Anda di halaman 1dari 23

STABILITAS MODIFIKASI REAGEN BIURET MENGGUNAKAN

KUPRI ASETAT SEBAGAI PENGGANTI KUPRI SULFAT DAN


NATRIUM SULFAT SEBAGAI PENGSTABIL PADA PEMERIKSAAN
PROTEIN TOTAL SERUM

Proposal
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya

Analis Kesehatan

Oleh :

Melati Berliana

NIM : 1911E1064

SEKOLAH TINGGI ANALIS BAKTI ASIH BANDUNG

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Haha Esa atas berkat dan
rahmat – nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul
“Penetapan Kadar Vitamin C pada Buah Kersen dengan Variasi Penympanan dengan Metode
Iodimetri ” tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan proposal penelitian ini adalah untuk mempelajari cara
pembuatan tugas akhir untuk memperoleh ahli madya analis kesehatan.

Meskipun telah berusaha menyelesaikan proposal penelitian ini sebaik mungkin,


penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna
menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan proposal penelitian ini. semoga
karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandung , 19 November 2019

Penulis
DAFTAR ISTILAH

1. Modifikasi reagen biuret


Penelitian ini menggunakan reagen biuret buatan dengan komposisi reagen yaitu kupri
asetat,natrium hidroksida,dan natrium sitart yang digunakan dengan perbandingan
konsentrasi 0,1gr : 3gr : 3gr : 0,2gr : 3gr : 3gr : dan 0,4gr : 3gr : 3gr : dalam 100 ml
yang dibuat menjadi reagen A, B, dan C untuk pemeriksaan protein total serum,
kemudian hasilnya dibandingkan dengan standar reagen biuret kit.

2. Kupri asetat sebagai pengganti kupri sulfat


Digunakan pada pembuatan reagen biuret karena ion Cu2+ yang terdapat pada kupri
asetat dapat berikatan dengan protein sehingga terbentuk senyawa kompleks berwarna
ungu.

3. Natrium sitrat sebagai penstabil


Natrium sitrat memiliki sifat sebagai sequestering agent yang berfungsi sebagai
penstabil reagen biuret buatan agar tidak terjadi oksidasi sehingga dapat bertahan
lama.

4. Pemeriksaan protein total serum


Pemeriksaan protein total berguna dalam mengidentifikasi berbagai gangguan pada
tuuh seperti gangguan fungsi hati dan ginjal. Pemeriksaan protein total serum secara
spektrofotometri pada panjang gelombang 546 nm.

5. Spektrofotometri
Merupakan salah satu jenis teknik dari spektroskopi yang mempelajari tentang asorpsi
dan emisi radiasi dari suatu senyawa. Radiasi tersebut didasarkan atas gelombang
magnetik tersebut dapat diketahui panjang gelombangnya dari spektrum sinar yang
dibiaskan.
JUDUL : STABILITAS MODIFIKASI REAGEN BIURET
MENGGUNAKAN KUPRI ASETAT SEBAGAI PENGGANTI KUPRI
SULFAT DAN NATRIUM SULFAT SEBAGAI PENGSTABIL PADA
PEMERIKSAAN PROTEIN TOTAL SERUM

I. LATAR BELAKANG
Protein berasal dari kata protos atau proteos yang berarti pertama atau utama. Protein
merupakan komponen utama dalam semua sel hidup,baik hewan maupun tumbuhan. Pada
sebagian besar jaringan tubuh,protein merupakan komponen terbesar setelah air.
Diperkirakan lebih dari 50% berat kering sel terdiri dari protein. Protein adalah senyawa
organik kompleks yang terdiri dari unsur-unsur karbon (50-
55%),hidrogen(±7%),oksigen(±13%),dan nitrogen(±16%). Banyak protein juga yang
mengandung belerang (S) dan fosfor (P) dalam jumlah yang lebih sedikit (1-2%)(Yazid
dan Nusanti,2015).

Di dalam tubuh protein mempunyai peran yang sangat penting. Fungsi utamanya
adalah sebagai zat pembangun atau pembentuk struktur sel,misalnya untuk pembentukan
kulit,otot,rambut,membran sel,jantung,hati,ginjal,dan beberapa organ penting lainnya.
Selain itu terdapat juga protein yang mempunyai fungsi khusus yaituprotein aktif.
Beberapa diantaranya adalah enzim yang berperan sebagai iokatalisator,hemoglobin
sebagai pengangkut oksigen,hormon sebagai pengatur metaolisme tubuh dan antibodi
untuk melindungi tubuh terhadap serangan penyakit. Kekurangan protein dalam jangka
waktu lama dapat mengganggu proses metabolisme di dalam tubuh serta dapat
mengurangi daya tahan tubuh terhadap penyakit. Dalam laboratorium klinik salah satu
jenis pemeriksaan protein yaitu protein total (Yazid dan Nusanti,2015).

Protein total adalah suatu plasma protein yang disintesa terutama di sel parenkim
hati,sel plasma,kelenjer limfe,limpa dan sumsum tulang. Protein total terdiri dari alumin
dan gloulin. Tes fungsi hati adalah tes yang menggambarkan kemampuan hati untuk
mensistesa protein (albumin,gloulin,faktor koagulasi) dan metabolisme zat yang terdapat
didalam darah (DEPKES RI,2010)

Pengukuran protein total berguna dalam mengidentifikasi berbagai gangguan pada


tubuh. Penurunan konsentrasi protein total dapat terdeteksi pada penurunan sintesa dari
hati,kehilangan protein karena fungsi ginjal terganggu,malabsorbsi atau defesiensi gizi.
Peningkatan kadar protein juga terjadi pada gangguan inflamasi kronis,sirosis hati dan
dehidrasi (DEPKES RI,2010).

Penentuan kadar protein suatu larutan dapat dilakukan dnegan menggunakan metode
biuret. Larutan protein dibuat dalam suasana alkalis dengan NaOH kemudian ditambahkan
larutan CuSO4 encer. Uji ini menunjukkan adanya senyawa yang mengandung gugus
amida asam yang berada bersama gugus amida yang lain (Sumardjo,2008).

Pemeriksaan protein total menggunakan metode biuret. Prinsipnya yaitu ion cupri akan
bereakti dengan protein dalam suasana basa membentuk kompleks berwarna ungu.
Absorbansi kompleks ini sebanding dengan kadar protein dalam sampel (Burtis dan
Aswood,2008).

CuSO4 berfungsi sebagai penyedia ion Cu2+ sehingga ion tembaga dapat bereaksi dengan
ikatan peptida yang ada pada protein dan membentuk senyawa kompleks (Martono et
al,2012). Tembaga (II) asetat dengan rumus kimia Cu(CH3COO)2 mengandung ion Cu2+
(Setiartini,2014).

Roviana (2019) telah melakukan penelitian yaitu Modifikasi Reagen Biuret Menggunakan
Kupri Asetat Sebagai Pengganti Kupri Sulfat Dan Natrium Sulfat Sebagai Pengstabil Pada
Pemeriksaan Protein Total Serum dengan hasil reagen c mempunyai selisih dengan reagen
Kit 1,7% sehingga Kupri asetat yang digunakan pada reagen buatan dapat digunakan
seagai pengganti kupri sulfat pada pemeriksaan protein total serum.

Untuk memperoleh hasil-hasil analisis yang reprodusibel dan reliabe reagen yang
digunakan harus stabil pada waktu tertentu (misalnya satu hari,satu minggu,satu bulan,atau
tergantung kebutuhan).Suatu analisis untuk pengujian satu sampel dapat membutuhkan
sepuluh atau lebih perlakuan kromatografi, yaitu untuk menentuan kesesuaian sistem,
termasuk di dalamnya konsentrasi baku untuk membuat kurva baku dan juga untuk
membuat dua atau tiga kali replikasi terhadap sampel membutuhkan waktu beberapa jam.
Oleh karena itu,selama analisis harus dipastikan bahwa sampel,reagen,dan pelarut yang
digunakan stabil. Untuk analisis sampel dalam jumlah yang banyak,dibutuhkan waktu
yang lebih lama lagi sehingga stabilitas dapat menjadi faktor yang kritis pada validasi
metode. Stabilitas juga berkaitan dengan suhu, jika larutan tidak stabil pada suhu kamar,
maka penurunan suhu hingga 2-8°C dapat meningkatkan stabilitas sampel dan standar.
Pendingin dalam autosampler biasanya tersedia untuk keperluan ini. Stabilitas juga
penting,terkait dengan waktu pengerjaan.

Sehingga ingin dilakukan penelitian terhadap Stabilitas Modifikasi Reagen Biuret


Menggunakan Kupri Asetat Sebagai Pengganti Kupri Sulfat Dan Natrium Sulfat Sebagai
Pengstabil Pada Pemeriksaan Protein Total Serum.

II. RUMUSAN MASALAH


1. Apakah terdapat penurunan kualitas Modifikasi Reagen Biuret Menggunakan
Kupri Asetat Sebagai Pengganti Kupri Sulfat Dan Natrium Sulfat Sebagai
Pengstabil Pada Pemeriksaan Protein Total Serum?
2. Apakah ada pengaruh lama waktu penyimpanan Modifikasi Reagen Biuret
Menggunakan Kupri Asetat Sebagai Pengganti Kupri Sulfat Dan Natrium Sulfat
Sebagai Pengstabil Pada Pemeriksaan Protein Total Serum pada suhu ruang dan
kulkas ?

III. TUJUAN PENELITIAN


1. Untuk mengetahui apakah terdapat penurunan kualitas Modifikasi Reagen Biuret
Menggunakan Kupri Asetat Sebagai Pengganti Kupri Sulfat Dan Natrium Sulfat
Sebagai Pengstabil Pada Pemeriksaan Protein Total Serum.
2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh lama waktu penyimpanan Modifikasi
Reagen Biuret Menggunakan Kupri Asetat Sebagai Pengganti Kupri Sulfat Dan
Natrium Sulfat Sebagai Pengstabil Pada Pemeriksaan Protein Total Serum pada
suhu ruang dan kulkas.

IV. MANFAAT PENELITIAN


Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi tenaga laboratorium
khususnya analis kesehatan mengenai Modifikasi Reagen Biuret Menggunakan
Kupri Asetat Sebagai Pengganti Kupri Sulfat Dan Natrium Sulfat Sebagai
Pengstabil Pada Pemeriksaan Protein Total Serum terhadap lama waktu
penyimpanan.
V. HIPOTESIS PENELITIAN
Diperoleh stabilitas yang baik terhadap penyimpanan reagen biuret dengan komposisi
kupri asetat sebagai pengganti kupri sulfat dan natrium sulfat sebagai pengstabil pada
pemeriksaan protein total serum.

VI. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Protein Total
Protein total merupakan kumpulan unsur-unsur kimia drah didalam plasma
ataupun serum yang terdiri dari albumin dan globulin. Pengukuran total protein
berguna dalam mengidentifikasi berbagai gangguan pada tubuh. Penting untuk
mengetahui fraksi protein dalam tubuh meningkat atau menurun karena berhubungan
dengan status kesehatan tubuh tersebut sehat atau sedang mengalami suatu penyakit
(Kaslow,2010).

2.2 Albumin
Albumin merupakan protein yang dibentuk dihati. Sekitar 60% dari jumlah
total protein serum terdiri dari alumin. Albumin termasuk protein globular. Fungsi
utama albumin dalam darah adalah untuk mempertahankan tekanan osmotik. Fungsi
lain albumin didalam darah adalah sebagai media transfor sejumlah obat-
obatan,horman dan enzim didalam darah. Pada penderita penyakit hati kronis dapat
terjadi penurunan kadar albumin atau hipoalbuminemia (Pagana,2006).

2.3 Globulin
Globulin adalah protein termasuk gamma globulin (antibodi) dan beberapa
variasi dari enzim dan juga protein transport atau karier yang tidak larut, baik
didalam air maupun didalam larutan garam konsentrasi tinggi tetapi larut dalam
larutan garam konsentras sedang. Globulin mempunyai rasio 35% dari protein
plasma,berguna untuk sirkulasi ion,hormon dan asam lemak dalam sistem kekebalan.
Beberapa jenis globulin mengikat hemoglobulin,beberapa yang lain mengikat zat
besi,berfungsi untuk melawan infeksi,dan bertindak sebagai faktor koagulasi
(Nugraha,2010).
2.4 Metode Pemeriksaan Protein
Metode biuret merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar protein
dalam larutan. Metode biuret merupakan metode yang sering digunakan dalam
menentukan kadar protein. Uji ini aik digunakan untuk mendeteksi kehadiran ikatan
peptida. Uji biuret didasarkan pada reaksi antara ion Cu2+ dan ikatan peptida dalam
suasana asa. Warna kompleks ungu menunjukkan adanya protein. Intensitas warna
yang dihasilkan merupakan ukuran jumlah ikatan peptida yang ada dalam protein. Ion
Cu2+ dari pereaksi biuret dalam suasana basa akan bereaksi dengan polipeptida atau
ikatan-ikatan peptida yang menyusun protein,dan membentuk senyawa kompleks
berwarna ungu atau violet. Protein melarutkan hidroksida tembaga untuk membentuk
kompleks warna. Reaksi pembentukan warna ini dapat terjadi pada senyawa yang
mengandung dua gugus karbonil yang berikatan dengan nitrogen atau karbon
(Bintang,2010).

2.5 Reagen Biuret


Reagen biuret berisi natrium hidroksida,kupri sulfat,dan kalium natrium tartat.
Reagen biuret terdiri dari larutan natrium hidroksida dan kupri sulfat, reagen biuret
berisi natrium kalium tartrat,larutan alkali,ion cupri,dan kalium iodida.

2.6 Natrium Sitrat (Na3C6H5O7)


Natrium sitrat atau nama lainnya triosodium sitrat merupakan serbuk kristal
putih,tidak berbau,tidak berwarna,senyawa ini memiliki rumus molekul
Na3C6H5O7,dengan boot molekul 294,10 g/mol (Rowe,2009). Natrium sitrat memiliki
pH 7-9 dengan berat jenis 1,19 g/cm3, larut dalam air,praktis tidak larut dalam entanol
(95%). Natrium sitrat memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai buffering
agent,injeksi,ophtalmic sulution dan sequestering agent. Natrium sitrat juga
dimanfaatkan sebagai salah satu badan dalam larutan benedict (Mulyono,2006).

2.7 Kupri Sitrat (CuSO4)


Tembaga (II) sulfat juga dikenal dengan kupri sulfat, adalah sebuah senyawa
kimia dengan rumus molekul CuSO4 berbentuk kristal berwarna biru,larut dalam
metanol,gliserol dan sedikit larut didalam etanol. Bersifat stabil dan tidak bereaksi
dengan air (CEN,2018).
Pemanfaatan kupri sulfat diantaranya yatu sebagai fungsida yang merupakan pestisida
yang merupakan pestisida yang secara spesifik membunuh atau menghambat
cendawan akibat penyakit, reagen analisis kimia, sistesis senyawa organik, pelapisan
antifokling pada kapal, sebagai kabel tembaga, elektromagnet, papan sirkuit, solder
bebas timbal dan magneton dalam over microwave (fitrony,dkk,2013).

2.8 Kupri Asetat (Cu(CH3COO)2)


Tembaga (II) asetat, atau kupri asetat adalah senyawa kimia dengan rumus
Cu(CH3COO)2 . Secara komersial senyawa ini biasanya tersedia dalam bentuk
hidratnya, yang mengandung dua molekul air. Kupri asetat berwujud padatan kristal
berwarna hijau gelap, sedangkan hidratnya berwarna hijau-kebiruan. Beberapa
senyawa tembaga asetat digunakan sebagai fungsida dan zat warna hijau. Sekarang
kupri asetat digunakan dalam sintesis anorganik dan sebagai katalis maupun agen
oksidator pada sintesis organik (Setiartini,2014).
Tembaga (II) asetat monohidrat memiliki sifat yaitu :
a. Berat molekul 199,65 g/mol
b. Terurai pada suhu 240°C
c. Kristal semakin monokin berwarna hijau gelap
d. Melarutkan dalam air pada suhu kamar 6,87 g/100 gr larutan
e. Dapat larut dalam dimetil eter, metanol dan aseton
f. Titik leleh 115°C
Kegunaan tembaga (II) asetat monohidrat, yaitu :
g. Sebagai perwarna tekstil
h. Seagai pigmen pada keramik
i. Pembasmi jamur atau fungsida
j. Katalis polimerasi dalam reaksi organik
k. Sebagai precusor dalam pembuatan pasir green (Setiartini,2014).

2.9 Stabilitas
Stabilitas reagen adalah kemampuan suatu produk reagen untuk
mempertahakan sifat dan karakteristiknya agar sama dengan yang dimilikinya pada
saat dibuat (identitas, kualitas, dan kemurnian) dalam batasan yang ditetapkan
sepanjang periode penggunaan dan penyimpanan yaitu waktu dimana suatu produk
tetap memenuhi spesifikasinya jika disimpan dalam wadah yang sesuai dengan
kondisi penjualan di pasar (DEPKES RI,2013).
Tanggal kadaluwarsa adalah waktu yang tertera dalam kemasan yang
menunjukkan batas waktu diperbolehkannya reagen tersebut dipergunakan karena
diharapkan masih memenuhi spesifikasi yang ditetapkan (DEPKES RI,2009).
Stabilitas reagen biuret kit selama 1 tahun pada suhu (2-25°C), 6 bulan pada suhu
ruang atau sebelum masa kaduluwarsa yang tertera pada label etiket. Penyimpanan
reagen biuret diletakkan di tempat tertutup dan tidak terkena cahaya matahari
langsung dengan suhu 2-25°C sesuai petunjuk penyimpanan reagen (Insert kit,2017).

2.10 Serum Kontrol


Serum merupakan cairan bening bagian dari darah yang tidak mengandung
firinogen melainkan sudah berubah menjadi firin. Serum terdiri dari semua protein
(yang tidak digunakan untuk pembentukan darah) termasuk cairan elektrolit, antibodi,
antigen, hormon, dan semua substansi exogenous (Sridianti,2014).
Serum kontrol merupakan salah satu bahan kontrol. Bahan kontrol adalah suatu bahan
yang digunakan dalam laboratorium untuk memantau ketetapan hasil suatu
pemeriksaan, atau untuk mengawasi kualitas hasil pemeriksaan klinis.
Bahan kontrol dapat dibedakan berdasarkan :
1. Sumber bahan kontrolnya
2. Bentuk ahan kontrol
3. Berdasarkan pembuatannya

2.11 Spektrofotometri
Spektrofotometri merupakan metode untuk mempelajari sinar elektronik
dengan materi. Gelombang elektromagnetik yang digunakan sekitar 180-800 nm.
Energi elektromagnetik akan diubah menjadi esaran yang dapat diamati. Radiasi
elektromagnetik adalah energi yang digunakan untuk penyerapan dan emisi radiasi
magnetik yang diteruskan melalui ruang dengan kecepatan luar biasa. Berbagai
bentuk radiasi elektromagnetik dan yang paling mudah dilihat adalah cahay atau sinar
tampak. Contoh lain dari radiasi elektromagnetik adalah radiasi sinar gamma, sinar X,
ultraviolet, inframerah, gelombbang mikro dan gelombang radio. (Bintang,2010).
Bila cahaya (monokromatik maupun campuran) jatuh pada suatu medium homogen,
sebagian dari sinar masuk akan dipantulkan, sebagian diserap dalam medium itu, dan
sisanya diteruskan. Cahaya polikromatik merupakan cahaya yang terdiri atas banyak
warna dan panjang gelomang, sedangkan cahaya monokromatik merupakan cahaya
yang terdiri atas satu warna dan satu panjang gelombang (Bintang,2010).

1. Panjang Gelombang
Panjang gelombang adalah jarak antara dua puncak atau lembah dari suatu
gelombang. Satuan gelombang dinyatakan dalam nm (Bintang,2010). Penyerapan
energi oleh materi yang tertinggi terjadi pada panjang gelombang maksimum, yaitu
panjang gelombang dimana daya serap energi oleh materi optimum (Bintang,2010).

2. Prinsip Kerja Spektrofotometer


Spektrofometer bekerja dengan cara mengukur jumlah relatif cahaya dari
panjang gelombang yang berbeda yang diabsorbsi dan ditransmisikan oleh suatu
senyawa. Gambar dibawah ini menjelaskan mekanisme kerja spektrofotometer yang
mana cahaya putih dibiaskan oleh prisma menjadi sejumlah cahaya dengan panjang
gelombang yang berberda. Cahaya tersebut akan melewati sampel dan kemudian
melewati tabung/kuvet yang mengubah energi cahaya menjadi energi listrik yang
digunakan untuk mengukur identitas sampel tersebut (Yahya,2013).
Teknik spektrofotometer dapat digunakan untuk menganalisis baik secara
kuantatif nmaupun secara kualitatif. Analisis secara kualitatif dilakukan dengan
adanya polaa spektrum yang mengenali suatu senyawa dan secara kuantitatif
berdasarkan hukum Lambert-Beer. Hukum Lambert-Beer mengatakan bahwa
intensitas suatu cahaya yang diserap berbanding lurus dengan konsentrasi senyawa.
Semakin besar suatu konsentrasi, maka semakin besar nilai absorbansinya
(Yahya,2013).
Secara sederhana instrument spektrofotometri yang disebut spektrofotometer
terdiri dari sumber cahaya, monokromatis, sel sampel, detector dan read out.
1. Sumber cahaya (polikromatis) berfungsi sebagai sumber sinar polikromatis dengan
berbagai macam rentang panjang gelombang.
2. Monokromator berfungsi sebagai penyeleksi panjang gelombang yaitu mengubah
cahaya yang berasal dari sumber sinar polikromatis menjadi cahaya monokromatis.
Pada gambar diatas disebut sebagai pendispersi atau penyebar cahya, dengan adanya
pendispersi hanya satu jenis cahaya atau cahaya dengan panjang gelombanng tunggal
yang mengenai sel sampel. Pada gambar diatas hanya cahay hijau yang melewati
pintu keluar. Proses dispersi atau penyearan cahaya seperti yang tertera pada gambar.
3. Sel sampel berfungsi sebagai tempat meletakkan sampel –UV,VIS dan UV-VIS
menggunkan kuvet sebagai tempat sampel. Kuvet biasanya terdiri dari kuarsa atau
gelas, namun kuvet dari kuarsa yang terbuat dari silika memiliki kualitas yang lebih
baik. Hal ini disebabkan yang terbuat dari kaca dan plastik dapat menyerap UV
sehingga penggunaanya hanya pada spektrofotometer sinar tampak (VIS). Kuvet
biasanya berbentuk persegi panjangdengan lebar 1 cm.
4. Detektor berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari sampel dan mengubahnya
menjadi arus listrik. Macam-macam detektor yaitu detektor foto (photo detector).
Photocell, misalnya CdS, phototube, hantaran foto dan detektor panas.
5. Read out merupakan suatu sistem baca yang menangkap besarnya isyarat listrik yang
berasal dari detektor 9Yahya,2013).

2.12 Validasi Metode


Validasi metode analisis adalah suatu tindakan penelitian terhadap para meter
tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium untuk membuktikan bahwa parameter
tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya (Harmit,2004).
Terdapat beberapa parameter yang harus dipenuhi untuk menyatakan suatu metode
pemeriksaan adalah valid yaitu akurasi,presisi,linearitas,limit deteksi dan limit
kuantitasi (Harmita,2004).
2.12.1 Akurasi
Akurasi dipakai untuk menilai adannya kesalahan acak atau sistemik
atau keduanya (total). Nilai akurasi menunjukkan kedekatan hasil terhadap
nilai sebenarnya. Akurasi dapat dinilai dari hasil pemeriksaan bahan kontrol
dan dihitung sebagai nilai biasanya. Untuk menilai akurasi dapat dilakukan
dengan membandingkan dengan nilai sebenarnya (CRM) dengan rumus :

%Error = |x – CRM|
𝑥−𝐶𝑅𝑀
%Error = | | × 100%
𝐶𝑅𝑀

x = Hasil pemeriksaan bahan kontrol


CRM = Nilai aktual/nilai sebenarnya dari bahan kontrol
Nilai %Error dapat positif atau negatif, nilai positif menunjukkan nilai yang
lebih tinggi dari seharusnya, nilai negatif menunjukkan yang lebih rendah dari
seharusnya. Secara umum data yang akurasi adalah % Error < 5%
(depkes,2002 dan Harmita,2004).

2.12.2 Presisi
Presisi menunjukkan seberapa dekatnya suatu hasil pemeriksaan ila
dilakukan berulang dengan sampel yang sama. Ketelitian terutama
dipengaruhi oleh kesalahan acak yang tidak dapat dihindari,=. Presisi biasanya
dinyatakan dalam nilai koefisien variasi (% Kv atau CV) atau simpangan baku
relatif yang dihitung dengan rumus berikutnya :

𝑆𝐷
KV (%) = × 100
𝑋

Simpangan baku (SD) adalah ukuran nilai-nilai hasil pemeriksaan sampel


secara seri pada sampel yang sama terdistribusi secara baik, dapat dihitung
dengan persamaan (Harmita,2004).

√∑(𝑥𝑖−𝑥)2
SD = 𝑛−1

Presisi (ketelitian) sering dinyatakan juga sebagai impresisi (ketidaktelitian).


Semakin kecil nilai KV (%) semakin teliti sistem atau metode tersebut dan
sebaliknya (DEPKES,2002).
2.12.3 Lineraritas
Lineritas adalah kemampuan metode analis yang memberikan rspon
yang merespon langsung atau dengan bantuan transformasi matematik yang
baik,proporsional terhadap konsentrasi analis dalam sampel. Rentang metode
adalah penyataan batas terendah dan tertinggi analit yang sudah ditunjukkan
dapat ditetapkan dengan kecermatan,keseksamaan, dan lineritas yang dapat
diterima (Harmita,2014).
Sebagai parameter adanya hubungan linear digunakan koefisien kolerasi r
pada analisis regresi linear y = bx + a . Hubungan linear yang ideal dicapai
jika nilai a = 0 da r = +1 atau -1 bergantung pada arah garis. Sedangkan nilai b
menunjukkan kepekaan analisis terutama instrumen yang digunakan
(Harmita,2004).

2.12.4 Limit of detection (LOD) dan limit of Quantitation (LOQ)


Limit Of Detection (LOD) atau limit deteksi adalah jumlah terkecil
analit dalam sampel yang dapat dideteksi yang masih memberikan respon
signifikan dibandingkan dengan blanko. Limit deteksi merupakan parameter
uji batas. Limit Of Quantitation (LOQ) atau limit kuantitasi merupakan
parameter pada analis renik dan diartikan sebagai kuantitas terkecil analit
dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama
(Harmita,2004).
Penentuan suatu batas deteksi suatu metode berbeda-beda tergantung pada
metode analisis itu menggunakan instrumen atau tidak. Pada analisis yang
tidak menggunakan instrumen batas tersebut ditentukan dengan mendeteksi
analit dalam sampel pada pengenceran bertingkat. Pada analisis instrumen
batas deteksi dapat dihitung dengan mengukur respon blanko beberapa kali
lalu dihitung simpangan baku respon blanko (Hermita,2004).
VII. KERANGKA KONSEP

Modifikasi Reagen Biuret


(Kupri Asetat)

Suhu Ruang Suhu Kulkas

Serum Kontrol

 Absorban
 pH
 Warna
 Bau
VIII. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah eksperimen yaitu suatu penelitian dengan melakukan
kegiatan percobaan yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang timbul
sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu (Notoatmojo,2010). Dalam
penelitian adanya perlakuan mengganti kupri asetat dengan kupri sulfat dan
mengganti kalium natrium tartat dengan natrium sitrat sebagai penstabil yang
digunakan untuk pemeriksaan protein total serum metode biuret,serta melakukan
validasi dan pengujian serta membandingkan dengan reagen standar.

3.2 Desain Penelitian


Pada penelitian ini dilakukan penentuan kadar protein total serum dengan
menggunakan reagen kupri asetat,natrium hidroksida dan natrium sitrat dengan
perbandingan larutan untuk reagen C kupri asetat 0,4gr,natrium hidroksida 3gr
dan natrium sitrat 3gr yang dilarutkan masing-masing reagen dalam 100 ml
aquadest. Kemudian dibaca absorbannya dengan menggunakan spektrofotometer
dengan masa inkubasi selama 5 menit. Selanjutnya di simpan pada suhu ruang
dan kulkas dan di uji absoran, pH, bau dan warna. Untuk mengetahui adanya
pengaruh perlakuan terhadap yang diamati maka dilakukan analisis statistik
dengan uji One-Way ANOVA. Untuk menentukan jumlah pengulangan yang
harus dilakukan dalam penelitian ini digunakan rumus Gomes 2007 yaitu :
Dimana : t = jumlah perlakuan
r = jumlah pengulangan
20 = faktor nilai derajat kebebasan
T(r-1) ≥ 20

(t-1)(r-1) ≥ 20
(9-1)(r-1) ≥ 20
8 (r-1) ≥ 20
8r – 3 ≥ 20
8r ≥ 20 + 8
r = 28/8 = 3,5
r=4

3.3 Matriks Penelitian


Tabel 3.3.1 : Matriks Penelitian

Reagen Biuret Buatan Reagen


Replikasi Reagen Reagen Reagen Biuret Kit
A B C (kontrol)

1 A1 B1 C1 KIT 1
2 A2 B2 C2 KIT 2
3 A3 B3 C3 KIT 3
4 A4 B4 C4 KIT 4
5 A5 B5 C5 KIT 5
6 A6 B6 C6 KIT 6
7 A7 B7 C7 KIT 7
8 A8 B8 C8 KIT 8

Keterangan :
KIT = Reagen biuret KIT
A = Reagen biuret buatan A (kupri asetat 0,1 gr : natrium hidroksida
3 gr : natrium sitrat 3 gr )
B = Reagen biuret buatan B (kupri asetat 0,2 gr : natrium hidroksida 3
gr : natrium sitrat 3 gr )
C = Reagen biuret buatan C (kupri asetat 0,4 gr : natrium hidroksida 3
gr : natrium sitrat 3 gr )

3.4 Subjek Penelitian


Kupri asetat , natrium hhidroksida dan natrium sitrat.

3.5 Lokasi dan Waktu Penelitian


3.5.1 Lokasi : Penelitian dilakukan dilaboratorium Terpadu Poltekkes Kemenkes
Bandung
3.5.2 Waktu : Penelitian dilakukan pada bulan Februari – Maret 2020.
3.6 Alat dan Bahan
3.6.1 Alat
a. Spektrofotometer
b. Mikropipet
c. Tip kuning dan tip biru
d. Tabung reaksi
e. Rak tabung
f. Batang pengaduk
g. Labi ukur 100 ml
h. Neraca analitik
i. Kaca arloji
j. Pipet tetes

3.6.2 Bahan
a. Kupri asetat
b. Natrium hidroksida
c. Natrium sitrat
d. Aquadest
e. Reagen biuret
f. Serum kontrol

3.7 Cara Kerja


3.7.1 Pembuatan Reagen A
1. Ditimbang kupri asetat sebanyak 0,1 gr dilarutkan menggunakan
aquadest.
2. Ditimbang natrium sitrat sebanyak 3 gr dilarutkan menggunakan aquadest
3. Kemudian reagen kupri asetat dan natrium sitrat dicampur dan
dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml.
4. Selanjutnya ditimbang natrium hidroksida menggunakan neraca analitik
sebanyak 3 gr dilarutkan menggunakan aquadest.
5. Kemudian natrium hidroksida dimasukkan ke dalam lau ukur berisi
larutan kupri asetat dan natrium sitrat dan tambahkan aqauadest sampai
batas 100 ml kemudian homogenkan lagi.
6. Dipindahkan kedalam botol coklat dan diberi label.
3.7.2 Pembuatan Reagen B
1. Ditimang kupri asetat sebanyak 0,2 gr dilarutkan menggunakan aquadest
2. Ditimang natrium sitrat sebanyak 3 gr dilarutkan menggunakan aquadest
3. Kemudian reagen kupri asetat dan natrium sitrat dicampur dan
dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml
4. Selanjutnya ditimbang natrium hidroksida menggunakan neraca analitik
sebanykan 3 gr dilarutkan menggunakan aquadest
5. Kemudian natrium hidroksida dimasukkan kedalam labu ukur yang berisi
larutan kupri asetat dan natrium sitrat dan tambahkan aquadest sampai
batas 100 ml kemudian homogenkan lagi.
6. Dipindahkan kedalam botol coklat dan diberi lael.

3.7.3 Pembuatan Reagen C


1. Ditimang kupri asetat sebanyak 0,4 gr dilarutkan menggunakan
aquadest
2. Ditimbang natrium sitrat sebanyak 3 gr menggunakan aquadest
3. Kemudian reagen kupri asetat dan natrium sitrat dicampur dan
dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml.
4. Selanjutnya ditimbang natrium hidroksida menggunakan neraca
analitik sebanyak 0,4 gr dilarutkan menggunakan aquadest
5. Kemudian natrium hidroksida dimasukkan ke dalam labu ukur yang
berisi larutan kupri asetat dan natrium sitrat dan tambahkan aquadest
sampai atas 100 ml kemudian homogenkan lagi.
6. Dipindahkan kedalam botol coklat dan diberi label

3.7.4 Pengukuran pH
1. Persiapan Alat
a. Dihubungkan kael listrik ke saklar listrik
b. Ditekan tombol power yang tertera pada alat
c. Disiapkan sampel yang akan diukur Ph
d. DISIAPKAN standar pH 7 dan pH 4
2. Menyalakan Alat
a. Ditekan tombol mode akan keluar tulisan caliration
b. Masukkan elektroda kedalam larutan standar pH
c. Dilakukan kalibrasi dengan standart ph dan diamati hasil
pengukuran (ph 7,0)
d. Dibilas elektroda dengan aquadest kemudian dilap dengan tisu
sampai kering
e. Dilakukan kalibrasi dengan standart ph 4 dan diamati hasil
pengukuran (ph 4,0).
f. Dibilas elektroda dengan aquadest kemudian diilap dengan tisu
sampai kering.
g. Dilakukan pengukuran menggunakan reagen KIT biuret dan
reagen iuret buatan A, B dan C. Kemudian elektroda dibilas
dengan aquadest kemudian dilap dengan tisu sampai kering
h. Lalu ditekan mode OFF.

3.8 Validasi Metode


3.8.1 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
1. Dipipet 3 ml reagen biuret KIT,reagen biuret uatan A,reagen biuret buatan
B dan reagen buatan C. Masing-masing reagen dimasukkan ke dalam
tabung reaksi.
2. Ditambahkan 60 µl standar protein ke dalam masing-masing reagen
tersebut,lalu dihomogenkan kemudian di inkubasi selama 5 menit.
3. Dimasukkan ke dalam kuvet dan diukur dengan spektrometer,diaca
absorbannya pada kisaran panjang gelombang 200nm – 800 nm. Sebelum
reagen diaca panjang gelombang asorban dinolkan dengan menggunakan
lanko masing-masing reagen terseut.
4. Ditentukan panjang gelombang maksimum,berdasarkan absorbansi
maksimum yang diperoleh.

3.8.2 Uji Presisi dan Akurasi


1. Diukur kadar protein total serum pada bahan serum kontrol (precimorm)
pada reagen iuret KIT,reagen iuret buatan A, B dan C pada masing-
masing panjang gelombang.
2. Ditentukan presisi dan akurasinya.
3.8.3 Uji Linearitas
1. Dibuat konsentrasi Bovie Serum Albumin (BSA) dari konsentrasi
0,05 sampai 20gr/dl.
2. Diukur kadar protein total dari konsentrasi 0,05 sampai 20 gr/dl
pada masing-masing reagen biuret KIT, A, B dan C menggunakan
spektrofotometer pada masing-masing panjang gelombang.
3. Dihitung konsentrasi protein total lalu tentukan linearitasnya.
3.8.4 Uji Limit Deteksi dan Limit Kuntitasi
1. Disiapkan 6 tabung reaksi.
2. Dipipet reagen biuret KIT, A, B dan C 1000 µl serum dengan
konsentrasi 1 gr/dl.
3. Diukur absorbannya menggunakan spektrofotometer pada masing-
masing panjang gelombang maksimum.
4. Ditentukan LOD dan LOQ dengan cara mencari konsentrasi dari
asorban yang dihasilkan menggunakan persamaan regresi linear
dari masing-masing reagen tersebut.

3.9 Prosedur Penelitian


3.9.1 Pemeriksaan Kadar Protein Total menggunakan KIT
a. Metode : Biuret
b. Prinsip : Prinsipnya yaitu ion kupri akan bereaksi dengan protein dalam
suasana asa membentuk kompleks berwarna ungu. Absorbansi kompleks
ini sebanding dengan konsentrasi protein dalam sampel.
c. Reaksi :

Protein + Cu2+ senyawa kompleks

d. Cara Kerja : Pemeriksa kadar protein total menggunakan reagen dengan


cara sebagai berikut :

Tabel Pemeriksaan protein total menggunakan reagen biuret KIT


Blanko Standar Sampel

Reagent 1000 µl 1000 µl 1000 µl

Standar - 20 µl -

Sampel - - 20 µl

Campurkan sampai homogen, inkuasi 5 menit, kemudian


baca absorbansi pada panjang gelombang 546 nm.

3.9.2 Pemeriksaan Protein Total Menggunakan Reagen Buatan


e. Metode : Biuret
f. Prinsip :
Prinsipnya yaitu ion kupri akan bereaksi dengan protein dalam suasana
basa membentuk kompleks berwarna ungu. Absoransi kompleks ini
sebanding dengan konsentrasi protein dalam sampel.

g. Reaksi :
Protein + Cu2+ senyawa kompleks

h. Cara Kerja :
Pemeriksaan kadar protein total menggunakan reagen dengan cara sebagai
berikut :
Tabel Pemeriksaan Protein Total menggunakan Reagen Kupri Asetat
dengan cara sebagai berikut :

Blanko Standar Sampel

Reagent 1000 µl 1000 µl 1000 µl

Standar - 20 µl -

Sampel - - 20 µl
Campurkan sampai homogen, inkuasi 5 menit, kemudian
baca absorbansi pada panjang gelombang 546 nm.

IX. DAFTAR PUSTAKA

Bintang, maria (2010). Biokimia Teknik Penelitian. Penerbit Erlangga: Jakarta

Carl, A, Burtis., Edward, R, Ashwood, David, E Bruns. (2008). Tietz Fundamental of


clinical Chemistry, Edisi: 6. USA. Saunders.

Center of Excellence in Nanoelektroniks (CEN). (2018). MSDS Cooper Sulfate


available at http://www.cen.iit.ac.in/chemical_approval/msds/76_msds.pdf

Darmin, Sumardjo. (2008). Buku Panduan Kuliah Kedokteran Program S1 Fakultas


Biokeksakta. Jakarta : Cetakan I,EGC.

DEPKES RI. (2010). KMK RI NO 1792 Tentang Pedoman Pemeriksaan Kimia


Klinik_Yang_Baik. Jakarta

DEPKES RI. (2013). PMK No 43 Tentang Pedoman Pemeriksaan Kimia


Klinik_Yang_Baik. Jakarta

Fitrony, dkk. (2013). Pembuatan Kristal Tembaga Sulfat Pentahidrat (CuSO4.5H2O)


dari Tembaga Bekas Kumparan. Jurnal teknik pomits Vol.2, No 1, ISSN: 2337-3539

Kaslow JE. (2010). Analysis of Serun Protein. Santa Ana : 720 North Tustin Avenue
Suite 104,CA. Cit Nugroho, K., C., Y. (2010). Kadar Total Protein, Albumin Dan
Globulin Pada Darah Sapi Betina Berumur Satu Sampai Dua Belas Bulan.

Pagana, dkk. (2006).Mosby’s Manual Of Diagnostic and Laboratory Test.(5th


Edition). Canada: Mosby Elsevier.

Setiartini, yeni. (2014). Pembuatan Kompleks Tembaga (Cu). Tersedia :


http://www.academia.edu/6966732/Laporan_Praktikum_Anorganik_II_kompleks_Cu.

Yazid, estien & Nursanti, lisda. (2015). Biokimia Praktikum Analis Kesehatan.
Jakarta: PT Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai