Anda di halaman 1dari 97

2

[TRANSKRIP]
TERHUBUNG KEMBALI
DENGAN AL-QUR’AN 2
- NOUMAN ALI KHAN
1

[TRANSKRIP] TERHUBUNG KEMBALI


DENGAN AL-QUR’AN 2 - NOUMAN ALI
KHAN

Doa Ibrahim Dikabulkan ...................................................................... 3


Rukun Islam dan Ibrahim ‘alaihi salam ................................................ 8
Praktik Terhubung dengan Al Quran ................................................. 13
Al Quran sebagai Nasihat, Obat dan Petunjuk .................................. 32
Terhubung dengan Quran Melalui Doa ............................................. 44
Latihan Terhubung dengan Al Quran ................................................ 54
Ayat Ramadhan ................................................................................. 61
Menyimpan Al Qur’an di Hati ........................................................... 76
Terhubung dengan Al Qur’an; Terhubung dengan Allah ................... 82

Sumber video : [Subtitle Indonesia] Terhubung Kembali


Dengan Quran 2 – Nouman Ali Khan Di Masjid Istiqlal

1
2

Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillah wassholawatu wassalaamu ‘ala


Rasulillah wa'ala alihi wasohbihi ajma'in. Amma
ba'du.

Wa kadzalika anzalnahu hukman 'arobiyyan (QS


Ar-Ra'd: 37)

Robbisyroh lii shodrii wa yassir lii amrii wahlul


uqdatam mil lisaanii yafqohuu qoulii. (QS Ta-Ha:
25-28)

Aamiin Ya Rabbal Alamin.

2
3

Doa Ibrahim Dikabulkan


Saya ingin memulai dari yang terakhir kita bahas.
Ibrahim alaihissalam memanjatkan sejumlah
doa,di sesi sebelumnya sudah saya jelaskan.

Dan saya ingin memulai dengan menyampaikan


bahwa beberapa doa yang dipanjatkan Ibrahim
alaihissalam dikabulkan oleh Allah di dalam Al-
Qur'an.

Contohnya, Ibrahim alaihissalam mengatakan,


“Rabbi hablii hukman.” (QS Asy-Syu'ara: 83) Saya
harap Anda semua ingat ini. Dia (Ibrahim)
mengatakan, “Ya Allah, beri hamba kekuatan
untuk membuat keputusan yang baik.” Kekuatan
yang besar untuk membuat keputusan. Anda ingat
saya sampaikan hal ini?

3
4

Allah azza wa jalla mengatakan, "Wa kadzalika


anzalnahu hukman 'arobiyyan" (QS Ar-Ra'd: 37),
kata-kata yang sama. Allah berfirman, “Dengan
cara itulah Kami mengirimkannya,” maksudnya Al-
Qur’an sebagai “hukm” dalam bahasa Arab.
(Hukm) artinya dalam bahasa Arab, pembuat
keputusan yang sangat ampuh.

Artinya, semakin terhubung Anda dengan


Al-Qur’an, semakin besar kemampuan Anda
untuk membuat keputusan. Al-Qur’an
memberi Anda kekuatan untuk membuat
keputusan yang benar.

Terkadang dalam hidup, Anda tahu Anda harus


melakukan sesuatu, tapi Anda membutuhkan
dukungan seseorang agar Anda bisa
melakukannya.

“Aku tahu, aku harus melakukannya, tapi...


entahlah, entahlah.”

4
5

Kemudian, seorang teman datang dan berkata,


“Lakukan saja.”

Dan Anda seperti tersadar, “Baik, baik, terima


kasih.”

Dan yang teman Anda lakukan hanyalah


mengirimkan sebuah pesan, “Lakukan saja!” dan
kemudian Anda berkata, “Ohh! Aku bisa
melakukannya!”

Sebenarnya, itulah sebagian yang dilakukan oleh


Al-Qur’an.

Dan ketika Anda berinteraksi dengan Al-Qur’an


dengan cara yang benar, maka Al-Qur'an benar-
benar memberi Anda kekuatan untuk
bertindak, yang sebelumnya tidak Anda miliki.
Benar? Jadi itulah salah satu implikasinya.

5
6

Hal indah lainnya adalah dia mengatakan, “Waj'al


lii lisaana shidqin fil-aakhiriin.” (QS Asy-Syu'ara:
84)

Anda ingat Ibrahim alaihissalam mengatakan, “Di


generasi terakhir nanti, harus ada seseorang yang
menceritakan kebenaran tentangku.” Karena dia
akan dilupakan.

Dan apa yang dilakukan Al-Qur’an? Al-Qur’an


mengisahkan kebenaran tentang Ibrahim
alaihissalam. Dan kata "shidq" muncul kembali.
Allah berfirman, "Qul shodaqallaah fattabi'uu
millata Ibroohiima haniifan, wa maa kaana minal
musyrikiin." (QS Ali 'Imran: 95)

“Allah telah mengatakan kebenaran. Sekarang,


ikuti jalan Ibrahim alaihissalam. Dan dia tidak
termasuk salah satu dari kelompok musyrik.”

6
7

Anda tahu, Ibrahim alaihissalam adalah satu-


satunya nabi dari semua nabi, yang dimana Allah
mengatakan kepada Rasulullah shalallahu alaihi
wassalam, "Fattabi'u millata Ibrohima haniifan."
(QS Ali 'Imran: 95)

“Ikutilah agama Ibrahim.” Ikutilah agama Ibrahim


alaihissalam.

Karena kita sedang membahas topik ini, saya


ingin mengingatkan kembali semua yang hadir di
sini. Saya sudah membahasnya beberapa kali
sebelumnya, tapi saya akan memberi Anda ulasan
singkat sebelum kita membahas ‘Bagaimana
terhubung dengan Al-Qur’an.'

7
8

Rukun Islam dan Ibrahim ‘alaihi salam


Berapakah pilar yang dimiliki Islam? Lima! Bagus!
Kelima pilar ini terkait dengan Ibrahim
alaihissalam.

Tauhid, Asyhadualla ilaha illallah, pilar nomor


satu. Pilar ini terkait dengan Ibrahim alaihissalam
karena dia menolak semua berhala tersebut, dan
mendirikan Ka’bah untuk menyembah Allah.

Kemudian, ada apa lagi? Bisakah Anda


menyebutkan beberapa diantaranya? Syahadat,
lalu ada apa lagi?

Salat. Dan di dalam salat, Ibrahim alaihissalam,


Ketika mendirikan Ka’bah dia berdoa, "Robbij'alnii
muqiimash-sholaati wa min dzurriyyatii.” (QS
Ibrahim: 40).

8
9

Ibrahim memanjatkan doa ketika membangun


Ka'bah. “Ya Allah, jadikan hamba dan anak-anak
hamba, orang-orang yang mendirikan salat.”

Kita adalah anak-anak Ibrahim, anak-anak yang


mendirikan salat. Jadi, salat juga berawal dari
Ibrahim alaihissalam.

Apa lagi rukun islam selanjutnya? Salat. Salat


sudah kita bahas. Apa lagi?

Zakat. Jika kita berbicara tentang zakat, mungkin


kalian akan berkata, "Apa kaitannya Ibrahim
alaihissalam dengan zakat?"

Ibrahim alaihissalam mengajarkan anaknya,


Ismail. Dan apa yang diajarkan Allah kepada kita
tentang Ismail alaihissalam? "Wa kaana ya'muru
ahlahuu bish-sholaati waz-zakaati." (QS Maryam:
55)

9
10

Ismail alaihissalam selalu menyuruh keluarganya


untuk berdoa dan membayar zakat. Zakat juga
berawal dari Ibrahim alaihissalam.

Haji. Apakah haji terkait langsung dengan Ibrahim


alaihissalam? Itu perkara yang paling jelas.
Semua yang Anda lakukan saat melakukan ibadah
haji terkait dengan Ibrahim alaihissalam. Mulai dari
Ka’bah, kurban, Safa dan Marwah bersama
istrinya. Semua terkait langsung dengan Ibrahim
alaihissalam.

Satu-satunya yang barangkali Anda pikir tidak


terkait dengan Ibrahim alaihissalam adalah puasa
di bulan Ramadan. Puasa tidak terkait? Puasa
jelas terkait. Apa yang saya katakan di sesi
sebelumnya? Kita menyambut Ramadan karena
turunnya Al-Qur’an. Dan Al-Qur’an turun berkat
doa Ibrahim alaihissalam. Jadi seluruh agama ini

10
11

sebenarnya berputar di sekeliling Ibrahim


alaihissalam. Kenyataannya, seluruh sirah Nabi
Muhammad shalallahu alaihi wassalam, seluruh
misi nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam,
adalah untuk membebaskan Ka’bah dari syirik.

Karena ketika berhala-berhala itu dihancurkan,


Allah berfirman, “Hari ini, telah Aku sempurnakan
agamamu."

“Al-yauma akmaltu lakum diinakum." (QS Al-


Ma'idah: 3)

“Hari ini, telah Aku sempurnakan agamamu,”


ketika semua berhala dihancurkan.

Siapa yang mendirikan Ka’bah? Ibrahim


alaihissalam. Dan putranya, beberapa generasi
kemudian, membersihkan Ka’bah yang dibangun
oleh ayahnya. Iya kan?

11
12

"Falya'buduu robba haadzal-baiit. Alladzii


ath'amahum min juu', wa aamanahum min
khouuf." (QS Quraish: 3-4)

Yang ingin saya sampaikan kepada Anda adalah,


jangan lupakan hubungan Anda dengan Ibrahim
alaihissalam. Itulah sesungguhnya identitas Anda.
Mari kita bahas sedikit tentang hal ini.

Identitas saya, nama belakang saya adalah Khan.


(Nama belakang saya) berasal dari Ayah saya.
Identitas Anda berasal dari Ayah Anda. Ayah kita
memberi kita nama. Betul? Kemudian kita
melanjutkan nama mereka.

Kita mencintai dan menghormati para nabi kita,


semuanya. Tapi, Ibrahim alaihissalam memiliki
tempat khusus. Allah tidak hanya menyebutnya
seorang nabi, Allah berfirman, "Millata abiikum

12
13

Ibroohim." (QS Al-Hajj: 78) Agama kalian adalah


agama Ayah kalian, Ibrahim. Ibrahim bukan hanya
nabi bagi kita semua, namun juga Ayah kita.
Artinya, identitas kita terkait dengannya.

Kita harus menganggap identitas kita sebagai


seorang Muslim terkait langsung dengan Ibrahim
alaihissalam. Bahkan, hal tersebut dikatakan oleh
Allah kepada Nabi Muhammad shalallahu alaihi
wassalam, bahwa Rasulullah harus
menghubungkan identitas dirinya dengan Ibrahim
alaihissalam.

Praktik Terhubung dengan Al Quran


Sekarang, mari kita benar-benar membahas
tentang praktek ‘Terhubung dengan Al-Qur’an'.
Setiap kali Anda membaca sesuatu. Tidak, Anda
tidak membaca. Tidak apa.

13
14

Kalian menonton film. Mari kita bicara tentang film.


Astaghfirullahualladzim, tepat sebelum Ramadan!
Tentu Anda tidak akan menonton “Infinity War”,
Innalillahi wa inna illaihi rojiun! Semoga Allah
mengurbankan seekor kambing atau sesuatu.
Saya tidak tahu apa yang baru saja saya katakan.

Intinya adalah ketika Anda, oh bukan Anda! Anda


tidak menonton film, Anda kan sangat islami.
Ketika seseorang akan menonton film, mereka
bersemangat. Mereka punya perasaan
bersemangat. “Waaa! Mau mulai nih filmnya!”
Sebelum film dimulai, sudah ada perasaan
menunggu-nunggu. Ketika Anda ingin benar-benar
menikmati sesuatu, Anda harus merasakan
sesuatu sebelumnya.

Misalnya orang tua Anda berkata, “Hei, Nouman


Ali Khan akan memberikan ceramah. Ayo
berangkat!”

14
15

“Wuaduuhh...”

Dan mereka menyeret dan membuat Anda duduk


di tempat ini. Anda tidak ingin berada di sana.
Anda sama sekali tidak semangat. Anda tidak
merasakan apa pun tentang ini.

Yang saya maksud, dan berulang kali saya


katakan adalah, kita harus menghubungkan Al-
Qur’an dengan apa? Dengan hati kita. Iya kan?
Hati kita.

Hati adalah tempat dimana semua perasaan


berada. Kegembiraan ada di hati. Rasa takut ada
di hati. Rasa cinta ada di hati. Rasa hormat ada di
hati. Semua perasaan itu ada di hati.

Jadi, jika Anda tidak memiliki perasaan yang tepat,


Anda tidak akan bisa terhubung dengan Al-Qur’an.
Jadi ada sesuatu,dan perasaan tidak sama

15
16

dengan informasi. Anda harus menyegarkan


kembali perasaan-perasaan Anda.

Yang ingin saya lakukan, dan saya acapkali lupa,


lalu saya ingatkan diri saya dan melakukannya
berulang kali. Yang ingin saya pikirkan adalah ada
tempat-tempat tertentu di dalam Al-Qur’an, di
mana Allah mengajari kita tentang perasaan apa
yang seharusnya kita miliki terhadap Al-Qur’an.
Perasaan seperti apa yang seharusnya Anda
miliki, sebelum Anda membuka Al-Qur’an. Dan jika
Anda bisa mengingatkan diri Anda tentang
perasaan itu, maka cara Anda membaca akan
berubah.

Saya akan berbagi perasaan-perasaan itu dengan


Anda. Perasaan harap yang diajarkan Allah di
dalam buku-Nya.

16
17

Yang paling mudah, "Ar-Rahmanu, 'allamal


Qur’an." (QS Ar-Rahman: 1-2)

"Ar-Rahman 'allamal Qur’an."

Rahma, nama Allah, Ar-Rahman, berasal dari kata


rahma, yang berasal dari kata rahm,yang berarti
rahim seorang Ibu. Perut seorang Ibu menahan
semua rasa sakit dan memastikan bahwa sang
bayi selamat. Sang bayi sama sekali tidak tahu
apa yang dilakukan sang Ibu untuknya.

Ibu kelaparan sedangkan sang bayi makan dari


tubuh sang Ibu. Ibu kesakitan, sedangkan sang
bayi bersenang-senang. Semua dilakukan untuk
melindungi sang bayi, apapun yang terjadi.

Allah azza wa jalla menggambarkan cinta-Nya


kepada kita dengan kata rahman. Dia berbicara

17
18

pada rahim sang ibu dan berfirman, "Samaituka


bi’ismi." Aku menamaimu dengan nama-Ku.

Pahamilah ini. Sang Maha Penyayang-lah yang


mengajari Al-Qur’an. Allah tidak marah ketika Dia
mengajari Al-Qur’an. Allah bukan (tidak
menggunakan nama) Yang Maha Kuasa ketika
mengajari Al-Qur’an. Bukan Allah Maha
Penghukum saat mengajari Al-Qur’an. Bukan
Allah yang akan melemparkanmu ke dalam neraka
yang mengajari Al-Qur’an.

Ar-Rahman 'allamal Qur’an, bukan Al-Azis (Yang


Maha Perkasa) 'allamal Qur’an,
Al-Muntaqim (Yang Maha Pemberi Pembalasan)
'allamal Qur’an, Al-Jabbar (Yang Maha Memaksa)
'allamal Qur’an. Bukan!

Ar-Rahman 'allamal Qur’an. Dia yang Maha


Penyayang, yang peduli padamu. Dia yang

18
19

merawatmu, bahkan lebih dari kemampuanmu


merawat dirimu sendiri.

Seperti seorang bayi yang tidak bisa merawat


dirinya sendiri, sang Ibu yang merawatnya. Dia
yang benar-benar melindungimu dalam
perawatannya, semua ditangani.

Dialah yang mengajarimu Al-Qur’an.

Al-Qur’an pada dasarnya adalah sebuah surat. Al-


Qur'an menyebutnya, "Risaalaati Rabbi." Surat
dari Rabb-ku, surat dari Tuhanku. Surat-surat
yang dipenuhi rasa cinta untukmu. Ini adalah Dia
yang mencintaimu, yang menulis surat kepadamu,
yang berbicara kepadamu.

Anda harus memikirkan itu sebelum membuka Al-


Qur’an.

19
20

Jika Anda tidak memiliki pemikiran itu, dan Anda


membuka Al-Qur’an, Anda akan bertanya-tanya,

“Mengapa Al-Qur’an berbicara tentang azab,


neraka Jahanam?

Mengapa Qur’an berbicara tentang hariq (siksa


neraka), kuffar (orang kafir), jihad, qital (perang)?

Aku tidak melihat cinta. Di mana sayangnya?

Bukankah Sang Maha Penyayang yang


mengajarkan Al-Qur’an?

Aku tidak melihat ada rasa sayang.

Aku melihat banyak perkelahian, aku melihat


banyak kemarahan.”

20
21

Bahkan pemeluk Nasrani kerap mendatangi saya


dan mengatakan,

“Tuhan kalian benar-benar pemarah di dalam Al-


Qur’an.”

Itu yang mereka katakan kepada saya. Saya


menjawab, “Tidak, Dia tidak marah. Kamu
membacanya dengan cara yang salah.”

"Kamu membacanya dengan cara yang salah."

Apakah Allah marah di dalam Al-Qur’an? Benar


atau tidak?

Apakah Allah terkadang marah di dalam Al-


Qur'an? Itu benar.

21
22

Terkadang Dia marah. Terkadang Dia berbicara


tentang melemparkan manusia ke dalam api
neraka, iya atau tidak?

Terkadang Dia menjelaskan neraka jahanam, api,


siksaan, nanah, dan darah. Apakah Dia
menggambarkan semua hal tersebut? Ya, Dia
marah di dalam Al-Qur'an.

Jadi, apanya yang penyayang?

Pahamilah ini. Allah marah pada orang yang


paling buruk. Orang-orang yang terburuk, bukan
pada semua orang. Allah marah pada orang
seperti Fir’aun. Dan Dia menceritakan tentang
mereka, dan kemudian Dia menggambarkan cara
mereka akan dihukum.

Tapi Dia tidak membicarakan Anda sekalian,

22
23

"Laa yashlaahaa illal-asyqoo." (QS Al-Lail: 15)

Dia tidak akan melemparkan orang-orang ke


neraka kecuali orang-orang yang paling buruk.
Orang-orang yang paling kacau.

Jadi, Anda tidak membuka Al-Qur'an dengan


berpikir... Sayangnya, kebanyakan muslim saat ini
beranggapan,

"Yah, sepertinya Al-Qur’an menjamin bahwa aku


akan masuk neraka."

"Maksudku, aku tak memiliki peluang yang bagus."

"Orang lain mungkin punya. Tapi aku? Aku


seorang muslim yang buruk. Aku tidak akan
berhasil.”

23
24

Tidak! Al-Qur’an seharusnya dibaca dengan


pemahaman bahwa Allah ingin memberimu kasih
sayang. Dia ingin memberikanmu rahmah.

Dan ngomong-ngomong, "Ar-Rahman 'allamal


Qur’an" juga berarti semakin banyak Anda belajar
tentang Al-Qur’an, semakin besar cinta Allah
kepadamu. Semakin banyak Anda mempelajari Al-
Qur’an, semakin banyak waktu yang Anda
luangkan, lagi dan lagi. Semakin Anda merasakan
bahwa Allah mencintai Anda, lebih dan lebih.

Inilah perasaan yang harus Anda miliki sebelum


membuka Al-Qur’an. Sebelum Anda
mendengarkan Al-Qur’an. Sebelum Anda
mencoba memahami Al-Qur’an. (Perasaan) itu
akan menghubungkan hati Anda kepada Al-
Qur'an.

Sekarang, hal yang kedua.

24
25

"Laqod anzalnaa ilaikum kitaaban fiihi dzikrukum."


(QS Al-Anbiya: 10)

Dalam surat Anbiya, Allah azza wa jalla berfirman,


“Kami telah menurunkan sebuah Kitab kepada
kalian. Di dalamnya, terdapat peringatan bagimu.”

Saya akan menyederhanakannya untuk kalian.

Al-Qur’an berbicara tentang kalian. Al-Qur’an


berbicara tentang kalian. Itu yang Allah katakan.

Al-Qur'an membicarakan kalian. Dia tidak


berbicara tentang Adam. Dia tidak berbicara
tentang Ibrahim alaihissalam. Al-Qur'an tidak
membicarakan mengenai yang terjadi di perang
Badr. Tidak pula membicarakan Uhud dan Ahzab,
tidak membicarakan mengenai peristiwa Hijrah. Al-
Qur'an membicarakan tentang siapa? Anda!

25
26

Semua cerita itu, semua sejarah itu, semua bagian


di dalam Al-Qur'an, satu dan lainnya adalah cara
terhubung dengan siapa? Diri Anda sendiri. Setiap
bagiannya.

Seseorang bertanya kepada saya, “Bagaimana


aliif laaam miim bisa terhubung dengan saya?"
Anda bilang setiap bagian di Al-Qur'an terkait
dengan saya. Lalu bagaimana dengan aliif laam
miiim? Bagaimana dengan “Qaaaf”? Bagaimana
menerapkannya?

Akan saya jelaskan dimana keterkaitannya.

Al-Qur'an adalah sebuah buku. Anda pernah


membaca buku lain selama hidup Anda? Ya.

26
27

Tujuan dari sebuah buku adalah agar Anda


mengerti. Jika Anda tidak memahami buku
tersebut, maka tidak ada gunanya.

Apakah semua orang mengerti arti Aliif Laam


Miim? Tidak! Apakah semua orang mengerti arti
Qaaaf? Tidak! Jadi pertanyaannya adalah, apa
tujuannya? Tujuannya tentu ada.

Tujuannya adalah ada sesuatu yang tidak akan


pernah Anda ketahui. Dan Anda harus belajar. Itu
adalah pelajaran pertama. Pelajaran pertama
adalah bahwa Anda tidak mengetahui semua hal,
dan Anda tidak akan pernah tahu tentang semua
hal.

Anda harus menempatkan otak Anda dalam


kerendahan hati. Allah adalah guru Anda. Dia
akan memutuskan apa yang akan Anda pahami.
Dia akan memutuskan apa yang Anda tidak

27
28

pahami. Allah membenahi sikap Anda. Dia


memperbaiki sifat Anda. Bahkan hal itu saja
membicarakan Anda dan perilaku Anda.

Karena ketika Anda membaca bab yang tidak


Anda pahami dari sebuah buku lain, Anda bisa
mengatakan,

“Aku tidak menyukai bab ini, aku tidak mengerti.


Apa ini? Apa maksudnya itu?”

Al-Qur’an harus Anda buka dengan kerendahan


hati, itulah perilaku yang dimaksud.

Kita membuka Al-Qur’an untuk mencari kasih


sayang Allah, itu nomor satu.

(Kedua) kita tahu bahwa Al-Qur’an berbicara


tentang kita. Al-Qur'an bermanfaat untuk kita

28
29

dengan cara tertentu. Al-Qur’an akan membantu


kita dengan cara tertentu.

Dan nomor tiga, kita harus datang kepadanya


(Al Quran) dengan kerendahan hati. Kita tidak
datang pada Al-Qur’an untuk mengkritiknya. Kita
tidak datang pada Al-Qur’an untuk mengajukan
pertanyaan bodoh. Kita datang pada Al-Qur’an
sebagai seorang pengemis.

Allah berfirman, "Ayaatul lissaa'iliin." (QS Yusuf :


7)

Ayat-ayat ini adalah untuk mereka yang bertanya.


Tapi, "saa'il" dalam bahasa Arab juga berarti
pengemis. Ini adalah ayat-ayat untuk pengemis.

Kita mengemis kepada Allah untuk memandu kita.


Kita mengemis kepada Allah untuk membuka hati
kita. Kita mengemis kepada Allah untuk memberi

29
30

kita petunjuk agar kita bisa memperbaiki hidup


kita.

Allah menggambarkan Al-Qur’an sebagai nur.


Apa arti dari "nur"? Ada yang tahu apa artinya
“nur”? Bagus! "Nur" berarti cahaya. Jika Allah
memberikan Anda cahaya, berarti tanpa cahaya,
Anda berada dalam apa? Anda berada dalam
kegelapan. Jika Anda berada dalam kegelapan,
Anda tidak akan tahu ke mana Anda harus pergi.
Dan ketika Anda memiliki cahaya, Anda bisa
melihat. Artinya, tanpa cahaya, Anda dan saya
buta. Kita tidak tahu harus ke mana.

Ketika Anda menghidupkan lampu,

“Ya Tuhan, di sana ada bahaya, ada ular!"

"Ada tebing di sana, aku bisa jatuh."

30
31

"Oh, ini jalan yang harus kutempuh.”

Kita tidak akan pernah tahu, apa yang berbahaya,


langkah mana yang harus diambil atau dihindari,
jalan mana yang harus diambil untuk pulang, jalan
mana yang salah. Kita tidak akan tahu sampai ada
cahaya.

Gagasan bahwa kita berada di dalam kegelapan.


Menerima bahwa kita berada dalam kegelapan.
Dan setiap kali kita harus menyalakan cahaya
untuk melihat. Dan Anda tidak membutuhkan
cahaya hanya satu kali. Anda melihat cahaya
sekali, dan selanjutnya.

Anda bisa hidup dalam kegelapan, Anda baik-baik


saja. Tidak seperti itu. Anda harus kembali, lagi,
dan lagi. Dapatkan cahaya itu lagi, dan lagi, dan
lagi. Dan kemudian cahaya itu melemah karena
ketika Anda terus menggenggam cahaya itu,

31
32

baterainya mulai habis. Anda harus kembali lagi


kepada Al-Qur’an untuk mendapatkan lebih
banyak cahaya. Keterikatan dengan Al-Qur’an
seperti ini, “Ya Allah, aku sedang mencari
petunjuk-Mu.” Yang membawa saya pada bagian
terakhir dari sikap kita, bagaimana kita mendekati
Al-Qur’an sehingga Allah membantu hati kita.

Al Quran sebagai Nasihat, Obat dan


Petunjuk

"Qod jaa'atkum mau'idzotum mir robbikum."

"Yaa ayyuhan-nasu qod jaa'atkum mau'idzotum


mir robbikum." (QS Yunus: 57)

32
33

Ini adalah surat Yunus. Allah berfirman, “Wahai


manusia, petunjuk telah datang kepadamu dari
Tuhanmu."

Tetapi kata "mau'idzo" bukan hanya berarti


petunjuk. Tapi juga berarti petunjuk yang masuk
ke dalam hati. Petunjuk yang masuk ke dalam hati
kita. Seseorang yang mencintaimu, seseorang
yang memahami kesulitanmu sedang memberimu
petunjuk.

Al-Qur’an bukanlah kumpulan hukum. Bukan


kumpulan aturan. Bukan pula infomasi. Al-Qur’an
menggambarkan dirinya sebagai nasihat. Jika
Anda meminta nasihat dari seseorang, pertama-
tama Anda harus mencintai mereka, mempercayai
mereka dan menghormati mereka.

Jika Anda tidak menyukai paman Anda, Anda


tidak akan meminta saran darinya.

33
34

Anda punya beberapa teman yang sangat pintar.


Sebagian lainnya, inna lillahi wa inna illaihi rojiun.
Anda datang kepada teman-teman yang pintar
untuk meminta saran, bukan?

Anda meminta saran dari seseorang yang Anda


percayai. Mereka lebih bijak dari Anda. Beberapa
orang memberi Anda saran yang malah membuat
Anda lebih kesal dari sebelumnya. Mereka
memberi saran dengan cara yang buruk.

Seperti misalnya Anda mengatakan, “Hei, apa


yang sebaiknya kulakukan?”

Dan mereka menjawab, “Pertama-tama, kamu


bodoh, dan kedua... Dan kemudian...”

34
35

Jadi, pertama-tama mereka menghina Anda, dan


kemudian memberi saran. Dan Anda tidak ingin
menerima saran mereka.

Tetapi, Allah memberi Anda petunjuk dengan


penuh cinta. Dia peduli pada Anda, Dia
mencemaskan Anda. Dia tidak ingin menghukum
Anda. Dia tidak ingin menghancurkan Anda. Dia
ingin hidup Anda menjadi lebih mudah.

"Yuriidullahu ay yukhoffifa 'ankum." (QS An-Nisa':


28)

Allah ingin kesulitan Anda, beban Anda menjadi


lebih ringan.

jadi Dia berfirman, "Mau'idzotum mir robbikum."


(QS Yunus: 57)

35
36

Dia memberikan Anda petunjuk. Sekarang, jika


Anda memiliki banyak masalah. Dan Anda
menemui seseorang yang memberi Anda saran
yang sangat bagus.

Mereka meletakkan tangan di bahu Anda dan


berkata,

“Semua akan baik-baik saja. Aku bersamamu."

"Dengar, kita bisa memecahkan masalah ini.


Langkah pertama, langkah kedua, langkah ketiga.”

Mereka menenangkan Anda, mereka memberi


Anda saran yang baik. Apakah Anda merasa lebih
baik sesudahnya?

Anda berkata, “Oh, terima kasih. Ini yang aku


butuhkan.”

36
37

Terkadang kita membutuhkan hal ini. Ketika dada


Anda terasa lebih lapang.

Apa yang dikatakan Allah di dalam ayat yang


sama?

Ia berfirman, "Qod jaa'atkum mau'idzotum mir


robbikum wa syifaa'ul limaa fish-shuduur." (QS
Yunus: 57)

Dia berfirman, menyembuhkan apa pun yang di


dalam hatimu, di dalam dadamu.

Beberapa dari Anda memendam amarah. Anda


memendam amarah untuk waktu yang lama.
Begitu melihat wajah sepupu Anda, tekanan darah
Anda langsung naik. Beberapa orang punya
masalah seperti itu.

37
38

Beberapa dari Anda masih ingat apa yang


dikatakan seseorang sepuluh tahun yang lalu, lima
tahun yang lalu, dan Anda masih mengingatnya
seakan-akan baru saja terjadi.

Setiap hari Anda hidup dengan perasaan seperti


itu, dan setiap hari itu membuat Anda marah. Itu
adalah sesuatu yang ada di dalam hati Anda.

Beberapa dari Anda merasa sedih. Mungkin


beberapa dari Anda adalah seorang Ibu, yang
anaknya meninggalkan rumah tanpa pernah
memberi kabar. Anaknya tidak peduli. Dia benar-
benar mengabaikan Ibu dan Ayahnya, dan itu
membuat Anda sedih.

Setiap hari Anda menatap fotonya dan menangis.


Itu ada dalam dada Anda. Itu menyakiti hati Anda.

38
39

Ada kemarahan di dada Anda. Ada kesedihan di


dada Anda. Ada kecemasan di dada Anda. Ada
ketakutan di dada Anda. Ada begitu banyak emosi
di dalam diri kita yang membuat kita depresi,
cemas. Perasaan-perasaan itu membuat kita
takut. Perasaan-perasaan negatif.

Allah mengatakan bukalah buku ini dan


minta pada Allah untuk menyembuhkan apa
yang kamu rasakan di hatimu. Apa yang
sedang kamu rasakan. Apa yang sedang
kamu alami.

Allah tidak hanya bicara tentang penyakit hati


seperti nifaq, kemunafikan, atau ketamakan,
atau hubbud dunya (cinta dunia), dan sejenisnya.
Ini membicarakan mengenai semua hal yang kita
rasakan.

39
40

Segala kesedihan yang melanda kita.


Kesulitan apapun yang kita hadapi yang
menyakiti hati kita. Bukalah buku Allah, dan
mintalah Allah untuk menyembuhkan hati
kita. Sembuhkan hati kita, dan Allah akan
menyembuhkannya. Allah akan
menyembuhkan hati kita.

Jika Anda tidak percaya, cobalah. Cobalah


dengan hati yang terbuka, lalu lihat apa yang
terjadi.

"Wa syifaa'ul limaa fish-shuduur." (QS Yunus: 57)

Dan kemudian Ia berfirman, "Wa hudan wa


rahmatan lil mu'miniin." (QS Yunus: 57)

Dan ngomong-ngomong, di luar semua itu, Al-


Qur’an juga adalah petunjuk.

40
41

Anda lihat, di dalam ayat ini, Allah tidak


mengatakan (langsung) bahwa Al-Qur’an adalah
petunjuk. Dia mengatakan bahwa Al-Qur’an
adalah nasihat (mau’idzoh), itu yang pertama.
Kemudian Dia mengatakan, Al-Qur’an
menyembuhkan hati Anda (syifaa’), itu yang
kedua. Dan kemudian Allah mengatakan, Al-
Qur'an adalah petunjuk (huda).

Pelajaran apa yang kita ambil dari sini? Anda tidak


akan mendapat petunjuk dari Al-Qur’an sebelum
Anda mencoba belajar untuk menerima nasihat
darinya.

Jangan memulai dengan memikirkan perasaan


Anda. Dahulukan bagaimana Qur’an
menyembuhkan Anda terlebih dahulu.

Dan ketika Allah mengatakan, ini halal dan ini


haram. Amalkan itu dan jangan kerjakan ini, Anda

41
42

akan melakukannya. Dan Anda akan


melakukannya dengan ikhlas.

"Wa hudan wa rahmatul lil mu'miniin." (QS Yunus:


57)

Al Qur’an adalah kasih sayang, sebuah


ungkapan cinta untuk mereka yang benar-
benar percaya.

Dengan kata lain, Al-Qur’an memiliki semua solusi.


Allah ingin Anda terlibat. Allah menunggu kita
untuk terlibat.

Sulit dipercaya, bahwa Anda tidak pernah


mencobanya. Anda tidak pernah mencoba
mengalaminya. Bagaimana mungkin Anda
memercayainya?

42
43

Allah berkata hanya kepada orang-orang yang


benar-benar beriman Dia akan memberikannya.
Kita tidak bisa membuka Al-Qur'an dan berkata,

"Hmm, aku tidak benar-benar yakin. Coba kulihat.”

Kita harus benar-benar berserah diri. Benar-


benar percaya bahwa Allah akan
menghubungkan kita dengan-Nya. Dia akan
menyembuhkan, membimbing, dan
menunjukkan cinta dan belas kasih-Nya.
Baru kemudian Al-Qur’an akan terbuka
untuk Anda.

43
44

Terhubung dengan Quran Melalui Doa

Sekarang, hal yang terakhir. Saya tidak ingin


memberikan ceramah selama satu jam. Saya ingin
menyampaikan hal-hal yang bisa Anda ingat. Dan
Anda bisa berbagi dengan keluarga Anda atau
orang lain yang tidak hadir di sini karena Ramadan
segera tiba.

Jadi, dengarkan bagian ini dengan seksama.

Allah berbicara tentang Ramadan hanya satu kali


di dalam Al Qur’an. Allah berbicara tentang taqwa
di banyak bagian. Allah juga kerap berbicara
tentang akhirat. Allah juga sering berbicara
tentang Al Qur’an itu sendiri.

44
45

Allah hanya bicara tentang Ramadan di satu


tempat, Al Baqarah ayat 180-186, itu saja. Tidak di
bagian lain.

Dalam ayat-ayat tersebut, Allah pertama


menggambarkan bahwa Ramadan penting karena
"Alladzii unzila fiihil-Qur'aan." (QS Al-Baqarah:
185) karena Al-Qur’an diturunkan pada bulan itu.
Karena itulah, Ramadan penting karena Al-Qur'an.
Ramadan penting karena Al Qur’an.

Saya akan kembali membahas ini nanti,


sebetulnya ini adalah poin terakhir. Saya akan
membahas poin kedua terlebih dahulu.

Setelah Anda terhubung dengan Al-Qur’an,


sesuatu dalam diri Anda seharusnya berubah.
Anda tahu apa yang berubah? Doa.

Itu sebabnya, setelah ayat-ayat tentang Ramadan,

45
46

Allah azza wa jalla berfirman, "Wa idzaa sa'alaka


'ibaadii 'annii fa innii qoriibun ujiibu da'watad-daa'i
idzaa da'aan falyastajibuu lii walyu'minuu bii
la'allahum yarsyuduun." (QS Al-Baqarah: 186)

Pada dasarnya Allah mengatakan, “Aku


menunggu kalian untuk berdoa.” Allah sedang
menunggu kita untuk berhubungan dengan-Nya.
Hubungan terbaik dengan Allah adalah doa.

Kita semua tahu bahwa Al-Qur’an adalah


hubungan dengan Allah, dan intisari dari Al-Qur’an
adalah Fatihah, dan Fatihah itu sendiri adalah
sebuah doa.

Bagian terpenting dari seluruh surat Al-Baqarah


adalah bagian terakhir. Dan semua ayat-ayat itu
adalah apa? Doa.

46
47

Al-Qur’an dimulai dengan doa.

"Ihdinash shiiraathal mustaqiim. Shiraathal ladziina


an’amta ‘alaihim ghairil maghdhuubi ‘alaihim wa
ladh dhaaalin." (QS Al-Fatihah: 6-7)

Al-Qur’an diakhiri dengan doa.

"Qul a’uudzu bi rabbin naas. Maliki naas. Ilaahin


naas." (QS An-Nas: 1-3)

Al-Qur'an dimulai dan diakhiri dengan doa. Doa


adalah saat Anda bicara kepada Allah, betul?

Al-Qur’an adalah Allah bicara kepada Anda,


dan doa adalah Anda bicara kepada Allah.

Pernahkan Anda mendengar sesuatu yang disebut


percakapan satu arah? Percakapan satu arah
artinya, satu pihak berbicara, sementara yang lain,

47
48

“Hei, (kamu lihat dua tanda ceklis), tapi kenapa


kamu tidak menjawab? (di WhatsApp).”

“Kenapa sih?"

"Kenapa tidak merespon? Aku lihat kau sedang


online.”

Itu adalah percakapan satu arah.

Allah berbicara pada kita. Itu satu arah.

Tapi hubungan dua arah artinya, A berbicara


kepada B dan B juga berbicara kepada A.

Allah berbicara pada kita, dan sekarang kita harus


berbicara kepada Allah.

Amati surat Al-Fatihah.

48
49

"Alhamdulillahi rabbil ‘aalamin. Ar-rahmaanir


rahiim. Maaliki yaumid-diin." Allah berbicara
kepada kita.

"Ihdinash shiraathal mustaqiim." Kita bicara


kepada Allah.

Begitulah cara Anda berhubungan dengan Allah.


Allah sedang mengajarkan sesuatu tentang Al-
Qur’an-Nya.

Seluruh Al-Qur’an bisa Anda anggap sebagai


sebuah doa. Seluruh Al-Qur’an bisa Anda ubah
menjadi sebuah percakapan dengan Allah. Anda
bisa mengubahnya menjadi sebuah doa.
Bagaimana caranya?

Seseorang bertanya kepada saya, “Tapi, Ustad,


bagaimana caranya aliif laaam miiim bisa menjadi
doa?”

49
50

Kalian ingat orang ini? Orang ini sangat terobsesi


dengan aliif laam miim, dan saya tidak tahu
alasannya. Bahkan aliif laam miiim pun adalah
sebuah doa.

“Ya Allah, Engkau mengetahui dan hamba tidak."

"Ajariku apa yang perlu aku ketahui, dan jangan


biarkan aku terobsesi dengan apa yang tidak perlu
kuketahui.”

Bukankan itu sebuah doa?

"Dzaalikal kitaabu laa raiba fiihi hudallil muttaqiin."


(QS Al-Baqarah: 2)

Inilah kitab. Tidak ada keraguan di dalamnya.

“Ya Allah, jangan biarkan keraguan datang ke


dalam hati hamba.”

50
51

Ini adalah bimbingan untuk orang-orang yang


bertakwa.

"Ya Allah, Allahumaj'alni minal muttaqiin."

Ya Allah, jadikan hamba salah satu dari mereka


yang bertakwa.

“Ustad, bagaimana dengan Fir’aun? Bagaimana


Anda bisa mengubah Fir’aun menjadi sebuah
doa?”

"Fa tawallaa biruknihii wa qaala saahirun au


majnuun." (QS Az-Zariyat: 39)

Fir’aun berpaling dari Musa dan berkata, “Dia


seorang penyihir. Dia orang gila.”

51
52

Anda tentunya tidak berdoa seperti ini, “Ya Allah,


jangan jadikan saya penyihir, jangan jadikan
saya..."

Tapi Anda bisa berdoa seperti ini, “Ya Allah, ketika


hamba melihat kebenaran, jangan biarkan hamba
berpaling sebagaimana Fir’aun berpaling.”

Anda mengerti? Pikirkan apa yang Anda baca,


dan bagaimana Anda mengubahnya menjadi
sebuah doa. Bagaimana Anda mengubahnya
menjadi sebuah doa. Apapun yang Anda baca di
kitabullah. Bagaimana Anda mengubahnya
menjadi sebuah doa.

Dan jika Anda melakukan itu, Anda akan


menyadari bahwa buku ini (Al Qur’an) sedang
berbicara tentang Anda.

52
53

Jika Anda melakukan itu, terjadi penghayatan.


Anda mulai memikirkan tentang ayat-ayat tersebut
secara mendalam.

Apa yang akan saya minta kepada Allah melalui


ayat ini?

Apa yang akan saya minta kepada Allah dari ayat


berikutnya?

Setiap ayat menjadi sebuah doa.

Itu adalah keterkaitan antara hati Anda


dengan Al-Qur’an, karena doa berasal dari
hati. Doa tidak datang dari kepala Anda, doa
berasal dari hati Anda.

53
54

Latihan Terhubung dengan Al Quran


Tidak perlu terburu-buru. Cobalah ini untuk latihan.
Saya akan memberi Anda satu saran. Anda tidak
harus melakukannya, tapi Anda bisa mencoba.
Barangkali itu akan membantu Anda di bulan
Ramadan ini, Anda bahkan bisa memulainya
sekarang.

Ini bukan latihan yang panjang. Saya mengerti


kebanyakan dari Anda adalah pekerja. Beberapa
dari Anda adalah mahasiswa, artinya Anda tidak
bisa diharapkan (tertawa). Sebagian dari Anda
punya urusan yang harus diselesaikan. Semua
orang sibuk, atau pura-pura sibuk. Tidak apa.

Saya meminta Anda meluangkan kira-kira 10-15


menit, tidak lebih. Oke?

54
55

Ini yang saya ingin Anda lakukan. Pertama, saya


minta Anda untuk mendengarkan.

Berapa dari Anda yang belajar lebih baik dengan


mendengarkan? Dan berapa banyak yang belajar
lebih baik dengan membaca?

Oke, hanya sekitar 3 orang yang belajar lebih baik


dengan membaca. Oke, saya juga. Ketika
membaca, saya tertidur. Ketika mendengarkan,
saya bisa tetap terbangun. Beberapa dari Anda
sedang tertidur sekarang, seperti dua yang di
sana. Bercanda, saya bercanda.

Maksud saya adalah, jika Anda bisa lebih fokus


dengan membaca, lakukan dengan membaca.

Jika Anda bisa lebih fokus dengan mendengarkan,


maka lakukan dengan mendengarkan.

55
56

Dengarkan atau baca penjelasan dari beberapa


ayat Al-Qur’an. Bukan membaca Al-Qur’an, tapi
penjelasannya. Dengarkan atau baca.

“Ada orang yang namanya Nouman Ali Khan, dia


banyak menjelaskan tentang Al-Qur’an.
Penjelasaannya ada di YouTube. Tapi, yang lebih
baik juga banyak.”

Tidak penting siapa yang Anda dengarkan.


Dengarkan penjelasan tentang beberapa ayat Al-
Qur’an. Kemudian, dengarkan murottal ayat
tersebut. Sepanjang hari, berulang-ulang, surat
yang sama. Berulang-ulang.

Dengarkan penjelasannya sebanyak dua kali,


barangkali perlu waktu satu minggu, tidak
masalah. Tidak masalah. Sedikit demi sedikit, 10
menit setiap kalinya. Dengarkan murotal ayat Al-
Qur'an yang sama.

56
57

Kalian tahu apa yang akan terjadi? Setelah


beberapa waktu, sekali pun Anda tidak bisa
berbahasa Arab, Anda akan mulai terhubung
dengan ayat-ayat tersebut karena Anda
mendengarkan penjelasannya. Dan Anda
mengingat beberapa bagian. Dan Anda
mendengar ayat itu dibaca berulang-ulang.

Tidak masalah jika Anda tidak mengenal seluruh


Al Qur’an, tapi Anda terhubung dengan Surat Al-
Ashr. Anda terhubung dengan Al-Fatihah.

Dan selanjutnya, tambahkan empat ayat lagi.


Anda terhubung dengan empat ayat lagi.

Berikutnya, dengan dua ayat lain. Anda terhubung


dengan dua ayat lagi.

57
58

Anda tidak perlu memelajari semuanya. Al-Qur’an


ibarat sebuah lautan. Anda tidak perlu
menyelesaikan Al-Qur’an. Tapi jika setiap hari
Anda berhubungan dengan Al-Qur’an, maka Anda
berhasil.

Allah tidak meminta Anda untuk menyelesaikan


seluruh Al-Qur’an.

Kebanyakan sahabat nabi Muhammad shalallahu


alaihi wassalam tidak hapal seluruh Al-Qur’an.
Kalian tahu? Kebanyakan sahabat tidak hapal
seluruh Al-Qur’an. Saya terus menerus
mengulangi ini.

Aisyah radiyallahu anha, 16 tahun di dalam shirah


Rasulullah shalallahu alaihi wassalam. Al-Qur'an
turun selama 23 tahun. 16 tahun kemudian, dia
mengatakan,

58
59

"La aqro'u katsiran minal Qur'aan".

"Saya tidak mengetahui banyak tentang Al-Qur’an.


Saya tidak terlalu sering membaca Al-Qur’an.”

Anda tidak perlu mengetahui banyak tentang Al-


Qur’an, tapi Anda harus berhubungan dengan Al-
Qur’an setiap hari. Sedikit demi sedikit.

Dan karena kebanyakan dari kita tidak bisa


berbahasa Arab, tidak jadi masalah, maka Anda
harus mencari cara untuk bisa terhubung.

Saran saya adalah, dengarkan penjelasan


atau baca penjelasan tentang Al-Qur’an,
dan kemudian dengarkan murottal ayat-
ayat Al-Qur’an sampai Anda terbiasa. Dan
kemudian tambahkan sedikit lagi, dan
sedikit lagi.

59
60

Dan setiap kali Anda mendengarkan pembacaan


Al-Qur’an, pertama-tama ingat apa yang saya
katakan.

Mengapa Anda mempelajari Al-Qur’an?

Mengapa Anda mendengarkan Al-Qur’an?

Anda mendengarkan Al-Qur’an karena ini adalah


rasa cinta Allah kepada Anda. Pesan ini berisi
cinta Allah kepada Anda. Karena setiap ayat di
dalamnya akan Anda ubah menjadi apa? Setiap
ayat akan Anda ubah menjadi sebuah doa.

Setiap ayat itu merupakan saran pembimbing


untuk Anda. Dia menyembuhkan hati Anda
dengan cara tertentu.

Jika Anda mengingat semua hal ini dan


melakukannya, maka hubungan Anda dengan Al-

60
61

Qur’an, dan hubungan Anda dengan Allah akan


menjadi lebih kuat, semakin kuat, dan semakin
kuat.

Ayat Ramadhan
Hal terakhir yang saya sampaikan kepada Anda,
sebelum saya meninggalkan Anda adalah tentang
bulan Ramadan.

Di bulan Ramadan, ayat tentang puasa Ramadan


diturunkan sesaat sebelum perang Badr. Tolong
catat itu.

Puasa Ramadan diturunkan sesaat sebelum


perang Badr. Perang Badr terjadi di bulan
Ramadan, di akhir dari bulan Ramadan pertama.
Yang artinya, sebagian besar Al-Qur'an sudah
diturunkan. Karena bagian Mekah sudah selesai.

61
62

Jadi, barangkali 70 persen dari Al-Qur’an sudah


diturunkan.

Kemudian Allah menurunkan ayat-ayat tentang


ibadah puasa pada bulan Ramadan, dan ini
adalah bulan ketika kita seharusnya merayakan
turunnya Al-Qur’an.

Saat itu, para sahabat sudah mengetahui banyak


tentang Al-Qur’an. Betul? Karena sebagian besar
ayat-ayat Al-Qur’an sudah diturunkan. Ini yang
Allah katakan,

"Syahru ramadhaanalladzii unzila fiihil-Qur'aan


hudal lin-naasi wa bayyinaatim minal-hudaa wal-
furqoon." (QS. Al-Baqarah: 185)

Dengarkan baik-baik!

62
63

“Bulan Ramadan adalah bulan ketika Al-Qur’an


diturunkan.”

Ini adalah informasi baru. Bagi kebanyakan


sahabat, ini adalah informasi baru.

Kemudian Allah berfirman, “Ini adalah petunjuk


untuk manusia, hudal lin-naas.”

Apakah para sahabat sudah mengetahui bahwa


Al-Qur’an adalah petunjuk? Sudah atau belum?
Apakah itu informasi baru atau informasi yang
sudah diketahui? Mereka sudah tahu.

Allah berfirman, "Wa bayyinatim minal-hudaa."


(QS Al-Baqarah: 185)

“Di dalamnya terdapat bukti-bukti."

63
64

Di antara pedoman-pedoman itu, terdapat bukti-


bukti kebenaran. Apakah para sahabat tahu hal
ini? Ya.

"Wal-furqaan."

Al-Qur'an memisahkan kebenaran dari


kebohongan.

Apakah para sahabat tahu hal ini? Ya.

Allah menyampaikan hal tentang Al-Qur'an yang


sudah kita ketahui. Kenapa? Karena Allah berniat
untuk memperkenalkan kembali Al-Qur’an kepada
kita pada bulan Ramadan.

Bahkan jika Anda sudah memelajari Al-Qur’an


seumur hidup Anda, jika Ramadan datang,
perkenalkan diri Anda (dengan Al Quran) seolah
Anda tidak pernah belajar sebelumnya.

64
65

Setiap ayat, seolah Anda belajar untuk yang


pertama kali. Setiap ayat seolah Anda tidak tahu.
Setiap ayat, Anda memikirkan lagi, doa apa yang
akan dipanjatkan. Apa yang Allah sampaikan
padaku di dalam ayat ini. Inilah tujuan dari
memperkenalkan kembali diri kita kepada Al-
Qur’an di bulan yang indah dan penuh rahmat ini.

Kalian tahu, "Hudal lin-naas, wa bayyinaatim


minal-hudaa wal-furqaan."

Hal lain yang menarik adalah, Anda sekalian


berada di sebuah negara, yang mayoritas
warganya adalah Muslim. Dan ada orang-orang
non-Muslim di sekitar Anda. Sebagian.

Saya sampaikan kepada Anda, bukan hanya non-


Muslim, tapi banyak anak muda muslim di negara
Anda yang sangat jauh dari Al-Qur’an. Betul?

65
66

Mereka sangat jauh dari buku Allah. Setan sedang


dirantai, teman-teman. Setan sedang dirantai
selama 30 hari. Inilah kesempatan Anda untuk
berbagi sesuatu tentang Al Qur’an kepada anak-
anak muda yang sangat jauh dari Al-Qur’an.

Ada anak-anak muda yang tidak akan pernah…


Anda tidak bisa todongkan senjata ke kepala
mereka, dan mereka tetap tidak akan datang ke
Masjid Istiqlal.

“Nouman Ali Khan? Cih, siapa dia?”

Tapi Anda mengenal anak-anak muda itu. Saya


tidak kenal. Tapi Anda kenal mereka, Anda teman
sekolah mereka. Saudara Anda, sepupu Anda,
teman Anda, tetangga Anda, bawahan Anda.

Saya tidak ada hubungan dengan mereka, dan


saya tidak akan pernah terhubung dengan

66
67

mereka. Satu-satunya yang menghubungkan


mereka dengan Al-Qur’an adalah Anda. Hanya
Anda! Hanya itu yang mereka punya.

Itu artinya di bulan ini, bukan hanya "hudal


lakuum" (petunjuk bagi kamu), tapi juga "hudal lin-
naas" (petunjuk bagi manusia). Itulah yang
dikatakan ayat itu. Ini adalah pedoman untuk
setiap orang, semua orang.

Jangan hanya terhubung dengan Al-Qur’an


sendirian! Cari peluang untuk berbagi sesuatu
tentang Al-Qur’an dengan orang-orang di sekitar
Anda! Dengan lembut, dengan penuh cinta,
dengan penuh kepedulian. Sedikit demi sedikit.

Jangan ceramahi mereka! Dan jangan kirim


WhatsApp tentang video YouTube sepanjang 40
menit! Jangan lakukan itu! Pelan-pelan!

67
68

Berbagilah sesuatu yang indah tentang firman


Allah, kepada orang-orang di sekitar Anda! Dan
lakukan dengan cara yang cerdas! Lakukan
dengan cara yang cerdas.

Ramadan adalah waktu yang tepat untuk


melakukannya. Ini bulan Ramadan. Para setan
sedang tidak ada. Setiap kali Anda berbagi
sesuatu tentang kalimat-kalimat Allah, setan
marah.

Dia datang lalu, “Aku sedang sibuk. Kita bahas


nanti aja deh."

Begitu Anda bicara sedikit tentang Al-Qur’an,

“Bisakah kita mengganti topik?”

Bukan dia yang mengatakan itu. Sebenarnya itu


pekerjaan setan. Sebenarnya itu adalah setan. Itu

68
69

adalah waswasa, waswasa. Sekarang setan


sedang tidak ada. Mereka terikat.

Ini adalah kesempatan, bukan hanya untuk kita,


tapi juga agar orang lain terhubung dengan Al
Qur’an. Untuk kita menghubungan orang lain juga.

Dan tentu saja, "al-inaa’u bimaa fiihi yandlohu"


(setiap wadah mengeluarkan apa-apa yang
dimilikinya). Jika Anda mengambil sesuatu untuk
diri Anda, maka Anda akan memiliki sesuatu untuk
diberikan. Jika Anda memberi manfaat untuk diri
Anda, maka Anda punya sesuatu untuk diberikan.

Jika sang akar tidak kuat, maka si pohon tidak


akan sehat, dan tidak ada seorang pun yang akan
mendapat manfaat dari buahnya. Jika Anda
sendiri tidak kuat, apa yang kemudian bisa Anda
berikan untuk orang lain?

69
70

Jangan mempelajari Al-Qur’an untuk mengajarkan


Al-Qur’an! Pelajarilah Al-Qur’an untuk diri Anda
sendiri! Pelajari Al Qur’an untuk siapa? Untuk diri
Anda sendiri. Anda sendiri.

Anda tidak boleh mengatakan, “Ayat ini! Aku harus


mengirimkannya ke tanteku, dia
membutuhkannya.”

Jangan lakukan itu! Ini tentang Anda. Al-Qur’an


berbicara tentang Anda. Al-Qur'an tidak berbicara
tentang Ayah Anda, tidak pula berbicara tentang
orang yang tidak Anda sukai. Al-Qur'an berbicara
tentang Anda. Lupakan yang lain.

Dan kemudian, jika Anda sudah memiliki hal yang


baik dalam diri Anda, jika Anda memiliki sesuatu
yang baik, berbagilah dengan orang-orang yang
Anda kasihi. Berbagilah dengan orang-orang yang
Anda kasihi.

70
71

Sayangnya, sisi negatifnya juga harus kita


sebutkan.

Bagi sebagian orang yang mengetahui banyak


ayat Al-Qur’an, Anda tahu apa yang mereka
lakukan? Mereka mengutip ayat-ayat untuk
mengkritik orang lain. Mereka mengutip ayat Al-
Qur’an, “Kamu tahu tidak, kamu mengingatkanku
pada ayat,

“Idzaa jaa 'akal munaafiquuna qaaluu nasyhadu..."


(QS Al-Munafiqun: 1)

Ketika ada yang meninggikan suaranya,

"Inna ankaral-ashwaati lashoutul-hamiir." (QS


Luqman: 19)

“Tidak ada suara yang lebih buruk dari suara


seekor keledai,” firman Allah.

71
72

Anda bisa menghina orang lain menggunakan Al-


Qur'an. Oh, Anda bisa. Anda bisa. Tapi itu berarti
Anda tidak menghormati Al-Qur’an.

Allah memberikannya kepada Anda dengan kasih


sayang. Anda ingat itu? Jadi Anda tidak
menggunakannya sebagai azab untuk orang lain.

Jika Allah memberikannya dengan kasih


sayang, Anda harus memberikannya dengan
kasih sayang pula. Anda tidak boleh
mengutipnya untuk mengkritik orang lain.
Anda tidak menghakimi orang lain dengan
itu.

Anda tidak bisa berkata, “Aku akan foto ayat ini,


tambahkan ‘meme’,"

"dan kupastikan dia melihatnya."

72
73

"Bukan aku yang mengatakannya. Allah yang


mengatakannya.”

Jangan lakukan itu kepada kitab Allah!

Anda sadar apa yang sedang Anda lakukan?


Anda bertindak atas nama Allah. Allah yang
berhak menghakimi, bukan Anda.

Jangan gunakan kata-kata Allah, dan


mengubahnya menjadi senjata untuk memukul
orang-orang. Jangan lakukan itu! Bukan itu tujuan
Qur’an turun ke dunia.

Al-Qur’an turun untuk menyembuhkan hati,


bukan menyakiti. Jangan menyakiti orang
lain dengan menggunakan kata-kata Allah.

Anda tahu apa yang terjadi jika Anda melakukan


itu?

73
74

Maka hati itu tidak menjadi lebih dekat pada Allah,


justru menjauh dari Allah. Dan Allah akan bertanya
pada Anda di Hari Pembalasan,

“Mengapa kamu menjauhkan hamba-Ku dari Al-


Qur’an-Ku?”

Allah akan bertanya, “Itu adalah tali Allah yang


seharusnya menghubungkan manusia dengan Al-
Qur’an,"

"dan kamu menjauhkan orang-orang darinya,


dengan menghina orang-orang menggunakan
kitab-Ku."

"Dengan mengkritik orang-orang dengan


menggunakan kitab-Ku.”

Saya sendiri tidak mau mendapat masalah seperti


itu.

74
75

Al-Qur’an seharusnya membawa cahaya


untuk manusia. Al-Qur’an seharusnya
membawa harapan untuk manusia.
Al-Qur’an seharusnya membawa
pengampunan untuk manusia.

Jika seseorang berbuat salah, ingatkan mereka


akan ayat-ayat tentang pengampunan Allah.

Jika seseorang melakukan kesalahan, ingatkan


mereka bagaimana mereka bisa memperbaikinya,
bahwa, itu bukan sebuah akhir untuk mereka.

Jika seseorang percaya bahwa mereka akan


masuk neraka, katakan pada mereka, "Maa
yaf'alullahu bi'adzaabikum." (QS An-Nisa: 147)
Allah tidak tertarik untuk menghukum Anda. Allah
tidak ingin melihat Anda dibakar di dalam neraka.
Allah tidak tertarik pada hal itu.

75
76

Ini adalah tugas Anda.

"Hudal lin-naasi wa bayyinaatim minal-hudaa wal-


furqaan." (QS. Al-Baqarah: 185)

Al-Qur’an ini keseluruhannya adalah rahmat.

Menyimpan Al Qur’an di Hati


"Fa bidzaalika falyafrohuu huwa khoirum mimmaa
yajma'uun." (QS Yunus: 58)

"Aku akan mengakhiri di tempat aku memulai.”

Di mana Allah memulai, sudah dijelaskan oleh


Ibrahim alaihissalam

“Di hari ketika hanya satu hal yang bermanfaat,


yaitu apa?"

76
77

Anda ingat? Saya lupa. Ayo, ingatkan saya.

"Qalbun salim." Hati yang bersih. Anda ingat itu?


Hati yang bersih.

Dan di bagian paling akhir, Allah mengatakan, Dia


memberi kalian saran yang akan bermanfaat bagi
hati kalian. Allah membersihkan hati kalian
dengan Al-Qur’an. Ingat ayat yang sudah saya
sampaikan ini?

"Syifaa'ul limaa fish-shuduur, wa hudaw wa


rohmatul lil-mu'miniin." (QS Yunus: 57)

Lalu Dia berfirman, "Qul bifadhlillaahi wa


birohmatihii." (QS Yunus: 58)

Katakan pada mereka bahwa semua ini diberikan


pada kalian.

77
78

Al-Qur’an diberikan kepada kalian karena


kebaikan Allah, berkat cinta dan ampunan Allah.
"Fa bidzaalika falyafrohuu." (QS Yunus: 58)

Dan berkat Al-Qur’an, mereka seharusnya


dipenuhi kegembiraan. Karena Al Qur’an,
seharusnya mereka dipenuhi dengan apa?
Kebahagiaan! Mereka seharusnya sangat
gembira, mereka seharusnya merasa optimistik.
Mereka seharusnya bersikap positif berkat Al-
Qur’an.

Tidak seharusnya Al-Qur’an membuat Anda


marah. Apakah Anda kenal seseorang yang
sangat mengenal Al-Qur’an, dan mereka selalu
marah? Saya pernah melihatnya dan saya tidak
mengerti.

"Fa bidzaalika falyafrohuu (agar mereka


berbahagia)"';

78
79

laa (bukan) "falyagdobu (agar mereka mereka


marah); falyahzanu (agar mereka bersedih)."

Suasana hati mereka selalu buruk.

“Dulu kamu orang yang menyenangkan, sampai


kamu menghapal Al-Qur’an. Apa yang terjadi
padamu? Kamu jadi sulit bergaul sekarang. Kamu
selalu saja marah pada seseorang.”

"Fa bidzaalika falyafrohuu." Karena Al Qur’an


seharusnya mereka dipenuhi kegembiraan

Lalu Allah berfirman, "Huwa khoirum mimmaa


yajma'uun." (QS Yunus: 58)

“Ini lebih baik dari apa pun yang mereka


kumpulkan.”

79
80

Manusia mengumpulkan uang, mainan, video-


games, film. Manusia mengumpulkan pengikut di
media sosial, semua hal.

Allah berfirman, “Al-Qur'an ini lebih baik


dari semua hal yang kalian kumpulkan."

Allah menjelaskan kepada kita alasannya. Itu


tersirat di dalam doa Ibrahim alaihissalam.

Al-Qur’an ini, jika kamu menyimpannya di dalam


hatimu, dia akan membuat hatimu bagaimana?
Qalbun saliim. Itulah hati yang kita butuhkan di
hadapan Allah di Hari Pembalasan. Ini akan
menjadi jawaban atas doa Ibrahim alaihissalam.

Kita menyimpan Al-Qur’an di dalam hati kita. Ilmu


ada di sini (di kepala). Betul? Ilmu ada di sini (di
kepala). Pengetahuan ada di sini (di kepala).

80
81

Allah berfirman, "Bal huwa aayaatum bayyinaatun


shuduuril-ladziina uutul-'ilm." (QS Al-Ankabut: 49)

“Ini adalah ayat-ayat yang hidup di dalam dada


orang-orang yang diberi pengetahuan.”

Pengetahuan ada di sini (di kepala). Tapi satu-


satunya tujuan (dari pengetahuan) adalah untuk
menolong hati Anda.

Bani Israil memiliki banyak pengetahuan. Mereka


mengenal Taurat. Mereka mengenal buku Allah.
Tapi itu tidak membantu hati mereka.

Allah mengatakan, “Ayat-ayat ini, meski kau


memiliki pengetahuan, tidak seharusnya tinggal di
sini (di kepala)"

"Ayat-ayat itu seharusnya hidup di dalam hati kita."

81
82

Semoga Allah azza wa jalla membuka hati kita di


bulan Ramadan ini. Semoga Allah azza wa jalla
benar-benar menghubungkan kita dengan kata-
kata Allah seperti yang seharusnya.

Satu hal lagi terbesit di kepala saya, dan saya


ingin berbagi dengan Anda, kemudian selesai.
Saya janji!

Terhubung dengan Al Qur’an; Terhubung


dengan Allah
Al-Qur'an disebut juga Hablullah.

Al-Qur'an disebut "Wa'tashimuu bihablillaahi


jamii'an wa laa tafarraquu." (QS Ali 'Imran: 103)

"Berpeganglah pada tali Allah."

82
83

Hablullah artinya apa? Tali Allah.

Nabi Muhammad SAW menjelaskan, "Huwa


hablullahil matin minassamaa-i ilal ardh."

"Itu adalah tali Allah yang panjang yang


membentang dari langit ke bumi."

Ujung yang satu bersama Allah, dan ujung yang


lain bersama Anda.

Jika ada dua orang memegang satu tali yang


sama, satu di sisi ini dan satu di sisi yang lain,
maka sisi yang lebih kuat akan menarikmu, kan?

Jika satu ujung oleh Allah, dan ujung yang lain


dipegang Anda, siapa yang menarik siapa?

Allah menarik Anda. Dan Allah menarik Anda ke


atas, kan? Semakin kuat Anda berpegang pada

83
84

tali itu, "Yarfa'illahulladziina aamanuu minkum


walladziina uutul-'ilma darajaat." (QS Al-Mujadilah:
11)

Allah akan mengangkat Anda, Allah akan


membuat Anda lebih tinggi dan semakin
tinggi. Anda berpegang pada Kitab ini, dan
apa yang terjadi pada Anda? Terangkat
lebih tinggi.

Sekarang, Anda sudah berpegangan pada tali


Allah. Tapi Allah berfirman, "Wa'tashimuu
bihablillaahi jamii'an." (QS Ali 'Imran: 103)

Allah tidak hanya mengatakan, "Wa'tashimuu


bihablillaah."

Lam yakfi (tidak cukup). Qal (Ia mengatakan),


"Wa'tashimuu bihablillaahi jamii'an."

84
85

Berpeganganlah pada tali Allah bersama-sama.


Bersama-sama.

Anda ingin terhubung dengan Al-Qur'an,


berpeganglah pada tali itu. Seutas tali adalah
sebuah penghubung. Tapi Anda tidak bisa
melakukannya sendiri, harus bersama-sama.

Nah, hal yang penting mengenai tali ini, jika


sepuluh orang berpegang pada seutas tali yang
sama, mereka akan dekat satu sama lain, bukan?
Betul, kan? Karena mereka berpegangan pada tali
yang sama.

Semakin dekat umat (Islam) dengan Al-Qur'an,


semakin dekat pula mereka satu sama lain.

Jadi tidak masalah jika Anda bermadzhab Syafi'i


atau Hanafi. Tidak masalah janggut Anda
sepanjang ini, atau sepanjang ini, atau sama

85
86

sekali tidak berjanggut. Itu sama sekali bukan


masalah. Karena yang menghubungkan Anda,
yang menghubungkan Anda dengan orang lain
adalah tali Allah. Semua hal lain ada di urutan
kedua, ketiga, tidak terlalu penting. Tidak
mengapa.

Kecintaan Anda pada sesama Muslim akan


meningkat karena kecintaan Anda terhadap
Al-Qur'an meningkat. Inilah satu-satunya
cara untuk bersatu. Satu-satunya cara untuk
bersatu.

Hal lain di dalam agama kita, bisa digunakan


untuk memisahkan umat. Semua hal. Anda bisa
menggunakan fikih untuk memecah belah. Fikih
penting, tapi bisa digunakan untuk memecah
belah. Anda bisa menggunakan perbedaan
pendapat dalam ilmu-ilmu keislaman.

86
87

Oh, kau pengikut Syaikh ini, aku pengikut Syaikh


yang itu. Aku benci kamu!"

"Aku juga benci kamu!"

Anda bisa menggunakannya untuk memecah


belah.

Hanya ada satu, dan hanya satu yang Allah


berikan kepada kita yang bisa mempersatukan
manusia. Membuat mereka dekat, lebih dekat dan
semakin dekat. Dan itu adalah kalam Allah. Ketika
manusia berpegang padanya, mereka menjadi
lebih dekat kepada Allah.

Anda tahu apa yang pernah saya alami? Saya


sedang berada di Kanada. Saya menjadi
pembicara di sebuah konvensi. Ketika saya
berada di sebuah bazar di konvensi tersebut,
sekelompok wanita mendatangi saya. Tidak satu

87
88

pun dari mereka mengenakan hijab. Sekelompok


wanita Kanada mendatangi saya.

"Apakah Anda Nouman Ali Khan?"

Saya jawab, "Ya."

Dan mereka berkata, "Bisakah kita bicara?"

Saya menjawab, "Tentu saja."

"Kami adalah sekelompok wanita Kristen yang


mempelajari Al-Qur'an. Kami mencintai Al-Qur'an,
dan Anda membantu kami mempelajarinya. Dan
kami ingin berdoa untuk Anda dan ingin
menunjukkan kepada Anda apa yang sudah kami
pelajari."

Mereka pun membaca Al-Fatihah. Mereka semua


membaca Al-Fatihah.

88
89

Al-Qur'an begitu berpengaruh, sehingga bahkan


orang yang belum menjadi Muslim sekali pun, atau
bahkan mereka tidak menyadari bahwa mereka
telah menerima Islam. Mereka bahkan tidak sadar.

"Qalbuhum muthma'inun bil imaan."

Hati mereka telah dipuaskan oleh iman. Bahkan


mereka bisa mendekat. Perbedaan-perbedaan di
antara kita jadi tidak berarti.

Ketika umat islam saling bertengkar di antara


mereka sendiri, itulah merupakan bukti bahwa kita
tidak terhubung dengan Al-Qur'an. Itu sebenarnya
adalah bukti.

Sekarang, berpegang pada tali Allah. Apa bahasa


Arabnya? "Wa'tashimuu bihablillaah."

89
90

Tapi dalam Surat Al-Hajj, Allah berfirman.

"Fa aqiimush-sholaata wa aatuz-zakaat,


wa'tashimuu billaah."(QS Al-Hajj: 78)

Allah tidak mengatakan, "Wa'tashimuu


bihablillaah."

Allah mengatakan, "Wa'tashimuu billaah."

Berpeganglah pada Allah. Berpeganglah pada


Allah, bukan berpeganglah pada tali Allah. Ini
merupakan sesuatu yang disebut 'athaf bayan'.
Satu tempat menjelaskan tempat lain.

Dengarkan dengan seksama.

Allah sedang mengajari kita, bahwa jika kita


tetap berpegang pada tali Allah, itu artinya
kita berpegang pada Allah

90
91

Saya ulangi. Jika kamu berpegang pada tali Allah,


apa artinya itu? Kamu sedang berpegang pada
Allah.

Apa kebalikannya? Jika Anda tidak berpegang


pada tali Allah, maka Anda tidak berpegang pada
Allah.

Dan semakin erat Anda berpegang pada tali


ini, maka semakin dekat pula Anda pada
Allah. Hubungan dengan Al-Qur'an adalah
hubungan kepada Allah.

Jangan lupakan itu. Kedua hal itu sama di dalam


Al Qur'an. Keduanya satu dan sama. Dan ini
bukan sesuatu yang bisa Anda tunda.

Allah menggunakan kata i'tisham, wa'tashimuu. Al-


'ishma dalam bahasa Arab artinya perlindungan.

91
92

'I'tisam' artinya berpeganglah untuk melindungi


dirimu sendiri.

Ketika orang terjatuh dari kapal dan ada seutas


tali, dan mereka berpegang pada tali itu. Jika
mereka melepaskan tali itu, apa yang akan
terjadi? Mereka akan tenggelam. Mereka akan
berpegangan untuk menyelamatkan hidup
mereka. Inilah gambaran tentang berpegang pada
Al-Qur'an.

Inilah mengapa "lanfishooma lahaa."

"Fa qadistamsaka bil-'urwatil wushqaa


lanfishooma lahaa." (QS Al-Baqarah: 256)

Dia bergantung pada rantai yang dijatuhkan dari


kapal. Rantai itu tidak akan putus. Teruslah
berpegang, dan kamu tidak akan tenggelam. Inilah

92
93

pesan Al-Qur'an. Inilah yang harus kita genggam,


dan kita harus melakukannya bersama-sama.

Jika Anda benar-benar ingin hati Anda terhubung,


ingatlah doa Nabi Ibrahim AS. Beliau berkata,
"Beri aku hukm. Beri aku hukm, dan beri aku
teman yang baik." Al-hiqnii bish-shoolihiin

"Rabbi hablii hukman wa al-hiqnii bish-shoolihiin."


(QS Asy-Syu'ara: 83)

Lihatlah apa yang Allah lakukan. Allah memberi


kita hukm, yaitu Al-Qur'an. Lalu Beliau (Ibrahim)
mengatakan, "Jamii'an" "ash-shoolihiin."

Allah mengabulkan doa Ibrahim alaihissalam,


sebenarnya bukan hanya untuk Ibrahim
alaihissalam, tapi untuk kita semua.

93
94

Semoga Allah azza wa jalla mendekatkan


kita, mendekatkan hati kita, meningkatkan
kecintaan kita kepada Al Qur'an yang sudah
kita miliki.

Saling berbagilah hal-hal yang baik tentang Al-


Qur’an. Berbagilah.

Misalnya, “Aku membaca ayat ini, dan aku


membuat doa ini."

"Ayat apa yang kamu baca, dan doa apa yang


kamu buat?”

Bagikan melalui Snap, Instagram. Bagikan melalui


Twitter Bagikan melalui WhatsApp. Manfaatkan
media sosial untuk sesuatu yang baik. Gunakan
itu di antara teman-teman Anda. Jangan hanya
menyebarkan video Mufti Menk. Anda bisa
melakukan itu, tentu saja! Saya juga
melakukannya. Tapi tetap saja... (tertawa)

94
95

Berbagilah sesuatu yang Anda temukan sendiri.


Berbagilah dengan teman-teman Anda sesuatu
yang Anda temukan. Minta mereka berbagi
dengan Anda apa yang mereka temukan. Secara
pribadi terhubung dengan Al-Qur’an.

Tugas kami untuk membantu Anda, tapi Anda juga


harus berusaha sendiri.

Saya tidak bisa menghubungkan Anda dengan Al-


Qur’an, Anda harus melakukannya sendiri. Tidak
ada orang yang bisa menghubungkan saya
dengan Al-Qur’an, saya harus melakukannya
sendiri. Yang bisa kita lakukan hanyalah saling
membantu.

Jadi, doa saya untuk Anda semua,

95
96

Semoga Allah azza wa jalla merestui


pertemuan kita, dan semoga Allah azza wa
jalla memberikan berkah terutama kepada
generasi muda kita, dan menjadikan mereka
inspirasi bagi generasi setelah mereka
tentang arti terhubung dengan Al-Qur’an
yang sesungguhnya.

Barakallahi walakum, wassalamu'alaikum


warahmatullahi ta'ala wabarakatuh

Saya akan meninggalkan Jakarta besok. Saya


memanjatkan banyak doa untuk Anda sekalian.
Semoga Anda juga melakukan hal yang sama
untuk saya. Saya akan mencoba memulai tafsir
Surat Ali-Imran di bulan Ramadan nanti Insya
Allahu ta’ala, mohon doa agar usaha saya
berhasil.

Jazakumullah khairan, wassalamu'alaikum


warahmatullahi wabarakatuh.

96

Anda mungkin juga menyukai