STABILITAS
STABILITAS
Proposal
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya
Analis Kesehatan
Oleh :
Melati Berliana
NIM : 1911E1064
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Haha Esa atas berkat dan
rahmat – nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul
“Penetapan Kadar Vitamin C pada Buah Kersen dengan Variasi Penympanan dengan Metode
Iodimetri ” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan proposal penelitian ini adalah untuk mempelajari cara
pembuatan tugas akhir untuk memperoleh ahli madya analis kesehatan.
Penulis
DAFTAR ISTILAH
5. Spektrofotometri
Merupakan salah satu jenis teknik dari spektroskopi yang mempelajari tentang asorpsi
dan emisi radiasi dari suatu senyawa. Radiasi tersebut didasarkan atas gelombang
magnetik tersebut dapat diketahui panjang gelombangnya dari spektrum sinar yang
dibiaskan.
JUDUL : STABILITAS MODIFIKASI REAGEN BIURET
MENGGUNAKAN KUPRI ASETAT SEBAGAI PENGGANTI KUPRI
SULFAT DAN NATRIUM SULFAT SEBAGAI PENGSTABIL PADA
PEMERIKSAAN PROTEIN TOTAL SERUM
I. LATAR BELAKANG
Protein berasal dari kata protos atau proteos yang berarti pertama atau utama. Protein
merupakan komponen utama dalam semua sel hidup,baik hewan maupun tumbuhan. Pada
sebagian besar jaringan tubuh,protein merupakan komponen terbesar setelah air.
Diperkirakan lebih dari 50% berat kering sel terdiri dari protein. Protein adalah senyawa
organik kompleks yang terdiri dari unsur-unsur karbon (50-
55%),hidrogen(±7%),oksigen(±13%),dan nitrogen(±16%). Banyak protein juga yang
mengandung belerang (S) dan fosfor (P) dalam jumlah yang lebih sedikit (1-2%)(Yazid
dan Nusanti,2015).
Di dalam tubuh protein mempunyai peran yang sangat penting. Fungsi utamanya
adalah sebagai zat pembangun atau pembentuk struktur sel,misalnya untuk pembentukan
kulit,otot,rambut,membran sel,jantung,hati,ginjal,dan beberapa organ penting lainnya.
Selain itu terdapat juga protein yang mempunyai fungsi khusus yaituprotein aktif.
Beberapa diantaranya adalah enzim yang berperan sebagai iokatalisator,hemoglobin
sebagai pengangkut oksigen,hormon sebagai pengatur metaolisme tubuh dan antibodi
untuk melindungi tubuh terhadap serangan penyakit. Kekurangan protein dalam jangka
waktu lama dapat mengganggu proses metabolisme di dalam tubuh serta dapat
mengurangi daya tahan tubuh terhadap penyakit. Dalam laboratorium klinik salah satu
jenis pemeriksaan protein yaitu protein total (Yazid dan Nusanti,2015).
Protein total adalah suatu plasma protein yang disintesa terutama di sel parenkim
hati,sel plasma,kelenjer limfe,limpa dan sumsum tulang. Protein total terdiri dari alumin
dan gloulin. Tes fungsi hati adalah tes yang menggambarkan kemampuan hati untuk
mensistesa protein (albumin,gloulin,faktor koagulasi) dan metabolisme zat yang terdapat
didalam darah (DEPKES RI,2010)
Penentuan kadar protein suatu larutan dapat dilakukan dnegan menggunakan metode
biuret. Larutan protein dibuat dalam suasana alkalis dengan NaOH kemudian ditambahkan
larutan CuSO4 encer. Uji ini menunjukkan adanya senyawa yang mengandung gugus
amida asam yang berada bersama gugus amida yang lain (Sumardjo,2008).
Pemeriksaan protein total menggunakan metode biuret. Prinsipnya yaitu ion cupri akan
bereakti dengan protein dalam suasana basa membentuk kompleks berwarna ungu.
Absorbansi kompleks ini sebanding dengan kadar protein dalam sampel (Burtis dan
Aswood,2008).
CuSO4 berfungsi sebagai penyedia ion Cu2+ sehingga ion tembaga dapat bereaksi dengan
ikatan peptida yang ada pada protein dan membentuk senyawa kompleks (Martono et
al,2012). Tembaga (II) asetat dengan rumus kimia Cu(CH3COO)2 mengandung ion Cu2+
(Setiartini,2014).
Roviana (2019) telah melakukan penelitian yaitu Modifikasi Reagen Biuret Menggunakan
Kupri Asetat Sebagai Pengganti Kupri Sulfat Dan Natrium Sulfat Sebagai Pengstabil Pada
Pemeriksaan Protein Total Serum dengan hasil reagen c mempunyai selisih dengan reagen
Kit 1,7% sehingga Kupri asetat yang digunakan pada reagen buatan dapat digunakan
seagai pengganti kupri sulfat pada pemeriksaan protein total serum.
Untuk memperoleh hasil-hasil analisis yang reprodusibel dan reliabe reagen yang
digunakan harus stabil pada waktu tertentu (misalnya satu hari,satu minggu,satu bulan,atau
tergantung kebutuhan).Suatu analisis untuk pengujian satu sampel dapat membutuhkan
sepuluh atau lebih perlakuan kromatografi, yaitu untuk menentuan kesesuaian sistem,
termasuk di dalamnya konsentrasi baku untuk membuat kurva baku dan juga untuk
membuat dua atau tiga kali replikasi terhadap sampel membutuhkan waktu beberapa jam.
Oleh karena itu,selama analisis harus dipastikan bahwa sampel,reagen,dan pelarut yang
digunakan stabil. Untuk analisis sampel dalam jumlah yang banyak,dibutuhkan waktu
yang lebih lama lagi sehingga stabilitas dapat menjadi faktor yang kritis pada validasi
metode. Stabilitas juga berkaitan dengan suhu, jika larutan tidak stabil pada suhu kamar,
maka penurunan suhu hingga 2-8°C dapat meningkatkan stabilitas sampel dan standar.
Pendingin dalam autosampler biasanya tersedia untuk keperluan ini. Stabilitas juga
penting,terkait dengan waktu pengerjaan.
2.2 Albumin
Albumin merupakan protein yang dibentuk dihati. Sekitar 60% dari jumlah
total protein serum terdiri dari alumin. Albumin termasuk protein globular. Fungsi
utama albumin dalam darah adalah untuk mempertahankan tekanan osmotik. Fungsi
lain albumin didalam darah adalah sebagai media transfor sejumlah obat-
obatan,horman dan enzim didalam darah. Pada penderita penyakit hati kronis dapat
terjadi penurunan kadar albumin atau hipoalbuminemia (Pagana,2006).
2.3 Globulin
Globulin adalah protein termasuk gamma globulin (antibodi) dan beberapa
variasi dari enzim dan juga protein transport atau karier yang tidak larut, baik
didalam air maupun didalam larutan garam konsentrasi tinggi tetapi larut dalam
larutan garam konsentras sedang. Globulin mempunyai rasio 35% dari protein
plasma,berguna untuk sirkulasi ion,hormon dan asam lemak dalam sistem kekebalan.
Beberapa jenis globulin mengikat hemoglobulin,beberapa yang lain mengikat zat
besi,berfungsi untuk melawan infeksi,dan bertindak sebagai faktor koagulasi
(Nugraha,2010).
2.4 Metode Pemeriksaan Protein
Metode biuret merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar protein
dalam larutan. Metode biuret merupakan metode yang sering digunakan dalam
menentukan kadar protein. Uji ini aik digunakan untuk mendeteksi kehadiran ikatan
peptida. Uji biuret didasarkan pada reaksi antara ion Cu2+ dan ikatan peptida dalam
suasana asa. Warna kompleks ungu menunjukkan adanya protein. Intensitas warna
yang dihasilkan merupakan ukuran jumlah ikatan peptida yang ada dalam protein. Ion
Cu2+ dari pereaksi biuret dalam suasana basa akan bereaksi dengan polipeptida atau
ikatan-ikatan peptida yang menyusun protein,dan membentuk senyawa kompleks
berwarna ungu atau violet. Protein melarutkan hidroksida tembaga untuk membentuk
kompleks warna. Reaksi pembentukan warna ini dapat terjadi pada senyawa yang
mengandung dua gugus karbonil yang berikatan dengan nitrogen atau karbon
(Bintang,2010).
2.9 Stabilitas
Stabilitas reagen adalah kemampuan suatu produk reagen untuk
mempertahakan sifat dan karakteristiknya agar sama dengan yang dimilikinya pada
saat dibuat (identitas, kualitas, dan kemurnian) dalam batasan yang ditetapkan
sepanjang periode penggunaan dan penyimpanan yaitu waktu dimana suatu produk
tetap memenuhi spesifikasinya jika disimpan dalam wadah yang sesuai dengan
kondisi penjualan di pasar (DEPKES RI,2013).
Tanggal kadaluwarsa adalah waktu yang tertera dalam kemasan yang
menunjukkan batas waktu diperbolehkannya reagen tersebut dipergunakan karena
diharapkan masih memenuhi spesifikasi yang ditetapkan (DEPKES RI,2009).
Stabilitas reagen biuret kit selama 1 tahun pada suhu (2-25°C), 6 bulan pada suhu
ruang atau sebelum masa kaduluwarsa yang tertera pada label etiket. Penyimpanan
reagen biuret diletakkan di tempat tertutup dan tidak terkena cahaya matahari
langsung dengan suhu 2-25°C sesuai petunjuk penyimpanan reagen (Insert kit,2017).
2.11 Spektrofotometri
Spektrofotometri merupakan metode untuk mempelajari sinar elektronik
dengan materi. Gelombang elektromagnetik yang digunakan sekitar 180-800 nm.
Energi elektromagnetik akan diubah menjadi esaran yang dapat diamati. Radiasi
elektromagnetik adalah energi yang digunakan untuk penyerapan dan emisi radiasi
magnetik yang diteruskan melalui ruang dengan kecepatan luar biasa. Berbagai
bentuk radiasi elektromagnetik dan yang paling mudah dilihat adalah cahay atau sinar
tampak. Contoh lain dari radiasi elektromagnetik adalah radiasi sinar gamma, sinar X,
ultraviolet, inframerah, gelombbang mikro dan gelombang radio. (Bintang,2010).
Bila cahaya (monokromatik maupun campuran) jatuh pada suatu medium homogen,
sebagian dari sinar masuk akan dipantulkan, sebagian diserap dalam medium itu, dan
sisanya diteruskan. Cahaya polikromatik merupakan cahaya yang terdiri atas banyak
warna dan panjang gelomang, sedangkan cahaya monokromatik merupakan cahaya
yang terdiri atas satu warna dan satu panjang gelombang (Bintang,2010).
1. Panjang Gelombang
Panjang gelombang adalah jarak antara dua puncak atau lembah dari suatu
gelombang. Satuan gelombang dinyatakan dalam nm (Bintang,2010). Penyerapan
energi oleh materi yang tertinggi terjadi pada panjang gelombang maksimum, yaitu
panjang gelombang dimana daya serap energi oleh materi optimum (Bintang,2010).
%Error = |x – CRM|
𝑥−𝐶𝑅𝑀
%Error = | | × 100%
𝐶𝑅𝑀
2.12.2 Presisi
Presisi menunjukkan seberapa dekatnya suatu hasil pemeriksaan ila
dilakukan berulang dengan sampel yang sama. Ketelitian terutama
dipengaruhi oleh kesalahan acak yang tidak dapat dihindari,=. Presisi biasanya
dinyatakan dalam nilai koefisien variasi (% Kv atau CV) atau simpangan baku
relatif yang dihitung dengan rumus berikutnya :
𝑆𝐷
KV (%) = × 100
𝑋
√∑(𝑥𝑖−𝑥)2
SD = 𝑛−1
Serum Kontrol
Absorban
pH
Warna
Bau
VIII. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah eksperimen yaitu suatu penelitian dengan melakukan
kegiatan percobaan yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang timbul
sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu (Notoatmojo,2010). Dalam
penelitian adanya perlakuan mengganti kupri asetat dengan kupri sulfat dan
mengganti kalium natrium tartat dengan natrium sitrat sebagai penstabil yang
digunakan untuk pemeriksaan protein total serum metode biuret,serta melakukan
validasi dan pengujian serta membandingkan dengan reagen standar.
(t-1)(r-1) ≥ 20
(9-1)(r-1) ≥ 20
8 (r-1) ≥ 20
8r – 3 ≥ 20
8r ≥ 20 + 8
r = 28/8 = 3,5
r=4
1 A1 B1 C1 KIT 1
2 A2 B2 C2 KIT 2
3 A3 B3 C3 KIT 3
4 A4 B4 C4 KIT 4
5 A5 B5 C5 KIT 5
6 A6 B6 C6 KIT 6
7 A7 B7 C7 KIT 7
8 A8 B8 C8 KIT 8
Keterangan :
KIT = Reagen biuret KIT
A = Reagen biuret buatan A (kupri asetat 0,1 gr : natrium hidroksida
3 gr : natrium sitrat 3 gr )
B = Reagen biuret buatan B (kupri asetat 0,2 gr : natrium hidroksida 3
gr : natrium sitrat 3 gr )
C = Reagen biuret buatan C (kupri asetat 0,4 gr : natrium hidroksida 3
gr : natrium sitrat 3 gr )
3.6.2 Bahan
a. Kupri asetat
b. Natrium hidroksida
c. Natrium sitrat
d. Aquadest
e. Reagen biuret
f. Serum kontrol
3.7.4 Pengukuran pH
1. Persiapan Alat
a. Dihubungkan kael listrik ke saklar listrik
b. Ditekan tombol power yang tertera pada alat
c. Disiapkan sampel yang akan diukur Ph
d. DISIAPKAN standar pH 7 dan pH 4
2. Menyalakan Alat
a. Ditekan tombol mode akan keluar tulisan caliration
b. Masukkan elektroda kedalam larutan standar pH
c. Dilakukan kalibrasi dengan standart ph dan diamati hasil
pengukuran (ph 7,0)
d. Dibilas elektroda dengan aquadest kemudian dilap dengan tisu
sampai kering
e. Dilakukan kalibrasi dengan standart ph 4 dan diamati hasil
pengukuran (ph 4,0).
f. Dibilas elektroda dengan aquadest kemudian diilap dengan tisu
sampai kering.
g. Dilakukan pengukuran menggunakan reagen KIT biuret dan
reagen iuret buatan A, B dan C. Kemudian elektroda dibilas
dengan aquadest kemudian dilap dengan tisu sampai kering
h. Lalu ditekan mode OFF.
Standar - 20 µl -
Sampel - - 20 µl
g. Reaksi :
Protein + Cu2+ senyawa kompleks
h. Cara Kerja :
Pemeriksaan kadar protein total menggunakan reagen dengan cara sebagai
berikut :
Tabel Pemeriksaan Protein Total menggunakan Reagen Kupri Asetat
dengan cara sebagai berikut :
Standar - 20 µl -
Sampel - - 20 µl
Campurkan sampai homogen, inkuasi 5 menit, kemudian
baca absorbansi pada panjang gelombang 546 nm.
Kaslow JE. (2010). Analysis of Serun Protein. Santa Ana : 720 North Tustin Avenue
Suite 104,CA. Cit Nugroho, K., C., Y. (2010). Kadar Total Protein, Albumin Dan
Globulin Pada Darah Sapi Betina Berumur Satu Sampai Dua Belas Bulan.
Yazid, estien & Nursanti, lisda. (2015). Biokimia Praktikum Analis Kesehatan.
Jakarta: PT Buku Kedokteran EGC.