NIM : 16 01 01 154
2019
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Praktikum
A. Tatalaksana
Agar penggunaan obat tanpa resep dapat berjalan aman dan efektif,
masyarakat harus melaksanakan beberapa fungsi yang biasanya dilakukan secara
profesional oleh dokter saat mengobati pasien dengan obat etikal. Fungsi tersebut
antara lain: mengenali gejala dengan akurat, menentukan tujuan dari pengobatan,
memilih obat yang akan digunakan, mempertimbangkan riwayat pengobatan
pasien, penyakit yang menyertai, dan penyakit kambuhan, memonitor respon dari
pengobatandan kemungkinan terjadinya Adverse Drug Reaction.
Berdasarkan dua kriteria diatas, kelompok obat yang baik digunakan untuk
swamedikasi adalah obat-obat yang termasuk dalam
3. Pelayanan swamedikasi
Untuk melakukan pengobatan sendiri secara benar, masyarakat harus mampu
menentukan jenis obat yang diperlukan untuk mengatasi penyakitnya. Hal ini dapat
disimpulkan dari beberapa hal:
A. Alat Praktikum
Obat – obatan
B. Praktikum
1. Topik praktikum akan diberikan
2. Pilihlah satu orang partner untuk berperan sebagai pasien yang ingin
melakukan swamedikasi !
3. Buatlah dialog dan peragakan kegiatan pemberian rekomendasi pada saat
praktikum !
C. Kegiatan Praktikum
1. Kasus Swamedikasi
NO. Kasus/Keluhan Problem Obat yang Nama dagang dan
medik direkomendasikan aturan pakai
(komposisi)
1 Seorang ibu datang ke Sakit gigi Ibuprofen 100 PRORIS (B)
Apotek ingin membeli mg/ 5 ml Anak 3-7 tahun
obat untuk anaknya 4 (suspensi) sehari 3-4 kali 1
tahun (BB = 16 Kg) sendok takar
yang sedang sakit gigi.
2 Seorang ibu datang ke Gatal - gatal Talkum NELLCO BEDAK
Apotek ingin membeli Asam salisilat SALYCIL (B)
obat untuk anaknya Parfum
yang mengalami gatal - Bedak tabur,
gatal karena keringat. gunakan ketika
gatal - gatal
3 Seorang pasien datang Panu Asam salisilat MIKOREX (B)
ke Apotek dengan (Tinea 10% Dioleskan pada
keluhan terdapat bercak Versikolor) Asam undesitenat daerah yang ada
bersisik halus yang 5% jamurnya sehari 2-3
berwarna putih pada Asam benzoat 4% kali
bagian lengan. Menthol 0,25%
4 Seorang pasien datang Kudis Klotrimazol 1% KRANOS (T)
ke Apotek dengan (Scabies) Gunakan 2 x sehari.
keluhan gatal yang Oleskan
sangat mengganggu.
Pasien ingin membeli
obat untuk kudis yang
dideritanya.
5 Tn. Z usia 46 tahun FLU Menthol 197 mg VICKS INHALER
datang ke Apotek (Hidung Champora 197 (B)
dengan keluhan hidung tersumbat dan mg Gunakan hanya
tersumbat sampai susah susah dalam posisi tegak.
bernafas. Pasien bernafas) Hirup dalam –
meminta obat yang dalam melalui tiap
bekerja cepat dan lubang hidung.
topikal saja karena tidak Dosis sesuai
suka minum obat. kebutuhan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Rekomendasi terapi
Kasus No : 3 ( Panu/ Tinea Versikolor)
No Nama Obat, Bentuk, Jumlah Aturan Informasi kepada pasien
. dan Kekuatan sediaan pakai
1 SALAF 2-4 (B) 1 pcs 3 x sehari a. Salaf 2-4 ini digunakan 3 x sehari,
Salep Dioleskan digunakan dengan cara dioleskan
(sediaan ½ padat) pada bagian setelah mandi dibagian kulit yang
Komposisi : yang gatal, gatal/ yang ada bercak bersisik
Acidum salicylicum 2% bagian dan berwarna putih.
Sulfur pracipitatum 4% lengan yang b. Sebelum dan sesudah
Vaselinum flavum 47% ada bercak mengoleskan harus mencuci
Vaselinum album 47% bersisik tangan, agar tidak berpindah ke
halus yang kulit yang lain.
berwarna c. Obat ini hanya untuk pemakaian
putih luar.
d. Untuk mencegah kekambuhan
diusahakan jangan menggunakan
pakaian yang lembab, jangan
menggunakan handuk bersamaan
dengan orang lain (pola hidup
bersih).
e. Tidak mengkonsumsi obat ini
bersamaan dengan orang lain,
walaupun mempunyai penyakit
yang sama.
f. Obat ini disimpan dalam wadah
tertutup rapat, pada suhu dibawah
30oC dan kering.
g. Harga Rp. 4000
B. PEMBAHASAN
Tinea versikolor (panu) adalah penyakit infeksi pada superfisial kulit dan
berlangsung kronis yang disebabkan oleh jamur Malassezia furfur. Prevalensi
penyakit ini tinggi pada daerah tropis yang bersuhu hangat dan lembab. Panu adalah
infeksi jamur yang mengganggu pigmen kulit, sehingga timbul bercak dengan
warna yang lebih terang atau lebih gelap pada kulit. Infeksi kulit ini muncul secara
perlahan, namun seiring waktu bercak kulit tersebut menyatu dan membentuk
bercak yang lebih besar.
Panu disebabkan oleh perkembangan jamur di kulit yang bisa dipicu oleh
lemahnya sistem kekebalan tubuh, perubahan hormon, atau kekurangan nutrisi. Ada
beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami panu, antara
lain: keringat berlebihan, malnutrisi, kulit yang berminyak, dan memiliki keluarga
dengan riwayat penyakit panu. Panu dapat diatasi dengan terapi antijamur, baik
dalam bentuk losion, krim, atau sampo. Untuk kasus panu yang ringan, beberapa
obat yang dijual bebas di pasaran juga dapat digunakan untuk membunuh infeksi
jamur.
Obat yang diberikan adalah salaf 2-4 yang mengandung acidum salicylicum
2%, sulfur pracipitatum 4%, vaselinum flavum 47%, dan vaselinum album 47%.
Bahan utama pada salep ini adalah asam salisilat dan sulfur pracipitatum. Asam
salisilat (salicylic acid) adalah obat topikal yang digunakan untuk mengobati
sejumlah masalah kulit, seperti jerawat, kutil, ketombe, psoriasis, dan masalah kulit
lainnya. Sulfur (belerang) dapat mengobati bekas luka, jerawat atau kudis karena
belerang mempunyai tingkat keasaman yang cukup tinggi. Indikasinya untuk kudis,
eksim, pedikulosis, jerawat, dan tinea (jamur).
Gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu mengatasi tinea
versicolor (panu) :
1. Hindari panas berlebih.
2. Hindari berjemur atau paparan sinar matahari berlebih. Berjemur
menyebabkan panu lebih mudah terlihat.
3. Hindari terlalu banyak berkeringat.
4. Hentikan penggunaan produk perawatan kulit yang berminyak. Gunakan
produk yang tidak berminyak atau non-komedogenik.
5. Kenakan pakaian longgar, tidak boleh ada yang terasa sempit.
6. Jangan gunakan tanning bed atau sun lamp. Hal-hal tersebut menyebabkan
tinea versicolor lebih terlihat.
BAB V
KESIMPULAN