BLOK MUSKULOSKELETAL
TERJATUH DARI SEPEDA MOTOR
2010-2011
KELOMPOK A.8
Laki-laki, 30 tahun, datang berobat ke UGD RSUD diantar polisi dengan keluhan nyeri di
tungkai kanan atasnya setelah terjatuh akibat kecelakaan sepeda motor.
Pada pemeriksaan dokter didapatkan : Airway, Breathing dan Circulation : Baik, GCS : 15.
Status lokalis : Regio Femur Dextra :
Look : Deformitas (+), vulnus laseratum, hematoma
Feel : Nyeri tekan (+), Neurovaskuler Distal : baik
Move : Pergerakan aktif dan pasif : nyeri (+)
Dokter yang memeriksanya meminta rontgen femur dextra AP/Lat. Hasil pemeriksaan
rontgen tampak fraktur femur 1/3 proksimal cum contraxionem, punctum proksimal tampak
abduksi dan eksorotasi sedangkan punctum distal adduksi dan endorotasi. Pada keadaan
ini penderita sama sekali tidak bisa berdiri hanya berbaring tidur, sementara pasien
diwajibkan untuk sholat lima waktu.
V. Memahami dan menjelaskan tentang rukhshah bagi orang sakit sehingga tidak
mampu melaksanakan shalat dengan berdiri
M.Psoas Mayor
M.iliacus
Perlekatan proximal : crista iliaca, fossa iliaca ala sacralis, dan ligamentum sacro
iliaca arteriora.
Perlekatan distal : tendo m.psoas mayor,throcanter minor dan femur distal dari
throchanter minor
M. Sartorius
o M. rectus femoris
Perlekatan proximal : SIAI dan os.ilii cranial dari acetabulum
o M. vastus lateralis
Perlekatan proximal : throcanter mayor dan labium laterale lineae
asperae corporis femoris
o M.vastus medial
Perlekatan proximal : linea intertrochanterica dan labium mediale
lineae asperae corporis femoris
o M.vostus intermedius
Perlekatan prosikmal : permukaan anterior dan lateral corpus femoris
Perlekatan distal umum : alas patela dan lewat ligamentum patella pada
tuberositas tibiae.
Fungsi utama : extensi tungkai bawah pada Articulatio Genu M.rectus
femoris juga menstabilkan Articulatio coxae dan membantu
M.iliapsoas memfleksikan paha.
o M.pectinatus
Perlekatan prosikmal : ramus jupertor ossis pubis
Perlekatan distal : linea pectinata femur di bawah throcanter minor (femur)
Fungsi utama : aduksi dan fleksi paha, membantu rotasi medial paha
o M.adductor
Perlekatan proksimal : corpus ossis pubis
Perlekatan distal : 1/3 tengah linea aspera femoris
Fungsi utama : aduksi paha
o M.adduktor brevis
Perlekatan proksimal : corpus ossis pubis dan ramus inferior ossis pubis
Perlekatan distal : linea pectinata dan gogian proximal linea aspera femoris.
Fungsi utama : aduksi paha dan sedikit banyak flexi paha.
o M.adductor magnus
Perlekatan prosikmal : ramus inferior ossis pubis, ramus ossis ischii(bagian
adductor) dan tubes ischiadicurt
Perlekatan distal: tuberositas glutealis, linea, aspera, linea supracondylaris,
medialis, turbeculum adductor femoris (bagian hamstring).
Fungsi utama : aduksi paha, aduksi juga melakukan flexi paha, extensi (bagian
hamstring).
o M.gracilis
Perlekatan prosikmal : corpis ossis pubis dan ramus inferios ossis pubis.
Perlekatan distal : bagian superior permukaan media tibia.
Osteoporosis
Kecelakaan lalu lintas
Jatuh dari tempat yang tidak terlalu tinggi ( seperti terpeleset di kamar mandi)
Trauma memuntir
Trauma yang hebat
Jatuh dari tempat yang tinggi
Trauma langsung
Trauma angulasi
Tekanan varus/valgus
2. Fraktur Extrakapsuler : 1.) Terjadi di luar sendi dan kapsul, melalui trochanter
mayor / minor / pada daerah intratrochanter, 2.) Terjadi di bagian distal menuju leher
femur tetapi tidak lebih dari 2 inchi di bawah trochanter minor. Klasifikasinya dibagi
menjadi 2 oleh Evan-Massie, yaitu :
Stabil
i. Garis fraktur intertrochanter-undisplaced
ii. Garis fraktur intertrochanter displaced menjadi varus
Tidak stabil
i. Garis fraktur kominutiva dan displaced varus
ii. Garis fraktur intertrochanter dan subtrochanter
Fraktur Subtrochanter
Fraktur dimana garis patah berada 5cm distal dari trochanter minor,disebabkan oleh
trauma yang ringan. Klasifikasinya yaitu :
Klasifikasi Zickel
Klasifikasi Scinshaemer
Klasifikasi Fielding dan Magliato, yaitu :
tipe 1 : garis fraktur satu level dengan trochanter minor
tipe 2 : garis patah berada 1 -2 inch di bawah dari batas atas trochanter minor
tipe 3 : garis patah berada 2 -3 inch di distal dari batas atas trochanterminor
fraktur batang femur dibagi berdasarkan adanya luka yang berhubungan dengan
daerah yang patah. Fraktur batang femur pada anak-anak disebabkan oleh jatuh
Mekanisme traumanya bisa kombinasi dari gaya hiperabduksi dan adduksi disertai
dengan tekanan pada sumbu femur ke atas.
Klasifikasi :
Undisplaces
Displaced
Bicondylar
Coronal
Antibiotik
Antibiotik diberikan apabila terjadi fraktur terbuka misalnya pada fraktur corpus
femur. Luka pada fraktur terbuka harus segera diberi antibiotik karena apabila
luka ditimbulkan karena terkena benda dari luar atau luka yang kotor dan jaringan
lunak banyak yang rusak, sehingga memungkinkan mikroorganisme masuk
melalui luka tersebut.
Contoh antiobiotik yang diberikan yaitu :
♣ Penisilin G
Obat untuk terapi tetanus (C.tetani), perlu ditambahkan toksoid tetanus dan
imunoglobulin tetanus (ATS) sebab Penisilin G hanya tertuju pada
pembasmian mikroorganisme vegetatif saja
♣ Tetrasiklin
Obat ini merupakan pengganti apabila tidak ada Penisilin G
♣ Kombinasi benzilpenisilin dan flukloksasilin tiap 6 jam selama 48 jam
♣ Gentamisin atau metronidazol
Mencegah dari bakteri gram negative
2. Terapi non-farmakologi
Prinsip-Prinsip Pengobatan Fraktur :
a. Jangan membuat keadaan lebih jelek
Beberapa fraktur terjadi akibat trauma disebabkan oleh pengobatan yang
diberikan disebut iatrogenik
b. Pengobatan berdasarkan diagnosis dan prognosis yang akurat
Perlu ditetapkan apakah fraktur tersebut merupakan jenis fraktur tertutup atau
terbuka
c. Seleksi pengobatan untuk tujuan khusus
Penatalaksanaan Awal
1. Pertolongan pertama
Membebaskan jalan nafas, menutup luka dengan perban bersih, steril dan
imobilisasi fraktur pada anggota gerak yang terkena agar penderita merasa
nyaman dan mengurangi nyeri sebelum ambulans datang.
2. Penilaian klinis
Misalnya apakah luka terkena tulang, atau ada trauma pembuluh darah atau saraf
3. Resusitasi
Kebanyakan penderita dengan cidera fraktur multipel datang dengan keadaan
syok, sehingga diperlukan resusitasi berupa cairan infus atau transfusi darah serta
obat-obat anti nyeri
Banyak pasien dengan fraktur terbuka mengalami cidera ganda dan syok hebat. Bagi
mereka, terapi di tempat seperti pada prinsip diatas merupakan hal penting. Semua
Terapi darurat
Sama seperti prinsip terapi dan terapi pada fraktur terbuka, selain itu pada terapi
fraktur diafisis femur, pengangkutan menggunakan bebat Thomas .
Begitu sampai di rumah sakit jika harus dioperasi, sebelumnya pasien dianastesi,
bebat dilepas (dilakukan pembersihan terbuka pada luka terbuka).
Non operatif
Dilakukan skeletal traksi, yang paling sering digunakan ialalah metode Parkin.
Metode Parkin :
digunakan apabila fasilitas terbatas
Alat yang diperlukan ( Steinman pin, Tali, Beban katrol)
Penderita tidur terlentang 1-2 jari di bawah tuberisitas tibis, dibor dengan
steinman pin, dipasang staple, ditarik dengan tali, paha ditahan dengan 3-4
bantal. Tarikan dipertahankan sampai 12 minggu hingga terbentuk kalus yang
kuat
Operatif
Pada fraktur 1/3 tengah femur dipasang intermedullary nail,
Kuntscher nail
Sneider nail
Ao nail
V. Memahami dan menjelaskan tentang rukhshah bagi orang sakit sehingga tidak
mampu melaksanakan shalat dengan berdiri
Pada dasarnya orang sakit sama dengan orang sehat dalam hal kewajiban melaksanakan
shalat, hanya bagi orang sakit ada beberapa rukhsah (keringanan) dalam
melaksanakannya. Di dalam al-Qur’an dijelaskan bahwa agama Islam itu mudah tidak
sulit, dan Allah tidak menjadikan untuk kita dalam agama suatu kesempitan.
Artinya: “Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-
benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu
dalam agama suatu kesempitan. (ikutilah) Agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah)
telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula)
dalam (al-Qur’an) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas segenap manusia, maka
dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia
adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong”.
[QS. al-Hajj (22): 78]
1. Ketika akan melaksanakan shalat hendaklah melakukan wudhu terlebih dahulu. Jika
orang sakit mampu melakukan wudhu dengan menggunakan air, maka hendaklah ia
melakukannya seperti orang sehat. Apabila ia tidak mampu melakukannya dengan
menggunakan air, maka hendaklah ia melakukan tayamum sebagai ganti dari wudhu,
yaitu, dengan menekankan kedua telapak tangan ke tanah atau tempat yang
mengandung unsur tanah/ debu, kemudian meniup kedua telapak tangan tersebut,
lalu mengusapkannya pada muka dan kedua punggung telapak tangan masing-
masing satu kali.
2. Orang sakit selama ia mampu melakukan shalat dengan berdiri, maka hendaklah ia
shalat dengan berdiri. Jika ia tidak mampu melaksanakannya dengan berdiri, maka
shalatlah dengan duduk, baik dengan duduk bersila maupun dengan cara duduk
tawaruk atau iftirasy.
3. Jika tidak mampu duduk karena mendapatkan kesulitan ketika duduk atau
mendapatkan madharat, seperti penyakitnya bertambah parah, maka hendaklah ia
melaksanakan shalat dengan tidur miring. Tata cara shalat orang sakit seperti itu
ditegaskan dalam hadits sebagai berikut;
Artinya: “Diriwayatkan dari Imran bin Husein ra., ia berkata; ”Saya menderita
penyakit wasir, lalu saya bertanya kepada Rasulullah saw., maka beliau menjawab:
“Shalatlah kamu sambil duduk. Jika tidak mampu (duduk), maka hendaklah shalat
sambil berbaring.” [HR. al-Bukhari]
1. Gerakan atau cara ruku’ dan sujud orang sakit hendaklah dibedakan. Untuk sujud
caranya dengan membungkukkan badan lebih rendah (bawah) dari ruku’.
Artinya: “Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib ra., dari Nabi saw. beliau
bersabda: Orang sakit melakukan shalat dengan berdiri jika ia mampu berdiri.
Jika ia tidak mampu (berdiri), shalatlah ia dengan duduk. Jika ia tidak mampu
sujud ke tanah (tempat sujud), maka ia memberi isyarat, dan ia menjadikan
sujudnya lebih rendah (posisi atau caranya) dari ruku’nya. Jika ia tidak mampu
shalat dengan duduk, maka ia shalat dengan tidur miring ke sebelah kanan dan
menghadap kiblat. Jika tidak mampu tidur miring ke sebelah kanan, maka ia
shalat dengan menghadapkan kedua kakinya ke arah kiblat.” [HR. al-Baihaqi dan
ad-Daruquthni]
Cara ruku’ dan sujud bagi orang sakit yang tidak mampu melakukannya dengan
berdiri hendaklah dibedakan antara keduanya. Sujud dilakukan dengan cara
membungkukkan badan lebih rendah (bawah) dari cara untuk ruku.