Anda di halaman 1dari 11

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Al quran memperkenalkan dirinya dengan berbagai fisik dan ciri khusus, salah
satunya adalah dengan terjaganya al quran dari zaman dahulu sampai pada zaman yang
sekarang ini, yang mana keotentikannya itu masih di jaga dan di jamin oleh Allah,
sebagaimana firman Allah yang berbunyi,
َ ُ َ ُ َ َّ ْ ِّ َ ْ َ َ َّ
‫ِإنا ن ْح ُن ن َّزلنا الذك َر َوِإنا له ل َح ِافظون‬

Artinya : “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami


benar-benar memeliharanya.” (QS. Al Hijr : 9)

Perbedaan dalam menelaah ilmu al quran baik oleh oleh sarjana muslim ataupun
oleh orientalis sudah pasti menghasilkan kesimpulan yang berbeda-beda. Sarjana muslim
ketika melakukan sebuah usaha tersebut pasti didasari oleh rasa iman, akan tetapi
orientalis tidak mempunyai ikatan sama sekali dalam hal tersebut. mereka menerapkan
kebiasan ilmiyah untuk menemukan sebuah kebenaran dari rasa keraguan yang ada.
Abdul halim Mahmud rahimahullaahi yaitu salah satu mantan syaikh al azhar berkata:
“para orientalis yang dari saat ke saat berusaha menunjukkan kelemahan al quran, tidak
mendapatkan celah untuk meragukan keotentikan al quran."

Seorang muslim tidak dapat menghindarkan diri dari yang namanya Al Qur’an,
kenapa?? Karena Al Quran adalah sebuah petunjuk kehidupan yang sebaik baiknya. Ketika
meraka ingin baik maka harus mempelajari yang namanya Al Qur’an. Baik itu tentang
sejarah turunya Al Qur’an ,kandungan yang ada di dalamnya dan lain sebagainya, begitu
juga dengan munasabah Al Qur’an, dan salah satu bentuk dalam membuktikan bahwa Al
Qur’an adalah sesuatu yang luar biasa yang diturunkan untuk umat islam.

ISI
1. Pengertian munasabah
 Secara etimologis al munasabah (‫ )المناسبة‬berasal dari mashdar an nasbu
(‫ )النسب‬berarti al qarabah (‫)القرابة‬. Orang arab mengatakan fulan yunasibu
fulanan, fahuwa nasibuhu maksudnya qaribuhu. Kata qaraba sendiri berarti
dekat. Orang yang berasal dari nasab yang sama disebut qarabah (kerabat)
karena kedekatannya. Dari kata nasab itulah dibentuk menjadi al
munasabah (‫ )المناسبة‬dalam arti al muqarabah (‫)المقاربة‬, kedekatan satu
sama lain. Oleh sebab itu al munasabah adalah sesuatu yang masuk akal,
jika dikemukakan kepada akal akan diterima. Mencari kedekatan antara
dua hal adalah mencari hubungan atau kaitan antara keduanya seperti
hubungan atau kaitan antara keduanya seperti hubungan sebab akibat,
persamaan, perbedaannya, dan hubungan-hubungan lainnya yang bias
ditemukan antara dua hal.1
 Secara terminologis yang dimaksud dengan munasabah adalah mencari
kedekatan, hubungan, kaitan, antara satu ayat atau kelompok ayat dengan
ayat atau kelompok ayat yang berdekatan, baik dengan yang sebelumnya
maupun yang sesudahnya. Termasuk mencari kaitan antara ayat yang
berada pada akhir sebuah surat dengan ayat yang berada pada awal surat
berikutnya atau antara satu surat dengan surat sesudah atau sebelumnya. 2
Munasabah adalah ilmu yang menerangkan hubungan antara ayat atau
surat dengan ayat atau surat yang lain, apakah hubungan itu berupa ikatan
antara Am dan Khosnya, atau antara abstrak dan kongkrit, ataupun antara
rasional dengan irasionalnya atau bahkan antara dua hal yang kontraksi
sekalipun. Jadi pengertian munasabah itu tidak hanya sesuai dalam arti
yang sejajar, melainkan yang kontradiksipun termasuk dalam pengertian
munasabah. Seperti sehabis menerangkan orang mukmin lalu
menerangkan orang kafir dan sebagainya.3

2. Macam macam munasabah :


1
Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas, LC., MA, Kuliah Ulumul Qur’an, Bab XIII, hlm 207.
2
Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas, LC., MA, Kuliah Ulumul Qur’an, Bab XIII, hlm 208.
3
www.komposiana.com
a. Munasabah antara satu kalimat dengan kalimat sebelumnya dalam satu
ayat
Munasabah jenis ini mencari hubungan atau kaitan antara satu kalimat
dengan kalimat sebelumnya dalam satu ayat.

Contoh :
ُ َ ‫ه َ َ ُ ْ ُ َ ْ ُ ْ َ َّ ْ ُ َ َ َ ْ ُ َّ ه‬ ُ َْ
‫اَّلل ي ِحب‬ ‫اَّلل وَل تلقوا ِبأي ِديكم ِإَل التهلك ِة وأح ِسنوا ِإن‬
ِ ‫يل‬ ِ ‫َوأن ِفقوا ِ يف َس ِب‬
)195( ‫ي‬ َ ‫ْال ُم ْحسن‬
ِ ِ

“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu


menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah,
karena sesungguhmyaAllah menyukai orang-orang yang berbuat baik.”
(Q.S. Al-Baqarah 2: 195).

Ada kaitan langsung antara perintah berinfak (Dan belanjakanlah harta


bendamu di jalan Allah) dengan larangan membinasakan diri (dan
janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan), Bahwa
kaitan logis antara dua bagian isi ayat tersebut. Apabila umat Islam-karena
kikir atau kurangnya kesadaran akan pentingnya peranserta aktif setiap
orang dalam pendanaan semua amal usaha dan perjuangan umat-tidak
mau menyumbangkan sebagian harta bendanya untuk perjuangan, maka
tentu saja perjuangan itu tidak akan berhasil. Apabila perjuangan tidak
berhasil, dampak negatifnya juga akan dirasakan oleh umat itu sendiri.
Umat islam akan tetap iskin, tertinggal dalam penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknolog, kalah bersaing dengan umat-umat yang lain,
dan pada akhirnya tidak tertutup kemungkinan mereka dijajah, sekalipun
tidak lagi dalam bentuk penjajahan fisik, tapi ekonomi, politik dan budaya.
Hal itu berarti umat islam menghancurkan diri mereka sendiri.4

b. Munasabah antara satu ayat dengan ayat sesudahnya


Munasabah jenis ini mencari hubungan antara satu ayat dengan ayat
sesudahnya.

Contoh :

4
Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas, LC., MA, Kuliah Ulumul Qur’an, Bab XIII, hlm 211.
ُ َ ُ ُ َ َ َْ َ ‫ه‬ َْْ ْ َ َ ْ ْ َ ‫َ ا‬ َ
َ ْ ‫ان هال ِذي أ‬
‫ْسى ِب َع ْب ِد ِه ل ْيًل ِمن ال َم ْس ِج ِد الح َر ِام ِإَل ال َم ْس ِج ِد اْلق ََص ال ِذي ب َاركنا ح ْوله ِل ِنيه‬
َ َ ْ ُ
‫سبح‬
ُ َ ْ ُ َّ َ ُ ُ َّ َ َ ْ
)1( ‫ِمن آي ِاتنا ِإنه هو الس ِميع الب ِصن‬

“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu


malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi
sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda
(kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.” (Q.S. Al-Isra 17:1)

‫ا‬ ُ ْ ُ َّ َ َّ َ َ َ ْ ‫َ ََْ ُ َ ْ َ َ َ َ ََْ ُ ُ ا‬


)2( ‫ون َو ِكيًل‬ َ
‫وآتينا موَس ال ِكتاب وجعلناه هدى ِلب ِ ين ِإْس ِائيل أَل تت ِخذوا ِمن د ِ ي‬

“Dan Kami berikan kepada Musa Kitab (Taurat) dan Kami jadikan Kitab
Taurat itu petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman):”Janganlah kamu
mengambil penolong selain Aku.” (Q.S. Al-Isra 17:2)

Kaitan dari dua ayat tersebut bahwa antara peristiwa Isra’ Nabi
Muhammad shallallhu’alaihi wasallam yang disebutkan pada ayat pertama
dengan diberikannya kitab Taurat kepada Nabi Musa alaihisalaampada ayat
kedua, menurut Quraisy Shihab, ayat pertama menyebutkan anugerah
Allah kepada Nabi Muhammad shallallhu’alaihi wasallam Yang
mengisra’kan beliau dalam waktu yang sangat singkat, sedangkan ayat
kedua menyebutkan anugerah-Nya kepada Nabi Musa alaihisalaam Yang
mengisro’kanbeliau dari Mesir ke negeri yang diberkahi pula yaitu Palestina
tetapi memakan waktu yang lama. Penyebutan Nabi Musa alaihisalaam
juga mempunyai kaitan yang sangat jelas dengan peristiwaIsra’ dan Mi’raj,
karena beliau yang berulang-ulang mengusulkan agar Nabi Muhammad
shallallhu’alaihi wasallam memohon keringanan atas kewajiban shalat 50
kali sehari semalam.5

c. Munasabah antara kelompok ayat dengan kelompok ayat sebelumnya


Munasabah jenis ini mencari hubungan antara satu kelompok ayat
berikutnya. Misalnya Surat Al Baqarah ayat 1-20tentang beberapa kategori
manusia ditinjau dari segi keimanannya. Ayat 1-5 berbicara tentang orang-
orang yang bertaqwa yaitu orang-orang yang memadukan dalam diri
mereka aspek Iman, Islam dan Ihsan. Ayat berikutnya 6-7 berbicara tentang

5
Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas, LC., MA, Kuliah Ulumul Qur’an, Bab XIII, hlm 212.
orang-orang kafir, yaitu orang yang lahir batin mengingkari Allah
subhanahu wata’ala. Ayat selanjutnya 8-20 berbicara tentang orang-orang
munafiq, yang di luar mengaku beriman, tetapi di dalam mengingkari Allah
subhanahu wata’ala.6

d. Munasabah antara awal surat dengan akhir surat sebelumnya


Munasabah jenis ini mencari hubungan antara awal satu surat dengan akhir
surat sebelumnya.

Contoh :
َْ َ
ُ ‫اْل ْرض َو ُه َو ْال َعز ُيز ْال َحك‬ َ َ َّ َ ‫َس َّب َح ه‬
)1( ‫يم‬ ِ ِ ِ ‫ات و‬
ِ ‫َّلل ما ِ يف السماو‬
ِ ِ
“semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertashbih kepda
Allah (menyatakan kebesaran Allah). dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana.”(Q.S. Al-Hadid 57: 1)
)96( ‫يم‬ َ ْ َ ِّ َ ْ ْ ِّ َ َ
ِ ‫فسبح ِباس ِم ربك الع ِظ‬
“Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Rabbmu yang Maha Besar.”
(Q.S. Al-Waqi’ah 56: 96)

Ayat akhir Surat Al Waqi’ah berisi berisi perintah untuk bertashbih (Maka
bertashbihlah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Maha Agung),
sedangkan ayat pertama Syrat Al Hadid menyatakan telah (Bertashbih
kepada Allah semua yang berada di langit dan yang berada di bumi).
Terlihat ada keserasian antara dua ayat tersebut.7

e. Munasabah anatar satu surat dengan surat lainnya


Munasabah jenis ini mencari hubungan antara nama satu surat dengan
nama satu surat sebelum dan sesudahnya, hubungan antara kandungan
satu surat dengan satu surat berikutnya, hubungan antar akhir surat
dengan awal surat berikutnya.

Contoh : munasabah antara surat Al Fatihah dan surat Al Baqarah


dari segi nama. Di antara isi penting surat Al Fatihah adalah tentang tauhid,
baik dari segi rububiyah, mulkiyah maupun ilahiyah Nya. Dengan doktrin

6
Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas, LC., MA, Kuliah Ulumul Qur’an, Bab XIII, hlm 213.
7
Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas, LC., MA, Kuliah Ulumul Qur’an, Bab XIII, hlm 213.
tauhid, seseorang dilarang menuhankan apa dan siapapun selain Allah
subhanahu wa ta’ala termasuk menuhankan Al Baqarah sebagaimana yang
dilakukan oleh bani israil di bawah inisiatif as Samiri. Guna melakukan
pembinaan dan membpertahankan tauhid secara konsekuen diperlukan
pembinaan dalam keluarga. Dan salah satu keluarga yang menjadi teladan
adalah keluarga Imran (Ali Imran). salah satu sebab penting keberhasilan
sebuah keluarga adalah peran kaum perempuan (An Nisa) terutama ibu.
Sebuah keluarga tentu memerlukan kecukupan ekonomi terutama untuk
makan dan minum. Makanan dan minuman yang dibutuhkan tentu saja
makanan yang halal lagi baik dan bergizi seperti diisyaratkan dalam surat Al
maidah yang berarti hidangan makanan.8

3. Bentuk-bentuk munasabah

Dilihat dari segi bentuk hubungan antara satu kalimat dengan kalimat berikutnya
dalam satu ayat, atau bentuk bentuk hubungan antara satu ayat dengan ayat
berikutnya, maka munasabah dapat dibagi dalam kategori berikut ini.9

a. Zhahir al irtibath

Hubungan antara satu kalimat dengan kalimat berikutnya atau satu ayat dengan
ayat berikutnya tampak nyata. Atau kalimatnya ayat yang kedua bisa berupa ta’kid
(penegasan), tafsir (penjelasan),I’tiradh (bantahan), atau tasydid (penekanan)
terhadap kalimat atau ayat yang pertama. Satu bagian ayat tergantung dengan
bagian sebelumnya, tidak bisa dipisahkan, satu ayat tergantung dengan ayat
sesudahnya, juga tidak bisa dipisahkan. Jika dipisahkan maknanya menjadi tidak
sempurna, bahkan bisa menimbulkan pemahaman keliru.10

Contoh :

8
Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas, LC., MA, Kuliah Ulumul Qur’an, Bab XIII, hlm 214.
9
Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas, LC., MA, Kuliah Ulumul Qur’an, Bab XIII, hlm 215.
10
Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas, LC., MA, Kuliah Ulumul Qur’an, Bab XIII, hlm 215.
َ ‫َف َو ْي ٌل ل ْل ُم َص ِّل‬
)4( ‫ي‬ ِ

“Maka celakalah bagi orang-orang yang sholat,” (Q.S. 107 :4)


Bagaimana mungkin orang-orang yang shalat akan celaka ? ayat tersebut baru bisa
dipahami dengan benar apabila diteruskan dengan ayat-ayat selanjutnya :

َ ُ ْ َ َ َ َ ُ ُ َ ‫ه‬ َ ُ َ ْ َ ُ َ ‫ه‬
)7( ‫) َوي ْمن ُعون ال َماعون‬6( ‫) ال ِذين ه ْم ي َر ُاءون‬5( ‫ال ِذين ه ْم عن َصًل ِت ِه ْم َساهون‬

“(yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya; orang-orang yang berbuat riya’ dan
enggan (menolong dengan) barang berguna.” (Q.S. Al Ma’un107: 5-7)

b. Khafiy al irtibath

Hubungan antara satu kalimat dengan kalimat berikutnya atau antara satu ayat
dengan ayat berikutnya tidak tampak nyata. Masing-masing berdiri sendiri,tidak
tergantung dengan kalimat atau ayat sesudahnya. Kesempurnaan makna kalimat
pertama atau ayat pertama tidak tergantunhg dengan kalimat atau ayat
berikutnya. Kalau dipisahkan maknanya tetap sempurna. Irtibath jenis ini hanya
dapat diketahui setelah dikaji dan didalami dengan baik.11 Ada dua irtibath :

1. Irtibath Ma’thufah
Irtibath antara satu bagian dengan bagian lain dari ayat menggunakan huruf ‘athaf.
Bagian kedua bisa bisa berupa nadzir (bandingan) dan syarik (mitra) dari bagian
sebelumnya dan bisa juga berupa al mudhadah (lawan katanya). untuk nadzir
(bandingan) dan syarik (mitra).12

Contoh :

ُ ْ َ
‫ض َو َما يخ ُرج‬ ‫ر‬
َْ
ْ ‫اْل‬ ‫ف‬
ُ َ َ ََُْ
‫ج‬ ‫ل‬ ‫ي‬ ‫ا‬‫م‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ي‬ ‫ش‬ ‫ر‬ ْ ‫ض ف س َّتة َأ َّيام ُث َّم‬
ْ ‫اس َت َوى َع ََل ْال َع‬ َْ َ
َ ‫اْل ْر‬‫ات و‬ َّ ‫ُه َو هالذي َخ َل َق‬
‫الس َم َاو‬
َِ ُ َ ‫ه ِ ي‬ ِ ِ ٍ ِ ِ ‫ي‬ ِ ِ ِ
ٌ َ َ ْ َ ُ َ ْ ُ ْ ُ َ َ ْ َ ْ ُ َ َ َ ُ َ َ ُ ُ ْ َ َ َ َ َّ َ ُ ْ َ َ َ َ ْ
)4( ‫ِمنها وما ي ِنل ِمن السم ِاء وما يعرج ِفيها وهو معكم أين ما كنتم واَّلل ِبما تعملون ب ِصن‬

“Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia
bersemayam diatas arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa
yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik

11
Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas, LC., MA, Kuliah Ulumul Qur’an, Bab XIII, hlm 216.
12
Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas, LC., MA, Kuliah Ulumul Qur’an, Bab XIII, hlm 216.
kepadaNya. Dan Dia bersama kamu dimana saja kamu berada. Dan Allah Maha
Melihat apa yang kamu kerjakan.”(Q.S. Al Hadid 57: 4)

َ َ ُ َ ُ َْ ُ َْ ُ‫ُْ ُ هَ َْ ا َ َ ا َُ َ َ ُ َ ُ َ ْ َ ا َ َ ا َ ه‬ ‫ْ َ ه‬
)245( ‫ض َويب ُسط َو ِإل ْي ِه ت ْرج ُعون‬ ‫َمن ذا ال ِذي يق ِرض اَّلل قرضا حسنا فيض ِاعفه له أضعافا ك ِثنة واَّلل يق ِب‬
“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik
(menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan memperlipat gandakan
pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banya. Dan Allah menyempitkan
dan melapangkan (rezeki) dan kepadaNya lah kamu dikembalikan.”(Q.S. Al
Baqarah 2:245)

ُ َْ َ َ َ َ َ َ َْ ْ َ ْ َ ْ ْ َ َّ َ ُ ْ ْ ُ ُ َ ُ َ َ َ ‫ه‬ ُ ْ َ َ ‫ْ َ ُ ُ ُ ه‬
‫ات تج ِري ِمن تح ِتها اْلنه ُار خ ِال ِدين ِفيها َوذ ِلك الف ْوز‬
ٍ ‫اَّلل ومن ي ِط ِع اَّلل ورسوله يد ِخله جن‬ ِ ‫ِتلك حدود‬
ٌ ُ ٌ َ َ ُ ََ َ ‫ه َ َ َ ُ َ ُ َ َ َ َ َّ ُ ُ َ ُ ُ ْ ْ ُ َ ا َ ا‬ ْ َ ْ َ َ ُ ‫ْال َعظ‬
)14( ‫ص اَّلل ورسوله ويتعد حدوده يد ِخله نارا خ ِالدا ِفيها وله عذاب م ِهي‬ ِ ‫ع‬ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫م‬‫و‬ )13 ( ‫يم‬ ِ

“(hukum-hukum) tersebut itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barangsiapa


tat kepada Allah dan Rasul Nya, niscaya Allah memasukkannya kedalam surga yang
mengalir didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal didalamnya, dan itulah
kemenangan yang besar. Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul Nya
dan melanggar ketentuan-ketentuan Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam
api neraka sedang ia kekal didalamnya , dan baginya siksa yang menghinakan.”
(Q.S. An Nisa 4: 13-14)

2. Irtibath ghairu ma’thufah


Irtibath antara satu bagian dengan bagian lain dari ayat atau antara antara satu
ayat dengan ayat berikutnya tidak menggunakan huruf ‘athaf maka dalam hal ini
untuk mencari munasabah nya harus dicari qarain maknawiyah, petunjuk-petunjuk
yang didapat dari pengertian maknanya. Berikut petunjuk-petunjuk maknawiyah13
:

c. At Tanzhir (perbandingan)

Contoh :
َ ُ َ َ َ ْ ْ َ ‫َ ْ َ ْ َ ْ َ ِّ َّ َ ا‬ َ َ ْ َ َ
)5( ‫ي لك ِارهون‬‫ك َما أخ َرجك َربك ِمن بي ِتك ِبالحق َو ِإن ف ِريقا ِمن ال ُمؤ ِم ِن‬

13
Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas, LC., MA, Kuliah Ulumul Qur’an, Bab XIII, hlm 220.
“Sebagaimana Tuhan mu menyuruhmu pergi dari rumahmu dengan kebenaran,
padahal sesungguhnya sebagian dari orang-orang yang beriman itu tidak
menyukainya.” (Q.S. Al Anfal 8: 5)

ٌ َ َ َ ْ ُ َ ًّ َ َ ُ ْ ُ ْ ُ ُ َ َ ُ
ٌ ‫ات ع ْن َد َرِّب ه ْم َو َم ْغف َر ٌة َور ْز ٌق َكر‬
)4( ‫يم‬ ِ ِ ِ ِ ِ ‫أول ِئك هم المؤ ِمنون حقا لهم درج‬
“iItulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya, mereka akan
memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta
rezki (nikmat) yang mulia.”(Q.S. Al Anfal 8: 4)
d. Al Mudhadah (lawannya)

َ ُ ْ ُ َ ُ ْ ُ َ َ ُ َ َ ْ ََ ََ َ َ َ ‫َّ ه‬
)6( ‫ِإن ال ِذين كف ُروا َس َو ٌاء عل ْي ِه ْم أأنذ ْرته ْم أ ْم ل ْم تن ِذ ْره ْم َل يؤ ِمنون‬

“Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan
atau tidak kamu berikan, mereka tidak akan beriman.” (Q.S. Al Baqarah 2: 6)
e. Al Istidhrad (penjelasan dari ayat sebelumnya)

Contoh :

ُ‫ه َ ه‬
‫اَّلل ل َعله ْم‬
َ ْ َ َ ٌ ْ َ َ َ َ ْ َّ ُ َ َ ‫َ ْ ُ ْ َ ا‬ َ ُ ‫َ َ َ ْ َََْْ ََْ ُ ْ َ ا‬ َ َ
ِ ‫ات‬ ِ ‫يا ب ِ ين آدم قد أنزلنا عليكم ِلباسا يو ِاري سو ِآتكم و ِريشا و ِلباس التقوى ذ ِلك خن ذ ِلك ِمن آي‬
َ ‫َ َّ ه‬
)26( ‫يذك ُرون‬

“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk
menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah
yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan
Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.”(Q.S. Al A’raf 7: 26)

f. At Takhallush (alih pembicaraan)

Contoh :

‫ب‬ ٌ ‫اج ُة َك َأ َّن َها َك ْو َك‬


َ َ َ َ ُ ُ ْ ٌ َ َ ْ َ
‫ور ِه ك ِمشك ٍاة ِفيها ِم ْص َباح ال ِم ْص َباح ِ يف زجاج ٍة الزج‬
ُ َ
‫ض َمث ُل ن‬
َْ
‫ات َواْل ْر‬ َ َ َّ ُ ‫اَّلل ُن‬
ُ‫ه‬
ِ ِ ِ ‫ور السماو‬
ُ ََ ٌ ُ ٌ َ ُ ْ َ ْ َ َْ ََْ ُ ُ َ ُ ْ َ ُ َ َ َّ ْ َ َ َ َّ ْ ََ َ َ ُ ْ َ َ َ َ ُ َ َ َ ْ ُ ُ ٌّ ِّ ُ َ
‫ور‬
ٍ ‫َصء َّولو لم تمس ُسه َنار نور عَل ن‬ ‫ي‬ ِ َ ‫ْسِقي ٍة وَل غر ِبي ٍة يكاد زيتها َ ي‬ ‫دري يوقد ِمن شجر ٍة مبارك ٍة زيتون ٍة َل‬
ٌ َ ْ َ ِّ ُ ‫َ ه‬ َ ْ ْ ُ‫َ ْ َ َ ُ ََ ْ ُ ه‬ ُ ُ‫ه‬ َْ
)35( ‫َس ٍء ع ِليم‬ ‫اس واَّلل ِبكل ي‬
ِ ‫ضب اَّلل اْلمثال ِللن‬ ِ ‫ور ِه من يشاء وي‬ ِ ‫يه ِدي اَّلل ِلن‬

“Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpaan cahaya Allah, adalah
seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang didalamnya ada pelita besar. Pelita
itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti
mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu)
pohon zaitun yang tumbuh tidak disebelah timur (sesuatu) dan tidak pula
disebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun
tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis) . Allah membimbing
kepada cahayaNya siapa yang Dia yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat
perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu.”(Q.S. An Nur 24: 35).

4. Urgensi Munasabah dalam Penafsiran Al Qur’an

Pembahasan tentang munasabah sangat diperlukan dalam penafsiran al qur’an


untuk menunjukkan keserasian antara kalimat dengan kalimat adalam satu ayat,
keserasian antara satu ayat dengan ayat berikutnya, bahkan juga keserasian antara
satu surat dengan surat berikutnya. Agar jika ditemukan ayat yang sepertinya tidak
ada kaitannya seseoramg akan mengerti dengan bab munasabah ini.
Ada tiga arti penting dari munasabah sebagai salah satu metode dalam memahami
dan menafsirkan al qur’an :

 Sisi balaghah, korelasi antara ayat menjadikan ayat-ayat al qur’an utuh dan indah. Bila
dipenggal maka keserasian, kehalusan dan keindahan kalimat yang teruntai didalam
setiap ayat akan menjadi hilang
 Ilmu munasabah dapat memudahkan orang yang memahami makna ayat atau surat.
Tanpa memahami kaitan antara satu kalimat dengan kalimat berikutnya dalam satu
ayat, atau kaitan antara satu ayat dengan ayat berikutnya, bisa saja seorang yang
membaca al qur’an tidak dapat menangkap keutuhan makna, bahkan dapat
menimbulkan kesalahan dalam pemaknaan
 Ilmu munasabah sangat membantu seorang mufassir dalam menafsirkan ayat-ayat al
qur’an, sehingga dapat menjelaskan keutuhan makna ayat atau kelompok ayat. Juga
dapat menjelaskan keserasian antara kalimat dengan kalimat dan ayat dengan ayat,
bvahkan antara surat dengan surat. Dan ilmu munasabah sangat membantu dalam
istinbath hukum.14
Penutup

Munasabah secara etimologi adalah keserupaan dan kedekatan. Dan secara terminologi ada
banyak sekali pergertiannya dari para ulama baik salah satunya adalah mencari kedekatan,

14
Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas, LC., MA, Kuliah Ulumul Qur’an, Bab XIII, hlm 225’
hubungan, kaitan, antara satu ayat atau kelompok ayat dengan ayat atau kelompok ayat
yang berdekatan baik dengan yg seblumnya maupun sesudahnya.

Dan sesungguhnya Setiap penyusunan ayat, surat, maupun juz dalam Al - Qur’an memiliki
keterkaitan antara satu dengan yang lainnya. Maka, mempelajari munasabah akan sangat
membantu dalam penafsiran maupun pemahaman kandungan ayat dan surat dalam Al-
Qur’an. Munasabah sangatlah berperan dalam menafsirkan Al-Qur’an karena tanpa
mempelajari dan mengetahui munasabah, akan sangat sulit untuk menguak isi kandungan
dalam setiap ayat karena tidak semua ayat bisa dipahami secara komprehensif hanya
dengan mengetahui asbab an-Nuzulnya saja.

Jadi ketika kita Mempelajari munasabah ini tidak hanya akan menambah wawasan saja,
akan tetapi juga akan melatih kepekaan seseorang untuk melihat suatu kaitan dalam
berbagai hal.

Anda mungkin juga menyukai