Oleh:
Irghea Puti Raudha 1840312238
Rezky Fajriani Anugra 1840312241
Preseptor :
dr. Novialdi, Sp.THT-KL(K), FICS
Affiliasi penulis : 1. Profesi Dokter FK UNAND berhubungan dengan esophagus. Panjang dinding
(Fakultas Kedokteran Universitas Andalas); 2. Bagian posterior faring pada orang dewasa kurang lebih 14
Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah cm; bagian ini merupakan bagian dinding faring yang
Kepala Leher (THT-KL) RSUP Dr. M. Djamil Padang; terpanjang. Dinding faring dibentuk oleh (dari dalam
keluar) selaput lendir, fasia faringobasiler,
PENDAHULUAN pembungkus otot dan sebagian fasia bukofaringeal.
Faring terbagi atas nasofaring, orofaring dan
1.1 Latar Belakang laringofaring (hipofaring).1
Penyakit saluran pernapasan atas adalah penyakit Unsur-unsur faring meliputi mukosa, palut lendir
yang paling sering datang ke layanan kesehatan (mucous blanket) dan otot.1
primer. Penyakit saluran pernapasan atas diantaranya
berupa tonsilitis, faringitis, dan laringitis.1
Etiologi yang menyebabkan infeksi pada saluran
tersebut hampir sama, kebanyakan disebabkan karna
virus, dilanjutkan dengan bakteri dan bisa juga
disebabkan oleh pemakaian kortikosteroid inhalan
yang terus menerus dan berlangsung lama.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Diagnosis banding dari penyakit ini begitu luas dan
dapat terjadi bersamaan. Tatalaksana yang diberikan
juga sering disamaratakan dengan pemberian
antibiotik. Oleh karena itu, tonsilitis, faringitis, dan
laringitis yang akan dibahas dalam tulisan clinical
science session ini.
Gambar 1. Anatomi Faring
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan Clinical Science Session ini
Mukosa
adalah untuk mengetahui anatomi dan fisiologi faring,
tonsil dan laring serta, definisi, epidemiologi, etiologi,
Bentuk mukosa faring bervariasi, tergantung pada
patogenesis, diagnosis, tatalaksana, komplikasi dan
letaknya. Pada nasofaring karena fungsinya untuk
prognosis faringitis, tonsilitis dan laringitis..
saluran respirasi, maka mukosanya bersilia, sedang
epitelnya torak berlapis yang mengandung sel goblet.
1.3 Metode Penulisan Di bagian bawahnya, yaitu orofaring dan laringofaring,
Metode penulisan Clinical Science Session ini karena fungsinya untuk saluran cerna, epitelnya
adalah dengan studi kepustakaan dengan merujuk gepeng berlapis dan tidak bersilia.1
pada berbagai literatur.
Di sepanjang faring dapat ditemukan banyak sel
1.4 Manfaat Penulisan jaringan limfoid yang terletak dalam rangkaian jaringan
Manfaat penulisan Clinical Science Session ini ikat yang termasuk dalam sistem retikuloendotelial.
adalah menambah wawasan dan pengetahuan Oleh karena itu faring dapat disebut juga daerah
mengenai faringitis, tonsilitis dan laringitis. pertahanan tubuh terdepan.1
sirkular terdiri dari m. konstriktor faring superior, media, Faring mendapat darah dari beberapa sumber
dan inferior. Otot-otot ini terletak disebelah luar. dan kadang-kadang tidak beraturan. Yang utama
Otot-otot ini berbentuk kipas dengan tiap bagian berasal dari cabang a. karotis eksterna (cabang faring
bawahnya menutup sebagian otot bagian atasnya dari asendens dan cabang fausial) serta dari cabang a.
belakang. Di sebelah depan, otot-otot ini bertemu satu maksila interna yakni cabang palatine superior.1
sama lain dan dibelakang bertemu pada jaringan
bertemu pada jaringan ikat yang disebut “rafe faring”
(raphe pharyngis). Kerja otot konstriktor untuk
mengecilkan lumen faring. Otot-otot ini dipersarafi oleh
n.vagus (n.X).1
Orofaring disebut juga mesofaring, dengan batas Pada saat berbicara dan menelan terjadi gerakan
atasnya adalah palatum mole, batas bawah adalah tepi terpada dari otot-otot palatum dan faring. Gerakan ini
atas epiglotis ke depan adalah rongga mulut antara lain berupa pendekatan palatum mole kea rah
sedangkan ke belakang adalah vertebra servikalis. dinding belakang faring. Gerakan penutupan ini terjadi
sangat cepat dan melibatkan mula-mula
Struktur yang terdapat di rongga orofaring adalah m.salpingofaring dan m.palatofaring.kemudian
dinding posterior faring, tonsil palatine, fosa tonsil serta m.levator veli palatini bersama-sama m.konstriktor
arkus faring anterior dan posterior, uvula, tonsil lingual faring superior. Pada gerakan penutupan nasofaring
dan foramen sekum. m.levator vveli palatini menarik palatum mole ke atas
belakang hampir mengenai dinding posterior faring.
Secara klinik dinding posterior faring penting Jarak yang tersisa ini diisi oleh tonjolan (fold of)
karena ikut terlibat pada radang akut atau radang passavant pada dinding belakang faring yang terjadi
kronik faring, abses retrofaring, serta gangguan akibat 2 macam mekanisme, yaitu pengangkatan
otot-otot di bagian tersebut. Gangguan otot posterior faring sebagai hasil gerakan m.palatofaring (bersama
faring bersama-sama dengan otot palatum mole m.salpingofaring) dan oleh kontraksi aktif m.konstriktor
berhubungan dengan gangguan n. vagus.1 faring superior. Mingkin kedua gerakan ini bekerja tidak
pada waktu yang bersamaan.1
3. Laringofaring
Ada yang berpendapat bahwa tonjolan Passavant
Batas laringofaring di sebelah superior adalah ini menetap pada pada periode fonasi, tetapi ada pula
tepi atas epiglotis, batas anterior ialah laring, batas pendapat yang mengatakan tonjolan ini timbul dan
inferior ialah esophagus, sertas batas posterior adalah hilang secara cepat bersamaan dengan gerakan
vertebra servikal. Bila laringofaring diperiksa dengan palatum.1
kaca tenggorok pada pemeriksaan laring tidak
langsung atau dengan laringoskop pada pemeriksaan Definisi Faringitis
laring langsung, maka struktur pertama yang tampak Faringitis adalah penyakit inflamasi dari mukosa
dibawah dasar lidah ialah valekula.1 dan submukosa pada tenggorokan, Jaringan yang
terkena meliputi orofaring, nasofaring, hipofaring,
Fisiologi Faring tonsil, dan adenoid.1
Faringitis merupakan peradangan dinding faring
Fungsi faring yang terutama ialah untuk respirasi, yang dapat disebabkan oleh virus (40-60%), bakteri
pada waktu menelan, resonansi suara dan untuk (5-40%), alergi, trauma, toksin, dan lain-lain.2
artikulasi.1 Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan
menimbulkan reaksi inflamasi local.Infeksi bakteri grup
a) Fungsi menelan A Streptokokus 𝛽 hemolitikus dapat menyebabkan
kerusakan jaringan yang hebat, karena bakteri ini
Terdapat 3 fase dalam proses menelan yaitu fase melepaskan toksin ekstraselular yang dapat
oral, fase faringal dan fase esofagal. Fase oral, bolus menimbulkan demam reumatik, kerusakan katup
makanan dari mulut menuju ke faring.Gerakan disini jantung, glomerulonephritis akut karena fungsi
disengaja (voluntary). Fase faringal yaitu pada waktu glomerulus terganggu akibat terbentuknya kompleks
transport bolus makanan melalui faring. Gerakan disini antigen-antibodi. Bakteri ini banyak menyerang anak
tidak sengaja (involuntary). Fase esofagal disini usia sekolah, orang dewasa dan jarang pada anak
gerakannya tidak disengaja, yaitu pada waktu bolus umur kurang dari 3 tahun. Penularan infeksi melalui
makanan bergerak secara peristaltic di esophagus secret hidung dan ludah (droplet infection).2
menuju lambung.1
Etiologi Faringitis
Faringitis merupakan peradangan dinding faring
yang dapat disebabkan akibat infeksi maupun non
infeksi. Banyak mikroorganisme yang dapat
menyebabkan faringitis, virus (40-60%), bakteri GAS (Group A Streptococci). Bakteri penyebab
(5-40%). Respiratory viruses merupakan penyebab tersering yaitu Streptococcus Pyogenes. Sedangkan,
faringitis yang paling banyak teridentifikasi dengan penyebab virus tersering yaitu rhinovirus dan
Rhinovirus (±20%) dan coronaviruses (±5%). Selain itu adenovirus. Masa infeksi GAS paling sering yaitu pada
juga ada Influenzavirus, Parainfluenza virus, akhir musim gugur hingga awal musim semi.5
adenovirus, Herpes simplex virus type 1&2, Coxsackie
virus A, cytomegalovirus dan Epstein-Barr virus (EBV). Patogenesis Faringitis
Selain itu infeksi HIV juga dapat menyebabkan Bakteri S. Pyogenes memiliki sifat penularan
terjadinya faringitis. Faringitis yang disebabkan oleh yang tinggi dengan droplet udara yang berasal dari
bakteri biasanya oleh grup S.pyogenes dengan pasien faringitis.Droplet ini dikeluarkan melalui batuk
5-15% penyebab faringitis pada orang dewasa. Group dan bersin. Jika bakteri ini hinggap pada sel sehat,
A streptococcus merupakan penyebab faringitis yang bakteri ini akan bermultiplikasi dan mensekresikan
utama pada anak-anak berusia 5-15 tahun, ini jarang toksin. Toksin ini menyebabkan kerusakan pada sel
ditemukan pada anak berusia <3tahun.3 hidup dan inflamasi pada orofaring dan tonsil.
Bakteri penyebab faringitis yang lainnya (<1%) Kerusakan jaringan ini ditandai dengan adanya
antara lain Neisseria gonorrhoeae, Corynebacterium tampakan kemerahan pada faring.5 Periode inkubasi
diptheriae, Corynebacterium ulcerans, Yersinia faringitis hingga gejala muncul yaitu sekitar 24 – 72
eneterolitica dan Treponema pallidum, Mycobacterium jam.6
tuberculosis. Faringitis dapat menular melalui droplet Beberapa strain dari S. Pyogenes menghasilkan
infection dari orang yang menderita faringitis. Faktor eksotoksin eritrogenik yang menyebabkan bercak
resiko penyebab faringitis yaitu udara yang dingin, kemerahan pada kulit pada leher, dada, dan lengan.
turunnya daya tahan tubuh, konsumsi makanan yang Bercak tersebut terjadi sebagai akibat dari kumpulan
kurang gizi, konsumsi alkohol yang berlebihan.3 darah pada pembuluh darah yang rusak akibat
Pada faringitis kronik, faktor-faktor yang pengaruh toksin.5
berpengaruh:4
1. Infeksi persisten di sekitar faring. Pada rhinitis dan Klasifikasi Faringitis
sinusitis kronik, mucus purulent secara konstan Faringitis dibagi menjadi:4
jatuh ke faring dan menjadi sumber infeksi yang 1. Faringitis akut
konstan. Tonsillitis kronik dan sepsis dental juga a) Faringitis viral
bertanggung jawab dalam menyebabkan faringitis b) Faringitis bakterial
kronik dan odinofagia yang rekuren. c) Faringitis fungal
2. Bernapas melalui mulut. Bernapas melalui mulut d) Faringitis gonorea
akan mengekspos faring ke udara yang tidak 2. Faringitis kronik
difiltrasi, dilembabkan dan disesuaikan dengan a) Faringitis kronik hiperplastik
suhu tubuh sehingga menyebabkan lebih mudah b) Faringitis kronik atrofi
terinfeksi. Bernapas melalui mulut biasa 3. Faringitis spesifik
disebabkan oleh : a) Faringitis luetika
a. Obstruksi hidung b) Faringitis tuberkulosis
b. Obstruksi nasofaring
c. Gigi yang menonjol 1. Faringitis Akut
d. Kebiasaan a. Faringitis Viral
3. Iritan kronik. Merokok yang berlebihan, Gejala dan tanda faringitis viral adalah demam
mengunyah tembakau, peminum minuman keras, disertai rinorea, mual, nyeri tenggorokan dan sulit
makanan yang sangat pedas semuanya dapat menelan.Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil
menyebabkan faringitis kronik. hiperemis. Rinovirus menimbulkan gejala rhinitis dan
4. Polusi lingkungan. Asap atau lingkungan yang beberapa hari kemudian akan menimbulkan faringitis.
berdebu atau uap industry juga menyebabkan Virus influenza, coxsachievirus dan cytomegalovirus
faringitis kronik. tidak menghasilkan eksudat. Coxachievirus dapat
5. Faulty voice production. Penggunaan suara yang menimbulkan lesi vesicular di orofaring dan lesi kulit
berlebihan atau faulty voice production juga berupa mauclopapular rash. Adenovirus selain
adalah salah satu penyebab faringitis kronik. menimbulkan gejala faringitis, juga menimbulkan
gejala konjungtivitis terutama pada anak. Epstein Barr
Faktor risiko dari faringitis yaitu: Virus (EBV) menyebabkan faringitis yang disertai
1. Cuaca dingin dan musim flu produksi eksudat pada faring yang banyak. Terdapat
2. Kontak dengan pasien penderita faringitis pembesaran kelenjar limfa di seluruh tubuh terutama
karena penyakit ini dapat menular melalui retroservikal dan hepatosplenomegali.2
udara Faringitis yang disebabkan HIV-1 menimbulkan
3. Merokok, atau terpajan oleh asap rokok keluhan nyeri tenggorok, nyeri menelan, mual, dan
4. Infeksi sinus yang berulang demam. Pada pemeriksaan tampak faring hiperemis,
5. Alergi terdapat eksudat, limfadenopati akut di leher dan
pasien tampak lemah. Terapinya adalah istirahat dan
Epidemiologi Faringitis minum yang cukup. Kumur dengan air hangat.
Di USA, faringitis terjadi lebih sering terjadi pada Analgetika jika perlu dan tablet isap. Antivirus
anak-anak daripada pada dewasa. Sekitar 15 – 30 % metisoprinol (Isoprenosine) diberikan pada infeksi
faringitis terjadi pada anak usia sekolah, terutama usia herpes simpleks dengan dosis 60-100 mg/kgBB dibagi
4 – 7 tahun, dan sekitar 10%nya diderita oleh dewasa. dalam 4-6 kali pemberian/hari pada orang dewasa dan
Faringitis ini jarang terjadi pada anak usia < 3 tahun. pada anak <5 tahun diberikan 50 mg/kgBB dibagi
Penyebab tersering dari faringitis ini yaitu dalam 4-6 kali pemberian/hari.2
streptokokus grup A, karena itu sering disebut faringitis
b. Kortikosteroid: deksametason 8-16 mg, IM, 1 kali. 0: Kemungkinan faringitis karena streptococcus
Pada anak 0.08-0.3 mg/kgBB, IM, 1 kali. 1%-2.5%. Tidak perlu pemeriksaan lebih lanjut dan
antibiotic.
c. Analgetika
1: Kemungkinan faringitis karena streptococcus
d. Kumur dengan air hangat atau antiseptic. 5%-10%. Tidak perlu pemeriksaan lebih lanjut dan
antibiotic.
Tabel 4. Skoring
c. Faringitis Fungal
Faringitis leutika atau faringitis syphilis ini dapat Pemeriksaan Penunjang Faringitis
disebabkan oleh Treponema palidum yang dapat
menimbulkan infeksi di daerah faring seperti penyakit 1. Kultur Swab tenggorokan (Gold standard)
lues di organ lain. Gambaran kliniknya tergantung pada
stadium penyakit primer, sekunder atau tertier. 2. Darah Rutin
DAFTAR PUSTAKA
Epidemiologi Tonsilitis
1. Rusmarjono dan Hermani B. Odinofagia. Buku Insiden penyakit tonsilitis pada praktek umum di
Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Inggris adalah sebanyak 100 per 1000 populasi dalam
Kepala & Leher. Edisi Keenam. Cetakan ke-5. setahun. Tonsilitis akut lebih sering terjadi pada
Balai Penerbit FKUI. Jakarta: 2010 anak-anak, namun jarang terjadi pada anak usia di
2. Rusmarjono dan Soepardi EA. Faringitis, bawah dua tahun.8,9
Tonsilitis, dan Hipertrofi Adenoid. Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepala & Etiologi Tonsilitis
Leher. Edisi Keenam. Cetakan ke-5. Balai Tonsilitis dapat disebabkan oleh beberapa agen
Penerbit FKUI. Jakarta: 2010 penyebab seperti, virus dan bakteri. Virus Epstein Barr
3. Mansjoer, A (ed). Ilmu Penyakit Telinga, Hidung, merupakan penyebab tersering dari tonsilitis akibat
dan Tenggorok, Edisi 3. FK UI.Jakarta.2005 virus. Virus lainnya yang dapat menyebabkan tonsilitis
4. Acerra JR. Pharyngitis in Emergency Medicine. adalah Hemofilus influenzae, virus coxschakie, dan
2010. Diambil dari sitomegalovirus (CMV). Bakteri merupakan penyebab
http://emedicine.medscape.com/article/764304-ov tersering dari tonsilitis khususnya adalah jenis
erview#a0199 Streptokokus beta hemolitikus. Kelompok bakteri
lainnya yang dapat menyebabkan tonsilitis adalah
5. Pommerville JC. Alcamo’s Fundamentals of pneumokokus, Streptokokus viridan, Streptokokus
Microbiology. Ed ke-9. Sudbury: Jones & Bartlett piogenes, Corynebacterium diphteriae dan bakteri
Publisher; 2011 spirochaeta atau triponema.2,4
6. Lipsky MS, King MS. Blueprints Family Medicine.
Philadelphia: Lipincott; 2010 Klasifikasi Tonsilitis
7. Dhingra PL. Diseases of Ear, Nose, Throat. India: Tonsilitis dapat diklasifikasikan menjadi:2
Reed Elsevier; 2000 1. Tonsilitis akut
a) Tonsilitis viral
B. TONSILITIS b) Tonsilitis bakterial
2. Tonsilitis membranosa
Anatomi dan Fisiologi Tonsil a) Tonsilitis difteri
Tonsil adalah massa yang terdiri dari jaringan b) Tonsilitis septik
limfoid dan ditunjang oleh jaringan ikat dengan kriptus c) Angina Plaut Vincent
di dalamnya. Tonsil palatina yang biasanya disebut d) Penyakit kelainan darah
tonsil saja terletak di dalam fosa tonsil. Pada kutub 3. Tonsilitis kronik
atas sering ditemukan celah intratonsil yang
merupakan sisa kantong faring kedua. Kutub bawah Manifestasi Klinis
tonsil melekat pada dasar lidah. Epitel yangmelapisi Manifestasi klinis tonsilitis berbeda untuk setiap
tonsil ialah epitel skuamosa yang melingkupi kriptus. Di klasifikasinya, yaitu:2,4,10
dalam kriptus biasanya ditemukan leukosit, limfosit, 1. Tonsilitis akut
dan epitel yang erlepas, bakteri dan sisa makanan. Tonsilitis akut ditandai oleh adanya
Permukaan lateral tonsil melekat pada fasia faring pembengkakan dan kemerahan dari tonsil, bisa
yang sering disebut kapsul tonsil.2 dengan atau tanpa eksudat, limfadenopati servikal dan
Tonsil mendapat darah dari a. platina mayor, a. demam di atas 38,3ºC per rektal.
palatina ascenden, cabang tonsil a. maksila interna, a. Tonsilitis akut viral memiliki gejala menyerupai
faring asenden, dan a. lingualis dorsal.2 common cold yang disertai rasa nyeri tenggorok. Pada
Anatomi faring dan tonsil dapat dilihat pada infeksi virus Hemofilus influenzae akan terjadi
gambar 2.1 di bawah ini. peradangan yang supuratif. Pada infeksi virus
coxschakie, akan ditemukan luka-luka kecil pada
palatum dan tonsil yang sangat nyeri.
Tonsilitis akut bakterial memiliki manifestasi klinis
berupa nyeri tenggorok dan nyeri waktu menelan,
demam dengan suhu tubuh yang tinggi, lesu, nyeri
sendi, tidak nafsu makan dan rasa nyeri di telinga
(otalgia). Otalgia disebabkan oleh nyeri alih melalui
saraf glosofaringeus. Pada pemeriksaan, tampak tonsil
membengkak, hiperemis, dan terdapat detritus
berbentuk folikel, lakuna atau tertutup oleh membran
semu. Detritus merupakan kumpulan leukosit, bakteri
mati dan epitel yang terlepas yang mengisi kriptus
tonsil dan tampak sebagai bercak kuning.
2. Tonsilitis membranosa
Pada tonsillitis difteri akan ditemukan tiga
golongan gejala, yaitu gejala umum, gejala lokal dan
Gambar 1. Anatomi faring dan tonsil15 gejala akibat eksotoksin. Gejala umum sama dengan
Definisi Tonsilitis gejala tonsillitis akut. Gejala lokal yang dapat ditemui
Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang adalah tonsil membengkak yang ditutupi oleh bercak
merupakan bagian dari cincin Waldeyer. Peradangan putih kotor yang makin lama makin meluas dan bersatu
ini dapat disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri yang membentuk membran semu. Membran semu ini
menyebar melalui udara, tangan dan ciuman. Penyakit melekat erat pada dasarnya, sehingga apabila
ini dapat terjadi pada semua umur, namun sebagian diangkat akan mudah berdarah. Gejala lainnya adalah
besar terjadi pada anak-anak.2,7
gejala akibat eksotoksin yang akan menimbulkan Tonsil hipertrofik dengan ukuran ≥ T2
kerusakan jaringan tubuh. Pada jantung akan terjadi Hiperemis dan terdapat detritus di dalam kripti
miokarditis hingga decompensatio cordis, pada saraf yang memenuhi permukaan tonsil
kranial akan terjadi kelumpuhan otot palatum dan otot Terdapat membran semu akibat bercak detritus
pernapasan, sedangkan pada ginjal akan terjadi yang melebar sehingga mirip tampilan tonsillitis
albuminuria. difteri
Angina Plaut Vincent atau stomatitis ulsero Udem dan hiperemis palatum mole, arkus
membranosa memiliki gejala berupa demam hingga anterior dan posterior faring
39ºC, nyeri kepala, badan lemah dan kadang-kadang Kelenjar limfe dapat membesar disertai nyeri
terdapat gangguan pencernaan, rasa nyeri di mulut, tekan
hipersalivasi, gigi dan gusi mudah berdarah. Pada B. Tonsilitis difteri
pemeriksaan akan ditemukan membran putih keabuan Tonsil membengkak yang ditutupi oleh bercak
di atas tonsil, uvula, dinding faring, gusi serta prosesus putih kotor yang makin lama makin meluas
alveolaris, mulut berbau (foetor ex ore) dan kelenjar Tampak membran semu atau pseudomembran
submandibular membesar. yang melekat erat pada dasarnya, sehingga
Infeksi mononukleosis merupakan tonsilo apabila diangkat akan mudah berdarah.
faringitis ulsero membranosa bilateral yang ditandai C. Tonsilitis kronik
oleh adanya membran semu yang mudah diangkat
Tampak tonsil membesar dengan permukaan
tanpa timbul perdarahan dan disertai oleh pembesaran
yang tidak rata dan kriptus yang melebar dan diisi
kelenjar getah bening leher, ketiak dan inguinal.
oleh detritus
3. Tonsilitis kronik
Pembesaran kelenjar limfe submandibula dan
Pada pemeriksaan tampak tonsil membesar
tonsil yang mengalami perlengketan.
dengan permukaan yang tidak rata, kriptus melebar
Berdasarkan rasio perbandingan tonsil dengan
dan beberapa kriptus terisi detritus. Kriptus yang
orofaring, dengan mengukur jarak antara kedua pilar
melebar disebabkan oleh inflamasi berulang yang
anterior dibandingkan dengan jarak permukaan medial
mengikis mukosa dan jaringan limfoid pada tonsil yang
kedua tonsil, maka gradasi pembesaran tonsil dapat
mengakibatkan jaringan limffoid digantikan oleh
dibagi menjadi:
jaringan parut sehingga akan mengalami pengerutan
dan kriptus menjadi melebar. Gejala lainnya adalah T0: tonsil masuk di dalam fossa atau sudah
perasaan mengganjal di tenggorok, rasa kering di diangkat
tenggorok dan napas berbau. T1: <25% volume tonsil dibandingkan dengan
volume orofaring atau batas medial tonsil
Diagnosis Tonsilitis melewati pilar anterior sampai ¼ jarak pilar
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, anterior uvula
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang seperti T2: 25-50% volume tonsil dibandingkan dengan
di bawah ini:2,6 volume orofaringatau batas medial tonsil
1. Anamnesis melewati ¼ jarak pilar anterior-uvula sampai ½
Dari anamnesis akan didapatkan keluhan dan jarak pilar anterior-uvula
faktor risiko pada pasien. Keluhan yang dirasakan T3: 50-75% volume tonsil dibandingkan dengan
adalah: volume orofaring atau batas medial tonsil
Rasa kering di tenggorok melewati ½ jarak pilar anterior-uvula sampai ¾
Nyeri pada tenggorok terutama saat menelan jarak pilar anterior-uvula
Nyeri alih ke telinga T4: > 75% volume tonsil dibandingkan dengan
Demam tinggi volume orofaring atau batas medial tonsil
melewati ¾ jarak pilar anterior-uvula sampai
Sakit kepala, badan lesu, nafsu makan berkurang
uvula atau lebih.
Hot potato voice, yaitu suara pasien seperti orang
Gradasi pembesaran tonsil dapat dilihat pada
yang mulutnya penuh dengan masakan panas
gambar 2.5 di bawah ini.
Mulut berbau (foetor ex ore) dan ludah
menumpuk di cavum oris
Rasa mengganjal di tenggorok pada tonsilitis
kronis
Pada Angina Plaut Vincent ditemukan demam
hingga 39ºC, nyeri kepala, badan lemah dan
kadang-kadang terdapat gangguan pencernaan,
rasa nyeri di mulut, hipersalivasi, gigi dan gusi
mudah berdarah.
Faktor risiko pada pasien yang dapat ditemui
pada anamnesis adalah:
Faktor usia, terutama anak-anak
Penurunan daya tahan tubuh
Rangsangan menahun, misalnya rokok dan Gambar 2. Gradasi pembesaran tonsil6
makanan tertentu
Higiene rongga mulut yang kurang baik 3. Pemeriksaan penunjang
Riwayat alergi A. Pemeriksaan darah lengkap
Pada tonsilitis kronik dapat ditemukan risiko B. Swab tonsil untuk pemeriksaan pewarnaan Gram
berupa kelelahan dan pengobatan tonsillitis akut yang dilihat di bawah mikroskop.
yang tidak adekuat.
2. Pemeriksaan fisik Diagnosis Banding Tonsilitis
A. Tonsilitis akut Diagnosis banding dari tonsillitis adalah:6
aritenoid dengan kartilago tiroid dan ligamentum Plica vocalis dan plica ventrikularis membagi
tiroepiglotica. rongga laring dalam tiga bagian, yaitu vestibulum laring
, glotic dan subglotic.
Gerakan laring dilaksanakan oleh kelompok
otot-otot ekstrinsik dan otot-otot instrinsik, otot-otot Vestibulum laring ialah rongga laring yang
ekstrinsik terutama bekerja pada laring secara terdapat diatas plica ventrikularis. Daerah ini disebut
keseluruhan, sedangkan otot-otot instrinsik supraglotic. Antara plica vocalis dan pita ventrikularis,
menyebabkan gerakan bagian-bagian laring sendiri. pada tiap sisinya disebut ventriculus laring morgagni.
Otot-otot ekstrinsik laring ada yang terletak diatas
tulang hyoid (suprahioid), dan ada yang terletak Rima glottis terdiri dari dua bagian, yaitu bagian
dibawah tulang hyoid (infrahioid). Otot ekstrinsik yang intermembran dan bagian interkartilago. Bagian
supra hyoid ialah M. Digastricus, M.Geniohioid, intermembran ialah ruang antara kedua plica vocalis,
M.Stylohioid, dan M.Milohioid. Otot yang infrahioid dan terletak dibagian anterior, sedangkan bagian
ialah M.sternohioid dan M.Tirohioid. Otot-otot ekstrinsik interkartilago terletak antara kedua puncak kartilago
laring yang suprahioid berfungsi menarik laring aritenoid, dan terletak di bagian posterioir. Daerah
kebawah, sedangkan yang infrahioid menarik laring subglotic adalah rongga laring yang terletak di bawah
keatas. Otot-otot intrinsik laring ialah M. Krikoaritenoid pita suara (plicavocalis).
lateral. M.Tiroepiglotica, M.vocalis,M. Tiroaritenoid,
M.Ariepiglotica, dan M.Krikotiroid. Otot-otot ini terletak Persyarafan 3
di bagian lateral laring.Otot-otot intrinsik laring yang
terletak di bagian posterior, ialah M.aritenoid Laring dipersarafi oleh cabang-cabang nervus
transversum, M.Ariteniod obliq dan M.Krioaritenoid vagus, yaitu n.laringeus superior dan laringeus
posterior. inferior (recurrent). Kedua saraf ini merupakan
campuran saraf motorik dan sensorik. Nervus
laryngeus superior mempersarafi m.krikotiroid,
sehingga memberikan sensasi pada mukosa laring
dibawah pita suara. Saraf ini mula-mula terletak diatas
m.konstriktor faring medial, disebelah medial a.karotis
interna, kemudian menuju ke kornu mayor tulang hyoid
dan setelah menerima hubungan dengan ganglion
servikal superior, membagi diri dalam 2 cabang, yaitu
ramus eksternus dan ramus internus.
sedikit serak hingga suara yang hilang total, rasa gatal Tuberkel itu makin besar, serta beberapa
dan kasar di tenggorokan, sakit tenggorokan, tuberkel yang berdekatan bersatu, sehingga
tenggorokan kering, batuk kering, sakit waktu menelan. mukosa diatasnya meregang. Pada suatu
Gejala berlangsung beberapa minggu sampai bulan. saat, karena sangat meregang, maka akan
Pada pemeriksaan ditemukan mukosa yang menebal, pecah dan timbul ulkus. Pada stadium ini
permukaannya tidak rata dan hiperemis. Bila terdapat pasien dapat merasakan adanya rasa kering
daerah yang dicurigai menyerupai tumor, maka perlu ditenggorokan, panas dan tertekan di daerah
dilakukan biopsi. laring, selain itu juga terdapat suara parau.
Pengobatan yang dilakukan tergantung pada Stadium ulserasi. Ulkus yang timbul pada
penyebab terjadinya laryngitis dan simtomatis. akhir stadium infiltrasi membesar. Ulkus ini
Pengobatan terbaik untuk langiritis yang diakibatkan dangkal, dasarnya ditutupi oleh perkejuan,
oleh sebab-sebab yang umum, seperti virus, adalah serta dirasakan nyeri waktu menelan yang
dengan mengistirahatkan suara sebanyak mungkin hebat bila dibandingkan dengan nyeri karena
dan tidak membersihkan tenggorokan dengan radang (khas), dapat juga terjadi hemoptisis.
berdehem. Bila penyebabnya adalah zat yang Stadium perikondritis. Ulkus makin dalam,
dihirup, maka hindari zat penyebab iritasi tersebut. sehingga mengenai kartilago laring, dan yang
Dengan menghirup uap hangat dari baskom yang diisi paling sering terkena ialah kartilago aritenoid
air panas mungkin bisa membantu. Bila anak yang dan epiglotis. Dengan demikian terjadi
masih berusia batita atau balita mengalami langiritis kerusakan tulang rawan, sehingga terbentuk
yang berindikasi karahcroup, bisa digunakan nanah yang berbau, proses ini akan melanjut
kortikosteroid seperti dexamethasone. Untuk laringitis dan terbentuk sekuester. Pada stadium
kronis yang juga berhubungan dengan kondisi lain inipasien dapat terjadi afoni dan keadaan
seperti rasa terbakardi uluh hati, merokok atau umum sangat buruk dan dapat meninggal
alkoholik, harus dihentikan. dunia. Bila pasien dapat bertahan maka
Untuk mencegah kekeringan atau iritasi pada pita proses penyakit berlanjut dan masuk dalam
suara :2 stadium fibrotuberkulosis.
a. Jangan merokok, dan hindari asap rokok dengan Stadium fibrotuberkulosa. Pada stadium ini
tidak menjadi perokok tidak langsung. Rokok akan terbentuk fibrotuberkulosis pada dinding
membuat tenggorokan kering dan mengakibatkan posterior, pita suara dan subglotik.
iritasi pada pita suara. Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan umum
b. Minum banyak air . Cairan akan membantu dan pemeriksaan THT termasuk pemeriksaan laring
menjaga agar lendir yang terdapat tenggorokan tidak tak langsung untuk melihat laring melalui kaca laring,
terlalu banyak dan mudah untuk dibersihkan. maupun pemeriksaan laring langsung dengan
c. Batasi penggunaan alkohol dan kafein untuk laringoskopi. Pemeriksaan penunjang seperti
mencegah tenggorokan kering . Bila mengalami laboratorium dapat di temukannya tes BTA positif, dan
langiritis, hindari kedua zat tersebut diatas. patologi anatomi. 5,6
d. Jangan berdehem untuk membersihkan Penatalaksanaannya berupa pembeian obat
tenggorokan. Berdehem tidak akan berakibat baik, antituberkulosis primer dan sekunder. Selain itu pasien
karena berdehem akan menyebabkan terjadinya juga harus mengistirahatkan suaranya. Beberapa
vibrasi abnormal peda pita suara dan meningkatkan macam dan cara pemberian obat antituberkulosa. 5,7
pembengkakan . Berdehem juga akan menyebabkan Obat primer: INH (isoniazid), Rifampisin,
tenggorokan memproduksi lebih banyak lendir dan Etambutol, Streptomisin, Pirazinamid.
merasa lebih iritasi , membuat ingin berdehem lagi. Memperlihatkan efektifitas yang tinggi dengan
toksisitas yang masih dapat ditolerir, sebagian
2. Laringitis Kronis Spesifik besar penderita dapat disembuhkan dengan
a. Laringitis Tuberkulosa obat-obat ini.
Penyakit ini hampir selalu sebagai akibat dari Obat sekunder: Exionamid,
tuberkulosis paru. Sering kali setelah diberikan Paraaminosalisilat, Sikloserin, Amikasin,
pengobatan, tuberkulosisnya sembuh tetapi laringitis Kapreomisin dan Kanamisin.
tuberkulosanya menetap. Hal ini terjadi karena struktur Pemberian terapi OAT terbagi atas 3 kategori
mukosa laring yang sangat lekat pada kartilago serta yaitu :
vaskularisasi yang tidak sebaik paru, sehingga bila o Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3.
infeksi sudah mengenai kartilago, pengobatannya lebih Pemberian selama 2 bulan HRZE
lama. Infeksi kuman ke laring dapat terjadi melalui setiap hari dan dilanjutkan
udara pernafasan, sputum yang mengandung kuman, pemberian INH 3x semingu dan
atau penyebaran melalui aliran darah atau limfe. Rifampisin 3x seminggu selama 4
Tuberkulosis dapat menimbulkan gangguan sirkulasi. bulan, diberikan kepada penderita
Edema dapat timbul di fossa inter aritenoid, kemudian TBC aktif dengan BTA positif dan TB
ke aritenoid, plika vokalis, plika ventrikularis, epiglotis, ekstraparu berat
serta subglotik. 5 o Katagori 2 : HRZE / 5H3R3E.
Secara klinis, laringitis tuberkulosis terbagi Diberikan kepada penderita yang
menjadi 4 stadium yaitu : 5 kambuh, gagal terapi dan penderita
Stadium infiltrasi. Mukosa laring posterior putus obat
mengalami pembengkakan dan hiperemis, o Katagori 3 : 2HRZ / 4H3R. Diberikan
kadang pita suara terkena juga, pada stadium pada penderita dengan BTA positif
ini mukosa laring tampak pucat. Kemudian di dan Ro paru mendukung.
daerah sub mukosaterbentuk tuberkel,
sehingga mukosa tidak rata, tampak b. Laringitis Luetika
bintik-bintik yang berwarna kebiruan.
Disebabkan oleh kuman treponema palidum, 2. Etiologi penyakit ini bisa berasal dari virus, bakteri,
sudah sangat jarang dijumpai pada bayi ataupun orang jamur, inhalan zat kimia, zat iritan inhalan, dan
dewasa. laring tidak pernah terinfeksi pada stadium penggunaan obat kortikosteroid inhalasi..
pertama sifilis. Pada stadium kedua, laring terinfeksi 3. Gejala yang ditimbulkan berupa nyeri menelan,
dengan tanda-tanda adanya edema yang hebat dan perubahan suara, batuk, kadang disertai dengan
lesi mukosa berwarna keabu-abuan. Sumbatan jalan gejala sistemik berupa demam dan malaise.
nafas dapat terjadi karena adanya pembengkakan 4. Diagnosis sudah bisa ditegakkan dengan
mukosa. Pada stadium ketiga, terbentuknya guma anamnesis serta pemeriksaan fisik dan untuk
yang nanti akan pecah dan menimbulkan ulcerasi, memastikan penyebabnya diperlukan
perikondritis dan fibrosis.5 pemeriksaan laboratorium berupa kultur kuman.
Gejala klinis yang ditemukan adalah suara parau 5. Diagnosis banding berupa infeksi saluran napas
dan batuk yang kronis. Disfagia timbul bila gumma atas lain, bronkitis, pneumonia dan tumor.
terdapat dekat introitus esofagus. Pada penyakit ini, 6. Tatalaksana yang diberikan dimulai dari
pasien tidak merasakan nyeri, mengingat kuman ini konservatif baik itu dari menjaga daya tahan tubuh,
juga menyerang saraf-saraf di perifer.5 menjaga oral higiene, pengistirahatan pita suara,
Pada pemeriksaan, bila guma pecah, maka tidak memakan makanan yang bersifat pedas dan
ditemukan ulkus yang sangat dalam, bertepi dengan dingin. Bisa dilanjutkan dengan medikamentosa
dasar yang keras, berwarna merah tua serta berupa analgetik dan antibiotik jika penyebabnya
mengeluarkan eksudat yang berwarna kekuningan. berupa bakteri.
Ulkus ini tidak menyebabkan nyeri dan menjalar sagat 7. Prognosis peradangan ini cukup baik.
cepat, sehingga bila tidak terbentuk proses ini akan
menjadi perikondritis.5
Diagnosis dapat ditegakkan dengan tes serologi
(RPR,VDRL, dan FTA-ABS) dan biopsi.
Penatalaksanaan dengen pemberian antibiotika
golongan penicilin dosis tinggi, pengengkatan
sekuester, bila terdapat sumbatan laring karena
stenosis dapat dilakukan trakeostomi dan operasi
rekonstruksi.5
Prognosis pada penyakit ini kurang bagus pada
gumma yang sudah pecah, karena menyebabkan
destruksi pada kartilago dan bersifat permanen.
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN