DISUSUN OLEH :
NAMA : NURBAETI , S.Pd., MM
NIP : 19700316 199212 2 002
JABATAN : KEPALA SEKOLAH
TEMPAT BERTUGAS : SD NEGERI JOGJOGAN
NO. HP : 0857 2252 2398
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. atas segala
rahmatNya yang telah menjadikan penelitian tindakan sekolah (PTS) dengan judul
“Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Penerapan Model-model
Pembelajaran Melalui Kegiatan Workshop di SD Negeri Jogjogan”. Untuk itu
melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuan dalam penyelenggaraan kegiatan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan PTS ini tidak menutup
kemungkinan masih terdapat kekurangan dari berbagai segi, mungkin
sistematikanya, substensinya, maupun segi kebahasaannya. Oleh karena itu, kritik
dan saran konstruktif dari pembaca umumnya sangat penulis harapkan. Walaupun
begitu, penulis tetap berharap PTS ini bisa memberikan kontribusi kepada dunia
pendidikan umumnya dan kepada kepala sekolah dalam melaksanakan tugas.
Terima kasih.
Penulis
Nurbaeti, S.Pd., MM
ii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .......................................................................................................i
KATA PENGANTAR ......................................................................................ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................2
C. Tujuan Penelitian .........................................................................................2
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................3
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, pokok masalah
dalam penelitian ini dapat dirumuskan seperti tertuang pada pertanyaan
berikut“Apakah penerapan model-model pembelajaran melalui kegiatan
workshop di SD Negeri Jogjogan dapat meningkatkan mutu
pembelajaran pada guru di SD Negeri Jogjogan?”
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini ditujukan untuk hal-hal sebagai berikut.
1. Meningkatkan peran serta kepala sekolah SD Negeri Jogjogan dalam
memfasilitasi para guru yang dihadapkan dengan kesulitan teknis
pengelolaan pembelajaran, yang akan memberi dampak kurang baik
terhadap proses dan hasil belajar guru.
2. Meningkatkan kemampuan guru SD Negeri Jogjogan dalam mengelola
proses pembelajaran.
3. Meningkatkan kebermaknaan proses belajar guru SD Negeri Jogjogan
guna mencapai aneka tujuan pembelajaran.
4. Untuk mengetahui efektivitas upaya yang ditempuh (model-model
pembelajaran) kepala sekolah pada saat melakukan supervisi kelas.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian tindakan sekolah ini, dilakukan dengan harapan memberikan
manfaat bagi guru, guru, maupun sekolah. Adapun manfaat dimaksud, sebagai
berikut.
1. Manfaat bagi guru, antara lain:
a) memperoleh pengalaman belajar yang lebih menarik;
b) meningkatkan aktivitas guru dalam belajar;
c) meningkatkan penguasaan konsep;
d) menumbuhkan keberanian mengemukakan pendapat dalam kelompok /
membiasakan bekerja sama dengan teman.
2. Manfaat bagi guru, antara lain:
a) memperoleh alternatif baru dalam meningkatkan pemahaman guru terhadap
materi yang diajarkan;
b) memperoleh alternatif baru untuk peningkatan mutu pembelajaran.
3. Manfaat bagi sekolah, antara lain:
a) meningkatkan prestasi sekolah dalam bidang akademis;
b) meningkatkan kinerja sekolah melalui peningkatan profesionalisme guru.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Model Pembelajaran
a. Arti Model Pembelajaran
Model pembelajaran dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman
bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan dan
melaksanakan aktivitas belajar mengajar (Winataputra, 1994:34).
Banyak model-model pembelajaran yang dapat dikembangkan oleh guru
dalam proses kegiatan belajar mengajar yang pada prinsipnya pengembangan
model pembelajaran bertujuan untuk menciptakan situasi belajar mengajar yang
efektif dan efisien, menyenangkan, bermakna, lebih banyak mengaktifkan guru.
Dalam pengembangan model pembelajaran yang mendapat penekanan
pengembangannya terutama dalam strategi dan metode pembelajaran. Untuk masa
sekarang ini perlu juga dikembangkan sistem penilaian yang mencakup ranah
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Oleh karena itu guru dalam pelaksanaan
proses belajar mengajar bisa saja mengembangkan model pembelajaran sendiri
dengan tujuan proses pembelajaran lebih efektif dan efisien, lebih banyak
memberikan kesempatan kepada guru untuk berkreasi, sehingga guru lebih aktif.
b. Ciri-ciri Model Pembelajaran
Suatu model pembelajaran memiliki ciri-ciri tersendiri. Secara khusus,
ciri-ciri tersebut dikemukakan Sanjaya (2006: 115), yakni sebagai berikut.
1) Rasional teoritik yang logis yangdisusun oleh para pencipta atau
pengembangnya.
2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana guru belajar.
3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil.
4) Lingkungan belajar yang duperlukan agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai.
Sebagai seorang guru harus mampu memilih model pembelajaran yang
tepat bagi peserta didik. Karena itu dalam memilih model pembelajaran guru
harus memperhatikan keadaan atau kondisi guru, bahan pelajaran serta sumber-
sumber belajar yang ada agar penggunaan model pembelajaran dapat diterapkan
secara efektif dan menunjang keberhasilan belajar guru.
Seorang guru diharapkan memiliki motivasi dan semangat pembaharuan
dalam pengelolaan proses pembelajaran yang dijalaninya.
c. Beberapa Contoh Model Pembelajaran
Di antara model-model pembelajaran dimaksud, yakni model
pembelajaran lansung, kooperatif, pembelajaran berdasarkan masalah, inkuiri,
atau belajar melalui penemuan, dan masih banyak model pembelajaran inovatif
lainnya yang bisa menjadi pilihan bagi guru sekolah dasar.
2. Workshop
a. Arti Workshop
Workshop adalah supervisi yang difokuskan pada perbaikan pembelajaran
melalui siklus yang sistematis mulai dari tahap perencanaan, pengamatan dan
analisis yang intesif terhadap penampilan pembelajarannya dengan tujuan untuk
memperbaiki proses pembelajaran. Istilah “workshop” mengacu kepada misi
utama pembelajaran, yaitu kegiatan yang ditujukan untuk memperbaiki dan
meningkatkan mutu proses dan prestasi akademik. Dengan kata lain, workshop
adalah kegiatan yang berurusan dengan perbaikan dan peningkatan proses dan
hasil pembelajaran di sekolah.
Beberapa alasan mengapa workshop diperlukan, diantaranya:
1) tidak ada balikan dari orang yang kompeten sejauh mana praktik
profesional telah memenuhi standar kompetensi dan kode etik;
2) ketinggalan iptek dalam proses pembelajaran;
3) kehilangan identitas profesi;
4) kejenuhan profesional (bornout);
5) pelanggaran kode etik yang akut;
6) mengulang kekeliruan secara masif;
7) erosi pengetahuan yang sudah didapat dari pendidikan prajabatan (PT);
8) guru dirugikan, tidak mendapatkan layanan sebagaimana mestinya;
9) rendahnya apresiasi dan kepercayaan masyarakat dan pemberi pekerjaan.
b. Tujuan Workshop
Secara umum tujuan workshop di SD Negeri Jogjogan, yaitu untuk:
1) menciptakan kesadaran guru tentang tanggung jawabnya terhadap
pelaksanaan kualitas proses pembelajaran;
2) membantu guru untuk senantiasa memperbaiki dan meningkatkan kualitas
proses pembelajaran;
3) membantu guru untuk mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang
muncul dalam proses pembelajaran;
4) membantu guru untuk dapat menemukan cara pemecahan maslah yang
ditemukan dalam proses pembelajaran;
5) membantu guru untuk mengembangkan sikap positif dalam
mengembangkan diri secara berkelanjutan.
c. Manfaat Workshop
Workshop merupakan strategi untuk dapat meningkatkan kompetensi
seorang guru dalam proses kegiatan belajar mengajar dan ketepatan dalam
membuat perencanaan pembelajaran. Harapan dari workshop akan berdampak
pada proses belajar mengajar yang efektif dan efisien.
d. Sasaran dan Prinsip-prinsip Workshop
Sasaran dari workshop di SD Negeri Jogjogan, di antaranya: (1) proses
pembelajaran peserta didik, (2) menjadikan kepala sekolah dan guru sebagai
professional learners, dan (3) membina kepala sekolah dan guru-guru untuk
memiliki kemampuan manajemen sumber daya pendidikan. Untuk itu, kepala
sekolah yang akan bertindak sebagai supervisor harus memahami benar prinsip-
prinsip workshop di SD Negeri Jogjogan, di antaranya:
1) Supervisi (pengawasan) kegiatan pembelajaran dimaksudkan untuk untuk
meningkatkan kompetensi guru;
2) pembinaan tepat dan kontinyu;
3) penjaminan mutu pendidikan harus selalu ditingkatkan;
4) menjalin komunikasi yang harmonis dan iklim kondusif;
5) menumbuhkan keyakinan bahwa guru dapat selalu meningkatkan
kemampuan dan berprestasi.
e. Langkah-langkah Workshop
Langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh kepala sekolah dalam
melakukan workshop, yaitu sebagai berikut.
1) Membuat kesepakatan waktu pelaksanaan supervisi kelas dengan guru.
2) Mendiskusikan materi pelajaran apa yang akan diajarkan pada saat
supervisi kelas.
3) Membantu guru dalam membuat persiapan mengajar.
4) Meyakinkan pada guru kedatangan kepala sekolah sebagai fasilitator
bukan akan menilai atau mengawasi namun untuk memberikan bantuan
teknis yang diperlukan oleh guru.
5) Membuat kesepakatan untuk berbagi peran antara fasilitator dan guru
dalam proses pembelajaran.
Untuk lebih memantapkan program workshop di SD Negeri Jogjogan dan
meyakinkan guru-guru SD Negeri Jogjogan bahwa program workshop di SD
Negeri Jogjogan ini akan memberikan manfaat bagi guru, yang dilakukan kepala
sekolah, yakni sebagai berikut.
1) Datang lebih pagi sebelum guru masuk kelas untuk melakukan “kontrak”
ulang tentang: langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan, peran
masing-masing yang akan dilakukan, dan pengorganisasian waktu.
2) Masuk ke dalam kelas bersama-sama dengan guru yang bersangkutan.
Kalau kepala sekolah yang akan bertindak sebagai supervisor masuk ke
dalam kelas belakangan, dikhawatirkan akan menganggu konsentrasi anak
pada saat proses pembelajaran, dan mungkin menimbulkan rasa takut.
3) Meminta guru yang bersangkutan untuk menyampaikan bahwa kepala
sekolah (supervisor) datang di kelas tersebut akan membantu dalam proses
pembelajaran sehingga tidak menimbulkan rasa penasaran bagi anak.
4) Kepala sekolah ikut berperan dalam proses pembelajaran tersebut, dan
tidak lupa membuat catatan-catatan kecil tentang kelebihan-kelebihan
maupun hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran yang
memerlukan perbaikan.
5) Kepala sekolah tidak akan mengambil alih peran guru.
B Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teori di atas, maka dengan melalui kegiatan penerapan
model-model pembelajaran melalui kegiatan supervisi kelas oleh kepala sekolah
diyakini benar akan meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola proses
pembelajaran, yang akhirnya proses dan hasil belajar guru SD Negeri Jogjogan
pun meningkat. Hal ini hanya mungkin akan terjadi apabila antara kepala sekolah
dan guru serta guru SD Negeri Jogjogan mau bersinergis untuk saling
berkontribusi secara positif. Untuk itu, semua pihak yang terlibat perlu lebih dulu
merencanakan segala sesuatunya dengan matang. Perencanaan yang dibuat
tentunya didasarkan pada prinsip-prinsip workshop di SD Negeri Jogjogan dengan
mempertimbangkan upaya strategis yang akan diterapkan (dalam hal ini model-
model pembelajaran terpilih yang konteks dengan situasi dan tujuan yang ingin
dicapai).
Adapun pelaksanaannya, tidak boleh menyimpang dari yang sudah
direncanakan. Selama proses supervisi sedang berlangsung, kepala sekolah dan
guru berkolaborasi menciptakan iklim pembelajaran yang memungkin seluruh
guru belajar secara aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan. Sejak awal
hingga akhir proses workshop di SD Negeri Jogjogan berlangsung, kepala sekolah
mencatat dan menilai kinerja guru dan guru, yang hasilnya akan dijadikan bahan
diskusi untuk menentukan langkah tindak lanjut ke depan supaya lebih berhasil
mencapai sasaran.
C. Hipotesis Tindakan
Bertolak dari masalah, hasil kajian teori, dan kerangka pikir di atas, dapat
dirumuskan suatu hipotesis tindakan, yakni “Upaya meningkatkan kemampuan
guru dalam penerapan model-model pembelajaran melalui workshop di SD
Negeri Jogjogan”.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian
Subjek penelitian ini adalah guru SD Negeri Jogjogan. Lokasi SD Negeri
Jogjogan ada di lingkungan Pendidikan Kecamatan Cidahu. Waktu palaksanaan
penelitian ini, yakni pada semester 1 tahun pelajaran 2019/2020, yang di mulai
sejak tanggal 14 Oktober hingga 14 November 2019.
B. Prosedur Penelitian
Penelitian ini tergolong penelitian tindakan sekolah, dengan empat langkah
pokok,yaitu : perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan
(observasi), dan refleksi, dengan melibatkan enam orang guru SD Negeri
Jogjogan. Penelitian dilakukan secara berkelanjutan selama 10 hari. Keempat
langkah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Perencanaan Tindakan
Hal-hal yang diupayakan pada tahap perencanaan tindakan, yaitu sebagai
berikut.
a) Pemilihan topik.
b) Melakukan review silabus untuk mendapatkan kejelasan tujuan
pembelajaran untuk topik tersebut dan mencari ide-ide dari materi yang
ada dalam buku pelajaran. Selanjutnya bekerja dalam kelompok untuk
menyusun rencana pembelajaran.
c) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.
d) Merencanakan penerapan pembelajaran.
e) Menentukan indikator yang akan dijadikan acuan.
f) Mempersiapkan kelompok mata pelajaran.
g) Mempersiapkan media pembelajaran.
h) Membuat format evaluasi.
i) Membuat format observasi.
j) Membuat angket respon guru dan guru.
2. Pelaksanaan Tindakan
Menerapkan tindakan sesuai dengan rencana, dengan langkah-langkah:
a) Setiap guru yang telah menyusun rencana pembelajaran menyajikan atau
mempresentasikan rencana pembelajarannya, sementara guru lain memberi
masukan, sampai akhirnya diperoleh rencana pembelajaran yang lebih
baik.
b) Guru yang ditunjuk menggunakan masukan-masukan tersebut untuk
memperbaiki rencana pembelajaran.
c) Guru yang ditunjuk tersebut mempresentasikan rencana pembelajarannya
di depan kelas untuk mendapatkan umpan balik.
3. Pengamatan (Observasi)
Pada tahap observasi:
a) Observer melakukan pengamatan sesuai rencana dengan menggunakan
lembar observasi.
b) Menilai tindakan dengan menggunakan format evaluasi.
c) Pada tahap ini seorang guru melakukan implementasi rencana
pembelajaran yang telah disusun, guru lain melakukan observasi dengan
menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. Selain itu
dilakukan pemotretan yang meng-close up kejadian-kejadian khusus
selama pelaksanaan pembelajaran.
4. Refleksi
Refleksi dilakukan secara kolaborasi. Baik kepala sekolah, guru, maupun
observer turut memikirkan hasil tindakan serta bagaimana langkah tindak lanjut
ke depan, agar terjadi peningkatan yang lebih baik.
C. Indikator Kinerja
Indikator kinerja yang ditetapkan adalah meningkatkan kemampuan guru
dalam menerapkan model-model pembelajaran melalui kegiatan workshop di SD
Negeri Jogjogan. Aspek yang diukur dalam observasi adalah antusiasme guru SD
Negeri Jogjogan dalam menerapkan model-model pembelajaran, interaksi guru
dengan guru dalam proses belajar mengajar, interaksi antarguru, kerja
sama antarguru dalamkelompok, dan aktivitas guru dalam diskusi kelompok.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan berlangsung sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan. Adapun deskripsi pelaksanaannya, sebagai berikut.
Pada tanggal 21 s.d 22 Oktober 2019, penulis mengadakan workshop di SD
Negeri Jogjogan, tanggal 23 s.d 04 November 2019 penulis mengadakan supervisi
kesetiap kelas untuk membantu saudari Ai Hoeriyah yang mengajar di kelas I.
Sebagai supervisor, penulis datang lebih dulu ke sekolah. Sebelumnya sudah ada
konteks dengan yang bersangkutan, agar datang ke sekolah 20 menit sebelum jam
pelajaran. Sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, yang bersangkutan pun
tiba, kemudian menemui penulis di ruang kerja. Tanpa membuang waktu,
langsung saja penulis berdiskusi dengan yang bersangkutan. Selama lebih kurang
10 menit, barulah diperoleh kesepakatan untuk melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan rencana yang telah dipersiapkan. Namun sebelumnya, penulis bersama
yang bersangkutan mempersiapkan dulu kondisi kelas, agar menunjang
pelaksanaan pembelajaran.
Setelah tiba waktunya jam pelajaran di mulai, penulis dan saudari Ai
Hoeriyah & Idah Paridah, S.Pd. memasuki ruang kelas I. Seluruh guru tampak
menyambut dengan hangat, tentunya karena suasana pada hari ini sedikit agak
berbeda dengan suasana sebelumnya. Saudari Ai Hoeriyah & Idah Paridah, S.Pd.
mulai membuka kegiatan pembelajaran dengan memimpin berdo’a sebelum
belajar. Selesai berdo’a, yang bersangkutan dengan penulis menkondisikan guru,
agar memahami tujuan pembelajaran dan cara belajar untuk mencapainya.
Memasuki kegiatan inti pembelajaran, penulis mulai memperhatikan, mencatat,
dan menilai aktivitas guru dan guru. Hal ini terus dilakukan hingga akhir kegiatan
pembelajaran.
Pada tanggal 21 Oktober 2019, penulis mengadakan workshop di SD
Negeri Jogjogan untuk memberikan bantuan berupa bimbingan pelaksanaan
pembelajaran kepada saudara Muh. Qofaludin & Nurhidayah, S.Pd., M.M. yang
mengajar di kelas II. Penulis dan yang bersangkutan tiba di sekolah sekitar 30
menit sebelum jam pelajaran di mulai. Sebelum pembelajaran di mulai, penulis
dengan saudara Muh. Qofaludin & Nurhidayah, S.Pd., M.M. mengadakan diskusi
terkait dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai guru dan model
pembelajaran yang sudah direncanakan untuk menyiasati ketercapaiannya
kompetensi dasar tersebut oleh guru. Tidak sedikit masukan dan suport yang
penulis berikan kepadanya, dengan tujuan menyemangati dan agar pada saat
pelaksanaannya tidak terkesan kaku dengan kehadiran penulis di kelas.
Tiba waktunya jam pelajaran di mulai, penulis dan saudara Muh. Qofaludin
& Nurhidayah, S.Pd., M.M. memasuki ruang kelas II. Sebelum memasuki
ruangan, kami menyampaikan salam, yang dijawab dengan baik oleh seluruh
guru. Saudara Muh. Qofaludin & Nurhidayah, S.Pd., M.M. mengawali
pembelajaran dengan do’a bersama sebelum belajar. Seluruh guru tampak berdo’a
dengan hidmat. Selesai kegiatan berdo’a, yang bersangkutan dan penulis berusaha
mengondisikan guru, agar dalam kondisi siap belajar. Barulah setelah itu, yang
bersangkutan menjelaskan tujuan pembelajaran dan cara belajar untuk
mencapainya. Mengakhiri kegiatan awal, beliau dan penulis memotivasi guru
dengan cara akan memberi reward dan punishment yang setimpal.
Proses kegiatan inti pembelajaran pun berlangsung di bawah kendali
saudari Lamria Silalahi. Kadang-kadang penulis membantu membimbing dan
mengarahkan guru pada hal-hal yang diinginkan dalam pembelajaran. Dalam pada
itu, penulis memperhatikan, mencatat, dan menilai aktivitas yang bersangkutan
dan guru. Hal ini berlangsung hingga kegiatan pembelajaran berakhir.
Demikian pun dengan supervisi kelas berikutnya, dilaksanakan
dilaksanakan pada tanggal 25 Oktober 2019 Kepada masing-masing guru (Ai
Hoeriyah, Idah Paridah, S.Pd. Muh. Qofaludin & Nurhidayah, S.Pd., M.M.),
penulis berusaha sekemampuan membina, seperti halnya yang dilakukan kepada
beberapa orang guru sebelumnya. Ketika masing-masing sedang berinteraksi
dengan guru, penulis membantu, mengarahkan, dan turut serta memotivasi guru.
Selain itu, penulis pun memperhatikan dengan seksama aktivitas guru dan guru,
serta mencatat hal-hal penting dan menilainya pada lembar observasi.
c. Observasi
Observasi dilakukan oleh penulis sejak awal hingga akhir kegiatan
pembelajaran dilaksanakan oleh guru dan guru. Berdasarkan hasil observasi
diperoleh beberapa catatan serta hasil penilaian terhadap kemampuan masing-
masing guru. Berikut ini ringkasnya hasil catatan dan penilaian tersebut.
1) Saudari Idah Paridah, S.Pd. mengawali pembelajaran dengan sebuah
rencana yang terdiri atas komponen-komponen berikut: (1) standar
kompetensi, (2) kompetensi dasar, (3) indikator hasil belajar, (4) tujuan
pembelajaran, (5) materi pokok, (6) model pembelajaran (pendekatan,
metode, dan teknik), (7) langkah-langkah kegiatan pembelajaran, (8) alat
dan sumber pembelajaran, dan (9) penilaian pembelajaran. Untuk
komponen 1, 2, 3, dan 4 sudah dirumuskan dengan baik. Oleh karena itu
yang bersangkutan dinilai mampu memenuhi tuntutan ini. Untuk
komponen materi pokok, dinilai kurang untuk memenuhi tuntutan tujuan
pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran (pendekatan, metode, dan
teknik), sudah dilakukan, meski akurasinya untuk mencapai tujuan
pembelajaran masih disangsikan. Barulah dalam menjabarkan langkah-
langkah pembelajaran dinilai kurang mampu mengaktualisasikan karakter,
tahapan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Demikian pun dalam
penilaian pembelajaran, tidak mencantum prosedur dan pedoman penilaian
yang jelas,kriteria yang tepat untuk menentukan batas minimal tuntas.
Lebih jelasnya catatan dan hasil penilaian itu tertuang pada tabel1
(terlampir) observasi berikut.
Tabel 1 Penilaian Kemampuan Merencanakan Pembelajaran
Nilai
No. Komponen yang Dinilai 1 2 3 4
1 Rumusan Standar Kompetensi √
2 Rumusan Kompetensi Dasar √
3 Rumusan Indikator Hasil Belajar √
4 Rumusan Tujuan Pembelajaran √
5 Rumusan Materi Pokok √
6 Rumusan Model Pembelajaran (Pendekatan, Metode, √
Teknik)
7 Rumusan Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran √
8 Rumusan Alat dan Sumber Pembelajaran √
9 Rumusan Penilaian Pembelajaran √
Jumlah Nilai 27
Rata-rata Nilai 3
Keterangan:
Nilai 1 : Tidak Mampu
Nilai 2 : Kurang Mampu
Nilai 3 : Cukup Mampu
Nilai 4 : Mampu
Keterangan:
Nilai 1 : Tidak Mampu
Nilai 2 : Kurang Mampu
Nilai 3 : Cukup Mampu
Nilai 4 : Mampu
2) Saudari Ai Hoeriyah, dalam mengelola proses pembelajaran diawali
dengan sebuah rencana yang terdiri atas komponen-komponen berikut: (1) standar
kompetensi, (2) kompetensi dasar, (3) indikator hasil belajar, (4) tujuan
pembelajaran, (5) materi pokok, (6) model pembelajaran (pendekatan, metode,
dan teknik), (7) langkah-langkah kegiatan pembelajaran, (8) alat dan sumber
pembelajaran, dan (9) penilaian pembelajaran. Dalam merumuskan komponen 1,
2, 3, dan 4, yang bersangkutan dinilai 18 cukup mampu. Lain halnya dengan
komponen materi pokok, kurang mampu dirumuskan dalam uraian yang jelas,
serta kurang disertai contoh yang konkret. Demikian pun dalam pemilihan model
pembelajaran (pendekatan, metode, dan teknik), sepertinya antara pendekatan,
metode, dan teknik kurang sesuai. Terlebih lagi bila dikaitkan dengan tujuan
pembelajaran, karakter yang diinginkan, dan karakteristik guru. Selain itu, dalam
komponen langkah-langkah pembelajaran dinilai kurang mengakomodir proses
belajar guru pada tahapan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Komponen
lainnya yang dinilai masih kurang direncanakan dengan baik, yaitu teknis
penilaian. Adapun hasil penilaian komponen-komponen tersebut secara
keseluruhan, seperti tertuang pada tabel 3 (terlampir) berikut.
Tabel 3 Penilaian Kemampuan Merencanakan Pembelajaran
Nilai
No. Komponen yang Dinilai 1 2 3 4
1 Rumusan Standar Kompetensi √
2 Rumusan Kompetensi Dasar √
3 Rumusan Indikator Hasil Belajar √
4 Rumusan Tujuan Pembelajaran √
5 Rumusan Materi Pokok √
6 Rumusan Model Pembelajaran (Pendekatan, √
Metode, Teknik)
7 Rumusan Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran √
8 Rumusan Alat dan Sumber Pembelajaran √
9 Rumusan Penilaian Pembelajaran √
Jumlah Nilai 24
Rata-rata Nilai 2,67
Keterangan:
Nilai 1 : Tidak Mampu
Nilai 2 : Kurang Mampu
Nilai 3 : Cukup Mampu
Nilai 4 : Mampu
Substansi lainnya yang dinilai dari kemampuan saudara Muh. Qofaludin,
yaitu dalam melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi, dan menindaklanjuti
hasilnya. Ada beberapa catatan penting terkait dengan hasil observasi terhadap
substansi tersebut, yakni sebagai berikut.
(a) Pelaksanaan pembelajaran masih berfokus pada penyajian materi ajar.
Padahal model pembelajaran yang digunakan lebih menitikberatkan pada
aktivitas belajar guru. Pemberdayaan guru dalam mengeksplorasi,
mengelaborasi, dan mengkonfirmasi kurang mendapat perhatian yang
serius. Hal ini lebih disebabkan oleh kebiasaan sebelumnya, di mana pusat
belajar guru pada guru bukan pada proses mandiri dan kerjasasama. Tidak
heran kalau kemudian guru hanya duduk, dengar, catat, dan hafalkan
(DDCH) bukan CBSA (ke cara belajar guru aktif).
(b) Evaluasi pembelajaran hanya dilaksanakan di akhir pembelajaran. Di awal
pembelajaran tidak ada evaluasi. Itu sebabnya kemajuan guru dalam belajar
kurang terukur. Paling tidak dengan adanya tes awal dan tes akhir, tingkat
kemajuannya dapat diketahui.
(c) Hasil belajar guru di akhir pembelajaran tidak sempat ditindaklanjuti,
karena waktu lebih banyak tersita untuk penyajian meteri ajar.Itu sebabnya
untuk menentukan upaya tindak lanjut yang tepat, terpaksa harus menunggu
hasil refleksi.
Untuk mengetahui nilai kemampuan yang bersangkutan terkaitan dengan
setiap indikator di atas, dapat dilihat pada tabel 4 (terlampir) berikut.
Keterangan:
Nilai 1 : Tidak Mampu
Nilai 2 : Kurang Mampu
Nilai 3 : Cukup Mampu
Nilai 4 : Mampu
Selain menilai kemampuannya dalam merencanakan pembelajaran, penulis
pun menilai kemampuannya dalam melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi,
dan menindaklanjuti hasilnya. Beberapa catatan penting yang dapat
direkomendasikan untuk memperkuat hasil penilaian tersebut, yakni sebagai
berikut.
(a) Fokus pembelajaran masih pada materi ajar, bukan pada guru supaya belajar
mengalami sendiri, baik secara individu maupun kelompok. Di mana
kegiatan belajar guru pada tahap eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, tidak
diketahui. Hal ini karena pelaksanaan pembelajaran kurang berpedoman
pada rencana. Tidak tampak antarguru saling belajar, sebagaimana model
pembelajaran yang diupayakan yang bersangkutan.
(b) Evaluasi pembelajaran hanya dilaksanakan di akhir pembelajaran. Di awal
pembelajaran tidak ada evaluasi. Itu sebabnya kemajuan guru dalam belajar
kurang terukur. Paling tidak dengan adanya tes awal dan tes akhir, tingkat
kemajuannya dapat diketahui.
(c) Hasil belajar guru di akhir pembelajaran tidak sempat ditindaklanjuti,
karena waktu lebih banyak tersita untuk penyajian meteri ajar. Itu sebabnya
untuk menentukan upaya tindak lanjut yang tepat, terpaksa harus menunggu
hasil refleksi.
Bertolak dari beberapa catatan di atas, penulis memberikan penilaian
terhadap kemampuan yang bersangkutan, seperti tertuang pada tabel 6 (terlampir)
berikut.
Tabel 6 Penilaian Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran,
Evaluasi, dan Menindaklanjuti Hasilnya
Nilai
No. Indikator Kemampuan yang Dinilai 1 2 3 4
1 Membuka kegiatan pendahuluan √
2 Mengelola kegiatan eksplorasi √
3 Mengelola kegiatan elaborasi √
4 Mengelola kegiatan konfirmasi √
5 Menumbuhkembangkan karakter √
6 Pendayagunaan alat dan sumber √
7 Mengelola evaluasi √
8 Menindaklanjuti hasil evaluasi √
9 Menutup kegiatan pembelajaran √
10 Pemanfaatan waktu dalam setiap kegiatan √
11 Menjelaskan materi ajar disertai contoh √
12 Membimbing dan mengarahkan guru secara aktif dalam √
pembelajaran
13 Memberi solusi terhadap setiap kesulitan guru √
Jumlah Nilai 28
Rata-rata Nilai 2,15
Keterangan:
Nilai 1 : Tidak Mampu
Nilai 2 : Kurang Mampu
Nilai 3 : Cukup Mampu
Nilai 4 : Mampu
4) Saudari Iman Somantri, S.Pd. dalam menyusun rencana pembelajaran,
berpatokan pada ketentuan umum tentang komponen-komponen rencana
pembelajaran beorientasi KTSP, yang sekurang-kurangnya terdiri atas komponen:
(1) standar kompetensi, (2) kompetensi dasar, (3) indikator hasil belajar, (4) tujuan
pembelajaran, (5) materi pokok, (6) model pembelajaran (pendekatan, metode,
dan teknik), (7) langkah-langkah kegiatan pembelajaran, (8) alat dan sumber
pembelajaran, dan (9) penilaian pembelajaran. Dari kesembilan komponen
tersebut, empat komponen dinilai sudah benar, yakni komponen 1, 2, 3, dan 4.
Sementara itu dalam merumuskan komponen materi pokok, komponen model
pembelajaran (pendekatan, metode, dan teknik), komponen langkah-langkah
pembelajaran, komponen alat dan sumber pembelajaran, komponen penilaian
pembelajaran, yang bersangkutan dinilai kurang mampu. Adapun hasil penilaian
penulis terhadap kemampuannya dalam merumuskan komponen-komponen
tersebut dituangkan pada tabel 7 (terlampir) berikut.
Tabel 7 Penilaian Kemampuan Merencanakan Pembelajaran
Nilai
No. Komponen yang Dinilai 1 2 3 4
1 Rumusan Standar Kompetensi √
2 Rumusan Kompetensi Dasar √
3 Rumusan Indikator Hasil Belajar √
4 Rumusan Tujuan Pembelajaran √
5 Rumusan Materi Pokok √
6 Rumusan Model Pembelajaran (Pendekatan, Metode, Teknik) √
7 Rumusan Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran √
8 Rumusan Alat dan Sumber Pembelajaran √
9 Rumusan Penilaian Pembelajaran √
Jumlah Nilai 22
Rata-rata Nilai 2,44
Keterangan:
Nilai 1 : Tidak Mampu
Nilai 2 : Kurang Mampu
Nilai 3 : Cukup Mampu
Nilai 4 : Mampu
Kemampuan lainnya yang turut dinilai dari yang bersangkutan, yakni
kemampuan melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi, dan menindaklanjuti
hasilnya. Ada sejumlah catatan penting untuk dijadikan bahan pertimbangan
penilaian dan refleksi atas kemampuan yang bersangkutan, seperti tertuang pada
tabel berikut.
(a) Pembelajaran masih berpusat pada guru dan materi ajar bukan pada guru
untuk mengalami segala ketentuan yang diinginkan dalam pembelajaran.
Ketiga tahapan penting dalam proses tersebut, seperti halnya eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi, sama sekali tidak disentuh.
(b) Pelaksanaan evaluasi pembelajaran dilakukan hanya di akhir. Padahal dalam
rencana disebutkan akan dilakukan penilaian proses (di awal) dan penilaian
hasil (di akhir). Oleh karena itu, kemajuan guru sulit diukur.
(c) Hasil evaluasi yang menunjukkan keberhasilan pengelolaan proses
pembelajaran tidak segera ditindaklanjuti, yang disebabkan oleh ruang
waktunya yang tidak tersedia. Itu sebabnya untuk menentukan upaya tindak
lanjut yang tepat, terpaksa harus menunggu hasil refleksi.
Guna melengkapi catatan di atas, pada tabel 8 (terlampir) disajikan hasil
penilaian penulis pada saat mensupervisi yang bersangkutan terkait dengan
substansi di atas.
Tabel 8 Penilaian Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran, Evaluasi, dan
Menindaklanjuti Hasilnya
Nilai
No. Indikator Kemampuan yang Dinilai 1 2 3 4
Keterangan:
Nilai 1 : Tidak Mampu
Nilai 2 : Kurang Mampu
Nilai 3 : Cukup Mampu
Nilai 4 : Mampu
5) Saudara Aristian Pratama, S.Pd. dalam mengawali proses pembelajaran, tidak
jauh berbeda dengan guru yang lainnya. Yang bersangkutan mengawalinya dari
sebuah rencana, yang di dalamnya terdapat beberapa komponen berikut: (1)
standar kompetensi, (2) kompetensi dasar, (3) indikator hasil belajar, (4) tujuan
pembelajaran, (5) materi pokok, (6) model pembelajaran (pendekatan, metode,
dan teknik), (7) langkah-langkah kegiatan pembelajaran, (8) alat dan sumber
pembelajaran, dan (9) penilaian pembelajaran. Kemampuannya dalam hal ini
sama halnya dengan guru lain, baru pada beberapa komponen seperti komponen 1,
2, 3, dan 4. Dalam komponen lainnya, seperti komponen materi pokok, komponen
model pembelajaran (pendekatan, metode, dan teknik), alat dan sumber
pembelajaran, serta penilaian pembelajaran, dinilai kurang mampu. Atas dasar itu,
penulis memberikan penilaian sebagaimana tertuang pada tabel 9 (terlampir)
berikut.
Tabel 9 Penilaian Kemampuan Merencanakan Pembelajaran
Nilai
No. Komponen yang Dinilai 1 2 3 4
1 Rumusan Standar Kompetensi √
2 Rumusan Kompetensi Dasar √
3 Rumusan Indikator Hasil Belajar √
4 Rumusan Tujuan Pembelajaran √
5 Rumusan Materi Pokok √
6 Rumusan Model Pembelajaran (Pendekatan, Metode, Teknik) √
7 Rumusan Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran √
8 Rumusan Alat dan Sumber Pembelajaran √
9 Rumusan Penilaian Pembelajaran √
Jumlah Nilai 22
Rata-rata Nilai 2,44
Keterangan:
Nilai 1 : Tidak Mampu
Nilai 2 : Kurang Mampu
Nilai 3 : Cukup Mampu
Nilai 4 : Mampu
Selain itu, yang bersangkutan pun masih dinilai kurang mampu
mengimplementasikan setiap langkah kegiatan berdasarkan pada model
pembelajaran yang dipilihnya untuk menyiasati guru agar belajar lebih bermakna
dan berhasil mencapai tujuan yang diinginkan. Untuk memperkuat hasil penilaian
tersebut, berikut ini disertakan beberapa catatan penting yang dibuat penulis pada
saat melaksanakan observasi.
(a) Implementasi langkah kegiatan yang sudah direncanakan berdasarkan
tuntutan model pembelajaran tertentu, tidak tampak sama sekali, baik pada
tahapan eksplorasi, elaborasi, maupun konfirmasi. Demikian pun dengan
proses pembentukan karakter yang diinginkan, terisolir oleh karena fokus
pada sajian materi ajar. Guru sebagai pusat belajar, tampak lebih dominan
daripada guru mengalami proses belajar yang sesungguhnya.
(b) Kegiatan evaluasi pembelajaran lebih ditujukan pada pengukuran aspek
kognitif ketimbang aspek afektif dan psikomotor. Padahal ketiga ranah ini
merupakan target bidikan setiap kali proses pembelajaran di kelas. Kegiatan
ini pun hanya dilakukan di akhir pembelajaran. Sementara di awal
pembelajaran, tidak dilakukan. Oleh karena itu, sulit ditentukan tingkat
kemajuan yang sudah dicapai guru, karena tidak ada pembanding.
(c) Hasil evaluasi yang merupakan bukti keberhasilan proses pembelajaran
yang telah berlangsung, belum sempat mendapatkan perhatian, karena
waktu sudah tidak memungkinkan. Apalagi sampai pada upaya
menindaklanjutinya. Jika demikian, upaya tindak lanjut ke depan belum
dapat diketahui karena untuk itu terpaksa harus menunggu hasil refleksi.
Bertolak dari catatan di atas, kepada yang bersangkutan, penulis
memberikan nilai seperti tertuang pada tabel 10 (terlampir) berikut.
Tabel 10 Penilaian Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran, Evaluasi, dan
Menindaklanjuti Hasilnya
Nilai
No. Indikator Kemampuan yang Dinilai 1 2 3 4
Keterangan:
Nilai 1 : Tidak Mampu
Nilai 2 : Kurang Mampu
Nilai 3 : Cukup Mampu
Nilai 4 : Mampu
Selain menilai kemampuannya dalam merencanakan pembelajaran, penulis
pun menilai kemampuannya dalam melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi,
dan menindaklanjuti hasilnya. Beberapa catatan penting yang dapat
direkomendasikan untuk memperkuat hasil penilaian tersebut, yakni sebagai
berikut.
(a) Fokus pembelajaran masih pada materi ajar, bukan pada guru supaya belajar
mengalami sendiri, baik secara individu maupun kelompok. Di mana
kegiatan belajar guru pada tahap eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, tidak
diketahui. Hal ini karena pelaksanaan pembelajaran kurang berpedoman
pada rencana. Tidak tampak antarguru saling belajar, sebagaimana model
pembelajaran yang diupayakan yang bersangkutan.
(b) Evaluasi pembelajaran hanya dilaksanakan di akhir pembelajaran. Di awal
pembelajaran tidak ada evaluasi. Itu sebabnya kemajuan guru dalam belajar
kurang terukur. Paling tidak dengan adanya tes awal dan tes akhir, tingkat
kemajuannya dapat diketahui.
(c) Hasil belajar guru di akhir pembelajaran tidak sempat ditindaklanjuti,
karena waktu lebih banyak tersita untuk penyajian meteri ajar. Itu sebabnya
untuk menentukan upaya tindak lanjut yang tepat, terpaksa harus menunggu
hasil refleksi.
Bertolak dari beberapa catatan di atas, penulis memberikan penilaian
terhadap kemampuan yang bersangkutan, seperti tertuang pada tabel 12
(terlampir) berikut.
Tabel 12 Penilaian Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran, Evaluasi, dan
Menindaklanjuti Hasilnya
Nilai
No. Indikator Kemampuan yang Dinilai 1 2 3 4
1 Membuka kegiatan pendahuluan √
2 Mengelola kegiatan eksplorasi √
3 Mengelola kegiatan elaborasi √
4 Mengelola kegiatan konfirmasi √
5 Menumbuhkembangkan karakter √
6 Pendayagunaan alat dan sumber √
7 Mengelola evaluasi √
8 Menindaklanjuti hasil evaluasi √
9 Menutup kegiatan pembelajaran √
10 Pemanfaatan waktu dalam setiap kegiatan √
11 Menjelaskan materi ajar disertai contoh √
12 Membimbing dan mengarahkan guru secara aktif dalam √
pembelajaran
13 Memberi solusi terhadap setiap kesulitan guru √
Jumlah Nilai 28
Rata-rata Nilai 2,15
Keterangan:
Nilai 1 : Tidak Mampu
Nilai 2 : Kurang Mampu
Nilai 3 : Cukup Mampu
Nilai 4 : Mampu
d. Refleksi
Dalam merefleksi hasil pelaksanaan tindakan siklus I, penulis beserta
guru-guru dan pengawas melaksanakan diskusi. Melalui upaya ini diperoleh suatu
kesepakatan mengenai keberhasilan dan kegagalan siklus I serta upaya untuk
mengatasi agar tidak timbul kegagalan pada hal yang sama di siklus II. Adapun
mengenai hal itu, yakni sebagai berikut.
1) Setelah siklus I berlangsung, sedikit banyaknya kemampuan guru SD
Negeri Jogjogan mengalami peningkatan, baik dalam merencanakan
pembelajaran maupun melaksanakan pembelajaran berlandaskan model
pembelajaran yang terpilih oleh masing-masing. Hal ini setidaknya telah
memberi dampak positif terhadap proses dan hasil belajar guru.
2) Suatu hal yang masih dipandang kurang baik dan ini merupakan kegagalan
dari siklus I, yakni kurang berhasil meningkatkan kemampuan guru dalam
menumbuhkembangkan karakter yang diinginkan, baik pada saat eksplorasi,
elaborasi, maupun konfirmasi. Hal ini dapat terjadi karena kebiasaan guru
dan guru dalam kegiatan pembelajaran sebelumnya masih dibawa ke
kegiatan pembelajaran siklus I. Itu sebabnya, aktivitas belajar guru kurang
mencerminkan karakter model pembelajaran yang dipilih oleh masing-
masing guru SD Negeri Jogjogan. Sisi lainnya yang kurang direncanakan
dengan baik oleh masing-masing guru, yaitu komponen materi pokok
pembelajaran, alat dan sumber pembelajaran, dan teknis penilaian
pembelajaran. Demikian pun dalam efektivitas waktu, perlu
dipertimbangkan agar jangan sampai terjadi lebih banyak digunakan untuk
penyajian materi ajar, sehingga kegiatan-kegiatan lainnya yang sama
pentingnya kurang difasilitasi waktu yang memadai. Akibat dari persoalan
ini, sebagian besar guru hasil belajarnya kurang mencapai target (dalam hal
ini nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) dari mata pelajaran yang sudah
ditentukan sekolah).
Jumlah Nilai 31
Rata-rata Nilai 3,44
Keterangan:
Nilai 1 : Tidak Mampu
Nilai 2 : Kurang Mampu
Nilai 3 : Cukup Mampu
Nilai 4 : Mampu
Tabel 14 Penilaian Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran,
Evaluasi, dan Menindaklanjuti Hasilnya
No. Indikator Kemampuan yang Dinilai Nilai
1 2 3 4
1 Membuka kegiatan pendahuluan √
2 Mengelola kegiatan eksplorasi √
3 Mengelola kegiatan elaborasi √
4 Mengelola kegiatan konfirmasi √
5 Menumbuhkembangkan karakter √
6 Pendayagunaan alat dan sumber √
7 Mengelola evaluasi √
8 Menindaklanjuti hasil evaluasi √
9 Menutup kegiatan pembelajaran √
10 Pemanfaatan waktu dalam setiap kegiatan √
11 Menjelaskan materi ajar disertai contoh √
12 Membimbing dan mengarahkan guru secara aktif √
dalam pembelajaran
13 Memberi solusi terhadap setiap kesulitan guru √
Jumlah Nilai 41
Rata-rata Nilai 3,15
Keterangan:
Nilai 1 : Tidak Mampu
Nilai 2 : Kurang Mampu
Nilai 3 : Cukup Mampu
Nilai 4 : Mampu
Keterangan:
Nilai 1 : Tidak Mampu
Nilai 2 : Kurang Mampu
Nilai 3 : Cukup Mampu
Nilai 4 : Mampu
Keterangan:
Nilai 1 : Tidak Mampu
Nilai 2 : Kurang Mampu
Nilai 3 : Cukup Mampu
Nilai 4 : Mampu
Keterangan:
Nilai 1 : Tidak Mampu
Nilai 2 : Kurang Mampu
Nilai 3 : Cukup Mampu
Nilai 4 : Mampu
d. Refleksi
Setelah melakukan serangkaian kegiatan siklus II, pada akhirnya diperoleh
suatu bahan refleksi untuk didiskusikan bersama observer dan para guru SD
Negeri Jogjogan. Melalui diskusi ini, ada hasil kemufakatan, antara lain:
1) Masing-masing guru mengalami peningkatan kemampuan dalam mengelola
proses pembelajaran yang didasarkan pada model pembelajaran terpilih.
Setelah siklus II ini, tidak lagi ditemukan adanya guru yang mengalami
kesulitan dalam merumuskan setiap komponen rencana pembelajaran, dan
hal ini telah memberi dampak yang positif terhadap meningkatnya
kemampuan masing-masing dalam melaksanakan pembelajaran,
mengevaluasi, dan menindaklanjuti hasilnya dengan berbagai upaya yang
tepat.
2) Seiring dengan meningkatnya kemampuan masing-masing guru dalam
mengelola proses pembelajaran, proses dan hasil belajar guru pun
mengalami peningkatan.
3) Terbukti melalui workshop di SD Negeri Jogjogan yang dilakukan secara
berkala dengan menerapkan teknik yang tepat, akhirnya kemampuan guru
dan guru dalam suatu pembelajaran dapat ditingkatkan. Adapun teknik yang
dimaksud dalam rangka itu, yakni menerapkan model-model pembelajaran.
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
Setelah melakukan serangkaian kegiatan penelitian, akhirnya diperoleh
hasil, seperti telah diuraikan. Untuk kemudian dilakukan pembahasan terhadap
hasil penelitian tersebut. Barulah dapat diambil suatu simpulan guna menjawab
pokok masalah penelitian ini. Simpulan dimaksud, sebagai berikut.
1. Penerapan model-model pembelajaran melalui workshop di SD Negeri Jogjogan
oleh kepala sekolah terbukti berhasil meningkatkan kemampuan guru SD Negeri
Jogjogan dalam mengelola proses pembelajaran.
2. Dengan meningkatnya kemampuan guru SD Negeri Jogjogan dalam mengelola
proses pembelajaran, selain proses belajar guru lebih bermakna juga hasil
belajarnya pun turut meningkat.
Berdasarkan simpulan di atas, penulis dapat merekomendasikan beberapa
saran sebagai berikut.
1. Ada baiknya, pengawas ikut serta dalam melaksnakan workshop di SD Negeri
Jogjogan bersama dengan kepala sekolah SD Negeri Jogjogan.
2. Ada baiknya, untuk ke depan workshop di SD Negeri Jogjogan oleh kepala
sekolah dilakukan atas permintaan guru SD Negeri Jogjogan.
3. Ada baiknya, untuk program workshop di SD Negeri Jogjogan yang akan
datang, khususnya di SD Negeri Jogjogan dibuat bersama-sama
dengan melibatkan berbagai pihak terkait, terutama pengawas, kepala sekolah,
guru, dan bahkan stakeholders sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Erman Suherman, (2009). Model-model Pembelajaran. http ://re-
searchengines.com/1207trimo1.html Penelitian Tindakan Sekolah.
Iim Waliman, dkk. 2001. Workshop di SD Negeri Jogjogan (Modul Manajemen
Berbasis Sekolah). Bandung : Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
S Syaodih Nana, (2006). Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah
(konsep,prinsif,dan instrumen). Bandung : Aditama.
Sudrajat Akhmad. Pendekatan Pembelajaran.
Udin Winataputra,( 1994), Model pembelajaran
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Piet, A. Sahertian. Frans Mataheru, 1981. Prinsip Teknik Supervisi Pendidikan,
Surabaya, UsahaNasional.
Colin Marsh. (1996). Handbook for beginning teachers. Sydney : Addison Wesley
Longman Australia Pry Limited.
Sardiman, A. M. (2004). Interaksi dan motivasi belajar-mengajar. Jakarta:
Rajawali