Anda di halaman 1dari 4

A.

Proses Kreasi Seni


Proses kreasi seni adalah kegiatan yang bertujuan untuk mewujudkan karya seni. Kegiatan ini dilakukan
oleh pelaku seni berupa rangkaian kegiatan yang bermuara pada kelahiran karya seni . Karena pelaku
seni adalah manusia, maka karya seni adalah buah kerja manusia atau disebut artefak. Tetapi artefak itu
mengandung ciri tertentu yang berbeda dengan artefak lainnya. Pendapat umum mencirikan bahwa
setiap karya seni mengandung berkebaruan (novelty). Untuk itu maka setiap pelaku seni dalam
menjalankan kegiatannya didasari oleh niat membangun ide serta mengkomunikasikannya dengan cara-
cara yang spesifik, yang prosesnya berbeda dengan yang dijalankan oleh pelaku seni.

Proses kreatif dimulai dari dalam diri manusia berupa pikiran, perasaan atau imajinasi kreatif manusia
kemudian dituangkan menggunakan media dan teknik tertentu, sehingga melahirkan karya-karya kreatif
. Utami Munandar menyatakan bahwa secara luas kreativitas bisa berarti sebagai potensi kreatif, proses
kreatif dan produk kreatif. Proses kreativitas melalui kegiatan seni adalah jalan sebaik-baiknya yang
dapat dilakukan sebab melakukan kegiatan seni berarti terjadi suatu proses kreatif (Eny Kusumastut,
1990).

Dorongan kreatifitas pada dasarnya berasal dari tradiisi itu sendiri atau masyarakat lingkungannya.
Setiap seniman dilahirkan dalam masyarakat tertentu dengan tradisi tertentu. Tradisi seni telah ada
sebulum adanya seniman. Setiap karya merupakan kekayaan tradisi seni atau masyarakat pada mulanya
juga karya yang kreatif pada zamannya. Seniman kreatif adalah seniman yang peka terhadap lingkungan
hidunya. Baik tradisi budaya maupun kekayaan fakltual lingkungan (Jakob Sumardjo, 2000).

Secara psikologis ada sepuluh pendorong kreativitas seniman dalam menciptakan karya seni;

1. Instinctual Drives (Dorongan Naluri)


Teori ini termasuk jenis spekulatif, karena merupakan hasil dari konflik antara kekuatan dorongan naluri
dan super-ego dan ego. Dorongan naluri adalah naluri primitif yang berada di bagian bawah sadar dari
kepribadian seseorang, dimana berisi dorongan paling mendasar dari kepribadian individu, yang
tentunya lebih cenderung ke unconcious artinya masuk ke kategori Tipe intuitif.

2. Ego Strength (kekuataan ego)


Teori ini termasuk jenis tipe sistematik. Menurut sebuah penelitian pada 1960-an di Barkeley, seniman
sebagai individu kreatif bukanlah individu yang secara emosional tidak stabil / tidak waras, melainkan
individu dengan ego yang sangat kuat serta tingkat kreatifitas yang tinggi dibanding individu lainnya.
Dengan ego yang kuat seniman kerapkali lebih dulu menyadari posisi dirinya ditengah masyarakat dan
dalam memandang masyarakat itu sendiri. Ini menandakan bahwa seniman sebagai individu kreatif
melakukan tindakan yang disadari. Karena disadari (concious) proses ego stength ini masuk dalam tipe
sistematis (logis yang berdasarkan kesadaran).

3. Reinforcement (Penguatan)
Teori ini termasuk tipe sistematis, dalam proses ini lingkungan lebih dominan untuk membentuk
kepribadian. Seperti yang diteorikan B.F. Skinner bahwa semua tindakan kita secara keseluruhan
merupakan hasil dari kondisi lingkungan. Lalu Skinner mengembangkan penelitian berupa modifikasi
prilaku / teknik pembiasaan yang bekerja. Dari penelitian yang mengambil objek tikus itu dapat disimak
kesimpulan bahwa memang makhluk hidup (manusia) adalah individu yang sistemik dalam proses
reinforcement ini. Karena terbentuk dari kebiasaan-kebiasaan.

4. Atypical Thinking (Cara berpikir tidak biasa)


Teori ini termasuk tipe spekulatif (intuitif). Karena lebih dominan aktifitas emosional dibanding rasional,
sense yang banyak mengendalikan. Sense timbul dari pikiran bawah sadar, oleh karena itu teori ini
masuk dalam tipe intuitif.

5. Intelligence (Kecerdasan)
Teori ini termasuk tipe sistematis (logis). Karena kecerdasan berkaitan dengan wawasan, dan wawasan
didapat karena kesadaran atas kebutuhan memperkaya diri atas informasi. Kemauan mencari informasi
karena manusia berpikir, dan dalam proses intelligence kata berpikir menandai prilaku yang disadari
seutuhnya, dapat dilatih, direkayasa, dan ditumbuhkan.

6. Discovering Problems (Penemuan masalah)


Teori ini termasuk tipe sistematik (logis), hal ini terkait dengan tuntutan untuk menyikapi masalah-
masalah yang harus dipecahkan. Seorang kreatif tidak hanya menyikap menemukan dan memecahkan
masalah dengan cara yang kreatif. Dan mengeksplorasi lebih lanjut masalah tersebut agar terpecahkan.
Tahapan-tahapan itu masuk klasifikasi logis dan rasional oleh karena itu teori ini termasuk tipe sistemik
(logis).

7. Talent (Bakat)
Teori ini termasuk tipe spekulatif (intuitif), karena talent merupakan warisan genetik. Meski kerap
terjadi perdebatan mengenai genetik atau bentukan, tetapi bisa ditinjau bahwa telent merupakan
sesuatu yang tidak terlihat secara kasat mata, karena keberadaannya berada di alam bawah sadar. Saat
seseorang mengetahui talent yang ia punya, setelah berproses atau diarahkan atau ditemukan atau
bersekolah misalnya, maka ia baru masuk ke tahap concious, sebelum itu talent berada di unconcious.

8. Unconcious Incubation (Pengeraman tak sadar)


Teori ini cenderung masuk tipe spekulatif (intuitif), karena termasuk empat tahapan proses kreasi yang
dikemukakan Graham Wallas (persiapan-pengeraman-muncul ilham-pengujian) saat proses banyak
terjadi di alam bawah sadar. Sebuah tipe peikran yang masih parsial, acak-acakan, kontradiktif, dan
terletak di alam bawah sadar. Namun menurut peneliti psikoanalisis, proses ini masuk pada ambang-
sadar (preconcious) lebih dekat ke alam sadar, karena menurut mereka pengeraman yang diawali
dengan kesadaran.

9. Conscious Craft (Keahlian sadar)


Teori ini termasuk tipe sistematis. Menurut Arnheim dalam proses kreatif, individu melakukan tindakan-
tindakan yang sebenarnya logis yang akan mengerahkan seluruh kemampuan intelektual yang dimiliki.
Ini berarti, individu kreatif berada dalam kondisi alam sadar.

10. Keterampilan sadar

kemampuan yang mendorong seniman untuk berkaraya dalam keadaan sadar.

Itulah sepuluh yang mendorong seniman untuk berkreatifitas dalam karya seni. Sangat jarang ada pada
diri seniman kesepuluh komponen tersebut. Salah satu komponen saja ada pada diri seniman, ia telanh
dianggap sebagia orang yang kreatif.

Keunggulan Budaya dalam Ide Penciptaan Karya Seni sebagai ungkapan ekpresi manusia yang berangkat
dari pengalaman pribadi dan realitas sosial. Pengalaman pribadi yang mendasar dan melakat adalah
tradisi atau kebiasaan sehari-hari. Sedangkan realitas sosial terbagi dua yaitu realitas sekarang dan
kejadian masa lalu (tradisi budaya). ide seorang seniman tidak pernah lepas dari kebudayaan, kehidupan
sosial, dan pengalaman pribadi.

Manusia sebagi pencipta seni tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan, begitu juga dengan kebudayaan
merupakan hacil cipta dan karsa manusia. Meskipun manusia mati budaya akan tetap apabila diwariskan
kepada ketuturunannya. Salah satu tempat pewarisan budaya adalah melalui seni. baik pengangkatan
dalam kontek tradisi, atau dalam konteks modern akan tetapi budaya tradisi tetap sebagai ide dan
konsep penciptaan.

Anda mungkin juga menyukai