Anda di halaman 1dari 100

i

PENERAPAN KOMPRES HANGAT DENGAN MASALAH NYERI AKUT


PADA LANSIA YANG MENGALAMI HIPERTENSI DI WILAYAH
KERJA UPT PUSKESMAS WATES KABUPATEN PRINGSEWU
TAHUN 2019

Karya Tulis Ilmiah

OLEH
SILVIANA NURFARIS
144012016084

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)


MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2019

i
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
ii

PENERAPAN KOMPRES HANGAT DENGAN MASALAH NYERI AKUT


PADA LANSIA YANG MENGALAMI HIPERTENSI DI WILAYAH
KERJA UPT PUSKESMAS WATES KABUPATEN PRINGSEWU
TAHUN 2019

Karya Tulis Ilmiah

Diajaukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan pendidikan


pada Program Studi Diploma DIII Keperawatan

Diajukan Oleh
SILVIANA NURFARIS

144012016084

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2019

ii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
iii

PENERAPAN KOMPRES HANGAT DENGAN MASALAH NYERI AKUT


PADA LANSIA YANG MENGALAMI HIPERTENSI DI WILAYAH
KERJA UPT PUSKESMAS WATES TAHUN 2019

Silviana Nurfaris
xvi + 54 Hal + 11 Tabel + 2 Bagan + 13 Lamp

ABSTRAK

Salah satu masalah yang sering terjadi pada lansia adalah hipertensi (57,6%).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah dalam arteri, tanda dan gejala yang
muncul dari penyakit hipertensi ini adalah tengkuk terasa pegal (nyeri leher),
pusing, sakit kepala, mudah marah, sulit bernapas yang dapat menganggu
aktivitas sehari-hari. Tujuan dari peneltian ini adalah melaksanakan penerapan
kompres hangat dengan masalah nyeri akut pada lansia yang mengalami
hipertensi di wilayah kerja puskesmas wates. Jenis penelitian ini adalah eksplorasi
dengan desain studi kasus. Partisipan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
2 partisipan yang mengalami hipertensi dengan masalah nyeri akut dengan hasil
skala 2. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, didapatkan bahwa
pada kedua partisipan mengalami penurunan skala nyeri,pada hari ke tiga
partisipan 1 sebelum dilakukan kompres hangat skala nyeri 4 dan pada partisipan
2 skala nyeri 4. Dan setelah dilakukan kompres hangat partisipan 1 dan partisipan
2 mengalami penurunan skala nyeri yang sama yaitu 2. Kesimpulan dari
penerapan ini yaitu kompres hangat dapat menurunkan tingkat nyeri pada
penderita hipertensi

Kata kunci : Hipertensi, Nyeri, Kompres hangat


Kepustakaan : 23 (2006-2016)

iii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
iv

APPLICATION OF COMPRESS IS WARM WITH THE PROBLEM OF


ACUTE PAIN IN ELDERLY WHO HAVE HYPERTENSION IN THE
WORK AREA OF UPT WATES HEALTH CENTER IN 2019

Silviana Nurfaris
xvi + 54 Pages + 11 Tables + 2 Chart + 13 Lamp

ABSTRACT

One problem that often occurs in the elderly is hypertension (57.6%).


Hypertension is an increase in blood pressure in the arteries, the signs and
symptoms that arise from this hypertension are sore neck (neck pain), dizziness,
headache, irritability, difficulty breathing which can interfere with daily activities.
The purpose of this research is to find out the application of warm compresses
with acute pain problems in elderly people who have hypertension in the working
area of the Wates health center.This type of research is exploratory with case
study design. The participants used in this study were 2 participants who had
hypertension with acute pain problems.Based on the results of research that has
been done, it was found that in both participants decreased the scale of pain, on
the third day participants 1 before a warm compress the pain scale 4 and on
participants 2 scales of pain 4. And after a warm compress of participants 1 and
participants 2 decreased the same pain scale namely 2.The conclusion of this
application is that warm compresses can reduce pain levels in patients with
hypertension

Keyword : Hypertension, Pain, Warm compresses


Reference : 23 (2006-2016)

iv
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
v

PERSETUJUAN PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah


Telah Diperiksa dan Disetujui untuk diuji dihadapan
TIM Penguji Karya Tulis Ilmiah

Judul KTI : PENERAPAN KOMPRES HANGAT DENGAN


MASALAH NYERI AKUT PADA LANSIA YANG
MENGALAMI HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA
UPT PUSKESMAS WATES KABUPATEN
PRINGSEWU TAHUN 2019
NamaMahasiswa : SILVIANA NURFARIS

NIM : 144012016084

MENYETUJUI

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Gunawan Irianto, M.Kep., S.Kom. Ns. Diny Vellyana, S.Kep., M.MR.
NBM: 1017462 NBM: 1194172

v
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
vi

HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN

PENERAPAN KOMPRES HANGAT DENGAN MASALAH NYERI AKUT


PADA LANSIA YANG MENGALAMI HIPERTENSI DI WILAYAH
KERJA UPT PUSKESMAS WATESTAHUN 2019

Karya Tulis Ilmiah ini disusun oleh Silviana Nurfaris telah diperiksa dan
dipertahankan dihadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah dan dinyatakan Lulus
Pada tanggal 8 Juli 2019.

MENGESAHKAN

Tim Penguji:
Penguji utama : Elmi Nuryati.,M.Epid.
NBM.927024 (......................)

Penguji Anggota I : Ns. Gunawan Irianto.,M.Kep.,Sp.KOM


NBM.1017462 (......................)

Penguji Anggota II: Ns. Diny Vellyana.,S.Kep.,M.MR


NBM.1194172 (......................)

Ketua Program Studi

Ns. Nuria Muliani, M.Kep.,Sp.Kep. J


NBM. 1152420

Mengetahui,
Ketua STIKes Muhammadiyah Pringsewu

Ns. Arena Lestari, M.Kep.,Sp.Kep. J


NBM. 965246

vi
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
vii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI


TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai sivitas akademik STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung, saya


yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Silviana Nurfaris
NIM : 144012016084
Program Studi : DIII Keperawatan
Jenis Karya : Karya Tulis Ilmiah
Judul KTI : Penerapan Kompres Hangat Dengan Masalah Nyeri Akut Pada
Lansia Yang Mengalami Hipertensi Di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Wates Kabupaten Pringsewu Tahun 2019

Guna pengembangan ilmu pengetahuan kesehatan, menyetujui memberikan


kepada STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung tanpa menuntut ganti rugi
berupa materi atas Kaya Tulis Ilmiah saya yang berjudul : “Penerapan Kompres
Hangat Dengan Masalah Nyeri Akut Pada Lansia Yang Mengalami Hipertensi Di
Wilayah Kerja UPT Puskesmas Wates Kabupaten Pringsewu Tahun 2019”

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung dengan adanya pernyataan ini


berhak menyimpan, mengalihmediakan dalam bentuk format yang lain, mengelola
dalam bentuk pangkalan data (database),merawat, dan mempublikasikan tugas
akhir saya selama tetap mencantumkannama saya sebagai penulis/pencipta dan
sebagai pemilik hak atas karya.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Pringsewu
Pada tanggal : Juli 2019
Yang menyatakan

(Silviana Nurfaris)

vii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
viii

MOTTO

“Tinggalkanlah sesuatu yang meragukanmu

dari sesuatu yang tidak meragukanmu”

(Silviana Nurfaris)

viii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
ix

PERSEMBAHAN

Karya tulis ini penulis persembahkan kepada :

1. Ibunda Siti Mukhodiyah dan Ayahanda Sibromlizi tercinta yang selalu


memberikan dukungan, semangat, mendoakan serta membimbing saya
demi keberhasilan saya demi keberhasilan saya dalam menyelesaikan
studi diperkuliahan.
2. Dosen pembimbing saya bapak Ns. Gunawan Irianto.,M.Kep.,Sp.KOM
dan ibu Ns. Diny Vellyana.,MMR., yang tidak lelahnya
membimbimbing dan memberikan ilmu dalam proses pembuatan KTI,
selalu memberikan semangat, memberikan motivasi, dan mengingatkan
untuk optimis dalam menyelesaikan tugas akhir.
3. Dosen penguji dan penguji III ibu Elmi Nuryati.,M.Epid yang telah
memberikan bimbingan dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah dan
studi saya.
4. Untuk saudaraku yang tercinta kak Nikmah dan Ainun yang selalu
mendoakan dan memberikan semangat terhadap keberhasilan studi dan
karya tulis ilmiah ku.
5. Untuk sahabat ngempros ku pedia, ani, cici, badar, devi, reni, cicak,
titan, ce desi, upik, umi, anggun, yusmi, make, neneng, desti dan apad
yang selalu membantuku setiap ada kesulitan dan selalu memberi
semangat yang tiada hentinya
6. Teman-teman angkatan 21 prodi DIII Keperawatan yang telah banyak
membantu dan bekerja sama dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
masih jauh dari baik apalagi sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun sangat penulis harapkan guna penyempurnaan Karya
Tulis Ilmiah ini. Akhir kata, peneliti berharap semoga Karya Tulis
Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

ix

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


x

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Penulis lahir di Gisting, pada tanggal 12 Maret 1997. Penulis merupakan anak

ketiga dari pasangan Bapak Sibromlizi dan Ibu Siti Mukhodiyah.

Pendidikan yang pernah penulis tempuh adalah :


1. Madrasah Ibtidaiyah (MI) Mathla’ul Anwar Gisting Kab. Tanggamus

lulusan Tahun 2009.

2. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Mathla’ul Anwar Gisting Kab. Tanggamus

lulusan Tahun 2012

3. SMK VIP Al Huda Kebumen Jawa Tengah lulus Tahun 2015.

4. Tahun 2016 kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes)

Muhammadiyah Pringsewu Lampung pada Program Studi D3

Keperawatan sampai dengan sekarang.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


xi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas karunia dan rahmat-
Nya, penulis dapat menyusun karya tulis ilmiah yang berjudul “Penerapan
Kompres Hangat Dengan Masalah Nyeri Akut Pada Lansia Yang Mengalami
Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Wates Kabupaten Pringsewu Tahun
2019” dengan lancar.
Adapun maksud penyusunan karya tulis ini untuk memenuhi tugas akhir dalam
menempuh pendidikan Diploma III Keperawatan pada STIKes Muhammadiyah
Pringsewu Lampung. Rasa terimakasih penulis tidak terkirakan kepada yang
terhormat :
1. Ns. Arena Lestari, M.Kep. Kep.J selaku ketua STIKes Muhammadiyah
Pringsewu Lampung
2. Ns. Nuria Muliani, M.Kep.,Sp.Kep.J selaku kepala prodi D III
Keperawatan
3. Ns.Gunawan Irianto, M.Kep. Sp.Kom selaku Penguji I
4. Ns. Diny Vellyana, S.Kep. MMR, selaku Penguji II
5. Ibu Elmi Nuryati, M.Epid, selaku Penguji III
6. Seluruh dosen dan staff STIKes Muhammadiyah Pringsewu
7. Kedua orang tua saya yang telah memberikan dukungan, semangat serta
doa yang tiada henti kepada saya demi kelancaran dan keberhasilan saya.
8. Rekan-rekan seperjuagan angkatan 21 yang telah membantu dalam
penulisan karya penulis ilmiah ini . Penulis menyadari bahwa karya tulis
ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna dengan keterbatasan yang miliki.
Tegur sapa dari para pembaca akan penulis terima dengan tangan terbuka
demi perbaikan dan penyempurnaan karya tulis ini.
Wasalamualaikum Wr. Wb

Pringsewu, Juli 2019


Penulis

Silviana Nurfaris

xi
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
xii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i


HALAMAN JUDUL ................................................................................... ii
ABSTRAK................................................................................................... iii
ABSTRACK ................................................................................................. iv
PERSETUJUAN PENELITIAN ................................................................ v
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................. vii
MOTTO ...................................................................................................... viii
PERSEMBAHAN ....................................................................................... ix
RIWAYAT HIDUP PENULIS ................................................................... x
KATA PENGANTAR ................................................................................. xi
DAPTAR ISI ............................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv
DAFTAR BAGAN ...................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan masalah.............................................................................. 4
C. Tujuan .............................................................................................. 5
D. Manfaat penelitian ............................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Lansia ................................................................................... 7
B. Konsep Penyakit Hipertensi............................................................... 14
C. Konsep Asuhan Keperawatan Gerontik ............................................. 21
D. Konsep nyeri ..................................................................................... 26
E. Konsep kompres hangat..................................................................... 29
F. Penelitian terkait................................................................................ 30

xii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
xiii

BAB III METODE PENELITIAN


A. Desain penelitian ............................................................................... 32
B. Batasan istilah ................................................................................... 32
C. Partisipan ......................................................................................... 33
D. Lokasi dan waktu penelitian ............................................................. 33
E. Pengumpulan data ............................................................................. 33
F. Analis adata....................................................................................... 34
G. Etik penelitian ................................................................................... 35
H. Jalannya penelitian ............................................................................ 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil.................................................................................................. 38
B. Pemaparan fokus studi sesuai dengan judul kasus .............................. 46
C. Hasil dan perubahan ......................................................................... 47
D. Pembahasan hasil penerapan ............................................................. 49
E. Keterbatasan penelitian ..................................................................... 51

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 54
B. Saran ................................................................................................ 54

DAFTAR PUSTAKA

LAPIRAN-LAMPIRAN

xiii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kategori Tekanan Darah Pada Lansia ............................................ 16


Tabel 2.2 Intervensi / Rencana Keperawatan ................................................. 23
Tabel 3.1 Tabel Variabel Penelitian .............................................................. 32
Tabel 4.1 Identitas Partisipan ........................................................................ 39
Tabel 4.2 Riwayat Penyakit........................................................................... 39
Tabel 4.3 Perubahan Pola Kesehatan ............................................................. 40
Tabel 4.4 Data Psikososial ............................................................................ 41
Tabel 4.5 Pemeriksaan Fisik ......................................................................... 43
Tabel 4.6 Hasil Pengkajian Masalah Dan Fungsi Pada Lansia ....................... 45
Tabel 4.7 Hasil Dan Perubahan Partisipan 1 .................................................. 47
Tabel 4.8 Hasil Dan Perubahan Partisipan 2 .................................................. 48

xiv
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
xv

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Pathway Hipertensi ...................................................................... 20


Bagan 2.3 Skala Nyeri Numerik .................................................................... 26

xv
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Informed Consent Klien 1

Lampiran 2 Informed Consent Klien 2

Lampiran 3 Surat Lulus Etik


Lampiran 4 Surat Izin Pra Survey

Lampiran 5 Surat Balasan Izin Pra Survey

Lampiran 6 Surat Izin Survey

Lampiran 7 Surat Balasan Izin Survey

Lampiran 8 Lembar Observasi


Lampiran 9 SOP Kompres Hangat
Lampiran 10 SOP Pengukuran Tekanan Darah
Lampiran 11 Pengukuran Skala Nyeri
Lampiran 12 Gambar Alat Kompres Hangat Gel
Lampiran 13 Lembar Konsul

xvi

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Menurut WHO lanjut usia (lansia) adalah kelompok penduduk yang

berumur 60 tahun atau lebih. Secara global pada tahun 2013 proporsi dari

populasi penduduk berusia lebih dari 60 tahun adalah 11,7% dari total populasi

dunia dan diperkirakan jumlah tersebut akan terus meningkat seiring dengan

peningkatan usia harapan hidup. Di kawasan Asia Tenggara populasi Lansia

sebesar 8% atau sekitar 142 juta jiwa. Pada tahun 2050 diperkirakan populasi

Lansia meningkat 3 kali lipat. Pada tahun 2000 jumlah Lansia sekitar

5,300,000 (7,4%) dari total polulasi, sedangkan pada tahun 2010 jumlah Lansia

24,000,000 (9,77%) dari total populasi, dan tahun 2020 diperkirakan jumlah

Lansia mencapai 28,800,000 (11,34%) dari total populasi. Sedangkan di

Indonesia sendiri pada tahun 2020 diperkirakan jumlah Lansia sekitar

80.000.000. (WHO, 2013)

Masalah yang sering terjadi pada lansia adalah hipertensi (57,6%), artritis

(51,9%), stroke (46,1%), diabetes melitus(4,8%), PPOK (8,6%), kanker(3,9%),

penyakit jantung koroner (3,6%), batu ginal (1,2%), gagal jantung (0,9%) dan

gagal ginjal (0,5%). Dan jenis penyakit yang mendominasi adalah penyakit

golongan penyakit tidak menular, penyakit kronik dan degeneratif, terutama

golongan penyakit kardiovaskuler. (Kemenkes, 2013)

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah dalam arteri, tanda dan gejala

yang muncul dari penyakit hipertensi ini adalah tengkuk terasa pegal (nyeri

1
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
2

leher), pusing, sakit kepala, mudah marah, sulit bernapas yang dapat

menganggu aktivitas sehari-hari.

Departemen kesehatan RI memaparkan bahwa hipertensi menjadi penyebab

kematian nomer 3 setelah stroke dan tuberculosis. Prevalensi Hipertensi di

Indonesia sebesar 25,8%, tertinggi di Kepulauan Bangka Belitung (30,9%),

sedangkan terendah di Papua sebesar (16,8%). Berdasarkan data tersebut dari

25,8% orang yang mengalami hipertensi hanya 1/3 yang terdiagnosis, sisanya

2/3 tidak terdiagnosis. Data menunjukkan hanya 0,7% orang yang terdiagnosis

tekanan darah tinggi minum obat Hipertensi. Hal ini menunjukkan bahwa

sebagian besar penderita Hipertensi tidak menyadari menderita Hipertensi

ataupun mendapatkan pengobatan. (Kemenkes, 2013)

Seseorang yang telah didiagnosis menderita hipertensi atau mengalami

peningkatan tekanan darah yang perisistem harus segera mencari pengobatan

untuk mengontrol tekanan darah, mencegah terjadinya komplikasi, dan

mengurangi atau mengatasi tanda dan gejala yang muncul seperti pusing, sakit

kepala, tengkuk terasa pegal, mudah marah, sulit bernapas, pandangan kabur,

dan lain-lain. Pada umumnya ketika seseorang yang menderita hipertensi akan

terjadi peningkatan tekanan darah yang lebih dari normal dan biasanya akan

muncul tanda dan gejala yaitu salah satu tengguk terasa pegal. Tengkuk terasa

pegal atau kekakuan pada otot tengkuk diakibatkan karena terjadi peningkatan

tekanan pada dinding pembuluh darah di daerah leher sehingga aliran darah

menjadi tidak lancar, dan hasil akhir dari metabolisme di daerah leher akibat

kekurangan O2 dan dan nutrisi tertimbun dan menimbulkan peradangan pada

daerah perlekatan otot dan tulang sehingga muncul rasa nyeri. Nyeri yang

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


3

dirasakan oleh penderita hipertensi akan menggangu aktivitasnya sehari-hari.

(Rohimah, 2015)

Oleh sebab itu nyeri pada penderita hipertensi harus segera di tangani

karena dapat menyebabkan gangguan pola tidur, konsentrasi, gerakan fisik,

bekerja dan aktivitas lainnya. Nyeri akut sering berkaitan dengan ansietas,

ansietas sering kali meningkatkan persepsi nyeri, tetapi nyeri juga dapat

menimbulkan suatu perasaan ansietas. Keletihan-keletihan yang meningkatkan

persepsi nyeri. Rasa kelelahan menyebabkan sensai nyeri semakin insentif dan

menurunkan kemampuan koping. Apabila keletihan disertai kesulitan tidur

maka persepsi nyeri bahkan dapat terasa lebih berat lagi. Salah satu terapi

nonfarmakologis yang digunakan untuk meredakan nyeri adalah kompres

hangat.

Terapi kompres merupakan salah satu terapi non farmakologi yang

digunakan untuk menurunkan nyeri, kompres dapat di bedakan menjadi dua

tindakan, yaitu kompres hangat dan kompres dingin. Tindakan kompres hangat

di lakukan untuk melancarkan sirkulasi darah, juga untuk menghilangakan rasa

nyeri, serta memberikan ketenangan dan kesenangan pada klien. Dan terapi

kompres dingin dilakukan untuk menghilangkan rasa nyeri akibat edema atau

trauma, namun dapat mengakibatkan konstriksi pembuluh darah dan

mengurangi arus darah lokal (Noorhidayah, 2013).

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Siti rohimah dan Eli

kurniasih tahun 2015 hasil penelitian sebagian responden sebelum diberikan

terapi mengalami nyeri sedang sebanyak 12 responden (60%) dan setelah

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


4

diberikan kompres hangat mayoritas responden mengalami nyeri ringan yaitu

17 responden (85%).

Menurut penelitian yang pernah dilakukan oleh Dodi dan Muslim tahun

2014 menyatakan bahwa ada perbedaan skala nyeri kepala pada hipertensi

yang diberikan kompres hangat di RSUD Tugurejo Semarang. Rata-rata

rentang nyeri kepala responden sebelum diberikan kompres hangat pada leher

sebesar 6,17 dan sesudah diberi kompres hangat pada leher turun menjadi 3,73.

Rata-rata rentang nyeri kepala pada responden tanpa diberikan kompres hangat

saat pengukuran awal sebesar 5,0 dan pada pengukuran akhir setelah 30 menit

meningkat mejadi 5,17. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh kompres hangat pada leher terhadap penurunan intensitas nyeri

kepala pada pasien hipertensi.

Berdasarkan data puskesmas Wates kabupaten Pringsewu tahun 2019

kejadian penyakit hipertensi pada tahun 2019 terhitung dari bulan Januari

sebanyak 128 orang dan pada bulan febuari terjadi penurunan dengan jumlah

pasien sebanyak 126 orang. Dari hasil wawancara dan pengukuran tekanan

darah dengan 2 orang lansia mendapatkan hasil yaitu 160/90 mmHg dan

160/80 mmHg. Dan hal yang dilakukan partisipan ketika tekanan darah

meningkat yaitu beristirahat dan minum obat yang di dapat dari posyandu

lansia setempat untuk menurunkan tekanan darah.

B. Rumusan masalah

Bagaiman proses penerapan kompres hangat pada lansia yang mengalami

hipertensi dengan masalah nyeri akut

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


5

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Melaksanakan penerapan kompres hangat pada bagian bahu dan leher pada

pasien untuk menurunkan tekanan darah pada partisipasi hipertensi

2. Tujuan khusus

a. Melakukan pengkajian pada lansia yang mengalami hipertensi.

b. Mengidentifikai masalah nyeri.

c. Memberikan tindakan kompres hangat pada bagian bahu dan leher

untuk mengurangi rasa nyeri pada lansia yang mengalami hipertensi.

d. Mengevaluasi respon pasien yang telah diberikan tindakan kompres

hangat.

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

hipertensi pada lansia sehingga lansia dan anggota keluarga dapat lebih

waspada terhadap penyebab dan faktor resiko yang berhubungan dengan

penyakit hipertensi, sehingga dapat mengantisipasi diri untuk mencegah

hipertensi yang menyebabkan nyeri akut.

2. Manfaat praktis

a. Bagi perawat dan profesi

Penelitian ini dapat dijadikan pedoman bagi pemberi layanan

kesehatan sebagai pelaksanaan penerapan kompres hangat yang dapat

diberikan pada pasien yang mengalami nyeri akut saat hipertensi

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


6

b. Bagi instansi pendidikan

Sebagai bahan acuan yang dapat dijadikan pedoman dan gambaran

pada mahasiswa untuk melaksanakan penerapan kesehatan tentang

kompres hangat pada hipertensi yang mengalami nyeri akut.

c. Bagi klien

Klien dan keluarga dapat menerapkan tindakan kompres hangat pada

bagian bahu dan leher pasien yang mengalami hipertensi jika nyeri

timbul.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Lansia

1. Pengertian Lansia

Menurut World Health Organization (WHO) lansia adalah

seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia

merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki

tahapan ahir dan fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan

lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut proses penuaan.

Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara

perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki

diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak

dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang

diderita (Khalid mujadihullah, 2012)

Menurut UU No. 3 tahun 1998 dikatakan bahwa usia lanjut adalah

seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas (Siti maryam,

2010)

2. Batasan Lansia

Menurut WHO (World Health Organization) ada 4 tahapan usia :

a. Usia pertengahan (middle age) : (45-59 tahun)

b. Lanjut usia(elderly) : (60-74 tahun)

c. Lanjut usia tua (old) : (75-90 tahun)

d. Usia sangat lanjut (very old) : (diatas 90 tahun)

7
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
8

3. Teori lansia

1) Teori biologis “Lansia”

Teori ini lebih menekankan pada perubahan kondisi tingkat

structural sel/organ tubuh, termasuk di dalamnya adalah pengaruh

agen patologis. Fokus dari teori ini adalah mencari determinan-

determinan yang menghambat proses penurunan fungsi organism

yang dalam konteks sistemik dapat mempengaruhi/memberikan

dampak terhadap organ/system tubuh lainnya dan berkembang

sesuai dengan peningkatan usia kronologis.

a. Teori kesalahan

Kemungkinan terjadinya proses menua adalah akibat kesalahan

pada saat transkrip sel pada saat sintesa protein, yang

berdampak pada penurunan kemampuan kualitas (daya hidup)

sel atau bahkan sel-sel baru relative sedikit terbentuk.

Kesalahan yang terjadi pada proses transkripsi ini

dimungkinkan oleh karena reproduksi dari enzim dan rantai

peptide (protein) tidak dapat melakukan penggandaan substansi

secara tepat.

b. Teori keterbatasan hayflick

Teori hayflick menekankan bahwa perubahan kondisi fisik

pada manusia dipengaruhi oleh adanya kemampuan reproduksi

dan fungsional sel organ yang menurun sejalan dengan

bertambahnya usia tubuh setelah usia tertentu.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


9

c. Teori pakai dan using

Teori ini memandang bhwa proses menua merupakan proses

pra program yaitu proses yang terjadi akibat akumulasi stress

dan injuri dari trauma. Menua dianggap sebagai “Proses

fisiologis yang ditentukan oleh sejumlah penggunaan dan

keusangan dari organ seseorang yang terpapar dengan

lingkungan

d. Teori imunitas

Perubahan yang terjadi meliputi penurunan system imun

humoral, yang dapat menjadi factor predisposisi pada orang tua

untuk

1. Menurunkan rersistensi melawan pertumbuhan tumor dan

perkembangan kanker

2. Menurunkan kemampuan untuk mengadakan inisiasi proses

dan secara agresif memobilisasi pertahanan tubuh terhadap

pathogen

3. Meningkatkan produksi autoantigen, yang berdampak pada

semakin meningkatnya resiko terjadinya penyakit yang

berhubungan dengan autoimmune.

e. Teori radikal bebas

Teori radikal bebas mengasumsikan bahwa proses menua

terjadi akibat kekurangefektifan fungsi kerja tubuh dan hal itu

dipengaruhi oleh adanya berbagai radikal bebas dalam tubuh.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


10

Radikal bebas merupakan zat yang terbentuk dalam tubuh

manusia sebagai salah satu hasil kerja metabolism tubuh.

f. Teori ikatan silang

Teori ini menyebutkan bahwa secara normal, sytruktur

molecular dari sel berikatan secara bersama-sama membentuk

reaksi kimia.termasuk didalamnya adalah kolagen yang

merupakan rantai molekul yang relative panjang yang

dihasilkan oleh fibroblast. Dengan terbentuknya jaringan baru,

maka jaringan tersebut akan bersinggungan dengan jaringan

yang lama dan membentuk ikatan silang kimiawi. Hasil akhir

dari proses ikatan silang ini adalah peningkatan densitas

kolagen dan penurunan kapasitas untuk transport nutrient serta

untuk membuang produk-produk sisa metabolism dari sel.

(Mujahidullah Khalid, 2012)

4. Masalah-Masalah Pada Lansia

Nugroho (2012) menjelaskan ada beberapa masalah pada lansia yaitu:

a) Mudah jatuh

Jatuh pada lanjut usia merupakan masalah yang sering terjadi,

penyebab multi faktor, banyak yang berperan di dalamnya, baik

faktor intrisik maupun dari dalam diri lanjut usia. Misalnya

gangguan gaya berjalan, kelemahan otot ekstermitas bawah,

kekakuan sendi, dan sinkope atau pusing.

b) Mudah lelah

Hal ini dapat disebabkan oleh:

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


11

a. Faktor psikologis (bosan, keletihan, atau depresi)

b. Gangguan organis, misalnya :

Anemia, kekurangan vitamin, perubahan pada tulang, gangguan

pencernaan, kelainan metabolisme, gangguan ginjal dengan uremia

gangguan faal hati, gangguan sistem peredaran darah dan jantung.

c. Pengaruh obat, misalnya obat penenang, obat jantung, dan obat

yang melelahkan daya kerja otot.

c) Gangguan kardiovaskuler

1) Nyeri dada

Dapat disebabkan: penyakit jantung koroner yang dapat

menyebabkan iskemia jantung (berkurangnya aliran darah

kejantung), aneurisme aorta, radang selaput jantung (perikarditis),

gangguan pada sistem alat pernafasan, misalnya pleura-pneumonia/

emboli paru dan gangguan pada saluran pencernaan bagian atas.

2) Sesak nafas pada kerja fisik

Sesak nafas pada kerja fisik dapat disebabkan oleh kelemahan

jantung, gangguan sistem saluran napas, berat badan lebih, atau

anemia.

3) Palpitasi

Dapat disebabkan oleh: kaki yang lama digantung , gagal jantung,

bendungan pada vena bagian bawah, kekurangan vitamin B,

gangguan penyakit hati, penyakit ginjal, kelumpuhan pada kaki.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


12

4) Nyeri sendi pinggul

Gangguan sendi pinggul misalnya, ragang sendi (arthritis) sendi

misalnya patah tulang (fraktur) dislokasi, akibat kelainan pada saraf

punggung bagian bawah yang terjepit.

5) Keluhan pusing

Dapat disebabkan: gangguan lokal misalnya vascular, migraain, (sakit

kepala sebelah) mata glaucoma atau tekanan dalam bola mata yang

meninggi, kepala, sinusitis, furunkel, sakit gigi dll, penyakit sistem

yang menimbulkan hipoglikemia, psikologis (perasaan cemas, depresi,

kurang tidur, kekacauan fikiran dll).

6) Berat badan menurun

Disebabkan oleh: pada umumnya nafsu makan menurun, karena

kurang adanya gairah hidup atau kelesuan, adanya penyakit kronis,

gangguan pada saluran pencernaan sehingga penyerapan makanan

terganggu, faktor sosio-ekonomi.

d) Gangguan eliminasi

Disebabkan oleh: melemahnya otot dasar panggul yang menyangga

kandung kemih dan memperkuat sfingter uretra, kontraksi abnormal pada

kandung kemih, obat diuretic yang mengakibatkan sering berkemih dan

obat penenang terlalu banyak, kandung kemih, radang saluran kemih,

kelainan control pada kandung kemih, kelainan persyarafan pada

kandung kemih, akibat adanya hipertrifo prostat, faktor psikologis.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


13

e) Gangguan ketajaman penglihatan

Disebabkan oleh: presbiopi, kelainan lensa mata, kekeruhan pada

lensa, iris, mengalami depigmentasi, tampak ada bercak berwarna

muda sampai putih, pupil kontriksi, refleks direk lemah, tekanan dalam

mata (intra-okuler),meninggi,lapang pandang menyempit,yang sering

disebut dengan glaucoma, retina terjadi degenerasi, menjadi suram dan

jalur-jalur peripigmen, terkesan seperti kulit harimau, radang saraf

mata.

f) Gangguan pendengaran

Dapat disebabkan: kelainan degeneratif (otosklerosis), ketulian pada

lanjut usia sering kali dapat menyebabkan kekacauan mental,tinnitus

(bising yang bersifat mendengung bisa bernada tinggi/rendah, vertigo),

perasaan tidak setabil yang terasa seperti bergoyang/berputar.

g) Gangguan tidur

Disebabkan oleh: faktor ekstrinsik (luar) misalnya lingkungan yang

kurang tenaga, faktor intrinsic, baik organic maupun psikogenik.

Organik berupa nyeri, gatal, kram betis, sakit gigi, sindrom tungkai

bergerak (akatisia), dan penyakit tertentu yang membuat gelisah,

psikogenetik misalnya, depresi, kecemasan, stress, iritabilitas, dan

marah yang tidak tersalurkan.

h) Mudah gatal

Disebabkan oleh:Kelainan kulit kering, degenerative (eczema kulit),

penyakit sistemik (diabetes militus, gagal ginjal, penyakit hati,

(hepatitis kronis, alergi dll) (Nugroho, 2012).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


14

B. Konsep Penyakit Hipertensi

1. Pengertian

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan

abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus

meneruslebih dari satu periode. Hal ini terjadi apabila arteriole-

arteriole konstriksi. Kontriksi arteriole membuat darah sulit mengalir

dan meningkatkan tekanan melawan dinding arteri. Hipertensi

menambah beban kerja jantung dan artei yang bila berlanjut dapat

menimbulkan kerusakan jantung dan pembuluh darah (Ujianti, 2010).

Hipertensi berkaitan dengan kenaikan tekanan sistolik atau tekanan

diastolik atau tekanan keduanya. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai

darah tinggi persistem dimana tekanan sistoliknya diatas 140mmHg

dan tekanan diastolik diatas 90mmHg(Burnner & Suddarth, 2005

dalam Andra Saferi 2012).

Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan kondisi ketika

seseorang mengalami kenaikan tekanan darah baik secara lambat atau

mendadak (akut) (Azwar agoes, 2011).

2. Etiologi

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan.

a. Hipertensi primer

Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui

penyebabnya. Faktor yang mempengaruhinya yaitu : genetik,

lingkungan, hiperaktifitas saraf simpatis sistem renin. Angiotensin

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


15

dan peningkatan Na + Ca intraseluler. Faktor-faktor yang

meningkatkan resiko : obesitas, merokok, alkohol dan polisitemia.

b. Hipertensi sekunder

Penyebab yaitu : penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom

cushing dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.

Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas :

a. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari

140mmHg dan/atau tekanan diastolik sama atau lebih besar

dari 90mmHg.

b. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar

dari 160mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah

dari90mmHg. (Sarif, 2012)

Tabel 2.1
Kategori tekanan darah pada lansia

No Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)


1. Normal 120-129 80-84
2. High normal 130-139 85-89
3. Hipertensi
4. Grade 1 (ringan) 140-159 90-99
5. Grade 2 (sedang) 160-179 100-109
6. Grade 3 (berat) 180-209 100-119
7. Grade 4 (sangat berat) >210 >120

(Sarif, 2012)

3. Manifestasi klinis

Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :

a. Tidak ada gejala

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


16

Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan

peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh

dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak

akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.

b. Gejala yang lazim

Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi

meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini

merupakan gejal terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang

mencari pertolongan medis. (Sarif, 2012).

Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu :

a. Mengeluh sakit kepala pusing e. Mual

b. Lemas kelelahan f. Muntah

c. Sesak nafas g. Epistaksis

d. Gelisah h. Kesadaran menurun

(Sarif, 2012)

4. Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan Non Farmakologis

1) Diet

Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB

dapat menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan

aktivitas rennin dalam plasma dan kadar adosteron dalam

plasma.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


17

2) Aktivitas

Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan

disesuaikan dengan batasan medis dan sesuai dengan

kemampuan seperti berjalan, jogging,bersepeda atau berenang.

3) Penatalaksanaan farmakologis

Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan obat anti

hipertensi yaitu:

a) Mempunyai efektivitas yang tinggi.

b) Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau

minimal.

c) Memungkinkan penggunaan obat secara oral.

d) Tidak menimbulakn intoleransi.

e) Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.

f) Memungkinkan penggunaan jangka panjang.

Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan

hipertensi seperti golongan diuretic, golongan betabloker,

golongan antagonis kalsium, golongan penghambat konversi

rennin angitensin. (Sarif, 2012)

5. Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan laboratorium

1) Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume

cairan (viskositas) dan dapat mengidentifikasikan faktor resiko

seperti : hipokoagulabilitas, anemia.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


18

2) BUN/kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi

ginjal.

3) Glucosa : hiperglikemia (DM adalah pencetus hipertensi) dapat

diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.

4) Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi

ginjal dan ada DM.

b. CT Scan : mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.

c. EKG : dapat menunjukkan pola regangan, dimana luas, peninggian

gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung

hipertensi.

d. IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu

ginjal, perbaikan ginjal.

e. Photo dada : menunjukkan destruksi klasifikasi pada area katup,

pembesaran jantung.

(Amin Huda Nurarif, 2015)

6. Patofisiologi

Kerja jantung terutama ditentukan oleh besarnya curah jantung dan

tahanan perifer. Curah jantung pada penderita hipertensi umunya

normal adanya kelainan terutama pada peninggian tahanan periper.

Kenaikan tahanan periper ini disebabkan oleh karena vasokonstriksi

arteriol akibat naiknya tonus otot polos pada pembuluh darah. Bila

hipertensi sudah berjalan cukup lama maka yang akan dijumpai adalah

adanya perubahan-perubahan struktural pada pada pembuluh darah

arteriol berupa penebalan pada tunika interna dan adanya hipertropi

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


19

pada tunika media. Dengan adanya hipertropi dan hiperplasi maka

sirkulasi darah dalam otot jantung tidak mencukupi lagi sehingga

terjadi anoreksia relatif. Keadaan ini dapat diperbuat dengan adanya

sklerosis koroneer (Riyadi, 2011).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


20

PATHWAYS
Bagan 2.1 Pathway Hipertensi
umur Jenis kelamin Gaya hidup obesitas

Elastisitas , arteriosklerosis

hipertens
i
Kerusakan vaskuler pembuluh Perubahan status Krisis
darah kesehatan situasional
Perubahan struktur
Ansietas Koping
Penyumbatan pembuluh darah individu tidak
efektif
vasokonstriksi

Gangguan sirkulasi

otak ginjal Pembuluh darah Retina

Resistensi Suplai O2 Vasokonstriksi sistemik koroner Spasme


pembuluh otak pembuluh arteriole
darah otak menurun darah ginjal
vasokonstriksi Iskemi
diplopia
Blood flow miocard
sinkop
aliran darah Afterload
Nyeri menurun Nyeri dada Resti injuri
meningkat
kepala
Gangguan
Respon RAA Risiko Fatique
perfusi
tinggi
jaringan
penurunan
Rangsang Intoleransi
curah
aldosteron aktifitas
jantung

Retensi Na Perubahan Dipsnea,ortop Paparan informasi


suplai darah ke nea,takikardi kurang ( mis
paru interpretasi)
edema

Pola nafas tidak


Kelebihan efektif Kurang
Amin Huda Nurarif, 2015 volume cairan pengetahuan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


21

C. Konsep Asuhan Keperawatan Gerontik

2. Pengkajian

Menurut Aspiani (2014) konsep asuhan keperawatan meliputi :

a. Pengumpulan data

1) Identitas

Identitas Partisipan yang biasa dikaji pada penyakit sistem

kardiovaskuler adalah usia ,karena ada beberapa penyakit

kardiovaskuler banyak terjadi pada Partisipan di atas usia 60

tahun.

2) Keluhan Utama

Keluhan utama yang sering ditemukan pada Partisipan

dengan penyakit kardiovaskuler seperti :gagal jantung

kongestif,penyakit jantung koroner,hipertensi adalah Partisipan

mengeluh nyeri dada sebelah kiri,disertai sesak nafas dan

ketidakmampuan untuk beraktivitas

3) Riwayat penyakit sekarang

Riwayat kesehatan saat ini berupa uraian mengenai

penyakit yang diderita oleh Partisipan dari mulai timbulnya

keluhan yang dirasakan sampai Partisipan dibawa ke Rumah

Sakit,dan apakah pernah memeriksakan diri ke tempat lain

selain Rumah Sakit umum serta pengobatan apa yang pernah

diberikan dan bagaimana perubahannya dan data yang

didapatkan saat pengkajian.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


22

4) Riwayat Penyakit dahulu

Riwayat kesehatan yang lalu seperti riwayat

kardiovaskuler sebelumnya ,riwayat pekerjaan pada pekerja

yang berhubungan dengan peningkatan aktivitas ,riwayat

penggunaan obat-obatan,riwayat mengkonsumsi alkohol dan

merokok.

5) Riwayat penyakit keluarga

Yang perlu dikaji apakah dalam keluarga ada yang

menderita penyakit yang sama karena faktor genetik/keturunan.

6) Pola kebiasaan sehari-hari

Yang perlu dikaji adalah aktivitas apa saja yang biasa

dilakukan sehubungan dengan adanya nyeri dada sebelah kiri

dan sesak nafas.

b. Pemeriksaan Fisik

a) keadaan umum

b) Kesadaran

c) Tanda – tanda Vital

4) Pemeriksaa Review of system

a. Sistem Pernafasan

b. Sistem Sirkulasi

c. Sistem Persyarafan

d. Sistem Perkemihan

e. Sistem Pencernaan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


23

f. Sistem Muskuloskletal

b. Pola fungsi kesehatan (Aspiani, 2014).`

3. Diagnosa keperawatan

a. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan vaskuler serebral

dan iskemia

b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan,

ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen

c. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak (Amin Huda

Nurarif, 2015).

4. Intervensi / Rencana keperawatan

Tabel 2.2
Intervensi / Rencana Keperawatan

No. Diagnosa Tujuan Intervensi


keperawatan
1. Nyeri akut NOC Manajemen nyeri :
berhubungan Paint level 1. Lakukam pengkajian
dengan peningkatan Pain control nyeri secara
tekanan vaskuler. Comfort level komprehensif
Definisi : Kriteria hasil : 2. Observasi reaksi non
pengalaman sensori 1. Mampu mengontrol nyeri verbal dari
dan emosional yang (tahu penyebab nyeri, ketidaknyamanan
tidak mampu menggunakan 3. Gunakan teknik
menyenangkan teknik non farmakologi komunikasi untuk
yang muncul akibat untuk mengurangi nyeri, mengetahui
kerusakan jaringan mencari bantuan) pengalaman nyeri
yang aktual atau 2. Melaporkan bahwa nyeri 4. Evaluasi pengalaman
potensial atau berkurang dengan nyeri masa lampau
digambarkan dalam menggunakan manajemen 5. Relaksasi nafas dalam
hal kerusakan nyeri 6. Pemberian kompres
sedemikian rupa 3. Mampu mengenali nyeri hangat
(skala, intensitas, frekuensi
dan tanda nyeri)
4. Menyatakan rasa nyaman
setelah nyeri berkurang
2. Resiko NOC 1. Batasi gerakan pada
ketidakefektifan Circulation status kepala, leher dan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


24

perfusi jaringan Tissue perfusion : punggung


otak cerebral 2. Monitor adanya
Definisi : beresiko Kriteria hasil : tromboplebitis
mengalami sirkulasi 1. Mendemonstrasikan 3. Diskusi mengenai
jaringan otak yang status sirkulasi yang perubahan sensasi
dapat mengganggu ditandai dengan : 4. Monitor adanya
kesehatan. 2. Tekanan sistol dan paretese
diastol dalam rentang 5. Instrusikan keluarga
yang diharapkan untuk mengobservasi
3. Tidak ada ortostatik kulit jika ada isi atau
hipertensi laserasi
4. Tidak ada tanda-tanda
peningkatan tekanan
intrakranial (tidak lebih
dari 15 mmHg)
3. Intoleransi aktifitas NOC 1. Bantu klien untuk
berhubungan Energy conservation mengidentifikasi
dengan Activity tolerance latihan yang
ketidakseimbangan Self care : ADLs mampu dilakukan
suplai dan Kriteria hasil : 2. Bantu untuk
kebutuhan oksigen. 1. Berpartisipasi dalam memilih aktivitas
Definisi : aktivitas fisik konsistensi yang
ketidakcukupan 2. Mampu melakukan sesuai dengan
energi psikologis aktivitas sehari-hari kemampuan fisik,
atau fisiologis (ADLs) secara mandiri psikologi dan sosial
untuk melanjutkan 3. Tanda-tanda vital 3. Bantu
atau menyelesaikan normal untukmendapatkan
aktifitas kehidupan 4. Energy psikomotor alat bantuan
sehari-hari yang 5. Mampu berpindah aktivitas seperti
harus atau yang 6. Sirkulasi status baik kursi roda, krek
ingin dilakukan 7. Status respirasi : 4. Bantu
pertukaran gas dan pasien/keluarga
ventilasi adekuat untuk
mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
5. Sediakan penguatan
positif bagi yang
aktif beraktifitas
Amin Huda Nurarif (2015)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


25

D. Konsep nyeri

1. Pengertian

Nyeri adalah suatu sensori yang tidak menyenangkan dari suatu

emosional disertai kerusakan jaringan secara aktual maupun potensial

atau kerusakan jaringan secara menyeluruh (Zakiyah, 2014).

Nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak

menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual

atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedekimian rupa

(Amin Huda Nurarif, 2015).

2. Tipe dan karakter nyeri

A. Nyeri berdasarkan durasi

a) Nyeri akut

Peristiwa baru, tiba-tiba, durasi singkat. Berkaitan dengan

penyakit akut, seperti operasi, prosedur pengobatan atau

trauma. Timbul akibat stimulus langsung terhadap rangsang

noksius, misalnya mekanik dan inflamasi. Umumnya bersifat

sementara, dan area nyeri dapat diidentifikasi

b) Nyeri kronis

Pengalaman nyeri yang menetap atau kontinu selama lebih dari

enam bulan. Itensitas nyeri sukar untuk diturunkan sifatnya

kurang jelas dan kecil kemungkinan untuk hilang dan rasa

nyeri biasanya meningkat.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


26

B. Nyeri berdasarkan intensitas

Berdasarkan intensitas, nyeri digolongkan nyeri berat, nyeri

sedang dan nyeri ringan. Untuk mengukur intensitas nyeri yang

dirasakan seseorang, dapat digunakan alat bantu yaitu dengan skala

nyeri.

C. Nyeri berdasarkan tranmisi

a. Nyeri menjalar, terjadi pada bidang yang luas dan pada struktur

yang terbentuk dari embrionik dermatom yang sama.

b. Nyeri rujukan, nyeri yang bergerak dari suatu daerah ke daerah

yang lain.

D. Nyeri berdasarkan penyebab

1) Teknik, disebabkan oleh perbedaan suhu yang ekstrim.

2) Kimia, disebabkan oleh bahan atau zat mekanik.

3) Mekanik, disebabkan oleh trauma fisik atau mekanik.

4) Psikogenik, nyeri yang tanpa diketahui adanya kelainan fisik,

bersifat psikologis.

5) Neurologik, disebabkan oleh kerusakan jaringan syaraf.

6) Psikologis, kecemasan menyebabkan serangkaian reaksi kimia

kompleks pada tubuh yang dapat meningkatkan rasa sakit yang

membuat rasa cemas semakin buruk.

(Zakiyah, 2014)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


27

E. Pengkajian nyeri

a. Skala nyeri numerik skal 0-10 ( Comparative Pain Scale)

Bagan 2.3
Rentang Skal Nyeri

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Keterangan :

Skala 0 : Tidak ada rasa sakit , merasa normal.


Skala 1 : Nyeri hampir tak terasa, seperti gigitan nyamuk.

Skala 2 : Tidak menyenangkan, nyeri ringan seperti cubitan


ringan pada kulit.

Skala 3 : Bisa ditoleransi, nyeri sangat terasa seperti pukulan


atau suntikan.
Skala 4 : Menyedihkan, nyeri yang dalam seperti sakit gigi atau
rasa sakit dari sengatan lebah.

Skala 5 : Sangat menyedihkan, kuat nyeri yang menusuk seperti


pergelangan kaki terkilir.

Skala 6 : Intens (kuat), nyeri yang menusuk begitu kuat sehingga


tampaknya sebagian menyebabkan salah satu panca
indra tidak fokus.
Skala 7 : Sangat intens, nyeri yang menusuk begitu kuat dan
menyebabkan tidak dapat melakukan perawatan diri.
Skala 8 : Benar-benar mengerikan, nyeri begitu kuat sering
mengalami perubahan kepribadian yang parah jika sakit
datang dan berlangsung lama.
Skala 9 : Menyiksa tak tertahankan, nyeri begitu kuat sehingga
tidak bisa ditoleransi dan sampai menuntut untuk segera
menghilangkan rasa sakit tidak pedul risikonya

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


28

Skala 10 : Sakit tak terbayangkan tak dapat diungkapkan, nyeri


begitu kuat hingga tak sadarkan diri.

Dari sepuluh skala diatas dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok

yaitu :Skala nyeri 1-3 (nyeri ringan) nyeri masih dapat ditahan dan tidak

mengganggu pola aktivitas si penderita. Skala nyeri 4-6 (nyeri sedang)

nyeri sedikit kuat sehingga dapat mengganggu pola aktivitas penderita.

Skala nyei 7-10 (nyeri berat) nyeri yang sangat kuat sehingga memerlukan

therapy medis dan tidak dapat melakukan pola aktivitas mandiri (Zakiyah,

2014).

E. Konsep kompres hangat

1. Definisi kompres hangat

Kompres hangat merupakan tindakan keperawatan dengan

memberikan kompres hangat yang digunakan untuk memenuhi

kebutuhan rasa nyaman. Tindakan ini dapat dilakukan pada pasien

yang mengalami nyeri, resiko terjadi infeksi luka dan kerusakan fisik

(Aziz Alimul Hidayat, 2013)

2. Tujuan kompres hangat

a. Memperlancar sirkulasi

b. Menurunkan suhu tubuh

c. Mengurangi rasa sakit

d. Memberi rasa hangat, nyaman dan tenang pada klien

e. Memperlancar pengeluaran eksudat

f. Merangsang peristaltik usus

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


29

3. Mekanisme kompres hangat

Kompres hangat merupakan tindakan utuk mengurangi nyeri

dengan memberikan energi panas melalui proses konduksi. Prinsip

kerja kompres hangat dengan handuk kecil atau menggunakan buli-

buli yang dibungkus kain yaitu secara konduksi dimana terjadi

pemindahan panas dari handuk kecil atau buli-buli kedalam tubuh

sehingga menyebabkan pelepasan pembuluh darah dan akan terjadi

penurunan ketegangan otot sehingga nyeri yang dirasakan akan

berkurang atau hilang (Padlia, 2012)

4. Metode pelaksanaan kompres hangat

Kompres hangat dapat diberikan melalui handuk yang telah

direndama dalam air hangat, botol yang berisi air hangat atau bantal

hangat yang khusus dirancang untuk mengompres. Suhu yang

digunakan untuk mengompres harus diperhatikan agar tidak terlalu

panas. Suhu yang disarankan untuk kompres hangat adalah sekitar 40-

45℃. Walau digunakan untuk mengurangi nyeri, akan tetapi kompres

hangat tidak dianjurkan digunakan pada luka yang baru atau kurang

dari 48jam karna akan memperburuk kondisi luka akibat penumpukan

cairan pada lokasi yang cidera dan meningkatkan nyeri. Kompres

hangat juga tidak boleh digunakan pada luka terbuka dan luka yang

masih terlihat bengkak (Tamsuri, 2012)

F. Penelitian terkait

Sejalan dengan penelitian terkait yang dilakukan oleh Siti rohimah

dan Eli kurniasih tahun 2015 hasil penelitian sebagian responden sebelum

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


30

perlakuan (pre test) mengalami nyeri sedang sebanyak 12 responden

(60%) dan setelah diberikan kompres hangat mayoritas responden

mengalami nyeri ringan yaitu 17 responden (85%) ketika dilakukan pos

test. Ini menunjukkan bahwa kompres hangat mampu meredakan nyeri.

Manfaat terapi kompres hangat ini dapat bermanfaat karena dapat memberi

rasa nyaman, mengurangi dan membebaskan nyeri, mengurangi atau

membebaskan nyeri, mengurangi atau mencegah terjadinya spasme otot,

dan memberikan rasa hangat. Karena jika diberikan kompres hangat, rasa

panas atau hangat dapat mendilatasi pembuluh darah sehingga aliran darah

dan suplai oksigen akan lancar, sehingga meregakan keteganga otot

akibatnya nyeri dapat berkurang didaerah yang diberi kompres.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


31

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain penelitian

Desain penelitian adalah model yang digunakan penelitian untuk

melakukan suatu penelitian untuk memberikan arah terjalannya penelitian

(Kelana kusuma, 2011).

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, yaitu studi

yang mengeksplorasikan suatu masalah dengan batasan terperinci,

memiliki pengambilan data yang mendalam dan menyatakan berbagai

sumber informasi.

Studi kasus ini adalah studi kasus untuk mengekplorasikan Penerapan

yaitu suatu penerapan kompres hangat dengan masalah nyeri akut pada

lansia yang mengalami hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Wates.

B. Batasan istilah

Penerapan kompres hangat dengan masalah nyeri akut pada lansia yang

mengalami hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Wates kabupaten

Pringsewu Tahun 2019.

Tabel 3.1
Tabel Variabel Penelitian

Variable Batasan Istilah Cara Ukur


Peningkatan tekanan Pemeriksaan tanda-
Hipertensi darahpersistem dimana sistolik tanda vital,
>140mmHg dan diastolik kuesioner,
>90mmHg wawancara
Nyeri akut Pengalaman sensorik atau Observasi,
emosionalyang berkaitan wawancara,
dengan kerusakan jaringan pengkajian nyeri
aktual atau fungsional,dengan menggunakan skala

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


32

onset mendadak atau lamat dan numeric dan wong


berintensitas ringan hingga baker
beratyangberlangsung kurang
dari 3 bulan pada pasien
hipertensi
Kompres hangat Tindakan keperawatan dengan Observasi,
memberikan kompres hangat wawancara, tindakan
mengunakan buli-buli yang SOP kompres hangat
digunakan untuk memenuhi
kebutuhan rasa nyaman ketika
nyeri timbul

C. Partisipan

Partisipan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 partisipan yaitu

lansia yang berbeda usia 60 tahun keatas yang mengalami Hipertensi

dengan masalah nyeri akut.

D. Lokasi dan waktupenelitian

Study kasus pada keperawatan lansia ini dilakukan di rumah lansia di

daerah Wates desa Tambah Mulyo Dusun 1 dengan jangka waktu 1

minggu dengan 6 kali kunjungan.

E. Pengumpulan data

Metode pengumpualan data yang digunakan adalah :

1. Wawancara

Wawancara dengan menggunakan format pengkajian dan kuisioner

untuk mengetahui tentang identitas, keluhan utama nyeri dengan

pengkajian PQRST, riwayat penyakit sekarang dengan hipertensi,

riwayat penyakit dahulu dan pengkajian keperawata lansia.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


33

2. Obseravasi

Observasi yang dilakukan dengan cara melihat respon nyeri secara non

verbal seperti pasien terlihat meringis menahan nyeri, terlihat tidak

nyaman, sering memegang tengkuk untuk memantau skala nyeri dan

menggunakan lembar observasi.

3. Pemeriksaan fisik

Jenis pemeriksaan fisik yang digunakan meliputi pemeriksaan tanda-

tanda vital dengan menggunakan stetoskop dan tensimeter untuk

mengetahui tekanan darah pada pasien dan menggunakan alat buli-buli

untuk melakukan terapi nyeri akut pada hipertensi.

4. Lembar observasi

Jenis penelitian ini menggunakan format pengkajian skala numerik

untuk mengetahui skala nyeri dan lembar ukur hasil tekanan darah.

F. Analis adata

Analisa data dalam penelitian ini adalah :

1. Pengumpulan data

Data diumpulkan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi dan

hasilditulis dalam bentuk catatan dokumentasi.

2. Mereduksi data

Data dari hasil wawancara dibuat dalam bentuk catatan dan

dikelompokkan menjadi data subyektif dan objektif, lalu dianalisa

berdasarkan hasil pemeriksaan diagnostik kemudian dibandingkan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


34

3. Penyajian data

Penyajian data dapat dilakukan menggunakan tabel, gambar, bagan

maupun teks naratif. Kerahasiaan klin dijaga dengan menggunakan

inisial identitas partisipan.

4. Kesimpulan

Dari data yang disajikan, kemudian data akan dibahas dan

dibandingkan pada hasil penelitian terdahulu dan secara teori dengan

prilaku kesehatan penarikan kesimpulan dilakukan dengan metode

induksi data yang dikumpulkan terkait dengan proses keperawatan

yaitu dengan data pengkajian, diagnosa, perncanaan tindakan,

implementasi dan evaluasi.

G. Etik penelitian

Etika yang mendasari jurnal ini adalah :

1. Informed Consend

Informed consend berisi tentang lembar persetujuan dilakukan

tindakan keperawatan. Dan ditanda tangani oleh klien atau keluarga.

2. Anonymity

Merahasiakan identitas klien dengan hanya menuliskan inisial nama

depan klien.

3. Confidentiality

Merahasiakan semua masalah kesehatan klien, kecuali untuk

kepentingan klien.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


35

4. Right to justice

Subjek berhak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus

dirahasiakan.

5. Right to full disclousure

Peneliti menjelaskan secara rinci tindakan yang akan dilakukan dan

bersedia bertanggung jawab jika ada suatu hal yang tidak diinginkan.

6. Right in fair treatment

Hak untuk mendapat pengobatan yang adil dari kedua pasien yang

diberi intervensi.

7. Bebas dari eksplorasi

Partisipan subjek dalam penelitian, harus menjelaskan secara rinci

serta bertanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi pada pasien.

(Nursalam, 2013)

H. Jalannya penelitian

1. Tahap Persiapan

a) Mengurus surat perizinan kepada pimpinan insitusi

b) Memberikan surat survey di Puskesmas Wates

c) Melakukan survey pendahuluan

d) Pemilihan masalah dan membuat rumusan masalah

e) Melakukan rancangan proposal penelitian

f) Proposal di konsulkan kepada pembimbing

g) Proposal disetujui oleh dosen pembimbing

h) Melakukan uji sidang proposal oleh dosen pembimbing dosen

penguji

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


36

2. Tahap Pelaksanaan

a) Meminta surat izin dari insitusi

b) Menyerahkan surat izin untuk melakukan penelitian

c) Pengambilan data di tempat penelitian

d) Pengambilan data dilakukan di wilayah kerja UPT Puskesmas

Wates tahun 2019

e) Penelitian melakukan wawancara kepada responden

f) Penelitian melakukan intervensi

g) Pengumpulan data dilakukan selama seminggu

h) Kelengkapan hasil observasi diperiksa kembali

i) Data yang sudah terkumpul diolah menggunakan laptop

3. Tahap Akhir

Hasil pengelolahan data disajikan dengan presentasi. Setelah

melakukan sidang dan disetujui untuk dilakukan penjilidan dan hasil

penelitian dikumpulkan sesuai jadwal yang ditentukan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


37

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Gambaran Lokasi Pengambilan Data

Penelitian ini dilaksanakan di komunitas tepatnya di wilayah kerja

Puskesmas Wates Timur yaitu desa Tambak Mulyo Kecamatan Gading

Rejo Kabupaten Pringsewu.Desa Wates Timur yang merupakan

pemekeran dari Pekon Wates yang terdiri dari dua dusun , yaitu Dusun

Tambak Mulyo dan Dusun Sidodadi. Pekon Wates Timur hasil dari

pemekaran Pekon Wates Tahun 2012 sesuai dengan PERDA Nomor 13

tahun 2012 dan disahkan pada tanggal 27 September Tahun 2012. Jumlah

KK desa Tambak Mulyo 303 dengan jumlah penduduk 1495 jiwa dan

jumlah lansia 1262 jiwa. Rata- rata penduduk berpendidikan SD dan

bekerja sebagai petani dan peternak. Desa Wates Timur diketuai oleh

kepala pekon yaitu Suheri (periode pemekaran 2012 sampai sekarang) dan

staf lainnya (Profil Pekon Wates Timur).

2. Gambaran subjek study kasus

a. Pengkajian
Tabel 4.1
Identitas Partisipan

Identitas Partisipan Partisipan 1 Partisipan 2


Nama Ny. W Ny. R
Umur 82 tahun 71 tahun
Jenis Kelamin Perempuan Perempuan
Pendidikan SD SD
Agama Islam Islam
Suku Jawa Jawa

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


38

Status Perkawinan Janda Menikah


Pekerjaan Ibu rumah tangga Ibu rumah tangga
Alamat Desa Tambak Mulyo Desa Tambak Mulyo
Wates Timur Wates Timur
Diagnosa penyakit Hipertensi Hipertensi

Berdasarkan hasil pengkajian identitas partisipan terdapat perbedaan

yaitu usia dan status perkawinan.

Genogram Partisipan 1

Keterangan :

Laki-laki \ GarisMenikah

Perempuan GarisKeturunan

Meninggal TinggalSerumah

Pasien

Genogram Partisipan 2

Keterangan :

Laki-laki \ GarisMenikah

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


39

Perempuan GarisKeturunan

Meninggal TinggalSerumah

Pasien

Tabel 4.2
Riwayat penyakit

Riwayat penyakit Partisipan 1 Partisipan 2


Keluhan utama Partisipan Partisipan
mengatakan sering mengatakan sering
merasa pusing dan merasapusing dan
nyeri pada bagiaan nyeri pada bagian
tengkuk nyeri terasa tengkuk leher,
seperti tertusuk- dengan skala 6 nyeri
tusuk, nyeri terasa seperti
menyebar hingga ke tertusuk-tusuk, nyeri
bagian kepala, menyebar hingga ke
denganskala 7, hal bagian kepala dan
yang memperberat bahu, hal yang
nyeri ketika memperberat nyeri
partisipan banyak ketika partisipan
fikiran dan hal yang kelelahan dan hal
memperingan ketika yang memperingan
partisipan beristirahat ketika partisipan
beristirahat.

Riwayat penyakit Partisipan menderita Partisipan menderita


sekarang penyakit hipertensi penyakit hipertensi.

Riwayat penyakit Partisipan menderita Partisipan menderita


dahulu hipertensi sejak 1 hipertensi sejak 4
tahun yang lalu tahun yang lalu.

Riwayat penyakit Ibu dan ayah Ayah partisipan


keluarga partisipan tidak mempunyai riwayat
mempunyai riwayat hipertensi
hipertensi

Berdasarkan hasil pengkajian terdapat perbedaan riwayat penyakit

keturunan dan riwayat penyakit dahulu.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


40

Tabel 4.3
Perubahan pola kesehatan

Pola kesehatan Partisipan 1 Partisipan 2


Pola nutrisi Partisipan makan 3 kali Partisipan makan 3 kali
sehari 1 centong nasi, sehari 1 centong nasi,
sayur dan lauk pauk dan sayur dan lauk pauk dan
partisipan tidak memiliki partisipan tidak
alergi terhadap makanan. memiliki alergi terhadap
Dan minum kurang lebih makanan. Dan minum
5-6 gelas dalam sehari kurang lebih 6-8 gelas
BB :48 kg dalam sehari
TB : 150 cm BB : 63 kg
IMT :21,3 TB : 154 cm
IMT : 27,2

Pola eliminasi Partisipan BAK 5-6 kali Partisipan BAK 6-7 kali
sehari dengan jarak waktu sehari dengan jarak
tidak menentu dan tidak waktu tidak menentu
ada keluhan saat BAK. dan tidak ada keluhan
Partisipan BAB tidak saat BAK.
menentu terkadang 2 hari Partisipan BAB 1 kali
sekali dan terkadang 3 sehari pada pagi hari dan
hari sekali dan tidak ada tidak ada keluhan saat
keluhan saat BAB BAB

Pola istirahat Partisipan mengatakan Partisipan mengatakan


dan tidur tidur 7-8 jam pada malam tidur 7-8 jam pada
hari dan sering terbangun malam hari dan sering
karena merasakan pusing terbangun. Dan tidur 1-2
dan jarang tidur siang jam di siang hari.

Aktivitas Partisipan mengatakan Partisipan mengatakan


aktivitas setiap pagi hanya aktivitasnya mengurus
menyapu halaman rumah. kegiatan rumah seperti
menyapu, mencucidan
memasak.

Personal Partisipan mandi 2 kali Partisipan mandi 2 kali


hygiene sehari dan menggosok sehari dan menggosok
giginya tiap mandi dan giginya tiap mandi dan
mencuci rambutnya tiap 2 mencuci rambutnya satu
hari sekali kali sehari.

Kebiasaan Kebiasaan waktu luang Kebiasaan waktu luang

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


41

mengisi waktu partisipan diisi dengan partisipan diisi dengan


luang mengobrol dengan anak menonton tv atau
dan cucunya atau tiduran. mengobrol dengan
anakdan cucunya.

Berdasarkan hasil pengkajian perubahan pola kesehatan terdapat

perbedaan pada aktivitas, eliminasi, pola tidur dan kebiasaan mengisi

waktu luang.

Tabel 4.4
Data Psikososial

1. Konsep diri
a. Gambaran Partisipan Partisipan mengatakan
diri mengatakan sudah sudah tua dan sudah
tua dan sudah banyak banyak mengalami
mengalami kelemahan fisik dan
kelemahan fisik dan tidak dapat
tidak dapat beraktivitas banyak
beraktivitas banyak seperti dahulu namun
seperti dahulu. masih bisa melakukan
pekerjaan rumah
secara menyeluruh.

b. Identitas Partisipan Partisipan mengatakan


diri mengatakan dirinya dirinya sebagai orang
sebagai orang tua tua yang sering
yang di segani dalam mengayomi anak-
keluarga. anaknya.

c. Peran diri Partisipan Partisipan mengatakan


mengatakan dirinya dirinya sebagai orang
sebagai orang tua tua, nenek dan ibu
bagi anaknya dan rumah tangga dalam
nenek bagi cucu- keluarga
cucunya.

d. Ideal diri Partisipan Partisipan mengatakan


mengatakan ideal diri ideal diri berkurang
berkurang karena karena penurunan fisik
penurunan fisik dan dan tidak bisa
tidak bisa membantu membantu banyak
banyak pekerjaan pekerjaan suaminya

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


42

karena factor usia. disawah karena mudah


lelah

e. Harga diri Partisipan Partisipan mengatakan


mengatakan merasa merasa dihargai dan
dihargai dan dihormati sebagai
dihormati sebagai orang tua dan nenek
orang tua dan nenek didalam anggota
didalam anggota keluarga dan
keluarga dan lingkungannya.
lingkungannya.

2. Nilai dan Partisipan beragama Partisipan beragama


keyakinan islam dan islam dan mengatakan
spiritual mengatakan selalu selalu menjalankan
menjalankan kewajibannya solat 5
kewajibannya solat 5 waktu dan mengaji
waktu dan mengaji setelah selesai solat
setelah selesai solat maghrib dan selalu
maghrib dan subuh. mengikuti pengajian
disekitar rumah dan
masjid

3. Psikoseksual Partisipan Partisipan mengatakan


mengatakan hasrat seksual sudah
suaminya sudah lama menurun.
meninggal

4. Masalah Partisipan Partisipan mengatakan


psikososial mengatakan sering sering bersosialisasi
bersosialisasi dengan dengan keluarga dan
keluarga dan tetangga serta
tetangga serta keluarga selalu
mengikuti kegiatan mendukung partisipan
posyandu lansia. dalam mengikuti
Keluarga selalu kegiatan posyandu
mendukung lansia, senam lansia
partisipan dalam dan acara pengajian
mengikuti kegiatan
posyandu lansia

5. Masalah
koping dan
adaptasi

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


43

a. Koping Dalam menyelesaikan Dalam menyelesaikan


adaptif masalah partisipan masalah partisipan
selalu bercerita selalu bercerita kepada
kepada anak ataupun suami ataupun
anggota keluarga anaknya.
lainnya.

b. Koping Partisipan Partisipan mengatakan


maladaptif mengatakan ketika ketika dirinya merasa
dirinya merasa cemas cemas dan khawatir
dan khawatir memikirkan masalah
memikirkan masalah tekanan darah mudah
keluarga yang meningkat dan
dialami menyebabkan menyebabkan nyeri
pusing dan nyeri pada kepala serta tengkuk
bagian tengkuk leher.
dikarnakan tekanan
darah yang juga
menjadi meningkat.

Berdasarkan hasil pengkajian data psikososial terdapat perbedaan


yaitu padamasalah psikososial.

Tabel 4.5
Pemeriksaan Fisik

Observasi Partisipan 1 Partisipan 2


Tekanan Darah 160/100 mmHg 150/90 mmHg
Nadi 106 x/menit 97x/menit
Suhu 37◦C 37,3◦C
RR 25x/menit 21x/menit
Nyeri Partisipan mengatakan Partisipan mengatakan
nyeri pada bagian nyeri pada bagian
tengkuk, nyeri terasa tengkuk, nyeri terasa
seperti tertusuk-tusuk, seperti tertusuk-tusuk,
nyeri menyebar hingga nyeri menyebar hingga
ke bagian kepala, hal kebagian kepala hingga
yang memperberat pundak, hal yang
nyeri ketika partisipan memperberat nyeri
banyak fikiran dan hal ketika partisipan
yang memperingan banyak beraktivitas
ketika partisipan dan hal yang
beristirahat memperingan ketika
partisipan beristirahat

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


44

Pemeriksaan fisik
a. Kepala Kulit kepala bersih, Kulit kepala bersih,
tidak ada tidak ada
peradangan,tidak ada peradangan,tidak ada
nyeri kepala dan tidak nyeri kepala dan tidak
terdapat benjolan terdapat benjolan

b. Rambut Rambut bersih dan Rambut bersih dan


berwarna putih dan berwarna kelabu dan
mudah rontok mudah rontok

c. Mata Kedua mata simetris, Kedua mata simetris,


konjungtiva anemis, konjungtiva ananemis,
tidak terdapat tidak terdapat
peradangan, peradangan, pandangan
pandangan mata kabur mata sedikit kabur dan
dan partisipan partisipan tidak
menggunakan alat menggunakan alat
bantu kacamata. bantu kacamata.

d. Hidung Bentuk simetris, bersih Bentuk simetris, bersih


dan tidak ada dan tidak ada
polip,tidak ada polip,tidak ada
peradangan dan tidak peradangan dan tidak
ada keluhan ada keluhan

e. Telinga Bentuk simetris antara Bentuk simetris antara


kanan dan kiri, bersih, kanan dan kiri, bersih,
dan sering merasa dan serta tidak
sakit pada bagian mengalami penurunan
telinga serta fungsi pendengaran
mengalami sedikit
penurunan fungsi
pendengaran

f. Mulut Mulut pasien terlihat Mulut pasien terlihat


bersih, terdapat caries bersih, terdapat caries
pada gigi, gigi bagian pada gigi, dan gigi
depan terlihat masih bagian depan terlihat
utuh masih utuh

g. Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran


kelenjar getah bening kelenjar getah bening
dan nyeri pada bagian dan nyeri pada bagian

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


45

tengkuk tengkuk

h. Dada Bentuk dada simetris, Bentuk dada simetris,


tidak terdapat bekas tidak terdapat bekas
luka dan tidak terdapat luka dan tidak terdapat
benjolan. benjolan.

i. Paru-paru Bunyi nafas vesikuler Bunyi nafas vesikuler


dengan frekuensi dengan frekuensi
respirasi 25x/menit respirasi 21x/menit dan
dan terkadang sering terkadang sering
merasa sesak merasa sesak karena
kelelahan
j. Jantung Bunyi jantung lupdup, Bunyi jantung lupdup,
tidak terdapat suara tidak terdapat suara
tambahan dan tambahan dan
frekuensi nafas frekuensi nafas
106x/menit 97x/menit

k. Perut Tidak terdapat luka Tidak terdapat luka


bekas oprasi dan tidak bekas oprasi dan sering
mengalami nyeri tekan mengalami nyeri tekan
ulu hati ulu hati.
l. Punggung Punggung partisipan Punggung partisipan
terlihat membungkuk. terlihat sedikit
membungkuk.
m. Ekstermit Reflek patella positif Reflek patella positif
as dan tidak dan tidak
menggunakan alat menggunakan alat
bantu jalan bantu jalan

Berdasarkan hasil pengkajian pola kesehatan terdapat perbedaan

diantara 2 partisipan yaitu pada bagian rambut, mata dan ekstermitas

Tabel 4.6
Hasil Pengkajian Masalah Dan Fungsi Pada Lansia

APGAR Gerontik Partisipan 1 Partisipan 2


Masalah 47 (masalah kesehatan 46 (masalah kesehatan
kesehatan kronis kronis sedang) kronis sedang)
Fungsikognitif 7 (ada gangguan) 9 (tidak ada gangguan)
Status fungsional 10 (ketergantungan) 15 (mandiri)
Skala psikologis 16 (depresi sedang) 15 (depresi sedang)
(depresi geriatric)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


46

Berdasarkan hasil pengkajian APGAR Gerontik terdapat perbedaan pada

bagian masalah fungsi kognitif, status fungsional dan skala psikologis.

Menurut teori Ibrahim 2011 pada factor sosial penyebab depresi pada

lanjut usia disebabkan adanya isolasi social, kehilangan kerabat dekat,

kehilangan pekerjaan dari kegiatan harian serta kehilangan pendapatan dan

factor dari luar yang dapat mempengaruhi depresi adalah kurangnya social

support, dukungan keluarga, lingkungan dan tersedianya komunitas untuk

lansia. Menurut teori Stanley dan Beare 2006 menyebutkan bahwa proses

menua dapat menimbulkan berbagai masalah baik secara fisik, biologis,

social ekonomi maupun mental. Masalah mental dan emosional sama

halnya dengan masalah fisik yang dapat mengubah prilaku lansia.masalah

mental yang sering dijumpai lansia adalah stress, depresi dan kecemasan.

B. Pemaparan fokus studi sesuai dengan judul kasus

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi partisipan mengalami

hipertensi sejak lama.Saat awal pengkajian sebelum diberikan

penerapan kompres hangat tekanan darah partisipan 1 yaitu 170/100

mmHg dengan skala nyeri 7 sedangkan partisipan 2 dengan tekanan

darah 160/90 mmHg dengan skala nyeri 6. Sebelum dikompres air

hangat partisipan menggunakan kompres hangat sebagai obat untuk

meredakan panas badan. Partisipan hanya mengetahui sedikit tentang

kompres hangat dan tidak mengetahui kompres hangat yang dapat

meredakan nyeri pada bagian tengkuk. Setelah itu partisipan

diberikan penatalaksanaan tentang kompres hangat dan manfaat dari

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


47

pemberiaan kompres hangat yang dapat meringankan nyeri.Setelah

partisipan diberikan edukasi kemudian partisipan diberikan tindakan

kompres hangat selama 15 menit yang dilakukan pada pagi dan sore

hari. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk memberikan penerapan

kompres hangat ini untuk menurunkan skala nyeri.

C. Hasil dan perubahan

1. Partisipan 1
Tabel 4.7
Hasil dan perubahan

Tanggal/ Sebelum terapi Setelah terapi Selisih Rata-rata


Jam
Tekanan Skala Tekanan Skala Tekanan Skala Tekanan Skala
darah nyeri darah nyeri darah nyeri darah nyeri
18 Juni
2019/ 160/100 6 150/90 4 10/10 2 155/95 5
10.00 WIB mmHg mmHg mmHg mmHg

17.00 WIB 150/90 4 160/100 3 10/10 1 155/95 3,5


mmHg mmHg mmHg mmHg
19 Juni
2019 / 150/90 5 140/80 3 10/10 2 145/85 4
10.00 WIB mmHg mmHg mmHg mmHg

16.30 WIB 140/80 3 140/90 2 0/10 1 140/85 2,5


mmHg mmHg mmHg mmHg
20 Juni
2019/ 09.30 140/90 4 130/80 3 10/10m 2 135/85 3,5
WIB mmHg mmHg mmHg mmHg

16.30 WIB 130/90 3 130/90 2 0/0 1 130/90 2,5


mmHg mmHg mmHg mmHg

Berdasarkan hasil implementasi hari pertama, kedua dan ketiga terjadi

selisih skala nyeri yaitu 2 dan 1 dan untuk tekanan darah terjadi selisih

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


48

penurunan tekanan darah systole 10 mmHg dan diastole 10 mmHg.

Sedangkan rata-rata untuk skala nyeri pada partisipan 1 selama 3 hari

adalah 3 dengan skala nyeri ringan.

2. Partisipan 2
Tabel 4.8
Hasil dan perubahan

Tanggal/Ja Sebelum terapi Setelah terapi Selisih Rata-rata


m
Tekanan Skala Tekanan Skala Tekanan Skala Tekanan Skala
darah nyeri darah nyeri darah nyeri darah nyeri
18 Juni
2019/ 170/110 7 160/100 5 10/10 2 165/105 6
10.30 WIB mmHg mmHg mmHg mmHg

16.30 WIB 160/100 4 160/100 3 0/0 1 160/100 3,5


mmHg mmHg mmHg mmHg
19 Juni
2019 / 160/100 6 150/90 4 10/10 2 155/95 5
10.30 WIB mmHg mmHg mmHg mmHg

16.30 WIB 150/90 4 140/90 3 10/0 1 145/90 3,5


mmHg mmHg mmHg mmHg
20 Juni
2019/ 150/100 4 140/90 2 10/10m 2 145/95 3
10.30 WIB mmHg mmHg mmHg mmHg

17.00 WIB 130/90 3 130/80 2 0/10 1 130/85 2,5


mmHg mmHg mmHg mmHg

Berdasarkan hasil implementasi hari pertama, kedua dan ketiga terjadi

selisih skala nyeri yaitu 2 dan 1 dan untuk tekanan darah terjadi selisih

penurunan tekanan darah systole 10 mmHg dan diastole 10 mmHg.

Sedangkan rata-rata untuk skala nyeri pada partisipan 2 selama 3 hari

adalah 3.5 dengan skala nyeri sedang.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


49

D. Pembahasan hasil penerapan

1. Tingkat nyeri pada partisipan sebelum dilakukan penerapan kompres

hangat

Sebelum dilakukan penerapan kompres hangat skala nyeri pada

partisipan 1 pada hari pertama yaitu 6 (nyeri sedang),pada hari kedua

skala nyeri 5 dan pada hari ke tiga skala nyeri 4. Pada partisipan 2

skala nyeri yaitu 7 (nyeri sedang), pada hari kedua skala nyeri 6 dan

pada hari ke tiga 4. Menurut teori penelitian sejalan dengan pendapat

yang diungkapkan Anna tahun 2016 bahwa umur mempengaruhi

tingkat nyeri, nyeri merupakan keadaan yang sering ditemui sehari-hari

dalam kehidupan terutama pada lanjut usia yang disebabkan oleh

perubahan (penurunan) fungsi dan metabolisme dalam tubuh. Sebelum

dilakukan tindakan kompres hangat nyeri yang dirasakan oleh

partisipan terasa mengganggu. Association for the Study of Pain

mendefinisikan nyeri sebagai pengalaman emosional dan sensori yang

tidak menyenangkan yang muncul dari kerusakan jaringan actual atau

potensial atau menunjukkan adanya kerusakan (NANDA, 2010).

Menurut Wahyuningsih tahun 2013 faktor yang mempengaruhi

hipertensi pada lansia yaitu usia, obesitas, kebiasaan olahraga,stres dan

factor psikologis. Factor psikologis merupakan penyebab utama

hipertensi pada lansia mudah meningkat yang dapat menyebabkan

timbulnya nyeri kepala pada lansia.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


50

2. Tingkat nyeri sesudah dilakukan penerapan kompres hangat

Sesudah dilakukan penerapan kompres hangat selama 15 menit pada

satu kali pertemuan terdapat penurunan skala nyeri pada hari pertama

partisipan 1 berubah dari skala nyeri 6 menjadi skala 4 dan pada

partisipan 2 skala nyeri berubah dari skala7 menjadi skala 5. Ini

menunjukkan terdapat pengaruh kompres hangat yang dapat

menurunkan tingkat nyeri.

Menurut teori Padila tahun 2012 kompres hangat merupakan salah satu

metode yang dapat digunakan untuk mengurangi tingkat nyeri.

Kompres hangat memiliki pengaruh yang signifikan untuk

menurunkan skala nyeri dimana kompres itu akan memberikan rasa

nyaman yang disebabkan oleh spasme pada pembuluh darah (arteri)

dan penurunan oksigen di otak . Hasil penelitian sejalan yang pernah

dilakukan oleh Widyastuti tahun 2012 tentang pengaruh kompres

hangat terhadap nyeri sendi diperoleh skala nyeri pre test mayoritas

responden mengalami nyeri berat sebanyak 20 responden (74,1%) dan

setelah diberikan kompres hangat sebagian besar responden mengalami

nyeri ringan yaitu 14 responden (51,9%)

3. Pengaruh kompres hangat terhadat penurunan nyeri

Pada partisipan setelah dilakukan penerapan kompres hangat

mengalami penurunan tingkat skala nyeri. Selain itu, berdasarkan hasil

observasi memperlihatkan bahwa nyeri setelah diberikan penerapan

kompres hangat mengalami penurunan yang ditandai dengan partisipan

menyatakan rasa nyaman setelah kompres hangat dilakukan, partisipan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


51

menyatakan nyeri pada bagian tengkuk berkurang setelah dilakukan

kompres hangat. Dan hasilnya terdapat pengaruh kompres hangat

terhadap nyeri pada kedua partisipan karena setelah dilakukan

penerapan kompres hangat mengalami penurunan skala nyeri pada hari

ke tiga menjadi 2 yaitu skala nyeri ringan.

Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Dodi dan Muslim

tahun 2014 yang menyatakan bahwa ada perbedaan skala nyeri kepala

pada hipertensi yang diberikan kompres hangat. Rata-rata rentang

nyeri kepala responden sebelum diberikan kompres hangat pada leher

skala nyeri 6 dan sesudah diberi kompres hangat pada leher turun

menjadi skala 3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh kompres hangat pada leher terhadap penurunan intensitas

nyeri kepala pada pasien hipertensi.

Menurut teori Anas Tamsuri tahun 2012 kompres hangat merupakan

tindakan utuk mengurangi nyeri dengan memberikan energi panas

melalui proses konduksi. Kompres hangat sangat efektif dalam tingkat

menurunkan skala nyeri.

E. Keterbatasan penelitian

1. Poses penelitian

Partisipan terkadang tidak mematuhi untuk tidak terlalu banyak

beraktivitas dan tidak terlalu memikirkan masalah untuk meredakan

nyeri.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


52

2. Pasien

Saat diajak berbicara partisipan sering tidak nyambung saat penelitian

berlangsung.

3. Suasana hati yang berubah-ubah.

Partisipan sering memikirkan masalah yang ada dalam keluarga

sehingga membuat tekanan darah dan nyeri hilang timbul.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


53

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada pembahasan tentang penerapan kompres hangat,

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kompres hangat mampu meredakan

nyeri saat dilakukan penerapan kompres hangat selama 3 hari pada partisipan

terjadi penurunan yang signifikan pada tingkat skala nyeri setelah

dilakukannya kompres hangat. Pada hari ke 3 pada partisipan 1 dan partisipan

2 mengalami penurunan skala nyeri yang sama yaitu 2 (nyeri ringan).

B. Saran

1. Bagi perawat dan profesi

Penelitian ini dapat dijadikan bahan pedoman penelitian bagi pemberi

layanan kesehatan sebagai pelaksanaan penerapan kompres hangat yang

dapat diberikan pada pasien yang mengalami masalah nyeri saat

hipertensi

2. Bagi instansi pendidikan

Sebagai pedoman yang dapat dijadikan pedoman dan gambaran pada

mahasiswa untuk melaksanakan penerapan kesehatan tentang kompres

hangat pada hipertensi yang mengalami nyeri akut.

3. Bagi klien

Klien dan keluarga dapat menerapkan kembali tindakan kompres hangat

pada bagian bahu dan leher pasien yang mengalami hipertensi jika nyeri

timbul.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


54

4. Bagi penelitian selanjutnya

Agar penelitian ini dapat menjadi dasar bagi penelitian selanjutnya untuk

melakukan penelitian dengan tema yang berbeda.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


55

DAFTAR PUSTAKA

Aspiani, Reni Yuli. 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik. Jakarta:
Trans Info Media.

Alimul Hidayat, Aziz. 2013. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Surabaya :
Buku Kesehatan Masyarakat.

Dharma, Kelana Kusuma (2011). Metode Penelitian Keperawatan. Jakarta: Trans


Info Media.

Dody & Muslim. 2014. Jurnal Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Pada
Leher Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Kepala Pada Pasien
Hipertensi Di RSUD Tugurejo Semarang. JIKK.

Mariza, Anna. 2016. Jurnal Antara Aktivitas Fisik dengan Nyeri Punggung.
Volume 1 Nomer 2.

Maryam Siti, dkk. 2010. Mengenai Usia Lanjut Dan Perawatannya. Jakarta:
Salemba Medika.

Mujahidullah, Khalid. 2012. Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

NANDA,2010. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klarifikasi. EGC.

Noorhidayah, dkk. 2013. Jurnal Kompres Panas Terhadap Penurunan Tingkat


Nyeri Klien Lansia Dengan Nyeri Rematik.Volume 1 Nomor 1.

Nugroho, Wahyudi. 2014. Keperawatan Gerontik dan Geriatri. Edisi 3. Jakarta:


EGC.

Nurarif, Huda Amin. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa


Medis Nanda Nic Noc Edisi Revisi Jilid 2. Jogjakarta: Pustaka Pelajar.

Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis


Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

Padila, 2012. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Nuha


Medika.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


56

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. 2013..


Laporan Riset Kesehata Dasar Provinsi Lampung Tahun 2013.Lampung :
Dinas Kesehatan Lampung.

Rohimah dan Kurniasih Eli, 2015. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada.
Pengaruh Kompres Hangat Pada Pasien Hipertensi Esensial D Wilayah
Kerja Puskes Kahuripan Kota Tasikmalaya. Volume 13 Nomor 1

Riyadi. 2011. Buku Keperawatan Medikal Bedah. Pusat Pelajar : Yogyakarta.

Saferi W, Andra, Mariza P. 2012. KMB 2 : Keperawatan Medikal Bedah.


Yogyakarta : Nuha Medika.

Sarif, La ode. 2012. Asuhan Keperawatan Gerontik Berdasarkan Nanda NIC


NOC. Nuha Medika: Yogyakarta.

Stanley, Beare. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta. EGC.

Tamsuri, A. 2012. Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC.

Widyastuti, 2012. Jurnal Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Terhadap


Tingkat Nyeri Sendi Pada Lansia Di PSTW Provinsi Jogjakarta Unit
Abiyoso Pakem.

World Health Organization (WHO). 2013. KemenkesRI. Profil Kesehatan


Indonesia.

Zakiyah, Ana. 2014. Konsep Dan Penatalaksanaan Nyeri dalam Praktik


Keperawatan Berbasis Bukti. Jakarta: Salemba Medika.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


57

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


58

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


59

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


60

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


61

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


62

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


63

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


64

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


65

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


66

LEMBAR OBSERVASI
PENERAPAN KOMPRES HANGAT
No. Waktu Tekanan darah Skala nyeri Nilai
Pemberian Selisih
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Terapi

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


67

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


KOMPRES HANGAT
NO Aspek Yang Dilakukan
1. A. Fase Pra Interaksi
1. Mengecek catatan medis dan perawatan
2. Cuci tangan
3. Menyiapkan alat
a. Buli-buli hangat dan sarungnya
b. Tremos berisi air panas
c. Termometer air panas
d. Lap kerja
e. Kom besar
2. B. Fase Interaksi
1. Melakukan salam terapeutik
2. Melakukan evaluasi/validasi
3. Melakukan kontrak (waktu, tempat dan topik)
4. Menerangkan tujuan dan prosedur tindakan
3. C. Fase Kerja
1. Persiapan alat
2. Cuci tangan
3. Lakukan pemasangan terlebih dahulu pada buli-buli panas
dengan cara : mengisi buli-buli dengan air panas, kencangkan
penutupnya kemudian membalik posisi buli-buli berulang-
ulang, lalu kosongkan isinya. Siapkan dan ukur air yang di
inginkan (50-60℃)
4. Isi buli-buli dengan air panas sebanyak kurang lebih setengah
bagian dari buli-buli tersebut. Lalu keluarkan udaranya dengan
cara ditekan.
5. Letakkan atau tidurkan buli-buli diatas meja atau tempat datar.
6. Bagian atas buli-buli dilipat samapi kelihatan permukaan air
dileher buli-buli.
7. Kemudian penutup buli-buli ditutup dengan rapat/benar.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


68

8. Periksa apakah buli-buli bocor atau tidak lalu keringkan dengan


lap kerja dan masukkan ke dalam sarung buli-buli.
9. Bawa buli-buli tersebut ke dekat pasien
10. Letakkan atau pasang buli-buli pada bagian tengkuk leher
11. Kaji secara teratur kondisi klien untuk mengetahui kelainan
yang timbul akibat pemberian kompres dengan buli-buli panas,
seperti kemerahan, ketidaknyamanan, kebocoran dsb.
12.Ganti buli-buli panas setelah 15 menit dipasang dengan air
panas lagi, sesuai yang dikehendaki.
13. Bereskan alat-alat bila sudah selesai.
4. D. Fase Terminasi
1. Evaluasi respon dan perasaan pasien
2. Sampaikan hasil kegiatan kompres hangat
3. Kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Cuci tangan
5. Dokumentasi : catat waktu melakukan tindakan kompres hangat
respon klien, cara melakukan tindakan kompres hangat.
Sumber : Poltekkes Kemenkes (2011)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


69

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


PENGUKURAN TEKANAN DARAH
NO Aspek yang dilakukan
1. A. Fase Pra Interaksi
1. Mengecek catatan medis dan perawatan
2. Cuci tangan
3. Menyiapkan alat
a. Alat tensi meter
b. Stetoskop
c. Buku/alat tulis
d. Jam/alroji
2. B. Fase Interaksi
1. Melakukan salam terapeutik
2. Melakukan evaluasi/validasi
3. Melakukan kontrak (waktu, tempat dan topik)
4. Menerangkan tujuan dan prosedur tindakan
3. C. Fase Kerja
1. Mengatur posisi pasien

2. Menempatkan diri di sebelah kanan pasien, bila mungkin


3. Letakkan lengan yang hendak di ukur
4. Pasang mangset pada lengan atas sekitar 3cm di atas fossa
cubiti
5. Tentukan denyut nadi arteri radiais secara perlahan
6. Letakkan diafragma stetoskop di atas nadi brakhialis
7. Pompo terus sampai manometer setinggi 20 mmhg lebih
tinggi dari titik radialis tidak teraba
8. Kemperskan balon udara mangset secara perlahan
9. Catat mmHg manometer saat pertama kali denyut dani
teraba kembali. Nilai ini menunjukkan tekanan sistolik
10. Dan catat denyut nadi saat terakhir kali dan ini menunjukkan

tekanaan diastolik.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


70

4. D. Fase Terminasi
1. Evaluasi respon dan perasaan pasien
2. Sampaikan hasil kegiatan tekanan darah
3. Kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Cuci tangan
5. Dokumentasi : catat waktu melakukan tindakan pengukuran
tekanan darah, respon klien dan hasil pengukuran.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


71

SOP PENGKAJIAN SKALA NYERI

Pengertian Asesmen nyeri merupakan asesmen yang dilakukan terhadap


pasien jika didapatkan data subyektif dan/atau data obyektif
bahwa pasien mengalami nyeri
Tujuan 1. Menilai tingkat skala nyeri yang dirasakan pasien
2. Memilih jenis pelayanan yang terbaik bagi pasien
Prosedur 1. Asesmen dilakukan oleh dokter atau perawat

2. Cara melakukan asesmen nyeri :

- Mengumpulkan data melalui anamnesis dan


pemeriksaan fisik

- Mengidentifikasi tingkat nyeri dengan skala nyeri


dengan :

Numeric Rating Scale

Instruksi : pasien akan ditanya mengenai intensitas


nyeri yang dirasakan dan dilambangkan dengan angka
antara 0 – 10.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

0 = Tidak nyeri
1–3 = Nyeri ringan (sedikit mengganggu aktivitas
sehari- hari)

4 – 6 = Nyeri sedang (gangguan nyata


terhadap aktivitas sehari-hari)

7 – 10 = Nyeri berat (tidak dapat melakukan


aktivitas sehari- hari

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


72

Wong Baker Faces Pain Scale

Instruksi : pasien diminta untuk


menunjuk/memilih gambar mana yang paling
sesuai dengan yang ia rasakan. Tanyakan juga
lokasi dan durasi nyeri :

0–1 = Sangat bahagia karena tidak


merasa nyeri sama sekali

2–3 = Sedikit nyeri

4–5 = Cukup nyeri

6–7 = Lumayan nyeri

8- 9 = Sangat nyeri

10 = Amat sangat nyeri ( tak


tertahankan )

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


73

Contoh Alat Kompres Hangat Gel

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


74

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


75

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


76

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


77

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


78

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


79

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


80

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


81

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


82

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


83

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


84

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Anda mungkin juga menyukai