Anda di halaman 1dari 55

PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH (PTS)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM PENERAPAN


MODEL – MODEL PEMBELAJARAN MELALUI KEGIATAN
WORKSHOP DI SD NEGERI JOGJOGAN KECAMATAN CIDAHU
KABUPATEN SUKABUMI

DISUSUN OLEH :
NAMA : NURBAETI , S.Pd., MM
NIP : 19700316 199212 2 002
JABATAN : KEPALA SEKOLAH
TEMPAT BERTUGAS : SD NEGERI JOGJOGAN
NO. HP : 0857 2252 2398

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKABUMI


TAHUN 2020
ABSTRAK
Dalam melaksanakan proses pembelajaran disekolah seorang guru
hendaknya mampu memilih dan mendayagunakan model pembelajaran yang
sesuai dengan materi pembelajaran. Pada umumnya guru jarang mengunakan
model pembelajaran dalam setiap proses pembelajaran, karena kurangnya
pemahaman guru terhadap model-model pembelajaran yang dapat memudahkan
guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran di kelas.Sebenarnya ada banyak
model pembelajaran yang bisa dipakai oleh setiap guru dalam proses
pembelajaran. Dengan mengunakan model-model pembelajaran yang sesuai,
tentunya guru akan termotivasi dalam belajar, dan ini akan berdampak positif pada
hasil belajarnya.Pokok masalah dalam penelitian, yaitu “Apakah penerapan
model-model pembelajaran melalui kegiatan workshop di SD Negeri Jogjogan
dapat meningkatkan mutu pembelajaran pada guru di SD Negeri Jogjogan?”.
Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh simpulan bahwa penerapan
model-model pembelajaran melalui workshop oleh kepala sekolah terbukti
berhasil meningkatkan kemampuan guru SD Negeri Jogjogan dalam mengelola
proses pembelajaran. Selain itu, dengan meningkatnya kemampuan guru SD
Negeri Jogjogan dalam mengelola proses pembelajaran, bukan saja proses belajar
guru semakin bermakna tetapi juga hasil belajarnya meningkat.

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. atas segala
rahmatNya yang telah menjadikan penelitian tindakan sekolah (PTS) dengan judul
“Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Penerapan Model-model
Pembelajaran Melalui Kegiatan Workshop di SD Negeri Jogjogan”. Untuk itu
melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuan dalam penyelenggaraan kegiatan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan PTS ini tidak menutup
kemungkinan masih terdapat kekurangan dari berbagai segi, mungkin
sistematikanya, substensinya, maupun segi kebahasaannya. Oleh karena itu, kritik
dan saran konstruktif dari pembaca umumnya sangat penulis harapkan. Walaupun
begitu, penulis tetap berharap PTS ini bisa memberikan kontribusi kepada dunia
pendidikan umumnya dan kepada kepala sekolah dalam melaksanakan tugas.
Terima kasih.

Cidahu, ...... November 2020

Penulis

Nurbaeti, S.Pd., MM

ii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .......................................................................................................i
KATA PENGANTAR ......................................................................................ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................2
C. Tujuan Penelitian .........................................................................................2
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................3

BAB II IMPLEMENTASI WORKSHOP DI SD NEGERI JOGJOGAN .......4


A. Kajian Teori .................................................................................................4
1. Model Pembelajaran ..............................................................................4
2. Workshop di SD Negeri Jogjogan .........................................................6
B. Kerangka Berpikir .......................................................................................8
C. Hipotesis Tindakan ......................................................................................8

BAB III MERODOLOGI PENELITIAN KELAS ..........................................4


A. Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian ........................................................4
B. Prosedur Penilaian .......................................................................................4
C. Indikator Kerja ............................................................................................6
D. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................................8
E. Teknik Analisis Data ...................................................................................9
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................4
A. Hasil Penelitian ...........................................................................................4
1. Siklus 1 ........................................................................................................4
2. Siklus 2 ........................................................................................................6
B. Kerangka Berpikir .......................................................................................8
C. Hipotesis Tindakan ......................................................................................9
BAB V KESIMPULAN & REKOMENDASI OPERASIONAL ....................10
A. Kesimpulan .................................................................................................10
B. Rekomendasi Operasional ...........................................................................10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sekolah merupakan lembaga formal yang berfungsi membantu khususnya
orang tua dalam memberikan pendidikan kepada anak-anak mereka. Sekolah
memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada anak didiknya secara
lengkap sesuai dengan yang mereka butuhkan. Semua fungsi sekolah tersebut
tidak akan efektif apabila komponen dari sistem sekolah tidak berjalan dengan
baik, karena kelema,han dari salah satu komponen akan berpengaruh pada
komponen yang lain yang pada akhirnya akan berpengaruh juga pada jalannya
sistem itu sendiri. Salah satu dari bagian komponen sekolah adalah guru.
Guru dituntut untuk mampu menguasai kurikulum, menguasai materi,
menguasai metode, dan tidak kalah pentingnya guru juga harus mampu mengelola
kelas sedemikian rupa sehingga pembelajaran berlangsung secara aktif,
inovatif, dan menyenangkan. Namun umumnya guru masih mendominasi kelas,
guru pasif (datang, duduk, nonton,berlatih, dan lupa). Guru memberikan konsep,
sementara guru menerima bahan jadi. menurut Suherman, ada hal yang
menyebabkan guru tidak menikmati (senang) untuk belajar, yaitu kebanyakan
guru tidak siap terlebih dahulu dengan (minimal) membaca bahan yang akan
dipelajari, guru datang tanpa bekal pengetahuan seperti membawa wadah kosong.
Lebih parah lagi, guru tidak menyadari tujuan belajar yang sebenarnya, tidak
mengetahui manfaat belajar bagi masa depannya nanti.
Berdasarkan pengamatan penulis di SD Negeri Jogjogan, terdapat beberapa
kendala pada pembelajaran selama ini antara lain :
1. Guru mengalami kesulitan dalam memahami konsep.
2. Guru kurang aktif / guru pasif dalam proses pembelajaran.
3. Guru belum terbiasa untuk bekerja sama dengan temannya dalam belajar.
4. Guru kurang mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari.
5. Hasil nilai ulangan / hasil belajar guru pada pembelajaran rendah.
6. KKM tidak tercapai.
7. Pembelajaran tidak menyenangkan bagi guru.
8. Kurangnya minat guru terhadap pembelajaran.
Sebagai kepala sekolah, penulis melihat pembelajaran menjadi kurang
efektif karena hanya cenderung mengedepankan aspek intelektual dan
mengesampingkan aspek pembentukan karakter. Hal ini tentu suatu hambatan
bagi guru. Namun penulis ingin mengubah hambatan tersebut menjadi sebuah
kekuatan dalam pengelolaan kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien
sehingga nantinya akan mendapatkan hasil yang memuaskan.
Untuk menjawab hal itu, penulis mencoba memberi solusi kepada guru-
guru untuk menerapkan model-model pembelajaran melalui kegiatan workshop di
SD Negeri Jogjogan dengan menyusun berbagai perangkat pembelajaran yang
dibutuhkan seperti : RPP, alat peraga, teknik pengumpulan data, dan instrumen
yang dibutuhkan untuk membantu guru dalam mengelola kelas dan mengevaluasi
pembelajaran yang dilakukan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, pokok masalah
dalam penelitian ini dapat dirumuskan seperti tertuang pada pertanyaan
berikut“Apakah penerapan model-model pembelajaran melalui kegiatan
workshop di SD Negeri Jogjogan dapat meningkatkan mutu
pembelajaran pada guru di SD Negeri Jogjogan?”

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini ditujukan untuk hal-hal sebagai berikut.
1. Meningkatkan peran serta kepala sekolah SD Negeri Jogjogan dalam
memfasilitasi para guru yang dihadapkan dengan kesulitan teknis
pengelolaan pembelajaran, yang akan memberi dampak kurang baik
terhadap proses dan hasil belajar guru.
2. Meningkatkan kemampuan guru SD Negeri Jogjogan dalam mengelola
proses pembelajaran.
3. Meningkatkan kebermaknaan proses belajar guru SD Negeri Jogjogan
guna mencapai aneka tujuan pembelajaran.
4. Untuk mengetahui efektivitas upaya yang ditempuh (model-model
pembelajaran) kepala sekolah pada saat melakukan supervisi kelas.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian tindakan sekolah ini, dilakukan dengan harapan memberikan
manfaat bagi guru, guru, maupun sekolah. Adapun manfaat dimaksud, sebagai
berikut.
1. Manfaat bagi guru, antara lain:
a) memperoleh pengalaman belajar yang lebih menarik;
b) meningkatkan aktivitas guru dalam belajar;
c) meningkatkan penguasaan konsep;
d) menumbuhkan keberanian mengemukakan pendapat dalam kelompok /
membiasakan bekerja sama dengan teman.
2. Manfaat bagi guru, antara lain:
a) memperoleh alternatif baru dalam meningkatkan pemahaman guru terhadap
materi yang diajarkan;
b) memperoleh alternatif baru untuk peningkatan mutu pembelajaran.
3. Manfaat bagi sekolah, antara lain:
a) meningkatkan prestasi sekolah dalam bidang akademis;
b) meningkatkan kinerja sekolah melalui peningkatan profesionalisme guru.

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Model Pembelajaran
a. Arti Model Pembelajaran
Model pembelajaran dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman
bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan dan
melaksanakan aktivitas belajar mengajar (Winataputra, 1994:34).
Banyak model-model pembelajaran yang dapat dikembangkan oleh guru
dalam proses kegiatan belajar mengajar yang pada prinsipnya pengembangan
model pembelajaran bertujuan untuk menciptakan situasi belajar mengajar yang
efektif dan efisien, menyenangkan, bermakna, lebih banyak mengaktifkan guru.
Dalam pengembangan model pembelajaran yang mendapat penekanan
pengembangannya terutama dalam strategi dan metode pembelajaran. Untuk masa
sekarang ini perlu juga dikembangkan sistem penilaian yang mencakup ranah
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Oleh karena itu guru dalam pelaksanaan
proses belajar mengajar bisa saja mengembangkan model pembelajaran sendiri
dengan tujuan proses pembelajaran lebih efektif dan efisien, lebih banyak
memberikan kesempatan kepada guru untuk berkreasi, sehingga guru lebih aktif.
b. Ciri-ciri Model Pembelajaran
Suatu model pembelajaran memiliki ciri-ciri tersendiri. Secara khusus,
ciri-ciri tersebut dikemukakan Sanjaya (2006: 115), yakni sebagai berikut.
1) Rasional teoritik yang logis yangdisusun oleh para pencipta atau
pengembangnya.
2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana guru belajar.
3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil.
4) Lingkungan belajar yang duperlukan agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai.
Sebagai seorang guru harus mampu memilih model pembelajaran yang
tepat bagi peserta didik. Karena itu dalam memilih model pembelajaran guru
harus memperhatikan keadaan atau kondisi guru, bahan pelajaran serta sumber-
sumber belajar yang ada agar penggunaan model pembelajaran dapat diterapkan
secara efektif dan menunjang keberhasilan belajar guru.
Seorang guru diharapkan memiliki motivasi dan semangat pembaharuan
dalam pengelolaan proses pembelajaran yang dijalaninya.
c. Beberapa Contoh Model Pembelajaran
Di antara model-model pembelajaran dimaksud, yakni model
pembelajaran lansung, kooperatif, pembelajaran berdasarkan masalah, inkuiri,
atau belajar melalui penemuan, dan masih banyak model pembelajaran inovatif
lainnya yang bisa menjadi pilihan bagi guru sekolah dasar.
2. Workshop
a. Arti Workshop
Workshop adalah supervisi yang difokuskan pada perbaikan pembelajaran
melalui siklus yang sistematis mulai dari tahap perencanaan, pengamatan dan
analisis yang intesif terhadap penampilan pembelajarannya dengan tujuan untuk
memperbaiki proses pembelajaran. Istilah “workshop” mengacu kepada misi
utama pembelajaran, yaitu kegiatan yang ditujukan untuk memperbaiki dan
meningkatkan mutu proses dan prestasi akademik. Dengan kata lain, workshop
adalah kegiatan yang berurusan dengan perbaikan dan peningkatan proses dan
hasil pembelajaran di sekolah.
Beberapa alasan mengapa workshop diperlukan, diantaranya:
1) tidak ada balikan dari orang yang kompeten sejauh mana praktik
profesional telah memenuhi standar kompetensi dan kode etik;
2) ketinggalan iptek dalam proses pembelajaran;
3) kehilangan identitas profesi;
4) kejenuhan profesional (bornout);
5) pelanggaran kode etik yang akut;
6) mengulang kekeliruan secara masif;
7) erosi pengetahuan yang sudah didapat dari pendidikan prajabatan (PT);
8) guru dirugikan, tidak mendapatkan layanan sebagaimana mestinya;
9) rendahnya apresiasi dan kepercayaan masyarakat dan pemberi pekerjaan.

b. Tujuan Workshop
Secara umum tujuan workshop di SD Negeri Jogjogan, yaitu untuk:
1) menciptakan kesadaran guru tentang tanggung jawabnya terhadap
pelaksanaan kualitas proses pembelajaran;
2) membantu guru untuk senantiasa memperbaiki dan meningkatkan kualitas
proses pembelajaran;
3) membantu guru untuk mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang
muncul dalam proses pembelajaran;
4) membantu guru untuk dapat menemukan cara pemecahan maslah yang
ditemukan dalam proses pembelajaran;
5) membantu guru untuk mengembangkan sikap positif dalam
mengembangkan diri secara berkelanjutan.
c. Manfaat Workshop
Workshop merupakan strategi untuk dapat meningkatkan kompetensi
seorang guru dalam proses kegiatan belajar mengajar dan ketepatan dalam
membuat perencanaan pembelajaran. Harapan dari workshop akan berdampak
pada proses belajar mengajar yang efektif dan efisien.
d. Sasaran dan Prinsip-prinsip Workshop
Sasaran dari workshop di SD Negeri Jogjogan, di antaranya: (1) proses
pembelajaran peserta didik, (2) menjadikan kepala sekolah dan guru sebagai
professional learners, dan (3) membina kepala sekolah dan guru-guru untuk
memiliki kemampuan manajemen sumber daya pendidikan. Untuk itu, kepala
sekolah yang akan bertindak sebagai supervisor harus memahami benar prinsip-
prinsip workshop di SD Negeri Jogjogan, di antaranya:
1) Supervisi (pengawasan) kegiatan pembelajaran dimaksudkan untuk untuk
meningkatkan kompetensi guru;
2) pembinaan tepat dan kontinyu;
3) penjaminan mutu pendidikan harus selalu ditingkatkan;
4) menjalin komunikasi yang harmonis dan iklim kondusif;
5) menumbuhkan keyakinan bahwa guru dapat selalu meningkatkan
kemampuan dan berprestasi.

e. Langkah-langkah Workshop
Langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh kepala sekolah dalam
melakukan workshop, yaitu sebagai berikut.
1) Membuat kesepakatan waktu pelaksanaan supervisi kelas dengan guru.
2) Mendiskusikan materi pelajaran apa yang akan diajarkan pada saat
supervisi kelas.
3) Membantu guru dalam membuat persiapan mengajar.
4) Meyakinkan pada guru kedatangan kepala sekolah sebagai fasilitator
bukan akan menilai atau mengawasi namun untuk memberikan bantuan
teknis yang diperlukan oleh guru.
5) Membuat kesepakatan untuk berbagi peran antara fasilitator dan guru
dalam proses pembelajaran.
Untuk lebih memantapkan program workshop di SD Negeri Jogjogan dan
meyakinkan guru-guru SD Negeri Jogjogan bahwa program workshop di SD
Negeri Jogjogan ini akan memberikan manfaat bagi guru, yang dilakukan kepala
sekolah, yakni sebagai berikut.
1) Datang lebih pagi sebelum guru masuk kelas untuk melakukan “kontrak”
ulang tentang: langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan, peran
masing-masing yang akan dilakukan, dan pengorganisasian waktu.
2) Masuk ke dalam kelas bersama-sama dengan guru yang bersangkutan.
Kalau kepala sekolah yang akan bertindak sebagai supervisor masuk ke
dalam kelas belakangan, dikhawatirkan akan menganggu konsentrasi anak
pada saat proses pembelajaran, dan mungkin menimbulkan rasa takut.
3) Meminta guru yang bersangkutan untuk menyampaikan bahwa kepala
sekolah (supervisor) datang di kelas tersebut akan membantu dalam proses
pembelajaran sehingga tidak menimbulkan rasa penasaran bagi anak.
4) Kepala sekolah ikut berperan dalam proses pembelajaran tersebut, dan
tidak lupa membuat catatan-catatan kecil tentang kelebihan-kelebihan
maupun hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran yang
memerlukan perbaikan.
5) Kepala sekolah tidak akan mengambil alih peran guru.

Setelah supervisi kelas selesai dilaksanakan, kepala sekolah SD Negeri


Jogjogan melakukan upaya tindak lanjut, dengan cara sebagai berikut.
1) Melakukan diskusi dengan guru atas dasar sikap menghargai.
2) Melakukan refleksi diri misalnya melalui pertanyaan, “Bagaimana
perasaan Bapak/Ibu selama proses pembelajaran tadi? Apakah masih ada
kekurangan yang Bapak/Ibu lakukan selama proses pembelajaran tadi, di
bagian mana saja?”
3) Menanyakan peningkatan yang ingin dilakukan oleh guru.
4) Memberikan saran atau arahan.
5) Merencanakan tindak lanjut, misalnya: “Apa yang perlu Bapak/Ibu
lakukan selanjutnya agar pembelajaran yang akan dilakukan besok lebih
baik?”

B Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teori di atas, maka dengan melalui kegiatan penerapan
model-model pembelajaran melalui kegiatan supervisi kelas oleh kepala sekolah
diyakini benar akan meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola proses
pembelajaran, yang akhirnya proses dan hasil belajar guru SD Negeri Jogjogan
pun meningkat. Hal ini hanya mungkin akan terjadi apabila antara kepala sekolah
dan guru serta guru SD Negeri Jogjogan mau bersinergis untuk saling
berkontribusi secara positif. Untuk itu, semua pihak yang terlibat perlu lebih dulu
merencanakan segala sesuatunya dengan matang. Perencanaan yang dibuat
tentunya didasarkan pada prinsip-prinsip workshop di SD Negeri Jogjogan dengan
mempertimbangkan upaya strategis yang akan diterapkan (dalam hal ini model-
model pembelajaran terpilih yang konteks dengan situasi dan tujuan yang ingin
dicapai).
Adapun pelaksanaannya, tidak boleh menyimpang dari yang sudah
direncanakan. Selama proses supervisi sedang berlangsung, kepala sekolah dan
guru berkolaborasi menciptakan iklim pembelajaran yang memungkin seluruh
guru belajar secara aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan. Sejak awal
hingga akhir proses workshop di SD Negeri Jogjogan berlangsung, kepala sekolah
mencatat dan menilai kinerja guru dan guru, yang hasilnya akan dijadikan bahan
diskusi untuk menentukan langkah tindak lanjut ke depan supaya lebih berhasil
mencapai sasaran.

C. Hipotesis Tindakan
Bertolak dari masalah, hasil kajian teori, dan kerangka pikir di atas, dapat
dirumuskan suatu hipotesis tindakan, yakni “Upaya meningkatkan kemampuan
guru dalam penerapan model-model pembelajaran melalui workshop di SD
Negeri Jogjogan”.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian
Subjek penelitian ini adalah guru SD Negeri Jogjogan. Lokasi SD Negeri
Jogjogan ada di lingkungan Pendidikan Kecamatan Cidahu. Waktu palaksanaan
penelitian ini, yakni pada semester 1 tahun pelajaran 2019/2020, yang di mulai
sejak tanggal 14 Oktober hingga 14 November 2019.
B. Prosedur Penelitian
Penelitian ini tergolong penelitian tindakan sekolah, dengan empat langkah
pokok,yaitu : perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan
(observasi), dan refleksi, dengan melibatkan enam orang guru SD Negeri
Jogjogan. Penelitian dilakukan secara berkelanjutan selama 10 hari. Keempat
langkah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Perencanaan Tindakan
Hal-hal yang diupayakan pada tahap perencanaan tindakan, yaitu sebagai
berikut.
a) Pemilihan topik.
b) Melakukan review silabus untuk mendapatkan kejelasan tujuan
pembelajaran untuk topik tersebut dan mencari ide-ide dari materi yang
ada dalam buku pelajaran. Selanjutnya bekerja dalam kelompok untuk
menyusun rencana pembelajaran.
c) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.
d) Merencanakan penerapan pembelajaran.
e) Menentukan indikator yang akan dijadikan acuan.
f) Mempersiapkan kelompok mata pelajaran.
g) Mempersiapkan media pembelajaran.
h) Membuat format evaluasi.
i) Membuat format observasi.
j) Membuat angket respon guru dan guru.

2. Pelaksanaan Tindakan
Menerapkan tindakan sesuai dengan rencana, dengan langkah-langkah:
a) Setiap guru yang telah menyusun rencana pembelajaran menyajikan atau
mempresentasikan rencana pembelajarannya, sementara guru lain memberi
masukan, sampai akhirnya diperoleh rencana pembelajaran yang lebih
baik.
b) Guru yang ditunjuk menggunakan masukan-masukan tersebut untuk
memperbaiki rencana pembelajaran.
c) Guru yang ditunjuk tersebut mempresentasikan rencana pembelajarannya
di depan kelas untuk mendapatkan umpan balik.
3. Pengamatan (Observasi)
Pada tahap observasi:
a) Observer melakukan pengamatan sesuai rencana dengan menggunakan
lembar observasi.
b) Menilai tindakan dengan menggunakan format evaluasi.
c) Pada tahap ini seorang guru melakukan implementasi rencana
pembelajaran yang telah disusun, guru lain melakukan observasi dengan
menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. Selain itu
dilakukan pemotretan yang meng-close up kejadian-kejadian khusus
selama pelaksanaan pembelajaran.
4. Refleksi
Refleksi dilakukan secara kolaborasi. Baik kepala sekolah, guru, maupun
observer turut memikirkan hasil tindakan serta bagaimana langkah tindak lanjut
ke depan, agar terjadi peningkatan yang lebih baik.

C. Indikator Kinerja
Indikator kinerja yang ditetapkan adalah meningkatkan kemampuan guru
dalam menerapkan model-model pembelajaran melalui kegiatan workshop di SD
Negeri Jogjogan. Aspek yang diukur dalam observasi adalah antusiasme guru SD
Negeri Jogjogan dalam menerapkan model-model pembelajaran, interaksi guru
dengan guru dalam proses belajar mengajar, interaksi antarguru, kerja
sama antarguru dalamkelompok, dan aktivitas guru dalam diskusi kelompok.

D. Teknik Pengumpulan Data


Data dikumpulkan melalui beberapa teknik, sebagai berikut.
1. Teknik Observasi
Teknik observasi digunakan untuk memperoleh data langsung dari
pelaksanaan aktivitas kegiatan yang sudah direncanakan.
2. Teknik Wawancara
Teknik wawancara digunakan untuk memperoleh sejumlah keterangan dari
pihak-pihak yang terlibat secara langsung dalam penelitian.
3. Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh berbagai dokumen
yang berkaitan dengan proses dan hasil penelitian untuk memperkuat perolehan
data dari teknik observasi dan teknik wawancara.

E. Teknis Analisis Data


Data yang sudah terkumpul melalui beberapa teknik pengumpul data,
kemudian dianalisis dengan cara mendeskripsikan arti masing-masing data, baik
yang berkaitan dengan perubahan kemampuan guru maupun guru setelah
diupayakan melalui perlakuan (treatement) yang diterapkan, dalam hal ini model-
model pembelajaran terpilih untuk mentasi permasalahan yang ada. Kriteria yang
digunakan dalam rangka itu, yakni sebagai berikut.
1. Kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran dikatakan
meningkat apabila:
a) mampu menyusun rencana pembelajaran dengan menerapkan model-
model pembelajaran terpilih untuk meningkatkan proses dan hasil belajar
guru;
b) mampu melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana;
c) mampu mengevaluasi kemampuan guru dengan menggunakan teknik yang
tepat seperti yang telah direncanakan;
d) mampu menindaklanjuti hasil belajar guru dengan cara-cara yang tepat.
2. Proses dan hasil belajar guru dikatakan meningkat apabila:
1) guru aktif selama belajar;
2) antarguru terjadi saling belajar secara bermakna;
3) guru mampu menyelesaikan tugas belajar, baik secara individu
maupun kelompok;
4) guru mencapai hasil belajar sesuai dengan kriteria ketuntasan
minimal (KKM) masing-masing mata pelajaran yang telah
ditetapkan sekolah.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Siklus I
Proses pelaksanaan siklus I menempuh empat tahapan, yakni: a)
perencanaan, b) pelaksanaan, c) observasi, dan d) refleksi. Adapun deskripsi
masing-masing tahapan tersebut, sebagai berikut.
a. Perencanaan
Perencanaan tindakan siklus I dilakukan secara kolaborasi antara peneliti,
guru, dan pengawas. Hal-hal yang diupayakan pada tahap tahap ini oleh semua
pihak, antara lain:
1) Mengidentifikasi masalah terkait dengan kemampuan guru SD Negeri
Jogjogan dalam mengelola proses pembelajaran berdasarkan model-model
pembelajaran terkini, yang hasil menunjukkan sebagai berikut:
a) setiap guru kurang mampu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
sesuai dengan ketentuan komponen-komponennya dan tuntutan model-
model pembelajaran yang diupayakan;
b) setiap guru kurang mampu melaksanakan pembelajaran seperti yang telah
direncanakannya dan apalagi mengelolanya sesuai dengan ketentuan
model-model pembelajaran yang diupayakan;
c) setiap guru kurang mampu mengevaluasi kemampuan guru dengan
menggunakan berbagai teknik yang tepat, sesuai dengan teknik-teknik
evaluasi yang menjadi skala prioritas pada model-model pembelajaran
yang diupayakan;
d) setiap guru kurang mampu menindaklanjuti hasil belajar guru, sehingga
banyak guru yang kurang mencapai kriteria ketuntasan minimal masih
tetap dibiarkan.
2) Menetapkan upaya yang tepat pada saat melaksanakan workshop di SD
Negeri Jogjogan agar berhasil mengatasi setiap persoalan yang dialami
guru dengan cara memberikan bantuan pemikiran dan contoh-contoh yang
tepat mengenai penggunaan model-model pembelajaran terkini yang
konteks dengan keadaan sekolah. Dalam rangka itu, kepala sekolah
membagikan contoh konsep rencana pelaksanaan pembelajaran mata
pelajaran sosial dan eksak kepada para guru. Melalui pemberian contoh
tersebut diharapkan para guru dapat membuat kembali sebuah rencana
pelaksanaan pembelajaran yang lebih mengakomodir kepentingan guru
untuk belajar lebih baik dari sebelumnya pada kompetensi dasar yang akan
disampaikan. Setelah semua guru menerima konsep-konsep yang dibuat
oleh supervisor (penulis sebagai kepala sekolah), kepada mereka diberi
kesempatan untuk bertanya seperlunya terkait dengan hal-hal yang sudah
direncanakan yang dianggap masih kurang dipahami. Selama kegiatan ini
berlangsung diharapkan ada masukan dari para guru untuk lebih
memaksimalkan perencanaan pembelajaran yang dijadikan konsep
percontohan. Oleh karena waktu jualah yang kurang memadai, maka
kepada masing-masing guru, supervisor memberikan tenggang waktu
untuk memikirkan setiap tuntutan rencana pelaksanaan pembelajaran di
rumah. Menutup kegiatan dikusi ini, kepala sekolah menetapkan waktu
pelaksanaan workshop di SD Negeri Jogjogan untuk masing-masing guru,
seperti tertera pada uraian di bawah.
3) Menetapkan waktu pelaksanaan workshop di SD Negeri Jogjogan, seperti
rincian berikut.
(a) Pada tanggal 21 Oktober 2019, pembukaan workshop dan kebijakan-
kebijakan pendidikan dan pembelajaran.
(b) Pada tanggal 22 Oktober 2019, workshop materi tentang pembuatan
perangkat pembelajaran beserta dengan model-model pembelajaran.
(c) Pada tanggal 23 s/d 04 November 2019 supervisi kelas.
(d) Supervisi kelas di SD Negeri Jogjogan ditujukan untuk memberikan
bantuan kepada saudari Ai Hoeriyah & Idah Paridah, S.Pd. yang
mengajar di kelas I. Saudara Muh. Qofaludin & Nurhidayah, S.Pd.,
M.M. yang mengajar di kelas II, saudara Iman Somantri, S.Pd. &
Aristian Pratama, S.Pd. yang mengajar di kelas III, Saudari Sugianti,
S.Pd.I yang mengajar di kelas IV, Saudara Taufan Dwi Fauzi, S.Pd.
yang mengajar di kelas V, Saudara Duden, S.Pd. yang mengajar di
kelas VI.
4) Menetapkan kriteria keberhasilan workshop di SD Negeri Jogjogan pada
siklus I dapat
meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran,
dengan ketentuan sebagai berikut:
(a) meningkatnya kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran;
(b) meningkatnya kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran;
(c) meningkatnya kemampuan guru dalam melaksanakan evaluasi
pembelajaran;
(d) meningkatnya kemampuan guru dalam menindaklanjuti hasil belajar guru
setelah mengikuti pembelajaran.
5) Menyusun instrumen yang diperlukan, seperti:
(a) lembar observasi untuk menilai kemampuan guru dalam merencanakan
pembelajaran;
(b) lembar observasi untuk menilai kemampuan guru dalam melaksanakan
pembelajaran;
(c) lembar observasi untuk menilai kemampuan guru dalam mengevaluasi
kemampuan guru dalam memenuhi setiap tuntutan pembelajaran;
(d) lembar observasi untuk menilai kemampuan guru dalam menindaklanjuti
hasil belajar guru dalam mencapai kriteria ketuntasan minimal yang telah
ditetapkan;
(e) lembar wawancara dengan guru dan guru.

b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan berlangsung sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan. Adapun deskripsi pelaksanaannya, sebagai berikut.
Pada tanggal 21 s.d 22 Oktober 2019, penulis mengadakan workshop di SD
Negeri Jogjogan, tanggal 23 s.d 04 November 2019 penulis mengadakan supervisi
kesetiap kelas untuk membantu saudari Ai Hoeriyah yang mengajar di kelas I.
Sebagai supervisor, penulis datang lebih dulu ke sekolah. Sebelumnya sudah ada
konteks dengan yang bersangkutan, agar datang ke sekolah 20 menit sebelum jam
pelajaran. Sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, yang bersangkutan pun
tiba, kemudian menemui penulis di ruang kerja. Tanpa membuang waktu,
langsung saja penulis berdiskusi dengan yang bersangkutan. Selama lebih kurang
10 menit, barulah diperoleh kesepakatan untuk melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan rencana yang telah dipersiapkan. Namun sebelumnya, penulis bersama
yang bersangkutan mempersiapkan dulu kondisi kelas, agar menunjang
pelaksanaan pembelajaran.
Setelah tiba waktunya jam pelajaran di mulai, penulis dan saudari Ai
Hoeriyah & Idah Paridah, S.Pd. memasuki ruang kelas I. Seluruh guru tampak
menyambut dengan hangat, tentunya karena suasana pada hari ini sedikit agak
berbeda dengan suasana sebelumnya. Saudari Ai Hoeriyah & Idah Paridah, S.Pd.
mulai membuka kegiatan pembelajaran dengan memimpin berdo’a sebelum
belajar. Selesai berdo’a, yang bersangkutan dengan penulis menkondisikan guru,
agar memahami tujuan pembelajaran dan cara belajar untuk mencapainya.
Memasuki kegiatan inti pembelajaran, penulis mulai memperhatikan, mencatat,
dan menilai aktivitas guru dan guru. Hal ini terus dilakukan hingga akhir kegiatan
pembelajaran.
Pada tanggal 21 Oktober 2019, penulis mengadakan workshop di SD
Negeri Jogjogan untuk memberikan bantuan berupa bimbingan pelaksanaan
pembelajaran kepada saudara Muh. Qofaludin & Nurhidayah, S.Pd., M.M. yang
mengajar di kelas II. Penulis dan yang bersangkutan tiba di sekolah sekitar 30
menit sebelum jam pelajaran di mulai. Sebelum pembelajaran di mulai, penulis
dengan saudara Muh. Qofaludin & Nurhidayah, S.Pd., M.M. mengadakan diskusi
terkait dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai guru dan model
pembelajaran yang sudah direncanakan untuk menyiasati ketercapaiannya
kompetensi dasar tersebut oleh guru. Tidak sedikit masukan dan suport yang
penulis berikan kepadanya, dengan tujuan menyemangati dan agar pada saat
pelaksanaannya tidak terkesan kaku dengan kehadiran penulis di kelas.
Tiba waktunya jam pelajaran di mulai, penulis dan saudara Muh. Qofaludin
& Nurhidayah, S.Pd., M.M. memasuki ruang kelas II. Sebelum memasuki
ruangan, kami menyampaikan salam, yang dijawab dengan baik oleh seluruh
guru. Saudara Muh. Qofaludin & Nurhidayah, S.Pd., M.M. mengawali
pembelajaran dengan do’a bersama sebelum belajar. Seluruh guru tampak berdo’a
dengan hidmat. Selesai kegiatan berdo’a, yang bersangkutan dan penulis berusaha
mengondisikan guru, agar dalam kondisi siap belajar. Barulah setelah itu, yang
bersangkutan menjelaskan tujuan pembelajaran dan cara belajar untuk
mencapainya. Mengakhiri kegiatan awal, beliau dan penulis memotivasi guru
dengan cara akan memberi reward dan punishment yang setimpal.
Proses kegiatan inti pembelajaran pun berlangsung di bawah kendali
saudari Lamria Silalahi. Kadang-kadang penulis membantu membimbing dan
mengarahkan guru pada hal-hal yang diinginkan dalam pembelajaran. Dalam pada
itu, penulis memperhatikan, mencatat, dan menilai aktivitas yang bersangkutan
dan guru. Hal ini berlangsung hingga kegiatan pembelajaran berakhir.
Demikian pun dengan supervisi kelas berikutnya, dilaksanakan
dilaksanakan pada tanggal 25 Oktober 2019 Kepada masing-masing guru (Ai
Hoeriyah, Idah Paridah, S.Pd. Muh. Qofaludin & Nurhidayah, S.Pd., M.M.),
penulis berusaha sekemampuan membina, seperti halnya yang dilakukan kepada
beberapa orang guru sebelumnya. Ketika masing-masing sedang berinteraksi
dengan guru, penulis membantu, mengarahkan, dan turut serta memotivasi guru.
Selain itu, penulis pun memperhatikan dengan seksama aktivitas guru dan guru,
serta mencatat hal-hal penting dan menilainya pada lembar observasi.

c. Observasi
Observasi dilakukan oleh penulis sejak awal hingga akhir kegiatan
pembelajaran dilaksanakan oleh guru dan guru. Berdasarkan hasil observasi
diperoleh beberapa catatan serta hasil penilaian terhadap kemampuan masing-
masing guru. Berikut ini ringkasnya hasil catatan dan penilaian tersebut.
1) Saudari Idah Paridah, S.Pd. mengawali pembelajaran dengan sebuah
rencana yang terdiri atas komponen-komponen berikut: (1) standar
kompetensi, (2) kompetensi dasar, (3) indikator hasil belajar, (4) tujuan
pembelajaran, (5) materi pokok, (6) model pembelajaran (pendekatan,
metode, dan teknik), (7) langkah-langkah kegiatan pembelajaran, (8) alat
dan sumber pembelajaran, dan (9) penilaian pembelajaran. Untuk
komponen 1, 2, 3, dan 4 sudah dirumuskan dengan baik. Oleh karena itu
yang bersangkutan dinilai mampu memenuhi tuntutan ini. Untuk
komponen materi pokok, dinilai kurang untuk memenuhi tuntutan tujuan
pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran (pendekatan, metode, dan
teknik), sudah dilakukan, meski akurasinya untuk mencapai tujuan
pembelajaran masih disangsikan. Barulah dalam menjabarkan langkah-
langkah pembelajaran dinilai kurang mampu mengaktualisasikan karakter,
tahapan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Demikian pun dalam
penilaian pembelajaran, tidak mencantum prosedur dan pedoman penilaian
yang jelas,kriteria yang tepat untuk menentukan batas minimal tuntas.
Lebih jelasnya catatan dan hasil penilaian itu tertuang pada tabel1
(terlampir) observasi berikut.
Tabel 1 Penilaian Kemampuan Merencanakan Pembelajaran
Nilai
No. Komponen yang Dinilai 1 2 3 4
1 Rumusan Standar Kompetensi √
2 Rumusan Kompetensi Dasar √
3 Rumusan Indikator Hasil Belajar √
4 Rumusan Tujuan Pembelajaran √
5 Rumusan Materi Pokok √
6 Rumusan Model Pembelajaran (Pendekatan, Metode, √
Teknik)
7 Rumusan Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran √
8 Rumusan Alat dan Sumber Pembelajaran √
9 Rumusan Penilaian Pembelajaran √
Jumlah Nilai 27
Rata-rata Nilai 3

Keterangan:
Nilai 1 : Tidak Mampu
Nilai 2 : Kurang Mampu
Nilai 3 : Cukup Mampu
Nilai 4 : Mampu

Selain itu, kemampuan yang bersangkutan pun dalam melaksanakan


pembelajaran, mengevaluasi, dan menindaklanjuti hasilnya pun dinilai secara
objektif. Ada beberapa catatan penting terkait dengan hasil observasi terhadap
substansi tersebut, yakni sebagai berikut.
a) Pelaksanaan pembelajaran masih didominasi guru. Hal ini mungkin karena
sudah terbiasa gaya mengajarnya seperti. Kemungkinan lainnya, yang
bersangkutan sepertinya belum terbiasa dengan langkah-langkah
membelajarkan guru berdasarkan model pembelajaran yang dipilihnya. Oleh
karena, kurang terjadi proses pembentukan karakter guru, seperti yang
diharapkan. Demikian pun dalam membelajarkan guru pada eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi, sepertinya terlewati begitu saja dengan kebiasaan
fokus pada penyajian materi ajar.
b) Evaluasi pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana, meski tidak
ditentukan dalam rencana tersebut bahwa prosedur penilaiannya
menggunakan prosedur penilaian hasil belajar. Hasil evaluasi yang
menunjukkan kemampuan guru setelah mengikuti pembelajaran tidak dinilai
berdasarkan pedoman dan kriteria yang jelas. Oleh karena itu, sulit untuk
menentukan nilai akhir yang diperoleh guru sebagai bukti kemampuannya
dalam memenuhi setiap tuntutan pembelajaran.
c) Hasil belajar guru yang menunjukkan tingkat keberhasilan pengelolaan
proses pembelajaran, saat itu tidak sempat ditindaklanjuti yang disebabkan
oleh waktu pembelajaran sudah berakhir. Untuk mengetahui hal ini, yang
bersangkutan bersepakat dengan penulis akan menganalisisnya pada saat
refleksi.
Lebih jelasnya mengenai nilai yang diberikan penulis pada saat observasi
terhadap setiap substansi di atas, tertuang dalam tabel 2 (terlampir) berikut.
Tabel 2 Penilaian Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran,
Evaluasi, dan Menindaklanjuti Hasilnya
No. Indikator Kemampuan yang Dinilai Nilai
1 2 3 4
1 Membuka kegiatan pendahuluan √
2 Mengelola kegiatan eksplorasi √
3 Mengelola kegiatan elaborasi √
4 Mengelola kegiatan konfirmasi √
5 Menumbuhkembangkan karakter √
6 Pendayagunaan alat dan sumber √
7 Mengelola evaluasi √
8 Menindaklanjuti hasil evaluasi √
9 Menutup kegiatan pembelajaran √
10 Pemanfaatan waktu dalam setiap kegiatan √
11 Menjelaskan materi ajar disertai contoh √
12 Membimbing dan mengarahkan guru secara aktif √
dalam pembelajaran
13 Memberi solusi terhadap setiap kesulitan guru √
Jumlah Nilai 31
Rata-rata Nilai 2,38

Keterangan:
Nilai 1 : Tidak Mampu
Nilai 2 : Kurang Mampu
Nilai 3 : Cukup Mampu
Nilai 4 : Mampu
2) Saudari Ai Hoeriyah, dalam mengelola proses pembelajaran diawali
dengan sebuah rencana yang terdiri atas komponen-komponen berikut: (1) standar
kompetensi, (2) kompetensi dasar, (3) indikator hasil belajar, (4) tujuan
pembelajaran, (5) materi pokok, (6) model pembelajaran (pendekatan, metode,
dan teknik), (7) langkah-langkah kegiatan pembelajaran, (8) alat dan sumber
pembelajaran, dan (9) penilaian pembelajaran. Dalam merumuskan komponen 1,
2, 3, dan 4, yang bersangkutan dinilai 18 cukup mampu. Lain halnya dengan
komponen materi pokok, kurang mampu dirumuskan dalam uraian yang jelas,
serta kurang disertai contoh yang konkret. Demikian pun dalam pemilihan model
pembelajaran (pendekatan, metode, dan teknik), sepertinya antara pendekatan,
metode, dan teknik kurang sesuai. Terlebih lagi bila dikaitkan dengan tujuan
pembelajaran, karakter yang diinginkan, dan karakteristik guru. Selain itu, dalam
komponen langkah-langkah pembelajaran dinilai kurang mengakomodir proses
belajar guru pada tahapan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Komponen
lainnya yang dinilai masih kurang direncanakan dengan baik, yaitu teknis
penilaian. Adapun hasil penilaian komponen-komponen tersebut secara
keseluruhan, seperti tertuang pada tabel 3 (terlampir) berikut.
Tabel 3 Penilaian Kemampuan Merencanakan Pembelajaran
Nilai
No. Komponen yang Dinilai 1 2 3 4
1 Rumusan Standar Kompetensi √
2 Rumusan Kompetensi Dasar √
3 Rumusan Indikator Hasil Belajar √
4 Rumusan Tujuan Pembelajaran √
5 Rumusan Materi Pokok √
6 Rumusan Model Pembelajaran (Pendekatan, √
Metode, Teknik)
7 Rumusan Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran √
8 Rumusan Alat dan Sumber Pembelajaran √
9 Rumusan Penilaian Pembelajaran √
Jumlah Nilai 24
Rata-rata Nilai 2,67
Keterangan:
Nilai 1 : Tidak Mampu
Nilai 2 : Kurang Mampu
Nilai 3 : Cukup Mampu
Nilai 4 : Mampu
Substansi lainnya yang dinilai dari kemampuan saudara Muh. Qofaludin,
yaitu dalam melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi, dan menindaklanjuti
hasilnya. Ada beberapa catatan penting terkait dengan hasil observasi terhadap
substansi tersebut, yakni sebagai berikut.
(a) Pelaksanaan pembelajaran masih berfokus pada penyajian materi ajar.
Padahal model pembelajaran yang digunakan lebih menitikberatkan pada
aktivitas belajar guru. Pemberdayaan guru dalam mengeksplorasi,
mengelaborasi, dan mengkonfirmasi kurang mendapat perhatian yang
serius. Hal ini lebih disebabkan oleh kebiasaan sebelumnya, di mana pusat
belajar guru pada guru bukan pada proses mandiri dan kerjasasama. Tidak
heran kalau kemudian guru hanya duduk, dengar, catat, dan hafalkan
(DDCH) bukan CBSA (ke cara belajar guru aktif).
(b) Evaluasi pembelajaran hanya dilaksanakan di akhir pembelajaran. Di awal
pembelajaran tidak ada evaluasi. Itu sebabnya kemajuan guru dalam belajar
kurang terukur. Paling tidak dengan adanya tes awal dan tes akhir, tingkat
kemajuannya dapat diketahui.
(c) Hasil belajar guru di akhir pembelajaran tidak sempat ditindaklanjuti,
karena waktu lebih banyak tersita untuk penyajian meteri ajar.Itu sebabnya
untuk menentukan upaya tindak lanjut yang tepat, terpaksa harus menunggu
hasil refleksi.
Untuk mengetahui nilai kemampuan yang bersangkutan terkaitan dengan
setiap indikator di atas, dapat dilihat pada tabel 4 (terlampir) berikut.

Tabel 4 Penilaian Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran, Evaluasi,


dan Menindaklanjuti Hasilnya
Nilai
No. Indikator Kemampuan yang Dinilai 1 2 3 4
1 Membuka kegiatan pendahuluan √
2 Mengelola kegiatan eksplorasi √
3 Mengelola kegiatan elaborasi √
4 Mengelola kegiatan konfirmasi √
5 Menumbuhkembangkan karakter √
6 Pendayagunaan alat dan sumber √
7 Mengelola evaluasi √
8 Menindaklanjuti hasil evaluasi √
9 Menutup kegiatan pembelajaran √
10 Pemanfaatan waktu dalam setiap kegiatan √
11 Menjelaskan materi ajar disertai contoh √

12 Membimbing dan mengarahkan guru secara aktif √


dalam pembelajaran
13 Memberi solusi terhadap setiap kesulitan guru √
Jumlah 28
Rata – rata 2,15
Keterangan:
Nilai 1 : Tidak Mampu
Nilai 2 : Kurang Mampu
Nilai 3 : Cukup Mampu
Nilai 4 : Mampu
3) Saudari Nurhidayah, S.Pd., M.M. mengawali pengelolaan proses
pembelajaran dari sebuah rencana yang terdiri atas komponen-komponen berikut:
(1) standar kompetensi, (2) kompetensi dasar, (3) indikator hasil belajar, (4) tujuan
pembelajaran, (5) materi pokok, (6) model pembelajaran (pendekatan, metode,
dan teknik), (7) langkah-langkah kegiatan pembelajaran, (8) alat dan sumber
pembelajaran, dan (9) penilaian pembelajaran. Untuk komponen 1, 2, 3, dan 4,
sudah dirumuskan dengan baik. Oleh karena itu, yang bersangkutan dinilai
mampu merumuskan keempat komponen tersebut. Berbeda dengan komponen
materi pokok, yang bersangkutan dinilai kurang mampu. Harusnya komponen ini
dirumuskan dalam uraian yang jelas, yang disertai contoh konkret untuk
memudahkan pemahaman guru. Sama halnya dengan mengupayakan komponen
model pembelajaran (pendekatan, metode, dan teknik), alat dan sumber
pembelajaran, serta penilaian pembelajaran, yang bersangkutan dinilai kurang
mampu.Lebih jelasnya mengenai hasil penilaian penulis terhadap komponen-
komponen tersebut dituangkan pada tabel 5 (terlampir) berikut.
Tabel 5 Penilaian Kemampuan Merencanakan Pembelajaran
Nilai
No. Komponen yang Dinilai 1 2 3 4
1 Rumusan Standar Kompetensi √
2 Rumusan Kompetensi Dasar √
3 Rumusan Indikator Hasil Belajar √
4 Rumusan Tujuan Pembelajaran √
5 Rumusan Materi Pokok √
6 Rumusan Model Pembelajaran (Pendekatan, Metode, √
Teknik)
7 Rumusan Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran √
8 Rumusan Alat dan Sumber Pembelajaran √
9 Rumusan Penilaian Pembelajaran √
Jumlah Nilai 22
Rata-rata Nilai 2,44

Keterangan:
Nilai 1 : Tidak Mampu
Nilai 2 : Kurang Mampu
Nilai 3 : Cukup Mampu
Nilai 4 : Mampu
Selain menilai kemampuannya dalam merencanakan pembelajaran, penulis
pun menilai kemampuannya dalam melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi,
dan menindaklanjuti hasilnya. Beberapa catatan penting yang dapat
direkomendasikan untuk memperkuat hasil penilaian tersebut, yakni sebagai
berikut.
(a) Fokus pembelajaran masih pada materi ajar, bukan pada guru supaya belajar
mengalami sendiri, baik secara individu maupun kelompok. Di mana
kegiatan belajar guru pada tahap eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, tidak
diketahui. Hal ini karena pelaksanaan pembelajaran kurang berpedoman
pada rencana. Tidak tampak antarguru saling belajar, sebagaimana model
pembelajaran yang diupayakan yang bersangkutan.
(b) Evaluasi pembelajaran hanya dilaksanakan di akhir pembelajaran. Di awal
pembelajaran tidak ada evaluasi. Itu sebabnya kemajuan guru dalam belajar
kurang terukur. Paling tidak dengan adanya tes awal dan tes akhir, tingkat
kemajuannya dapat diketahui.
(c) Hasil belajar guru di akhir pembelajaran tidak sempat ditindaklanjuti,
karena waktu lebih banyak tersita untuk penyajian meteri ajar. Itu sebabnya
untuk menentukan upaya tindak lanjut yang tepat, terpaksa harus menunggu
hasil refleksi.
Bertolak dari beberapa catatan di atas, penulis memberikan penilaian
terhadap kemampuan yang bersangkutan, seperti tertuang pada tabel 6 (terlampir)
berikut.
Tabel 6 Penilaian Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran,
Evaluasi, dan Menindaklanjuti Hasilnya
Nilai
No. Indikator Kemampuan yang Dinilai 1 2 3 4
1 Membuka kegiatan pendahuluan √
2 Mengelola kegiatan eksplorasi √
3 Mengelola kegiatan elaborasi √
4 Mengelola kegiatan konfirmasi √
5 Menumbuhkembangkan karakter √
6 Pendayagunaan alat dan sumber √
7 Mengelola evaluasi √
8 Menindaklanjuti hasil evaluasi √
9 Menutup kegiatan pembelajaran √
10 Pemanfaatan waktu dalam setiap kegiatan √
11 Menjelaskan materi ajar disertai contoh √
12 Membimbing dan mengarahkan guru secara aktif dalam √
pembelajaran
13 Memberi solusi terhadap setiap kesulitan guru √
Jumlah Nilai 28
Rata-rata Nilai 2,15

Keterangan:
Nilai 1 : Tidak Mampu
Nilai 2 : Kurang Mampu
Nilai 3 : Cukup Mampu
Nilai 4 : Mampu
4) Saudari Iman Somantri, S.Pd. dalam menyusun rencana pembelajaran,
berpatokan pada ketentuan umum tentang komponen-komponen rencana
pembelajaran beorientasi KTSP, yang sekurang-kurangnya terdiri atas komponen:
(1) standar kompetensi, (2) kompetensi dasar, (3) indikator hasil belajar, (4) tujuan
pembelajaran, (5) materi pokok, (6) model pembelajaran (pendekatan, metode,
dan teknik), (7) langkah-langkah kegiatan pembelajaran, (8) alat dan sumber
pembelajaran, dan (9) penilaian pembelajaran. Dari kesembilan komponen
tersebut, empat komponen dinilai sudah benar, yakni komponen 1, 2, 3, dan 4.
Sementara itu dalam merumuskan komponen materi pokok, komponen model
pembelajaran (pendekatan, metode, dan teknik), komponen langkah-langkah
pembelajaran, komponen alat dan sumber pembelajaran, komponen penilaian
pembelajaran, yang bersangkutan dinilai kurang mampu. Adapun hasil penilaian
penulis terhadap kemampuannya dalam merumuskan komponen-komponen
tersebut dituangkan pada tabel 7 (terlampir) berikut.
Tabel 7 Penilaian Kemampuan Merencanakan Pembelajaran
Nilai
No. Komponen yang Dinilai 1 2 3 4
1 Rumusan Standar Kompetensi √
2 Rumusan Kompetensi Dasar √
3 Rumusan Indikator Hasil Belajar √
4 Rumusan Tujuan Pembelajaran √
5 Rumusan Materi Pokok √
6 Rumusan Model Pembelajaran (Pendekatan, Metode, Teknik) √
7 Rumusan Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran √
8 Rumusan Alat dan Sumber Pembelajaran √
9 Rumusan Penilaian Pembelajaran √
Jumlah Nilai 22
Rata-rata Nilai 2,44

Keterangan:
Nilai 1 : Tidak Mampu
Nilai 2 : Kurang Mampu
Nilai 3 : Cukup Mampu
Nilai 4 : Mampu
Kemampuan lainnya yang turut dinilai dari yang bersangkutan, yakni
kemampuan melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi, dan menindaklanjuti
hasilnya. Ada sejumlah catatan penting untuk dijadikan bahan pertimbangan
penilaian dan refleksi atas kemampuan yang bersangkutan, seperti tertuang pada
tabel berikut.
(a) Pembelajaran masih berpusat pada guru dan materi ajar bukan pada guru
untuk mengalami segala ketentuan yang diinginkan dalam pembelajaran.
Ketiga tahapan penting dalam proses tersebut, seperti halnya eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi, sama sekali tidak disentuh.
(b) Pelaksanaan evaluasi pembelajaran dilakukan hanya di akhir. Padahal dalam
rencana disebutkan akan dilakukan penilaian proses (di awal) dan penilaian
hasil (di akhir). Oleh karena itu, kemajuan guru sulit diukur.
(c) Hasil evaluasi yang menunjukkan keberhasilan pengelolaan proses
pembelajaran tidak segera ditindaklanjuti, yang disebabkan oleh ruang
waktunya yang tidak tersedia. Itu sebabnya untuk menentukan upaya tindak
lanjut yang tepat, terpaksa harus menunggu hasil refleksi.
Guna melengkapi catatan di atas, pada tabel 8 (terlampir) disajikan hasil
penilaian penulis pada saat mensupervisi yang bersangkutan terkait dengan
substansi di atas.
Tabel 8 Penilaian Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran, Evaluasi, dan
Menindaklanjuti Hasilnya
Nilai
No. Indikator Kemampuan yang Dinilai 1 2 3 4

1 Membuka kegiatan pendahuluan √


2 Mengelola kegiatan eksplorasi √
3 Mengelola kegiatan elaborasi √
4 Mengelola kegiatan konfirmasi √
5 Menumbuhkembangkan karakter √
6 Pendayagunaan alat dan sumber √
7 Mengelola evaluasi √
8 Menindaklanjuti hasil evaluasi √
9 Menutup kegiatan pembelajaran √
10 Pemanfaatan waktu dalam setiap kegiatan √
11 Menjelaskan materi ajar disertai contoh √
12 Membimbing dan mengarahkan guru secara aktif dalam √
pembelajaran
13 Memberi solusi terhadap setiap kesulitan guru √
Jumlah Nilai 28
Rata-rata Nilai 2,15

Keterangan:
Nilai 1 : Tidak Mampu
Nilai 2 : Kurang Mampu
Nilai 3 : Cukup Mampu
Nilai 4 : Mampu
5) Saudara Aristian Pratama, S.Pd. dalam mengawali proses pembelajaran, tidak
jauh berbeda dengan guru yang lainnya. Yang bersangkutan mengawalinya dari
sebuah rencana, yang di dalamnya terdapat beberapa komponen berikut: (1)
standar kompetensi, (2) kompetensi dasar, (3) indikator hasil belajar, (4) tujuan
pembelajaran, (5) materi pokok, (6) model pembelajaran (pendekatan, metode,
dan teknik), (7) langkah-langkah kegiatan pembelajaran, (8) alat dan sumber
pembelajaran, dan (9) penilaian pembelajaran. Kemampuannya dalam hal ini
sama halnya dengan guru lain, baru pada beberapa komponen seperti komponen 1,
2, 3, dan 4. Dalam komponen lainnya, seperti komponen materi pokok, komponen
model pembelajaran (pendekatan, metode, dan teknik), alat dan sumber
pembelajaran, serta penilaian pembelajaran, dinilai kurang mampu. Atas dasar itu,
penulis memberikan penilaian sebagaimana tertuang pada tabel 9 (terlampir)
berikut.
Tabel 9 Penilaian Kemampuan Merencanakan Pembelajaran
Nilai
No. Komponen yang Dinilai 1 2 3 4
1 Rumusan Standar Kompetensi √
2 Rumusan Kompetensi Dasar √
3 Rumusan Indikator Hasil Belajar √
4 Rumusan Tujuan Pembelajaran √
5 Rumusan Materi Pokok √
6 Rumusan Model Pembelajaran (Pendekatan, Metode, Teknik) √
7 Rumusan Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran √
8 Rumusan Alat dan Sumber Pembelajaran √
9 Rumusan Penilaian Pembelajaran √
Jumlah Nilai 22
Rata-rata Nilai 2,44

Keterangan:
Nilai 1 : Tidak Mampu
Nilai 2 : Kurang Mampu
Nilai 3 : Cukup Mampu
Nilai 4 : Mampu
Selain itu, yang bersangkutan pun masih dinilai kurang mampu
mengimplementasikan setiap langkah kegiatan berdasarkan pada model
pembelajaran yang dipilihnya untuk menyiasati guru agar belajar lebih bermakna
dan berhasil mencapai tujuan yang diinginkan. Untuk memperkuat hasil penilaian
tersebut, berikut ini disertakan beberapa catatan penting yang dibuat penulis pada
saat melaksanakan observasi.
(a) Implementasi langkah kegiatan yang sudah direncanakan berdasarkan
tuntutan model pembelajaran tertentu, tidak tampak sama sekali, baik pada
tahapan eksplorasi, elaborasi, maupun konfirmasi. Demikian pun dengan
proses pembentukan karakter yang diinginkan, terisolir oleh karena fokus
pada sajian materi ajar. Guru sebagai pusat belajar, tampak lebih dominan
daripada guru mengalami proses belajar yang sesungguhnya.
(b) Kegiatan evaluasi pembelajaran lebih ditujukan pada pengukuran aspek
kognitif ketimbang aspek afektif dan psikomotor. Padahal ketiga ranah ini
merupakan target bidikan setiap kali proses pembelajaran di kelas. Kegiatan
ini pun hanya dilakukan di akhir pembelajaran. Sementara di awal
pembelajaran, tidak dilakukan. Oleh karena itu, sulit ditentukan tingkat
kemajuan yang sudah dicapai guru, karena tidak ada pembanding.
(c) Hasil evaluasi yang merupakan bukti keberhasilan proses pembelajaran
yang telah berlangsung, belum sempat mendapatkan perhatian, karena
waktu sudah tidak memungkinkan. Apalagi sampai pada upaya
menindaklanjutinya. Jika demikian, upaya tindak lanjut ke depan belum
dapat diketahui karena untuk itu terpaksa harus menunggu hasil refleksi.
Bertolak dari catatan di atas, kepada yang bersangkutan, penulis
memberikan nilai seperti tertuang pada tabel 10 (terlampir) berikut.
Tabel 10 Penilaian Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran, Evaluasi, dan
Menindaklanjuti Hasilnya
Nilai
No. Indikator Kemampuan yang Dinilai 1 2 3 4

1 Membuka kegiatan pendahuluan √


2 Mengelola kegiatan eksplorasi √
3 Mengelola kegiatan elaborasi √
4 Mengelola kegiatan konfirmasi √
5 Menumbuhkembangkan karakter √
6 Pendayagunaan alat dan sumber √
7 Mengelola evaluasi √
8 Menindaklanjuti hasil evaluasi √
9 Menutup kegiatan pembelajaran √
10 Pemanfaatan waktu dalam setiap kegiatan √
11 Menjelaskan materi ajar disertai contoh √
12 Membimbing dan mengarahkan guru secara aktif √
dalam pembelajaran
13 Memberi solusi terhadap setiap kesulitan guru √
Jumlah Nilai 28
Rata-rata Nilai 2,15
Keterangan:
Nilai 1 : Tidak Mampu
Nilai 2 : Kurang Mampu
Nilai 3 : Cukup Mampu
Nilai 4 : Mampu
6) Saudari Sugianti, S.Pd.I mengawali pengelolaan proses pembelajaran dari sebuah
rencana yang terdiri atas komponen-komponen berikut: (1) standar kompetensi,
(2) kompetensi dasar, (3) indikator hasil belajar, (4) tujuan pembelajaran, (5)
materi pokok, (6) model pembelajaran (pendekatan, metode, dan teknik), (7)
langkah-langkah kegiatan pembelajaran, (8) alat dan sumber pembelajaran, dan
(9) penilaian pembelajaran.
Untuk komponen 1, 2, 3, dan 4, sudah dirumuskan dengan baik. Oleh
karena itu, yang bersangkutan dinilai mampu merumuskan keempat komponen
tersebut. Berbeda dengan komponen materi pokok, yang bersangkutan dinilai
kurang mampu. Harusnya komponen ini dirumuskan dalam uraian yang jelas,
yang disertai contoh konkret untuk memudahkan pemahaman guru. Sama halnya
dengan mengupayakan komponen model pembelajaran (pendekatan, metode, dan
teknik), alat dan sumber pembelajaran, serta penilaian pembelajaran, yang
bersangkutan dinilai kurang mampu. Lebih jelasnya mengenai hasil penilaian
penulis terhadap komponen-komponen tersebut dituangkan pada tabel 11
(terlampir) berikut.
Tabel 11 Penilaian Kemampuan Merencanakan Pembelajaran
Nilai
No. Komponen yang Dinilai 1 2 3 4
1 Rumusan Standar Kompetensi √
2 Rumusan Kompetensi Dasar √
3 Rumusan Indikator Hasil Belajar √
4 Rumusan Tujuan Pembelajaran √
5 Rumusan Materi Pokok √
6 Rumusan Model Pembelajaran (Pendekatan, Metode, √
Teknik)
7 Rumusan Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran √
8 Rumusan Alat dan Sumber Pembelajaran √
9 Rumusan Penilaian Pembelajaran √
Jumlah Nilai 22
Rata-rata Nilai 2,44

Keterangan:
Nilai 1 : Tidak Mampu
Nilai 2 : Kurang Mampu
Nilai 3 : Cukup Mampu
Nilai 4 : Mampu
Selain menilai kemampuannya dalam merencanakan pembelajaran, penulis
pun menilai kemampuannya dalam melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi,
dan menindaklanjuti hasilnya. Beberapa catatan penting yang dapat
direkomendasikan untuk memperkuat hasil penilaian tersebut, yakni sebagai
berikut.
(a) Fokus pembelajaran masih pada materi ajar, bukan pada guru supaya belajar
mengalami sendiri, baik secara individu maupun kelompok. Di mana
kegiatan belajar guru pada tahap eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, tidak
diketahui. Hal ini karena pelaksanaan pembelajaran kurang berpedoman
pada rencana. Tidak tampak antarguru saling belajar, sebagaimana model
pembelajaran yang diupayakan yang bersangkutan.
(b) Evaluasi pembelajaran hanya dilaksanakan di akhir pembelajaran. Di awal
pembelajaran tidak ada evaluasi. Itu sebabnya kemajuan guru dalam belajar
kurang terukur. Paling tidak dengan adanya tes awal dan tes akhir, tingkat
kemajuannya dapat diketahui.
(c) Hasil belajar guru di akhir pembelajaran tidak sempat ditindaklanjuti,
karena waktu lebih banyak tersita untuk penyajian meteri ajar. Itu sebabnya
untuk menentukan upaya tindak lanjut yang tepat, terpaksa harus menunggu
hasil refleksi.
Bertolak dari beberapa catatan di atas, penulis memberikan penilaian
terhadap kemampuan yang bersangkutan, seperti tertuang pada tabel 12
(terlampir) berikut.
Tabel 12 Penilaian Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran, Evaluasi, dan
Menindaklanjuti Hasilnya
Nilai
No. Indikator Kemampuan yang Dinilai 1 2 3 4
1 Membuka kegiatan pendahuluan √
2 Mengelola kegiatan eksplorasi √
3 Mengelola kegiatan elaborasi √
4 Mengelola kegiatan konfirmasi √
5 Menumbuhkembangkan karakter √
6 Pendayagunaan alat dan sumber √
7 Mengelola evaluasi √
8 Menindaklanjuti hasil evaluasi √
9 Menutup kegiatan pembelajaran √
10 Pemanfaatan waktu dalam setiap kegiatan √
11 Menjelaskan materi ajar disertai contoh √
12 Membimbing dan mengarahkan guru secara aktif dalam √
pembelajaran
13 Memberi solusi terhadap setiap kesulitan guru √
Jumlah Nilai 28
Rata-rata Nilai 2,15

Keterangan:
Nilai 1 : Tidak Mampu
Nilai 2 : Kurang Mampu
Nilai 3 : Cukup Mampu
Nilai 4 : Mampu
d. Refleksi
Dalam merefleksi hasil pelaksanaan tindakan siklus I, penulis beserta
guru-guru dan pengawas melaksanakan diskusi. Melalui upaya ini diperoleh suatu
kesepakatan mengenai keberhasilan dan kegagalan siklus I serta upaya untuk
mengatasi agar tidak timbul kegagalan pada hal yang sama di siklus II. Adapun
mengenai hal itu, yakni sebagai berikut.
1) Setelah siklus I berlangsung, sedikit banyaknya kemampuan guru SD
Negeri Jogjogan mengalami peningkatan, baik dalam merencanakan
pembelajaran maupun melaksanakan pembelajaran berlandaskan model
pembelajaran yang terpilih oleh masing-masing. Hal ini setidaknya telah
memberi dampak positif terhadap proses dan hasil belajar guru.
2) Suatu hal yang masih dipandang kurang baik dan ini merupakan kegagalan
dari siklus I, yakni kurang berhasil meningkatkan kemampuan guru dalam
menumbuhkembangkan karakter yang diinginkan, baik pada saat eksplorasi,
elaborasi, maupun konfirmasi. Hal ini dapat terjadi karena kebiasaan guru
dan guru dalam kegiatan pembelajaran sebelumnya masih dibawa ke
kegiatan pembelajaran siklus I. Itu sebabnya, aktivitas belajar guru kurang
mencerminkan karakter model pembelajaran yang dipilih oleh masing-
masing guru SD Negeri Jogjogan. Sisi lainnya yang kurang direncanakan
dengan baik oleh masing-masing guru, yaitu komponen materi pokok
pembelajaran, alat dan sumber pembelajaran, dan teknis penilaian
pembelajaran. Demikian pun dalam efektivitas waktu, perlu
dipertimbangkan agar jangan sampai terjadi lebih banyak digunakan untuk
penyajian materi ajar, sehingga kegiatan-kegiatan lainnya yang sama
pentingnya kurang difasilitasi waktu yang memadai. Akibat dari persoalan
ini, sebagian besar guru hasil belajarnya kurang mencapai target (dalam hal
ini nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) dari mata pelajaran yang sudah
ditentukan sekolah).

Untuk mempertahankan dan meningkatkan keberhasilan siklus I, maka


pada siklus II direncanakan tindakan sebagai berikut.
a) Penulis sebagai kepala sekolah yang bertugas menjadi supervisor harus
berusaha meningkatkan pemahaman guru SD Negeri Jogjogan, baik dalam
mengelola administrasi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi pembelajaran, maupun upaya menindaklanjuti hasil
pembelajaran.
b) Penulis sebagai kepala sekolah yang bertugas sebagai supervisor harus pula
memotivasi para guru, agar mereka memiliki semangat dan tetap bertanggung
jawab dalam mengelola proses pembelajaran. Cara yang akan ditempuh untuk
itu, akan digunakan sistem pemberian reward dan punishment yang setimpal.
c) Pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung, mulai dari menyusun
rencana pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi, dan
menindaklanjuti hasilnya, penulis sebagai kepala sekolah yang bertugas
sebagai supervisor harus selalu mendampingi para guru, agar tidak terjadi lagi
hal-hal yang diharapkan seperti pada siklus I. Tentunya untuk itu perlu ada
waktu. Oleh karena itu, satu minggu sebelum pelaksanaan siklus II akan
digunakan untuk proses pembinaan, yang dilakukan setelah jam pelajaran
efektif berlangsung. Atas dasar itu, kepada semua guru, penulis memohon
kesediaannya agar tidak lantas meninggalkan sekolah. Waktu yang diperlukan
untuk itu lebih kurang 2 jam. Hal ini telah disepakati oleh para guru, tanpa
terkecuali oleh pengawas.
2. Siklus II
Seperti halnya proses pelaksanaan siklus I, pada siklus II pun menempuh
beberapa tahapan berikut: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)
refleksi. Untuk menggambarkan aktivitas pelaksana tindakan dan subjek, serta
aktivitas pengamat untuk mendapatkan data yang diharapkan, perlu dibuat
deskripsinya, yakni sebagai berikut.
a. Perencanaan
Dalam merencanakan tindakan siklus II, peneliti, guru, dan pengawas
bersandar pada hasil refleksi siklus I. Adapun hasilnya, meliputi:
1) Workshop di SD Negeri Jogjogan pada siklus II harus ditujukan pada upaya
pemulihan pemahaman guru SD Negeri Jogjogan terhadap hal-hal yang
kurang mampu dipenuhi, baik
terkait dengan beberapa komponen perencanaan pembelajaran maupun
tahapan-tahapan penting dalam melaksanakan pembelajaran yang
didasarkan pada suatu model pembelajaran terpilih. Dalam rangka itu,
penulis sebagai supervisor merencanakan tindakan sebagai berikut:
a) Berusaha meningkatkan pemahaman guru terhadap beberapa komponen
rencana pembelajaran yang diketahui kurang mampu dipenuhinya dengan
baik. Dalam rangka itu, peneliti mengalokasikan waktu khusus. Untuk
mempermudah pamahaman guru, maka dibuatlah beberapa contoh
rumusan komponen tersebut yang didasarkan pada ketentuan model
pembelajaran terpilih.
b) Lebih bersahabat, baik dengan guru maupun guru yang sedang berusaha
secara sungguh-sungguh memenuhi setiap tuntutan pembelajaran.
c) Memotivasi guru dan guru dengan cara akan memberikan reward dan
punishment yang setimpal. Reward yang akan diberikan kepada guru dan
guru ketika mereka berlaku sesuai dengan harapan, bukan saja berupa
pujian tetapi juga materi yang setimpal. Demikian pun jika satu sama lain
kurang berhasil mengupayakan tercapainya perubahan perilaku yang
diharapkan, bukan hanya sangsi berupa teguran tetapi juga nilai prestasi
tidak akan ditingkatkan.
2) Workshop di SD Negeri Jogjogan siklus II akan dilaksanakan pada bulan
November 2019. Adapun waktu yang direncanakan untuk masing-masing
guru, seperti pada rincian berikut.
 Pada tanggal 07 s.d 08 November 2019, supervisi di SD Negeri Jogjogan
ditujukan untuk memberikan bantuan kepada saudari Idah Paridah, S.Pd.
yang mengajar di kelas I, saudara Muh. Qofaludin yang mengajar di kelas
II, dan saudara Iman Somantri, S.Pd. yang mengajar di kelas III.
 Pada tanggal 11 s.d 12 November 2019, supervisi di SD Negeri Jogjogan
ditujukan untuk memberikan bantuan kepada saudari Sugianti, S.Pd.I yang
mengajar di kelas IV. Saudara Taufan Dwi Fauzi, S.Pd. yang mengajar di
kelas V, saudara Duden, S.Pd. yang mengajar di kelas VI.
3) Pada supervisi di SD Negeri Jogjogan siklus II tidak megubah target yang
diinginkan, karena kriteria keberhasilannya masih tertuju pada hal-hal yang
diupayakan, seperti:
a) setiap guru tidak lagi mengalami kesulitan dalam merencanakan
pembelajaran, terutama dalam merumuskan beberapa komponen tertentu
yang sebelumnya diketahui kurang mampu dipenuhinya, serta
meningkatkan pemahamannya terhadap arti penting tahapan ini guna
mewujudkan proses pembelajaran yang didasarkan pada model
pembelajaran terpilih;
b) setiap guru tidak lagi mengalami kesulitan dalam membelajarkan guru, baik
pada tahap eksplorasi, elaborasi, maupun konfirmasi, dan hal ini terbukti
memberi dampak positif pada tumbuhkembangnya karakter yang dinginkan;
c) setiap guru tidak lagi mengalami kesulitan dalam menentukan prosedur
evaluasi dan bahkan dalam implementasinya pun dapat berlangsung seperti
yang diharapkan;
d) meningkatnya aktivitas guru dalam belajar dan hasil belajarnya lebih baik
dari siklus sebelumnya, baik dilihat dari aspek kognitif, afektif, maupun
psikomotor.
4) Pada workshop dan supervisi di SD Negeri Jogjogan siklus II, masih
menggunakan instrumen sejenis dengan siklus I, yakni:
a) lembar observasi untuk menilai kemampuan guru dalam merencanakan
pembelajaran;
b) lembar observasi untuk menilai kemampuan guru dalam melaksanakan
pembelajaran;
c) lembar observasi untuk menilai kemampuan guru dalam mengevaluasi
kemampuan guru dalam memenuhi setiap tuntutan pembelajaran;
d) lembar observasi untuk menilai kemampuan guru dalam menindaklanjuti
hasil belajar guru dalam mencapai kriteria ketuntasan minimal yang telah
ditetapkan;
e) lembar wawancara dengan guru dan guru.
b. Pelaksanaan
Memasuki kegiatan inti pelaksanaan workshop di SD Negeri Jogjogan
siklus II, baik peneliti maupun guru saling berusaha membangun karakter yang
diinginkan. Sejak awal hingga akhir kegiatan ini berlangsung, baik peneliti
maupun guru tidak lagi menghadapi hambatan seperti pada siklus sebelumnya.
Bersamaan dengan itu, perilaku guru pun bergeser ke arah karakter yang
dinginkan.
Bersama saudari Idah Paridah, S.Pd. segala sesuatunya yang akan
menunjang pelaksanaan pembelajaran dapat diupayakan. Mulai dari pemenuhan
komponen rencana pembelajaran hingga dalam memenuhi tahapan-tahapan
penting dalam pembelajaran, seperti tumbuhkembangnya karakter guru dan guru
pada saat eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, tidak terkendalai oleh persoalan
seperti yang timbul pada siklus I. Demikian pun dalam mengelola kegiatan
evaluasi dan mengupayakan langkah tindak lanjutnya, dapat dipenuhi dengan baik
oleh yang bersangkutan.
Perubahan yang sama terjadi pula pada guru lainnya. Baik pada perilaku
saudari Ai Hoeriyah, Muh. Qofaludin, Nurhidayah, S.Pd., M.M., Iman Somantri,
S.Pd., Aristian Pratama, S.Pd., Sugianti, S.Pd.I, Taufan Dwi Fauzi, S.Pd., dan
Duden, S.Pd. masing-masing cukup mengalami kemajuan ke arah yang
diinginkan.
Setiap perubahan yang terjadi pada masing-masing guru, ini tidak lepas dari
perubahan perilaku supervisor. Disadari pula bahwa dalam rangka itu pun
supervisor sedikit banyaknya ada bantuan dari pengawas. Kerja sama yang
sinergis ini, memang beresiko. Bukan saja menguras tenaga dan pemikiran, tetapi
juga meteri sedikit banyaknya pasti harus rela dikeluarkan.
c. Observasi
Berdasarkan catatan dan penilaian observer, diperoleh gambaran sebagai
berikut.
1) Saudari Idah Paridah, S.Pd. tercatat tidak lagi mengalami kesulitan dalam
merumuskan beberapa komponen rencana pembelajaran. Meningkatnya
kemampuan yang bersangkutan dalam memenuhi setiap komponen
rencana pembelajaran, diikuti dengan meningkatnya nilai yang diberikan
observer dan penulis seperti tertuang pada tabel 13 (terlampir). Selain itu,
kemampuan yang bersangkutan pun dalam melaksanakan pembelajaran,
mengevaluasi, dan menindaklanjuti hasilnya pun dinilai mengalami
peningkatan, seperti tertuang pada tabel 14 (terlampir).
Tabel 13 Penilaian Kemampuan Merencanakan Pembelajaran
Nilai
No. Komponen yang Dinilai 1 2 3 4
1 Rumusan Standar Kompetensi √
2 Rumusan Kompetensi Dasar √
3 Rumusan Indikator Hasil Belajar √
4 Rumusan Tujuan Pembelajaran √
5 Rumusan Materi Pokok √

6 Rumusan Model Pembelajaran (Pendekatan, Metode, √


Teknik)
7 Rumusan Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran √

8 Rumusan Alat dan Sumber Pembelajaran √

9 Rumusan Penilaian Pembelajaran √

Jumlah Nilai 31
Rata-rata Nilai 3,44

Keterangan:
Nilai 1 : Tidak Mampu
Nilai 2 : Kurang Mampu
Nilai 3 : Cukup Mampu
Nilai 4 : Mampu
Tabel 14 Penilaian Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran,
Evaluasi, dan Menindaklanjuti Hasilnya
No. Indikator Kemampuan yang Dinilai Nilai
1 2 3 4
1 Membuka kegiatan pendahuluan √
2 Mengelola kegiatan eksplorasi √
3 Mengelola kegiatan elaborasi √
4 Mengelola kegiatan konfirmasi √
5 Menumbuhkembangkan karakter √
6 Pendayagunaan alat dan sumber √
7 Mengelola evaluasi √
8 Menindaklanjuti hasil evaluasi √
9 Menutup kegiatan pembelajaran √
10 Pemanfaatan waktu dalam setiap kegiatan √
11 Menjelaskan materi ajar disertai contoh √
12 Membimbing dan mengarahkan guru secara aktif √
dalam pembelajaran
13 Memberi solusi terhadap setiap kesulitan guru √
Jumlah Nilai 41
Rata-rata Nilai 3,15

Keterangan:
Nilai 1 : Tidak Mampu
Nilai 2 : Kurang Mampu
Nilai 3 : Cukup Mampu
Nilai 4 : Mampu

2) Saudari Muh. Qofaludin berdasarkan catatan dari observer dan penulis


dinyatakan tidak lagi mengalami kesulitan dalam merumuskan beberapa
komponen rencana pembelajaran, yang sebelumnya diketahui kurang
mampu dipenuhinya. Atas dasar itu, nilai kemampuannya dalam
memenuhi tuntutan tersebut dan komponen lainnya dinilai mengalami
peningkatan, seperti tertuang pada tabel 15 (terlampir).Substansi lainnya
yang dinilai dari kemampuan saudari Jumnati, yaitu dalam melaksanakan
pembelajaran, mengevaluasi, dan menindaklanjuti hasilnya. Dalam
memenuhi tuntutan ini, pada siklus II yang bersangkutan tercatat tidak lagi
mengalami kesulitan. Atas dasar itu, observer dan penulis memberikan
nilai lebih dari sebelumnya, seperti tertuang pada tabel 16 (terlampir).
Tabel 15 Penilaian Kemampuan Merencanakan Pembelajaran
Nilai
No. Komponen yang Dinilai 1 2 3 4
1 Rumusan Standar Kompetensi √
2 Rumusan Kompetensi Dasar √
3 Rumusan Indikator Hasil Belajar √
4 Rumusan Tujuan Pembelajaran √
5 Rumusan Materi Pokok √
6 Rumusan Model Pembelajaran (Pendekatan, √
Metode, Teknik)
7 Rumusan Langkah-langkah Kegiatan √
Pembelajaran
8 Rumusan Alat dan Sumber Pembelajaran √
9 Rumusan Penilaian Pembelajaran √
Jumlah Nilai 31
Rata-rata Nilai 3,44
Keterangan:
Nilai 1 : Tidak Mampu
Nilai 2 : Kurang Mampu
Nilai 3 : Cukup Mampu
Nilai 4 : Mampu

Tabel 16. Penilaian Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran, Evaluasi, dan


Menindaklanjuti Hasilnya
Nilai
No. Indikator Kemampuan yang Dinilai 1 2 3 4
1 Membuka kegiatan pendahuluan √
2 Mengelola kegiatan eksplorasi √
3 Mengelola kegiatan elaborasi √
4 Mengelola kegiatan konfirmasi √
5 Menumbuhkembangkan karakter √
6 Pendayagunaan alat dan sumber √
7 Mengelola evaluasi √
8 Menindaklanjuti hasil evaluasi √
9 Menutup kegiatan pembelajaran √
10 Pemanfaatan waktu dalam setiap kegiatan √
11 Menjelaskan materi ajar disertai contoh √
12 Membimbing dan mengarahkan guru secara aktif dalam √
pembelajaran
13 Memberi solusi terhadap setiap kesulitan guru √
Jumlah Nilai 46
Rata - rata 3,53

3) Saudari Iman Somantri, S.Pd. tercatat mengalami peningkatan kemampuan


dalam memenuhi beberapa komponen rencana pembelajaran, yang mana
sebelumnya (pada siklus I) dinilai kurang mampu. Atas dasar itu, observer
dan penulis meningkatkan nilai kemampuannya. Demikian pun dalam
mempertahankan kemampuannya dalam memenuhi tuntutan komponen
lainnya yang dinilai sudah benar, seperti tertuang pada tabel 17 (terlampir).
Seiring dengan meningkatnya penilaian di atas, observer pun dan penulis
meningkatkan pula nilai kemampuan yang bersangkutan dalam
melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi, dan menindaklanjuti hasilnya,
seperti tertuang pada tabel 18 (terlampir).

Tabel 17 Penilaian Kemampuan Merencanakan Pembelajaran


Nilai
No. Komponen yang Dinilai 1 2 3 4
1 Rumusan Standar Kompetensi √
2 Rumusan Kompetensi Dasar √
3 Rumusan Indikator Hasil Belajar √
4 Rumusan Tujuan Pembelajaran √
5 Rumusan Materi Pokok √
6 Rumusan Model Pembelajaran (Pendekatan, Metode, √
Teknik)
7 Rumusan Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran √
8 Rumusan Alat dan Sumber Pembelajaran √
9 Rumusan Penilaian Pembelajaran √
Jumlah Nilai 30
Rata-rata Nilai 3,33
4) Saudari Iman Somantri, S.Pd. tidak tercatat lagi kurang mampu memenuhi
beberapa komponen rencana pembelajaran. Bahkan berdasarkan hasil
penilaian observer dan penulis, nilai beberapa komponen tersebut
meningkat, seperti tertuang pada tabel 19 (terlampir). Meningkatnya
kemampuan yang bersangkutan dalam memenuhi tuntutan komponen-
komponen tersebut, telah memberi dampak positif terhadap peningkatan
kemampuannya dalam melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi, dan
menindaklanjuti hasilnya, seperti tertuang pada tabel 20 (terlampir) berikut.

Tabel 19 Penilaian Kemampuan Merencanakan Pembelajaran


Nilai
No. Komponen yang Dinilai 1 2 3 4
1 Rumusan Standar Kompetensi √
2 Rumusan Kompetensi Dasar √
3 Rumusan Indikator Hasil Belajar √
4 Rumusan Tujuan Pembelajaran √
5 Rumusan Materi Pokok √
6 Rumusan Model Pembelajaran (Pendekatan, Metode, Teknik) √
7 Rumusan Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran √
8 Rumusan Alat dan Sumber Pembelajaran √
9 Rumusan Penilaian Pembelajaran √
Jumlah Nilai 32
Rata-rata Nilai 3,56
23
Keterangan:
Nilai 1 : Tidak Mampu
Nilai 2 : Kurang Mampu
Nilai 3 : Cukup Mampu
Nilai 4 : Mampu

Tabel 20 Penilaian Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran, Evaluasi,


dan Menindaklanjuti Hasilnya
Nilai
No. Indikator Kemampuan yang Dinilai 1 2 3 4

1 Membuka kegiatan pendahuluan √


2 Mengelola kegiatan eksplorasi √
3 Mengelola kegiatan elaborasi √
4 Mengelola kegiatan konfirmasi √
5 Menumbuhkembangkan karakter √
6 Pendayagunaan alat dan sumber √
7 Mengelola evaluasi √
8 Menindaklanjuti hasil evaluasi √
9 Menutup kegiatan pembelajaran √
10 Pemanfaatan waktu dalam setiap kegiatan √
11 Menjelaskan materi ajar disertai contoh √
12 Membimbing dan mengarahkan guru secara aktif dalam √
pembelajaran
13 Memberi solusi terhadap setiap kesulitan guru √
Jumlah Nilai 43
Rata-rata Nilai 3,31

5) Saudari Sugianti, S.Pd.I cukup mengalami kemajuan dalam mememnuhi


beberapa komponen rencana pembelajaran, yang sebelumnya tercatat dan
nilai kurang baik. Itu sebabnya, observer dan penulis meningkatkan nilai
kemampuannya, seperti tertuang pada tabel 21 (terlampir). Sebagai dampak
dari meningkatnya kemampuan yang bersangkutan dalam memenuhi
tuntutan beberapa komponen perencanaan pembelajaran tersebut,
kemampuannya pun dalam melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi, dan
menindaklanjuti hasilnya, meningkat, seperti terungkap pada hasil penilaian
observer dan penulis yang tertuang pada tabel 22 (terlampir).

Tabel 21 Penilaian Kemampuan Merencanakan Pembelajaran


Nilai
No. Komponen yang Dinilai 1 2 3 4
1 Rumusan Standar Kompetensi √

2 Rumusan Kompetensi Dasar √

3 Rumusan Indikator Hasil Belajar √


4 Rumusan Tujuan Pembelajaran √

5 Rumusan Materi Pokok √


6 Rumusan Model Pembelajaran (Pendekatan, Metode, Teknik) √
7 Rumusan Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran √
8 Rumusan Alat dan Sumber Pembelajaran √
9 Rumusan Penilaian Pembelajaran √
Jumlah Nilai 33
Rata-rata Nilai 3,67

Keterangan:
Nilai 1 : Tidak Mampu
Nilai 2 : Kurang Mampu
Nilai 3 : Cukup Mampu
Nilai 4 : Mampu

Tabel 22 Penilaian Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran, Evaluasi, dan


Menindaklanjuti Hasilnya
Nilai
No. Indikator Kemampuan yang Dinilai 1 2 3 4

1 Membuka kegiatan pendahuluan √


2 Mengelola kegiatan eksplorasi √
3 Mengelola kegiatan elaborasi √
4 Mengelola kegiatan konfirmasi √
5 Menumbuhkembangkan karakter √
6 Pendayagunaan alat dan sumber √
7 Mengelola evaluasi √
8 Menindaklanjuti hasil evaluasi √
9 Menutup kegiatan pembelajaran √
10 Pemanfaatan waktu dalam setiap kegiatan √
11 Menjelaskan materi ajar disertai contoh √
12 Membimbing dan mengarahkan guru secara aktif √
dalam pembelajaran
13 Memberi solusi terhadap setiap kesulitan guru √
Jumlah Nilai 43
Rata-rata Nilai 3,31
Keterangan:
Nilai 1 : Tidak Mampu
Nilai 2 : Kurang Mampu
Nilai 3 : Cukup Mampu
Nilai 4 : Mampu
6) Saudara Taufan Dwi Fauzi, S.Pd. yang sebelumnya (pada siklus I) diketahui
kurang mampu memenuhi tuntutan beberapa komponen rencana
pembelajaran, terbukti pada siklus II mengalami peningkatan ke arah yang
lebih baik, dengan nilai seperti tertuang pada tabel 23
(terlampir).Peningkatan yang cukup berarti pun terjadi dalam memenuhi
tuntutan melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi, dan menindaklanjuti
hasilnya. Atas dasar itu, baik observer maupun penulis meningkatkan nilai
kemampuann dalam memenuhi tuntutan tersebut, seperti tertuang pada tabel
24.

Tabel 23 Penilaian Kemampuan Merencanakan Pembelajaran


Nilai
No. Komponen yang Dinilai 1 2 3 4
1 Rumusan Standar Kompetensi √
2 Rumusan Kompetensi Dasar √
3 Rumusan Indikator Hasil Belajar √
4 Rumusan Tujuan Pembelajaran √
5 Rumusan Materi Pokok √
6 Rumusan Model Pembelajaran (Pendekatan, Metode, √
Teknik)
7 Rumusan Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran √
8 Rumusan Alat dan Sumber Pembelajaran √
9 Rumusan Penilaian Pembelajaran √
Jumlah Nilai 27
Rata-rata Nilai 3

Keterangan:
Nilai 1 : Tidak Mampu
Nilai 2 : Kurang Mampu
Nilai 3 : Cukup Mampu
Nilai 4 : Mampu

Tabel 24 Penilaian Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran, Evaluasi, dan


Menindaklanjuti Hasilnya
Nilai
No. Indikator Kemampuan yang Dinilai 1 2 3 4
1 Membuka kegiatan pendahuluan √
2 Mengelola kegiatan eksplorasi √
3 Mengelola kegiatan elaborasi √
4 Mengelola kegiatan konfirmasi √
5 Menumbuhkembangkan karakter √
6 Pendayagunaan alat dan sumber √
7 Mengelola evaluasi √
8 Menindaklanjuti hasil evaluasi √
9 Menutup kegiatan pembelajaran √
10 Pemanfaatan waktu dalam setiap kegiatan √
11 Menjelaskan materi ajar disertai contoh √
12 Membimbing dan mengarahkan guru secara aktif dalam √
pembelajaran
13 Memberi solusi terhadap setiap kesulitan guru √
Jumlah Nilai 41
Rata-rata Nilai 3,15

Keterangan:
Nilai 1 : Tidak Mampu
Nilai 2 : Kurang Mampu
Nilai 3 : Cukup Mampu
Nilai 4 : Mampu
d. Refleksi
Setelah melakukan serangkaian kegiatan siklus II, pada akhirnya diperoleh
suatu bahan refleksi untuk didiskusikan bersama observer dan para guru SD
Negeri Jogjogan. Melalui diskusi ini, ada hasil kemufakatan, antara lain:
1) Masing-masing guru mengalami peningkatan kemampuan dalam mengelola
proses pembelajaran yang didasarkan pada model pembelajaran terpilih.
Setelah siklus II ini, tidak lagi ditemukan adanya guru yang mengalami
kesulitan dalam merumuskan setiap komponen rencana pembelajaran, dan
hal ini telah memberi dampak yang positif terhadap meningkatnya
kemampuan masing-masing dalam melaksanakan pembelajaran,
mengevaluasi, dan menindaklanjuti hasilnya dengan berbagai upaya yang
tepat.
2) Seiring dengan meningkatnya kemampuan masing-masing guru dalam
mengelola proses pembelajaran, proses dan hasil belajar guru pun
mengalami peningkatan.
3) Terbukti melalui workshop di SD Negeri Jogjogan yang dilakukan secara
berkala dengan menerapkan teknik yang tepat, akhirnya kemampuan guru
dan guru dalam suatu pembelajaran dapat ditingkatkan. Adapun teknik yang
dimaksud dalam rangka itu, yakni menerapkan model-model pembelajaran.
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
Setelah melakukan serangkaian kegiatan penelitian, akhirnya diperoleh
hasil, seperti telah diuraikan. Untuk kemudian dilakukan pembahasan terhadap
hasil penelitian tersebut. Barulah dapat diambil suatu simpulan guna menjawab
pokok masalah penelitian ini. Simpulan dimaksud, sebagai berikut.
1. Penerapan model-model pembelajaran melalui workshop di SD Negeri Jogjogan
oleh kepala sekolah terbukti berhasil meningkatkan kemampuan guru SD Negeri
Jogjogan dalam mengelola proses pembelajaran.
2. Dengan meningkatnya kemampuan guru SD Negeri Jogjogan dalam mengelola
proses pembelajaran, selain proses belajar guru lebih bermakna juga hasil
belajarnya pun turut meningkat.
Berdasarkan simpulan di atas, penulis dapat merekomendasikan beberapa
saran sebagai berikut.
1. Ada baiknya, pengawas ikut serta dalam melaksnakan workshop di SD Negeri
Jogjogan bersama dengan kepala sekolah SD Negeri Jogjogan.
2. Ada baiknya, untuk ke depan workshop di SD Negeri Jogjogan oleh kepala
sekolah dilakukan atas permintaan guru SD Negeri Jogjogan.
3. Ada baiknya, untuk program workshop di SD Negeri Jogjogan yang akan
datang, khususnya di SD Negeri Jogjogan dibuat bersama-sama
dengan melibatkan berbagai pihak terkait, terutama pengawas, kepala sekolah,
guru, dan bahkan stakeholders sekolah.

DAFTAR PUSTAKA
Erman Suherman, (2009). Model-model Pembelajaran. http ://re-
searchengines.com/1207trimo1.html Penelitian Tindakan Sekolah.
Iim Waliman, dkk. 2001. Workshop di SD Negeri Jogjogan (Modul Manajemen
Berbasis Sekolah). Bandung : Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
S Syaodih Nana, (2006). Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah
(konsep,prinsif,dan instrumen). Bandung : Aditama.
Sudrajat Akhmad. Pendekatan Pembelajaran.
Udin Winataputra,( 1994), Model pembelajaran
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Piet, A. Sahertian. Frans Mataheru, 1981. Prinsip Teknik Supervisi Pendidikan,
Surabaya, UsahaNasional.
Colin Marsh. (1996). Handbook for beginning teachers. Sydney : Addison Wesley
Longman Australia Pry Limited.
Sardiman, A. M. (2004). Interaksi dan motivasi belajar-mengajar. Jakarta:
Rajawali

Anda mungkin juga menyukai