A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan tentang “Sistem Manufacturing Modern”.
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan dapat:
Mampu memberikan penjelasan tentang pengendalian aktivitas
produksi dan kapasitas
B. URAIAN MATERI
1
DOSEN PENGAMPU: RINI ALFATIYAH, S.T, M.T DAN SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T
b. Mengusahakan agar perusahaan dapat menggunakan modal
seoptimal mungkin.
c. Mengusahakan agar pabrik dapat menguasai pasar yang luas.
d. Untuk dapat memperoleh keuntungan yang cukup bagi perusahaan.
2. Fungsi perencanaan dan pengendalian produksi
Fungsi dari perencanaan dan pengendalian produksi adalah:
a. Meramalkan permintaan produk yang dinyatakan dalam jumlah
produk sebagai fungsi dari waktu.
b. Memonitor permintaan yang aktual, membandingkannya dengan
ramalan permintaan sebelumnya dan melakukan revisi atas ramalan
tersebut jika terjadi penyimpangan.
c. Menetapkan ukuran pemesanan barang yang ekonomis atas bahan
baku yang akan dibeli.
d. Menetapkan sistem persediaan yang ekonomis.
e. Menetapkan kebutuhan produksi dan tingkat persediaan pada saat
tertentu.
f. Memonitor tingkat persediaan, membandingkannya dengan
rencana persediaan, dan melakukan revisi rencana produksi pada
saat yang ditentukan.
g. Membuat jadwal produksi, penugasan, serta pembebanan mesin
dan tenaga kerja yang terperinci.
2
DOSEN PENGAMPU: RINI ALFATIYAH, S.T, M.T DAN SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T
produksi (master production schedule), dan perencanaan kebutuhan
distribusi (distribution requirement planning).
3. Perencanaan jangka pendek (short range planning)
Perencanaan jangka pendek berupa kegiatan penjadwalan perakitan produk
akhir (final assembly schedule), perencanaan dan pengendalian input-
output, pengendalian kegiatan produksi, perencanaan dan pengendalian
purchase, dan manajemen proyek.
3
DOSEN PENGAMPU: RINI ALFATIYAH, S.T, M.T DAN SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T
4. Rekayasa manufaktur (manufacturing engineering) adalah kegiatan
perancangan, operasi, dan pengendalian proses manufaktur.
5. Sistem manufaktur (manufacturing system) adalah suatu organisasi yang
melaksanakan berbagai kegiatan manufaktur yang saling berhubungan,
dengan tujuan menjembatani fungsi produksi dengan fungsi-fungsi lain di
luar fungsi produksi, agar dicapai performansi produktivitas total sistem
yang optimal, seperti : waktu produksi, ongkos, dan utilitas mesin.
Aktivitas sistem manufaktur termasuk perancangan, perencanaan,
produksi, dan pengendalian. Fungsi lain di luar sistem manufaktur, yaitu:
akuntansi, keuangan, dan personel.
5
DOSEN PENGAMPU: RINI ALFATIYAH, S.T, M.T DAN SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T
Karak
MTS ATO MTO ETO
Teristik
Tidak
Keluarga punya
Customized
Produk Standard produk keluarga
total
tertentu produk,
customized
Tidak
Kebutuhan Dapat dapat
produk diramalkan dira
malkan
Tidak
Dapat dapat
Kapasitas
direncanakan diren
canakan
Tidak
penting
Waktu produksi Penting Penting Sangat penting
bagi
pelanggan
Kunci Perakitan Fabrikasi,
Logistik Seluruh proses
persaingan akhir perakitan akhir
Kompleksitas Manufaktur Engi
Distribusi Perakitan
Operasi komponen neering
Ketidakjelasan
Terendah Tertinggi
Operasi
Fokus Kontrak
Marketing/
manajemen Inovasi Kapasitas order
distribusi
puncak pelanggan
Fokus MPS Shop Mana
Kontrol
manajemen dan floor jemen
stock
menengah order control, proyek
6
DOSEN PENGAMPU: RINI ALFATIYAH, S.T, M.T DAN SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T
pelanggan pelanggan
Tabel 1.2. Perbedaan antara Sistem Produksi MTO Repetitif & Non-Repetitif
Repetitif Repetitif
Pesanan
tidak
Pesanan
berulang
berulang
Karakteristik atau
dalam
pesanan berulang
waktu
dalam
singkat
jangka
panjang
Dilakukan
dengan
meningkatkan
efisiensi Dilakukan
Tindakan
setup dengan
untuk
dan meningkatkan
mengulang
mengatur efisiensi
setup
order setup
yang
akan
diproses
7
DOSEN PENGAMPU: RINI ALFATIYAH, S.T, M.T DAN SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T
Kedua sistem MTO ini umumnya memiliki sistem produksi job shop, agar bisa
mengakomodasikan order dengan ukuran yang kecil dan spesifikasi setiap order
yang berbeda. Akan tetapi, untuk beberapa sistem manufaktur MTO yang
berperan sebagai sub-kontraktor dapat memiliki sistem produksi flow shop, karena
adanya kesamaan proses dalam sistem order yang diterima, misalnya sub-
kontraktor produk semi konduktor, perusahaan pembuat tirai alumunium untuk
jendela rumah dengan berbagai ukurannya, dan pabrik pengolahan karet alami.
Sistem produksi flow shop umumnya merupakan sistem produksi untuk sistem
manufaktur make to stock (MTS) yang cenderung untuk memproduksi produk-
produk dalam jumlah besar dan variasi yang sedikit. Pada sistem manufaktur
MTS, peningkatan performansi stasiun kerja dilakukan dengan memeperbaiki cara
kerja yang dilakukan di setiap stasiun. Sistem manufaktur MTO dapat juga
memiliki sistem produksi flow shop, tetapi peningkatan performansi stasiun kerja
tidak hanya dilakukan dengan memperbaiki cara kerja melainkan juga dengan
mengatur urutan order-order yang akan diproses. Parameter-parameter lain yang
membedakan sistem MTO repetitif dengan sistem MTS dapat dilihat pada tabel
1.3.
MTO
MTS
Repetitif
Flow Shop
Flow Shop
8
DOSEN PENGAMPU: RINI ALFATIYAH, S.T, M.T DAN SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T
demand yang sesuai
Tidak
Persediaan ada
produk (siklus ada
jadi pemesanan
besar)
Saat
Sesuai
mulai Jika ada
hasil
proses pesanan
peramalan
produksi
Tergantung Sesuai
Jumlah
hasil
yang jumlah perencanaan
diproduksi
pesanan produksi
Perencanaan
Perencenaan Perencanaan jumlah
produksi yang
kapasitas
diproduksi
Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan bahwa sistem produksi untuk sistem
manufaktur MTO dapat berupa job shop maupun flow shop yang ditentukan oleh
karakteristik urutan pengertian setiap order. Sistem MTO repetitif memiliki
sistem produksi job shop, apabila urutan pengerjaannya tidak mengikuti suatu
aliran urutan pengerjaan tertentu, sedangkan sistem produksi flow shop diterapkan
jika urutan pengerjaan setiap order mengikuti urutan pengerjaan tertentu. Sistem
MTO repetitif job shop dengan urutan pengerjaan yang tidak mengikuti aliran
tertentu mempunyai variasi urutan pengerjaan yang lebih tinggi dibandingkan
MTO repetitif flow shop, sehingga perkiraan saat order akan diproses di stasiun
kerja tertentu untuk MTO repetitif job shop akan relatif lebih komplek
dibandingkan dengan MTO repetitif flow shop.
1. Volume produksi
a. Produksi massa
Laju serta tingkat produksi pada produksi massa umumnya tinggi, permintaan
terhadap produk yang dihasilkan tinggi, dan peralatan umumnya mempunyai
fungsi khusus. Keahlian tenaga kerja tidak terlalu tinggi sebagai akibat dari
fungsi peralatan yang khusus.
b. Produksi batch
2. Aliran produksi
Pada tipe project, material, tools, dan personel dialokasikan pada produk yang
dibuat. Secara ekstrim dikatakan bahwa tidak ada aliran produk pada tipe ini,
tetapi masih terdapat urutan operasi. Bentuk operasi pada project digunakan
ketika terdapat kebutuhan khusus/spesial yang memerlukan kreativitas dan
keunikan. Hal ini sulit diotomasikan pada proses manufaktur, karena hanya
dilakukan satu kali. Project memerlukan biaya tinggi dengan perencanaan dan
pengendalian yang sulit, sebab berat pada tahap definisi initial dengan tingkat
10
DOSEN PENGAMPU: RINI ALFATIYAH, S.T, M.T DAN SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T
perubahan-perubahan dan inovasi yang tinggi.
Pada proses job shop, man dan machine dikelompokkan menjadi stasiun kerja
(semua bor pada satu stasiun kerja, gerinda, dan sebagainya). Aliran produk
dan job hanya pada stasiun kerja yang dibutuhkan. Keuntungannya, dengan
mesin yang berfungsi umum (general-purpose equipment) dan operator
berketerampilan tinggi membuat proses manufaktur job shop fleksibel dalam
merespon perubahan disain dan volume pesanan konsumen. Kerugiannya,
tidak efisien
c. Flow Shop, meliputi: small batch line flow, large batch (repetitive) line
flow, dan continuous line flow.
Flow Shop disusun dari stasiun kerja dalam urutan operasi untuk membuat
produk. Semua produk mengikuti standar produk yang ditentukan. Lintas
rakitan automobile merupakan contoh bagus untuk proses flow shop.
11
DOSEN PENGAMPU: RINI ALFATIYAH, S.T, M.T DAN SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T
Shop Batch Batch (Repe Conti
Flow
Fixed position layout disebut juga layout dengan posisi tetap. Artinya
pengaturan fasilitas produksi dalam membuat produk, dengan meletakkan
produk yang dibuat tetap atau tidak dipindah-pindah. Mesin, karyawan, dan
fasilitas produksi lain yang berpindah mengelilingi produk yang dikerjakan
sesuai dengan kebutuhan. Contoh: pembuatan produk pesawat terbang, kapal
laut, dan lain-lain. Fixed position layout dapat dilihat pada gambar 1.4a.
b. Process layout
12
DOSEN PENGAMPU: RINI ALFATIYAH, S.T, M.T DAN SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T
fasilitas produksi di dalam pabrik didasarkan atas fungsi bekerjanya setiap
mesin atau fasilitas produksi yang ada. Mesin atau fasilitas yang memiliki
fungsi yang sama dikelompokkan dan diletakkan pada tempat yang sama.
Layout ini biasanya digunakan untuk membuat barang yang beragam. Dalam
layout ini arus barang selalu berubah, tergantung pada kebutuhan mesin yang
digunakan untuk membuat suatu produk. Contoh: berbagai produk dan besi.
Process layout dapat dilihat pada gambar 1.4b.
Product flow layout disebut juga layout garis. Artinya pengaturan letak
mesin-mesin atau fasilitas produksi dalam suatu pabrik didasarkan atas
urut-urutan proses produksi dalam membuat suatu produk. Produk yang
dikerjakan setiap hari selalu sama dan arus produk yang dikerjakan juga
selalu sama, seolah-olah menyerupai garis, meskipun tidak selalu berupa
garis lurus.
(a) fixed position layout, (b) Process layout (c) Product flow layout
13
DOSEN PENGAMPU: RINI ALFATIYAH, S.T, M.T DAN SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T
b. Disagregasi rencana agregat
c. Penentuan planned order releases
3. Issues perencanaan pelaksanaan
a. Dispaching planned order releases
b. Day-by-day basis
c. Minimizing manufacturing lead time and work in process
a. Adanya rangkaian proses produksi yang terdiri atas beberapa macam pusat
kerja dan diatur dengan menggunakan komputer. Biasanya dengan CNC
Machines.
b. Pengangkutan barang dilakukan secara otomatis, biasanya dengan AGV
atau Automated Guided Vehicles.
c. Bongkar muat dan pengambilan barang dilakukan secara otomatis,
biasanya dengan AS/AR atau Automated Storage and Retreival System.
AMS merupakan perusahaan yang akan mencapai keuntungan yang dicapai FMS
tetapi tanpa otomasi intensif. AMS lebih merupakan sebuah filosofis dibanding
sekumpulan hardware. Dalam satu industri, AMS biasa akan menggunakan JIT
(Just in Time), pada shop floor pada saat eksekusi, sebab teknologinya dapat
dipakai dengan biaya yang efektif (cost efective). Secara umum, AMS merupakan
sistem manufaktur yang mempunyai kapabilitas yang lengkap dalam merespon
14
DOSEN PENGAMPU: RINI ALFATIYAH, S.T, M.T DAN SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T
permintaan konsumen.
C. Rangkuman
1. Perencanaan dan pengendalian produksi merupakan perencanaan kegiatan-
kegiatan produksi, agar apa yang telah direncanakan dapat terlaksana
dengan baik.
2. Tujuan utama perencanaan dan pengendalian produksi adalah
memaksimumkan pelayanan bagi konsumen, meminimumkan investasi
pada persediaan, perencanaan kapasitas, pengesahan produksi dan
pengesahan pengendalian produksi, persediaan dan kapasitas,
penyimpanan dan pergerakan material, peralatan, routing dan proses
planning.
3. Sistem pengendalian dan perencanaan produksi dalam sistem manufaktur
terbagi ke dalam tiga tingkatan, yaitu perencanaan jangka panjang (long
15
DOSEN PENGAMPU: RINI ALFATIYAH, S.T, M.T DAN SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T
range planning), perencanaan jangka menengah (medium range planning),
dan perencanaan jangka pendek (short range planning).
4. Perencanaan dan pengendalian produksi pada sistem manufaktur
dipengaruhi oleh bentuk tipe produksinya, yaitu Make to Stock (persediaan
dibuat dalam bentuk produk akhir yang siap dipak), Make to Order
(mempunyai persediaan tetapi hanya dalam bentuk desain produk dan
beberapa bahan baku standar, sesuai dengan produk yang telah dibuat
sebelumnya), Assemble to Order (semua subassembly masuk pada
persediaan), dan Engineering to Order (tidak ada persediaan, produk
belum dibuat sebelum ada order).
5. Perencanaan dan pengendalian produksi pada sistem manufaktur
dipengaruhi pula oleh jenis volume produksi (produksi massa, produksi
batch, produksi job shop), aliran produksi (fixed Site/project) job shop
/jumbled flow, flow shop), dan tata letak (fixed position layout, process
layout, product flow layout).
6. Disain proses manufaktur baru, yaitu Flexible Manufacturing System
(FMS) dan Agile Manufacturing System (AMS) merupakan sistem
manufaktur yang berkembang guna merespon permintaan konsumen.
C. LATIHAN SOAL/TUGAS
1. Jelaskan yang dimaksud dengan pengendalian aktivitas produksi dan
kapasitas!
2. Berilah contoh aplikasi pengendalian aktivitas produksi dan
kapasitas!
D. DAFTAR PUSTAKA
17
DOSEN PENGAMPU: RINI ALFATIYAH, S.T, M.T DAN SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T