Anda di halaman 1dari 2

Wuzara' at-tanfidz

Wuzara' at-tanfidz merupakan wazir (menteri) yang ditunjuk oleh seorang khalifah sebagai pembantunya
dalam implementasi kebijakan, dalam menyertai khalifah, dan dalam mununaikan kebijakan khalifah.
Kalau dalam sistem di negara Indonesia saat ini lebih di kenal sebagai kedudukan menteri sekretaris
negara, namun memiliki fungsi dan tugas yang tentunya berbeda dalam sistem pemerintahan islam
(khilafah).

Wazir at-tanfidz pada intinya adalah pengubung antara Khalifah dengan struktur maupun aparatur
negara, rakyat dan bahkan urusan luar negeri yang menyangkut pada urusan-urusan yang bersifat
administratif. Wazir at-tanfidz diangkat langsung oleh khalifah dan diberhentikan pula oleh khalifah, dia
hanya sebagai pembantu dalam pelaksanaan tugas yang diberikan oleh khalifah, dia bertanggung jawab
langsung ke khalifah dalam menjalankan segala tugas yang diberikan kepadanya. Dia tidak melakukan
tugas yang bersifat pemerintahan.

Pada zaman Rasulullah dan para Khulafaur Rasyidin mereka biasanya disebut dengan istilah al-katib yang
berarti sekretaris kemudian juga disebut dengan nama "shahib diwan ar rasa'il wa al-mukatabat" yang
artinya kepala kantor surat menyurat dan korespondensi, dan pada akhirnya juga bisa disebut dengan
istilah mu'awin tanfidz, dimana penyebutan nama mu'awin tanfidz akan memberikan ciri khas yang
berbeda dengan kata "wazir" dimana wazir sendiri identik dengan arti menteri yang biasanya dipakai
dalam sistem pemerintahan demokrasi, pemberian nama mu'awin tanfidz sendiri lebih cenderung ke
sistem pemerintahan Islam ( khilafah) karena sistem ini memiliki ciri khas yang berbeda dengan sistem
pemerintahan manapun di dunia ini.

Mu'awin tanfidz tidak berwenang untuk mengangkat penguasa di bawa Khalifah seperti Wali
( gubernur ), amil dan mengurusi urusan-urusan masyarakat. Karena sebagai pembantu khalifah dalam
menangani tugas-tugas Khalifah, mu'awin tanfidz akan sering sekali berhadapan secara langsung kepada
Khalifah secara empat mata baik diwaktu siang maupun malam. Sehingga tugas ini tidak diperbolehkan
diduduki oleh wanita, karena akan bisa terjadi pelanggaran dalam hukum islam sendiri yakni "khalwat"
( berduaan antar laki-laki dengan wanita yang bukan muhrimnya). Selain itu Mu'awin at tanfidz tidak bisa
dijabat oleh orang yang bukan beragama islam (kafir) karena ini berurusan sangat penting dengan tugas-
tugas Khalifah sebagai pemimpin negara islam. Ini sesuai dengan dalil di dalam Al-Qur'an surat Al Imran
ayat 118.

‫صندوُنرهننم أينكبينر ۚ قيند بييللناَ لينكنم‬


‫ضاَنء ذمنن أينفيوُاذهذهنم يوُيماَ تننخذفيِ ن‬ ‫طاَنيةة ذمنن ندوُنذنكنم يل ييأننلوُنينكنم يخيباَةل يوُيَدوُا يماَ يعنذتيَنم قيند بييد ذ‬
‫ت انلبينغ ي‬ ‫يياَ أييَييهاَ اللذذيين آيمننوُا يل تيتلذخنذوُا بذ ي‬
‫ت ۖ إذنن نكننتننم تينعقذنلوُين‬ ‫انليياَ ذ‬

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang,
di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka
menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang
disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-
ayat (Kami), jika kamu memahaminya.

Pengertian ayat tersebut menurut Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili sebagai berikut.
Seperti orang-orang Yahudi, Nasrani dan kaum munafik. Demikian juga dilarang memberikan jabatan
kepada mereka dalam urusan kaum muslimin. Pernah dikatakan kepada Umar bin Khaththab,
"Sesungguhnya di sini ada seorang pemuda dari penduduk Hirah yang sanggup menjaga dan mampu
menulis", maka Umar berkata, "Kalau demikian, maka saya sama saja telah mengambil teman
kepercayaan selain orang mukmin." Dengan membicarakan mereka dan menyampaikan rahasia mereka
kepada kaum musyrikin. Berupa permusuhan. Yang di sana terdapat hal yang bermaslahat bagi kamu
baik bagi agama maupun dunia kamu.

Mu'awin tanfidz sendiri bisa dijabat lebih dari satu, dan ini mengingat kebutuhan dari negara tersebut
yang mana aktivitasnya yang mengharuskan adanya penghubung antara khalifah dengan pihak lainya.

Sekian sedikit tulisan tentang mu'awin at tanfidz, insyaallah di tulisan selanjutnya akan dibahas tugas
dari mu'awin at tanfidz.

Kamal Mahfudz

Anda mungkin juga menyukai