Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH BIOLOGI

TENTANG
GANGGUAN/ KELAINAN SISTEM RESPIRASI PADA MANUSIA
(APNEA TIDUR)

Disusun Oleh :

Nama
Kelas

GURU PEMBIMBING :

Nama Guru

Sekolah
Kabupaten
TAHUN 2021 – 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Parit Malintang, 25 Desember 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................2
A. Definisi Sleep Apnea.................................................................................2
B. Faktor Risiko Sleep Apnea........................................................................2
C. Penyebab Sleep Apnea..............................................................................3
D. Gejala Sleep Apnea...................................................................................4
E. Diagnosis Sleep Apnea..............................................................................4
F. Komplikasi Sleep Apnea...........................................................................5
G. Pengobatan Sleep Apnea...........................................................................5
BAB III PENUTUP..............................................................................................7
A. Kesimpulan................................................................................................7
B. Saran..........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gangguan tidur yang berpotensi serius ketika napas berhenti dan berlanjut
berulang kali. Faktor risiko antara lain penuaan dan obesitas. Kondisi ini lebih
sering terjadi pada pria. Gejala meliputi mendengkur keras dan merasa lelah
walaupun telah tidur semalaman.
Pengobatan sering mencakup perubahan gaya hidup, seperti penurunan
berat badan, dan penggunaan perangkat bantuan napas di malam hari, seperti
mesin continuous positive airway pressure (CPAP).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sleep apnea ?
2. Apa saja resiko dari sleep apnea ?
3. Apa saja penyebab dari sleep apnea ?
4. Bagaimana gejala sleep apnea ?
5. Bagaimana diagnosis sleep apnea ?
6. Apa saja komplikasi sleep apnea ?
7. Bagaimana cara mengobati sleep apnea ?

C. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas akhir Biologi pada KD 4.8 tentang menyajikan
analisis kelainan pada struktur dan fungsi jaringan organ pernapasan.
2. Mengetahui tentang apa yang dimaksud sleep apnea
3. Mengetahui resiko dari sleep apnea
4. Dapat memahami penyebab dari sleep apnea
5. Mengetahui gejala dari sleep apnea
6. Menambah wawasan tentang diagnosis sleep apnea
7. Dapat mengetahui komplikasi yang terjadi tentang sleep apnea
8. Dapat memahami cara menyembuhkan sleep apnea

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Sleep Apnea


Sleep apnea merupakan gangguan tidur yang terjadi saat pernapasan
seseorang terganggu dengan adanya periode henti napas secara berulang pada
saat tidur. Kondisi ini menyebabkan otak dan bagian tubuh lain tidak
mendapatkan asupan oksigen yang cukup.
Istilah apnea pada sleep apnea berarti pernapasan terhenti atau berhenti
bernapas. Penderita sleep apnea dapat berhenti bernapas selama sekitar 10
detik sebanyak ratusan kali selama tidur. Kondisi ini sangat berbahaya karena
menyebabkan tubuhnya kekurangan oksigen. Pada wanita, kondisi ini
terkadang bisa menyebabkan mendengkur saat hamil.

B. Faktor Risiko Sleep Apnea


Sleep apnea dapat menyerang siapa saja, bahkan anak-anak. Tetapi faktor-
faktor tertentu meningkatkan risiko.
1. Obstructive Sleep Apnea
Faktor-faktor yang meningkatkan risiko bentuk sleep apnea obstruktif
termasuk:
 Kelebihan berat badan. Obesitas sangat meningkatkan risiko sleep
apnea. Deposit lemak di sekitar saluran napas bagian atas dapat
menghalangi pernapasan.
 Lingkar leher. Orang dengan leher yang lebih tebal mungkin memiliki
saluran udara yang lebih sempit.
 Sebuah saluran udara yang sempit. Beberapa pengidap mungkin
mewarisi tenggorokan yang sempit. Amandel atau kelenjar gondok
juga dapat memperbesar dan menghalangi jalan napas, terutama pada
anak-anak.
 Jenis kelamin. Pria dua sampai tiga kali lebih berisiko
mengalami sleep apnea daripada wanita. Namun, wanita mengalami
peningkatan risiko jika mereka kelebihan berat badan dan risiko
mereka juga tampaknya meningkat setelah menopause.
 Sleep apnea terjadi lebih sering pada orang dewasa yang lebih tua.

2
 Riwayat keluarga. Orang yang memiliki anggota keluarga dengan
sleep apnea berisiko lebih tinggi mengalami kondisi yang sama.
 Penggunaan alkohol atau obat penenang. Zat-zat ini mengendurkan
otot-otot di tenggorokan yang dapat memperburuk Sleep
Apnea Obstruktif.
 Perokok tiga kali lebih berisiko mengalami sleep apnea obstruktif
daripada orang yang tidak pernah merokok. Hal ini karena merokok
dapat meningkatkan jumlah peradangan dan retensi cairan di saluran
napas bagian atas.
 Hidung tersumbat. Jika mengalami kesulitan bernapas melalui hidung
- baik dari masalah anatomi atau alergi - mungkin mengalami Sleep
Apnea Obstruktif.
2. Central Sleep Apnea
Faktor risiko untuk bentuk sleep apnea jenis ini termasuk:
 Orang paruh baya dan yang lebih tua memiliki risiko sleep apnea
sentral yang lebih tinggi.
 Jenis kelamin. Sleep apnea sentral lebih sering terjadi pada pria
daripada pada wanita.
 Gangguan jantung. Memiliki gagal jantung kongestif meningkatkan
risiko.
 Menggunakan obat nyeri narkotik. Mengonsumsi obat opioid,
terutama yang tahan lama bisa meningkatkan risiko sleep
apnea sentral.
 Stroke meningkatkan risiko munculnya Sleep Apnea Sentral.
 
C. Penyebab Sleep Apnea
Terdapat tiga jenis sleep apnea berdasarkan penyebabnya:
 Sleep Apnea Obstruktif (OSA): merupakan jenis sleep apnea yang paling
sering yang disebabkan oleh adanya sumbatan jalan napas, biasanya
karena jaringan lunak di bagian belakang tenggorokan yang kolaps semasa
tidur.
 Sleep Apnea Sentral (CSA): tidak ada sumbatan pada jalan napas pada tipe
ini, tetapi Sleep Apnea terjadi karena kegagalan otak untuk memberi pesan
kepada otot pernapasan untuk bernapas, terkait dengan instabilitas pusat
kontrol pernapasan yang ada di otak.

3
 Sindrom Sleep Apnea kompleks: dikenal sebagai treatment-emergent
central Sleep Apnea, yang terjadi ketika seseorang memiliki OSA dan
CSA.
 
D. Gejala Sleep Apnea
Gejala yang bisa dialami pengidap sleep apnea adalah sebagai berikut:
 Dengkuran keras.
 Episode henti napas yang seringkali disadari oleh orang lain.
 Terengah-engah dalam tidur.
 Terbangun dari tidur dengan mulut kering.
 Nyeri kepala saat bangun tidur.
 Sulit mempertahankan tidur.
 Mengantuk saat siang hari.
 Sulit konsentrasi.
 Iritabilitas.

E. Diagnosis Sleep Apnea


Jika kamu mengalami gejala sleep apnea, dokter mungkin akan meminta
kamu untuk menjalani tes sleep apnea, yang disebut Polysomnogram.
Tindakan tersebut dapat dilakukan di pusat gangguan tidur atau bahkan di
rumah.
Polysomnogram atau studi tidur adalah tes multi-komponen yang
mentransmisikan secara elektronik dan mencatat aktivitas fisik tertentu saat
tidur. Rekaman tersebut kemudian akan dianalisis oleh spesialis tidur untuk
menentukan apakah pengidap mengalami sleep apnea atau jenis gangguan
tidur lainnya.
Tes tidur juga dapat dilakukan sendiri di rumah. Dokter akan memberi tes
yang sudah disederhanakan untuk mendiagnosis sleep apnea di rumah. Tes-tes
ini biasanya mengukur detak jantung, tingkat oksigen darah, aliran udara dan
pola pernapasan.
Jika hasilnya tidak normal, dokter mungkin dapat meresepkan terapi tanpa
pengujian lebih lanjut. Sayangnya, perangkat pemantauan portabel tidak bisa
mendeteksi semua kasus sleep apnea. Namun, dokter mungkin masih
merekomendasikan polysomnography bahkan jika hasil awalnya normal.

4
Jika penyebab sleep apnea sudah diketahui, pengidap mungkin diminta
untuk melakukan pemeriksaan tidur lebih lanjut untuk menentukan pilihan
perawatan terbaik.
 
F. Komplikasi Sleep Apnea
Jangan sepelekan sleep apnea, karena gangguan tidur ini bisa
menyebabkan beberapa komplikasi, sebagai berikut:
 Kelelahan di siang hari.
 Tekanan darah tinggi atau masalah jantung.
 Diabetes tipe 2.
 Masalah hati.
 
G. Pengobatan Sleep Apnea
Beberapa kasus sleep apnea yang lebih ringan, dokter mungkin hanya
menyarankan perubahan gaya hidup, seperti menurunkan berat badan atau
berhenti merokok. Jika memiliki alergi hidung, dokter akan merekomendasikan
perawatan untuk alergi.
Jika tindakan ini tidak memperbaiki tanda dan gejala atau jika kondisi ada
pada fase sedang hingga berat, sejumlah perawatan lain mungkin tersedia.
Perangkat tertentu dapat membantu membuka saluran udara yang
tersumbat. Dalam kasus lain, operasi mungkin diperlukan.
Terapi lain termasuk:
1. Tekanan saluran udara positif berkelanjutan (CPAP). Jika mengalami sleep
apnea sedang hingga parah, pengidap mungkin mendapat manfaat dari
menggunakan mesin yang memberikan tekanan udara melalui masker saat
tidur. Dengan CPAP (SEE-pap), tekanan udara agak lebih besar daripada
udara di sekitarnya dan hanya cukup untuk menjaga saluran udara bagian
atas terbuka, mencegah apnea dan mendengkur.
2. Perangkat mulut, biasanya adalah perangkat yang disesuaikan dengan
kebutuhan khusus yang dipakai saat tidur. Ada dua jenis perangkat mulut
yang bekerja berbeda untuk membuka saluran udara bagian atas. Beberapa
perangkat mulut hibrida memiliki fitur dari kedua jenis.
a. Mandibular repositioning mouthpieces adalah perangkat yang
menutupi gigi atas dan bawah dan menahan rahang pada posisi yang
mencegahnya menghalangi saluran udara bagian atas.

5
b. Perangkat penahan lidah adalah perangkat mulut yang menahan lidah
dalam posisi depan untuk mencegahnya menghalangi saluran udara
bagian atas.
3. Pada kasus sleep apnea ringan atau sleep apnea yang hanya terjadi ketika
berbaring telengtang, dokter mungkin akan memberikan perangkat mulut.
Untuk mendapatkan perangkat tersebut, dokter dapat merujuk kamu ke
dokter gigi. Para spesialis ini akan memastikan bahwa alat oral sesuai
dengan mulut dan rahang.
4. Pemasangan implan dapat membantu mengatasi sleep apnea bagi beberapa
orang. Beberapa perangkat dapat mengobati apnea tidur obstruktif dan
sentral. Pengidap harus menjalani operasi untuk menempatkan implan di
tubuh. Perangkat akan mendeteksi pola pernapasan dan memberikan
rangsangan ringan untuk otot-otot tertentu yang membuka saluran udara
selama tidur.
5. Stimulator saraf juga dapat mengobati apnea tidur. Perawatan ini juga
melibatkan operasi. Seorang ahli bedah akan memasukkan stimulator
untuk saraf hypoglossal yang mengontrol gerakan lidah. Meningkatkan
rangsangan saraf ini membantu posisi lidah untuk menjaga saluran udara
bagian atas terbuka.
6. Terapi untuk otot mulut dan wajah dapat membantu memperbaiki posisi
otot dan menguatkan otot yang mengendalikan bibir, lidah, langit-langit
lunak, dinding faring lateral, dan wajah.
7. Terapi surgikal meliputi pengangkatan tonsil (tonsilektomi), maxillary or
jaw advancement. Operasi dilakukan untuk memindahkan posisi rahang
atas (maksila) dan rahang bawah (mandibula) ke arah depan dengan tujuan
memperluas saluran napas atas. Trakeostomi juga dapat dilakukan dengan
cara membuat lubang dari leher menembus ke trakea yang setelahnya akan
dipasangkan tracheal tube untuk membantu melancarkan pernapasan.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sleep apnea merupakan gangguan tidur yang terjadi saat pernapasan
seseorang terganggu dengan adanya periode henti napas secara berulang pada
saat tidur. Kondisi ini menyebabkan otak dan bagian tubuh lain tidak
mendapatkan asupan oksigen yang cukup. Jadi Pencegahan yang dapat
dilakukan adalah meminimalisir faktor risiko dengan cara memiliki pola makan
sehat, berhenti merokok, dan membatasi asupan alkohol. Dikarenakan selain
komplikasi di atas, sleep apnea dapat mengganggu aktivitas sehari-hari
penderitanya dan menurunkan performa dalam bekerja maupun belajar. Sleep
apnea juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan saat berkendara
akibat rasa kantuk dan penurunan kewaspadaan. Efek gangguan tidur ini tentu
tidak baik bagi kesehatan.

B. Saran
Jadi Pencegahan yang dapat dilakukan adalah meminimalisir faktor risiko
dengan cara memiliki pola makan sehat, berhenti merokok, dan membatasi
asupan alkohol

7
DAFTAR PUSTAKA

Irmaningtyas, 2013. Biologi untuk SMA/ MA kelas XI. Jakarta, Erlangga


Redaksi Halodoc. (2019, September 23). Dipetik Desember 20, 2021, dari
halodoc.com: https://www.halodoc.com/kesehatan/sleep-apnea
Willy, d. T. (2019, Oktober 15). alodokter. Dipetik Desember 20, 2021, dari
alodokter.com: https://www.alodokter.com/sleep-apnea

Anda mungkin juga menyukai