Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Commented [H1]: Format nya dibenerin lagi yaaa

Disusun Oleh :
Kelompok :2
Anisya Dwi S L1A017035
R Resky Maulana P L1A018021
Ramadani Ermizal P L1A018026
Milenia Nirwana P L1A017032
Isti Susanti L1A018034
Afif Sofiyan A A L1A018047

Asisten

Jeri Wahyudi L1A016022

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2019

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................... ii


I. PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................. 1
1.2. Tujuan ........................................................................................................................... 3
2.1. Profil Desa Gumiwang ................................................................................................ 4
2.2. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat ..................................................................... 5
2.3. Konsep Pemberdayaan Masyarakat ........................................................................... 6
III. MATERI DAN METODE ............................................................................................ 10
3.1. Materi.......................................................................................................................... 10
3.2. Metode ........................................................................................................................ 10
3.3. Waktu dan tempat ..................................................................................................... 10
IV. PEMBAHASAN ............................................................................................................ 11
4.1. UMKM Suka Nicky ................................................................................................... 11
4.2. Analisis SWOT ........................................................................................................... 12
V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................................... 14
5.1. Kesimpulan ................................................................................................................ 14
5.2. Saran ........................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 15
LAMPIRAN .............................................................................................................................. 16

ii
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Commented [H2]: bold

Pemberdayaan masyarakat adalah konsep pembanguan ekonomi

yang merangkum nilai-nilai masyarakat untuk membangun paradigma baru

dalam pembangunan yang bersifat people-centered, participatory, Dalam

kerangka ini upaya untuk memberdayakan masyarakat (empowering) dapat

dikaji dari 3 (tiga) aspek : Pertama, ENABLING yaitu menciptakan suasana

yang memungkinkan potensi masyarakat dapat berkembang. Kedua,

EMPOWERING yaitu memperkuat potensi yang dimiliki masyarakat melalui

langkah-langkah nyata yang menyangkut penyediaan berbagai input dan

pembukaan dalam berbagai peluang yang akan membuat masyarakat

semakin berdaya. Ketiga, PROTECTING yaitu melindungi dan membela

kepentingan masyarakat lemah. Pendekatan pemberdayaan pada intinya

memberikan tekanan pada otonomi pengambilan keputusan dari kelompok

masyarakat yang berlandaskan pada sumberdaya pribadi, langsung,

demokratis dan pembelajaran social (Noor, 2011).

Memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan

harkat dan martabat lapisan masyarakat bawah (grass root) yang dengan

segala keterbatasannya belum mampu melepaskan diri dari perangkap

kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan, sehingga pemberdayaan

1
masyarakat tidak hanya penguatan individu tetapi juga pranata-pranata

sosial yang ada. Menanamkan nilai-nilai buaya modern seperti kerja keras,

hemat, keterbukaan, tanggung jawab adalah bagian penting dalam upaya

pemberdayaan (Noor, 2011).

Meningkatkan kemampuan masyarakat agar mampu mewujudkan

kemandirian dan melepaskan diri dari belenggu kemiskinan serta

keterbelakangan. Konsep pemberdayaan dalam wacana pembangunan

biasanya selalu dikaitkan dengan konsep kemandirian, partisipasi, jaringan

kerja, dan keadilan. Menurut Craig dan Mayo dalam Nugroho (2007, h.28),

partisipasi merupakan komponen terpenting dalam upaya pertumbuhan

kemandirian dan proses pemberdayaan. Strategi pemberdayaan

menempatkan partisipasi masyarakat sebagai isu pertama pembangunan

saat ini. Di samping pentingnya pemberdayaan masyarakat, terdapat

beberapa permasalahan yang dapat mengganggu pengimplementasian

pemberdayaan masyarakat dalam tataran praktis. Menurut Prasojo (2004,

h.11), permasalahan tersebut menyangkut ketiadaan konsep yang jelas

mengenai apa itu pemberdayaan masyarakat, batasan masyarakat yang

sukses melaksanakan pemberdayaan, peran masing-masing pemerintah,

masyarakat dan swasta, mekanisme pencapaiannya, dan lain sebagainya

(Kurniawati, Dwi Pratiwi, 2016).

2
1.2. Tujuan Commented [H3]: bold

1. Untuk mengetahui konsep pemberdayaan di Desa Gumiwang pada

kegiatan bioflok

2. Untuk mengetahui konsep pemberdayaan di Desa Gumiwang pada

kegiatan batik ciprat

3. Untuk mengetahui konsep pemberdayaan di Desa Gumiwang pada

kegiatan UMKM Suka Nicky Commented [H4]: Tujuanny yang ke 3 aja ya

3
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Profil Desa Gumiwang Commented [H5]: bold

UMKM Suka Nicky, nama tersebut memiliki arti tersendiri dimana nama

adalah doa, arti dari Suka Nicky berasal dari dua gabungan katayakni Suka yang

berasal dari bahasa indonesia yang diartikan “menyukai” dan Nicky berasal dari

bahasa jawa “niki” yang artinya ini. Jadi Sukan Nicky mempunyai filosofi yang

bermakna agar para konsumen bisa menyukai produk ini. Desa Gumiwang

merupakan desa paling timur Kecamatan Purwanegara berbatasan dengan

Kecamatan Bawang dan Kecamatan Mandiraja, terletak pada jalur transportasi

Propinsi Jawa Tengah. Desa Gumiwang berbatasan disebelah utara dengan Sungai

Serayu dan Desa Luwung Kecamatan Rakit, disebelah Timur berbatasan dengan

Kecamatan Bawang, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Parakan dan Desa

Kutawuluh, sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Desa Kalipelus. Desa

Gumiwang terbagi dalam dusun yaitu Dusun Mergayasa Kulon, Mergayasa Wetan,

Panggang, Prapas, dan Dusun Gumiwang. Luas wilayah Desa Gumiwang

327.397,991 Ha dengan jumlah penduduk pada tahun 2013 sebanyak 7871 jiwa.

Sebagian besar wilayah desa terlewati saluran irigasi Induk Belimbing

menciptakan sebagian lahan pertanian di rubah menjadi kolam ikan. Potensi lain

dibidang home industry dengan produksi bata merah dan makanan olahan hasil

pertanian. Potensi sebagaimana tersebut di atas masih perlu mendapatkan

perhatian karena sebenarnya permasalahan yang ada di Desa Gumiwang lebih

4
dominan sehingga upaya peningkatan taraf hidup terkendala. Permasalahan umum

yang ada di Desa Gumiwang meliputi infrastruktur kurang memadai, banyaknya

jalan, jembatan dan insfrastruktur lain yang rusak. Selain permasalahan

infrastruktur, kurangnya modal dan pembinaan wirausaha, masih perlunya

pembinaan dan pembelajaran terhadap masyarakat, hubungan antar warga, dll.

Kondisi sarana dan prasarana kelembagaan masyarakat masih jauh dari harapan

sehingga kegiatan-kegiatan organisasi masyarakat, sosial,kepemudaan tidak

mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.Kelompok usaha ini memulai usaha

produksinya pada tahun 1996 dengan produksi olahan yang dihasilkan adalah

olahan produk hasil pertanian yaitu keripik tempe, dodol buah, abon ikan, pastel,

keripik kulit ikan,gorga jagung,brownis ketela, dll (Ariyadi, 2014).

2.2. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat Commented [H6]: bold

Pemberdayaan menurut Teguh (2018) bahwa pemberdayaan sesungguhnya

merupakan upaya perubahan perilaku yang tidak bisa dilakukan seperti

membalikkan telapak tangan. Pemberdayaan merupakan sebuah proses yang

bertahap yang harus jelas dan membutuhkan waktu. Pemberdayaan dalam

pembangunan ini secara umum meliputi proses pemberian kekuasaan untuk

meningkatkan, ekonomi, kebudayaan, politik, dan posisi sosial dari masyarakat

suatu daerah, dengan demikian masyarakat mampu melaksanaka peranan dalam

pembanguan secara signifikan. Pemberdayaan adalah proses pengembangkan diri

dari keadaan tidak atau kurang berdaya menjadi berdaya, untuk mencapai

5
kehidupan yang lebih baik. Pemberdayaan pada intinya membahas tentang

bagaimana individu, komunitas ataupun kelompok berusaha mengendalikan

kehidupan mereka sendiri dengan keinginan mereka.

Pemberdayaan masyarakat menarik untuk diteliti karena pemberdayaan

terhadap masyarakat ini wujud dari pengembangan potensi yang ada di daerah

dalam waktu yang lama dengan mengoptimalkan pemberdayaan potensi sumber

daya yang ada di daerah tersebut. Seperti yang di ungkapkan Kasmel (2011) bahwa

pemberdayaan itu merupakan inisiatif dan pelaksanaan program yang anggotanya

masyarakat sekitar dan dikembangkan terus menerus dilakukan tanpa mengurangi

pembarahuan yang dilakukan. Pemberdayaan masyarakat menurut Susilo dalam Commented [H7]: italic

Al-Kautsari, (2017) adalah suatu konsep pembangunan ekonomi yang mencangkup

nilai-nilai sosial. Konsep tersebut meliputi paradigma baru pengembangan yang

bersifat people-centered, participatory, empowering and sustainable. Pemikiran

utama model ini adalah proses yang mampu meninggkatkan kapasitas individu

guna memanfaatkan sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya alam (SDA)

yang ada di lingkungan sekitar guna mensejahterakan. Potensi yang terdapat di

masyarakat sangat beragam.

2.3. Konsep Pemberdayaan Masyarakat Commented [H8]: bold

Konsep pemberdayaan yang dilakukan bertujuan pada pemberdayaan

bidang ekonomi dan bidang social, dengan maksud kelompok sasaran dapat

mengelola usahanya, kemudian memasarkan dan membentuk siklus pemasaran

6
yang relatif stabil dan agar kelompok sasaran dapat menjalankan fungsi sosialnya

kembali sesuai dengan peran dan tugas sosialnya. Keberdayaan masyarakat

merupakan unsur dasar yang memungkinkan suatu masyarakat bertahan dan

dalam pengertian yang dinamis mengembangkan diri dan mencapai kemajuan.

Keberdayaan masyarakat itu sendiri menjadi sumber dari apa yang didalam

wawasan politik disebut sebagai ketahanan nasional. Artinya apabila masyarakat

memiliki kemampuan ekonomi yang tinggi, maka hal tersebuT merupakan bagian

dari ketahanan ekonomi nasional (Rukminto, 2008).

Dalam rangka pemberdayaan masyarakat tidak saja memerlukan

pendekatan teknis seperti yang telah diterapkan selama ini, tetapi juga pendekatan

sosial budaya (socio-cultural) yang mampu merangsang perubahan sikap, perilaku

danpola kerja. Untuk mendukung proses perubahan tersebut, maka peran

pemerintah yang dapat dilakukan antara lain melalui (1) Fasilitasi penyediaan

sarana dan prasarana fisik yang difokuskan pada pemenuhan kebutuhan public

untuk mendukung sektor pertanian serta lingkungan usaha secara luas; (2) Fasilitasi

dalam rangka percepatan pembangunan diwilayah; (3) Fasilitasi untuk terciptanya

iklim yang kondusif bagi perkembangan kreativitas dan kegiatan ekonomi

masyarakat serta merangsang tumbuhnya investasi masyarakat dan dunia usaha;

serta (4) Penerapan berbagai pola pemberdayaan masyarakat pelaku pembangunan.

Pola pemberdayaan dilakukan guna mengatasi masalah utama di tingkat usaha

yaitu keterbatasan modal, di samping masalah belum berkembangnya usaha di

7
hulu, hilir dan jasa penunjang dalam pembangunan, rendahnya penguasaan

teknologiserta lemahnya SDM dan kelembagaan (Rahmiyati,2015).

Pemberdayaan ditujukan bagi kemampuan seseorang, khususnya kelompok

lemah dan rentan sehingga mereka punya kemampuan untuk (1) memenuhi

kebutuhan dasarnya sehingga mereka mampu untuk terbebas dari kebutuhan dasar

tersebut, (2) Menunjukkan sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka

dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang dan jasa yang mereka

butuhkan, (3) berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan

yang mempengaruhi mereka. Moser dalam Saptari (2016) mengatakan bahwa

dalam pengentasan kemiskinan di negara-negara dunia ketiga, khususnya untuk

perempuan, PBB pernah mencanangkan apa yang disebut dengan ‘dasa warsa PBB

untuk perempuan’, dimana pendekatan yang digunakan oleh PBB adalah

kesejahteraan (welfare), Kesamaan (equity), anti-kemiskinan (anti-poverty),

efisiensi (efficiency) dan pemberdayaan (empowerment) (Suharto,2016).

Pelaksanaan tahapan dan pencapaian dari pemberdayaan di atas di dapat

dengan cara penerapan pendekatan pemberdayaan yang dapat disingkat menjadi

5P (Suharto, 2016), yaitu : 1) Peningkatan: menciptakan suasana atau iklim yang

mengakibatkan potensi masyarakat mampu berkembang dengan optimal.

Pemberdayaan harus mampu melepaskan masyarakat dari batasan-batasan cultural

dan structural yang dapat menghambat, 2) Penguatan: memperkuat kemampuan

dan pengetahuan yang dimilik oleh masyarakat ketika menghadapi suatu masalah

8
dan mencukupi kebutuhan-kebutuhan nya. Pemberdayaan musti dapat menumbuh

kembangkan segenap kepercayaan diri dan potensi yang dimiliki masyarakat guna

menunjang kemandirian mereka, 3) Perlindungan: menjaga masyarakat terutama

kelompok-kelompok minoritas supaya tidak tertindas dari kelompok yang lebih

kuat, guna terhindari terjadinya kompetisi yang tidak seimbang (apalagi tidak

sehat) di antara yang lemah dan kuat, dan menghindari terjadinya eksploitasi

kelompok kuat kepada kelompok lemah. Pemberdayaan harus diarahkan pada

penghapusan segala jenis diskriminasi dan dominasi yang tidak menguntungkan

rakyat kecil, 4) Penyokongan: memberikan bimbingan dan dukungan agar

masyarakat mampu menjalankan peranan dan tugas-tugas kehidupannya.

Pemberdayaan harus mampu menyokong masyarakat agar tidak terjatuh ke dalam

keadaan dan posisi yang semakin lemah dan terpinggirkan, 5) Pemeliharaan:

memelihara kondisi yang kondusif agar tetap terjadi keseimbangan distribusi

kekuasaan antara berbagai kelompok dalam masyarakat. Pemberdayaan harus

mampu menjamin keselarasan dan keseimbangan yang memungkinkan setiap

orang memperoleh kesempatan untuk berusaha.

9
III. MATERI DAN METODE

3.1. Materi
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah lembar
kuisoner, alat tulis dan kamera
3.2. Metode
Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode survey dan
wawancara
3.3. Waktu dan tempat
Praktikum ini dilaksnakan pada hari Rabu, 18 Desember 2019 di UMKM
Suka Nicky di Desa Gumiwang Kec. Purwanegara, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Commented [H9]: spasi nya 2

10
IV. PEMBAHASAN

4.1. UMKM Suka Nicky

UMKM Suka Nicky merupakan UMKM yang beroperasi dibidang makanan

ringan. Dengan memproduksi berbagai jenis makanan namun UMKM ini belum

sepenuhnya memperhitungkan perencanaan produksi yang akan dilakukannya

untuk membuat keuntungan semakin optimal dan biaya produksi semakin kecil.

Biasa produksi hanya dibuat berdasarkan pesanan saja. Saat pesanan tidak ada

maka hanya akan memproduksi berdasarkan bahan baku yang dibeli dan terkesan

asal memproduksi sehingga keuntungan belum maksimal.Saat menjelang hari hari-

hari besar seringkali tidak mampu memenuhi pesanan dan dibuat seadanya saja,

hal ini tentu saja dapat mengakibatkan biaya produksi lebih besar dari keuntungan

karena laba dan biaya produksi tiap produk tentu berbeda.

UMKM Suka Nicky menggunakan konsep kemiskinan, keahlian, dan

keinginan untuk mensejahterakan masyarakat sekitar. Kemudian ibu Sukini

mencoba berinovasi dengan membuat kripik tempet sendiri menggunakan bahan

dan alat seadanya. Setelah UMKM lumayan berkembang dan mendapatkan

dukungan dari pemerintah serta pihak pihak yang membatu, ibu Sukini mengajak

bebrapa warga sekitar untuk ikut bekerja membuat kripik tempe di UMKM

miliknya. Seiring berjalannya waktu produk yang dihasilkan semakin beragam

namun semua produk dalam bentuk makanan siap saji.

11
Pengorganisasian masyarakat dalam program pemberdayaan masyarakat

guna pengembangan Desa Gumiwang dengan UMKM Suka Nicky ini dilakukan

untuk mengarahkan kemandirian dan kesadaran masyarakat sehingga mampu

mengembangkan desa Gumiwang menjadi desa yang lebih maju daripada desa lain

disekitarnya, dengan mengandalkan kemampuannya sendiri tanpa tergantung

dengan pemerintah daerah setempat. Hal itu pula yang diungkapkan Zubaidi (2007)

bahwa dalam perspektif pemberdayaan masyarakat diberi wewenang untuk

mengelola sendiri dana pembangnan baik yang berasal dari pemerintah maupun

pihak lain, disamping itu mereka harus aktif berpartisipasi dalam proses pemilihan,

perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.

4.2. Analisis SWOT

STRENGTH WEAKNES
1. Harga terjangkau 1. Banyak saingan dengan
2. Bahan baku mudah didapat produk yang sama namun
3. Jaringan luas sudah lama berproduksi dan
4. Tahan lama lebih dikenal masyarakat
5. Dapat diproduksi dengan 2. Penanganan limbah yang
jumlah yang banyak belum tepat
3. Kualitas bahan baku yang
tidak sealau sama
4. Omset yang tidak menentu
5. Pemasaran masih di daerah
sekitar
6. Beberapa alat sedang rusak
OPPORTUNITY THREAT
1. Membuka lapangan pekerjaan 1. Produk tidak laku di pasaran
bagi masyarakat sekitar yang 2. Hasil bumi yang sedikit
pengangguran 3. Banyak saingan
2. Menambah relasi 4. Banyak yang meniru produk
3. Menambah penghasilan atau tersebut
pendapatan

12
4. Memperbaiki perekonomian 5. Mengganti label nama produk
pemilik dan warga sekitar untuk dijual kembali tanpa
5. Dapat menyalurkan ide dan seizin pemilik produk Commented [H10]: dibikin paragraph yaaa
kreasi sehingga dapat
menciptakan banyak inovasi

13
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum yang telah dilaksanakan yaitu UMKM Suka

Nicky menggunakan konsep kemiskinan, keahlian, dan keinginan untuk

mensejahterakan masyarakat sekitar. Kemudian ibu Sukini mencoba berinovasi

dengan membuat kripik tempet sendiri menggunakan bahan dan alat seadanya.

Setelah UMKM lumayan berkembang dan mendapatkan dukungan dari

pemerintah serta pihak pihak yang membatu, ibu Sukini mengajak bebrapa warga

sekitar untuk ikut bekerja membuat kripik tempe di UMKM miliknya. Seiring

berjalannya waktu produk yang dihasilkan semakin beragam namun semua produk

dalam bentuk makanan siap saji.

5.2. Saran

Saran untuk praktikum waktu dan tempat lebih jelas, ditambah

koordinasinya serta praktikan lebih memperhatikan saat praktikum berlangsung.

14
DAFTAR PUSTAKA Commented [H11]: sesuaikan dengan tugas akhir

Al-Kautsari, M.M. 2017. Model Transisi Peningkatan Partisipasi Masyarakat Desa


(Strategi Pengembangan Usaha industry kreatif kerajinan batik di Desa Krebet,
Kabupaten Bantul). Jurnal Pemberdayaan Masyarakat, Vol. 1 (1) hal 1-40
Ariyadi, G. I. 2014. Optimasi Perencanaan Produksi Dengan Menggunakan Metode
Fuzzy Goal Programming Studi Kasus pada UMKM Suka Nicky Banjarnegara.
Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Kasmel. Anu and Pernille Tanggaard Andersen, 2011. Measurement of Community
Empowerment in Three Community Programs in Rapla (Estonia). International
Journal of Ebvironmental Research and Publich Health. Vol 1(1) hal 799-817.
Kurniawati, Dwi Pratiwi. 2016. Pemberdayaan Masyarakat Di Bidang Usaha
Ekonomi (Studi Pada Badan Pemeberdayaan Masyarakat Di Kota Mojokerto).
Jurnal Administrasi Public (JAP)). 1 (4) : 9-14.
Noor, Munawar. 2011. Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal Ilmiah CIVIS. 1(2). 87-99.
Rahmiyati, N., Andriyanin, S., & Panjaitan, H. 2015. Model Pemberdayaan
Masyarakat Melalui Penerapan Teknologi Tepat Gunadi Kota Mojokerto.
Jurnal Ilmu Ekonomi & Manajemen. Vol. 2.(2) hal. 48 – 62
Rukimanto ,B. 2013. Efektivitas Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) Krupuk Ikan dalam Program Pengembangan Labsite Pemberdayaan
MasyarakatDesa Kedung Rejo Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo. Jurnal
Kebijakan dan Manjemen Publik. Vol 1(1) hal 130-136
Suharto, Edi. 2016. Membangun masyarakat memberdayakan Rakyat dalam Sufitri
‘ Usaha Enceng Gondok dalam Peningkatan Ekonomi Keluarga. Skripsi . tidak
diterbitkan. Hal 1-19
Teguh, J. K. 2018. Pemberdayaan Masyarakat Di Desa Genilangit Melalui Program
Pengembangan Destinasi Wisata Bedengan. Tugas Akhir. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

15
LAMPIRAN Commented [H12]: item ya

Kuisioner

NO PERTANYAAN YA TIDAK
1. Apakah UKM ini sudah dirintis sejak lama?
2. Apakah banyak perubahan setelah adanya
UKM ini?
3. Apakah masyarakat ikut berpartisipasi dalam
membentuk UKM ini?
4. Apakah pemerintah setempat memberi bantuan
dalam kegiatan di UKM ini?
5. Apakah UKM ini hanya memproduksi
makanan saja?
6. Apakah masyarakat ikut bekerja dalam
pembuatan makanan ini ?
7. Apakah selalu mengalami kendala dalam
manjalankannya?
8. Apakah perekonomian menjadi lebih baik
setelah adanya UKM ini?
9. Apakah bahan bakunya bergantung pada hasil
bumi?
10. Apakah kebutuhan bahan baku selalu tersedia ?
11. Apakah omset yang didapatkan cukup besar?
12. Apakah makanan ini di distribusikan keluar
kota ?
13. Apakah masyarakat menginginkan banyak
UKM lagi disini?
14. Apakah pemuda ikut dalam kegiatan UKM ini
?
15. Apakah UKM ini merupakan asset bagi daerah
ini ?

Foto Kegiatan Commented [H13]: setiap foto kegiatan ditulis, gambar


berapa trus dijelasin itu foto apa
missal gambar 1. Proses pengeringan tempe

16
17
18
LEMBAR TANDA TANGAN

Anisya Dwi S R Resky Maulana P


L1A017035 L1A018021

Ramadani Ermizal P Milenia Nirwana P


L1A018026 L1A017032

Isti Susanti Afif Sofiyan A A


L1A018034 L1A018047

19
20

Anda mungkin juga menyukai