Anda di halaman 1dari 9

Contoh Kasus

Sheyna, 13 tahun, memiliki orangtua yang overprotective dan sangat menuntut supaya
Sheyna mengikuti apa saja perintah yang diberikan kepadanya.
Sheyna merupakan anak bungsu dari 3 bersaudara, dan hanya ia yang perempuan.
Sheyna menganggap dirinya sangat bergantung pada orangtua, ditambah lagi orangtua
memperlakukan Sheyna seperti anak kecil yang berusia di bawah usia dirinya.
Kedua kakak Sheyna sangat pembangkang bahkan kakak pertama Sheyna (18 tahun)
pernah blak-blakan mengaku kepada orangtua mereka bahwa ia telah melakukan aktivitas
seksual dengan teman di sekolah. Tentu saja, orangtua menjadi sangat marah, apalagi
orangtua sangat strict terhadap isu-isu seksual. Bahkan, orangtua selalu membahas kepada
Sheyna dan kedua kakak bahwa virginity itu harus dijaga hingga kelak menikah. Kondisi
kakaknya ini berbanding terbalik dengan Sheyna yang sangat pasif dan penurut, serta menjadi
satu-satunya anak yang dianggap “baik” oleh orangtuanya sehingga Sheyna dijuluki “Little
Miss Perfect”.
Ada riwayat sakit mental di dalam keluarga Sheyna. Nenek kandung Sheyna dari
pihak Ibu serta Bibi Sheyna dari pihak Ayah sama-sama menderita depresi.
Nilai Sheyna sampai mengalami penurunan yang cukup parah, sehingga orangtua
memutuskan supaya Sheyna menjalani home-schooling saja supaya Sheyna dapat mengatur
waktu kapan untuk belajar. Perilaku insomnia ini dialami Sheyna pasca pertengkaran hebat di
dalam keluarga, di mana kakak pertama Sheyna ternyata sampai menghamili temannya di
sekolah. Pada saat itu, kondisi rumah sangat “panas”, Ayah dan Ibu selalu bertengkar setiap
ada kesempatan di pagi-siang-sore-malam. Keadaan semakin memanas karena kakak pertama
Sheyna sempat kabur dari rumah bersama teman yang ia hamili, sehingga memicu
pertengkaran antara keluarga Sheyna dengan keluarga yang anaknya dihamili oleh kakak
Sheyna tersebut. Kondisi tersebut berlangsung hingga kurang-lebih dua bulan dan sejak itu,
Sheyna sulit sekali memejamkan mata seberapa pun dirinya mengantuk karena bayangan
pertengkaran dan suasana memanas itu selalu menghantui Sheyna. Untuk pertama kalinya, di
masa sebulan itu, Sheyna mengalami ledakan emosi yang tinggi.
Sejak saat itu, Sheyna juga semakin sering menyendiri di dalam kamar untuk
menghindari pertengkaran. Bagi Sheyna, dia menjadi lebih rileks dengan berada di dalam
kamar. Dia juga semakin bisa berpikir, mencari tahu, dan menganalisa segala hal yang ia
senangi. Sheyna tertarik dengan politik dan memiliki pemikiran tersendiri tentang politik,
misalnya ia percaya bahwa dirinya merupakan reinkarnasi dari seorang politikus Romawi di
masa lalu.
Keluarga dan teman-teman Sheyna melihat Sheyna sebagai orang yang sangat rapi dan
teroganisir. Sheyna senang menuliskan apapun ide-ide yang ia miliki dan menuliskan di
buku diary, komputer, bahkan dinding kamarnya penuh dengan papernote yang ditempelkan
secara berantakan dan berisi ide-idenya tersebut. Kebanyakan ide yang Sheyna tuliskan berisi
tentang hal-hal yang selama ini dianggap tabu untuk dibicarakan di dalam keluarganya,
seperti tentang dorongan seksual dan tingkat spiritualitas. Aktivitas ini semakin menjadi-jadi
saat ia merasakan gairah luar biasa untuk melakukan sesuatu.
Selama proses pertengkaran di dalam keluarganya, Sheyna sempat mengalami depresi
dan depresi yang ia miliki semakin menjadi-jadi karena hingga saat ini Sheyna masih
menderita insomnia. Sheyna juga menderita kesulitan untuk makan dan konsentrasi. Di
puncak depresinya, Sheyna akhirnya beberapa kali melakukan percobaan bunuh diri.
Beruntung, Ibu selalu menemukan Sheyna tepat waktu sehingga Sheyna masih bisa
diselamatkan.
Analisis Kasus
1. Sheyna menunjukkan simptom perilaku yang mengarah ke Bipolar I Disorder. Sheyna
meyakini bahwa dirinya merupakan reinkarnasi dari politisi Romawi di masa lalu, yang
menunjukkan simptop psikotis ada pada dirinya. Simptom psikotis sendiri hanya muncul
pada Bipolar I Disorder. Sheyna juga menunjukkan perilaku mania dengan cara
menuliskan semua ide-ide yang ia miliki di buku diary, komputer, bahkan papernote yang
ditempel berantakan di dinding kamarnya. Ide-ide tersebut termasuk pula ide-ide yang
sebenarnya selalu tabu untuk dibicarakan di dalam keluarga (tentang seksualitas dan
spiritualitas). Perilaku ini jelas berbeda dengan kebiasaan Sheyna yang selalu rapi dan
terorganisir. Kemunculan perilaku mania ini dibarengi pula dengan kemunculan perilaku
depresi yang membuat Sheyna sampai beberapa kali melakukan percobaan bunuh diri.
2. Pada kasus Sheyna, ditemukan bahwa ada riwayat genetis di dalam keluarga dekatnya
yang memiliki gangguan depresi, yaitu Nenek kandung Sheyna dari pihak Ibu serta Bibi
Sheyna dari pihak Ayah. Perlu ada pemeriksaan mendalam tentang apakah kasus Sheyna
terkait dengan riwayat genetis di dalam keluarganya. Tetapi, kemungkinan itu tetap ada.
3. BD yang diderita Sheyna merupakan masalah yang perlu penanganan hingga seumur
hidup karena tidak dapat dengan mudah ditentukan bahwa gejala mania dan depresi yang
diderita Sheyna tidak akan lagi muncul di masa depan. Cara terbaik untuk
memberikan treatment kepada Sheyna adalah dengan memberikan pengobatan medis
yang tepat serta menjalani psikoterapi. Misalnya, mengkombinasikan pemberian
obat antipsychotic(seperti: Seroquel) dan mood-stabilizer (seperti: Lithium), ditambah
psikoterapi (seperti: terapi regulasi emosi, anger management untuk membantu Sheyna
dalam mengatasi mania dan depresi yang muncul di dirinya).

A. Metode SOAP
a. Data Subjektif
 Sheyna insomnia sejak ia berusia 10 tahun, mengalami kesulitan untuk tidur
 mengalami ledakan emosi yang tinggi.
 semakin sering menyendiri di dalam kamar
 sempat mengalami depresi dan depresi yang ia miliki semakin menjadi-jadi karena
hingga saat ini Sheyna masih menderita insomnia.
b. Data Objektif = Tidak Ada
c. Assesment
Subjektif Objektif Assesment Plan DRP
Insomnia, Tidak Sheyna 13 Diazepam + Dilakukan
ledakan ada tahun dengan Na. Divalproat penyesuaian
emosi Bipolar I + Olanzapin + dosis pada
yang Disorder Amitriptilin pasien bila
tinggi, perlu
sering
menyendi
ri, depresi

d. Planning
Tujuan terapi meliputi resolusi gejala, pencegahan episode yang akan datang,
meminimalisasi ES obat, kepatuhan yang baik terhadap terapi, edukasi pasien tentang
penyakit maupun terapi yang didapatkan dan pencegahan pemicu stres yang dapat
memperburuk episode akut.
1. Terapi non farmakologi
a) Latihan fisik
b) Aktivitas sosial
2. Terapi Farmakologi
a) Benzodiazepin (Diazepam 2 mg 3 kali sehari)
MK : Benzodiazepin terikat pada saluran molekul klorida yang berfungsi sebagai
reseptor GABA . Saluran ini mengandung reseptor GABA dimana banyak
obat yang mempengaruhi SSP terikat pada ssaluran ini . Benzodiazepin
terikat secara alosterikal pada saluran ini yang menyebabkan peningkatan
afinitas GABA pada reseptornya. Dengan meningkatnya afinitas GABA
pada reseptornya, maka efek eksitasi dari asetilkolin dhambat.
I : Untuk ansietas dan insomnia.
b) Antikonvulsan (Na. Divalproat 10 mg/kg/hari)
MK : Menormalkan kanal Na+ dan Ca+ , meningkatkan konsentrasi GABA
dalam plasma dan SSP, dapat memodulasi ekspresi gen, memblok voltage-
sensitive Na+ dan Ca+.
I : Digunakan sebagai monoterapi atau kombinasi dengan obat lain, untuk
terapi akut pada mania atau terapi pemeliharaan.
c) Antipsikotik (Olanzapin 2,5 mg/hari)
MK : Bersifat antagonis terhadap reseptor pasca-sinaptik DA2, antipsikotik
atipikal juga memblok reseptor 5HT yang meningkatan pelepasan Pre-
sinaptik DA, sehingaa menurunkan gejala ekstrapiramindal dan pelepasan
prolaktin.
I : Digunakan sebagai kombinasi dengan litium dan valproat untuk terapin
akut pada mania atau kombinasi episode pada penyakit pada bipolar 1
d) Antidepresan (Amitriptilin hidroklorida 25 mg/hari)
MK : Menghambat re-uptake serotonin dan noradrenalin diujung saraf otak dan
memperpanjang masa waktu tersedianya neurotransmiter
I : Depresi, fobia, terutama bila diperlukan sedasi; nocturnal enuresis pada
anak.

B. Metode WWHAM
1. Untuk siapa?
Jawaban : Sheyna 13 tahun
2. Apa gejalanya?
Jawaban : Insomnia, halusinasi
3. Berapa lama gejala itu berlangsung?
Jawaban : Gejala Insomnia selama 3 tahun terakhir
4. Tindakan yang dilakukan, obat yang digunakan?
Obat yang digunakan yaitu Diazepam 2 mg, Na. Divalproat 10 mg/kg/hari, Olanzapin
2,5 mg/hari, Amitriptilin hidroklorida 25 mg/hari.
5. Obat yang saat ini digunakan untuk gejala lain?
Pada kasus tersebut tidak ada penanganan gejala penyakit. Dokter langsung
memberikan obat untuk pengatasan penyakit, hal tersebut atas pertimbangan bahwa
gejala tersebut dapat teratasi dengan pemberian obat.

C. Metode AS METHOD
A : Usia pasien ?
 Jawaban : Sheyna 13 tahun
S : Untuk diri sendiri atau untuk orang lain ?
 Jawaban : Sheyna sendiri yang mengalami keluhan tersebut.
M : obat yang diminum pasien, obat yang digunakan pasien saat ini?
 Jawaban : Tidak ada karena pasien tersebut baru saja mau melakukan pemeriksaan
ke rumah sakit.
E : persis apa yang dimaksud pasien, apa yang dimaksud dengan pasien?
 Jawaban : Pasien sangat membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari keluarga
terdekat
W : waktu / durasi gejalanya, kapan / lamanya percakapan?
 Jawaban : Gejala insomnia selama 3 tahun terakhir
T : mengambil sesuatu atau melihat dokter, sudah mendapat perawatan apa saja atau ke
dokter?
 Jawaban : Tidak ada karena pasien tersebut baru saja mau melakukan pemeriksaan ke
rumah sakit.
H : riwayat penyakit atau kondisi apa saja, publikasi penyakit atau tertentu?
 Jawaban : Tidak ada karena baru saja mau melakukan pemeriksaan saat ke dokter.
O : gejala lain sedang dialami, gejala lain yang dialami saat ini?
 Jawaban : Pada kasus ini pasien sudah melakukan percobaan bunuh diri
D : melakukan sesuatu untuk memperburuk atau meringankan kondisi, melakukan sesuatu
yang dapat memperburuk atau meringankan situasi?
 Jawaban : Tidak ada
D. Metode ENCORE
• Menggali data atau informasi pasien
Sheyna 13 tahun, mengalami insomnia dan depresi
• Tanpa pengobatan
Melakukan aktivitas yang positif dan berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
• Melayani
Mengikuti kemauan pasien
• Mengamati
Kegiatan sehari-hari pasien
• Merujuk
Melakukan konsultasi ke psikiatri
• Memberi penjelasan
Edukasi kepada pasien terhadap penyakitnya dan penentuan obat terapi
Naskah Konseling Penyakit Bipolar

Suatu pagi, disebuah kota ada seorang anak yang bernama Sheyna yang datang bersama
orangtuanya ke instalasi Farmasi Rumah Sakit untuk menebus Resep yang diberikan oleh
Dokter.
Berdasarkan pemeriksaan pasien ini mengalami penyakir Bipolar Disorder Type I.
Asisten Apoteker dan Keluarga Pasien
AA : Selamat Pagi Ibu, ada yang bisa saya bantu?
Keluarga Pasien : Pagi, saya ingin menebus resep ini bu.
AA : (sambil menerima Resep dari pasien) maaf Bu, kalau boleh saya tau Resep
ini untuk siapa?
Keluarga Pasien : Resep ini untuk anak saya bu.
AA : Oh Iya. Mohon Menunggu sebentar. Saya siapkan obatnya dulu ya.
Keluarga Pasien : Iya bu.
AA : (setelah menyiapkan Obat, AA menuju ruang Apoteker sambil
menyerahkan Obat pasien, kemudian memanggil pasien untuk melakukan
konseling)
AA : Maaf Bu. Bisa meminta waktunya sebentar?
Keluarga Pasien : Oh iya. Bisa bu.
AA : (memberi arahan kepada keluarga pasien) Silahkan masuk keruangan
Apoteker Pak/Bu (Sambil menunjukkan letak ruangan).
Keluarga Pasien dan Apoteker
Keluarga Pasien : Selamat pagi pak (sambil senyum)
Apoteker : Pagi (membalas senyum) silahkan Masuk (sambil mempersilahkan duduk).
Apa benar ini dengan keluarga dari Sheyna?
Keluarga Pasien : iya, saya orang tua dari sheyna.
Apoteker : Baik, perkenalkan saya Arif, Apoteker di Rumah Sakit ini. Apakah
Bapak/Ibu punya waktu sebentar? Saya ingin menyampaikan tentang obat
yang akan diberikan kepada Sheyna. Waktunya kurang lebih 10 menit.
Apakah Bapak/Ibu bersedia?
Keluarga Pasien : Iya. Silahkan Pak.
Apoteker : Terima Kasih waktunya. Apakah dokter sudah memberikan informasi
tentang obat ini dan cara penggunaannya?
Keluarga Pasien : belum Pak.
Apoteker : oh iya bu, Bagaimana harapan dokter setelah sheyna mengkonsumsi obat
ini?
Kelurga Pasien : Dokter mengatakan semoga lekas sembuh dan tepat waktu untuk
penggunaan obatnya.
Apoteker : Baik Pak/Ibu. Saya akan memberikan informasi tentang obat yang akan
dikonsumsi oleh Sheyna. Ini ada 4 macam obat yang diresepkan oleh
dokter. Yang pertama (memegang obat Diazepam 2 mg/hari) ini obat untuk
mengurangi insomnia (susah tidur) dari sheyna, yang digunakan 3x sehari
tiap 8 jam setelah makan. Kemudian (sambil memegang obat Na.
Divalproat 10 mg/hari) obat ini untuk mengontrol penyakit Sheyna,
digunakan 2x sehari tiap 12 jam setelah makan. Ini (memegang obat
Olanzapin 2,5 mg/hari) obat ini digunakan pada Bipolar Sheyna. Digunakan
Sekali sehari setelah makan. Dan ini (memegang obat terakhir, Amitriptilin
hidroklorida 25 mg/hari) obat ini digunakan untuk mengurangi gejala
depresi, diminum sebelum tidur, sekali sehari. Bagaimana Bapak/Ibu,
masih ada yang kurang jelas mengenai informasinya?
Keluarga Pasien : Iya, sudah jelas.
Apoteker : Apakah Bapak/Ibu bisa mengulang?
Keluarga Pasien : iya bisa. (memegang obat pertama) obat ini untuk mengurangi insomnia
(susah tidur) dari sheyna, yang digunakan 3x sehari tiap 8 jam setelah
makan. Kemudian (sambil memegang obat Na. Divalproat 10 mg/hari) obat
ini untuk mengontrol penyakit Sheyna, digunakan 2x sehari tiap 12 jam
setelah makan. Ini (memegang obat Olanzapin 2,5 mg/hari) obat ini
digunakan pada Bipolar Sheyna. Digunakan Sekali sehari setelah makan.
Dan ini (memegang obat terakhir, Amitriptilin hidroklorida 25 mg/hari)
obat ini digunakan untuk mengurangi gejala depresi, diminum sebelum
tidur, sekali sehari.
Apoteker : Iya Pak/Ibu. Sudah betul informasinya. Sebaiknya Bapak/Ibu mengontrol
penggunaan obat ini. Jika terjadi efek samping, alergi dan reaksi yang tidak
diinginkan segera Hubungi dokter. Obat Ini tidak boleh dihentikan tanpa
arahan dari dokter. Kemudian obat ini harus disimpan dilemari dan lemari
obat yang terlindung dari cahaya matahari serta jauhkan dari jangkauan
anak-anak. Sebelumnya maaf Pak/Ibu kalau bisa anaknya diperhatikan dan
diberi kasih sayang dan melakukan aktivitas yang positif agar proses
penyembuhan sheyna lebih cepat.
Keluarga Pasien : Oh Iya Pak. Terima Kasih atas informasinya.
Apoteker : Iya Sama-sama. Semoga anaknya lekas sembuh. Jika ada yang ingin
ditanyakan silahkan hubungi kami dinomor telepon ini (sambil menunjuk
etiket) atau bapak/ibu bisa langsung datang kerumah sakit. (sambil berjebat
tangan dengan orang tua sheyna).

Kemudian keluarga sheyna pun meninggalkan ruang konsultasi dan pulang kerumahnya.

Anda mungkin juga menyukai