Dosen Pembimbing:
Oleh :
201910401011011
FAKULTAS KEDOKTERAN
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Pinggang atau dalam Bahasa inggir dikenal sebagai low back merupakan bagian
dari unit struktural berbagai sikap tubuh dan gerakan. Secara anatomik pinggang adalah
daerah tulang belakang L-1 hingga seluruh tulang sacrum dan otot-otot sekitarnya.
Pinggang memiliki fungsi yang sangat penting yaitu membuat tubuh berdiri tegak,
kelainan yang menyebabkan aktivitas terbatas dengan keluhan berupa nyeri atau rasa
tidak nyaman disebut juga sebagai nyeri pinggang (low back pain / LBP). Berdasarkan
The Global Burden of Disease 2010 Study dalam Jurnal Anastesi Perioperatif 2015
Nyeri punggung bawah banyak dikeluhkan oleh banyak pekerja dan ibu rumah
tangga serta tenaga kesehatan. Dibuktikan dengan prevalensi kejadian nyeri punggung
selama satu tahun di negara barat 36,2–57,9%, sedangkan di negara Asia adalah 36,8–
69,7%. Beberapa penelitian melaporkan faktor risiko nyeri punggung bawah pada
tenaga kesehatan di negara barat antara lain adalah usia, jenis kelamin, kebiasaan
merokok, bekerja penuh waktu, body mass index (BMI), lama bekerja di keperawatan,
frekuensi mengangkat beban berat, unit keperawatan, beban kerja, dan juga dukungan
Hernia Nukleus Pulposus merupakan salah satu dari sekian banyak “Low Back
Pain” akibat proses degeneratif. Penyakit ini banyak ditemukan di masyarakat, dan
1
biasanya dikenal sebagai ‘loro boyok’. Biasanya mereka mengobatinya dengan pijat
urat dan obat-obatan gosok, karena anggapan yang salah bahwa penyakit ini hanya
sakit otot biasa atau karena capek bekerja. Penderita penyakit ini sering mengeluh sakit
pinggang yang menjalar ke tungkai bawah terutama pada saat aktifitas membungkuk
beban yang berat dan sering membungkuk. Dalam laporan kasus ini akan dibahas
mengenai pasien yang mengalami HNP dan teori yang berhubungan mengenai LBP
2
BAB II
LAPORAN KASUS
Pendidikan : SMA
Suku : Jawa
2.2 Anamnesis
Keluhan utama :
Nyeri pinggang
RPS :
Nyeri pinggang kanan dirasakan sejak ± 6 tahun lalu saat pasien sedang hamil
6 bulan anak ke 3. Nyeri pinggang seperti ditusuk benda tajam hilang timbul terutama
saat pasien sedang kelelahan. Nyeri juga memberat saat pasien berlari, berdiri terlalu
lama, mengejan, batuk, perubahan posisi dari jongkok ke berdiri, dan saat naik tangga.
3
Nyeri dirasakan hanya disatu tempat saja. pasien mengaku jika diberi skala, nyeri
mencapai 7-8 dan nyeri menjalar dipaha belakang hingga lutut hanya timbul saat
pasien mengangkat kaki dengan sekuat tenaga. Nyeri berkurang apabila pasien
Pasien mengaku pernah trauma (kecetit) saat bermain voli 19 tahun lalu, 3
tahun kemudian muncul benjolan di pinggang dengan ukuran seperti telur ayam, tidak
bisa digerakkan dan ukuran tetap selama 16 tahun ini. Benjolan juga terasa nyeri dan
panas apabila pasien sedang tidak enak badan atau kelelahan. Benjolan tersebut
sering dipijat pasien agar keluhan nyeri berkurang. Pasien menyangkal adanya mual,
muntah, sakit kepala, geringgingan, maupun kekakuan pada tangan dan kaki. BAK dan
RPD:
Gastritis
HT – & DM –
Riw Pengobatan : -
Riw alergi :
RPK : -
RP.Sos : -
4
2.3 Pemeriksaan Fisik
Vital Sign :
Status Generalis
Abdomen : soefl, Nt - , BU + N
Pemeriksaan Neurologis
5
Nervus II, III : RC -/-, PBI, Nervus XI : dbn
Ø3mm/3mm
Nervus XII : dbN
Nervus V : dbn
• Pattrick : -/-
Nervus VIII :
• Lasseq : -/-
N. Vestibularis : dbn
• Bragard : -/-
Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap :
1
o SGPT : 52 ul (12 – 78 ul)
2.4 Diagnosis
2.5 Terapi
- Ketolorac 3 x10
- Ranitidin 2 x 1
1
- Neurosanbe tab 2x1
2.6 Monitoring
2.7 KIE
2.8 Follow Up 1
2
• Motorik
5 5
4 5
4 5
4 5
4 5
• Reflek Fisiologis
Bpr +2/+2 Tpr +2/+2
Apr +2/+2 Kpr +2/+2
• Reflek Patologis
Babinski -/-
Gordon -/-
Hoffmen -/-
Trommer -/-
• Sensorik : dbn
• ANS : dbn
2.9 Follow Up 2
3
o Kernig (-)
o Brudzinski 1,2,3,4 (-)
• Nervus cranialis
Nervus I : dbn
Nervus II, III : RC -/-, PBI, Ø3mm/3mm
Nervus III, IV, VI: dbn
Nervus V : dbn
Nervus VII : dbn
Nervus VIII :
o Pmx n. Cochlearis : tidak dilakukan
o Pmx n. Vestibularis : dbn
Nervus IX, X : dbn
Nervus XI : dbn
Nervus XII : dbn
• Motorik
5 5
4 5
4 5
4 5
4 5
• Reflek Fisiologis
Bpr +2/+2 Tpr +2/+2
Apr +2/+2 Kpr +2/+2
• Reflek Patologis
Babinski -/-
Gordon -/-
Hoffmen -/-
Trommer -/-
• Sensorik : dbn
• ANS : dbn
4
2.10 Follow Up 2
• Reflek Fisiologis
Bpr +2/+2 Tpr +2/+2
Apr +2/+2 Kpr +2/+2
• Reflek Patologis
Babinski -/-
Gordon -/-
Hoffmen -/-
Trommer -/-
• Sensorik : dbn
5
• ANS : dbn
A/ HNP Lumbal
P/ Planning Dx : MRI Lumbosakral
Planning Tx :
- NaCl 0,9% 14tpm
- Ranitidin 2x25mg inj.
- Meloxicam 3 x 1 inj.
- Gabapentin 300 tab 1-0-1-0 p.o
- Mecobalamin 500mcq caps 3x1 p.o
- Neurosanbe 2x1 tab p.o
- Amitriptilin 25 mg tab o - ½ - o - ½ p.o
2.11 Follow Up 3
6
• Motorik
5 5
4 5
4 5
4 5
4 5
• Reflek Fisiologis
Bpr +2/+2 Tpr +2/+2
Apr +2/+2 Kpr +2/+2
• Reflek Patologis
Babinski -/-
Gordon -/-
Hoffmen -/-
Trommer -/-
• Sensorik : dbn
• ANS : dbn
A/ HNP Lumbal
P/ Planning Dx : MRI Lumbosakral
Planning Tx :
- NaCl 0,9% 14tpm
- Ranitidin 2x25mg inj.
- Meloxicam 3 x 1 inj.
- Gabapentin 300 tab 1-0-1-0 p.o
- Mecobalamin 500mcq caps 3x1 p.o
- Neurosanbe 2x1 tab p.o
- Amitriptilin 25 mg tab o - ½ - o - ½ p.o
7
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
Pinggang atau dalam Bahasa inggir dikenal sebagai low back merupakan bagian
dari unit struktural berbagai sikap tubuh dan gerakan. Secara anatomik pinggang adalah
daerah tulang belakang L-1 hingga seluruh tulang sacrum dan otot-otot sekitarnya.
Pinggang memiliki fungsi yang sangat penting yaitu membuat tubuh berdiri tegak,
kelainan yang menyebabkan aktivitas terbatas dengan keluhan berupa nyeri atau rasa
tidak nyaman disebut juga sebagai nyeri pinggang (low back pain / LBP). Berdasarkan
The Global Burden of Disease 2010 Study dalam Jurnal Anastesi Perioperatif 2015
Hernia Nukleus Pulposus merupakan salah satu dari sekian banyak “Low Back
Pain” akibat proses degeneratif. HNP (Hernia Nukleus Pulposus) adalah kondisi
keluarnya nukleus pulposus dari discus melalui robekan annulus fibrosus hingga keluar
ditemukan di masyarakat, dan biasanya dikenal sebagai ‘loro boyok’. Biasanya mereka
mengobatinya dengan pijat urat dan obat-obatan gosok, karena anggapan yang salah
8
bahwa penyakit ini hanya sakit otot biasa atau karena capek bekerja. Penderita penyakit
ini sering mengeluh sakit pinggang yang menjalar ke tungkai bawah terutama pada saat
Anatomi tulang belakang perlu diketahui agar dapat ditentukan elemen yang
terganggu pada timbulnya keluhan nyeri punggung bawah. Columna vertebralis adalah
pilar utama tubuh. Merupakan struktur fleksibel yang dibentuk oleh tulang-tulang tak
torakalis, 5 lumbal, 5 sakral, dan 4 vertebra koksigeus. Tulang vertebra ini dibungkus
oleh ligamentum dan tulang rawan satu sama lain. Bagian anterior kolumna vertebralis
terdiri dari korpus vertebra yang dihubungkan satu sama lain oleh diskus intervetebralis
bergerak kolumna vetebralis, dan sebagai shock absorber agar kolumna vetebralis tidak
cedera saat terjadi trauma.diskus intebralis terdiri dari lempengan rawan hialin.8
9
Gambar 3.1 Anatomi Tulang Vertebrae
Tulang vertebrae merupakan struktur kompleks yang secara garis besar terbagi
atas 2 bagian. Bagian anterior tersusun atas korpus vertebra, diskus intervertebralis
(sebagai artikulasi), dan ditopang oleh ligamentum longitudinale anterior dan posterior.
Sedangkan bagian posterior tersusun atas pedikel, lamina, kanalis vertebralis, serta
prosesus tranversus dan spinosus yang menjadi tempat otot penyokong dan pelindung
kolumna vertebrale. Bagian posterior vertebrae antara satu dan lain dihubungkan
dengan sendi apofisial (fascet joint).1 Tulang vertebrae ini dihubungkan satu sama
lainnya oleh ligamentum dan tulang rawan. Bagian anterior columna vertebralis terdiri
dari corpus vertebrae yang dihubungkan oleh diskus fibrokartilago yang disebut discus
longitudinalis posterior.2
10
Gambar 3.2 Vertebra Lumbal
Diskus ini paling tebal di daerah cervical dan lumbal, tempat dimana banyak terjadi
gerakan columna vertebralis, dan berfungsi sebagai sendi dan shock absorber agar
11
Discus intervertebralis terdiri dari lempeng rawan hyalin (Hyalin Cartilage
Plate), nukleus pulposus (gel), dan annulus fibrosus. Sifat setengah cair dari nucleus
dan kebelakang diatas yang lain, seperti pada flexi dan ekstensi columna vertebralis.
intervertebralis serta dua jenis jaringan penyokong yaitu ligamentum (pasif) dan otot
(aktif). Untuk menahan beban yang besar terhadap kolumna vertebrale ini stabilitas
daerah pinggang sangat bergantung pada gerak kontraksi volunter dan refleks otot-otot
Bertambahnya usia, kadar air nukleus pulposus menurun dan diganti oleh
fibrokartilago. Sehingga pada usia lanjut, diskus ini tipis dan kurang lentur, dan sukar
dibedakan dari annulus, serta aliran darah kediskus intervetebralis akan menurun,
12
- Degenerasi diskus intervertebralis
usia terjadi perubahan degeneratif yang mengakibatkan kurang lentur dan tipisnya
atau pecah. Hernia nucleus pulposus (HNP) kebanyakan juga disebabkan oleh karena
adanya suatu trauma derajat sedang yang berulang mengenai discus intervertebralis
trauma bersifat singkat, dan gejala ini disebabkan oleh cidera pada diskus yang tidak
terlihat selama beberapa bulan atau bahkan dalam beberapa tahun. Kemudian pada
generasi diskus kapsulnya mendorong ke arah medulla spinalis, atau mungkin ruptur
dan memungkinkan nucleus pulposus terdorong terhadap sakus doral atau terhadap
signifikan dapat terjadi pada pasien dengan kebiasaan merokok dan kurang olahraga.
Faktor posisi saat melakukan tindakan pelayanan kesehatan seperti anestesi, signifikan
menimbulkan nyeri punggung bawah. Dibawah beberapa faktor resiko yang dapat
13
Faktor risiko yang tidak dapat dirubah :
1. Pekerjaan dan aktivitas: duduk yang terlalu lama, mengangkat atau menarik
punggung, latihan fisik yang berat, paparan pada vibrasi yang konstan seperti
supir.
2. Olahraga yang tidak teratur, mulai latihan setelah lama tidak berlatih, latihan
Patofisiologi
fibrosus dan nukleus pulposus. Pada beberapa tempat, serat-serat fibroblastik terputus
dan sebagian rusak diganti oleh jaringan kolagen. Proses ini berlangsung secara terus
14
akan mengalami infiltrasi ke dalam ronggarongga tersebut dan juga mengalami
perubahan berupa penyusutan kadar air. Jadi tercipta suatu keadaan dimana di satu
pihak volume materi nukleus pulposus berkurang dan di pihak lain volume rongga
perlekatannya dan bagian yang terlepas akan berlipat. Lipatan akan mengalami fibrosis
Bila suatu ketika terjadi tekanan intradiskal yang tiba-tiba meningkat, tekanan
ini akan mampu mendorong nukleus pulposus keluar. Hal ini merupakan awal
terjadinya HNP lumbal. Menurut gradasi, herniasi dari nukleus pulposus dibagi atas :9
1. Bulging adalah nukleus terlihat menonjol ke satu arah tanpa kerusakan anulus
fibrosus.
2. Protrusi adalah nukleus berpindah tetapi masih dalam lingkaran anulus fibrosus.
3. Ekstrusi adalah nukleus keluar dari anulus fibrosus dan berada di bawah
15
Terjadinya HNP berhubungan dengan kebiasaan merokok. Walaupun tidak
secara jelas diketahui terdapat salah satu teori yang menyatakan bahwa kandungan
memperberat pasokan darah dan nutrisi ke jaringan. Selain itu, nikotin mempunyai efek
negatif terhadap sel osteoblas, yaitu memengaruhi proliferasi dan juga metabolisme
seluler osteoblas serta sintesis kolagen, sehingga kepadatan mineral tulang berkurang.
Lebih lanjut lagi, salah satu hasil akhir rokok adalah gas beracun karbon monoksida.
Karbon monoksida yang dihasilkan dari pembakaran rokok akan berikatan dengan
hemoglobin (hb), sehingga menghambat dan juga mengurangi pelepasan oksigen (yang
16
Beberapa mekanisme penting menjelaskan hubungan antara faktor obesitas dan
beban pada tulang belakang sehingga akan terjadi peningkatan tekanan kompresi
sehingga risiko terjadi robekan pada struktur tulang belakang menjadi bertambah.
Kedua, obesitas dapat menyebabkan nyeri punggung bawah melalui proses inflamasi
sistemik yang kronis. Obesitas berhubungan sangat erat dengan peningkatan produksi
sitokin dan reaktan fase akut serta aktivasi jaras proinflamasi yang kesemuanya ini akan
patologi nyeri punggung bawah, terutama pada kasus obesitas abdominal yang
terjadinya proses degenerasi pada diskus vertebralis dan juga perubahan pada endplate
vertebra. Mobilitas tulang belakang akan menurun seiring dengan peningkatan berat
badan.6
Karena adanya gaya traumatic yang berulang, sobekan tersebut menjadi lebih besar dan
timbul sobekan radial. Apabila hal ini telah terjadi, maka risiko HNP hanya menunggu
waktu dan trauma berikutnya saja. Gaya presipitasi itu dapat diasumsikan sebagai gaya
traumatik ketika hendak menegakkan badan waktu terpeleset, mengangkat benda berat
tulang belakang diatas atau di bawahnya. Bisa juga menjebol langsung ke kanalis
vertebralis.7
pada foto rontgen polos dan dikenal sebagai nodus schmorl. Sobekan sirkum ferensial
17
dan radial pada annulus fibrosus diskus intervertebralis berikut dengan terbentuknya
nodus schmorl merupakan kelainan yang mendasari low back pain subkronis atau
kronis yang kemudian disusul oleh nyeri sepanjang tungkai yang dikenal sebagai
bahwa nucleus pulposus menekan radiks yang bersamasama dengan arteria radikularis
yang berada dalam lapisan dura. Hal itu terjadi jika penjebolan berada disisi lateral.
Setelah terjadi HNP, sisa discus intervertebralis mengalami lisis, sehingga dua korpus
Gejala Klinis
Nyeri spontan
Sifat nyeri khas, yaitu bertambah hebat ketika berubah dari posisi berbaring
keduduk.
Nyeri semakin hebat dengan pasien yang mengejakn, naik turun tangga,
Manifestasi klinis utama yang muncul adalah rasa nyeri di punggung bawah
disertai otot-otot sekitar lesi dan nyeri tekan. Gejala klinis yang paling sering adalah
bersifat tajam seperti terbakar dan berdenyut menjalar sampai di bawah lutut. Bila saraf
sensorik yang besar (A beta) terkena akan timbul gejala kesemutan atau rasa tebal
sesuai dengan dermatomnya. HNP terbagi atas HNP sentral dan lateral. HNP sentral
akan menimbulkan paraparesis flasid, parestesia dan retensi urine. Sedangkan HNP
18
lateral bermanifestasi pada rasa nyeri dan nyeri tekan yang terletak pada punggung
bawah, di tengah-tengah area bokong dan betis, belakang tumit, dan telapak kaki.
Kekuatan ekstensi jari kelima kaki berkurang dan reflex achiller negative. Pada HNP
lateral L5-S1 rasa nyeri dan nyeri tekan didapatkan di punggung bawah, bagian lateral
ibu jari kaki). Gangguan reflex Achilles, defisit sensorik pada malleolus lateralis dan
o Nyeri yang menjalar atau seperti rasa kesetrum dan dapat disertai baal, yang
dirasakan dari bokong menjalar ke daerah paha, betis bahkan sampai kaki,
o Rasa nyeri juga sering diprovokasi karena mengangkat barang yang berat,
tungkai bawah dan hilangnya refleks tendon patella (KPR) dan achilles (APR).
19
o Bila mengenai konus atau kauda ekuina dapat terjadi gangguan defekasi, miksi
permanen.
o Kebiasaan penderita perlu diamati, bila duduk maka lebih nyaman duduk pada
3.6 Diagnosis
1. Anamnesis
- Mula timbul nyeri: apakah ada trauma atau aktivitas fisik dahulu / spontan.
- Sifat nyeri: nyeri tajam, menusuk dan berdenyut sering bersumber dari
sendi, tulang dan ligamen; sedangkan pegal, biasanya berasal dari otot.
melakukan tirah baring mungkin HNP tetapi bila bertambah, mungkin disebabkan
tumor; bila berkurang setelah berjalan jalan mungkin tumor dalam kanalis
vertebralis; nyeri dan kaku waktu bangun pagi dan berkurang setelah melakukan
20
- Klaudikasio intermitens dibedakan atas jenis vaskuler dan neurogenik,
misalnya spondilitis.
- Nyeri bersifat stasioner mungkin karena gangguan mekanik kronik; bila progresif
mungkin tumor.
- Adakah gangguan fungsi miksi dan defekasi, fungsi genitalia, siklus haid,
Posisi berdiri:
tulang panggul kanan dan kiri tidak sama tinggi, atrofi otot.
- Palpasi untuk mencari trigger zone, nodus miofasial, nyeri pada sendi
21
Posisi duduk:
Posisi berbaring :
3. Pemeriksaan neurologik,
a. Pemeriksaan sensorik
c. Pemeriksaan tendon
- Tes untuk meregangkan saraf ischiadikus (tes laseque, tesbragard, tes Sicard)
4. Pemeriksaan penunjang
Bisa mengetahui akar saraf mana yang terkena dan sejauh mana
22
c. Myelogram
Berguna untuk menjelaskan ukuran dan lokasi dari hernia. Bila operasi
neuropati perifer.
equina. Alat ini sedikit kurang teliti daripada CT scan dalam hal mengevaluasi
gangguan radiks saraf. MRI merupakan standar baku emas untuk HNP.
e. Pemeriksaan Radiologi
Foto rontgen tulang belakang. Pada penyakit diskus, foto ini normal
atau memperlihatkan perubahan degeneratif dengan penyempitan sela
invertebrata dan pembentukan osteofit.
23
g. pemeriksaan Laboratorium klinik
(melakukan blok langsung pada sendi yang nyeri atau pada saraf yang menuju ke sana).
3.6 Penatalaksanaan
1. Medikamentosa
Pemberian obat anti inflamasi non steroid (OAINS) diperlukan untuk jangka waktu
pendek disertai dengan penjelasan kemungkinan efek samping dan interaksi obat.
Tidak dianjurkan penggunaan muscle relaxan karena memiliki efek depresan. Pada
tahap awal, apabila didapati pasien dengan depresi premorbid atau timbul depresi
akibat rasa nyeri, pemberian anti depresan dianjurkan. Untuk pengobatan simptomatis
24
2. Rehabilitasi Medik
- Mengurangi nyeri
- Mengurangi spasme
b. Traksi Mekanik
Traksi merupakan proses mekanik menarik tulang sehingga sendi saling menjauh.
- artikularis.
c. Bugnet Exercises
aktivitas sensomotorik dan mekanisme refleks sikap. Aktivitas motorik terapi ini
bersifat umum yang diikuti oleh fungsi sensorik untuk bereaksi mempertahankan sikap
25
- Memelihara dan meningkatkan kualitas postur tubuh dan gerakan tubuh
sehingga tidak mudah lelah melalui perbaikan sirkulasi darah dan pernafasan.
- Mengurangi nyeri
Lower trunk rotation stretch Curl-up exercise dan Alternate arm-leg extension exercise
26
Alternate leg extension dan Trunk flexion stretch Alternate arm-leg extension exercise
Prone Lumbar Extension Alternate leg extension dan Hamstring stretch while standing
umumnya dilakukan bila nyeri karena tonjolan discus ( hernia nucleus pulposus
– HNP). Bila nyeri tidak teratasi dan kelemahan tungkai beranjak memburuk,
1. Tirah baring (bed rest) 3-6 minggu, dengan maksud bila annulus fibrosus masih
27
3. Bila setelah tirah baring masih nyeri, atau bila didapatkan kelainan neurologis,
indikasi operasi.
3.7 Pencegahan
1. Berbaringlah terlentang pada lantai atau matras yang keras. Tekukan satu lutut
dan gerakkanlah menuju dada lalu tahan beberapa detik. Kemudian lakukan
3. Berbaring terlentang dengan kaki ditekuk dan telapak kaki berada flat di
mengangkat bahu setinggi 6 -12 inci dari lantai. Lakukan beberapa kali.
mengangkatnya.
2. Tekukan lutut , bukan punggung, untuk mengangkat benda yang lebih rendah
28
3. Peganglah benda dekat perut dan dada
2. Jika memerlukan waktu yang lama untuk duduk saat bekerja, pastikan bahwa
lutut sejajar dengan paha. Gunakan alat Bantu (seperti ganjalan/bantalan kaki)
3. Jika memang harus berdiri terlalu lama,letakkanlah salah satu kaki pada
secara periodic.
4. Tegakkanlah kursi mobil sehingga lutut daapt tertekuk dengan baik tidak
teregang.
5. Gunakanlah bantal di punggung bila tidak cukup menyangga pada saat duduk
dikursi
1. Berjalan setiap hari dengan menggunakan pakaian yang nyaman dan sepatu
berhak rendah
29
Hubungilah petugas kesehatan bila nyeri memburuk atau terjadi trauma
3.8 Komplikasi
HNP jarang memberikan komplikasi yang serius. Akan tetapi dapat terjadi
3.8 Prognosis
konservatif.
30
BAB 4
KESIMPULAN
Hernia Nukleus Pulposus merupakan salah satu dari sekian banyak “Low Back
Pain” akibat proses degeneratif. Penyakit ini banyak ditemukan di masyarakat, dan
biasanya dikenal sebagai ‘loro boyok’. Biasanya mereka mengobatinya dengan pijat
urat dan obat-obatan gosok, karena anggapan yang salah bahwa penyakit ini hanya
sakit otot biasa atau karena capek bekerja. Penderita penyakit ini sering mengeluh sakit
pinggang yang menjalar ke tungkai bawah terutama pada saat aktifitas membungkuk
Manifestasi klinis utama yang muncul adalah rasa nyeri di punggung bawah
disertai otot-otot sekitar lesi dan nyeri tekan. Gejala klinis yang paling sering adalah
bersifat tajam seperti terbakar dan berdenyut menjalar sampai di bawah lutut.
Pada pasien yang penulis telaah, pasien Ny. Nur memiliki faktor resiko terkena
HNP berupa sering mencuci dan menggendong anaknya. Ny Nur mengeluh adanya
nyeri pinggang yang diperberat dengan adanya batuk, perubahan posisi, mengejan, dan
HNP yang dapat dilakukan diantaranya tirah baring, simptomatis, fisioterapi, dan tidur
31
DAFTAR PUSTAKA
1. Patrianingrum et al, 2015, Prevalensi dan Faktor Risiko Nyeri Punggung Bawah di
3. Moore KL, Dalley AF, Agur AMR, Moore ME, 2013, Anatomi Berorientasi Klinis.
4. Setyanegara et al, 2014, Ilmu Bedah Saraf, Jakarta: Gramedia Pustaka Umum
Pulposus.
association between obesity and low back pain: a meta-anal ysis. Am J Epidemiol.
2010;171:135–54.
8. Bahrudin Moch, 2014, Neuroanatomi dan Aplikasi Klinis, Malang, UMM Press.
32