Anda di halaman 1dari 7

ANALISA SINTESA

PERAWATAN KATETER URINE PADA PASIEN DENGAN RETENSI


URINE DI RUANG FLAMBOYAN 9 RSUD Dr. MOEWARDI KOTA
SURAKARTA

Disusun Oleh :

DESY KARUNIAWATI

NIM : P2722019196

PROGRAM PROFESI NERS


POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
TAHUN 2019
ANALISA SINTESA
PERAWATAN KATETER URINE PADA PASIEN DENGAN RETENSI
URINE DI RUANG FLAMBOYAN 9 RSUD Dr. MOEWARDI KOTA
SURAKARTA

Hari : Selasa

Tanggal : 10 Desember 2019

Jam : 09.30 WIB

A. Keluhan Utama

Pasien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah, pasien terpasang


irigasi kateter sejak tanggal 1 Desember 2019

B. Diagnosa Medis

Retensi Urine

C. Diagnosa Keperawatan

Resiko infeksi b.d pemasangan kateter

D. Data Yang mendukung diagnosa keperawatan

DS : Pasien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah, pasien


terpasang irigasi kateter sejak tanggal 1 Desember 2019

DO :

KU pasien cukup, kesadaran composmentis, leukosit 9,8 ribu/uL

TD : 119/76 mmHg

N : 116x/menit
S : 36,2 C

RR : 20x/menit

E. Dasar Pemikiran
Perawatan kateter urin sangat penting dilakukan pada pasien dengan tujuan
untuk mengurangi dampak negatif dari pemasangan kateterisasi urin
seperti infeksi dan radang pada saluran kemih (Marilyn, 2007).
Mempertahankan sistem drainase urin tertutup merupakan tindakan yang
penting untuk mengontrol infeksi. Perawatan kateter secara tertutup dapat
mengurangi infeksi, hal ini banyak membantu menurunkan angka infeksi
saluran kemih setelah pemasangan keteter (Furqan, 2004). Tindakan
perawatan yang khusus sangat penting untuk mencegah infeksi pada
pasien yang terpasang kateter (Smeltzer, 2004). Perawatan kateter
sangat penting untuk mencegah terjadinya komplikasi akibat
pemasangan kateter dan menjaga agar kateter tetap berfungsi
secara normal. Tanpa dilakukan perawatan maka akan muncul
berbagai permasalahan diantaranya dapat menyebabkan
timbulnya endapan pada saluran kateter, pembentukan sekresi
atau krusta pada tempat insersi kateter merupakan sumber
iritasi dan potensi infeksi, terpajannya kulit oleh urine secara
terus menerus meningkatkan resiko iritasi dan infeksi
(Potter dan perry, 2005).
F. Prinsip tindakan keperawatan

1. Saling percaya dan klien kooperatif

2. Persiapan diri (perawat) dan persiapan pasien


Tindakan :
Langkah-langkah :
1. Membina hubungan saling percaya.
2. Menjelaskan maksud dan tujuan maksud dan tujuan prosedur
perawatan kateter
3. Persiapan sarung tangan steril, kapas steril, bethadine, bengkok,
perlak, alas,
4. Perhatikan penerangan ruangan dan tutup tirai serta pintu kamar
pasien,
5. mencuci tangan dengan benar,
6. membawa alat-alat kesamping tempat tidur pasien,
7. memasang alas dibawah pantat pasien
8. mengatur posisi pasien recumbent pria supine,
9. menyiapkan dan membuka alat-alat steril, memakai sarung tangan
steril,
10. bersihkan ujung kateter dekat meatus sepanjang 10 cm dengan arah
melingkar kekanan, pegang daerah dibawah glands penis dengan ibu
jari dan telunjuk preputium ditarik kebawah, sedangkan pada pria
pegang daerah dibawah glands penis dengan ibu jari dan telunjuk
preputium ditarik kebawah, bersihkan daerah melingkar dari sebelah
dari sebelah dalam keluar minimal 3x,
11. bersihkan ujung kateter dekat dengan meatus sepanjang 10 cm
dengan arah melingkar keluar,
12. beri posisi yang nyaman bagi pasien, rapikan alat-alat.
13. Mengucapkan salam dan berterimakasih
G. Analisis tindakan

Kolonisasi bakteri (bakteriuria) akan terjadi dalam waktu dua


minggu pada separuh dari pasien pasien yang menggunakan kateter urine,
dan dalam waktu empat hingga enam minggu sesudah pemasangan
kateter pada hampir semua pasien. Pemasangan kateter akan menurunkan
sebagian besar daya tahan alami pada saluran kemih bagian bawah
dengan menyumbat saluran di sekeliling uretra, mengiritasi mukosa
kandung kemih dan menimbulkan jalur masuknya kuman ke dalam
kandung kemih. Tujuan perawatan kateter adalah mencegah
terhadap terjadinya infeksi dan menjaga higienen pasien
serta mencegah agar tidak menjadi komplikasi (Potter dan
perry, 2005).

H. Bahaya dilakukanya tindakan

1. Bahaya
Tidak terjalinnya hubungan saling percaya antara perawat dan klien
sehingga perawatan yang diberikan tidak dapat terlaksana dengan
baik.
2. Pencegahan
Dibutuhkan ketelitian dalam melakukan tindakan aseptik, agar
pasien tidak terkena infeksi saluran kemih.
I. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan

1. Monitor KU dan TTV.

2. Lakukan perawatan irigasi kateter dengan teknik steril secara berkala

3. Anjurkan klien menjaga kebersihan genetalia

4. Kolaborasi dalam pemberian terapi obat.

J. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan tindakan

S : pasien mengatakan lega

O :keadaan umum : cukup, kesadaran composmentis, pasien tampak


kooperatif , leukosit 9,8 ribu/uL, selang kateter tampak bersih

TD : 119/76 mmHg

N : 116x/menit

S : 36,2 C

RR : 20x/menit

A : Masalah belum teratasi


P : Lanjutkan intervensi:

1. Monitor KU dan TTV.

2. Lakukan perawatan irigasi kateter dengan teknik steril secara berkala

3. Anjurkan klien menjaga kebersihan genetalia

4. Kolaborasi dalam pemberian terapi obat.

K. Evaluasi diri

Tindakan ini telah dilakukan sesuai prosedur dan prinsip dengan benar. Saya
merasa puas memberikan perawatan irigasi kateter pada pasien.

L. Daftar pustaka

1. Brunner & Suddarth, (2008). Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8.


Jakarta: EGC Furqan (2004). Evaluasi Biakan Urin Pada Penderita Bph
Setelah Pemasangan Kateter Menetap Pertama Kali. Bandung: Alfabeta

2. Kasmad, (2007). Hubungan Antara Kualitas Perawatan Kateter Dengan


Kejadian Infeksi Nosokomial Saluran Kemih. ejournal Undip, Volume 1
Nomor 1 Litbang KemKes RI (2011), Profil Kesehatan 2011. Jakarta

3. Marilyn, (2007). Teknik Prosedural keperawatan Konsep dan Aplikasi


Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika

4. Nursalam, (2008). Manejemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik


keperawatan Profesional Edisi Profesional. Jakarta: Salemba Medika

5. Nursalam, (2008). Manejemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik


keperawatan Profesional Edisi Profesional. Jakarta: Salemba Medika

6. Nursalam. (2005). Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika


7. Potter, P.A, dan Perry, A.G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan :
Konsep, Proses, dan Praktik. Edisi 4.Volume 2.Alih Bahasa: Renata
Komalasari,dkk.Jakarta:EGC. (2005)

8. Potter, (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: konsep, Proses, dan


Praktik. Jakarta: EGC.

9. Riyadi, Evelyn C, (2008), Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis,


Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Sofyan, Widya. (2014). Pengaruh
Perawatan Kateter Urine Indwelling Modelamerican Association Of
Critical Care Nurses (Aacn)Terhadap Bakteriuria Di Rsu Raden Mattaher
Jambi. Depok: Jurnal Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.

10. Zahra, F. (2012). Sistem Perkemihan. http://www.slideshare.netfatima


hzahra3990/ sistem-perkemihanpower-point Diakses tanggal 22 Maret
2014

Clinical Instructure (CI) Mahasiswa

(..........................................) Desy Karuniawati


NIP. NIM : P27220019196

Anda mungkin juga menyukai