Anda di halaman 1dari 5

RESUME

TEHNIK INSTUMENTASI SIRKUMSISI PADA A. V DENGAN CKD ST V + HT ST

II + CEREBRAL TU + PNEUMONIA + LOW POSTURE.

Instalasi Bedah Sentral RSUD. DR. Saiful Anwar (OK 2)

ALDIA PALMA YUDASTA

NIM. 1501410039

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-IV PERIOPERATIF
2016
TEHNIK INSTUMENTASI SIRKUMSISI PADA A. V DENGAN CKD ST V + HT ST
II + CEREBRAL TU + PNEUMONIA + LOW POSTURE

1. DEFINISI

Sirkumsisi adalah memotong preputium dengan membuat irisan melingkar (Lasmanu,


S.kep. Ners).

Sirkumsisi merupakan jenis operasi yang pertama kali diketahui oleh manusia. Secara
sejarah prosedur ini dilakukan untuk berbagai alasan seperti alasan agama, sosial, atau
keduanya. Sirkumsisi pada orang dewasa untuk penanganan phimosis telah disebutkan pada
leteratur sejak awal abad 19. Namun demikian, American Academy of Pediatric (AAP) tidak
merekomendasikan, dan juga merutinkan tindakan ini pada neonatus.
Sirkumsisi pada pria menghilangkan lipatan kulit yang normalnya menutupi glans
penis. Banyak kebudayaan memiliki sejarah menggunakan sirkumsisi sebagai alasan
kebersihan atau sebagai ritual persembahan kepada Dewa. Pada akhir abad ke-19, ritual ini
beralih menjadi rutinitas tindakan medis karena dipengaruhi laporan tindakan ini
berhubungan dengan pengobatan yang menakjubkan untuk hernia, paralisis, epilepsi, gila,
sakit kepala, dan lain-lain.

2. INDIKASI

Ada 2 macam indikasi Sirkumsisi yaitu:

1. Ritual (keagamaan) ini pada orang muslim dan Yahudi.

2. Medis Mis: pada anak Phimosis atau perlekatan antara glan penis dan preputium.

3. KONTRAINDIKASI

Secara umum sirkumsisi tidak dilaksanakan pada bayi yang lahir prematur atau
mereka yang memilki dyscrasis darah. Selain itu prosedur ini tidak boleh dilakukan pada
anak dengan anomali penile kongenital seperti Hypospadia, Epispadia, Chordee, Penile
Webbing, dan buried penis.

4. KOMPLIKASI SIRKUMSISI

Sirkumsisi yang benar dan dengan perawatan hemostasis jarang menimbulkan


komplikasi. sebaga perawat dalam perawatan luka seperti ini adalah menjaganya tetap bersih
dan bebas kuman, sehingga terbebas dari resiko infeksi. pada tahap sirkumsisi, hal-hal yang
tidak diinginkan terjadi adalah:

1. Perdarahan

2. Infeksi

3. Pengangkatan kulit penis tidak adekuat


4. Amputasi Glans Penis

5. Nekrosis Penis.

6. PERSIAPAN
a. Persiapan Pasien
Sebelum pasien di pindah ke meja operasi
 Pengecekan status (Informed Consent)
 Pengecekan persiapan fisik pasien (Puasa)
 Mengecek dan mencatat obat-obatan yang di bawa

Setelah pasien di pindah ke meja operasi


 Pasien dibaringkan di meja operasi dan dibaringkan dengan posisi supine Pasien
dilakukan anastesi general anestesi, dipasang vital sign, oksigen
 Pasien dipasang electrode dipunggung
b. Persiapan Lingkungan
 Cek couter, suction dan lampu operasi
 Mencuci area yang akan di operasi
 Memasang braket dan jelly board
 Memberi alas perlak dan linen pada meja operasi

c. Persiapan Alat
1. Persiapan Linen
 Duk kecil : 2 buah
 Duk sedang : 2 buah
 Duk Besar : 2 buah
 Sarung meja mayo : 1 buah
 Schort : 3 buah
 Kidney tray : 1 buah
 Handuk kecil : 3 buah

2. Persiapan bahan habis pakai


 Kassa kecil : 10 lembar
 Alcohol : 100 cc
 Iodine : 150 cc
 Cateter no 6 cabang 2 : 1 buah
 K-Y jelly : secukupnya
 Spuit 3 : 1 buah
 Vickryl 4-0 : 1buah
 Handscoen 7/ 7,5 : 2 / 1 buah
 Kasa depres : 5 buah

3. Instrumen
a. Basic set
1. Duk klem : 5 buah
2. Desinfeksi Klem : 1 buah
3. Pinset anatomis/manis :1/2buah
4. Gunting jaringan halus (metzenboum scissor) : 1 buah
5. Needle holder : 2 buah
6. Gunting benang :1 buah
7. Nierbekken ( bengkok) : 3 buah
8. Mangkok desinfeksi : 1 buah
9. Kabel couter : 1 buah
10. Kom kecil : 1 buah
11. Couter : 1 buah
b. Persiapan alat non steril
1. Meja instrument : 1 buah
2. Meja mayo : 1 buah
3. Meja tempat kom : 1 buah
4. Meja operasi : 1 buah
5. Mesin suction : 1 buah
6. Mesin handpice : 1 buah
7. Lampu operasi ; 1 buah

7. Teknik instrumentasi
1. Setelah dilakukan pembiusan dengan menggunakan general anestesi dan pasien
diposisikan supinasi,balut pasien dengan sofben ,pasang cateter.
2. Pasien dibersihan dengan isodine oleh perawat sirkuler.
3. Instrumen melakukan scrubing (cuci tangan), gowning (memakai schort),
gloving (memakai handscoon). Dan membantu memakaikan kepada operator
dan assisten .
4. Berikan desinfektan klem dan kom (deepers + iodine) untuk desinfektan daerah
sekitar.
5. Berikan kassa dan alcohol untuk membersihkan daerah sekitar,kasa kering.
6. Perawat sirkuler memasang ground.
7. Berikan asisten duk kecil (2) untuk mendreping ka/ki perut,.
8. Berikan duk sedang (2) untuk mendraping atas bawah, duk kecil (2) ka/ki peru
fiksasi (4) doek klem dan duk sedang lagi bagian bawah, Siapkan couter, fiksasi
dengan kassa dan towel forcep (duk klem)
9. Dekatkan meja mayo.
10. Berikan operator klem pean untuk mengklem preputium pada arah jam 12’
dengan dua hemostat untuk meminimalkan perdarahan. Pengekleman dilakukan
selama dua menit.
11. Berikan operator gunting metzemboum dan pinsen sirugis untuk insisi jaringan
antara dua klem, tegak lurus dengan corona. Buat juga inisisi batasan di
proximal. Berikan asisten pinset sirugis dan couter untuk merawat perdarahan.
12. Eksisi preputium pada bagian dasarnya (sekitar 1cm dari sulkus korona) dengan
gunting untuk menghasilkan kosmetik yang baik. Kulit yang tersisa dibawah
sulkus korona tidak boleh lebih dari 1 cm panjangnya untuk mencegah edema,
perlengketan dan paraphimosis.
13. Ikat vena superfisial dan hentikan perdarahan dengan elektrocauter. Jahit secara
melingkar batas bagian proksimal dan distal dari preputium dengan benang jahit
absorbable 4,0-5,0 untuk anak-anak dan ukuran 3,0-4,0 untuk dewasa dengan
jahitan interupted.
14. Selama penjahitan gunakan jarum pipih tipis yang noncutting untuk mengurangi
komplikasi trauma pada jaringan dan perdarahan.
15. Lakukan perawatan luka dengan memberikan salep pada daerah sekitar insisi
yang telah di jahit.
16. Tutup dengan kassa.
17. Bereskan alat.

Anda mungkin juga menyukai