PEMBAHASAN
LAPORAN PENDAHULUAN
Banjarmasin, 31 Juli 2019
Penyaji:
Dr. Ir. Firmansyah, MT.
(Ahli Perencanaan Wilayah / Team Leader)
B
Pendahuluan
Tinjauan Teoritis
Outline
Pembahasan
Tinjauan Kebijakan Rencana Tata Ruang &
C
Pembangunan Terkait
D Gambaran Umum Wilayah
PELUANG/TANTANGAN ANCAMAN/KELEMAHAN
1. Pegunungan Meratus sebagian besarnya merupakan kawasan hutan lindung 1. Terjadi konflik kepentingan antara usaha pertambangan (batubara, emas)
seluas kurang lebih 524.054 Hektar dengan ekosistem lingkungan, sehingga mengganggu keberlangsungan
2. Kawasan Hutan Pegunungan Meratus Lhoksado di Kabupaten Hulu Sungai kesejahteraan ekonomi, sosial dan budaya masyarakat.
Selatan ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) 2. Konversi Iahan hutan lindung, hutan produksi terbatas, hutan konversi,
3. Pada Pegunungan Meratus, terdapat banyak potensi alam yang dapat perkebunan, kurang memperhitungkan keseimbangan lingkungan sehingga
dikembangkan menjadi kawasan tujuan wisata terlihat banyak ruang yang rusak
4. Kawasan Pegunungan Meratus ditetapkan sebagai Kawasan Geopark Nasional 3. Konflik kepentingan antara Wilayah Adat Dayak dengan pertambangan batu
5. Kawasan Pegunungan Meratus memiliki Keanekaragaman Hayati tinggi bara dan perkebunan sawit.
TUJUAN
tahun kedepan guna menjamin perwujudan ruang
wilayah yang melindungi dan menjaga kelestarian
lingkungan. 1. Melakukan analisis terhadap kebijakan dan aspek kewilayahan yang ada di KSP
Pegunungan Meratus dan Sekitarnya;
2. Merumuskan tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang KSP Pegunungan Meratus;
3. Merumuskan acuan dalam pengembangan struktur ruang KSP Pegunungan Meratus;
4. Merumuskan acuan dalam pengembangan pola ruang KSP Pegunungan Meratus;
5. Merumuskan arahan pemanfaatan ruang KSP Pegunungan Meratus;
6. Merumuskan pengendalian pemanfaatan ruang KSP Pegunungan Meratus;
7. Menyiapkan peta-peta berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) dan mengidentifikasi
PENYUSUNAN kondisi eksisting wilayah dan rencana pengembangan wilayah.
Kabupaten
Tapin
Kabupaten
Barito Kuala
Kota Kabupaten
Banjarmasin Banjar
Kabupaten
Kota
Tanah Bumbu
Banjarbaru
Kabupaten
Tanah Laut
1. Merupakan kawasan yang memiliki pengaruh, pelindung dan berdampak langsung terhadap
Kawasan kawasan inti;
Penyangga 2. Memiliki radius tertentu dari batas terluar kawasan inti; dan/atau
3. Berada di wilayah daratan dan/atau wilayah perairan.
Lingkungan Hidup, ditentukan berdasarkan: Tujuan, Kebijakan & Strategi Penataan Ruang
1. Fungsi kawasan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
terkait besarnya manfaat perlindungan setempat dan perlindungan Rencana Struktur Ruang
kawasan bawahannya serta kekayaan keanekaragaman hayati;
2. Pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan dan pengawasan pada Rencana Pola Ruang
kawasan yang memiliki potensi sumber daya alam dan lingkungan;
dan/atau Arahan Pemanfaatan Ruang
3. Pengembangan jaringan prasarana pada kawasan sumber daya alam
dan lingkungan yang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung
Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
lingkungan.
TINJAUAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN &
C RENCANA TATA RUANG
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR) KAWASAN STRATEGIS PROVINSI (KSP) PEGUNUNGAN MERATUS
1 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Nasional
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017
PKWp
PKL Batulicin
Banjarbaru
PKL
Pelaihari
2 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2015-2035
Peraturan Daerah Kalimantan Selatan Nomor 9 Tahun 2015
HUTAN
LINDUNG
HUTAN
PRODUKSI
TETAP
TAMAN
WISATA ALAM
2 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2015-2035
Peraturan Daerah Kalimantan Selatan Nomor 9 Tahun 2015
PEGUNUNGAN
MERATUS
3 Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025
Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011
Misi Pembangunan
Dalam mewujudkan Visi Pembangunan Provinsi Kalimantan Selatan tersebut ditempuh
berbagai misi sebagai berikut:
1. Mengembangkan dan meningkatkan kualitas SDM,dengan menitikberatkan pada aspek
kesehatan, pendidikan dan kehidupan sosial budaya dan agama berlandaskan pada
IPTEK dan IMTAQ.
2. Mengembangkan ekonomi kearah industri dan perdagangan, yang berbasis pada potensi
agraris dan kerakyatan dengan dukungan transportasi yang baik.
3. Mengembangkan prasarana dan sarana pembangunan, yang relatif merata pada berbagai
wilayah pembangunan.
4. Mendorong pengelolaan SDA secara efisien,untuk menjamin kelanjutan pembangunan
dan menjaga keseimbangan lingkungan.
5. Menciptakan taat asas dan tertib hukum, bagi penyelenggaraan pemerintahan daerah,
kehidupan berpolitik, sosial, budaya dan agama.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Provinsi Kalimantan
4 Selatan Tahun 2016-2021 (Peraturan Daerah Kalimantan Selatan Nomor 7 Tahun 2016)
Visi Pembangunan
Visi pembangunan jangka menengah Kalimantan Selatan tahun 2016-2021 yaitu:
“Kalimantan Selatan Mapan (Mandiri dan Terdepan) Lebih
Sejahtera, Berkeadilan, Berdikari dan Berdaya Saing”
Misi Pembangunan
Dalam mewujudkan Visi Pembangunan Provinsi Kalimantan Selatan tersebut ditempuh
berbagai misi sebagai berikut:
1. Mengembangkan Sumber Daya Manusia yang Agamis, Sehat, Cerdas dan Terampil;
2. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Professional dan Berorientasi pada
Pelayanan Publik;
3. Memantapkan Kondisi Sosial Budaya Daerah yang Berbasiskan Kearifan Lokal;
4. Mengembangkan Infrastruktur Wilayah yang Mendukung Percepatan Pengembangan
Ekonomi dan Sosial Budaya;
5. Mengembangkan Daya Saing Ekonomi Daerah yang Berbasis Sumberdaya Lokal,
dengan Memperhatikan Kelestarian Lingkungan.
GAMBARAN UMUM
D PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR) KAWASAN STRATEGIS PROVINSI (KSP) PEGUNUNGAN MERATUS
1 Geografis & Administrasi
Provinsi Kalimantan Selatan terletak pada 114 19" 33" Bujur Timur -
116 33' 28 BT - 1 21' 49" 1 10" 14" LS yang secara administrasi
berbatasan dengan:
Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Tengah,
Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Makasar,
Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa, dan
Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Timur.
LUAS
NO
KABUPATEN /
WILAYAH %
Luas wilayah Provinsi
KOTA Kalimantan Selatan
(HA)
1 Tanah Laut 384.716 10,32 mencapai 3.728.042
2 Kotabaru 953.979 25,59 Ha yang yang terdiri
3 Banjar 454.246 12,18
4 Barito Kuala 242.655 6,51
atas 11 (sebelas)
5 Tapin 217.178 5,83 wilayah kabupaten
6 Hulu Sungai Selatan 169.798 4,55 dan 2 (dua) wilayah
7 Hulu Sungai Tengah 145.687 3,91 kota, dengan rincian
8 Hulu Sungai Utara 90.653 2,43
9 Tabalong 358.177 9,61
152 kecamatan dan
10 Tanah Bumbu 487.139 13,07 2.008
11 Balangan 182.611 4,90 desa/kelurahan.
12 Banjarmasin 9.755 0,26
13 Banjarbaru 31.448 0,84
TOTAL 3.728.042 100,00
Tanah Laut
Tanah Bumbu 10%
13%
Tabalong Kotabaru
10% 26%
Hulu
Sungai
Utara
Barito Banjar
2% Tapin
Kuala 12%
6%
6%
Hulu Sungai
Tengah
4%
Hulu Sungai
Selatan
5%
Sumber: RTRW Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2015-2035
2 Fisik Dasar
Topografi Kemiringan Lereng
2,000,000.00
1,800,000.00
1,600,000.00
1,400,000.00
1,200,000.00
1,000,000.00
800,000.00
600,000.00
400,000.00
200,000.00
0.00
HPT
7% HPK HL
8% 30%
KSA-KPA
HP 12%
43%
Banjarbaru 755
Banjarmasin 9,533
Balangan 70
Tanah Bumbu 68
Tabalong 69
Hulu Sungai Utara 243
Kepadatan penduduk tertinggi di Provinsi
Hulu Sungai Tengah 181
Kalimantan Selatan terdapat di Kota
Hulu Sungai Selatan 129
Banjarmasin yaitu sebesar 9.533 jiwa/km2.
Tapin 86
Barito Kuala 129 Sedangkan kabupaten/kota dengan tingkat
Banjar 121 kepadatan terendah pada tahun 2017 adalah
Kotabaru 35 Kabupaten Kotabaru dengan kepadatan
Tanah Laut 90
penduduk sekitar 35 jiwa/km2.
AIR BERSIH JUMLAH PELANGGAN, AIR DISALURKAN & NILAI AIR BERSIH
SUMBER AIR DAN PRODUKSI AIR TAHUN 2017
TAHUN 2017
AIR KABUPATEN / DANAU / MATA AIR /
KABUPATEN / NO SUNGAI LAINNYA TOTAL
NO PELANGGAN DISALURKAN NILAI (RP) KOTA WADUK AIR TANAH
KOTA
(M3) 1 Tanah Laut 1.058.909 870.912 48.211 0 1.978.032
1 Tanah Laut 48.450 1.202.126 3.206.072.850 2 Kotabaru 0 0 0 0 0
2 Kotabaru 15.758 4.296.964 12.626.142.700 3 Banjar * * * * *
3 Banjar 63.613 9.612.436 78.937.180.180 4 Barito Kuala 8.767.008 0 0 0 8.767.008
4 Barito Kuala 22.754 4.380.661 20.892.034.800 5 Tapin 4.546.141 40.256 0 0 4.586.397
5 Tapin 16.338 3.194.042 13.913.460.650 6 Hulu Sungai Selatan * * * * *
6 Hulu Sungai Selatan 15.382 4.767.794 14.012.338.550 7 Hulu Sungai Tengah 3.173.070 0 0 0 3.173.070
7 Hulu Sungai Tengah 15.858 3.173.070 19.756.125.400 8 Hulu Sungai Utara 5.114.106 0 0 0 5.114.106
8 Hulu Sungai Utara 24.117 5.146.467 25.030.010.100 9 Tabalong 0 0 0 0
9 Tabalong 19.245 4.107.113 20.322.591.000 10 Tanah Bumbu 6.251.253 0 0 0 6.251.253
10 Tanah Bumbu 19.377 7.885.990 21.413.056.605 11 Balangan 4.353.869 0 206.525 0 4.560.394
11 Balangan 20.244 4.560.394 21.413.056.605 12 Banjarmasin 35.559.242 0 0 18.037.634 53.596.876
12 Banjarmasin 172.139 36.785.308 14.035.350.500 13 Banjarbaru ** ** ** ** **
13 Banjarbaru * * * TOTAL 68.823.598 911.168 254.736 18.037.634 88.027.136
TOTAL 453.275 89.112.365 265.557.419.940
Kerikil, 25.72
Diaspal, 59.73
Rusak Berat,
17.03 Baik, 39.71
Rusak, 24.61
Sedang, 18.65
PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN
Kondisi maksimum suatu ekosistem
untuk menampung komponen biotik
(makhluk hidup) yang terkandung di
Carrying Capacity dalamnya, dengan juga
(Daya Dukung) memperhitungkan faktor lingkungan
dan faktor lainnya yang berperan di
alam.
SISTEM
Analisis Kebijakan
Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities and
Treats), yaitu analisis kebijakan strategis yang
mengkombinasikan faktor internal dan faktor eksternal
dalam pengelolaan suatu manajemen tertentu.
JENIS TANAH
WILAYAH
WILAYAH POTENSIAL
PERLINDUNGAN PENGEMBANGAN
Pemerintah
Provinsi
(Top - Down)
PENYUSUNAN RTR
KAWASAN
Pihak Konsultan STRATEGIS PROVINSI
(Top - Down)
(KSP) PEGUNUNG
MERATUS
Pemerintah Kabupaten,
Aspirasi Masyarakat
& Swasta
(Botom - Up)
B. KEBIJAKAN: PENCEGAHAN DAMPAK NEGATIF KEGIATAN MANUSIA YANG DAPAT MENIMBULKAN KERUSAKAN KAWASAN LINDUNG
Strateginya terdiri atas:
1. Melakukan upaya pencegahan dan penindakan terhadap kegiatan illegal dalam Kawasan Lindung;
2. Menyelenggarakan upaya terpadu untuk mencegah dan mengurangi pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah yang mempengaruhi Kawasan
Lindung;
3. Memperluas tutupan vegetasi lahan dan meningkatkan pemeliharaan tegakan serta kanopi tumbuhan; dan
4. Mengurangi secara bertahap tingkat emisi karbon dan efek gas rumah kaca.
C. KEBIJAKAN: PENINGKATAN FUNGSI KAWASAN LINDUNG UNTUK MEMPERTAHANKAN & MENINGKATKAN KESEIMBANGAN EKOSISTEM,
LINGKUNGAN HIDUP, KEANEKARAGAMAN HAYATI, KEUNIKAN BENTANG ALAM DAN DAYA DUKUNG
Strateginya terdiri atas:
1. Menetapkan kawasan strategis provinsi berfungsi lindung;
2. Mencegah dan membatasi pemanfaatan ruang dalam bentuk pengembangan sarana dan prasarana maupun pengolahan lahan di dalam dan di sekitar
Kawasan Strategis Provinsi yang berpotensi mengurangi fungsi lindung kawasan;
3. Memelihara dan mengembangkan zona penyangga yang memisahkan kawasan lindung dengan kawasan budidaya terbangun di sekitar Kawasan Strategis
Provinsi;
4. Merehabilitasi dan merestorasi fungsi lindung kawasan yang menurun akibat dampak pemanfaatan ruang yang berkembang di dalam dan di sekitar
Kawasan Strategis Provinsi;
5. Melestarikan keaslian fisik serta mempertahankan keseimbangan ekosistem Kawasan Lindung; dan
6. Mengembangkan kegiatan ilmu pengetahuan, teknologi dan kepariwisataan daerah untuk memperkuat kelestarian Kawasan Lindung.
4 Kedudukan dan Peran Kawasan Pegunungan Meratus
A. KAWASAN LINDUNG
1. Kawasan Hutan Lindung Pegunungan Meratus yang membujur dari utara
sampai ke selatan dan sebagian wilayah barat dan timur dari wilayah
Provinsi Kalimantan Selatan. Kawasan ini tersebar di Kabupaten Balangan,
Banjar, Banjarbaru, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Kotabaru,
Tabalong, Tanah Bumbu, Tanah Laut dan Tapin.
2. Di dalam Kawasan Hutan Lindung sebagaimana dimaksud di atas terdapat:
Kawasan Gambut seluas kurang lebih 882 Ha di Kabupaten Banjar;
Kawasan Perikanan seluas kurang lebih 68 Ha di Kabupaten Tanah
Laut;
Kawasan Industri seluas kurang lebih 87 Ha di Kabupaten Tanah Laut
Kawasan Peruntukan Lain seluas kurang lebih 875 Ha tersebar di
Kabupaten Balangan, Banjar, Hulu Sungai Selatan, Kotabaru, Tanah
Bumbu, Tanah Laut, dan Tapin;
Kawasan Permukiman seluas kurang lebih 4.556 Ha tersebar di
Kabupaten Balangan, Banjar, Banjarbaru, Hulu Sungai Selatan, Hulu
Sungai Tengah, Kotabaru, Tanah Bumbu dan Tapin;
Kawasan Pertanian Lahan Basah seluas kurang lebih 691 Ha tersebar
di Kabupaten Tabalong dan Tanah Laut;
Kawasan Pertanian Lahan Kering seluas kurang lebih 1.335 Ha di
Kabupaten Tanah Laut; dan
Kawasan Tanaman Tahunan seluas kurang lebih 19.440 Ha tersebar di
Kabupaten Balangan, Banjar, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah,
Kotabaru, Tabalong, Tanah Bumbu, Tanah Laut, dan Tapin.
3. Kawasan Bergambut seluas kurang lebih 882 Ha termasuk di dalam
kawasan hutan lindung terdapat di Kabupaten Banjar.
4. Kawasan Resapan Air meliputi seluruh kawasan hutan lindung.
A. KAWASAN INTI
yaitu seluruh Pegunungan Meratus
dengan luas 515.066,78 Ha.
Alasanya: sebagai satu kesatuan
kawasan hutan lindung
B. KAWASAN PENYANGGA
yaitu Kawasan di sekitar Kawasan
Inti yang berdampak langsung
terhadap Kawasan inti dengan luas
607.286,54 Ha.
Alasan: sebagai Kawasan yang
memiliki jarak tertentu dan pengaruh
serta berdampak langsung terhadap
Kawasan inti
Kelemahan: Kawasan Inti sangat luas
dan homogen dengan skala yang
cukup besar (1:5.000 atau 1:25.000)
6 Usulan Delineasi Awal KSP Pegunungan Meratus
USULAN DELINEASI ALTERNATIF - 2
A. KAWASAN INTI
yaitu: seluruh Suaka Alam - Kawasan
Pelestarian Alam (SA-KPA) dengan
luas 116.427,35 Ha.
Alasan: satu kesatuan KPA dapat
dipetakan dalam skala 1:5.000 atau
1:25.000
B. KAWASAN PENYANGGA
yaitu: kawasan di luar Kawasan Inti
yang berdampak langsung dan tidak
langsung terhadap Kawasan inti
dengan luas 1.005.925,96 Ha.
Alasan: Kawasan yang memiliki
dampak langsung dan tidak langsung
A. KAWASAN INTI
yaitu: seluruh Suaka Alam - Kawasan
Pelestarian Alam (SA-KPA) dan KSPN
(Kawasan Strategis Pariwisata Nasional)
yang masuk dalam Pegunungan Meratus
dengan luas 143.482,92 Ha.
Alasan: satu kesatuan KPA dan KSPN
dapat dipetakan dalam skala 1:5.000
atau 1:25.000
B. KAWASAN PENYANGGA
yaitu: Kawasan di luar Kawasan Inti yang
berdampak langsung dan tidak langsung
terhadap Kawasan inti dengan luas
978.870,40 Ha.
Alasan: Kawasan yang memiliki dampak
langsung dan tidak langsung
Kelemahan: Sebagian besar
Pegunungan Meranti termasuk dalam
Kawasan Penyangga.
6 Usulan Delineasi Awal KSP Pegunungan Meratus
USULAN DELINEASI ALTERNATIF – 4
(USULAN PEMERINTAH DAERAH)
66