Anda di halaman 1dari 9

Turunnya suhu udara lebih dingin ini membuat kita lebih rentan terhadap beberapa penyakit.

Beberapa penyakit yang dapat ditimbulkan karena suhu dingin yaitu hipotermia,asma(sesak
nafas),dan infeksi saluran pernafasan atas(ispa)

Hipotermia

Hipotermia adalah kondisi ketika suhu tubuh menurun drastis hingga di bawah 35oC. Ketika
suhu tubuh berada jauh di bawah normal (37oC), fungsi sistem saraf dan organ tubuh lainnya
akan mengalami gangguan. Jika tidak segera ditangani, hipotermia dapat menyebabkan gagal
jantung, gangguan sistem pernapasan, dan bahkan kematian.

Penyebab Hipotermia

Hipotermia terjadi ketika panas yang dihasilkan tubuh tidak sebanyak panas yang hilang.
Sejumlah kondisi yang berpotensi membuat panas tubuh banyak hilang dan menyebabkan
hipotermia, yaitu:

 Terlalu lama berada di tempat dingin.


 Mengenakan pakaian yang kurang tebal saat cuaca dingin.
 Terlalu lama mengenakan pakaian basah.
 Terlalu lama di dalam air, misalnya akibat kecelakaan kapal.

Hipotermia dapat dialami oleh siapa saja. Namun, ada beberapa faktor yang meningkatkan
risiko seseorang mengalami hipotermia, yaitu:

 Usia. Hipotermia rentan dialami oleh bayi dan lansia.


 Kelelahan.
 Gangguan mental, misalnya demensia.
 Konsumsi alkohol dan NAPZA.
 Konsumsi obat-obatan untuk depresi dan obat penenang.
 hipotiroidisme, radang sendi, stroke, diabetes, dan penyakit parkinson.

Gejala Hipotermia

Gejala hipotermia bervariasi, tergantung kepada tingkat keparahannya. Berikut ini merupakan
gejala hipotermia dari yang ringan hingga berat:

 Kulit pucat dan terasa dingin ketika disentuh


 Mati rasa
 Menggigil
 Respons menurun
 Gangguan bicara
 Kaku dan sulit bergerak
 Penurunan kesadaran
 Sesak napas hingga napas melambat
 Jantung berdebar hingga denyut jantung melambat

Pada bayi, hipotermia ditandai dengan kulit yang terasa dingin dan terlihat kemerahan. Bayi
juga terlihat diam, lemas, dan tidak mau menyusu atau makan.
Pengobatan Hipotermia

Hipotermia merupakan kondisi darurat yang harus segera mendapatkan penanganan. Tindakan
awal yang perlu dilakukan ketika bertemu dengan orang yang memiliki gejala hipotermia
adalah mencari ada tidaknya denyut nadi dan pernapasan. Jika denyut nadi dan pernapasan
sudah berhenti, maka lakukanlah tindakan resusitasi jantung paru(CPR) dan cari bantuan
medis.

Bila orang tersebut masih bernapas dan denyut nadinya masih ada, lakukanlah tindakan berikut
ini untuk membuat suhu tubuhnya kembali normal:

 Pindahkan dia ke tempat yang lebih kering dan hangat. Pindahkan secara hati-hati
karena gerakan yang berlebihan dapat memicu denyut jantungnya berhenti.
 Jika pakaian yang dikenakannya basah, maka gantilah dengan pakaian yang kering.
 Tutupi tubuhnya dengan selimut atau mantel tebal agar hangat.
 Jika dia sadar dan mampu menelan, berikan minuman hangat dan manis.
 Berikan kompres hangat dan kering untuk membantu menghangatkan tubuhnya.
Letakkan kompres di leher, dada, dan selangkangan. Hindari meletakkan kompres di
lengan atau tungkai karena malah menyebabkan darah yang dingin mengalir kembali
ke jantung, paru-paru, dan otak.
 Hindari penggunaan air panas, bantal pemanas, atau lampu pemanas untuk
menghangatkan penderita hipotermia. Panas yang belebihan dapat merusak kulit dan
menyebabkan detak jantung menjadi tidak teratur.
 Temani dan pantau terus kondisi orang tersebut, hingga bantuan medis tiba.

Setelah tiba di rumah sakit, penderita hipotermia akan menerima serangkaian tindakan medis,
berupa:

 Pemberian oksigen yang telah dilembapkan melalui masker atau selang hidung, untuk
menghangatkan saluran pernapasan dan membantu meningkatkan suhu tubuh.
 Pemberian cairan infus yang telah dihangatkan.
 Penyedotan dan penghangatan darah, untuk kemudian dialirkan kembali ke dalam
tubuh. Proses ini menggunakan mesin cuci darah.
 Pemberian cairan steril yang telah dihangatkan. Cairan steril ini dimasukkan ke dalam
rongga perut menggunakan selang khusus.

Komplikasi Hipotermia

Penanganan perlu segera dilakukan terhadap kondisi hipotermia untuk mencegah terjadinya
komplikasi, bahkan kematian. Komplikasi yang dapat muncul adalah:

 Frostbite, yaitu cedera pada kulit dan jaringan di bawahnya karena membeku.
 Chilblains, yaitu peradangan pembuluh darah kecil dan saraf pada kulit.
 Trench foot, yaitu rusaknya pembuluh darah dan saraf pada kaki akibat terlalu lama
terendam air.
 Gangrene atau kerusakan jaringan.

Pencegahan Hipotermia

Ada beberapa langkah sederhana yang dapat dilakukan untuk mencegah hipotermia, yaitu:
 Jagalah tubuh agar tetap kering. Hindari mengenakan pakaian basah dalam jangka
waktu lama karena dapat menyerap panas tubuh.
 Gunakan pakaian sesuai dengan kondisi cuaca dan kegiatan yang akan dilakukan,
terutama ketika akan mendaki gunung atau berkemah di tempat yang dingin. Kenakan
jaket atau pakaian tebal agar suhu tubuh tetap terjaga.
 Gunakan topi, syal, sarung tangan, kaus kaki, dan sepatu bot ketika akan beraktivitas di
luar rumah.
 Lakukan gerakan sederhana untuk menghangatkan tubuh.
 Hindari minuman yang mengandung alkohol atau kafein. Konsumsilah minuman dan
makanan hangat.

Sedangkan untuk mencegah hipotermia pada bayi dan anak-anak, cara yang dapat dilakukan
adalah:

 Jaga suhu kamar agar selalu hangat.


 Pakaikan jaket atau pakaian yang tebal, ketika anak akan beraktivitas di luar rumah saat
suhu udara dingin.
 Segera bawa ke ruangan yang hangat, jika mereka tampak mulai menggigil.

ISPA

Infeksi saluran pernapasan atas atau ISPA adalah infeksi akut yang menyerang satu komponen
saluran pernapasan bagian atas. Bagian saluran pernapasan atas yang terkena bisa meliputi
hidung, sinus, faring, dan laring. Bagian sistem pernapasan tersebut akan mengarahkan udara
yang kita hirup dari luar ke trakea dan akhirnya ke paru-paru di mana respirasi berlangsung.

Penyakit ISPA adalah salah satu penyebab paling umum saat kunjungan ke dokter. Secara
khusus, jenis infeksi ini adalah penyakit yang paling umum yang menyebabkan banyak
penderitanya tidak dapat ke sekolah atau bekerja.

Meskipun infeksi saluran pernapasan atas dapat terjadi kapan saja, tapi penyakit paling sering
terjadi pada musim hujan, dari bulan September sampai Maret. Anda dapat mencegah penyakit
ini dengan mengurangi faktor risiko yang ada. Silakan diskusikan dengan dokter Anda untuk
informasi lebih lanjut.

Tanda-tanda & gejala

Ada beberapa gejala yang kebanyakan tidak Anda sadari bahwa Anda telah terjangkit infeksi
saluran pernapasan. Gejala umum dari penyakit ISPA adalah:

 Hidung tersumbat dan pilek. Bila Anda mulai merasakan gejala tersebut, segera minum
obat dan istirahat di rumah. Bila semakin para, silakan cek dan periksa ke dokter.
 Batuk kering tanpa dahak yang dihasilkan dari paru-paru
 Demam ringan merupakan salah satu ciri-ciri tubuh yang sedang melawan virus dan
bakteri yang masuk ke dalam tubuh.
 Sakit tenggorokan
 Sakit kepala ringan
 Bernapas cepat atau kesulitan bernapas
 Warna kebiruan pada kulit akibat kurangnya oksigen
 Gejala sinusitis seperti wajah terasa nyeri, hidung beringus, dan kadang-kadang rasa
sakit dan demam

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki
kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Anda harus menghubungi dokter Anda jika Anda memiliki salah satu dari hal berikut:

 Menggigil, demam, dan sesak napas yang tidak biasa, bisa menjadi tanda bahwa ada
masalah pada infeksi saluran pernapasan atas. Pasalnya, mungkin terdapat adanya
infeksi yang berpotensi lebih serius seperti influenza, pneumonia, atau bronkitis akut.
 Mereka yang berusia di bawah 2 tahun, hamil, atau penderita asma harus berkonsultasi
dengan dokter jika mengalami sesak napas.
 Mual, muntah, dan diare terjadi pada waktu yang bersamaan dengan infeksi saluran
pernapasan atas yang tidak kunjung sembuh.
 Bayi berusia kurang dari tiga bulan yang mengalami demam harus diperiksa langsung
oleh dokter karena sistem kekebalan tubuh mereka belum sepenuhnya berkembang dan
bisa terjadi infeksi lainnya.
 Pasien yang kekebalan tubuhnya berkurang karena obat atau penyakit harus
menghubungi dokter jika mereka mengalami demam, meskipun hal itu nampaknya
disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan atas.
 Karena pilek umumnya sembuh dalam waktu seminggu, jika tidak sembuh dalam
jangka waktu tersebut, mungkin menjadi indikasi agar Anda berkonsultasi dengan
dokter.

Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya,
konsultasikanlah dengan dokter Anda. Tubuh masing-masing orang berbeda. Selalu
konsultasikan ke dokter untuk menangani kondisi kesehatan Anda.

Penyakit ISPA pada anak

Penyakit ISPA pada anak terbilang cukup sering ditemukan. Pasalnya, penyebab ISPA pada
anak ini sering menyerang pada sistem kekebalan tubuh mereka yang lemah. Hasilnya, anak
jadi lebih mudah tertular berbagai macam penyakit, salah satunya, ya, infeksi saluran
pernapasan atas. ISPA adalah kondisi yang tidak begitu berbahaya, namun jika tidak diobati
dapat menyebabkan komplikasi. Oleh karena itu, ISPA pada anak harus dicegah dan diobati.

Penyebab ISPA pada anak ini dapat menginfeksi dengan cara:

 ISPA pada anak biasanya sering ditularkan pada orang terdekatnya yang memang sudah
terlebih dahulu terinfeksi ISPA. Biasanya penyebaran ISPA pada anak terjadi ketika
orang tersebut bersin atau batuk tanpa menutup mulut dan hidungnya.
 Anak bisa terkena, ketika ia berada di ruangan yang penuh sesak. Lalu di dalam ruangan
terdapat orang yang memiliki infeksi pernapasan saluran atas,
 Saat orang yang terinfeksi virus menyentuh hidung dan mata anak, virus pun dapat
menular ke anak.
 Udara di sekitar anak sangat lembab, sehingga virus yang menyebabkan ISPA pada
anak akan mudah berkembang biak di lingkungan lembab.
 Saat kekebalan tubuh anak sedang lemah, anak lebih mudah tertular penyakit ini
Lakukan ini saat anak terserang penyakit pernapasan

ISPA pada anak akan membuat kondisinya lemah dan tidak nyaman. Sebagai orangtua, Anda
bisa melakukan hal-hal di bawah ini untuk meringankan kondisi anak:

1. Biarkan anak beristirahat mendapatkan tidur yang cukup


2. Anjurkan anak untuk banyak minum cairan, terutama air mineral
3. Bantu anak untuk membuang ingus dan dahaknya
4. Untuk sakit tenggorokan, anjurkan anak untuk berkumur air garam hangat
5. Jaga kelembaban ruangan dalam rumah agar anak bernapas lebih mudah
6. Jauhi anak dari asap rokok dan asap lainnya

Penyebab

Penyakit ISPA adalah kondisi yang umumnya disebabkan oleh serangan langsung ke saluran
pernapasan bagian atas melalui mata, mulut dan hidung. Penyebab ISPA adalah virus atau
bakteri.

Virus utama penyebab ISPA adalah rhinovirus dan coronavirus. Virus lain yang juga menjadi
penyebab ISPA adalah virus parainfluenza, respiratory syncytial virus, dan adenovirus. Jika
Anda terkena infeksi virus tersebut, Anda berisiko mengalami pilek serta pneumonia. Risiko
pneumonia lebih tinggi terjadi pada bayi dan anak-anak. Virus penyebab ISPA dapat hidup
selama berjam-jam pada objek seperti mainan atau tas tangan.

Penularan virus penyebab ISPA dapat terjadi melalui kontak dengan orang yang terinfeksi atau
melalui barang-barang kepunyaan mereka dapat menjadi penyebab utama penyebaran virus.

Jika Anda menyentuh mulut, hidung, atau mata setelah menyentuh benda yang terkontaminasi,
Anda cenderung akan terkena virus penyebab ISPA . Selain itu, virus penyebab ISPA sering
menyebar dari orang ke orang melalui bersin atau batuk.

Faktor-faktor risiko

ISPA adalah kondisi yang banyak memiliki faktor risiko. Beberapa hal yang bisa meningkatkan
risiko terkena infeksi saluran pernapasan atas adalah:

 Bayi dari usia 6 bulan atau anak di bawah 1 tahun


 Anak-anak yang lahir prematur atau yang memiliki riwayat, seperti jantung bawaan
atau penyakit paru-paru
 Anak-anak dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah
 Bayi yang berada dalam tempat ramai
 Orang-orang di usia pertengahan
 Orang dewasa dengan asma, gagal jantung kongestif, atau penyakit paru obstruktif
kronik (PPOK).
 Orang dengan sistem imun yang lemah, termasuk orang-orang dengan transplantasi
organ tertentu, leukemia, atau HIV/AIDS.
 Anda dikelilingi dengan orang-orang sakit yang bersin atau batuk tanpa menutup
hidung dan mulutnya.
Obat & Pengobatan

Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan lamanya infeksi, dokter mungkin mendiagnosis
infeksi saluran pernapasan atas. Selama pemeriksaan, dokter dapat memeriksa untuk mengi
atau suara abnormal lain oleh stetoskop. Selain itu, dokter dapat melakukan:

 Monitoring kulit tanpa rasa sakit (pulse oximetry) untuk memeriksa apakah tingkat
oksigen yang tersedia dalam aliran darah lebih rendah dari biasanya
 Tes darah untuk memeriksa jumlah sel putih atau untuk mencari keberadaan virus,
bakteri atau organisme lain
 Sinar-X dada untuk memeriksa pneumonia
 Tes laboratorium sekresi pernapasan dari hidung Anda untuk memeriksa virus

Beberapa perubahan gaya hidup dan obat ISPA di rumah yang membantu Anda mengatasi
infeksi saluran pernapasan atas adalah:

 Buat udara di sekitar lembap. Pelembap udara untuk menjaga kelembapan udara
akan membantu dalam menjaga hidung dan membran sinus tetap lembap. Namun,
gunakan dengan hati-hati untuk menghindari luka bakar karena air panas ketika
melembapkan udara. Pelembap kabut dingin mungkin menjadi pilihan yang lebih baik.
 Banyak istirahat. Hindari melakukan aktivitas berat untuk sementara waktu.
Perbanyaklah istirahat dan cukupi waktu tidur Anda agar dapat pulih dengan cepat.
 Posisi tegak. Duduk tegak membuat bernapas lebih mudah.
 Minum banyak cairan. Minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi, dan juga
untuk melembabkan hidung dan membrane sinus.
 Coba tetes hidung saline. Obat tetes yang dijual bebas adalah cara yang aman dan
efektif untuk mengurangi mampat, bahkan untuk anak-anak.
 Gunakan penghilang rasa sakit yang dijual bebas. Obat ISPA, seperti obat
penghilang rasa sakit yang djiual bebas seperti acetaminophen atau ibuprofen dapat
digunakan untuk meredakan demam ringan atau nyeri wajah. Tanyakan kepada dokter
Anda sebelum menggunakan obat ini jika Anda menggunakan obat lain atau menderita
penyakit lainnya.
 Hindari paparan asap rokok, karena bisa memperburuk gejala.

Ada beberapa hal yang sederhana yang dapat Anda lakukan untuk menghindari penularan
infeksi saluran pernafasan atau menyebarkan infeksi kepada orang lain jika Anda memilikinya.

Hal-hal ini mungkin terdengar sederhana, tetapi penelitian menunjukkan mereka sangat efektif
untuk mengurangi penyebaran infeksi, bahkan infeksi yang serius

1. Tetap di rumah jika Anda tidak sehat

Di musim hujan, jika Anda terkena pilek atau flu (influenza) atau infeksi saluran pernapasan
lainnya, segera temui dokter. Jika perlu, tetap di rumah sampai Anda sembuh dan merasa lebih
baik.
Istirahat di rumah dapat membantu Anda mengatasi infeksi saluran pernapasan lebih lebih
cepat, Ini juga sebagai cara untuk tidak menularkan dan menyebarkan infeksi virus ke orang
lain.

2. Vaksin flu

Melakukan vaksin flu terbilang penting bagi Anda yang rentan terkena flu atau memiliki sistem
kekebalan tubuh yang lemah. Pasalnya, dengan rutin melakukan vaksin flu tiap beberapa tahun
sekali dapat mencegah Anda dari serangan flu. Setiap tahun vaksin flu akan berbeda, dan akan
mengandung strain virus flu paling umum yang menyebabkan infeksi.

Divaksinasi tidak hanya melindungi Anda dari infeksi (yaitu membuat Anda kebal terhadap
penyakit), tetapi juga melindungi semua orang secara keseluruhan, dengan mengurangi jumlah
orang yang dapat menangkap infeksi dan menularkannya kepada orang lain.

Hal tersebut disebut sebagai ‘imunitas kelompok’. Ini sangat penting bagi siapa saja yang
berisiko mengalami komplikasi infeksi flu, infeksi saluran pernapasan lain jika Anda
berhubungan dengan orang yang mungkin menjadi sakit parah jika mereka terkena flu
(misalnya anak-anak yang sangat muda atau orang yang lebih tua).

3. Jaga kebersihan

Obat ISPA atau pencegahan utama penyebab ISPA adalah menjaga kebersihan diri sendir. Ikuti
beberapa langkah di bawah ini untuk mencegah Anda terkena atau tertular virus yang dapat
menganggu sistem pernapasan Anda:

 Seringlah mencuci tangan, terutama setelah Anda berada di tempat umum.


 Bila hendak bersin atau batuk, jangan gunakan kedua telapak tangan. Ada baiknya
gunakan engan pakaian Anda atau ke tisu. Meskipun ini tidak akan meringankan gejala
Anda sendiri, ini akan mencegah Anda menularkan penyakit infeksi.
 Hindari menyentuh wajah, terutama mata dan mulut Anda, untuk mencegah masuknya
kuman ke dalam sistem Anda.

Asma

Asma adalah jenis penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran pernapasan yang ditandai
dengan peradangan dan penyempitan saluran napas yang menimbulkan sesak atau sulit
bernapas. Selain sulit bernapas, penderita asma juga bisa mengalami gejala lain seperti nyeri
dada, batuk-batuk, dan mengi. Asma bisa diderita oleh semua golongan usia, baik muda atau
tua.

Meskipun penyebab pasti asma belum diketahui secara jelas, namun ada beberapa hal yang
kerap memicunya, seperti asap rokok, debu, bulu binatang, aktivitas fisik, udara dingin, infeksi
virus, atau bahkan terpapar zat kimia.

Bagi seseorang yang memiliki penyakit asma, saluran pernapasannya lebih sensitif
dibandingkan orang lain yang tidak hidup dengan kondisi ini. Ketika paru-paru teriritasi
pemicu di atas, maka otot-otot saluran pernapasan penderita asma akan menjadi kaku dan
membuat saluran tersebut menyempit. Selain itu, akan terjadi peningkatan produksi dahak yang
menjadikan bernapas makin sulit dilakukan.
Penderita asma di Indonesia

Laporan riset kesehatan dasar oleh Kementrian Kesehatan RI tahun 2013 memperkirakan
jumlah pasien asma di Indonesia mencapai 4.5 persen dari total jumlah penduduk. Provinsi
Sulawesi Tengah menduduki peringkat penderita asma terbanyak sebanyak 7.8 persen dari total
penduduk di daerah tersebut.

Menurut data yang dikeluarkan WHO pada bulan Mei tahun 2014, angka kematian akibat
penyakit asma di Indonesia mencapai 24.773 orang atau sekitar 1,77 persen dari total jumlah
kematian penduduk. Setelah dilakukan penyesuaian umur dari berbagai penduduk, data ini
sekaligus menempatkan Indonesia di urutan ke-19 di dunia perihal kematian akibat asma.

Diagnosis asma

Untuk mengetahui apakah seorang pasien menderita penyakit asma, maka dokter perlu
melakukan sejumlah tes. Namun sebelum tes dilakukan, dokter biasanya akan mengajukan
pertanyaan pada pasien mengenai gejala apa saja yang dirasakan, waktu kemunculan gejala
tersebut, dan riwayat kesehatan pasien serta keluarganya.

Jika seluruh keterangan yang diberikan pada pasien mengarah pada penyakit asma, maka
selanjutnya dokter bisa melakukan tes untuk memperkuat diagnosis, misalnya:

 Spirometri
 Tes Arus Puncak Ekspirasi (APE)
 Uji Provokasi Bronkus
 Pengukuran Status Alergi
 CT Scan
 Rontgen

Jika seseorang terdiagnosis mengidap asma saat kanak-kanak, gejalanya mungkin bisa
menghilang ketika dia remaja dan muncul kembali saat usianya lebih dewasa. Namun gejala
asma yang tergolong menengah atau berat di masa kanak-kanak, akan cenderung tetap ada
walau bisa juga muncul kembali.Kendati begitu, asma bisa muncul di usia berapa pun dan tidak
selalu berawal dari masa kanak-kanak.

Pengobatan asma

Ada dua tujuan dalam pengobatan penyakit asma, yaitu meredakan gejala dan mencegah gejala
kambuh. Untuk mendukung tujuan tersebut, diperlukan rencana pengobatan dari dokter yang
disesuaikan dengan kondisi pasien. Rencana pengobatan meliputi cara mengenali dan
menangani gejala yang memburuk, serta obat-obatan apa yang harus digunakan.

Penting bagi pasien untuk mengenali hal-hal yang dapat memicu asma mereka agar dapat
menghindarinya. Jika gejala asma muncul, obat yang umum direkomendasikan adalah inhaler
pereda.

Bilamana terjadi serangan asma dengan gejala yang terus memburuk (secara perlahan-lahan
atau cepat) meskipun sudah ditangani dengan inhaler atau obat-obatan lainnya, maka penderita
harus segera mendapatkan penanganan di rumah sakit. Meski jarang terjadi, serangan asma
bisa saja membahayakan nyawa. Bagi penderita asma kronis, peradangan pada saluran napas
yang sudah berlangsung lama dan berulang-ulang bisa menyebabkan penyempitan permanen.

Komplikasi asma

Berikut ini adalah dampak akibat penyakit asma yang bisa saja terjadi:

 Masalah psikologis (cemas, stres, atau depresi).


 Menurunnya performa di sekolah atau di pekerjaan.
 Tubuh sering terasa lelah.
 Gangguan pertumbuhan dan pubertas pada anak-anak.
 Status asmatikus (kondisi asma parah yang tidak respon dengan terapi normal).
 Pneumonia.
 Gagal pernapasan.
 Kerusakan pada sebagian atau seluruh paru-paru.
 Kematian.

Mengendalikan penyakit asma

Jika Anda kebetulan mengidap asma atau hidup dengan asma sejak lama, jangan cemas dengan
kondisi ini karena asma merupakan penyakit yang masih dapat dikendalikan asalkan Anda:

 Mengenali dan menghindari pemicu asma.


 Mengikuti rencana penanganan asma yang dibuat bersama dokter.
 Mengenali serangan asma dan melakukan langkah pengobatan yang tepat.
 Menggunakan obat-obatan asma yang disarankan oleh dokter secara teratur.
 Memonitor kondisi saluran napas Anda.

Jika penggunaan inhaler pereda asma reaksi cepat makin meningkat, segera konsultasikan
kepada dokter agar rencana penanganan asma Anda disesuaikan kembali. Selain itu, disarankan
untuk melakukan vaksinasi influenza dan pneumonia secara teratur untuk mencegah
memburuknya penyakit asma yang disebabkan kedua penyakit tersebut

Anda mungkin juga menyukai