Laporan Pendahuluan Cairan Dan Elektrolit
Laporan Pendahuluan Cairan Dan Elektrolit
A. PENGERTIAN
1. CAIRAN
Cairan adalah volume air bisa berupa kekurangan atau kelebihan air.
Cairan tubuh terdiri dari cairan eksternal dan cairan internal. Volume cairan
intrasel tidak dapat diukur secara langsung dengan prinsip difusi oleh karena tidak
ada bahan yang hanya terdapat dalam cairan intrasel. Volume cairan intrasel dapat
diketahui dengan mengurangi jumlah cairan ekternal, terdiri dari cairan tubuh
total.
Cairan Eksternal terdiri dari cairan tubuh total :
1. Cairan Interstitiel: bagian cairan ekstra sel yang ada diluar pembuluh darah.
Plasma darah.
2. Cairan Transeluler, cairan yang terdapat pada rongga khusus seperti dalam
pleura, perikardium, cairan sendi, cairan serebrospinalis.
a. Volume cairan
Total jumlah volume cairan tubuh (Total Body Water = TBW) kira-
kira 60% dari BB pria dan 50% dari BB wanita. Usia juga berpengaruh
terhadap TBW di mana makin tua usia maka sedikit kandungan airnya. Jadi
jumlah volume ini tergantung pada kandungan lemak badan dan usia.
Lemak jaringan sangat sedikit meyimpan cairan, dimana lemak pada
wanita lebih banyak daripada pria sehingga volume cairan lebih rendah dari
pria.
b. Distribusi cairan
2. Fungsi Cairan
3. Keseimbangan Cairan
Keseimbangan cairan ditentukan oleh intake dan output cairan. Intake
cairan berasal dari minuman dan makanan. Kebutuhan cairan setiap hari antara
1.800 – 2.500 ml/hari. Sekitar 1.200ml berasal dari minuman dan 1.000 ml dari
makanan. Sedangkan pengeluaran cairan melalui ginjal dalam bentuk urine 1.200-
1.500 ml/hari, paru-paru 300-500 ml, dan kulit 600-800 ml.
a. Difusi
Merupakan proses dimana partikel yang terdapat dala cairan
bergerak rai konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi
keseimbangan. Cairan dan elektrolit didisfusikan menembus
membrane sel. Kecepatan difusi dipengaruhi oleh ukuran moleku,
konsentrasi larutan, dan temperature.
b. Osmosis
Merupakan bergeraknya pelarut bersih seperti air, melalui
membrane semipermeabel dari larutan yang berkonsentrasi lebih
rendah ke kkonsentrasi yang lebih tinggi yang sifatnya menarik.
c. Transpor aktif
Merupakan proses partikel bergerak dari konsentrasi rendah ke
tinggi karena adanya daya aktif dari tubuh seperti pompa jantung.
a) Rasa dahaga
Mekanisme rasa dahaga :
Penurunan fungsi ginjal merangsang pelepasan renin, yang
pada akhirnya menimbulkan produksi angiotensin II yang dapat
merangsang hipotalamus untuk melepaskan substrat neuron yang
bertanggungjawab terhadap sensasi haus. Osmoreseptor di
hipotalamus mendeteksi penigkatan tekanan osmotic dan
mengaktivasi jaringan saraf yang dapat mengakibatkan sensasi rasa
dahaga.
c) Aldosteron
Hormone ini disekresi oleh kelenjar adrenal yang bekerja pada
tubulus ginjal untuk meningkatkan absrsorsi natrium. Pelepasan
aldosteron dirangsang konsentrasi kalium, natrium serum dan system
angiotensin rennin serta sangat efektif dalam mengendalikan
hiperkalemia.
d) Prostaglandin
Adalah asam lemak alami yang terdapat dalam banyak jaringan
dan berfungsi dalam merespon radang, pengendalian tekanan darah,
kontraksi uterus dan mobilitas gastro intestinal. Dalam ginjal,
prostaglandin berperan mengatur sirkulasi ginjal, respons natrium dan
efek ginjal pada ADH.
e) Glukokortikoid
Menigkatkan rearbsorbsi natrium dan air, sehingga volume
darah naik dan terjadi retensi natrium. Perubahan kadar glukokortikoid
menyebabkan perubahan pada keseimbangan cairan (volume darah).
6. Cara Pengeluaran Cairan
1) Hipovolemik
Adalah kondisi akibat kekurangan volume Cairan Ekstraseluler (CES), dan
dapat terjadi kehilangan melalui kulit, ginjal, gastrointestinal, pendarahan
sehingga menimbulkan syok hipovolemik. Mekanisme kompensasi pada
hipovolemik adalah peningkatan rangsangan saraf simpatis (peningkatan frekuensi
jantung, kontraksi jantung, dan tekanan vaskuler), rassa haus, pelepasan hormone
ADH dan aldosteron. Hipovolemik yang berlangsung lama dapat menimbulkan
gagal ginjal akut.
2) Hipervolemia
Adalah penambaha/kelebihan volume cairan CES dapat terjadi pada saat :
a) Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air
b) Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air
c) Kelebihan pembarian cairan
d) Perpindaha CIT ke plasma.
Gejala : sesak nafas, peningkatan dan penurunan tekana darah, nadi kuat,
asietes, edema, adanya ronchi, kulit lembab, distensi vena leher dan irama gallop.
1) Asidosis respiratorik
Disebabkan karena kegagalan system pernafasan dalam membuang
CO2 dari cairan tubuh. Kerusakan pernafasan, peningkatan PCO2 arteri diatas 45
mmHg dengan penurunan pH < 7,35.
Penyebab ; penyait obstruksi, retraksi paru, polimielitis, penurunan aktivitas pusat
pernafasan (trauma kepala, pendarahan, narkotik, anestesi, dll).
2) Alkalosis respiratorik
Disebabkan karena kehilangan CO2 dari paru-paru pada kecepatan yang
lebih tinggi dari produksinya dalam jaringan. Hal ini menimbulkan PCO2 arteri <
35 mmHg, pH > 7,45.
Penyebab : hiperventilasi alveolar, anxietas, demam, meningitis, keracunan
aspirin, pneumonia dan emboli paru.
3) Asidosis metabolic
Terjadi akibat akumulasi abnormal fixed acid atau kehilangan basa. pH
arteri < 7,35, HCO3 menurun diawah 22 mEq/lt.
Gejala ; pernafasan kusmaul (dalam dan cepat), disorientasi dan koma.
4) Alkalosis metabolic
Disebabkan oleh kehilangan ion hidrigen atau penambahan basa pada
cairan tubuh. Bikarbonat plasma meningkat > 26 mEq/ltd an pH arteri > 7,45.
Disebabkan oleh mencerna sebagian besar basa ( missal : BaHCO3 antasid, soda
kue) untuk mengatasi ulkus peptikumatau rasa kembung.
Gejala : apatis, lemah, gengguan mental, kram dan pusing
CAIRAN (ML/24
NO UMUR BB (KG)
JAM)
1 3 hari 3,0 250 – 300
2 1 tahun 9,5 1150 – 1300
3 2 tahun 11,8 1350 – 1500
4 6 tahun 20 1800 – 2000
5 10 tahun 28,7 2000 – 2500
6 14 tahun 45 2200 – 2700
7 18 tahun (Adult) 54 2200 - 2700
2. ELEKTROLIT
Elektrolit adalah substansi yanag menyebabkan ion kation (+) dan anion
(-). Ada tiga cairan elektrolit yang paling esensial yaitu :
1. Natrium (sodium)
a. Merupaka kation paling banyak yang terdapa pada Cairan Ekstrasel
(CES)
b. Na+ mempenagruhi keseimbangan air, hantaran implus araf dan
kontraksi otot.
c. Sodium diatur oleh intake garam aldosteron, dan pengeluaran
urine. Normalnya sekitar 135-148 mEq/lt.
2. Kalium (potassium)
a. Merupakan kation utama dalam CIS
b. Berfungsi sebagai excitability neuromuskuler dan kontraksi otot.
c. Diperlukan untuk pembentukan glikkogen, sintesa protein,
pengaturan keseibangan asam basa, karena ion K+ dapat diubah
menjadi ion H+. Nilai normalnya sekitar 3,5-5,5 mEq/lt.
3. Kalsium
a. Berguna untuk integritas kulit dan struktur sel, kondusi jantung,
pembekuan darah serta pembentukan tulang dan gigi.
b. Kalsium dalam cairan ekstrasel diatur oleh kelenjar paratiroid dan
tiroid.
c. Hormone paratiroid mengarbsobsi kalsium melalui gastrointestinal,
sekresi melalui ginjal.
d. Hormon thirocaltitonim menghambat penyerapan Ca+ tulang.
2. Temperature lingkungan
Panas yang berlebihan menyebabkan berkeringat. Seseorang dapat
kehilangan NaCl melalui keringat sebanyak 15-30 g/hari.
3. Diet
Pada saat tubuh kekurangan niutrisi, tubuh akan memecah cadangan
energi, proses ini menimblkan pergerakan carian dari interstitial ke
intraseluler.
4. Stres
Stres dapat menimbulkan paningkatan metabolism sel, konsentrasi
darah dan glikolisis otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi sodium
dan air. Proses ini dapat meningkatkan produksi ADH dan menurunkan
produksi urine.
5. Sakit
Keadaan pembedahan, trauma jaringan, kelainan ginjaldan jantung,
gangguan hormone akan mengganggu keseimbangan cairan.
Catatan : factor tetesan infuse bermacam – macam, dapat dilihat pada label
infuse (10 per menit, 15 per menit, 20 tetes per menit).
b. Anak
Tetesan / menit (mikro) = Jumlah cairan yang masuk
Lamanya infuse (jam)
D. ETIOLOGI
1. Patofisiologis
a) Berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler dan
kehilangan dengan jalan evaferotif karena luka bakar
b) Berhubungan dengan keluaran urin yang berlebihan
c) Diabetes insipidus (ketidak adekuatan hormon diuretik)
d) Diabetes tak terkontrol
e) Berhubungan dengan kehilangan-kehilangan sekunder akibat :
f) Drainase abnormal
g) Luka
h) Demam atau peningkatan laju metabolic
i) Diare
j) Perikonitis
2. Situasional
a) mual muntah
b) makanan melalui selang dengan pelarut tinggi
c) masalah diet
d) kesulitan menelan atau makan sendiri sekunder, akibat nyeri mulut,
keletihan
e) penggunaan zat yang berlebihan
f) menurunnnya motivasi untuk minum cairan sekunder, akibat depresi,
keletihan
g) ketidakcukupan cairan untuk upaya olahraga atau kondisi cuaca
h) kehilangan melalui kateter indwelling atau drein
i) panas sinar matahari yang berlebihan kekeringan
3. Maturasional
a) Lansia
Berhubungan dengan peningkatan kerentanan sekunder akibat
penurunan cairan dan penurunan sensasi haus.
b) Bayi/ anak
Berhubungan dengan peningkatan sekunder akibat penurunan
penerimaan cairan dan penurunan kemampuan untuk memekatkan
urin.
E. BATASAN KARAKTERISTIK
1. Data mayor
a. Ketidakcukupan masukan cairan
b. Penurunan berat badan
c. Kulit/ membran mukosa kering
d. Keseimbangan negatif antara masukan dan keluaran
e. Edema
f. Kulit menegang/mengilap
2. Data minor
a. Haus/ mual/ anoreksia
b. Peningkatan natrium serum
c. Penuruna turgor kulit
d. Penurunan keluaran urin atau keluaran urin berlebihan
e. Urin memekat atau sering berkemih
f. Asupan lebih banyak daripada keluaran
g. Sesak napas
h. Peningkatan berat badan
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kekurangan Volume cairan
Definisi : kondisi dimana pasien mengalami kekurangan cairan pada
ekstraseluler dan vaskuler.
2. Kelebihan Volume cairan
Definisi : kondisi dimana terjadi retensi dan edema.
G. INTERVENSI
1. Diagnosa : kekurangan volume cairan
a. Ukur dan catat setiap 4 jam :
- Intake dan output cairan
- Warna muntahan , urine, feses
- Monitor turgor kulit
- Tanda vital
- Monitor IV infuse
- CVP
- Elektrolit, BUN, hematokrit dan hemoglobin
- Status mental
- Berat badan
Rasional : menentukan kehilangan dan kebutuhan cairan.
b. Berikan makanan dan cairan. Rasional : memenuhi kebutuhan
makan dan minum.
c. Berikan pengobatan seperti antidiare dan anti muntah. Rasional :
menurunkan spasme usus dan muntah.
d. Berikan dukungan verbal dalam pemberian cairan. Rasional :
meningkatkan konsumsi yang lebih.
e. Lakukan kebersihan mulut sebelum makan. Rasional :
meningkatkan nafsu makan.
f. Ubah posisi pasien setiap 4 jam. Rasional : meningkatkan sirkulasi.
g. Berikan pendidikan kesehatan tentang :
- Tanda dan gejala dehidrasi
- Intake dan output cairan
- Terapi
Rasional : meningkatkan informasi dan kerja sama.
H. KRITERIA EVALUASI
1. Diagnosa : kekurangan volume cairan
a. Pasien mampu memperthankan keseimbangan cairan.
b. Pasien mampu menunjukkan adana keseimbangan cairan seperti
output urine adekuat, tekanan darah stabil, membrane mukosa
mulut lembab, turgor kulit baik.
c. Secara verbal pasien mampu mengatakan penyebab kekurangan
cairan dapat teratasi.
2. Diagnosa : kelebihan volume cairan
a. Mempertahankan keseimbangan input dan output cairan.
b. Menurunkan kelebihan cairan.
DAFTAR PUSTAKA
- Carpenito, Juall, Lynda (2006), Buku Saku Diagnosis Keperawatan ,Edisi
10, Jakarta : EGC
- Tarwoto dan Wartonah (2006), Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan, Edisi 3, Jakarta : Salemba Medika
- Fhatimfhatim (2012), LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN
DENGAN GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT,
terdapat di: http://fhatimfhatim.wordpress.com/2012/07/24/cairan-dan-elektrolit/
diakses pada Selasa, 4 Juni 2013 pk. 09.00 WITA
- Lencana, Putra Satya (2012), Laporan Pendahuluan Kebutuhan Cairan
dan Elektrolit, terdapat di : http://satyaexcel.blogspot.com/2012/07/laporan-
pendahuluan-kebutuhan-eliminasi.html diakses pada Minggu, 2 Juni 2013 pk.
09.57 WITA