Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker prostat merupakan kanker yang terdapat pada sistem reproduksi
laki- laki. Pada tahun 1999 lebih dari 179.000 kasus baru dari kanker prostat
terdiagnosa di Amerika Serikat. Ini merupakan 29% dari seluruh kanker pada pria.
Penyebab spesifik kanker prostat masih belum diketahui dengan pasti. Pria yang
mempunyai risiko untuk terjadinya kanker prostat adalah usia, genetik, ras, dan
lain – lain. Faktor utama adalah usia. Kanker prostat berkembang lebih sering pada
usia diatas 50 tahun dan menjadi lebih sering seiring dengan bertambahnya usia.
Perkembangan kelenjar prostat dipengaruhi oleh hormon androgen,
termasuk testosteron yang diproduksi oleh testis yaitu dehidroepiandrosteron. Aksi
dari androgen diperantarai oleh produksi growth factor lokal. Androgen dan Growth
Factor mempengaruhi proliferasi, differensiasi dan fungsi dari sel – sel kelenjar
prostat. Faktor – faktor tersebut memelihara keseimbangan perkembanga kelenjar
prostat dan fungsi melalui interaksi epitel – stroma.
Prostat Spesific Antigen merupakan glikoprotein yang hanya terdapat dalam
sel epitel saluran kelenjar prostat dan tidak terdapat dalam jaringan atau sel lain.
Kelenjar prostat maupun cairan semen banyak mengadung PSA. Fungsi kelenjar
prostat mensekresi cairan encer, seperti susu yang mengandung ion sitrat, kalsium,
ion fosfat, enzim pembeku, dan profibrinolisin. Kanker prostat terjadi bila sel – sel
prostat mengalami mutasi dan mulai memperbanyak diri di luar kontrol. Sel kanker
mempunyai mekanisme untuk menghindarkan diri dari imunitas non spesifik dan
spesifik.
Sel kanker prostat akan mensekresi TGF-β ( Transforming Growth Factor –
β ) merupakan sitokin yang bersifat imuno supresif TGF-β berefek menurunkan
regulasi berbagai proses yang diperlukan untuk aktivitas sel-T sitotoksik. Diagnosis
kanker prostat dengan colok dubur, pemeriksaan patologik, Ultra sonografi
transrectal, kadar PSA yang meningkat. Penyebaran kanker prostat dapat melalui
limfe dan aliran darah. Metastase ke kelenjar limfe regional terjadi awal, dan sering
dapat mendahului penyebaran hematogen. Metastase ke tulang sebagai akibat

1
penyebaran hematogen umumnya terjadi pada tulang pelvis, iga, dan tulang
belakang.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi kelenjar prostat?
2. Bagaimana definisi kanker prostat?
3. Bagaimana etiologi penyakit kanker prostat?
4. Bagaimana factor resiko penyakit kanker prostat?
5. Bagaimana gejala penyakit kanker prostat?
6. Bagaimana patofisiologi penyakit kanker prostat?
7. Bagaimana stadium kanker prostat?
8. Bagaimana pencegahan kanker prostat?
9. Bagimana penatalaksanaan kanker prostat?

C. Tujuan
1. Mengetahui definisi kelenjar prostat dan kanker prostat
2. Mengetahui etiologi dan factor resiko penyakit kanker prostat
3. Mengatahui gejala penyakit kanker prostat
4. Menetahui patofisiologi penyakit kanker prostat
5. Mengetahui stadium kanker prostat
6. Mengetahui pencegahan dan penatalaksanaan pada penyakit kanker prostat

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat pada laki – laki terletak pada pelvis di bawah vesica urinaria
(kandung kemih). Vesicula seminalis terletak di belakang kelenjar prostat. Kelenjar
prostat mengelilingi sebagian uretra yaitu suatu saluran untuk keluarnya urin saat
berkemih dan semen saat ejakulasi. Uretra berjalan mulai dari vesica urinaria
melalui kelenjar prostat sampai penis. Sehingga kelainan pada kelenjar prostat
dapat menyebabkan sering terganggunya miksi, ejakulasi, dan kadang – kadang
mengganggu defekasi.

Gambar : Anatomi sistem reproduksi pria

Secara normal, kelenjar prostat terdiri dari kelenjar dan stroma. Pada pria dewasa
perkiraan kelenjar prostat panjangnya 3 cm dan berat kurang lebih 20 gram. Secara
histologi kelenjar prostat merupakan kumpulan 30 – 50 kelenjar tubule alveolar
bercabang yang saluran keluarnya bermuara ke dalam uretra pars prostatica.
Kelenjar prostat dikelilingi oleh sebuah simpai fibroelastik dengan banyak otot
polos. Septa dari simpai ini memasuki kelenjar dan membaginya menjadi lobus

3
yang tidak jelas pada pria dewasa. Kelenjar prostat terbagi menjadi 3 zona yaitu
zona sentralis, zona ini mempunyai epitel bertingkat dan meliputi 25% dari volume
kelenjar. Zona perifer (30%) yang mempunyai lebih banyak epitel biasa dan
merupakan tempat untuk terjadinya kanker prostat. Zona transisional mempunyai
arti klinik yang penting karena merupakan tempat sebagian besar hyperplasia
prostat benigna. Kelenjar prostat mengandung badan bulat kecil yang disebut
korpus amilaseum dengan ukuran 0.2 – 2 mm terdiri dari glikoprotein. Badan ini
sering mengalami kalsifikasi dan meningkat seiring dengan bertambahnya usia. 2.
Kelenjar prostat dipengaruhi oleh hormon androgen, termasuk testosteron yang
diproduksi oleh testis yaitu dehidroepiandrosteron. Berespon pada karakteristik
seksual sekunder misal pertumbuhan rambut pada wajah dan peningkatan masa
otot.
Fungsi kelenjar prostat mensekresi cairan encer, seperti susu yang mengandung ion
sitrat, kalsium, ion fosfat, enzim pembeku, dan profibrinolisin.
Selama pengisian, simpai kelenjar prostat berkontraksi sejalan dengan kontraksi
ductus defferens sehingga cairan encer seperti susu yang dikeluarkan oleh kelenjar
prostat (saat ejakulasi) menambah lebih banyak lagi jumlah semen.
Kanker prostat dapat berakibat nyeri, susah buang air kecil, problem saat
mengadakan hubungan seks, disfungsi ereksi pada stadium lanjut. Pada stadium
dini belum terdapat tanda – tanda klinik.

B. Definisi Kanker Prostat


Kanker prostat adalah keganasan yang sering dijumpai sesudah keganasan kandung
kemih. Pada tahun 1999 lebih dari 179.000 kasus baru dari kanker prostat
terdiagnosa di Amerika Serikat. Ini merupakan 29 % dari seluruh kanker pada pria.
Penyebab spesifik kanker prostat masih belum diketahui dengan pasti. Pria yang
mempunyai risiko untuk terjadinya kanker prostat adalah usia, genetik, ras, dan
lain - lain. Faktor utama adalah usia. Kanker prostat merupakan kanker yang
berkembang pada kelenjar prostat yang terdapat pada sistem reproduksi laki- laki.
Ini terjadi bila sel – sel prostat mengalami mutasi dan mulai memperbanyak diri

4
diluar kontrol. Sel – sel tersebut dapat bermetastase dari sel prostat ke tempat lain
pada tubuh, misal tulang, lymfonodus.

C. Etiologi Penyakit Kanker Prostat


Penyebab terjadinya kanker prostat belum diketahui dengan pasti,tetapi ada
beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena kanker
prostat, diantaranya faktor usia dan riwayat keluarga. Faktor hormonal, diet tinggi
lemak, dan toksin juga disebut - sebut sebagai faktor risiko kanker prostat walaupun
kaitannya belum jelas.

D. Faktor Resiko Penyakit Kanker Prostat


Para peneliti telah mengidentifikasi beberapa faktor yang tampaknya
meningkatkan resiko terkena karsinoma prostat, termasuk:
1. Usia
Jarang terjadi pada usia di bawah 40 tahun, namun insidensi meningkat dengan
cepat pada usia di atasnya. 

2. Ras
Kanker jenis ini lebih sering mempengaruhi orang-orang di Afrika Amerika di
Amerika dan laki-laki Karibia . Di Amerika Serikat, ras Afrika memiliki risiko

lebih tinggi dari jenis kanker, dibandingkan orang Asia maupun Hispanik.
3. Diet dan gaya hidup
Diet tinggi lemak jenuh,13 daging merah,13 sedikit buah dan sedikit sayuran,
rendah tomat, rendah ikan dan atau rendah kedelai meningkatkan resiko terkena
kanker prostat. Diet tinggi kalsium14 juga berhubungan dengan peningkatan resiko
kanker prostat. Hubungan kanker prostat dengan obesitas masih kontroversial,
namun obesitas berhubungan dengan tingginya grading kanker prostat.
4. Riwayat keluarga
Memiliki anggota keluarga dengan karsinoma prostat meningkatkan risiko
penyakit. Seorang laki-laki yang memiliki ayah atau saudara laki laki yang
terdiagnosa kanker pada usia 50 tahun memiliki resiko 2 kali lipat lebih tinggi
terkena karsinoma prostat. Resiko meningkat menjadi tujuh samapi delapan kali

5
lipat lebih tinggi pada laki laki yang memiliki dua atau lebih keluarga yang
menderita kanker prostat.
5. Mutasi Genetik
Berhubungan dengan mutasi BRCA115,16 atau BRCA215 dan sindrom Lynch.

E. Gejala Penyakit Kanker Prostat


Pada tahap awal jarang menimbulkan gejala.Gejala yang terjadi akibat
obstruksi terjadi pada saat penyakit berada pada tahap lanjut.Pada tahap selanjutnya
sering timbul gejala atau keluhan berupa :
1. Sering buang air kecil,terutama pada malam hari
2. Buang air kecil harus mengedan
3. Sulit menahan buang air kecil
4. Tidak dapat buang air kecil sama sekali
5. Buang air kecil terasa sakit atau panas
6. Ada darah dalam urine atau air mani
7. Terasa sakit saat ejakulasi
8. Nyeri atau kaku di daerah bokong, panggul dan pangkal paha

F. Patofisiologi Penyakit Kanker


Pembesaran prostat menyebabkan penyempitan lumen uretra prostatika
dan menghambat aliran urin. Keadaan ini menyebabkan peningkatan tekanan
intravesikal. Untuk dapat mengeluarkan urine, buli-buli harus berkontraksi lebih
kuat guna melawan tahanan itu. Kontraksi yang terus menerus ini menyebabkan
perubahan anatomi buli-buli berupa hipertrofi otot detrusor, trabekulasi,
terbentuknya selula, sakula, dan divertikel buli-buli. Perubahan struktur pada
buli-buli tersebut, oleh pasien dirasakan sebagai keluhan pada saluran kemih
sebelah bawah atau LUTS yang dahulu dikenal dengan gejala prostatismus
(Purnomo, 2012).
Tekanan intravesikal yang tinggi diteruskan ke seluruh bagian buli-buli
tidak terkecuali pada kedua muara ureter. Tekanan pada kedua muara ureter
ini dapat menimbulkan aliran balik urin dari buli-buli ke ureter atau terjadi

6
refluks vesikoureter. Keadaan ini jika berlangsung terus akan mengakibatkan
hidroureter, hidronefrosis, bahkan akhirnya dapat jatuh ke dalam gagal ginjal
(Purnomo, 2012).
Obstruksi pada leher kandung kemih mengakibatkan berkurangnya atau
tidak adanya aliran kemih, dan ini memerlukan intervensi untuk membuka
jalan keluar urin. Metode yang mungkin adalah prostatektomi parsial, Transurethral
Resection of Prostate (TURP) atau insisi prostatektomi terbuka, untuk
mengangkat jaringan periuretral hyperplasia insisi transuretral melalui serat otot
leher kandung kemih untuk memperbesar jalan keluar urin, dilatasi balon
pada prostat untuk
memperbesar lumen uretra, dan terapi antiandrogen untuk membuat
atrofi kelenjar prostat (Price&Wilson,2012). Pada BPH terjadi rasio peningkatan
komponen stroma terhadap kelenjar. Pada prostat normal rasio stroma dibanding
dengan kelanjar adalah 2:1, pada BPH, rasionya meningkat menjadi 4:1, hal
ini menyebabkan pada BPH terjadi peningkatan tonus otot polos prostat
dibandingkan dengan prostat normal. Dalam hal ini massa prostat yang
menyebabkan obstruksi komponen statik sedangkan tonus otot polos yang
merupakan komponen dinamik sebagai penyebab obstruksi prostat (Purnomo,
2012).
G. Stadium Kanker Prostat
Penentuan diagnosis utama dari Kanker prostat dengan colok dubur, pengukuran
PSA, biopsi prostat dan sidik tulang, ditambah dengan CT atau MRI dan foto foto
thorak.
 Derajat keganasan
Derajat Adenokarsinoma prostat dengan sistem skor Gleason (modifikasi).
Pengelompokan skor Gleason terdiri dari Diferensiasi baik ≤ 6, sedang/moderat 7
dan buruk (8-10).
 Stadium
Sistem staging yang digunakan untuk Kanker prostat adalah menurut
AJCC(American Joint Committee on Cancer) 2010.
1. Stadium T

7
Penentuan stadium klinis cT dapat ditentukan dengan colok dubur. Bila diperlukan
dapat dilakukan pemeriksaan CT/MRI.
2. Stadium N
Penentuan stadium N hanya dikerjakan bila akan berpengaruh terhadap keputusan
terapi. Cara terbaik untuk menentukan stadium N adalah dengan limfadenektomi,
dengan operasi terbuka ataupun laparoskopik.
3. Stadium M
Metode sidik tulang paling sensitif untuk mendiagnosis metastasis tulang, bila tidak
ada fasilitas pemerikaan tsb dapat dicari dengan penilaian klinis, CT Scan, alkali
fosfatase serum dan bone survey. Pengukuran alkali fosfatase dan PSA secara
bersamaan akan meningkatkan efektivitas penilaian klinis sebesar 98%. Selain ke
tulang, Kanker prostat dapat bermetastasis ke organ lain umumnya ke KGB jauh,
paru-paru, hepar, otak dan kulit.
Pemeriksaan fisik, foto thoraks, ultrasonografi, CT dan MRI adalah metode yang
digunakan, terutama bila gejala menunjukkan adanya kemungkinan metastasis ke
jaringan lunak. Pemeriksaan sidik tulang tidak perlu pada penderita asimptomatik,
PSA kurang dari 20 ng/mL danberdiferensiasi baik atau
moderat.

H. Pencegahan Kanker Prostat


Untuk mencegah kanker prostat, kita harus memiliki gaya hidup dan
kebiasaan makan yang sehat. Misalnya, makanan dengan kandungan serat yang
tinggi dan lemak yang rendah bisa membantu mencegah atau menunda
berkembangnya kanker prostat:
• Batasi asupan lemak dan daging hewani (terutama daging merah)
• Konsumsi lebih banyak kacang-kacangan dan produk terkait lainnya
• Konsumsi lebih banyak sayuran dan buah-buahan segar.

I. Penatalaksanaan Kanker Prostat


Pengobatan Kanker prostat ditentukan berdasarkan beberapa faktor yaitu
grading tumor, staging, ko-morbiditas, preferensi penderita, usia harapan hidup

8
saat diagnosis. Mengingat data untuk menentukkan usia harapan hidup saat
diagnosis belum ada di Indonesia, maka digunakan batasan usia sebagai salah satu
parameter untuk menentukan pilihan terapi.

Keterangan :
1. Monitoring aktif dikontraindikasikan pada pasien yang memiliki gejala. Juga tidak
direkomendasikan pada pasien dengan risiko sedang dan tinggi dengan usia ≤ 70
tahun.
2. Diseksi KGB pelvis tidak dilakukan bila probabilitas adanya keterlibatan kelenjar
(staging nomogram) < 3%.
3. Terdapat perubahan untuk rekomendasi radikal prostatektomi untuk pasien risiko
tinggi dan sangat tinggi sebagai bagian program terapi multimodalitas termasuk
terapi hormonal, radioterapi pasca operasi dan bila memungkinkan kemoterapi

9
Penatalaksanaan kanker yang telah metastasis
Androgen Deprivation Therapy(ADT) merupakan baku emas terapi Kanker
prostat lanjut setelah penemuan Huggins dan Hodges di tahun 1941.Terapi ini dapat
berupa kastrasi dengan obat atau pembedahan (orkhidektomi).Tingkat kastrasi
yang diinginkan adalah kadar testosteron < 20ng/dL.
Pemberian Lutenising Hormone Releasing-Hormone(LHRH) agonis
seharusnya disertai pemberian anti androgen untuk mencegah flare-up sedikitnya
14 hari. Bermacam-macam strategi yang digunakan dalam penggunaan ADT ini,
menurut jenis blokadenya dapat komplit (Complete Androgen Blokade/CAB)
LHRH agonis ditambah anti-androgen ataupun tunggal (hanya LHRH agonis saja).
Menurut lama waktu pemberian terbagi atas: kontinyu dan intermiten. Menurut
awal waktu pemberian: segera (immediate) atau ditunda (deferred).
Berdasarkan hasil studi review maupun meta-analisis keuntungan blokade
komplit (CAB) terhadap terapi tunggal hanya < 5%. Pemberian CAB jangka
panjang akan menginduksi terjadinya sel independen androgen, dalam jangka
waktu rata-rata 2 tahun. Oleh karena itu disarankan penghentian pemberian obat
secara berkala (intermiten) yang dibuktikan dari beberapa penelitian penting bahwa
hasilnya tidak berbeda. Pemberian ADT segera akan menurunkan progresi penyakit
dan komplikasi secara bermakna dibandingkan ditunda. Tetapi hal ini tidak
meningkatkan cancer-specific survival.

Kanker Prostat dengan Kastrasi dan Hormon Refrakter (Castration and


Hormone Refractory Prostate Cancer / CRPC-HRPC)
Timbulnya resistensi terhadap terapi hormonal merupakan isu yang penting
pada pemberian terapi hormonal. Mekanisme resistensi terhadap terapi hormonal
masih belum diketahui secara pasti. Kanker prostat saat ini memiliki sel-sel yang
bersifat heterogen (androgen dependen dan androgen independen).
Berbagai istilah yang berbeda telah digunakan untuk menggambarkan Kanker
prostat yang kambuh setelah terapi ablasi hormonal awal, termasuk HRPC,
androgen-independen kanker dan hormon-independen kanker. Adalah penting
untuk membedakan CRPC dari HRPC. CRPC masih responsif terhadap terapi

10
hormon lini kedua, termasuk penghentian anti-androgen, estrogen dan
kortikosteroid. Sedangkan HRPC adalah resisten terhadap semua tindakan
hormonal. Untuk menegakkan diagnosis kanker prostat refrakter hormon, harus
memenuhi kriteria di bawah ini:
Peningkatan PSA atau peningkatan lesi tulang atau jaringan lunak walaupun
sudah diberikan terapi hormonal sekunder dan Antiandrogen withdrawal minimal
4 minggu dimana kadar testosteron serum telah mencapai ambang kastrasi
(<20ng/dL).
Penatalaksanaan Kemoterapi (Cytotoxic Therapy)
1. Pada penderita yang hanya mengalami peningkatan PSA, maka 2 kali peningkatan
PSA berturut-turut di atas batas kadar nadir yang sebelumnya harus diketahui.
2. Sebelum pengobatan, kadar PSA serum harus di atas > 5 ng/mL untuk memastikan
interpretasi efek pengobatan secara pasti.
3. Keuntungan dan efek samping pengobatan sitotoksik harus didiskusikan dengan
setiap individu penderita.
4. Pada penderita dengen metastasis HRPC, dan kandidat untuk terapi sitotoksik,
docetaxel 75 mg/m2 + Prednison 3x 10mg/hari dengan interval 3 minggu sampai 6
siklus. Terapi ini memberikan keuntungan survival yang bermakna.

11
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Kelenjar prostat pada laki – laki terletak pada pelvis di bawah vesica
urinaria (kandung kemih). Vesicula seminalis terletak di belakang kelenjar prostat.
Kelenjar prostat mengelilingi sebagian uretra yaitu suatu saluran untuk keluarnya
urin saat berkemih dan semen saat ejakulasi.
Kanker prostat merupakan kanker yang berkembang pada kelenjar prostat
yang terdapat pada sistem reproduksi laki- laki. Ini terjadi bila sel – sel prostat
mengalami mutasi dan mulai memperbanyak diri diluar kontrol. Sel – sel tersebut
dapat bermetastase dari sel prostat ke tempat lain pada tubuh, misal tulang,
lymfonodus.
Penyebab terjadinya kanker prostat belum diketahui dengan pasti,tetapi ada
beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena kanker
prostat, diantaranya faktor usia dan riwayat keluarga. Faktor hormonal, diet tinggi
lemak, dan toksin juga disebut - sebut sebagai faktor risiko kanker prostat walaupun
kaitannya belum jelas.
Gejala kanker prostat Sering buang air kecil,terutama pada malam hari,
Buang air kecil harus mengedan, Sulit menahan buang air kecil, Tidak dapat buang
air kecil sama sekali, Buang air kecil terasa sakit atau panas, Ada darah dalam urine
atau air mani, Terasa sakit saat ejakulasi, dan Nyeri atau kaku di daerah bokong,
panggul dan pangkal paha
Stadium dalam kanker prostat ada stadium M,N, dan T. Untuk mencegah
kanker prostat, kita harus memiliki gaya hidup dan kebiasaan makan yang sehat.
Misalnya, makanan dengan kandungan serat yang tinggi dan lemak yang rendah
Penatalaksanaan kanker yang telah metastasis dapat berupa kastrasi dengan
obat atau pembedahan (orkhidektomi).Tingkat kastrasi yang diinginkan adalah
kadar testosteron < 20ng/dL.
Penatalaksanaan Kanker Prostat dengan Kastrasi dan Hormon Refrakter
(Castration and Hormone Refractory Prostate Cancer / CRPC-HRPC) bias dengan
kemoterapi.

12
Daftar Pustaka
Riawan Riyadi,dkk. 2014. Indonesia journal of clinical pathology and medical
laboratory. Surabaya
Kementrian kesehatan republic Indonesia. Panduan penatalaksanaan kanker prostat
Rindiastuti, yuyun. 2007. Mekanisme kalsium dalam meningkatkan risiko kanker
prostat pada lanjut usia.
https://www21.ha.org.hk/smartpatient/EM/MediaLibraries/EM/Diseases/Can
cer/Prostate%20Cancer/Cancer-Prostate-Cancer-Indonesian.pdf?ext=.pdf
http://digilib.unila.ac.id/6532/115/BAB%20II.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai