Anda di halaman 1dari 2

Diskurus Lingkungan Hidup

Anak menjerit-jerit, asap panas membakar


Lahar dan badai menyapu bersih
Ini bukan hukuman, hanya satu isyarat.

Mungkin kutipan lirik dari Ebitet G. Ade bisa menggambarkan keadaan yang terjadi dalam kasus yang
berkaitan dengan sebuah bencana alam. Kondisi kita akhir-akhir ini semakin dibuat heboh dengan
bencana banjir di Ibukota Jakarta yang diperkirakan merupakan banjir yang cukup besar setelah
beberapa tahun belakangan. Masing-masing pihak mulai memberikan komentarnya, ada yang
memberikan analisa, saran dan bahkan tidak banyak juga yang kontra dengan nada kesal. Itu
beberapa kasus bencana yang terjadi di salah satu daerah. Adapun yang ingin disampaikan disini
adalah terkait pentingnya ide atau diskursus lingkungan hidup dalam sistem sosial dan politik daerah.

Isu sentral yang harus menjadi perhatian dewasa ini adalah isu lingkungan hidup. Mengapa
begitu penting? ini adalah mengenai keberlanjutan hidup masa depan yang dan dalam rangka
mengurangi dampak buruk yang ditimbulkan dari pengrusakan lingkungan, secara eksplisit
harus dinyatakan bahwa alam harus mendapatkan haknya untuk terus tumbuh dan
berdampingan dengan unsur lainnya.
Pembangunan oleh pemerintah adalah sebuah keniscayaan di kehidupan bermasyarakat.
Pemerintah selaku pelaksana kebijakan publik memiliki tugas dan kewajiban dalam
menyelenggarakan pelayan dasar bagi masyarakatnya. Pelayanan dasar yang di maksud adalah
pelayanan di bidang pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum dan penataan ruang, perumahan
rakyat dan kawasan permukiman, ketentraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat
dan sosial.
Sedangkan untuk urusan yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar adalah tenaga kerja,
pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, pangan, pertanahan, lingkungan hidup,
administrasi kependudukan dan catatan sipil, pemberdayaan masyarakat dan desa, pengendalian
penduduk dan keluarga berencana, perhubungan, komunikasi dan informatika, koperasi, usaha
kecil dan menengah, penanaman modal, kepemudaan dan olahraga,statistik dan persandian,
kebudayaan, perpustakaan dan kearsipan.
Urusan-urusan pemerintahan menurut undang-undang pemerintah daerah sejatinya harus
dilaksanakan secara konsekuen dan penuh dengan tanggung jawab. Melihat realitas yang ada
kebutuhan untuk masing-masing daerah sangat beragam, biasanya masih memerlukan
pembangunan sektor infrastruktur, sarana dan prasarana, pertanian dan kelautan yang tidak
kalah penting juga adalah pembangunan sumberdaya manusia.
Tentu pembangunan membutuhkan modal yang tidak hanya dapat mengandalkan sektor-sektor
domestik daerah, bagi yang PAD nya masih rendah tentu akan merasakan kesulitan untuk
mengupayakan pembangunan, sedangkan pemerintah harus terus melakukan pelayanan kepada
masyarakat.
Kemampuan pemimpin yang visioner dibutuhkan dalam kondisi yang serba tidak menentu,
keadaan turbulance dalam pemerintahan dapat saja mengganggu fokus dari pemerintah. Upaya
yang harus dilakukan adalah dapat menerima input atau masukan dari beberapa saluran
kebijakan.
Pemerintah dapat memanfaatkan kemampuan regulatifnya dalam menangani hal yang krusial,
seperti isu lingkungan hidup. Melalui kemampuan regulatif itu pemerintah dapat membatasi
gerak dan arah jangkauan yang memang perlu dilakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan
hidup.
Jauh sebelum itu, semestinya pemerintah terkait harus terlebih dahulu memiliki diskurus tentang
lingkungan hidup. Kalaupun pemerintah memiliki kemampuan regulatif namun tidak memiliki
diskurus lingkungan hidup, maka sama halnya dengan bertepuk sebelah tangan.
Pemerintah yang berorientasi pada lingkungan hidup tentu akan mendapat kendala-kendala atau
hambatan yang mampu mengganggu stabilnya roda pemerintahan. Kepentingan yang beragam
termasuk salah satunya korporasi yang bergerak dalam bidang pertambangan, perkebunan, dan
perusahan yang bergerak disektor yang memiliki sensitifitas bila dikaitkan dengan ide lingkungan
hidup.
Bahkan di suatu daerah tidak lagi mengherankan bila terjadi perselisihan atau konflik yang
melibatkan korporasi dengan masyarakat terkait dengan lingkungan hidup, seperti pencemaran
lingkungan dan limbah, konflik agraria, pembebasan lahan dan corporate social responsibility.
Banyaknya kasus yang hampir serupa di beberapa daerah, memperlihatkan bahwa pemerintah
mampu atau tidak mampu dalam mengakomodasi kepentingan masyarakat diukur dari
keberpihakan yang memeberikan kepada masyarakat itu sendiri.
Diskursus lingkungan hidup bukanlah isu yang hanya berdiri pada saat tertentu atau bahkan
temporer, ia harus berkelanjutan dan dijalankan secara konsekuen. Pembangunan lingkungan
hidup harus sambut ramah oleh pemerintah demi tercapainya pemerintahan yang berorintasi,
bervisi dan bermisi pada lingkungan hidup.
Bukan tanpa alasan untuk menitikberatkan isu ini dalam pemerintahan, jika melihat realitas di
kehidupan, lingkungan hidup semakin tergerus posisinya oleh kepentingan yang bertentangan
dengan semangat lingkungan hidup itu sendiri.
Pencemaran lingkungan, pemanasan global, penumpukan sampah,penebangan hutan, dan
limbah membutuhkan daya tanggap pemerintah yang berpikir visioner dalam mengatasi
masalah-masalah tersebut. Konsekuensi yang bisa ditimbulkan bisa beragam, terjadinya banjir
dan longsor, rusaknya perairan dan krisis sumber air.
Untuk mengatasi masalah-masalah yang muncul dan kadang sudah terkena dampaknya
dibutuhkan pola pemikiran dan paradigma tentang lingkungan hidup dari pemerintah.
Keterlibatan civil society dan masyarakat.
Paradigma yang harus diubah beroientasi pada terciptanya pola pikir yang tidak lagi
menganggap bahwa alam atau lingkungan hidup merupakan wilayah yang dapat terus
dieksploitasi tanpa harus memikirkan keberlanjutannya.
Keberagaman di alam yang terdapat manusia juga didalamnya harus berpikir ulang bahwa alam
tidak lagi sesuatu yang harus selalu ditundukkan dengan kemauan dan kepentingan manusia.
Jika manusia dapat merubahnya, alam dan lingkungan hidup justru akan bersahabat sebagai satu
kesatuan dalam sebuat sistem yang orgnanis dan holistis.
Sekarang tinggal bagaimana keputusan manusia untuk menentukan sikapnya sebagai satu
kesatuan tersebut-- ingin berdialog dengan alam demi keselarasan atau justru semakin
mempertahankan cara lama untuk berpikir menguasai.

Anda mungkin juga menyukai