Anda di halaman 1dari 7

EPP.Vol.3.No.1.

2006:44-50 44

KAJIAN TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT


DALAM PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE
DI KAWASAN TELUK PANGPANG-BANYUWANGI
(The Community Participation in Mangrove Ecosystem Management
in Pangpang Bay, Muncar – Banyuwangi)

Erwiantono
Program Studi Sosial Ekonomi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Samarinda, Kalimantan Timur

ABSTRACT
The objectives of this research was to know condition of mangrove forest in Pangpang bay and
to know level of community participation regarding mangrove forest management. The field research was
conducted from March-June 2004 on to research sites namely Kedungringin and Wringinputih Village of
The Muncar District, Banyuwangi, East Java. Qualitative and quantitative methods were integrated in
this research. Community participatory activity was analysed qualitatively. The result showed that in
general the mangrove ecosystem quality and the level of community participation are going better in five
years.

Key words : mangrove ecosystem, participation

I. PENDAHULUAN industri pengolahan hasil perikanan di sekitar


Teluk Pangpang tersebut juga menimbulkan isu
Masyarakat di sekitar kawasan hutan pencemaran lingkungan, baik pencemaran air,
mangrove mempunyai ketergantungan sangat tanah maupun udara.
besar terhadap ekosistem mangrove tersebut, Tujuan penelitian ini adalah untuk
karena mereka dapat berperan sebagai perusak mengetahui tingkat partisipasi masyarakat
ataupun penjaga hutan mangrove, untuk itu dalam kegiatan pengelolaan ekosistem
diperlukan upaya-upaya yang dapat mangrove di kawasan teluk Pangpang sebagai
memperbaiki dan meningkatkan partisipasi hubungannya baik langsung maupun tidak
masyarakat dan pengelolaan yang baik agar langsung terhadap pemanfaatan sumberdaya
fungsi ganda dari hutan mangrove dapat alam yang berada di sekitar kawasan tersebut.
berjalan dengan baik dan dapat dimanfaatkan
secara optimal. II. METODE PENELITIAN
Strategi pelestarian yang melibatkan
masyarakat lokal dipandang lebih efektif Kegiatan penelitian ini dilakukan di
dibandingkan dengan pelestarian satu arah yang Desa Kedungringin dan Desa Wringinputih
hanya melibatkan pemerintah. Dengan Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi,
meningkatkan kesadaran masyarakat akan Propinsi Jawa Timur yang berbatasan langsung
pentingnya fungsi pelestarian dalam suatu dengan Teluk Pangpang selama bulan Maret
kawasan, akan dapat memelihara fungsi sampai dengan Juni 2004.
keseimbangan ekosistem dan fungsi ekonomi Data yang diperlukan adalah data
kawasan tersebut bagi masyarakat setempat, primer dan data sekunder. Data primer
sehingga dengan adanya keseimbangan dikumpulkan melalui sampling, observasi,
ekosistem lingkungan tersebut diharapkan kuisoner dan wawancara terbuka/langsung
tercapai optimalisasi dan keberlanjutan berpedoman pada daftar pertanyaan (kuesioner)
pengelolaan wilayah tersebut. yang telah disusun sesuai dengan tujuan
Kawasan Teluk Pangpang adalah salah penelitian yang meliputi : tingkat pemahaman
satu pesisir yang menjadi pusat (central) tentang biofisik lingkungan dan tingkat
kegiatan perikanan laut di Kabupaten partisipasi masyarakat dalam pelestarian hutan
Banyuwagi. Kawasan Teluk Pangpang ini mangrove.
berbatasan dengan Selat Bali di sebelah Timur Pengumpulan data sekunder dilakukan
dan Samudra Indonesia di sebelah Selatan. melalui penelusuran berbagai pustaka yang ada
Selat Bali memiliki luas kurang lebih 960 mil2 dan dari berbagai instansi terkait yang
dengan basis utama Muncar. Banyaknya
Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Mangrove (Erwiantono) 45

mendukung serta relevan dengan permasalahan Sebagian di sebelah timur Teluk


yang diteliti Pangpang kondisi hutan mangrove masih sangat
Jumlah sampel responden sebanyak 60 baik, hal ini dikarenakan kawasan tersebut
orang, yaitu masyarakat penerima manfaat dari merupakan masih dalam pengawasan Balai
hutan mangrove antara lain : nelayan, penduduk Taman Nasional Alas Purwo. Kawasan tersebut
yang mengambil kayu mangrove, petambak, tidak diperkenankan untuk pembukaan lahan
serta penduduk sekitar di Desa Kedungringin tambak dan pemanfaatan kayu mangrove, jadi
dan Wringinputih. Pengolahan data dilakukan kondisi keberadaan ekosistem mangrove di
dengan menggunakan metode kuantitatif kawasan tersebut tetap terjaga kelestariannya.
tabulasi dan kualitatif deskriptif. Berdasarkan data dari Dinas Perikanan
dan Kelautan Banyuwangi bahwa luasan hutan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN mangrove yang ada di kawasan Teluk Pangpang
diperkirakan + 1.233,7 ha. Berdasarkan data
A. Kondisi Ekosistem Mangrove Yang Ada dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan tahun
Ekosistem Mangrove yang terdapat di 2003 bahwa luas tanaman mangrove yang
kawasan Teluk Pangpang terdiri dari beberapa berada di Desa Wringinputih seluas +140 ha
jenis, yaitu Rhizophora sp, Sonneratia dan Desa Kedungringin + 65 ha. Potensi yang
caseolaris, Bruguiera sp Avicennia sp., dan ada untuk kedua desa tersebut adalah + 375 ha
lain-lain. Berdasarkan data laporan identifikasi untuk Desa Wringinputih dan +75 ha untuk
mangrove di Taman Nasional Alas Purwo untuk Desa Kedungringin.
kawasan Teluk Pangpang tahun 2001, terdapat
12 jenis mangrove yang di temukan (Tabel 1). B. Karakteristik Masyarakat
Kondisi ekosistem mangrove kawasan 1. Umur
Teluk Pangpang yang berada di kecamatan Berdasarkan hasil survey dengan
Muncar mengalami kerusakan cukup parah. responden di dua desa tersebut diperoleh
Kerusakan yang terjadi disebabkan oleh struktur umur dengan kisaran 21– 61 tahun,
berbagai hal, seperti penebangan untuk selengkapnya sebagai berikut pada Tabel 2.
pembukaan lahan tambak, kayu bakar, bahan
bangunan, pembuatan jangkar perahu dan lain- Tabel 2. Kisaran umur responden
lain. Seiring dengan banyaknya kegiatan Desa Desa
Pemerintah dan LSM di kawasan tersebut, saat Umur Kedungringin Wringinputih
No.
(tahun) Jumlah Jumlah
ini kondisi hutan mangrove yang ada sudah (orang)
%
(orang)
%
lebih baik dibanding lima tahun sebelumnya, 23,33 20,00
1. 20 - 30 7 6
yaitu sebelum tahun 2000.
2. 31 - 40 9 30,00 9 30.00

Tabel 1. Daftar nama jenis mangrove di Taman 3. 41 - 50 6 20,00 8 26.67


Nasional Alas Purwo Kawasan Teluk 4. > 50 8 26,67 7 23.33
Pangpang tahun 2001. 3 3
Nama 100
No. Nama Latin Famili Jumlah 0 100 0
Indonesia Sumber : Data primer (diolah )
1. Aegiceras Mange Myrsinceae
floridum
Jika mengacu pada produktifitas,
2. Bruguiera Tanjang Rhizophoraceae
gymnorrhiza merah maka dari persentase data tersebut dapat
3. Ceriopsdecandera Tingi tagal Rhizophoraceae disimpulkan bahwa penduduk di kedua desa
4. Ceriops tagal Tingi Rhizophoraceae lokasi penelitian tersebut tergolong dalam
5. Excoecaria Pennengen Euphorbiaceae kategori umur produktif atau dengan kata lain
agallocha
6. Lumnitzera Pacar Combretaceae
potensi sumberdaya manusianya cukup tersedia.
racemosa banyu Besarnya jumlah penduduk yang berada pada
7. Rhizophora Bakau Rhizophoraceae kisaran usia produktif dan sangat produktif ini
apiculata merah/ juga akan sangat mendukung pada
8. Rhizophora Tanjang Rhizophoraceae partisipasinya dalam kegiatan pembangunan.
mucronata slindur
9. Scyphyphora Perpat Rubiaceae
Pada usia yang relatif muda dan dengan
hydrophyllaceae lanang produktifitas yang tinggi ini, masyarakat lebih
10. Sonneratia alba Perpat Sonneratiaceae mudah menerima masukan/hal-hal baru yang
11. Sonneratia Perpat Sonneratiaceae bersifat untuk kemajuan mereka. Dalam
caseolaris
hubungannya dengan kegiatan partisipasi
12. Xylocarpus Nyirih Meliaceae
granatum agung masyarakat terhadap pengelolaan ekosistem
Sumber : Laporan Balai Taman Nasional Alas Purwo, 2001. mangrove ini akan lebih mudah diajak karena
EPP.Vol.3.No.1.2006:44-50 46

keinginan untuk memperbaiki masa depan yang selat Bali, yang mempunyai potensi perikanan
lebih baik dan dengan harapan tingkat tangkap lebih besar.
perekonomian yang lebih baik pula.
Tabel 4. Mata pencaharian masyarakat.
2. Pendidikan Desa Desa
Hasil survey yang dilakukan di kedua Mata Kedungringin Wringinputih
No.
Pencaharian Jumlah Jumlah
desa tersebut menunjukkan pendidikan formal (orang)
%
(orang)
%
responden pada Tabel 3 berikut ini . 1. Nelayan 29 15
96,67 50,00

Tabel 3. Tingkat pendidikan responden 2. Petambak - - 10 33,33


Desa Desa 3. Petani - - 5 16,67
Kedungringin Wringinputih
No. Pendidikan PNS/Pegawai
Jumlah Jumlah 4. 1 -
% % Swasta 3,33 -
(orang) (orang) Pedagang/
Tidak 5. - -
1. - - Wiraswasta - -
Sekolah - -
Tidak/Tamat Jumlah 30 100 30 100
2. 29 20
SD 96,67 66,67 Sumber : Data primer (diolah).
Tidak/Tamat
3. - - 4
SLTP 13,33
4. Pendapatan
Tidak/Tamat
4.
SLTA
1
3,33
5
16,67 Hasil dari wawancara terhadap
Sarjana responden di kedua desa penelitian mengenai
5. - 1
Muda/S1 - 3,33 pendapatan dapat dilihat pada Tabel 5 berikut
Jumlah 30 100 30 100 ini.
Sumber : Data primer (diolah)
Tabel 5. Pendapatan responden (Rp/bulan)
Tingkat pendidikan masyarakat Desa Desa
Pendapatan Kedungringin Wringinputih
setempat yang tergolong rendah ini dapat No.
(Rp/bulan) Jumlah Jumlah
mengakibatkan pola berfikir dan bertindak % %
(orang) (orang)
masyarakat tersebut dalam mempertimbangkan 1. < Rp250.000 - -
- -
sesuatu keputusan terbatas, terutama dalam Rp250.000 -
pemanfaatan sumberdaya alam yang ada di 2. 6 8
Rp499.999 20,00 26,67
sekitarnya. Kondisi tingkat pendidikan yang 3.
Rp500.000 –
23 16
rendah ini juga akan menjadi kendala dalam Rp749.999 76,67 53,33
upaya partisipasi pengelolaan ekosistem Rp750.000 –
4. 1 6
Rp 1 Juta 3,33 20,00
mangrove yang lestari dan berkelanjutan. Hal
5. > Rp 1 Juta - - - -
ini akan dapat berimplikasi pada (1) rendahnya
tingkat adopsi inovasi, (2) rendahnya partisipasi Jumlah 30 100 30 100
masyarakat dalam program pengembangan Sumber : Data primer (diolah)
kawasan dan (3) perilaku yang tidak
berwawasan lingkungan dalam berinteraksi Dalam hubungan pendapatan dengan
dengan lingkungan hidupnya. kegiatan partisipasi suatu kegiatan, kemisikanan
dan tingkat pendidikan adalah merupakan faktor
3. Mata Pencaharian yang dapat mempengaruhi partisipasi
Mata pencaharian masyarakat di kedua masyarakat dalam mengelola lingkungan hidup.
desa penelitian ini pekerjaan/mata pencaharian Selain itu ambisi seseorang untuk mencapai
utama responden dapat dilihat pada Tabel 3. tujuan tertentu juga mempunyai hubungan
Masyarakat pesisir Desa Kedungringin bermata dengan tingkat ekonomi keluarganya. Jadi
pencaharian sebagai nelayan lebih besar dengan tingkat pendapatan yang lebih
dibanding Desa Wringinputih. Hal ini terlihat baik/tinggi dapat mendorong seseorang
dari besarnya persentase jumlah responden dari berpartisipasi lebih baik/tinggi pula.
Desa Kedungringin yang bekerja sebagai
nelayan, yaitu 96,67% dan responden Desa 5. Lama Tinggal
Wringinputih sebesar 50,00%. Kondisi ini Lama tinggal dari responden dalam
didukung oleh potensi wilayah penangkapan penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 6 di
yang mereka lakukan bukan hanya di kawasan bawah ini . Pada umumnya dari Tabel 6 terlihat
teluk Pangpang, tetapi desa ini terletak dekat bahwa sebagian besar lama tinggal responden
dengan muara teluk dan juga lebih dekat ke
Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Mangrove (Erwiantono) 47

sama dengan umur responden itu sendiri. Hal 1. Tahap Perencanaan


ini berarti penduduk yang tinggal di kedua desa Tingkat partisipasi pada tahap
tersebut umumnya merupakan penduduk asli perencanaan ini diukur dengan melihat jumlah
dan hanya sedikit yang merupakan pendatang kehadiran responden dalam rapat yang
dari luar. dilakukan dan penyuluhan sebelum adanya
kegiatan penanaman mangrove serta keaktifan
Tabel 6. Kisaran lama tinggal responden dalam memberikan usulan maupun pertanyaan.
Lama Desa Kedungringin Desa Wringinputih Tingkat partisipasi masyarakat dalam tahap ini
No. Tinggal Jumlah Jumlah disajikan pada Gambar 2 berikut ini .
(tahun) (orang) % (orang) %
1. < 15 - - 1 3,33
Tingkat Partisipasi Tahap Perencanaan
2. 15 – 19 - - - -
46,67
3. 20 – 24 2 6,67 1 3.33 50 43,33
40,00

4. 25 – 29 5 16,67 6 20,00 40 33,33 Desa Kedungringin (%)


76,67 73.33 30 23,33
Desa Wringinputih (%)
5. > 30 23 22
100 20
Jumlah 30 100 30
6,67 6,67
Sumber : Data primer (diolah). 10
0 0 0
0
C. Tingkat Partisipasi Masyarakat Tinggi Cukup Sedang Cukup Rendah
Tinggi Rendah
Dalam pengelolaan ekosistem
mangrove, maka bagian yang sangat Gambar 2. Grafik tingkat partisipasi masyarakat
menentukan dalam keberlajutan pengelolaan pada tahap perencanaan.
kawasan tersebut adalah masyarakat setempat.
Hal ini disebabkan karena masyarakat setempat Tingkat partisipasi masyarakat Desa
sangat tergantung kepada kondisi dan potensi Kedungringin yang lebih rendah dibanding Desa
sumberdaya alam serta lebih merasakan dampak Wringinputih ini dimungkinkan oleh sebagian
di kawasan tersebut, atau dengan kata lain baik nelayan yang ada merupakan nelayan yang tidak
buruknya pengelolaan ekosistem mangrove menangkap ikan di kawasan mangrove, yakni
tergantung dari partisipasi masyarakat setempat. menangkap ikan di luar kawasan teluk
Menurut Dahuri et. Al (1996), untuk Pangpang. Sebagian nelayan ada yang
dapat mewujudkan program pengelolaan melakukan penangkapan ikan pada malam hari,
wilayah pesisir dan lautan secara terpadu hal ini akan menjadi halangan bagi mereka
dibutuhkan partisipasi masyarakat yang tinggi apabila ada kegiatan pertemuan/rapat pada
dan setepat mungkin. Masyarakat yang hidup di malam hari, begitu juga sebaliknya.
sepanjang pantai dan telah memanfaatkan Selain itu juga kegiatan Pemerintah
sumberdaya secara tradisional dapat dalam hal pengelolaan/rehabilitasi ekosistem
terpengaruh oleh peraturan dan prosedur baru. mangrove cenderung lebih banyak di lakukan di
Oleh karena itu, masayarakat harus Desa Wringinputih, hal ini dikarenakan potensi
diikutsertakan dalam pembentukan luasan mangrove di kawasan pesisir Desa
kebijaksanaan dan aturan terhadap pemanfaatan tersebut lebih luas. Berdasarkan data dari Dinas
sumberdaya, jika aturan tersebut dibuat untuk Kehutanan dan Perkebunan tahun 2003, potensi
mendukung kemajuan bagi masyarakat. tanaman mangrove untuk Desa Wringinputih
Ekosistem mangrove di kawasan teluk seluas 375 ha sedangkan Desa Kedungringin
Pangpang sangat besar peranannya bagi seluas 75 ha. Meskipun demikian, dari data
kehidupan masyarakat yang tinggal di sekitar survey responden kedua desa tersebut tidak
kawasan tersebut. Kesadaran masyarakat ini terdapat responden yang termasuk kategori
terlihat dari penanaman yang dilakukan atas rendah dan yang termasuk kategori cukup
kemauan atau swadaya masyarakat sendiri sejak rendah kurang dari 25%. Hal ini menunjukkan
lima tahun terakhir. Selain itu adanya kegiatan bahwa walaupun agak berbeda tingkat
pengelolaan/rehabilitasi ekosistem mangrove partisipasi masyarakat di kedua desa tersebut
yang dilakukan oleh pemerintah dan LSM di namun secara umum cukup baik.
kawasan tersebut ikut mendorong kesadaran Tingkat partisipasi yang cukup baik
masyarakat setempat. Tingkat partisipasi tersebut sangat dimungkinkan sekali karena
masyarakat tersebut diukur dari indikator yang pengalaman masyarakat yang melihat masa lalu,
dinilai dari mulai tahap perencanaan, yaitu pada waktu kondisi hutan mangrove yang
pelaksanaan, evaluasi dan menikmati hasil. lebih baik dari sekarang ini sangat memberikan
EPP.Vol.3.No.1.2006:44-50 48

manfaat yang cukup besar serta keingintahuan selain nelayan yang hanya menangkap di sekitar
masyarakat tentang manfaat ekosistem kawasan mangrove atau nelayan tradisional,
mangrove dari beberapa penyuluhan yang juga sebagian nelayan yang terdapat di desa
diberikan oleh pihak pemerintah maupun LSM. tersebut melakukan penangkapan di luar
Selain itu, partisipasi masyarakat dalam kawasan ekosistem mangrove sampai ke Selat
kegiatan perencanaan ini didukung oleh adanya Bali. Mata pencaharian nelayan yang wilayah
kelompok-kelompok sosial yang ada tangkapannya di luar ekosistem mangrove ini
dimasyarakat tersebut, misalnya kelompok tani, dimungkinkan mempengaruhi tingkat partisipasi
kelompok nelayan, kelompok nelayan dan terhadap kegiatan pelaksanaan
petambak, kelompok pengajian dan, lain-lain. pengelolaan/rehabilitasi mangrove tersebut
Pertemuan-pertemuan yang sering
mereka lakukan ini juga membahas adanya
kegiatan rehabilitasi yang direncanakan oleh Tingkat Partisipasi Tahap
Pemerintah/LSM, selain itu juga peran serta dari Pelaksanaan
kelompok-kelompok masyarakat itu sendiri 53,33
yang didorong oleh keingintahuan tentang 60 50,00
46,67 46,67
50
kebenaran dari fungsi dan manfaat ekosistem 40 Desa Kedungringin (%)
mangrove dengan melakukan penanaman 30 Desa Wringinputih (%)
mangrove tersebut. Dalam rapat/penyuluhan 20
10 3,33
yang diadakan, masyarakat memberikan usulan 0 0 0 0 0
0
mengenai lokasi-lokasi yang biasa mereka Tinggi Cukup Sedang Cukup Rendah
singgahi untuk bersandar perahu agar diberikan Tinggi Rendah

jalur khusus yang tidak ditanami mangrove.


Sebagian juga ada masyarakat yang bertanya Gambar 3. Grafik tingkat partisipasi masyarakat
tentang kebenaran manfaat ekosistem mangrove pada tahap pelaksanaan.
itu sendiri bagi mereka. Keinginan masyarakat
khususnya nelayan untuk meningkatkan hasil Kegiatan pemerintah yang pernah
tangkapan mereka inilah yang membuat tingkat dilakukan di kedua desa tersebut, selain
partisipasi mereka dalam kegiatan perencanaan memberikan bantuan bibit untuk ditanam,
ini terlihat cukup baik. terdapat juga instansi penyelenggara kegiatan
tersebut yang memberikan penyuluhan
2. Tahap Pelaksanaan mengenai cara memperoleh bibit, jenis dan cara
Pada tahap pelaksanaan ini, partisipasi menyemaikannya. Penyuluhan ini menambah
masyarakat dilihat dalam melakukan kegiatan pengetahuan bagi masyarakat dan
penanaman mangrove tersebut, baik atas menjadikannya tidak selalu tergantung kepada
inisiatif individu, kelompok maupun yang pemerintah/LSM untuk melakukan kegiatan
diselenggarakan oleh Pemerintah/LSM. Dalam penanaman pohon mangrove.
tahap pelaksanaan ini indikator yang digunakan Keingintahuan dan partisipasi
adalah frekuensi dalam pelaksanaan kegiatan, masyarakat yang cukup tinggi dan didorong
inisiatif kegiatan, keterlibatan anggota keluarga dengan adanya kegiatan pembinaan dari
dan kemauan untuk mencapai keberhasilan pemerintah serta studi banding ke beberapa
dengan mengajak masyarakat sekitar daerah yang telah berhasil pengelolaan
berpartisipasi. Tingkat partisipasi masyarakat mangrovenya, seperti madura dan lampung,
dalam tahap ini, dapat dilihat pada Gambar 3. merupakan salah satu faktor pendorong dari
Berdasarkan data tersebut keberhasilan pengelolaan ekosistem mangrove.
menunjukkan bahwa tingkat partisipasi Dengan melihat manfaat keberhasilan
masyarakat Desa Wringinputih pada tahap pengelolaan ekosistem mangrove yang
pelaksanaan ini lebih tinggi dari masyarakat diperoleh dari beberapa daerah studi banding
Desa Kedungringin. Hal ini didukung oleh tersebut, menjadikan keyakinan mereka bahwa
banyaknya kegiatan/program pemerintah ekosistem mangrove yang lestari mutlak
tentang pengelolaan ekosistem mangrove di diperlukan untuk menunjang kesejahteraan
Desa tersebut dan juga sebagian besar mereka sendiri.
masyarakat Desa Wringinputih yang pada Pembinaan pemerintah kepada
umumnya bekerja sebagai nelayan yang masyarakat untuk melakukan sendiri kegiatan
menangkap ikan di sekitar kawasan mangrove pembibitan tersebut. Kegiatan ini memberikan
serta petambak, yang memberikan pengaruh pengetahuan bagi masyarakat dan menjadikan
terhadap mata pencaharian mereka tersebut. hal tersebut bukan lagi kendala untuk
Sedangkan masyarakat Desa Kedungringin melakukan rehabilitasi mangrove lebih lanjut.
Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Mangrove (Erwiantono) 49

Selain menggunakan bibit yang telah pohon mangrove yang mati dari kegiatan yang
disemaikan, masyarakat juga melakukan mereka lakukan.
penanaman dengan menggunakan biji yang Keterlibatan partisipasi masyarakat
sudah tua secara langsung dengan tingkat Desa Wringinputih yang lebih baik dalam
keberhasilan cukup tinggi. evaluasi ini terlihat dalam bentuk penanaman
Kegiatan yang telah dilakukan sampai dan pemeliharaan mangrove yang tetap
saat ini dan setelah mereka merasakan dilanjutkan dengan melakukan penanaman bila
perubahan hasil tangkapan dari lokasi yang menemukan bibit mangrove, baik secara
telah cukup baik pertumbuhan dan individu maupun kelompok. Penyulaman dan
perrkembangan pohon mangrovenya membuat penanaman tersebut dilakukan dengan mencari
masyarakat sekitar kawasan teluk Pangpang bibit mangrove secara kelompok atau disaat
tersebut menjadi mengerti bahwa program mereka mencari/menangkap ikan mereka
rehabilitasi mangrove sangat bermanfaat dan menemukan biji mangrove dan menanamkannya
perlu dilakukan secara berkelanjutan. dilokasi rehabilitasi yang mengalami kematian
tersebut.
3. Tahap Evaluasi Masyarakat juga melakukan pertemuan
Kegiatan partisipasi masyarakat yang dalam kegiatan evaluasi, yaitu mereka
diliihat dalam tahap evaluasi meliputi membahas keberhasilan yang dicapai dan apa
pemeliharaan, pengawasan dan pertemuan penyebab kematian dari pohon mangrove yang
evaluasi hasil kegiatan yang telah dilakukan mereka tanam. Pertemuan yang dilakukan ini
serta kegiatan perbaikan yaitu penyulaman pada umumnya merupakan pertemuan
terhadap bibit yang mati setelah ditanam. kelompok seperti pengajian, kelompok nelayan
Tingkat partisipasi masyarakat dari responden maupun kelompok petambak, yang juga
yang diambil dalam tahap evaluasi disajikan membahas mengenai kegiatan pengelolaan
pada Gambar 4 berikut ini. mangrove tersebut. Sebagai antisipasi untuk
mencegah kerusakan dan terciptanya kelestarian
ekosistem mangrove di kawasan kedua desa
Tingkat Partisipasi Tahap Evaluasi tersebut telah dibentuk aturan lokal yang
70 63,33 memberikan sanksi bagi masyarakat yang
Desa Kedungringin (%) melakukan penebangan/perusakan pohon
60
50
36,67
Desa Wringinputih (%) mangrove.
36,67
40 30,00 Keaktifan masyarakat pada tahap
26,67
30
evaluasi ini sangat perlu untuk diberdayakan,
20
10
6,67 karena dengan mengetahui permasalahan yang
0 0 0 0
0 timbul dari kegiatan penanaman yang dilakukan
Tinggi Cukup
Tinggi
Sedang Cukup
Rendah
Rendah
akan dapat merencanakan kegiatan berikutnya
yang lebih baik dan dapat mengatasinya.
Gambar 4. Grafik tingkat partisipasi masyarakat Partisipasi masyarakat tahap evaluasi ini akan
pada tahap evaluasi. menimbulkan tanggung jawab dan rasa
memiliki yang lebih tinggi terhadap
Tingkat partisipasi masyarakat Desa keberhasilan pengelolaan ekosistem mangrove
Kedungringin yang mempunyai kategori rendah yang ada.
lebih besar pada tahap evaluasi ini
dimungkinkan karena program pemerintah yang 4. Tahap Menikmati Hasil
ada hanya melakukan kegiatan penanaman saja Keberhasilan tahapan pelaksanaan
di kawasan tersebut tanpa memberdayakan penanaman mangrove yang telah dilakukan
masyarakat setempat untuk mengevaluasi masyarakat memberikan manfaat yang cukup
keberhasilan dari kegiatan penanaman yang banyak bagi masyarakat dalam menikmati hasil
dilakukan, dengan kata lain masyarakat hanya dari ekosistem mangrove tersebut. Dalam tahap
dijadikan sebagai obyek pembangunan. Tetapi menikmati hasil indikator yang digunakan
sebagian masyarakat ini juga sudah mulai adalah hubungan jenis pekerjaan dengan
timbul kesadarannya untuk melakukan evaluasi ekosistem mangrove, manfaat yang diperoleh
dan pengawasan terhadap mangrove yang ada dari hutan mangrove berupa perubahan hasil
dan yang sudah ditanam. Selain itu dalam tangkapan dan jenis manfaat lainnya. Selain itu
mencari bibit mangrove masyarakat Desa juga partisipasi masyarakat tahap ini dilihat dari
Kedungringin lebih jauh dibanding masyarakat dalam menjaga hutan mangrove yang ada
Desa Wringinputih. Hal ini menyebabkan sekarang ini. Berikut ini disajikan tingkat
mereka jarang melakukan penyulaman terhadap
EPP.Vol.3.No.1.2006:44-50 50

partisipasi masyarakat responden dalam tahap sumberdaya perikanan dan didukung oleh
menikmati hasil (Gambar 5) : kesadaran masyarakat yang cukup baik karena
sebagian besar memanfaatkan kawasan
ekosistem mangrove Teluk pangpang sebagai
Tingkat Partisipasi Tahap Menikmati Hasil
tempat mata pencaharian mereka.
80,00 66,67
Desa Kedungringin (%)
70,00 63,33 IV. KESIMPULAN
60,00 Desa Wringinputih (%)
50,00
40,00
36,67
26,67
Kesimpulan dari hasil penelitian adalah
30,00 1. Karakteristik masyarakat di kedua desa
20,00
10,00 0
6,67
0 0 0 0
tersebut berdasarkan responden yang
0,00 diambil pada umumnya adalah : sebagian
Tinggi Cukup Sedang Cukup Rendah
Tinggi Rendah besar yaitu sebanyak 45 orang (75%)
penduduknya berada pada usia produktif,
Gambar 5. Grafik tingkat partisipasi masyarakat pendidikan didominasi pada tingkat
pada tahap menikmati hasil pendidikan dasar/SD yaitu sebanyak 49
orang (81,67%), mata pencaharian sebagian
Sebagian besar masyarakat besar nelayan yaitu sebanyak 44 orang
menanggapi kegiatan rehabilitasi mangrove (73,33%), pendapatan termasuk kategori
yang dilakukan telah memberikan hasil yang sedang yaitu rata-rata sekitar Rp 500.000 -
cukup memuaskan. Hal ini dilihat dari jarak 750.000/bulan sebanyak 39 orang (65%)
melaut yang relatif lebih dekat dan perubahan dan lama tinggal >30 tahun yaitu sebanyak
hasil tangkapan yang mereka peroleh di sekitar 45 orang (75%).
kawasan mangrove Teluk Pangpang tersebut 2. Tingkat partisipasi masyarakat di kedua
lebih banyak dari sebelumnya, yakni sekitar desa tersebut tergolong cukup baik.
lebih banyak > 75% dari saat kondisi hutan Partisipasi masyarakat yang cukup tinggi
mangrove tersebut hampir habis/kritis. pada pelaksanaan dan menikmati hasil
Secara keseluruhan mulai dari tahap dimungkinkan oleh sebagian kegiatan
perencanaan sampai tahap menikmati hasil, pemerintah yang sebagian besar
tingkat partisipasi masyarakat Desa menekankan pada kegiatan penanaman
Wringinputih lebih tinggi dari Desa mangrove dan hanya sebagian kecil
Kedungringin. Dari responden masyarakat kegiatan yang memberdayakan masyarakat
Desa Kedungringin tidak ada yang termasuk untuk mengevaluasi kegiatan yang telah
kategori tinggi, namun walaupun demikian dilakukan.
partisipasi masyarakat Desa Kedungringin dan 3. Kondisi ekosistem mangrove di kawasan
Desa Wringinputih tidak ada yang termasuk Teluk Pangpang saat ini sudah lebih baik
pada kategori rendah. Tingkat partisipasi dibanding lima tahun sebelumnya, yaitu
masyarakat secara keseluruhan, dapat dilihat sebelum tahun 2000. Program
pada Gambar 6 berikut ini. Pemerintah/LSM dalam pelestarian
ekosistem mangrove telah memberikan
Tingkat Partisipasi Secara Keseluruhan pengaruh terhadap tingkat partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan ekosistem
70,00 63,33 mangrove yang ada. Hal ini terlihat dari
60,00 53,33 Desa Kedungringin (%) kesadaran masyarakat untuk melakukan
50,00 Desa Wringinputih (%) kegiatan rehabilitasi bukan hanya dari
40,00
23,33
kegiatan pemerintah itu sendiri, tapi
30,00 20,00 23,33
20,00 16,67 melakukannya atas swadaya mereka
10,00 sendiri.
0 0
0,00
Tinggi Cukup Sedang Cukup Rendah
Tinggi Rendah
DAFTAR PUSTAKA

Gambar 6. Grafik tingkat partisipasi masyarakat Balai Taman Nasional Alas Purwo. 2001.
secara keseluruhan. Laporan tahunan. Balai Taman Nasional
Alas Purwo. Surabaya.
Tingkat partisipasi yang lebih baik
pada masyarakat Desa Wringinputih ini Dahuri, R. Et al. 1999. Pengolahan sumberdaya
didukung oleh banyaknya kegiatan pemerintah pesisir secara terpadu. Pradnya Paramita.
tentang pengelolaan ekosistem mangrove dan Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai