
berikutnya sehingga potongan kayu untuk rangka atap tersebut memiliki
ukuran yang sama. Ukur dan potong kayu untuk batang
miring yang akan dipasang (8x12cm) pada kerangka atap.
Pasang bagian kerangka kuda-kuda atap tersebut di bawah
sebelum ditaruh pada bagian atas kolom untuk memastikan
bagian kerangka kuda-kuda tersebut telah mempunyai
ukuran yang tepat dan dapat dipasang dengan baik, setelah
itu bongkar kembali dan simpan. Simpan bagian-bagian
kayu kerangka atap tersebut dan taruhlah dalam keadaan
terlindung dan tertutup. Siapkan pula tiang penahan
sementara (scaffolding) untuk pembuatan atap. Penahan
sementara ini dapat terbuat dari bambu, kayu, dsb (pada
beberapa daerah telah terdapat scaffolding yang terbuat dari
pipa besi yang dapat diatur jarak dan ketinggiannya).
Pasang terlebih dahulu kedua batang miring kayu pada bagian kiri-kanan
bangunan dan bentangkan benang (tali kecil) antara batang miring sebelah
kanan dengan batang miring sebelah kiri, benang ini akan menjadi acuan
bagi pemasangan batang miring lainnya yang berada di bagian tengah atap.
Pada beberapa kasus pada bagian batang miring di kiri-kanan bangunan ini
dapat dibuat dari beton bertulang dengan lebih dulu memasang susunan
bata pada bagi an di ndi ng ki ri - k anan bangun an t erseb ut.
Kemudian pasang balok atap di bagian tengah
bangunan yang bertumpu pada kolom, pastikan
balok tersebut telah horizontal (dengan bantuan
waterpass). Setelah balok ditaruh pada kolom, pasang
Begel
bagian-bagian kuda-kuda atap berikutnya, pastikan
letak bagian-bagian tersebut telah dapat dipasang
dengan baik (batang vertikal, dsb). Sesuaikan letak
dan ketinggian (dinaikkan, diturunkan, dsb) dari
rangka atap bagian tengah (batang miring, dsb)
dengan meng gunakan benang yang t elah
Ilustrasi 12.3
dibentangkan sebelumnya sebagai acuan. Sambung bagian-bagian rangka
kayu rangka atap tersebut dengan menggunakan baut baja ukuran M12
(yang dilengkapi dengan cincin/ring karet jika memungkinkan) pada kedua
sisinya (lihat ilustrasi 12.2).
Perhatikan:
53
Ada dua jenis kolom teras yang dapat digunakan seperti dijelaskan
pada bagian pembuatan sloof, yaitu kolom teras yang terbuat dari kayu
atau kolom teras beton bertulang. Pemilihan penggunaan jenis kolom papan kayu
10x5cm
teras ini sudah harus ditentukan sebelumnya dan melihat kondisi daerah
klos/spacers
bangunan sekolah yang akan dibangun untuk menentukan jenis mana kayu
yang lebih menguntungkan.
Jika menggunakan kolom teras dari kayu, maka digunakan dua buah
kayu dengan ukuran 10 x 5cm, sepanjang 2.25m. Sebelum dipasang
kedua buah kayu ini disatukan terlebih dahulu dengan spacers kayu (klos)
berukuran 10 x 7.5 x 5cm pada bagian tengahnya. Kemudian kolom pipa besi
kayu ini dipasang pada pipa besi yang telah dibuat sebelumnya yang
muncul dari sloof, dengan menggunakan dua buah baut M12 berdiameter 15cm
175mm yang dilengkapi dengan cincin (ring) karet pada kedua sisinya.
sloof
Kolom kayu untuk teras ini diletakkan pada pipa besi, 15cm diatas sloof
untuk menghindari kelembapan dan rayap yang muncul dari tanah.
Ilustrasi 13.1.
Buat kolom teras pada bagian ujung kiri-kanan terlebih dahulu. Bentangkan Detail pemasangan
benang dari kolom teras ujung kiri ke ujung kanan sebagai acuan bagi pemasangan kolom teras kayu
kolom-kolom teras lainnya agar lurus. Periksa tegak lurus kolom teras dengan
menggunakan water pass dan kuatkan baut pegangannya agar tidak bergeser lagi
pada saat dipasang pada rangka atap.
Ilustrasi 13.2.
Bagian atap kanti lever pada teras merupakan
perpanjangan dari rangka kuda-kuda atap. Rangka kuda-
baut M12 d 175mm
kuda atap dan kolom kayu dari teras disambung dengan
menggunakan baut baja ukuran M12 dengan diameter
175mm yang dilengkapi dengan cincin (ring) karet.
Pastikan letak batang miring dari kuda-kuda atap telah
sejajar kedudukannya dengan kolom teras sebelum
dipasang, untuk itu dapat menggunakan tali/benang
sebagai alat bantu yang dibentangkan dari puncak (nok)
kaki kuda-kuda rangka atap ke kolom teras.
8/12
kolom teras kayu Balok pengikat antar kolom teras terbuat dari kayu
6/12 yang dibaut pada kolom tersebut (lihat ilustrasi
13.4).
Ilustrasi 13.3.
Detail kantilever pada teras
Semua bagian kayu yang di gunakan harus diberi perawatan anti
rayap/serangga terlebih dahulu sebelum dipasang.
Balok pengikat antar kolom
merupakan alternatif baik
untuk memperkokoh
struktur kolom
Kolom
55
Stut
Ilustrasi 13.4.
Balok pengikat antar kolom
teras
Ilustrasi 13.5.
Pembuatan konsol beton pada teras
Penggunaan oli mesin merupakan cara yang murah dan efektif untuk
perawatan kayu.
Jika menggunakan kolom teras dari beton bertulang, buatlah kolom pada
teras seperti pada pembuatan kolom biasa
Perhatikan:
baut M12
kaki kuda-kuda
8/12 57
30’
60cm
45’ lisplang
4/20
Ilustrasi 13.7
Detail atap kantilever bagian belakang bangunan
Ada tiga jenis penutup atap yang umumnya digunakan di Indonesia,
yaitu:
- Penutup atap (genteng) tanah liat
- Penutup atap lembaran metal berprofil (gelombang)
- Penutup atap lembaran asbes (fibre-cement)
Bila genteng tanah liat tidak tersedia, alternatif lain yang paling umum
digunakan adalah penutup atap metal bergelombang (seng/zinc aluminium).
Gunakan lembaran atap metal yang paling tebal yang tersedia (3.5mm),
karena lembaran yang tipis akan mudah berkarat dan akan memperpendek
waktu pemakaian.
Ilustrasi 14.1.
Alt ernatif l ai n sel ai n penutup atap met al
bergelombang adalah lembaran atap asbes (fibre-
cement). Masalah yang dihadapi menyangkut
penggunaan atap jenis ini adalah mudahnya lembaran
mengalami kerusakan pada saat pengangkutan dan
pemasangan. Jenis ini juga mudah mengalami
keretak an serta pergeseran letak l embaran-
lembarannya seiring dengan waktu pemakaian,
terutama pada saat terjadi perubahan cuaca. Namun
jenis ini harus digunakan sebagai pengganti atap
metal (bila tidak tersedia genteng tanah liat) jika
lokasi bangunan terletak dekat dengan laut, karena
kadar garam udara yang ada pada daerah tersebut
akan mengakibatkan lembaran metal cepat sekali
mengalami karat.
Ilustrasi 14.3
Atap sekolah dengan penutup atap lembaran asbes
P roses pemasangan penutup atap lembaran metal (zinc aluminium)
bergelombang dengan lembaran asbes (fibre-cement) hampir sama, oleh
karena itu proses pemasangannya akan dijelaskan secara umum untuk
kedua material tersebut dan jika terdapat perbedaan akan dijelaskan.
Pada saat rangka kuda-kuda atap telah terpasang dengan baik, maka
gording (ukuran 10 x15cm) yang akan menjadi tempat pemasangan
lembaran atap dapat dipasang. Jarak maksimum antar balok gording adalah
80cm. Gording tersebut harus keluar melewati batang miring paling luar
sejauh minimal 60cm, jarak yang sesungguhnya tergantung pada panjang
bangunan dan jumlah lembaran penutup atap yang akan digunakan.
Kayu untuk gording tersebut harus mendapat perawatan anti rayap terlebih
dahulu sebelum dipasang. Penggunaan oli mesin sebagai anti rayap
merupakan cara yang murah dan efektif.
Setelah itu tentukan garis batas pi nggir atap bagian miring dengan
menggunakan bantuan benang. Pertama tentukan jarak keluar atap pada
bagian miring rangka atap, setelah didapat jarak tersebut (minimum 5cm)
bentangkan benang dari bagian gording paling bawah ke bagian gording
paling atas pada kedua sisi kiri kanan bagian miring tersebut, benang ini
akan menjadi acuan batas lembaran penutup atap pada bagian miring atap
tersebut.
61
Ilustrasi 15.2.
Struktur kuda-kuda yang
menggunakan alumunium
atau asbes sebagai bahan
penutup atap.
Untuk menentukan garis atap horizontal pada bagian depan dan belakang
bangunan, tentukan terlebih dahulu jarak keluar atap yang dikehendaki
dari atas tanah, kemudian dengan menggunakan bandul dari atas tentukan
titiknya pada atap. Setelah itu bentangkan benang dari batang miring
bagian bawah sebelah kiri ke bagian bawah sebelah kanan. Benang ini
ak an menjadi acuan bagi bat as pemasangan l embaran atap.
lis penutup metal
(seng/aluminium),
sekrup d 2mm p 7cm
Setelah mendapat garis batas atap galvanised steel
gording 6/12 dengan ring karet
flashing
tersebut, potong kayu gordi ng lembaran metal/asbes
maupun batang miring yang melebihi
garis benang tersebut. Pemasangan
lembaran atap sekarang dapat
dil ak uk an. Arah pemas ang an
balok 5/15
lembaran atap dimulai dari daerah
minimal 60cm
yang berlawanan dengan datangnya
angin, contohnya bila angin datang
dari sebelah barat maka pemasangan
atap dimulai dari sebelah timur, hal Dinding beton bagian
luar (endwalls)
ini di lakukan untuk mencegah
lembaran atap bergeser pada saat
pemasangan.
Pemasangan atap merupakan hal yang cukup berbahaya karena itu harus
dilakukan dengan hati-hati. Gunakan selalu tangga untuk mencapai atap
(dengan peng am anan pada bag ian bawahnya atau dipegangi ).
Ilustrasi 15.6.
Siku penutup metal pada Jika sekrup atau paku sambungan lembaran atap harus
63
bagian tepi akhir atap
dicabut, gunakan sepotong kayu sebagai penahan agar tidak
merusak lembaran atap, gunakan palu cakar dengan ukuran
yang sesuai.
Ilustrasi 15.7 Ilustrasi 15.9. Overlap lembaran atap metal/asbes sebanyak 1 1/2
Cara mencabut paku atau sekrup gelombang
Perhatikan:
. Gunakan selalu tangga yang baik dan kuat untuk mencapai atap.
64 . Pada saat mengerjakan penutup atap lembaran metal atau asbes, hindari
menginjak lembaran metal/asbes tersebut karena dapat menyebabkan
kerusaka n pad a lemb aran at ap, b ert umpulah pa da gording.
65
Ilustrasi 15.12.
Aksono kuda-kuda untuk
struktur atap yang menggunakan
atap asbes
Ilustrasi 15.13.
Proses pengecatan lembaran atap metal
Ilustrasi 15.14.
Contoh gedung sekolah yang
menggunakan atap alumunium
66
Ilustrasi 15.15.
Aksonometri struktur bangunan
yang menggunakan atap asbes
Pemasangan rangka kuda-kuda bagi penutup atap tanah liat memiliki cara yang
sama dengan penutup atap lembaran metal. Bagian rangka bubungan atap dapat
dipasang terlebih dahulu.
Ilustrasi 16.2.
Setelah gording dipasang, maka selanjutnya pengerjaan pemasangan kaso
(5/7) dapat dilakukan dengan jarak maksimal 40cm. Setelah kaso terpasang
maka reng (3/4) dapat dipasang diatasnya. Kemudian penyusunan genteng
tanah liat dapat dilakukan, jarak antar genteng tanah liat tergantung dari
jenis dan ukuran genteng yang digunakan.
Pilihlah genteng tanah liat yang baik mutunya. Hindari penggunaan genteng
tanah liat yang kurang baik kualitasnya seperti genteng tanah liat yang
kurang lama proses pembakarannya (dapat dilihat dari warnanya yang pucat),
genteng yang retak,dsb. Ketika genteng tanah liat telah tersusun pada kedua
sisi atap maka genteng tanah liat untuk bubungan (nok) dapat dipasang
dengan menggunakan adukan semen. Genteng tanah liat ini dipasang dari
kedua tepi bubungan yang saling bertumpang-tindih (overlap) dan bertemu
di tengah, pada bagian tengah dipasang genteng tanah liat dengan profil
khusus.
Ilustrasi 16.3.
Struktur kuda-kuda yang menggunakan
genteng tanah liat sebagai bahan penutup
atap.
Konsol beton digunakan sebagai struktur
penopang kanopi di bagian teras.
Kuda-kuda
68 Konsol beton
Ilustrasi 16.4.
Lisplang disekeliling pinggir atap
Semua bagian rangka kayu dari atap (rangka kuda-kuda, gording, kaso, dsb)
harus mendapatkan perawatan anti rayap terlebih dahulu sebelum dipasang,
peng gunaan oli mesi n merupakan cara yang murah dan efekti f.
Pemasangan atap merupakan hal yang cukup berbahaya karena itu harus
dilakukan dengan hati-hati. Gunakan selalu tangga untuk mencapai atap
(dengan pengamanan pada bagian bawahnya atau dipegangi), dan hindari
menginjak genteng tanah liat pada saat pemasangan maupun perbaikan
atap bertumpulah pada gording.
Reng (3/4)
69
Kaso (5/7)
Nok
70
Lisplang
Ilustrasi 16.7.
Penutup atap menggunakan
genteng tanah liat
Pada saat bagian atap telah selesai dikerjakan, pembuatan dinding bangunan
dapat dilakukan. Dinding dapat dibuat dari susunan bata tanah liat atau block
panel ukuran 15cm (batako, blok semen, dsb).
Jika menggunakan bata tanah liat, pilihlah bata tanah liat yang baik mutunya.
Hindari penggunaan bata tanah liat yang kurang baik kualitasnya seperti bata
tanah liat yang kurang lama proses pembakarannya (dapat dilihat dari warnanya
yang pucat), bata yang pecah, tidak sesuai ukurannya, dsb. Bata yang kurang
baik akan mudah rusak jika terkena air.
Ada berbagai macam block panel yang tersedia di pasaran yang dapat digunakan
maupun dibuat sendiri di lokasi, diantaranya block yang dibuat dari campuran
semen, pasir, dan kerikil (perbandingan 1:2:4) atau block yang semen-pasir (sand-
crete) yang dibuat dari campuran semen-pasir (perbandingan 1:6). Gunakan
block penyusun dinding yang padat (solid), hindari penggunaan block yang berongga
(hollow).
Jika melakukan pembuatan block pada lokasi, gunakan mesin getar (vibrator)
untuk mendapatkan hasil block yang baik, jika tidak tersedia gunakan cetakan
kayu dan padatkan dengan tangan. Pada saat pembuatan, block harus terlindung
dari sinar matahari dan hujan, serta dibiarkan selama 4 minggu untuk mencapai
kekuatan terbaiknya.
Ilustrasi 17.1.
Cara pemasangan bata
Selama masa tersebut, block harus ditutupi (dengan kantong semen,dsb)
dan dijaga kelembapannya dengan diperciki air setidaknya satu kali dalam
sehari.
Susunlah bata (block) mulai dari tengah dinding diantara kolom, sehingga
jika terdapat retakan kecil antara kolom dengan susunan bata tidak tampak.
susunan bata
angkur
Perhatikan:
Sopi-sopi
Potong bata sehingga
mengikuti bentuk kuda-
kuda.
74
Ilustrasi 17.7.
Aksonometri struktur
bangunan dengan
menggunanakan batu
bata.
(atap tidak diperlihatkan)
Setelah bangunan telah memiliki atap dan dinding, maka pembuatan lantai
dapat dilakukan. Hal pertama yang harus dilakukan adalah meratakan permukaan
tanah (back-filling) dimana lantai akan dibuat. Sisa-sisa tanah dari penggalian
pondasi, dan tanah-tanah dari sumber lain yang sesuai dapat digunakan.
Sangat penting untuk diperhatikan tanah yang digunakan tidak terdapat sisa-
sisa vegetasi (akar pohon, sarang serangga,dsb), serta telah dipadatkan dengan
baik. Penggunaan tanah yang tidak sesuai serta pemadatan tanah yang kurang
baik akan menyebabkan lantai mengalami penurunan (delatasi) di kemudian
hari.
Sebarkan tanah uruk tersebut selapis demi selapis. Setiap lapisan tebalnya 15cm
dibasahi dengan air kemudian dipadatkan, setelah itu baru lapisan berikutnya
dengan cara yang sama (alat sederhana untuk memadatkan tanah dapat dibuat
dari balok kayu atau balok semen). Taruh tanah uruk tersebut hingga mencapai
ketinggian 50mm dibawah ketinggian permukaan sloof.
Ratakan permukaan tanah uruk (back-fill) tersebut setelah itu lapisi dengan pasir
kasar diatasnya setebal 50mm, ratakan dan padatkan sehingga ketinggiannya
sama dengan ketinggian permukaan sloof.
Ilustrasi 18.1.
Jenis lantai yang sesuai untuk ruang kelas adalah lantai yang kuat dan tahan
lama serta tidak mudah berdebu. Jenis yang permukaannnya tahan terhadap
kegiatan sekolah sehari-hari baik terhadap pengguna maupun perabotan
yang ada.
Jenis yang paling sering digunakan adalah lantai ubin keramik yang dipasang
dengan spesi adukan semen pasir pada lapisan pasir kasar. Keramik putih
berglazur paling sering ditemui, namun jenis ini mahal dan tidak begitu
efisien, karena licin bila terkena air (akan berbahaya terutama pada daerah
teras), mudah tergores dan terlihat kotor. Jika menggunakan ubin untuk
lantai ruang kelas, maka penggunaan ubin beton akan lebih baik dan murah
karena lebi h keras dan kuat serta memili ki permukaan anti- slip.
Rendam dahulu ubin dalam air sebelum dipasang agar ubin tersebut tidak
menyerap air dari spesi adukan semen pelekatnya. Susun ubin pada spesi
pelekat adukan semen-pasir (perbandingan 1:3) setebal minimum 30mm.
Ketinggian permukaan lantai yang sudah selesai dikerjakan adalah 50mm
diatas sloof.
76
Ilustrasi 18.2.
Model potongan pemasangan
ubin keramik
Susunlah ubin dari tengah ruangan dengan menggunakan bantuan benang
yang dibentangkan dari dinding ke dinding yang berseberangan agar hasil
penyusunan ubin lurus. Berilah jarak pada bagian pinggir area lantai sekeliling
ruangan untuk memberikan ruang bagi pergerakan ubin (pemuaian, dsb),
jarak ini nanti dapat ditutup dengan tegel plint.
Alternatif lain untuk pembuatan lantai yang murah dan kuat adalah lantai
beton (rabat beton). Buatlah rabat beton setebal 10cm. yang pertama
dilakukan dalai pengerjaannya adalah memberi pasir kasar pada lapisan
permukaan tanah keras (sampai 50mm dibawah tinggi sloof) kemudian
tutupi dengan lembaran plastik (yang berguna untuk mencegah air tidak
merembes sampai ke lapisan beton diatasnya). Tuang adukan rabat beton
(1 semen: 2 pasir: 4 kerikil). Anyaman tulangan besi dapat ditambahkan
untuk memperkuat slab lantai. Anyaman tulangan besi ini diletakkan pada
bagian tengah lapisan slab dengan menggunakan tahu beton (spacers) ukuran
50mm Kemudian ratakan permukaannya dengan bilah perata untuk
mendapatkan hasil permukaan lantai yang datar dan halus (lihat ilustrasi
18.3.). Penggunaan lembaran plastik dan anyaman tulangan besi hanya bila
diperlukan saja (pada kondisi terentu).
77
Ilustrasi 18.4.
Model potongan pemasangan
rabat/slab beton
Pisahkan rabat beton tersebut perbagian; ruangan kelas dan teras sehingga
memiliki slab lantai yang terpisah. Hal ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya retakan pada lantai. Sebagai sambungan kedua slab lantai tersebut
gunakan sambungan „V‟ diantara slab beton (l ihat ilustrasi 18.5.).
Sambungan “V”
Ilustrasi 18.5.
Sambungan “V”
diantara dua slab
beton
Untuk daerah teras sebaiknya menggunakan jenis lantai yang tidak licin
(bertekstur, dsb). Hal ini dimaksudkan agar pada saat hujan dan licin, mereka
yang melewati daerah teras tidak mudah terpeleset. Penggunaan jenis ubin
beton atau rabat beton yang diberi tekstur cukup ekonomis dan baik.
Ilustrasi 18.6.
Permukaan lantai
rabat beton dengan
tekstur
Perhatikan:
79
Ilustrasi 18.7.
Penyususnan
keramik dengan
bantuan benang
Pemasangan rangka (kusen) pintu dan jendela dapat dilakukan pada saat
penyusunan dindi ng bata ( block) at au dapat pul a sesudahnya.
Ilustrasi 19.2.
Ada dua cara dalam pemasangan pintu dan jendela;
Pertama:
Susun konstruksi bata sampai selesai. Penempatan
kusen pintu dan jendela sudah diperhitungkan terlebih
dahulu, sehingga setelah bata selesai tersusun, kusen
pin tu dan jend el a t ing gal di- fit kedala m.
Kedua:
Pengerjaan penyusunan bata dan kusen pintu dan
jendela dikerjakan bersamaan.
Cara yang kedua lebih sering digunakan di Indonesia,
namun cara yang pertama lebih tepat secara teoretikal.
Oleh sebab itu pada bab ini, cara penyusunan kusen
yang langsung menembus rangka (kusen) kayu dan dinding bata setelah
itu diberi dempul pada bagian permukaannya untuk menutupi paku beton
tersebut.
81
Ilustrasi 19.3.
Detail kusen pintu dan jendela
Baik rangka (kusen) pintu maupun jendela harus dibuat di lokasi
pembangunan mengikuti gambar kerja yang telah dibuat. Sesuaikan
ukuran rangka tersebut dengan keadaan di lapangan. Buatlah
rangka (kusen) pintu/jendela ini pada daerah yang terlindung
(memiliki atap). Kerangka (kusen) pintu/jendela ini pada saat
pemasangan harus menggunakan penguat (penahan) sementara
pada bagian bawahnya untuk memastikan bahwa letaknya sudah
benar dan ti dak berg es er l ag i pada saat di pas ang.
Semua sistem mekanis pada pintu (pegangan pintu, gerendel, sekrup, baut,
engsel, dsb) harus menggunakan kualitas yang baik dan gunakan sekrup
kayu pada pem asan gan nya ( j ang an men gg unak an pak u! ).
Komite sekolah bertanggung jawab dalam pemilihan alat-alat mekanis
ini, alat-alat yang kualitasnya baik memang lebih mahal namun umur
pemakaiannya lebih lama sehingga mengurangi biaya perawatan dan
penggantian (lebih efisien dan ekonomis).
Perhatikan:
83
Ilustrasi 19.10
Penggunaan jendela type 1 pada salah satu gedung sekolah. Penggunaan empat
daun jendela diantara dua kolom merupakan alter natif untuk mendapatkan
fleksibilitas kontrol penghawaan. Alternatif lainnya adalah penggunaaan tiga daun
jendela diantara dua kolom. Dasar pemilihan “berapa banyak jumlah daun jendela
diantara dua kolom” ditentukan dari panjang bentang ruang kelas.
Jendela type 2
Jendela type 1
84
Langit-langit (plafond) yang miring mengikuti garis atap biasanya digunakan bila
menggunakan penutup atap metal atau asbes (fibre-cement) karena letak gording
yang lebih rapat, hal ini sangat ekonomis karena menggunakan kayu rangka
untuk menempelkan langit-langit (plafond) yang lebih sedikit daripada jenis yang
horizontal. Metode ini akan memberikan jarak yang lebih besar pada bagian
atas ruangan sehingga lebih sejuk. Namun ada dua hal yang perlu diperhatikan
dalam pemasangannya, yaitu:
1. Rangka kuda-kuda atap akan terlihat (exposed) karena itu harus dibuat
lebih rapi dan hasil akhir (finishing) yang lebih baik.
2. Bagian atas dinding harus ditutup hingga ke pertemuan dengan rangka
atap dan diselesaikan (finishing) dengan baik.
Ilustrasi 20.1.
Bila menggunakan langit-langit (plafond) yang mengikuti garis atap menempel
pada gording maka gunakan kayu ukuran 5/7 yang dipasang di bawah
gording untuk menempelkan panel langit-langit (plafond). Jarak antar kayu
tersebut 40cm yang dipasang dari ujung atas rangka kuda-kuda hingga ke
bawah. Sesuaikan panjang kayu tersebut dengan ukuran atap. Kayu untuk
menempel panel langit-langit (plafond) juga dipasang pada ujung atap bagian
atas dan bawahnya.
86
Langit-langit tripleks sebelum finishing
Ilustrasi 20.3.
Langit-langit tripleks dengan finishing
cat
Pasang lembaran panel langit-langit tersebut dengan
menggunakan paku panil kecil dengan kepala rata.
Balok kuda-kuda
Plafond miring
88
Ilustrasi 20.6.
Plafond miring
Semua bagian pada bangunan yang baru dibangun akan mengalami pergerakan
pada saat adukan semen/beton mulai mengering dan pondasi mulai stabil. Ini
merupakan hal yang normal. Maka akan lebih baik bila memberi plesteran pada
dinding setelah semua bagian bangunan selesai, sehingga memberi waktu bagi
bagian-bagian bangunan tersebut untuk kuat dan stabil (tidak terjadi lagi
pergerakan-pergerakan). Hal ini dilakukan untuk mencegah timbulnya retakan-
retakan pada plesteran ji ka terjadi pergerakan pada bagian bangunan.
Sebelum memulai pekerjaan, bersihkan dulu dinding yang akan diplester dari
kotoran dan debu, dan bila terdapat lubang-lubang yang cukup besar pada
susunan bata (block), tutup dengan adukan semen.
Dinding tersebut harus dibasahi terlebih dahulu sebelum diplester, yang bertujuan
untuk mencegah susunan bata (block) menyerap terlalu banyak air dari plesteran
saat dikerjakan. Jika tidak dilakukan maka plesteran akan cepat kering hingga
mengurangi k ek uatannya dan dapat menimbul kan retak an-retak an.
Adukan untuk plesteran adalah 1 semen : 4 pasir, dan pasir yang digunakan
adalah pasir yang bersih dan halus. Buatlah adukan pada suatu wadah dan
gunakan volume air yang tepat. Buatlah adukan sebanyak yang habis dipakai
dalam satu jam.
Hasil akhir (finishing) plesteran dapat menggunakan bilah perata dari kayu (dengan
hasil yang permukaan dinding yang agak kasar) maupun bilah perata dari besi
(dengan hasil permukaan dinding yang halus). Namun hanya pekerja yang benar-
benar ahli yang dapat menggunakan bilah perata besi hingga menghasilkan
permukaan yang halus, karena pada permukaan tersebut bila terdapat perbedaan
sedikit saja akan tampak. Oleh sebab itu penggunaan bilah perata kayu lebih
dianjurkan walaupun akan memerlukan cat yang lebih banyak dalam pengerjaan
Berikan lapisan plesteran yang merata
pada semua bagian dengan ketebalan 1.50
yang tepat. S alah satu cara untuk 1.50
1.50
mendapat ketebalan yang tepat adalah
de ng an m em b uat g a ri s - g a ri s
plesteran/patok pada dinding dengan
arah vertikal dari atas ke bawah dengan
jarak 1 - 1.5m sepanjang dinding (lihat
il us tras i 2 1.1 .) , deng an bantuan
papan/bilah perata yang dipindahkan
dari satu area dinding ke area, patok ini
kemudian menjadi panduan bagi area
plesteran seluruh dinding.
Mulailah selalu pengerjaan plesteran dari atas dinding dan terus ke bawah.
Taruhlah papan kayu dibawah dindi ng yang sedang diplester untuk
90 menampung adukan-adukan plesteran yang jatuh, adukan ini dapat digunakan
kembali asalkan masih baru (belum mengering). Pada bagian sudut pengerjaan
plesteran jangan dihentikan, teruskan hingga 15cm ke dinding sebelahnya.
Ilustrasi 21.2.
garis panduan/patok
Hindari melakukan pengerjaan plesteran pada
saat area yang dikerjakan terkena sinar matahari
l ang sung , ker jak an pada s aat t eduh.
Ilustrasi 22.7.
Pengecatan dinding dan langit-langit dengan menggunakan
kuas rol yang diikatkan pada tongkat.
2 2.2 Pen gecat an pad a langit-langit (pl afond )
Tiap ruang toilet terdiri dari sebuah kloset jongkok dan sebuah bak penampungan
ai r ( bak mandi ) untuk menyiram toi let , mencuci t ang an, dsb.
Lantai untuk toilet lebih rendah daripada lantai ruang lainnya, sementara untuk
pemasangan toilet jongkok, lantai ditinggikan 150mm (dari ketinggian lantai
toilet) dengan menggunakan adukan beton (perbandingan 1 semen : 2 pasir :
3 kerikil). Sedangkan kedalaman bak adalah 70cm dihitung dari lantai yang
ditinggikan tersebut. Dengan adanya kenaikan ketinggian lantai menyebabkan
kedalaman pipa pembuangan limbah padat dapat dikurangi (tidak terlalu dalam).
Setiap toilet jongkok memiliki pipa saluran pembuangan menuju septic tank
sendiri-sendiri. Hal ini untuk memudahkan perawatan jika terjadi penyumbatan.
Bagian lantai dan daerah lantai sekitar kloset ditutup dengan keramik, dan
pemasangan keramik diletakkan dibawah keramik kloset, sehingga tidak dilakukan
pemotongan keramik lantai setelah kloset dipasang. Ini akan membuat sambungan
antara keramik kloset dengan lantai keramik lantai lebih rapi dan mudah
dibersihkan.
Sering terjadi masalah dengan air yang merembes dari dinding toilet (pada area
bak) menuju dinding ruang kelas disebelahnya, hal ini terjadi terutama bila bak
mandi dibuat menempel pada dinding.
Salah satu cara untuk menghindari hal ini adalah dengan menggunakan bak
air yang terbuat dari plastik atau fibre-glass, namun bak ini harus ditutup
rapat (sealed) dengan baik pada sambungannya dengan dinding. Gunakan
silicone sealer, dinding disekitar bak air harus dilapisi ubin keramik yang
ditempel dengan menggunakan adukan trasraam (perbandingan 1 semen
: 3 pasir atau 1 semen : 2 pasir, tergantung kualitas pasir yang digunakan).
Jika membuat bak air sendiri, lakukan pemasangan keramik pada dinding
bak air tersebut baik didalam maupun diluar dinding. Buat lubang
pembuangan air pada bak dengan menggunakan pipa besi diameter 50mm
sepanjang 200mm dengan kedua penutup pada kedua sisinya. Letakkan
menembus bak pada bagian bawah , gunakan adukan semen
(1 semen : 2 pasir :4 kerikil) dengan ditambah lem PVA agar
tahan air (water-proof). Penutup pipa besi kemudian dipasang
putaran ker an
pada bagian luar pipa sebagai penutup. (tap handle)
ulir (spindle)
Ilustrasi 23.1.
98 Keran air
beton
plat besi
ditutup dengan
penutup besi
Ilustrasi 23.2.
Detail dinding
bak air Bak air
Jika memungkinkan pasang keramik pada dinding
toilet sampai setinggi pintu, pasang keramik dengan
adukan trasraam (1:2 atau 1:3). Hal ini untuk
mencegah air merembes dari dinding dan juga
lebih mudah perawatannya.
stop cock
Ilustrasi 23.5.
Alat kontrol induk penyaluran air (stop cock) pada sumber air bersih PDAM.
Perhatikan:
100
Keran saluran
Keran saluran setempat (stop valves)
utama (stop cock)
Ilustrasi 23.6.
Sistem instalasi penyaluran air
bersih dengan menggunakan pompa
listrik
Pada umumnya di Indonesia, terutama pada daerah pedesaan, kegiatan belajar-
mengajar berlangsung pada pagi hingga siang hari menggunakan penerangan
sinar matahari sehingga penerangan listrik tidak dibutuhkan. Namun pada saat-
saat tertentu diperlukan penggunaan penerangan listrik seperti pada saat
hujan/langit gelap maupun bila terdapat kegiatan di sore atau malam hari.
Oleh sebab itu pemasangan instalasi listrik dianggap perlu, untuk itu diperlukan
tenaga ahli kelistrikan yang baik untuk pemasangannya.
Gunakan kabel listrik yang dibalut dengan karet/plastik baik untuk dibalik
dinding maupun langit-langit (plafond).
Pergunakan titik lampu untuk penerangan yang memadai yang dapat mencakup
seluruh area dalam ruangan.
Ilustrasi 24.1.
Titik lampu pada langit-langit ruang
lelas
Jika dana yang tersedia tidak cukup untuk pemasangan instalasi listrik
namun direncanakan akan dipasang di masa yang akan datang, maka pasang
sarana pemasangan alat-alat listrik yang diperlukan saja seperti lubang kabel
pada dinding dan langit-langit sehingga pada saat dana tersedia cukup
menambah deng an alat- al at ins talasi l is trik yang diperl uk an.
Jika tidak terdapat aliran listrik pada daerah dimana sekolah dibangun
namun penerangan listrik dirasa perlu maka dapat mempertimbangkan
penggunaan listrik tenaga matahari. Instalasi untuk listrik dari tenaga
matahari ini cukup mahal dalam pembuatan dan perawatannya, namun
untuk pemakaian tidak mengeluarkan biaya.
Jika terdapat instalasi listrik pada bangunan sekolah maka sekolah harus
memiliki salinan denah cetak biru dari instalasi listrik tersebut (letak
kabel,dsb). Denah ini berguna untuk kegiatan perawatan dan perbaikan.
102
Saklar
lampu.
Stop
kontak.
Ilustrasi 24.2.
Contoh gambar 3 dimensi peletakkan
salah satu titik lampu pada ruangan
Perletakan titik lampu, saklar,dan
stop kontak variatif tergantung
dengan desain masing-masing sekolah.
Perhatikan:
Ilustrasi 24.4.
Saklar dan stop kontak listrik
pada dinding Matikan lsitrik
Matikan lampu
Ilustrasi 24.5.
Matikan aliran listrik sebelum
memasang dudukan lampu
25.1 Pendahuluan
Susun 3 buah bata , dengan bata pada sisi kiri-kanannya terletak miring
sehingga menghasilkan saluran yang lebar (lihat ilustrasi). Saluran drainase
dibuat miring ke bawah minimal 5 (dengan menggunakan perbandingan
Ilustrasi 25.3.
Saluran drainase dengan 1:100; setiap 100cm mengalami penurunan minimal 1cm), setelah itu beri
bata dan plesteran
plesteran dengan adukan semen-pasir (perbandingan1:3). Buatlah drainase
sehingga tidak terdapat bagian saluran yang datar atau terlalu rendah yang
dapat mengaki batkan timbulnya genangan air dan menjadi tempat
berkembang biak nyamuk.
Buatlah drainase pada sekeliling bangunan dan juga pada area dimana
terdapat paving (yang menyebabkan air agak lama terserap ke tanah) seperti
pada lapangan upacara, dsb (lihat ilustrasi 25.4.). Buat saluran mengalir
menuju saluran pembuangan air induk diluar tapak.
Ilustrasi 25.4.
Saluran drainase dengan Perhatikan:
buis beton
. Bua tlah selalu drainase pa da sekeliling ba nguna n.
Perhatikan:
Pada saat dinding penyangga telah selesai dikerjakan, isi bagian belakang
dinding tersebut dengan material tanah yang tidak larut (lihat ilustrasi
25.10.), padatkan material tersebut.
Dinding penyangga dengan ketinggian lebih dari 1.2m harus memiliki pagar
pengaman untuk mencegah pengguna sekolah jatuh.
Dinding penyangga
Ilustrasi 25.10.
Dinding penyangga
Perhatikan:
Jarak terlalu dekat Pada situasi normal, septic tank dan rembesannya
dibuat mengikuti standar yang ada (lihat ilustrasi
25.12.).
Septic tank
Sumur air Septic tank dan rembesannya harus memiliki jarak 109
Ilustrasi 25.11. minimal 3 meter dari bangunan sekolah sehingga
Air kotor dapat merembes ke sumber air bersih
(sumur) jika jaraknya terlalu dekat jika terjadi kebocoran septic tank, keadaan tanah
pada bagian pondasi bangunan tidak mengalami
kelembapan yang dapat menyebabkan penurunan
pondasi.
Pada situasi seperti ini septic tank harus tahan air untuk mencegah air dari
tanah masuk ke dalam septic tank maupun sebaliknya. Dan septic tank harus
diletakkan pada posisi yang paling tinggi yang memungkinkan dengan
mempertimbangkan ketinggian toilet dan kemiringan pipa air kotor yang
dibutuhkan.
Buat bagian dasar (horizontal) septic tank setebal 150mm dengan adukan
beton (perbandingan 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil) yang diperkuat dengan
tulangan besi. Gunakan adukan yang sama untuk membuat bagian dinding
septic tank dan bila memungkinkan beri tulangan besi juga. Perlu diperhatikan
pada bagian sambungan antara dinding dengan dasar septic tank agar
sambungannya rapat. Bila terdapat cairan anti air (water-proofing agent) dapat
dimasukkn ke dalam adukan beton untuk dasar dan dinding septic tank (bila
tidak tersedia dapat menggunakan lem PVA).
Jika menggunakan bata tanah liat untuk pembuatan dinding septic tank
gunakan susunan satu bata. Jika menggunakan block semen, dsb, haruslah
jenis yang solid dengan ketebalan minimal 20cm. Gunakan spesi dan
plesteran berupa adukan semen (dengan perbandingan 1 semen : 3 pasir)
110 pada kedua sisi dinding (luar dan dalam) dan bila tersedia campurkan cairan
anti air (water-proofing agent) atau dapat pula mencampurkan lem PVA.
Tipe rembesan yang digunakan pada situasi seperti ini adalah tipe dengan
alas evapo-transpiration. Gali lubang untuk rembesan kemudian beri lapisan
kerikil setinggi 1m diatas lapisan tanah. Pipa penguapan plastik 50mm
kemudian ditaruh diatas kerikil. Pipa 50mm tersebut dihubungkan dengan
pipa 100mm ke septic tank, kemudian tutupi dengan lapisan atas tanah
(lihat ilustrasi 25.13.).
Perhatikan:
111
6.00 4.00 4.00 6.00
Soil pipe
4.00
4.00
Sebaiknya pipa dikubur untuk
melindungi pipa tersebut
6.00
Jika sekolah mendapatkan akses penyaluran air bersih dari perusahaan air
112 setempat, maka harus dipasang meteran air. Alat kontrol penyaluran air
induk (stop-cock) harus dipasang pada area yang mudah dicapai sehingga jika
sewaktu-waktu terjadi kebocoran dan sebagainya penyaluran air dapat
dihentikan dengan mudah.
Bila terdapat meteran air maka alat kontrol induk harus berada didekatnya
dan berada di dalam area sekolah. Keduanya harus terlindung dengan
meng gunakan kotak dari seng, dsb, yang dapat dibuka-tutup.
Jika sekolah mendapatkan persediaan air yang tidak lancar, maka diperlukan
pemasangan tangki penyimpanan air.
Jika permukaan tanah pada tapak sekolah berkontur dan aliran air datang
dari arah yang tinggi, dapat menggunakan tangki air yang berada di atas
tanah. Tangki air dapat dibuat menggunakan adukan semen untuk dasarnya
dan bata atau block semen untuk dindingnya (pembuatannya sama dengan
septic tank, lihat bagian sebelumnya). Ukuran dari tangki tergantung pada
jumlah siswa dan kelancaran dari ketersediaan air.
Pipa yang menyalurkan air ke dalam tangki harus berada di bagian atas
tangki dan harus dilengkapi dengan alat kontrol penyaluran air setempat
(stop valve) untuk menghentikan aliran air bila tangki sudah penuh. Pipa yang
menyalurkan air keluar dari tangki harus berada pada bagian bawah tangki
dan dapat disalurkan ke bangunan sekolah hanya dengan menggunakan
tenaga gravitasi.
Ilustrasi 25.15.
Dudukan tangki berupa menara Jika permukaan tanah pada tapak datar, dan
tekanan air cukup kuat maka dapat tangki dapat
diletakkan di atas dengan menggunakan dudukan
tangki berbentuk menara. Buat menara tersebut
dari baja galvanised, jika menggunakan besi biasa 113
pastikan untuk memberi lapisan cat dasar (meni)
besi dan dua lapis cat tahan cuaca (weathershields).
Mintalah petunjuk dari ahli bangunan untuk
membuat menara air tersebut.
Ilustrasi 25.16.
Tangki penyimpanan air GRP
Pipa aliran air keluar dan masuk tangki sebaiknya
terbuat dari baja galvanised dan keduanya dilengkapi
dengan al at kontrol setempat (stop-val ve).
Bila akan membuat sumur baru untuk bangunan sekolah, dinding sumur
haruslah mendapat pengerasan yang baik dan memiliki alat pompa manual
(dengan tangan) yang berdiri pada tutup sumur yang terbuat dari semen,
atau hanya berupa sumur yang ditutup dengan semen dan memiliki bukaan
dengan penutup yang terbuat dari semen atau kayu.
Penggalian sumur baru harus dilakukan pada akhir musim kering dan harus
memiliki kedalaman minimal 3m dibawah garis permukaan air pada saat
itu sehingga di dalam sumur selalu tersedia air. Jika melakukan penggalian
sumur baru pada saat musim hujan biasanya sumur akan mengering pada
saat musim kering karena kedalamannya kurang.
Karena harus digali 3m dibawah batas permukaan air tanah maka mungkin
akan diperlukan penggunaan pompa sementara untuk memompa air keluar
dan menjaga sumur tetap kering pada saat dikerjakan.
115
Ilustrasi 25.18.
Potongan pompa tangan
dengan menggunakan
sistem ring beton
Sumur tidak boleh diletakkan
berdekatan dengan septic tank
dan rembesannya atau bila Jarak minimal antara sumur
air dengan septic tank
pada tapak berkontur ditaruh minimal 10m
pada area yang rendah karena
Sumur air Septic tank
ha l te r se bu t a k a n
menyebabkan sumur rawan
pencemaran. Jarak antara
sumur dengan septic tank minimal 10m (dianjurkan 30m). Pada daerah tapak Ilustrasi 25.19.
yang basah (daerah rawa), maka jarak mini mal adal ah 3 0m. Jarak minimal antara sumur
air dengan septic tank minimal
10m
Dinding sumur dapat dibuat dari susunan bata atau beton pre-cast (dibuat
dan dicetak lebih dahulu). Jika menggunakan dinding sumur dari bata, maka
lubang sumur digali terlebih dahulu kemudian dindingnya diberi pengerasan
dengan bata dan spesi trasraam (perbandingan 1 semen : 3 pasir atau 1
semen : 4 pasir). Penggunaan beton pre-cast lebih baik dan lebih cepat karena
tinggal disusun ke bawah (lihat ilustrasi 25.18.).
Dinding dari sumur harus tahan air setidaknya setinggi batas air pada saat
musim hujan. Hal ini akan mencegah pencemaran dari tanah disekeliling
sumur. Dinding bagian dasar dari sumur yang berada dibawah garis
permukaan air tanah harus dibuat jarak antar ring dan jarak tersebut diisi
pasir kasar atau kerikil kecil sebagai spesi. Jika menggunakan bata, beri
116 susunan bata dengan spesi sama yaitu berupa pasir kasar atau kerikil kecil.
Pada dasar sumur diberi lapisan pasir kasar atau kerikil kecil yang bersih
setebal 15mm. Hal ini memungkinkan air masuk ke dalam lubang sumur
dari dinding dan dasar yang bersih.
Bila lubang sumur dan dindingnya telah selesai dikerjakan, bila menggunakan
sistem katrol dengan menggunakan ember maka buatlah dinding setinggi
minimal 1m dari permukaan tanah pada sekeliling lubang sumur. Jika
menggunakan sumur pompa tangan, buat dinding sumur hingga ketinggian
30cm diatas permukaan tanah. Pada bagian bawah sekeliling dinding sumur
diberi pengerasan lantai dengan diameter kurang lebih 1,5m (platform/apron).
Buat permukaannya menurun ke bawah sehingga jika ada air di permukaan
tanah tidak akan menggenang tapi turun menjauhi lubang sumur. Sambungan
antara platform dengan dinding sumur harus diberi sambungan rapat (seals)
sehingga air dari permukaan tanah tidak dapat merembes ke dalam sumur.
Air yang pertama kali keluar pada saat lubang sumur digali biasanya kotor,
cara terbaik untuk membersihkannya adalah dengan menguras semua air
sumur tersebut sebanyak tiga kali. Jika sumur cepat terisi kembali maka
diperlukan bantuan pompa. Jika menggunakan ember untuk mengeringkan
sumur gunakan katrol sehingga pengurasan dapat dilakukan dengan cepat
dan bersih.
Perhatikan:
Alat pembakaran sampah yang sederhana dapat dibuat dari drum bekas
yang telah dibuka bagian atasnya. Berilah lubang-lubang pada badan dan
alas dari drum tersebut. Letakkan drum tersebut pada alas berupa bata atau
block. Abu yang dihasilkan dari proses pembakaran harus ditimbun pada
lokasi dekat pembakaran samapah tersebut. Tiap lapisan abu tersebut dilapisi
dengan tanah dan pada saat lubang penuh tutuplah bagian atasnya dengan
tanah dan galilah lubang baru untuk abu selanjutnya.
118
Ilustrasi 25.22.
Tong pembakaran sampah yang terbuat dari drum
air..
Ilustrasi 25.21.
Drum air.
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
MANUAL PEMBANGUNAN
GEDUNG SEKOLAH
Untuk Digunakan Sekolah dan Masyarakat
Pengarah:
Dirjen Dikdasmen
Direktur PLP
Direktur Pendidikan TK dan SD
Penanggung Jawab:
Nono Adya S.
Tim Penyusun:
Nigel Wakeham, AADipl. RIBA
Dana Obera
Robert L. Tenggara
Diperbanyak Oleh:
Proyek Peningkatan Pendidikan Dasar I (BEP I – Loan 4308 IND)
Departemen Pendidikan Nasional
Jakarta