Anda di halaman 1dari 19

TRANSFORMASI

PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP


INDONESIA

“URGENSI PPP DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR


DI INDONESIA
BAB 13
BEST PRACTICES PENGELOLAAN DI
NEGARA LAIN

 Salah satu best practice dalam pengelolaan PPP khususnya


pada proyek infrastruktur yang telah dilakukan di banyak
negara adalah dengan membentuk organisasi dalam
pemerintahan yang dapat memberikan dukungan dan
mengevaluasi perjanjian kemitraan publik – swasta.

Dasar Pemikiran :
 Memisahkan pihak perumus kebijakan dan pelakasana proyek
 Menunjukkan komitmen politik Pemerintah terhadap proyek
PPP
 Dapat meningkatkan kepercayaan pihak swasta
Dalam perkembangannya, Unit Khusus PPP mempunyai
penempatan, fungsi dan wewenang yang bervariasi
dalam pemerintahan (Menurut OECD 2008), antara lain :
 Memberikan panduan kebijakan
 Memberikan dukungan teknis
 Pengembangan kapasitas
 Ppromosi dan / atau pendanaan langsung untuk
proyek – proyek kemitraan pemerintah – swasta
2010
Best Practice (Menurut OECD Fungsi dari PPP khusus ini
antara lain mencakup :
o Penyusun kebijakan termasuk memberikan rekomendasi perubahan
perundang – undangan, mendefinisikan syarat dan metode PPP,
skema pengadaan, dan proses pelaksanaan proyek, serta prosedur
untuk resolusi konflik/terminasi
o Penentuan proyek PPP, yaitu memutuskan apakah proyek dapat
dilanjut ke tahap penyiapan
o Dukungan teknis untuk organisasi Pemerintah pada berbagai
tahapan PPP, seperti identifikasi proyek, evaluasi, pengadaan,
manajemen kontrak
o Peningkatan kapasitas, termasuk pelatihan untuk pejabat Pemerintah
yang terlibat langsung dalam proyek PPP
o Promosi PPP kepada sektor swasta, misal lewat promosi di forum
nasional dan internasioanal
Pada tahun 1983 dengan program
“Malaysian Incorporated” memacu
keikutsertaan sektor swasta dalam
pengadaan barang dan jasa di Malaysia

Kerjasama sektor swasta dengan


pemerintah dilanjutkan pada tahun 1991
“Master Plan Malaysia”

Secara resmi disahkan sebagai salah satu


metode pengadaan alternatif pada tahun
2006
“Master Plan Malaysia Kesembilan”
Hambatan Implementasi PPP di Malaysia
No. Hambatan
1 Mengurangi akuntabilitasi proyek
2 Resiko yang besar dihadapi oleh sektor swasta
3 Sangat sedikit skema pembiayaan PPP yang telah mencapai tahapan kontrak
4 Lamanya waktu yang dibutuhkan karena permasalahan politis
5 Biaya yang lebih tinggi dibebankan kepada pengguna
6 Sedikitnya posisi pekerjaan yang ditawarkan
7 Biaya partisipasi yang tinggi
8 Biaya proyek yang tinggi
9 Lamanya waktu yang dihabiskan manajeman pada transaksi kontrak masih lama
10 Kurang pengalaman dan kemampuan
11 Kebingungan antara tujuan yang ingin dicapai Pemerintah dan kriteria evaluasi
12 Larangan yang berlebihan untuk berpartisipasi
13 Waktu tunda yang sangat lama pada fase negosiasi
14 Kurang panduan soal prosedur yang disediakan Pemerintah terkait PPP

Sumber : Ismail dan Haris (2014)


Hambatan Implementasi PPP di Malaysia
No. Hambatan

Kurang panduan soal prosedur yang disediakan Pemerintah terkait


1
PPP
2 Waktu tunda yang sangat lama pada fase negosiasi

3 Biaya yang lebih tinggi dibebankan kepada pengguna

4 Lamanya waktu yang dibutuhkan karena permasalahan politis

Kebingungan antara tujuan yang ingin dicapai Pemerintah dan kriteria


5
evaluasi
 Pada periode tahun 1997 – 2000 Afrika Selatan
memulai Proyek PPP. Yang diatur melalui
“Public Fianance Management Act”
 Per Februari 2009, tercatat 63 Proyek PPP
dalam berbagai tahapan
 Investasi swasta PPP tidak pernah lebih 20%
dari total investasi sektor publik
1
2

6
 Pada Tahun 1994 KPBU di Korea Selatan mulai diberlakuakn
berdasarkan kebijakan “PPP Act” yang diamandemen tahun
2005.
 Perseptember 2009, Korea Selatan memiliki 569 Proyek
KPBU dengan menganggarkan 2% pertahun dari APBN
 Pemegang Konsensi PPP dapat diberikan pinjaman dari
lembaga keuangan dengan Program “Korea Infrastructure
Credit Guarantee Fund (KCIF)”
 Tanggung jawab proyek PPP di bebankan kepada Kementerian
Teknis, Pemerintah Daerah, Kementerian Keuangan, dan Unit
Khusu PPP yang disebut “PIMAC (Private Infrastructure
Investment Management Centre”
1. Memberikan dukungan teknis kepada Kementerian Keuangan
dalam melakukan riset kebijakan dan strategi, serta
pengembangan rencana awal PPP atas nama Kementrrian
Keuangan

2. Memberikan dukungan pada Kementerian Teknis terkait


Mengevaluasi proposal proyek PPP dan Melakukan uji
termasuk memformulasikan dokumen penawaran dan dokumen
penting lainnya.

3. Mempromosikan proyek PPP kepada investor asing dan


mengembangkan program peningkatan kapasitas PPP.
 Program PPP di Kanada dimulai pada tahun 1980, yaitu ketika
mengganti layanan feri dengan layanan jalan raya 
Menghasilkan jembatan Konfederasi sepanjang 13 Km yang
merupakan akses menuju Pulau Prince Edward.
 Tahun 1993 Pemerintah Kanada membentuk “Canadian Council
for Public Private Partnership (CCPPP)”, yang merupakan
organisasi non – partisan dan non – profit yang mempromosikan
dan mefasilitasi proyek PPP.
 Tahun 2008 Pemerintah Pusat Kanada mendirikan lembaga P3
Kanada  P3 Canada Fund, yang membiayai proyek – proyek
PPP dengan kriteria :
a) Terstruktur dan memiliki VfM yang baik
b) Menunjukkan transfer resiko secara substansi ke pihak
swasta
c) Menunjukkan transfer resiko secara substansi ke pihak
swasta
d) Menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi.
 Tahun 2011, Pemerintah Kanada mewajibkan semua instansi
pemerintah untuk mengevaluasi semua aset yang berusia minimal
20 tahun dan memiliki biaya investasi sekitar 100 juta dollar
Kanada
 Tahun 1994, Kementerian Keuangan India mendirikan “Expert
Group on Commercialization of Infrastructure Projects” yang
bertugas mendorong penerapan PPP untuk memenuhi kebutuhan
infrastuktur negara yang sangat tinggi
 Tahun 1997, bedirilah organisasi “Infrstructure Development
Finance Company 20” yang berhasil memunculkan proyek –
proyek infrastruktur menjadi lebih layak secara komersial
 Komitmen Pemerintah India dalam mengembangkan proyek
PPP antara lain dengan mendirikan “India Infrastructure
Financce Company Limited (IIFCL)” yang membiayai dan
mengembangkan proyek infrastuktur.
Hambatan Implementasi PPP di India
No. Hambatan

1 Perencanaan yang buruk

2 Pembagian resiko yang tidak seimbang

3 Ketidakpastian fiskal

4 Pressure Group

Pendekatan politik jangka pendek dari elite politik yang ingin


5
menunjukkan hasil yang cepat untuk materi kampanye berikutnya.
o Tahun 1990, Pemerintah Filipina salah satu negara yang
mengeluarkan hukum dan regulasi yang mengatur proyek “build
operate transfer” selama dua dekade Pemerintah Filipina
berhasil dalam bidang investasi kelistrikan
o Tahun 2010, Pemerintah Filipina bersama dengan Asian
Development Bank, Australian Agency for Internasional
Development, dan Canadian Internasional Development Agency,
melakukan evaluasi terhadap permasalahan di Filipina akibat
deefisiensi di beberapa aspek, antara lain :
 April 2015, Asia Infrascope menilai bahwa kesiapan ekonomi
dan kapasitas PPP pada Desember 2014 meningkat dengan
signifikan dibandingkan pada tahun 2011.
Keterlibatan berbagai sektor dalam program PPP

Memastikan kerangka kerja PPP tetap kokoh dan


terus menerus mengalami perubahan

Menyediakan sumber daya finansial dan sumber daya


manusia yang tepat dan dapat mengelola proyek PPP

Pemerintah dapat diuntungkan karena pada saat


pengembangan dan penawaran proyek PPP
dilakukan dengan transparansi dan adil.
Prosesnya terlindungi

Strategi Komunikasi yang komprehensif dan


terstruktur

Anda mungkin juga menyukai