Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH BIOKIMIA PANGAN

STRUKTUR DAN METABOLISME GLISIN

Untuk Memenuhi Tugas Makalah Mata Kuliah Biokimia Pangan


yang diampu oleh Mochammad Wachid S.TP.,M.SC.

Disusun Oleh:

Istiq Laily Zahro (201810220311012)


Niken Putri W. (201810220311025)
Ridha Asmiati (201810220311040)
Refka Mizard E. (201810220311045)
Noor Aisyah Dinna S. (201810220311046)
Adinda Dian Octarina (201810220311061)

JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan lancar.

Maksud dan tujuan kami menyusun makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Biokimia Pangan. Penyusunan makalah ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa bantuan,
arahan, dan bimbingan baik secara langsung maupun tidak langsung. Sehingga pada
kesempatan ini kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Mochammad
Wachid, S.TP.,M.Sc., sebagai dosen mata kuliah Biokimia Pangan yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan kepada kami. Serta teman-teman yang membantu dalam
penyusunan makalah ini hingga selesai.

Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk memperluas pengetahuan
tentang struktur dan metabolism glisin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Malang, Desember 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... ii
A. PENGERTIAN GLISIN ............................................................................................................... 1
B. FUNGSI GLISIN .......................................................................................................................... 1
C. STRUKTUR GLISIN ................................................................................................................... 2
D. SIFAT STRUKTUR MOLEKUL GLISIN ................................................................................. 2
E. BIOSINTESIS GLISIN ................................................................................................................ 3
F. METABOLISME GLISIN ........................................................................................................... 4
KESIMPULAN ..................................................................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 6

ii
A. PENGERTIAN GLISIN
Glisin atau glisina (Gly, G) atau asam aminoetanoat adalah asam amino
alami paling sederhana. Rumus kimianya C2H5NO2. Asam amino ini bagi manusia
bukan merupakan asam amino esensial karena tubuh manusia dapat mencukupi
kebutuhannya. Glisina juga merupakan satu-satunya asam amino yang tidak
memiliki isomer optik karena gugus residu yang terikat pada atom karbon alpha
adalah atom hidrogen sehingga terjadi simetri. Jadi, tidak ada L-glisin atau D-glisin.
asam amino ini mudah menyesuaikan diri dengan berbagai situasi karena
strukturnya sederhana. Sebagai misal, glisina adalah satu-satunya asam amino
internal pada heliks kolagen, suatu protein struktural. Pada sejumlah protein penting
tertentu, misalnya sitokrom c, mioglobin, dan hemoglobin, glisina selalu berada
pada posisi yang sama sepanjang evolusi (terkonservasi). Penggantian glisina
dengan asam amino lain akan merusak struktur dan membuat protein tidak
berfungsi dengan normal. Secara umum protein tidak banyak pengandung glisina.
Perkecualian ialah pada kolagen yang dua per tiga dari keseluruhan asam aminonya
adalah glisina. Glisina merupakan asam amino nonesensial bagi manusia. Tubuh
manusia memproduksi glisina dalam jumlah mencukupi. Glisina berperan dalam
sistem saraf sebagai inhibitor neurotransmiter pada sistem saraf pusat (CNS).

B. FUNGSI GLISIN
Glisin melakukan banyak fungsi baik di tubuh maupun di otak manusia.
Meskipun bukan salah satu asam amino esensial, sangat penting bahwa tubuh
mengandung kadar glisin yang tinggi. Manfaat dari glisin ini dan masalah yang
dapat menyebabkan defisitnya adalah faktor utama yang telah mengubah glisin
menjadi unsur yang sangat diminati dalam nutrisi. Fungsi glisin banyak dan sangat
penting, yaitu:

 Membantu mengendalikan kadar amonia di otak


 Bertindak sebagai neurotransmitter penenang di otak
 Membantu untuk mengontrol fungsi motorik tubuh
 Membantu meningkatkan pelepasan hormon pertumbuhan
 Peningkatan penyimpanan glikogen

1
C. STRUKTUR GLISIN

Glisin (Gly, G) atau asam aminoetanoat adalah asam amino alami paling
sederhana. Rumus kimianya C2H5NO2. Asam amino ini bagi manusia bukan
merupakan asam amino esensial karena tubuh manusia dapat mencukupi
kebutuhannya. Glisin merupakan satu-satunya asam amino yang tidak memiliki
isomer optik karena gugus residu yang terikat pada atom karbon alpha adalah atom
hidrogen sehingga terjadi simetri. Jadi, tidak ada L-glisin atau D-glisin. Glisin
merupakan asam amino yang mudah menyesuaikan diri dengan berbagai situasi
karena strukturnya sederhana. Sebagai misal, glisin adalah satu- satunya asam
amino internal pada heliks kolagen, suatu protein struktural. Pada sejumlah protein
penting tertentu, misalnya sitokrom c, mioglobin, dan hemoglobin, glisin selalu
berada pada posisi yang sama sepanjang evolusi (terkonservasi). Penggantian glisin
dengan asam amino lain akan merusak struktur dan membuat protein tidak
berfungsi dengan normal. Secara umum protein tidak banyak pengandung glisin.

Glisin Memiliki rumus kimia C2H5NO2, titik leburnya 290°C, masa


jenisnya 1,607 g cm-3, titik isoelektrik 10,76, nama sistematiknya adalah Asam 2-
aminoetanoat.

Struktur rangka L-glisina, dengan singkatan atau nama lain Gly (Irizarry, 2010).

D. SIFAT STRUKTUR MOLEKUL GLISIN


Glisin dan alanin, termasuk turunan asam amino yang lazim terdapat dalam
protein, dapat bersifat asam karena mengandung gugus karboksil (-COOH), dan

2
juga dapat bersifat basa karena mengandung gugus amino (-NH2) (Lagowski,
1997). Glisin dan alanin mengandung atom donor N dan O yang mempunyai
pasangan elektron bebas dan dapat dikoordinasikan pada tembaga(II), dalam
berbagai kemungkinan geometri.

Kompleks cis-[PtCl2(gly)2] yang telah disintesis oleh Steinborn, Junicke


and Heinemann (1997) menunjukkan struktur oktahedral terdistorsi, ikatan antara
Pt dengan glisin terjadi melalui gugus N-H primer pada glisin. Kompleks
tembaga(II) dengan glisin dan alanin dapat disintesis dengan cara pencampuran
tanpa pemanasan, pencampuran dengan pemanasan atau merefluk larutan. Pelarut
yang digunakan berpengaruh pada pembentukan kompleks karenanya perlu dipilih
pelarut yang sesuai dan dapat melarutkan logam dan ligannya.

E. BIOSINTESIS GLISIN
Menurut Dawn B. Marks (2000), bahwa glisin dimetabolisme melalui
sejumlah jalur yang berbeda. Glisin dibentuk dari serin melalui reaksi reversibel

3
yang melibatkan tetrahidrofolat. Glisin juga memindahkan sebuah atom karbon
(karbon 2) ke tetrahidrofolat, yang membentuk CO2 dan NH4+. Tetrahidrofolat
adalah koenzim yang yang memindahkan gugus satu karbon pada berbagai tahapan
oksidasi. Senyawa ini berasal dari vitamin folat, walaupun treonin bukan sumber
utama glisin, penguraian treonin dapat menghasilkan glisin. Glisin mengalami
oksidasi oleh D-adam amino oksidase. Produk yang terbentuk, glikosalat, diubah
menjadi glisin oleh reaksi transminasi, yang selanjutnya dioksidasi menjadi oksalat
atau dioksidasi menjadi CO2 dan H2O.

F. METABOLISME GLISIN
Penggunaan isotop stabil untuk penilaian metabolisme asam amino telah
mengikuti perkembangan teknis dalam metode analitis menggunakan spektrometri
massa. Pengukuran tepat pengayaan isotop rendah dengan spektrometri massa rasio
isotop (IRMS) dalam jumlah besar produk akhir metabolisme (urea dan amonium
urin) setelah konversi ke gas N2 telah memungkinkan untuk menggunakan 15 N-
glisin untuk melacak nasib tubuh " nitrogen aktif secara metabolik. Meskipun
noninvasif, metode ini menderita model fisiologis yang sederhana. Pengukuran
pengayaan isotop yang relatif lebih tinggi dalam persen asam amino yang
bersirkulasi spesifik pada konsentrasi nanomolar dengan kromatografi gas-
spektrometri massa (GCMS) telah menyebabkan pengembangan 13Metode C-
leucine, yang telah menjadi metode referensi. The pendek (4-6 jam), infus
berkelanjutan dari L- (1- 13C) leusin memberikan pengukuran kerusakan dan
oksidasi protein seluruh tubuh, serta perkiraan tidak langsung sintesis
protein. Metode ini dapat menghasilkan informasi lebih lanjut ketika
dikombinasikan dengan infus pelacak asam amino yang tidak penting atau
fenilalanin berlabel dengan pengukuran simultan gradien arteriovenosa untuk
mendekati pergantian protein otot. Penilaian laju sintetik spesifik (protein yang
menggunakan injeksi bolus "dosis banjir" label, atau infus konstan dari dosis
pelacak, sekarang sangat difasilitasi oleh munculnya teknik baru pembakaran-GC-
IRMS (GC-C) -IRMS), yang menggabungkan kemudahan pemisahan molekul
organik dalam matriks kompleks - karakteristik GCMS -, dengan ketelitian tertinggi
dalam penentuan pengayaan isotop rendah - karakteristik IRMS.

4
KESIMPULAN

Glisin atau asam aminoetanoat adalah asam amino alami paling sederhana
dengan rumus kimia C2H5NO2, glisin juga merupakan satu-satunya asam amino
yang tidak memiliki isomer optik karena gugus residu yang terikat pada atom
karbon alpha adalah atom hidrogen sehingga terjadi simetri. Glisin berperan dalam
sistem saraf sebagai inhibitor neurotransmiter pada sistem saraf pusat (CNS). Glisin
juga memiliki berbagai fungsi di dalam tubuh,salah satunya yaitu peningkatan
penyimpanan glikogen. Glisin dapat dimetabolisme melalui sejumlah jalur yang
berbeda. Glisin dibentuk dari serin melalui reaksi reversibel yang melibatkan
tetrahidrofolat. Glisin juga memindahkan sebuah atom karbon (karbon 2) ke
tetrahidrofolat, yang membentuk CO2 dan NH4+. Tetrahidrofolat adalah koenzim
yang yang memindahkan gugus satu karbon pada berbagai tahapan oksidasi.

5
DAFTAR PUSTAKA

Irizarry, L. (2010). Department of Emergency Medicine, Weill Cornell School of.


Marks D B, dkk. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar : Sebuah Pendekatan Klinis.
EGC : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai