Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KOMPREHENSIF

KETERAMPILAN DASAR PRAKTIK KLINIK


“Pemenuhan Nasal Oksigenasi pada Pasien Anemia”
di Ruang Marwah 4 RSU Haji Surabaya

Nama : Eka Septi Adelia Putri

NIM : 011711233035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIDAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2018
LEMBAR PENGESAHAN

Lembar pengesahan ini penulis susun sebagai bukti bahwa penulis telah membuat
asuhan keperawatan di Ruang Marwah 4 RSU Haji Surabaya, sebagai implementasi
Keterampilan Dasar Praktik Klinik (KDPK) Kebidanan Semester III.

Telah disahkan pada,


Hari : Sabtu
Tanggal : 29 Desember 2018
Tempat : RSU Haji Surabaya

MAHASISWA

Eka Septi Adelia Putri


NIM. 011711233035

Mengetahui,

PEMBIMBING RUANGAN PEMBIMBING AKADEMIK

Vertisa Widiya Prayani,S.Kep,Ns Euvanggelia D F,S.Keb.,Bd, M.Kes


NIP. 304-12081986-072010-7117 NIP . 198602242016087201
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk dapat menulis “Laporan Komperhensif Keterampilan
Dasar Praktik Klinik Kebutuhan Oksigenasi” ini dengan lancar tanpa halangan
apapun.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih terdapat


kekurangan dan tentunya kami mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. dr. Soetojo, Sp.U selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga Surabaya,

2. Baksono Winardi, dr.,Sp.OG(K) selaku koordinator program studi pendidikan


bidan,

3. Siti Nafiah, S. Kep. Ns selaku kepala ruangan Marwah 4 RSU Haji Surabaya,

4. Vertisa Widiya Prayani,S.Kep,Ns selaku pembimbing klinik ruangan Marwah


4 RSU Haji Surabaya,

5. Euvanggelia D F,S.Keb.,Bd,M.Kes selaku pembimbing akademik praktik


klinik pendidikan bidan semester 3

6. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan dan penyusunan laporan
ini.

Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna, baik
dari segi bahasan, bahasa dan struktur penulisan. Oleh itu kami sangat menerima dan
memohon kritik dan saran yang membangun dan membantu penulis lebih baik.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.

Surabaya, 29 Desember 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

Lembar Judul

Lembar Pengesahan

Kata Pengantar........................................................................................................ i

Daftar isi.................................................................................................................. ii

Bab I Pendahuluan

1.1. Latar Belakang....................................................................................... 1


1.2. Tujuan..................................................................................................... 2
1.3. Manfaat................................................................................................... 2

Bab II Tinjauan Pustaka

2.1. Konsep Anemia...................................................................................... 4


2.2. Konsep Kebutuhan Dasar Oksigenasi.................................................... 7

Bab III Tinjauan Kasus

3.1. Anamnesa............................................................................................... 10
3.2. Pemeriksaan Fisik................................................................................... 14
3.3. Kebutuhan Dasar Manusia..................................................................... 19
3.4. KDPK.................................................................................................... 20

Bab IV Penutup

4.1. Simpulan............................................................................................... 24
4.2. Saran..................................................................................................... 25

Daftar Pustaka......................................................................................................... iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Anemia adalah suatu kondisi dimana jumlah sel dalam darah merah
(Hemoglobin) berads dibawah normal. Hemoglobin yang terkadung didalam sel
darah merah berperan dalam mengangkut oksigen dari paru-paru dan
mengantarkannya ke seluruh tubuh. Jika anemia bertambah berat, bisa
menyebabkan stroke atau serangan jantung. Seorang pasien dikatakan anemia
apabila konsentrasi hemoglobin pada laki-laki kurang dari 13,5 G/DL dan
hematokrit kurang dari 41%. Pada perempuan konsentrasi hemoglobin kurang
dari 11,5 G/DL atau hematokrit kurang dari 36%. Rendahnya kadar hemoglobin
itu mempengaruhi kemampuan darah menghantarkan oksigen yang dibutuhkan
untuk metabolisme tubuh yang optimal.
Pada pasien anemia dengan kadar hemoglobin rendah terdapat tanda-tanda
yang mungkin dialami adalah merasa lelah, lemah, pucat pada kulit dan gusi, sesak
napas, detak jantung tidak teratur, dan kuning pada mata atau kulit. Kekurangan
hemoglobin bisa saja tidak bergejala namun bisa juga menunjukkan gejala yang
berat. Hal ini karena penyebabnya bisa bermacam-macam dan sangat bergantung
pada penyakit penyerta atau kondisi yang mendasarinya.
Dengan dampak yang dapat disebabkan dari Anemia, diharapkan ada
tindak lebih lanjut yang efektif dan efisien khususnya bagi paramedis atau tenaga
medis baik pencegahan, perawatan maupun penyembuhan pada pasien yang
terdiagnosis Anemia. Seperti pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada pasien
Anemia dengan mobilisasi sangat terbatas. Oksigenasi adalah kebutuhan dasar
manusia dalam pemenuhan oksigen yang digunakan untuk kelangsungan
metabolisme sel tubuh, mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ atau
sel. Oksigen (O2) memegang peran penting dalam semua proses tubuh secara
fungsional. Oksigen (O2) merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital
dalam proses metabolisme, untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh
sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup udara
ruangan dalam setiap kali bernafas. Penyampaian O2 ke jaringan tubuh ditentukan

1
oleh interaksi sistem respirasi, kardiovaskuler dan keadaan hematologis. Tidak
adanya oksigen akan menyebabkan tubuh mengalami kemunduran atau bahkan
dapat menimbulkan kematian Oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan
kebutuhan yang sangat utama dan sangat vital bagi tubuh.

1.2. Tujuan

1.2.1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memahami dan melaksanakan kebutuhan dasar pada


pasien dengan kebutuhan Oksigenasi.

1.2.2. Tujuan Khusus

a) Menjelaskan konsep tentang Anemia.


b) Menjelaskan kebutuhan dasar berupa oksigenasi pada pasien Anemia.
c) Melaksanakan asuhan dengan memenuhi kebutuhan dasar pada
pasien Anemia.
d) Mengevaluasi dan menyimpulkan keluhan serta hasil pemeriksaan
pada pasien Anemia.

1.3. Manfaat

1.3.1. Bagi Institusi Pendidikan dan Petugas Kesehatan

Diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat


untuk pengembangan ilmu pengetahuan terutama yang berkaitan dengan
kebutuhan dasar manusia serta keterampilan dasar praktik klinik yang
berhubungan dengan Anemia sebagai subjek dalam menilai pemahaman
dan keterampilan penulis dalam menyikapi kasus.

1.3.2. Bagi Penulis

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis


dalam mengetahui kebutuhan dasar eliminasi diperlukan dalam

2
melakukan keterampilan dasar secara efektif dan efisien pada pasien
terkait kasus yang dalam hal ini adalah penyakit Anemia.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Konsep Anemia

2.1.1. Definisi
Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan
kadar hemoglobin atau hematokrit di bawah normal (Brunner & Suddarth,
2000:22). Anemia adalah suatu keadaan dengan kadar hemoglobin lebih
rendah dari nilai normal (Emma, 1999). Anemia adalah suatu keadaan
dimana kadar Hb dan atau hitung eritrosit lebih rendah dari harga normal
yaitu bila Hb < 14 g/dL dan Ht < 41%, pada pria atau Hb < 12 g/dL dan
Ht < 37% pada wanita.
Didefinisikan sebagai anemia jika pernah didiagnosis menderita
penyakit anemia oleh tenaga kesehatan (dokter/perawat/bidan) atau belum
pernah didiagnosis menderita penyakit anemia oleh nakes tetapi pernah
mengalami lelah, letih, lesu, nafas pendek atau sesak, terutama saat
beraktifitas. Pemeriksan darah sederhana bisa menentukan adanya anemia.
Presentase sel darah merah dalam volume darah total (hematokrit) dan
jumlah hemoglobin dalam suatu contoh darah bisa ditentukan.

2.1.2. Etiologi

Anemia dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain :

1) Gangguan pembentukan eritrosit


Gangguan pembentukan eritrosit terjadi apabila terdapat defisiensi
substansi tertentu seperti mineral (besi, tembaga), vitamin (B12, asam
folat), asam amino, serta gangguan pada sumsum tulang.
2) Perdarahan
Perdarahan baik akut maupun kronis mengakibatkan penurunan total
sel darah merah dalam sirkulasi.
3) Hemolisis

4
Hemolisis adalah proses penghancuran eritrosit.

2.1.3. Penyebab

Menurut badan POM (2011), penyebab utama anemia yaitu :

1. Kurang mengkomsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin


B12, asam folat, vitamin C, dan unsur-unsur yang diperlukan untuk
pembentukan sel darah merah.

2. Darah menstruasi yang berlebihan. Wanita yang sedang menstruasi


rawan terkena anemia karena kurang zat besi bila darah menstruasi
banyak dan dia tidak memiliki cukup persediaaan zat besi.

3. Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin


menyerap zat besi dan vitamin untuk pertumbuhannya.

4. Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus


menerus disaluran pencernaan seperti grastitis dan radang usus buntu
dapat menyebabkan anemia.

5. Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan


perdarahan lambung (aspirin, anti inflamasi,dll). Obat lainnya dapat
menyebabkan masalah dalam penyerapan zat besi dan vitamin
(antisid, pil KB, antiarthritis).

6. Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung. Ini dapat


menyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan
vitamin B12.

7. Penyakit radang kronis seperti lupus, arthritis rematik, penyakit


ginjal, masalah pada kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker dan
penyakit lainnya dapat menyebabkan anemia karena mempengaruhi
proses pembentukan sel darah merah.

8. Pada anak-anak, anemia dapat terjadi karena infeksi cacing tambang,


malaria, atau disentri yang menyebabkan kekurangan darah yang
parah.

5
2.1.4. Komplikasi

Komplikasi dari anemia adalah

1. Gagal jantung

Pembesaran jantung pada penderita anemia telah ditemukan sejak satu


abad yang lalu. Anemia akan menginduksi terjadinya mekanisme
kompensasi terhadap penurunan konsentrasi Hb untuk kebutuhan
oksigen jaringan. Pada keadaan anemia, jantung akan meningkatkan
venous return, maka sesuai mekanisme Frank-Starling, jantung akan
meningkatkan stroke volume, sehingga dapat terjadi hipertrofi
vertikel kiri, dengan miofibril jantung yang memanjang, gagal
jantung kongestif, kejadian gagal jantung berulang dan kematian.

2. Gagal ginjal

Dengan berkurangnya pasokan oksigen ke jaringan misalnya pada


ginjal akan terjadi kerusakan ginjal yang dapat menyebabkan gagal
ginjal.

3. Hipoksia

Hipoksia adalah penurunan pemasokan oksigen ke jaringan sampai


ditingkat fisiologik. Hb berfungsi untuk mengangkut oksigen ke
seluruh tubuh. Jika terjadi penurunan Hb, maka akan terjadi hipoksia
bahkan dapat menyebabkan kematian.

4. Anemia pada ibu hamil.

Seorang wanita hamil yang menderita anemia gizi besi kemungkinan


besar akan melahirkan bayi yang mempunyai persediaan zat besi
sedikit atau tidak mempunyai persediaan zat besi sama sekali di dalam
tubuhnya. Jika setelah lahir bayi terebut tidak mendapatkan asupan
zat besi yang mencukupi, bayi akan beresiko menderita anemia.
Anemia berat yang tida diobati dalam kehamilan muda dapat

6
menyebabkan abortus, dan dalam kehamilan tua dapat menyebabkan
partus lama, perdarahan post partum.

2.1.5. Penatalaksanaan

Menurut Engram, penatalaksanaan pada pasien dengan anemia yaitu :

1. Memperbaiki penyebab dasar.

2. Suplemen nutrisi (vitamin B12, asam folat, besi)

3. Transfusi darah

2.2. Konsep Kebutuhan Dasar Oksigenasi

2.2.1 Definisi Kebutuhan Oksigenasi


Kebutuhan oksigenasi adalah kebutuhan dasar manusia dalam
pemenuhan oksigen yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel
tubuh, mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel. Tanpa
oksigen dalam waktu tertentu sel tubuh akan mengalami kerusakan yang
menetap dan menimbulkan kematian. Otak merupakan organ yang sangat
sensitif terhadap kekurangan oksigen. Otak masih mampu mentoleransi
kekurangan oksigen hanya 3-5 menit. Apabila kekurangan oksigen
berlangsung lebih dari 5 menit, dapat terjadi kerusakan sel otak secara
permanen.

Pemberian oksigen adalah tindakan memberikan oksigen ke dalam


paru-paru melalui saluran pernafasan dengan alat bantu oksigen. Dengan
tujuan memenuhi kebutuhan oksigen dan mencegah terjadinya hipoksia.

2.2.2 Jenis-jenis Oksigenasi

Jenis Oksigenasi berdsarkan metode pemberian O2 dapat dibagi atas 2 teknik:


1. Sistem aliran rendah

7
Teknik sistem aliran rendah diberikan untuk menambah konsentrasi udara
ruangan. Teknik ini menghasilkan FiO2 yang bervariasi tergantung pada tipe
pernafasan dengan patokan volume tidal pasien. Pemberian O2 sistem aliran
rendah ini ditujukan untuk klien yang memerlukan O2 tetapi masih mampu
bernafas dengan pola pernafasan normal, misalnya klien dengan Volume Tidal
500 ml dengan kecepatan pernafasan 16 – 20 kali permenit.
Yang termasuk dalam sistem aliran rendah yaitu

a. Kanul nasal
Kecepatan aliran yang disarankan (L/menit): 1-4. Keuntungan Pemberian
O2 stabil dengan volume tidal dan laju pernafasan teratur, mudah memasukkan
kanul dibanding kateter, klien bebas makan, bergerak, berbicara, lebih mudah
ditolerir klien. Kerugian tidak dapat memberikan konsentrasi O2 lebih dari
44%, suplai O2berkurang bila klien bernafas lewat mulut, mudah lepas karena
kedalam kanul hanya 1 cm, mengiritasi selaput lender.

b. Sungkup muka sederhana


Kecepatan aliran yang disarankan (L/menit): 5-8. Keuntungan konsentrasi
O2 yang diberikan lebih tinggi dari kateter atau kanula nasal, system
humidifikasi dapat ditingkatkan melalui pemilihan sungkup berlobang besar,
dapat digunakan dalam pemberian terapi aerosol. Kerugian Tidak dapat
memberikan konsentrasi O2 kurang dari 40%, dapat menyebabkan
penumpukan CO2 jika aliran rendah.

c. Sungkup muka dengan kantong rebreathing


Kecepatan aliran yang disarankan (L/menit): 8-12. Keuntungan Konsentrasi
O2 lebih tinggi dari sungkup muka sederhana, tidak mengeringkan selaput
lender. Kerugian Tidak dapat memberikan O2 konsentrasi rendah, jika aliran
lebih rendah dapat menyebabkan penumpukan CO2, kantong O2 bisa terlipat.

d. Sungkup muka dengan kantong non rebreathing


Kecepatan aliran yang disarankan (L/menit): 8-12. Keuntungan konsentrasi
O2 yang diperoleh dapat mencapi 100%, tidak mengeringkan selaput
lendir. Kerugian kantong O2 bisa terlipat.
8
2. Sistem aliran tinggi
Suatu teknik pemberian O2 dimana FiO2 lebih stabil dan tidak
dipengaruhi oleh tipe pernafasan, sehingga dengan teknik ini dapat
menambahkan konsentrasi O2 yang lebih tepat dan teratur. Adapun contoh
teknik sistem aliran tinggi yaitu

a. Sungkup muka dengan ventury. Prinsip pemberian O2 dengan alat ini yaitu gas
yang dialirkan dari tabung akan menuju ke sungkup kemudian dihimpit untuk
mengatur suplai O2 sehingga tercipta tekanan negatif, akibat udara luar dapat
diisap dan aliran udara yang dihasilkan lebih banyak. Aliran udara pada alat
ini ± 4–14 L/mnt dan konsentrasi 30 – 55%. Keuntungan: Konsentrasi O2 yang
diberikan konstan sesuai dengan petunjuk pada alat dan tidak dipengaruhi
perubahan pola nafas terhadap FiO2, suhu dan kelembapan gas dapat dikontrol
serta tidak terjadi penumpukan CO2. Kerugian: Kerugian sistem ini hampir
sama dengan sungkup muka yang lain pada aliran rendah.

b. Head Box Respiratory


Pemberian oksigen melalui headbox membutuhkan aliran tinggi untuk bisa
mencapai konsentrasi oksigen yang cukup dan mencegah penimbunan O2.
Flow rate yang tinggi 5-7 lpm. Hal-hal yang perlu diperhatikan : humidifier,
posisi headbox dengan kepala bayi, suhu dan kelembaban, tanda-tanda iritasi
dan harus terpasang pulse oxymetri.

c. Continous Positive Airway Pressure (CPAP)


Pemberian tekanan positif untuk seluruh siklus respirasi pada saat bernapas
secara spontan. Penggunaannya mengurangi kerja untuk bernapas,
mengeliminasi/ mengurangi hipoksia dan mencegah atelektasis.

2.2.3 Perawatan Oksigenasi


1. Observasi pernapasan klien
2. Evaluasi perasaan klien
3. Kaji respon klien setelah pemberian oksigen (pola pernapasan dan
kecepatan)
9
4. Observasi adanya iritasi setelah pemasangan pada kulit disekitar masker
5. Monitor analisa gas darah dan saturasi oksigen
6. Monitor tabung humidifier tidak kehabisan air
7. Monitor oksigen advice terpasang dengan baik pada klien

10
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 Anamnesa
No. RM : 854***
Waktu MRS : 17 Desember 2018, 14.16 WIB
Waktu Pengkajian : 18 Desember 2017, 07.00 WIB
Tempat : Ruang marwah 4 RSU Haji Surabaya

3.1.1 Data Subjektif


1. Identitas
Nama : Ny. “S”
Umur : 59 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 18 Juli 1959
Biaya : JKN – PBI
Agama : Islam
Pekerjaan : Lain-lain
Pendidikan : SLTA
Alamat : Surabaya
Kewarganegaraan : WNI
Suku : Jawa
Status Perkawinan : Menikah
Diagnose medis : Anemia
Diagnose pengkajian : Gangguan kebutuhan oksigen pada pasien
penyakit Anemia

2. Keluhan utama : Sesak nafas


Keluhan tambahan :-

3. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien merasa sesak nafas, mual, tidak muntah,
BAB hitam sejak tanggal 14 Desember 2018.

4. Riwayat Penyakit Dahulu

11
Pasien pernah mengalami Diabetes Melitus, HD dan kontrol poli cardio
5. Riwayat kesehatan keluarga

Pasien memiliki riwayat Diabetes Melitus dari keluarga.

6. Riwayat alergi

Pasien tidak memiliki alergi makanan maupun obat tertentu.


7. Aspek sosial

Keluarga selalu menemani dan membantu pasien dalam memenuhi


kebutuhannya.
8. Aspek psikologis

Pasien ingin cepat sembuh karena dukungan keluarga yang sangat banyak
dan senang mendapat perawatan.
9. Aspek spritual

Pasien maupun keluarga tidak percaya dengan pengobatan alternatif.


8. Data Kebutuhan Fungsional
Oksigen :
a. Pada tanggal 17 Desember 2018 pukul 14.16 pemberian Tx O2 4 lpm.

12
Masalah : Gangguan kebutuhan oksigenasi

Nutrisi SMRS :
Makan : Ny. S makan 3 x/hari (porsi tidak tentu, terkadang 1 piring habis dan
terkadang hanya sedikit dengan menu nasi, ikan, daging, ayam, sayuran, dll)
Minum : Ny. S minum 2 Liter/hari

Nutrisi MRS :
Makan :
a. Pada tanggal 18 Desember 2018 pukul 10.00, 12.00, 17.00 pasien makan
teratur 3 kali sehari dengan nutrisi yang sudah disediakan oleh ahli gizi.
Pasien menghabiskan 4x15ml setiap jam makan.
b. Pada tanggal 19 Desember 2018 pukul 10.00, 12.00, 17.00 pasien makan
teratur 3 kali sehari dengan nutrisi yang sudah disediakan oleh ahli gizi.
Pasien menghabiskan 4x15ml setiap jam makan.
c. Pada tanggal 20 Desember 2018 pukul 10.00, 12.00, 17.00 pasien makan
teratur 3 kali sehari dengan nutrisi yang sudah disediakan oleh ahli gizi.
Pasien menghabiskan 4x15ml setiap jam makan.
d. Ny. S makan dengan bantuan alat NGT untuk pemenuhan nutrisi
Minum : Ny. S minum 2 Liter/hari

Aktivitas :
a. Ny. S banyak beristirahat dan tidur, tidak bisa duduk dan berjalan
b. Tidak bisa miring kiri dan miring kanan
c. Bisa menggerakkan tangan dan kaki sebelah kiri dengan kekuatan lemah
d. Bisa menggerakkan tangan dan kaki sebelah kanan dengan kekuatan
lemah
Masalah : Gangguan mobilisasi

Eliminasi :
a) BAK (pemasangan Cateter) :
- Pada tanggal 18 Desember 2018 sebanyak 3000 cc
- Pada tanggal 19 Desember 2018 sebanyak 3700 cc
- Pada tanggal 20 Desember 2018 sebanyak 2500 cc
13
b) BAB :
-Pada tanggal 18 Desember 2018 pasien belum BAB
- Pada tanggal 19 Desember 2018 pasien belum BAB
-Pada tanggal 20 Desember 2018 pasien sudah BAB 1x
Masalah : Gangguan pola eliminasi, resiko terkena Infeksi Saluran Kencing

Personal Hygiene :
Anak/istri selalu membantu kebersihan diri pasien, baik menyeka saat pagi
maupun membuang urine yang tertampung pada urine bag.

3.1.2 Data Objektif


1. Keadaan Umum : Compose mentis
2. GCS : 3 4 5
3. Tanda-Tanda Vital :
Tanggal/jam : 17 Desember 2017/14.00
a. Suhu 36,10 C
b. Nadi 59x/menit
c. Pernafasan 22x/menit
d. Tekanan Darah 119/54 mmHg
e. SpO2 99%
4. Antropometri :
IMT = BB (kg)
TB2 (m)

STATUS GIZI IMT


18.5 – 24.9 Normal
25 – 29.9 Berat Lebih/Over Weight
>30 Obesitas

MRS : Tinggi Badan : 150 cm


Berat Badan : 65 kg
IMT : 29,5 (Berat Lebih)

3.2 Pemeriksaan Fisik


Kepala : Normal, tidak terdapat benjolan
14
Mata : Sklera putih dan konjungtiva berwarna merah muda,
tidak terdapat edema pada palpebrae, bola
mata tidak menonjol (tidak glaukoma),
Mulut : Tidak ada caries gigi, tidak ada sariawan, tidak ada
pembesaran amandel
Ekstremitas :
Atas :
a. Terdapat edema pada lengan yang terpasang selang infus.
b. CRT : > 3 detik
c. Turgor : Cukup
d. Kekuatan otot : Lemah
e. Akral : Hangat
Bawah :
a. Tidak ada edema
b. CRT : > 3 detik
c. Turgor : Cukup
d. Kekuatan otot : lemah
Pemeriksaan neurologi
a. GCS :345
b. Kesadaran : Somnolen
c. Keadaan umum : Lemah

Daftar Masalah
No. Masalah

1. Gangguan mobilisasi

2. Gangguan kebutuhan oksigenasi

3. Gangguan pola eliminasi urine

4. Resiko terkena Infeksi Saluran Kencing

3.2.1 Pemeriksaan penunjang

15
3.2.1.1 Biokimia
Tanggal 17 Desember 2018, 14.49.32
1. Hb 2,7 G/DL
Tanggal 20 Desember 2018, 06.48.34
1. Kalium: 5.0 mmol/L (normal : Dewasa>13 tahun 3.6-5.0)
2. Natrium : 145 mmol/L (normal : Dewasa>13 tahun 136-145)
3. Chlorida : 117 mmol/L (normal : Dewasa>13 tahun 96-106)

3.2.1.2 Pelaksanaan terapi


Menurut advice dari dokter Neurologi RSU Haji, yaitu :
Tanggal 18-12-2018
Nama obat Dosis/rute Fungsi
Lasix pump 3ampul/24 jam IV Obat yang digunakan untuk
mengurangi cairan dalam tubuh dan
membuangnya melalui saluran kemih
Ceftriaxone 2 x 1 IV Menghentikan pertumbuhan bakteri
Omeprazole 2 x 1 IV Obat ini dipakai untuk menurunkan
kadar asam yang diproduksi dalam
lambung.
Ondansteron 3 x 8 jam IV Mencegah serta mengobati mual dan
muntah.
Santargesik 3 x 1 IV Untuk perawatan demam, rasa sakit.
Isosorbide Dinitrate 3x1 Mengatasi rasa nyeri dada pada orang
Per Oral dengan kondisi jantung tertentu.
Nitrokaf 2x1 Membantu mengobati nyeri
Per Oral mendadak di dada, merilekskan
pembuluh darah dan
mempertahankan aliran darah ke
jantung.
Kalitake 3x1 Digunakan dalam perawatan
Per Oral kesehatan jantung, hipokalsemia,
osteoporosis, kekurangan vitamin d.

16
Lactulax syr 1-0-0 Sebagai obat pencahar untuk
per Oral mengobati konstipasi (susah BAB)
Infus Dopamin 7 tpm IV Mengbati beberapa kondisi, seperti
tekanan darah rendah, yang terjadi
saat syok, akibat serangan jantung,
trauma, gagal jantung, gagal ginjal.

Tanggal 19-12-2018
Nama obat Dosis/rute Fungsi
Lasix pump 3ampul/24 jam IV Obat yang digunakan untuk
mengurangi cairan dalam tubuh dan
membuangnya melalui saluran kemih
Ceftriaxone 2 x 1 IV Menghentikan pertumbuhan bakteri
Omeprazole 2 x 1 IV Obat ini dipakai untuk menurunkan
kadar asam yang diproduksi dalam
lambung.
Ondansteron 3 x 8 jam IV Mencegah serta mengobati mual dan
muntah.
Santargesik 3 x 1 IV Untuk perawatan demam, rasa sakit.
Isosorbide Dinitrate 3x5 Mengatasi rasa nyeri dada pada orang
per Oral dengan kondisi jantung tertentu.
Nitrokaf 2x1 Membantu mengobati nyeri
Per Oral mendadak di dada, merilekskan
pembuluh darah dan
mempertahankan aliran darah ke
jantung.
Kalitake 3x1 Digunakan dalam perawatan
Per Oral kesehatan jantung, hipokalsemia,
osteoporosis, kekurangan vitamin d.
Lasix pump 3ampul/24 jam IV Obat yang digunakan untuk
mengurangi cairan dalam tubuh dan
membuangnya melalui saluran kemih
Ceftriaxone 2 x 1 IV Menghentikan pertumbuhan bakteri

17
Omeprazole 2 x 1 IV Obat ini dipakai untuk menurunkan
kadar asam yang diproduksi dalam
lambung.
Ondansteron 3 x 8 jam IV Mencegah serta mengobati mual dan
muntah.
Mertigo 3x1 Obat yang mengandung betahistine
Per Oral mesilate yang berguna untuk
mengobati vertigo atau pusing
berputar.
(C) Infus PZ 18 tpm / 12 jam IV kandungan natriumnya menentukan
tekanan osmotik pada pasien.

Transfusi PRC IV Digunakan untuk mengobati pasien


anemia yang hanya membutuhkan
komponen sel darah merah saja.

Tanggal 20-12-2018
Nama obat Dosis/rute
Lasix pump 3ampul/24 jam IV Obat yang digunakan untuk
mengurangi cairan dalam tubuh dan
membuangnya melalui saluran kemih
Ceftriaxone 2 x 1 IV Menghentikan pertumbuhan bakteri
Omeprazole 2 x 1 IV Obat ini dipakai untuk menurunkan
kadar asam yang diproduksi dalam
lambung.
Ondansteron 3 x 8 jam IV Mencegah serta mengobati mual dan
muntah.
Santargesik 3 x 1 IV Untuk perawatan demam, rasa sakit.
Isosorbide Dinitrate 3x1 Mengatasi rasa nyeri dada pada orang
Per Oral dengan kondisi jantung tertentu.
Nitrokaf 2x1 Membantu mengobati nyeri
per Oral mendadak di dada, merilekskan
pembuluh darah dan

18
mempertahankan aliran darah ke
jantung.
Kalitake 3x1 Digunakan dalam perawatan
per Oral kesehatan jantung, hipokalsemia,
osteoporosis, kekurangan vitamin d.
Dipenhidramine 2x1 Meredakan batuk yang disebabkan
per Oral iritasi tenggorokan ringan atau
saluran pernapasan.
Mertigo 3x1 Obat yang mengandung betahistine
per Oral mesilate yang berguna untuk
mengobati vertigo atau pusing
berputar.
Vipalbumin 3x2 Meningkatkan daya tahan tubuhh,
per Oral meningkatkan kadar albumin dan
hemoglobin (Hb) sebagai nutrisi
tambahan.
Betahistin 3x1 Digunakan sebagai pengobatan
per Oral dalam mengatasi vertigo
Dramamin e 3x1 Mencegah dan mengobati vertigo,
per Oral mual atau muntah.
(C) Infus PZ 18 tpm / 12 jam IV kandungan natriumnya menentukan
tekanan osmotik pada pasien.

Transfusi PRC IV Digunakan untuk mengobati pasien


anemia yang hanya membutuhkan
komponen sel darah merah saja.

3.3 Kebutuhan Dasar Manusia

Kebutuhan
No Jenis kompetensi Yang di butuhkan
diri
Kebutuhan a. Pemeriksaan tanda-tanda vital
1. Pengkajian fisik
fisiologis b. Pemeriksan fisik

19
a.Membersihkan sekret pada lubang
hidung
Pemenuhan kebutuhan b.Pemberian kebutuhan oksigen
oksigen melalui nasal bi kanul 3 lpm
c. Pemberian aquabides untuk
melembabkan oksigen
Pemeriksaan pengeluaran cairan
Pemenuhan kebutuhan
melalui urine pasien yang
eliminasi
ditampung di urine bag
a. Memandikan pasien (dilakukan
oleh keluarga)
Pemenuhan kebutuhan
b. Menyiapkan dan merapikan
hygiene perseorangan
tempat tidur pasien

Membantu pasien miring kanan dan


Pemenuhan kebutuhan
miring kiri, membantu pasien
mobilisasi
menggerakkan tangan dan kaki

Pemenuhan kebutuhan Membantu pasien berada pada


rasa nyaman posisi senyaman mungkin

a.Memberikan obat melalui oral


Pemberian obat b.Memberikan suntikan melalui
intravena

a. Memasang infus (dilakukan oleh


Pemenuhan kebutuhan
tim perawat)
keseimbangan cairan
b.Menghitung tetesan cairan infus
dan elektrolit
c.Mengganti cairan infus

3.4 Kebutuhan Dasar Praktik Klinik

20
Keterampilan/tindakan KDPK yang dilakukan pada pasien Ny. “S”
Waktu Penatalaksanaan Evaluasi Pelaksana

18-12-2018
08.00 Pemberian cairan infus 7 tetes per menit / Perawat
dopamin 12 jam

11.00 1. Pemeriksaan Tanda TD : 120/60 mmHg Eka


Tanda Vital
Nadi : 72x/menit
2. Memenuhi
Suhu : 36,6oC
kebutuhan rasa cinta
dengan perlakuan SpO2 : 99 %
selayaknya manusia
normal dengan
memanggil nama setiap
pemberian obat /
mengajak komunikasi

3. Memberikan KIE
kepada keluarga pasien
latihan untuk
menggerakkan
ekstremitas atas dan
bawah

4. Membantu pasien
miring kanan dan kiri

12.00 Pemeriksaan intake dan Pasien sudah Eka


output cairan pada urine minum 1 gelas air
bag
Urine pada urine
bag sudah 1500 cc

21
18.00 Pemeriksaan Tanda TD : 123/50 mmHg Perawat
Tanda Vital
Nadi : 72x/menit

Suhu : 36,6oC

RR : 27x/menit

24.00 Pemberian cairan infus 7 tpm Perawat


dopamin

19-12-2018

06.00 Pemeriksaan Tanda TD : 80/40 mmHg Perawat


Tanda Vital
Nadi : 68x/menit

Suhu : 36.1oC

RR : 20x/menit

09.00 Pemberian obat Injeksi Eka


IV (omeprazole,
ondansteron,santagesik,
ceftriaxone)

10.00 1. Pemeriksaan Tanda TD : 118/60 mmHg Eka


Tanda Vital
Nadi : 73x/menit
2. Memenuhi
Suhu : 36,7oC
kebutuhan rasa cinta
dengan perlakuan SpO2 : 97 %
selayaknya manusia
RR : 20x/menit
normal dengan
memanggil nama setiap
pemberian obat /
mengajak komunikasi

3. Memberikan KIE
kepada keluarga pasien

22
latihan untuk
menggerakkan
ekstremitas atas dan
bawah

4. Membantu pasien
miring kanan dan kiri

12.00 Pemberian obat oral Eka


(KSR)

13.00 Transfusi PRC Hb : 2,7 (sebelum Perawat


transfusi)

21.00 Membantu pasien Pasien dapat Perawat


menggerakkan badan menggerakkan
ke kanan dan kiri dengan perlahan

20-12-2018

06.00 Pemeriksaan Tanda TD : 140/90 mmHg Perawat


Tanda Vital
Nadi : 80x/menit

Suhu : 36,3oC

09.00 Mengganti caira infus PZ 14 tpm Eka

10.00 Pemeriksaan Tanda TD : 131/72 mmHg Eka


Tanda Vital
Nadi : 80x/menit

Suhu : 36,5oC

RR : 20

11.00 Transfusi PRC Hb : 6.4 Perawat

23
12.00 Memasukkan Eka
aquabides kedalam
humidifire oksigen

Memastikan jumlah
oksigen 4 lpm

18.00 Pemeriksaan Tanda TD : 126/80 mmHg Perawat


Tanda Vital
Nadi : 68x/menit

Suhu : 36,7oC

RR : 20

SpO2 : 97 %

20.10 Mengganti cairan infus PZ 7 tpm Perawat

24
BAB IV

PENUTUP

4.1.Simpulan
5. Pengkajian pada pasien Anemia telah dilakukan pada nyonya “S” yang bisa
disimpulkan bahwa penderita mendapatkan penyakit tersebut dari riwayat
penyakit sekarang nya yaitu kadar Hb 2,7 G/DL yang tergolong rendah.
6. Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin
atau hematokrit di bawah normal. Pembentukan Hb terjadi pada sumsum tulang
melalui semua stadium pematangan besi merupakan susunan atau sebuah molekul
dan hemoglobin, jika zat besi rendah dalam tubuh maka pembentukan eritrosit atau
eritropoetin akan mengganggu sehingga produksi sel darah merah berkurang, sel
darah merah yang berkurang atau menurun mengakibatkan hemoglobin menurun
sehingga transportasi oksigen dan nutrisi ke jaringan menjadi berkurang.
7. Kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan sama hanya perlu observasi tanda-
tanda vital, bantuan mobilitas fisik dan manajemen nyeri.
8. Keterampilan yang diberikan selain pemberian obat yaitu pemeriksaan tanda-tanda
vital (tekanan darah, suhu, RR, nadi), merapikan tempat tidur, menggganti cairan
infus dan menghitung tetesan infus, transfusi PRC, memberikan KIE tentang pola
makanan yang benar untuk penderita Anemia.
9. Pada penderita ini, dengan mobilisasi yang sangat terbatas maka bantuan
kebutuhan eliminasi seperti pemasangan kateter dan alat NGT sangat diperlukan.

25
1.1.Saran

1.1.1. Bagi Institusi


Diharapkan koleksi buku yang dimilki lebih lengkap dan boleh di
pinjam mahasiswa sehingga mempermudah untuk membuat laporan praktik
klinik ini.
1.1.2. Bagi Tempat Praktik
Dapat menjadikan laporan ini sebagai bahan masukan dalam
meningkatkan kualitas pelayanan.

1.1.3. Bagi Mahasiswa


Dapat menjadikan laporan ini sebagai pertimbangan dasar atau bahan
data untuk menyusun laporan selanjutnya.

26
DAFTAR PUSTAKA

Johnson, Meridian Maas, & Sue Moorhead. (2000). Nursing outcome classification
(NOC). Philadelphia: Mosby.

McCloskey & Gloria M Bulechek. (1996). Nursing intervention classification (NIC).


USA:Mosby.

Muttaqin. (2005). Asuhan keperawatan klien dengan gangguan pernafasan. Salemba


Medika: Jakarta.

NANDA. (2012). NANDA Internasional: Diagnosis keperawatan definisi dan


klasifikasi. Jakarta: EGC.

Wartonah & Tarwoto. 2003. Kebutuhan dasar manusia & proses keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.

Alimul, Aziz & Uliyah, Musrifatul. (2005). Buku Saku Praktikum: Kebutuhan Dasar
Manusia. Jakarta : EGC

Eni, Yunani & Achmad. (2013). Keterampilan dan Prosedur Laboratorium Keperawatan
Dasar. Jakarta : EGC

Korzier B, ERB Glenora, Berman A, Synder Shirlee J. (2010). Buku Ajar Fundamental
Keperawatan, konsep, proses, dan praktik. Jakarta: EGC

Muttaqin, Arif. (2008) .Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Pernapasan. Jakarta:
Salemba Medika

Suparmi,Yulia.dkk. (2008). Panduan Praktik Kebutuhan Dasar Manusia. Yogyakarta: PT


Citra Aji Parama

Tarwoto. wartonah (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika

Uliyah, Musrifaltul & Alimul, Aziz. (2008). Praktikum Keterampilan Dasar Praktik Klinik :
Aplikasi Dasar-Dasar Praktik Kebidanan Jakarta : Salemba Medika

iii

Anda mungkin juga menyukai