Anda di halaman 1dari 1

KPAI Kecam Guru Kenyut Bibir di Sukabumi: Langgar Norma Kesusilaan

oleh dedi hendrian, 18 November 2018

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Seharusnya, ada banyak cara yang bisa dilakukan
mengecam tindakan guru cabul di SDN Ranji, para guru jika ingin memberikan reward seperti
Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi. pujian, mengelus kepala siswa, mengacungkan 2
Aksi guru olahraga berinisial U ini mulai terungkap jempol, atau memberikan catatan tertulis di kertas
ketika ada salah satu korban mengadu ke orang kerja/kerta tugas ataupun raport peserta didik.
tuanya. “Ini bisa saja merupakan modus baru bagi si guru
Oknum guru olahraga tersebut telah mengakui, dengan dalih memberikan reward kepada peserta
perbuatannya itu dilakukan semata-mata hanya didiknya. Si guru pastinya tahu bahwa mencium
reward atau hadiah, bukan bermaksud pelecehan bibir siswa adalah melanggar kepatutan dan norma
seksual. Namun, kini yang bersangkutan telah kesusilaan. Reward seharusnya tidak dalam wujud
dipindahtugaskan ke sekolah lain. atau bentuk sentuhan fisik seperti itu,” tuturnya.
“Kami mengecam keras aksi kenyut bibir terhadap Retno kemudian mendesak agar sanksi yang
siswa. Apapun alasannya tidak tepat. Jika sebagai diberikan kepada oknum guru cabul itu yaitu
reward, mengapa tidak dalam bentuk lain yang dipindahkan ke dinas lain sehingga berhenti
lebih edukatif,” ujar Ketua KPAI, Susanto ketika menjadi guru.
dihubungi, Minggu (18/11). “Guru seperti itu seharusnya mendapatkan sanksi
Sementara itu, anggota KPAI Retno Listyarti juga bukan dimutasi ke sekolah lain, karena anak lain di
tak sependapat apabila reward yang diberikan guru tempat tugas barunya juga akan berpotensi menjadi
kepada muridnya dalam bentuk kenyut bibir. Ia korban juga, jadi seharusnya dipindahkan ke dinas
menilai, aksi oknum guru tersebut tidak lazim dan lain atau staf (pegawai struktural) di dinas
berpotensi ke arah pelecehan seksual. pendidikan, jangan menjadi guru lagi,” pungkasnya.

Anda mungkin juga menyukai