Dosen Pengampu:
FATARI, SE., MM.
Disusun oleh:
NIM NAMA
11011700211 : M. Abdul Aziz
11011700464 : Jahiatun Fadilah
11011700238 : Mita Melisa Febriani
11011700391 : Nelly Ardelima
11160632 : Endang Wulandari
Puji Syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
manusia dalam organisasi ataupun dalam suatu negara. Ada beberapa perspektif
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar dapat lebih
baik lagi.
Penulis.
Pendekatan Politik.
Menggunakan pendekatan politik dalam memahami gejala semakin
besarnya perhatian pada manajemen sumber daya manusia antara lain berarti
Pendekatan Ekonomi.
Mungkin dapat dikatakan bahwa pendekatan ekonomi meupakan
pendekatan yang paling erat hubungannya dengan pemahaman meningkatnya
perhatian semakin banyak orang pada manajemen sumber daya manusia.
Dikatakan demikian karena sumber daya manusia sering di pandang
sebagai salah satu faktor produksi dalam usaha menghasilkan barang atau jasa
oleh satuan-satuan ekonomi. Alasan lain ialah bahwa salah satu kriteria utama yang
digunakan mengukur tingkat kesejahteraan ialah takaran ekonomi. Oleh karena
itu sering digunakan untuk analisis tingkat mikro. Dalam kaitan ini dapat di
nyatakan secara kategorikal bahwa melihat manusia hanya sebagai salah satu alat
Pendekatan Sosio-kultural.
Pemahaman tentang semakin besarnya perhatian makin banyak pihak
terhadap manajemen sumber daya manusia juga memerlukan pendekatan sosio-
kultural. Pendekatan ini sangat penting karena berkaitan langsung dengan harkat
dan martabat manusia. Alasan utama lainnya ialah karena meskipun benar bahwa
teori manajemen, termasuk manajemen sumber daya manusia, bersifat universal,
penerapannya tidak pernah bebas nilai.
Dewasa ini semakin disadari bahwa harkat dan martabat manusia harus
diakui, dihormati dan bahkan dijunjung tinggi. Mengakui, menghormati dan
menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia antara lain berkaitan dengan.
kesempatan berkarya. Artinya, kini sudah umum diterima pendapat yang
mengatakan bahwa bagi seseorang, mempunyai pekerjaan tetap dengan penghasilan
yang wajar tidak lagi dilihat semata-mata sebagai usaha untuk memuaskan berbagai
kebutuhan yang bersifat kebendaan, akan tetapi juga kebutuhan-kebutuhan sosio-
psikologis.
Pemuasan kebutuhan yang bersifat sosio-psikologis tidak dapat dipisahkan
dari faktor-faktor sosial budaya. Artinya terikat pada norma-norma sosial yang
berlaku di suatu masyarakat di mana seseorang menjadi anggota. Misalnya, nilai-
nilai sosial yang berlaku di suatu masyarakat yang mengagungkan individualisme
tentunya berbeda dari norma-norma sosial yang berlaku di masyarakat dimana
kebersamaan dipandang lebih penting dari kepentingan perorangan.
Nilai-nilai sosial budaya menentukan yang baik, tidak baik, benar, salah,
wajar, tidak wajar dan sebagainya. Nilai-nilai tersebut digunakan untuk menilai
Pendekatan Teknologikal.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai dampak yang
sangat kuat terhadap manajemen sumber daya manusia. Dilihat sepintas lalu,
dampak tersebut dapat dikatakan bersifat negatif karena kesan yang segera timbul
ialah bahwa pemanfaatan berbagai hasil temuan di bidang teknologi berakibat pada
berkurangnya kesempatan kerja karena semakin banyak kegiatan yang tadinya
dilakukan oleh manusia kini “diambil alih” oleh berbagai jenis mesin.
Kegiatan produksi dalam suatu organisasi niaga, misalnya, dapat
mengalami empat tahap perkembangan, yaitu pelaksanaan kegiatan secara manual,
mekanisasi, otomasi dan robotisasi. Perkembangan dari satu tahap ke tahap
berikutnya menunjukkan semakin besarnya peranan mesin dan sebaliknya
berkurangnya peranan manusia. Artinya, pada tahap mekanisasi, intervensi manusia
dalam proses produksi masih cukup besar. Pada tahap otomasi intensitas intervensi
tersebut tampak semakin berkurang. Pada tahap robotisasi peranan manusia dapat
1. Kesimpulan
Pendekatan multidisipliner yaitu Usaha mencari dan menemukan jawaban
yang logis dan rasional terhadap pernyataan tersebut tidak bisa harus menggunakan
pendekatan yang multidisipliner. Dan bahwa faktor yang paling besar pengaruhnya
dalam meningkatkan kinerja perusahaan adalah dengan meningkatkan standar
kualitas pekerjaan agar tidak terjadi demosi pada karyawan. Kontribusi yang
diberikan faktor ini sangat besar, hal ini dapat dilihat bahwa faktor tersebut
mempengaruhi 3 (tiga) dari 4 (empat) perspektif kinerja yang dianalisis.
2. Saran
Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi seluruh
Mahasiswa khususnya para pembaca agar tergugah untuk terus dapat meningkatkan
kualitas sumber daya manusia dalam usahanya, dan dapat menambah pengetahuan
bagi rekan-rekan mahasiswa. Demi penyempurnaan makalah ini, Kami
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif.