Oleh:
Aisyah Marwa Bilqis 1840312237
Ledira Dara Ismi 1840312240
Preseptor :
dr. Novialdi, Sp.THT-KL(K), FICS
Affiliasi penulis : 1. Profesi Dokter FK UNAND setinggi vertebra servikal 6. ke atas faring
(Fakultas Kedokteran Universitas Andalas); 2. Bagian berhubungan dengan rongga hidung melalui koana
Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah dan berhubngan dengan rongga mulut melalui ismus
Kepala Leher (THT-KL) RSUP Dr. M. Djamil Padang; orofaring. Panjang dinding posterior faring pada orang
dewasa kurang lebih 14 cm.2
PENDAHULUAN Bentuk mukosa nasofaring bervariasi tergantung
letaknya. Pada nasofaring mukosanya epitel thoraks
1.1 Latar Belakang berlapis bersilia dengan sel goblet karena fungsinya
Penyakit saluran pernapasan atas adalah penyakit sebagai respirasi. Di bagian orofaring dan laringofaring
yang paling sering datang ke layanan kesehatan mukosanya berubah menjadi epitel gepeng berlapis
primer. Penyakit saluran pernapasan atas diantaranya dan tidak bersilia karena fungsinya sebagai salran
berupa tonsilitis, faringitis, dan laringitis.1 cerna.2
Etiologi yang menyebabkan infeksi pada saluran Otot faring tersusun dalam lapisan melingkar dan
tersebut hampir sama, kebanyakan disebabkan karna memanjang. Otot yang melingkar terdiri dari m.
virus, dilanjutkan dengan bakteri dan bisa juga konstriktor faring superior, media, dan inferior.
disebabkan oleh pemakaian kortikosteroid inhalan Sedangkan otot longitudinal berupa m. stilofaring dan
yang terus menerus dan berlangsung lama. m. palatofaring. Pada palatum mole terdapat lima
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pasang otot yang dijadikan satu dibungkus dengan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. fasiaberupa m. tensor veli palatini, m. palatoglosus. M
Diagnosis banding dari penyakit ini begitu luas dan palatofaring dan m. azigos uvula.2
dapat terjadi bersamaan. Tatalaksana yang diberikan
juga sering disamaratakan dengan pemberian 2.1.2 Tonsil
antibiotik. Oleh karena itu, tonsilitis, faringitis, dan Tonsil adalah massa yang terdiri dari jaringan
laringitis yang akan dibahas dalam tulisan clinical limfoid dan ditunjang oleh jaringan ikat dengan kriptus
science session ini. di dalamnya. Tonsil palatina yang biasanya disebut
tonsil saja terletak di dalam fosa tonsil. Pada kutub
1.2 Tujuan Penulisan atas sering ditemukan celah intratonsil yang
Tujuan penulisan Clinical Science Session ini merupakan sisa kantong faring kedua. Kutub bawah
adalah untuk mengetahui anatomi dan fisiologi faring, tonsil melekat pada dasar lidah. Epitel yangmelapisi
tonsil dan laring serta, definisi, epidemiologi, etiologi, tonsil ialah epitel skuamosa yang melingkupi kriptus. Di
patogenesis, diagnosis, tatalaksana, komplikasi dan dalam kriptus biasanya ditemukan leukosit, limfosit,
prognosis faringitis, tonsilitis dan laringitis.. dan epitel yang erlepas, bakteri dan sisa makanan.
Permukaan lateral tonsil melekat pada fasia faring
1.3 Metode Penulisan yang sering disebut kapsul tonsil.2
Metode penulisan Clinical Science Session ini Tonsil mendapat darah dari a. platina mayor, a.
adalah dengan studi kepustakaan dengan merujuk palatina ascenden, cabang tonsil a. maksila interna, a.
pada berbagai literatur. faring asenden, dan a. lingualis dorsal.2
Anatomi faring dan tonsil dapat dilihat pada
1.4 Manfaat Penulisan gambar 2.1 di bawah ini.
Manfaat penulisan Clinical Science Session ini
adalah menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai faringitis, tonsilitis dan laringitis.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.3 Laring
Laring merupakan bagian terbawah dari saluran Gambar 2.3 Otot dan liamentum penyusun laring3
pernapasan atas. Bentuknya menyerupai limas
segitiga terpancung, dengan bagian atas lebih besar. Gerakan laring dilaksanakan oleh kelompok otot
Batas atas adalah adituslaring dan batas bawah ialah ekstrinsik yang bekerja pada laring secara keseluruhan
batas kaudal kartilagi krikoid.2 dan otot instrinsik bekerja untuk gerakan tertentu yang
Pada bagian superior laring terdapat tulang hioid berhubungan dengan pita suara. Otot ekstrinsik laring
yang menyerupai huruf U dan pada permukaan suprahioid berfungsi menarik laring ke bawah
atasnya dihubungkan dengan lidah, mandibula, dan sedangkan otot ekstrinsik infrahioid berfungsi menarik
kranium oleh tendo dan otot. Saat menelan, kontraksi laring ke atas. Otot instrinsik adalah otot abduktor yang
otot tersebut akan menyebabkan laring tertarik ke bekerja mendekatkan kedua pita suara ke tengan
atassedangkan jika laring diam amka otot ini bekerja kecuali otot aritenoid posterior.2
untuk membuka mulut dan membantu menggerakkan Plika vokalis dan plika ventrikularis terbentuk dari
lidah.2 lipatan mukosa pada ligamentum vokale dan
ligamentum ventrikulare. Bidang yang terbentuk antara
plika vokalis kanan dan kiri disebut rima glotis. Plika
vokalis dan plika ventrikularis membagi rongga laring
dalam 3 bagian yaitu vestibulum laring (supraglotik),
daerah glotik, dan daerah infraglotik (subglotik). antara
plika vokalis dan olika ventrikularis pada tiap sisinya
disebut ventrikulus laring Morgagni.2
Rima glotis terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian
intermembran yaitu ruang antara kedua plika vocalis
dan bagian interkartilago terletak antara kedua
puncakkartilago aritenoid.2
tersering dari tonsilitis khususnya adalah jenis Angina Plaut Vincent atau stomatitis ulsero
Streptokokus beta hemolitikus. Kelompok bakteri membranosa memiliki gejala berupa demam hingga
lainnya yang dapat menyebabkan tonsilitis adalah 39ºC, nyeri kepala, badan lemah dan kadang-kadang
pneumokokus, Streptokokus viridan, Streptokokus terdapat gangguan pencernaan, rasa nyeri di mulut,
piogenes, Corynebacterium diphteriae dan bakteri hipersalivasi, gigi dan gusi mudah berdarah. Pada
spirochaeta atau triponema.2,4 pemeriksaan akan ditemukan membran putih keabuan
di atas tonsil, uvula, dinding faring, gusi serta prosesus
2.3.4 Klasifikasi Tonsilitis alveolaris, mulut berbau (foetor ex ore) dan kelenjar
Tonsilitis dapat diklasifikasikan menjadi:2 submandibular membesar.
1. Tonsilitis akut Infeksi mononukleosis merupakan tonsilo
A. Tonsilitis viral faringitis ulsero membranosa bilateral yang ditandai
B. Tonsilitis bakterial oleh adanya membran semu yang mudah diangkat
2. Tonsilitis membranosa tanpa timbul perdarahan dan disertai oleh pembesaran
A. Tonsilitis difteri kelenjar getah bening leher, ketiak dan inguinal.
B. Tonsilitis septik 3. Tonsilitis kronik
C. Angina Plaut Vincent Pada pemeriksaan tampak tonsil membesar
D. Penyakit kelainan darah dengan permukaan yang tidak rata, kriptus melebar
3. Tonsilitis kronik dan beberapa kriptus terisi detritus. Kriptus yang
melebar disebabkan oleh inflamasi berulang yang
2.2 Manifestasi Klinis mengikis mukosa dan jaringan limfoid pada tonsil yang
Manifestasi klinis tonsilitis berbeda untuk setiap mengakibatkan jaringan limffoid digantikan oleh
klasifikasinya, yaitu:2,4,10 jaringan parut sehingga akan mengalami pengerutan
1. Tonsilitis akut dan kriptus menjadi melebar. Gejala lainnya adalah
Tonsilitis akut ditandai oleh adanya perasaan mengganjal di tenggorok, rasa kering di
pembengkakan dan kemerahan dari tonsil, bisa tenggorok dan napas berbau.
dengan atau tanpa eksudat, limfadenopati servikal dan
demam di atas 38,3ºC per rektal. 2.3.6 Diagnosis Tonsilitis
Tonsilitis akut viral memiliki gejala menyerupai Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis,
common cold yang disertai rasa nyeri tenggorok. Pada pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang seperti
infeksi virus Hemofilus influenzae akan terjadi di bawah ini:2,6
peradangan yang supuratif. Pada infeksi virus 1. Anamnesis
coxschakie, akan ditemukan luka-luka kecil pada Dari anamnesis akan didapatkan keluhan dan
palatum dan tonsil yang sangat nyeri. faktor risiko pada pasien. Keluhan yang dirasakan
Tonsilitis akut bakterial memiliki manifestasi klinis adalah:
berupa nyeri tenggorok dan nyeri waktu menelan, Rasa kering di tenggorok
demam dengan suhu tubuh yang tinggi, lesu, nyeri Nyeri pada tenggorok terutama saat menelan
sendi, tidak nafsu makan dan rasa nyeri di telinga Nyeri alih ke telinga
(otalgia). Otalgia disebabkan oleh nyeri alih melalui Demam tinggi
saraf glosofaringeus. Pada pemeriksaan, tampak tonsil Sakit kepala, badan lesu, nafsu makan berkurang
membengkak, hiperemis, dan terdapat detritus Hot potato voice, yaitu suara pasien seperti orang
berbentuk folikel, lakuna atau tertutup oleh membran yang mulutnya penuh dengan masakan panas
semu. Detritus merupakan kumpulan leukosit, bakteri Mulut berbau (foetor ex ore) dan ludah
mati dan epitel yang terlepas yang mengisi kriptus menumpuk di cavum oris
tonsil dan tampak sebagai bercak kuning.
Rasa mengganjal di tenggorok pada tonsilitis
2. Tonsilitis membranosa
kronis
Pada tonsillitis difteri akan ditemukan tiga
Pada Angina Plaut Vincent ditemukan demam
golongan gejala, yaitu gejala umum, gejala lokal dan
hingga 39ºC, nyeri kepala, badan lemah dan
gejala akibat eksotoksin. Gejala umum sama dengan
kadang-kadang terdapat gangguan pencernaan,
gejala tonsillitis akut. Gejala lokal yang dapat ditemui
rasa nyeri di mulut, hipersalivasi, gigi dan gusi
adalah tonsil membengkak yang ditutupi oleh bercak
mudah berdarah.
putih kotor yang makin lama makin meluas dan bersatu
Faktor risiko pada pasien yang dapat ditemui
membentuk membran semu. Membran semu ini
pada anamnesis adalah:
melekat erat pada dasarnya, sehingga apabila
Faktor usia, terutama anak-anak
diangkat akan mudah berdarah. Gejala lainnya adalah
Penurunan daya tahan tubuh
gejala akibat eksotoksin yang akan menimbulkan
Rangsangan menahun, misalnya rokok dan
kerusakan jaringan tubuh. Pada jantung akan terjadi
makanan tertentu
miokarditis hingga decompensatio cordis, pada saraf
kranial akan terjadi kelumpuhan otot palatum dan otot Higiene rongga mulut yang kurang baik
pernapasan, sedangkan pada ginjal akan terjadi Riwayat alergi
albuminuria.
Tabel 1. Etiologi Laringitis berlanjut hingga terbentuk sekuester. Pada stadium ini
keadaan umum pasien sangat buruk.
4) Stadium fibrotuberkulosis
Pada stadium ini terbentuk fibrotuberkulosis pada
dinding posterior, pita suara dan subglotik.