Anda di halaman 1dari 10

Dokter Muda THT-KL Periode September - Oktober 2018 1

Clinical Science Session

Faringitis, Tonsilitis dan Laringitis

Oleh:
Aisyah Marwa Bilqis 1840312237
Ledira Dara Ismi 1840312240

Preseptor :
dr. Novialdi, Sp.THT-KL(K), FICS

BAGIAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK BEDAH KEPALA LEHER


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
RSUP DR M. DJAMIL PADANG
2018

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas


Dokter Muda THT-KL Periode September - Oktober 2018 2

Clinical Science Session

Faringitis, Tonsilitis dan Laringitis


Aisyah Marwa Bilqis1, Ledira Dara Ismi1

Affiliasi penulis : 1. Profesi Dokter FK UNAND setinggi vertebra servikal 6. ke atas faring
(Fakultas Kedokteran Universitas Andalas); 2. Bagian berhubungan dengan rongga hidung melalui koana
Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah dan berhubngan dengan rongga mulut melalui ismus
Kepala Leher (THT-KL) RSUP Dr. M. Djamil Padang; orofaring. Panjang dinding posterior faring pada orang
dewasa kurang lebih 14 cm.2
PENDAHULUAN Bentuk mukosa nasofaring bervariasi tergantung
letaknya. Pada nasofaring mukosanya epitel thoraks
1.1 Latar Belakang berlapis bersilia dengan sel goblet karena fungsinya
Penyakit saluran pernapasan atas adalah penyakit sebagai respirasi. Di bagian orofaring dan laringofaring
yang paling sering datang ke layanan kesehatan mukosanya berubah menjadi epitel gepeng berlapis
primer. Penyakit saluran pernapasan atas diantaranya dan tidak bersilia karena fungsinya sebagai salran
berupa tonsilitis, faringitis, dan laringitis.1 cerna.2
Etiologi yang menyebabkan infeksi pada saluran Otot faring tersusun dalam lapisan melingkar dan
tersebut hampir sama, kebanyakan disebabkan karna memanjang. Otot yang melingkar terdiri dari m.
virus, dilanjutkan dengan bakteri dan bisa juga konstriktor faring superior, media, dan inferior.
disebabkan oleh pemakaian kortikosteroid inhalan Sedangkan otot longitudinal berupa m. stilofaring dan
yang terus menerus dan berlangsung lama. m. palatofaring. Pada palatum mole terdapat lima
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pasang otot yang dijadikan satu dibungkus dengan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. fasiaberupa m. tensor veli palatini, m. palatoglosus. M
Diagnosis banding dari penyakit ini begitu luas dan palatofaring dan m. azigos uvula.2
dapat terjadi bersamaan. Tatalaksana yang diberikan
juga sering disamaratakan dengan pemberian 2.1.2 Tonsil
antibiotik. Oleh karena itu, tonsilitis, faringitis, dan Tonsil adalah massa yang terdiri dari jaringan
laringitis yang akan dibahas dalam tulisan clinical limfoid dan ditunjang oleh jaringan ikat dengan kriptus
science session ini. di dalamnya. Tonsil palatina yang biasanya disebut
tonsil saja terletak di dalam fosa tonsil. Pada kutub
1.2 Tujuan Penulisan atas sering ditemukan celah intratonsil yang
Tujuan penulisan Clinical Science Session ini merupakan sisa kantong faring kedua. Kutub bawah
adalah untuk mengetahui anatomi dan fisiologi faring, tonsil melekat pada dasar lidah. Epitel yangmelapisi
tonsil dan laring serta, definisi, epidemiologi, etiologi, tonsil ialah epitel skuamosa yang melingkupi kriptus. Di
patogenesis, diagnosis, tatalaksana, komplikasi dan dalam kriptus biasanya ditemukan leukosit, limfosit,
prognosis faringitis, tonsilitis dan laringitis.. dan epitel yang erlepas, bakteri dan sisa makanan.
Permukaan lateral tonsil melekat pada fasia faring
1.3 Metode Penulisan yang sering disebut kapsul tonsil.2
Metode penulisan Clinical Science Session ini Tonsil mendapat darah dari a. platina mayor, a.
adalah dengan studi kepustakaan dengan merujuk palatina ascenden, cabang tonsil a. maksila interna, a.
pada berbagai literatur. faring asenden, dan a. lingualis dorsal.2
Anatomi faring dan tonsil dapat dilihat pada
1.4 Manfaat Penulisan gambar 2.1 di bawah ini.
Manfaat penulisan Clinical Science Session ini
adalah menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai faringitis, tonsilitis dan laringitis.

TINJAUAN PUSTAKA

2.3.1 Anatomi dan Fisiologi


2.1.1 Faring
Faring adalah suatu kantong fibromuskuler yang
bentuknya seperti corong yang besar di bagian atas
dan sempit dibagian bawah. Kantong ini mulai dari
dasar tengkorak terus menyambung ke esofagus

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas


Dokter Muda THT-KL Periode September - Oktober 2018 3

dekat permukaan belakang laring dan membentuk


sendi dengan kartilago krikoid, disebut artikulasi
krikoaritenoid.sepasang kartilago kornikulata melekat
pada kartilaho aritenoid di daerah apeks, sedangkan
kartilago kuneiformis terdapat di dalam lipatan
ariepiglotik dan kartilago tritisea terdapat di dalam
ligamentum hiotiroid lateral.3

Gambar 2.1 Anatomi faring dan tonsil15

2.1.3 Laring
Laring merupakan bagian terbawah dari saluran Gambar 2.3 Otot dan liamentum penyusun laring3
pernapasan atas. Bentuknya menyerupai limas
segitiga terpancung, dengan bagian atas lebih besar. Gerakan laring dilaksanakan oleh kelompok otot
Batas atas adalah adituslaring dan batas bawah ialah ekstrinsik yang bekerja pada laring secara keseluruhan
batas kaudal kartilagi krikoid.2 dan otot instrinsik bekerja untuk gerakan tertentu yang
Pada bagian superior laring terdapat tulang hioid berhubungan dengan pita suara. Otot ekstrinsik laring
yang menyerupai huruf U dan pada permukaan suprahioid berfungsi menarik laring ke bawah
atasnya dihubungkan dengan lidah, mandibula, dan sedangkan otot ekstrinsik infrahioid berfungsi menarik
kranium oleh tendo dan otot. Saat menelan, kontraksi laring ke atas. Otot instrinsik adalah otot abduktor yang
otot tersebut akan menyebabkan laring tertarik ke bekerja mendekatkan kedua pita suara ke tengan
atassedangkan jika laring diam amka otot ini bekerja kecuali otot aritenoid posterior.2
untuk membuka mulut dan membantu menggerakkan Plika vokalis dan plika ventrikularis terbentuk dari
lidah.2 lipatan mukosa pada ligamentum vokale dan
ligamentum ventrikulare. Bidang yang terbentuk antara
plika vokalis kanan dan kiri disebut rima glotis. Plika
vokalis dan plika ventrikularis membagi rongga laring
dalam 3 bagian yaitu vestibulum laring (supraglotik),
daerah glotik, dan daerah infraglotik (subglotik). antara
plika vokalis dan olika ventrikularis pada tiap sisinya
disebut ventrikulus laring Morgagni.2
Rima glotis terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian
intermembran yaitu ruang antara kedua plika vocalis
dan bagian interkartilago terletak antara kedua
puncakkartilago aritenoid.2

Gambar 2.2 Anatomi laring6

Tulang rawan yang menyusun laring adalah


kartilago epiglotis, kartilago tiroid, kartilago krikoid,
kartilagi aritenoid, kartilago kornikulata, kartilago
kuneiformis dan kartilago tritisea. Kartilago krokoid
dihubungkan dengan kartilago tiroid oleh ligamentum
Gambar 2.4 Laring pada pemeriksaan
krikotiroid. Bentuk kartilagi krikoid berupa lingkaran.
laringoskopi indirek2
Terdapat sepasang kartilago aritenoud yang terleak

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas


Dokter Muda THT-KL Periode September - Oktober 2018 4

Jamur juga merupakan salah satu agen


Laring dipersarafi oleh cabang-cabang nervus penyebab faringitis. Jamur yang menyebabkan
vagus, yaitu nervus laringeus superior dan inferior. faringitis adalah jenis Candida.2,4 Penyebab non infeksi
Kedua saraf merupakan campuran motorik dan dari faringitis adalah rhinitis alergi, refluks asam, iritasi
sensorik. Nervus laringeus inferior merupakan lanjutan dari merokok, alkohol dan ganja, neoplasma dan
dari nervus rekurens yang merupakan cabang dari tiroiditis subakut.4
nervus vagus. Nervus rekurens kanan akan menyilang
arteri subklavia kanan dibawahnya sedangkan nervus 2.2.4 Patogenesis Faringitis
rekuren kiri akan menyilang arkus aorta.16,17,29 Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring
Laring terdiri dari dua pasang pembuluh darah melalui sekret hidung dan ludah yang menimbulkan
diantaranya arteri laringeus superior dan arteri reaksi inflamasi lokal. Onset kejadian faringitis akut
laringeus inferior. Arteri laringeus inferior cabang arteri berlangsung selama dua sampai lima hari. Infeksi
tiroid inferior, bersama-sama nervus laringeus inferior bakteri Streptokokus Beta hemolitikus grup A dapat
ke belakang sendi krikotiroid dan memasuki laring ke menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat, karena
pinggir bawah otot konstriktor inferior.2 bakteri ini melepaskan toksin ekstraseluler yang dapat
Laring berfungsi proteksi, batuk, sirkulasi, menimbulkan demam rematik, kerusakan katup
menelan, emosi, serta fonasi. Sebagai proteksi laring jantung, glomeruolonefritis akut.2,5
berfungsi untuk mencegah makanan dan benda asing
masuk ke dalam trakea dengan menutup aditus laring 2.2.5 Manifestasi Klinis Faringitis
dan rima glottis secara bersamaan.2 Manifestasi dari faringitis:2
Fungsi laring dalam membantu proses menelan 1. Faringitis viral
yaitu dengan gerakan laring bagian bawah ke atas, Gejala faringitis viral yang biasanya ditemukan
menutup aditus laring dan mendorong bolus makanan adalah demam disertai rinorea, mual, nyeri, tenggorok
turun ke hipofaring. Fungsi sebagai fonasi yaitu dan sulit menelan. Pada pemeriksaan tampak faring
dengan membuat suara dan menentukan tinggi dan tonsil hiperemis. Virus influenza, coxsachie dan
rendahnya nada yang ditentukan oleh ketegangan sitomegalovirus tidak menghasilkan eksudat. Virus
plika vokalis.2 coxsachie dapat menimbulkan lesi vesikular di
orofaring dan lesi kulit berupa maculopapular rash.
2.3.2 Faringitis Virus Epstein Barr menyebabkan faringitis yang disertai
2.2.1 Definisi Faringitis eksudat yang banyak yang disertai pembesaran
Faringitis merupakan peradangan dinding faring kelenjar limfa di seluruh tubuh terutama retroservikal
dan jaringan limfe di sekitarnya yang dapat disebabkan dan hepatosplenomegali.
oleh virus (40-60%), bakteri (5-40%), alergi, trauma 2. Faringitis bakterial
dan toksin.2,4 Gejala yang dapat ditemui adalah nyeri kepala
hebat, muntah, kadang-kadang disertai demam,
2.2.2 Epidemiologi Faringitis dengan suhu yang tinggi dan jarang disertai batuk.
Setiap tahunnya ± 40 juta orang mengunjungi Pada pemeriksaan akan ditemukan tonsil membesar,
pusat pelayanan kesehatan karena faringitis. faring dan tonsil hiperemis dan terdapat eksudat di
Anak-anak dan orang dewasa umumnya mengalami permukaannya. Beberapa hari kemudian timbul bercak
3-5 kali infeksi virus pada saluran pernafasan atas petechie pada palatum dan faring. Kelenjar limfa leher
termasuk faringitis. Secara global faringitis viral anterior akan membesar, kenyal dan nyeri pada
merupakan penyebab utama seseorang absen bekerja penekanan.1,8
atau sekolah. 3. Faringitis fungal
Keluhan yang ditemukan adalah nyeri tenggorok
2.2.3 Etiologi Faringitis dan nyeri menelan. Pada pemeriksaan akan tampak
Faringitis dapat disebabkan oleh beberapa hal plak putih di orofaring dan mukosa faring lainnya
seperti, virus, bakteri, alergi, trauma dan toksin. Virus hiperemis.
merupakan etiologi paling umum dari faringitis yaitu 4. Faringitis kronik
didapatkan sebanyak 40-60% kasus. Virus yang Pasien akan mengeluhkan tenggorok kering yang
biasanya menyebabkan faringitis adalah rhinovirus, disertai mulut berbau
adenovirus, coronavirus, echovirus, parainfluenza virus 5. Faringitis tuberkulosis
respiratory syncytial (RSV), coxsackie, dan virus Gejala yang ditemukan adalah keadaan umum
Epstein-Barr (EBV).2,4 yang buruk disertai anoreksia dan odinofagia. Pasien
Bakteri merupakan 5-40% penyebab dari mengluh nyeri yang hebat di tenggorok, nyeri di telinga,
faringitis. Kelompok bakteri yang biasanya serta pembesaran kelenjar limfa servikal.
menyebabkan faringitis bakterial adalah Streptokokus
Beta hemolitikus grup A. Bakteri lainnya yang menjadi 2.2.6 Diagnosis Faringitis
etiologi faringitis bakterial adalah Neisseria Diagnosis ditegakkan melalui anamnesis,
gonorrhoeae, Corynebacterium diphtheriae pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang seperti
(diphtheria), Haemophilus infl uenzae, Moraxella yang terlihat di bawah ini:6
catarrhalis, and streptococcus groups C and G.2,4

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas


Dokter Muda THT-KL Periode September - Oktober 2018 5

1. Anamnesis g. Untuk faringitis akibat bakteri terutama bila diduga


Pasien datang dengan keluhan nyeri penyebabnya streptococcus group A, diberikan
tenggorokan, sakit jika menelan dan batuk. Secara antibiotik Penicillin G Benzatin 50.000 U/kgBB/IM
garis besar faringitis menunjukkan tanda dan gejala dosis tunggal bila pasien tidak alergi penisilin, atau
umum seperti lemas, anorexia, demam, suara serak, Amoksisilin 50 mg/kgBB dosis dibagi 3 x/hari
kaku dan sakit pada otot leher. selama 10 hari dan pada dewasa 3 x 500 mg
Faktor Risiko yang dapat ditemui adalah selama 6-10 hari, atau Eritromisin 4 x 500 mg/hari
a. Paparan udara yang dingin h. Pada faringitis gonorea, dapat diberikan
b. Menurunnya daya tahan tubuh sefalosporin generasi ke-3, seperti Ceftriakson 2 gr
c. Konsumsi makanan yang kurang gizi IV/IM single dose
d. Iritasi kronik oleh rokok, minum alkohol, i. Pada faringitis kronik hiperplastik, penyakit hidung
makanan, refluks asam lambung, inhalasi uap dan sinus paranasal harus diobati. Pada faringitis
yang merangsang mukosa faring. kronik atrofi pengobatan ditujukan pada rhinitis
2. Pemeriksaan fisik atrofi. Jika diperlukan dapat diberikan obat batuk
a. Faringitis viral: tampak faring dan tonsil antitusif atau ekspektoran
hiperemis, eksudat (virus influenza, j. Selain antibiotik, kortikosteroid juga diberikan
coxsachievirus, cytomegalovirus tidak untuk menekan reaksi inflamasi sehingga
menghasilkan eksudat). Pada coxsachievirus mempercepat perbaikan klinis. Steroid yang
dapat menimbulkan lesi vesikular di orofaring dan diberikan dapat berupa deksametason 3 x 0,5 mg
lesi kulit berupa maculopapular rash. pada dewasa selama 3 hari dan pada anak-anak
b. Faringitis bakterial: tampak tonsil membesar, 0,01 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 x/hari selama 3
faring dan tonsil hiperemis dan terdapat eksudat hari
di permukaannya. Beberapa hari kemudian timbul k. Konseling dan Edukasi
bercak petechiae pada palatum dan faring.  Menjaga daya tahan tubuh dengan
Kadang ditemukan kelenjar limfa leher anterior mengkonsumsi makan bergizi dan olahraga
membesar, kenyal dan nyeri pada penekanan. teratur
c. Faringitis luetika tergantung stadium penyakit:  Berhenti merokok bagi anggota keluarga yang
 Stadium primer: Pada lidah palatum mole, tonsil, merokok
dan dinding posterior faring berbentuk bercak  Menghindari makan makanan yang dapat
keputihan. Bila infeksi berlanjut timbul ulkus pada mengiritasi tenggorok
daerah faring seperti ulkus pada genitalia yaitu  Selalu menjaga kebersihan mulut
tidak nyeri. Juga didapatkan pembesaran kelenjar  Mencuci tangan secara teratur
mandibula
 Stadium sekunder: Stadium ini jarang ditemukan. 2.2.8 Prognosis Faringitis
Pada dinding faring terdapat eritema yang Prognosis pada umumnya bonam, namun hal ini
menjalar ke arah laring. bergantung pada jenis dan komplikasinya.
 Stadium tersier: Terdapat guma. Predileksi pada
tonsil dan palatum 2.3.3 Tonsilitis
3. Pemeriksaan penunjang 2.3.1 Definisi Tonsilitis
a. Pemeriksaan darah lengkap Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang
b. Pewarnaan KOH pada kecurigaan infeksi jamur merupakan bagian dari cincin Waldeyer. Peradangan
c. Pewarnaan Gram ini dapat disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri yang
menyebar melalui udara, tangan dan ciuman. Penyakit
2.2.7 Tatalaksana Faringitis6 ini dapat terjadi pada semua umur, namun sebagian
a. Istirahat cukup besar terjadi pada anak-anak.2,7
b. Minum air putih cukup
c. Berkumur dengan air yang hangat dan 2.3.2 Epidemiologi Tonsilitis
berkumur dengan obat kumur antiseptik untuk Insiden penyakit tonsilitis pada praktek umum di
menjaga kebersihan mulut. Inggris adalah sebanyak 100 per 1000 populasi dalam
d. Pada faringitis fungal diberikan Nystatin setahun. Tonsilitis akut lebih sering terjadi pada
100.000-400.000 IU, 2 x/hari. anak-anak, namun jarang terjadi pada anak usia di
e. Untuk faringitis kronik hiperplastik terapi lokal bawah dua tahun.8,9
dengan melakukan kaustik faring dengan
memakai zat kimia larutan nitras argentin 25% 2.3.3 Etiologi Tonsilitis
f. Untuk infeksi virus, dapat diberikan anti virus Tonsilitis dapat disebabkan oleh beberapa agen
metisoprinol (isoprenosine) dengan dosis 60-100 penyebab seperti, virus dan bakteri. Virus Epstein Barr
mg/kgBB dibagi dalam 4-6 x/hari pada orang merupakan penyebab tersering dari tonsilitis akibat
dewasa dan pada anak <5 tahun diberikan 50 virus. Virus lainnya yang dapat menyebabkan tonsilitis
mg/kgBB dibagi dalam 4-6 x/hari. adalah Hemofilus influenzae, virus coxschakie, dan
sitomegalovirus (CMV). Bakteri merupakan penyebab

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas


Dokter Muda THT-KL Periode September - Oktober 2018 6

tersering dari tonsilitis khususnya adalah jenis Angina Plaut Vincent atau stomatitis ulsero
Streptokokus beta hemolitikus. Kelompok bakteri membranosa memiliki gejala berupa demam hingga
lainnya yang dapat menyebabkan tonsilitis adalah 39ºC, nyeri kepala, badan lemah dan kadang-kadang
pneumokokus, Streptokokus viridan, Streptokokus terdapat gangguan pencernaan, rasa nyeri di mulut,
piogenes, Corynebacterium diphteriae dan bakteri hipersalivasi, gigi dan gusi mudah berdarah. Pada
spirochaeta atau triponema.2,4 pemeriksaan akan ditemukan membran putih keabuan
di atas tonsil, uvula, dinding faring, gusi serta prosesus
2.3.4 Klasifikasi Tonsilitis alveolaris, mulut berbau (foetor ex ore) dan kelenjar
Tonsilitis dapat diklasifikasikan menjadi:2 submandibular membesar.
1. Tonsilitis akut Infeksi mononukleosis merupakan tonsilo
A. Tonsilitis viral faringitis ulsero membranosa bilateral yang ditandai
B. Tonsilitis bakterial oleh adanya membran semu yang mudah diangkat
2. Tonsilitis membranosa tanpa timbul perdarahan dan disertai oleh pembesaran
A. Tonsilitis difteri kelenjar getah bening leher, ketiak dan inguinal.
B. Tonsilitis septik 3. Tonsilitis kronik
C. Angina Plaut Vincent Pada pemeriksaan tampak tonsil membesar
D. Penyakit kelainan darah dengan permukaan yang tidak rata, kriptus melebar
3. Tonsilitis kronik dan beberapa kriptus terisi detritus. Kriptus yang
melebar disebabkan oleh inflamasi berulang yang
2.2 Manifestasi Klinis mengikis mukosa dan jaringan limfoid pada tonsil yang
Manifestasi klinis tonsilitis berbeda untuk setiap mengakibatkan jaringan limffoid digantikan oleh
klasifikasinya, yaitu:2,4,10 jaringan parut sehingga akan mengalami pengerutan
1. Tonsilitis akut dan kriptus menjadi melebar. Gejala lainnya adalah
Tonsilitis akut ditandai oleh adanya perasaan mengganjal di tenggorok, rasa kering di
pembengkakan dan kemerahan dari tonsil, bisa tenggorok dan napas berbau.
dengan atau tanpa eksudat, limfadenopati servikal dan
demam di atas 38,3ºC per rektal. 2.3.6 Diagnosis Tonsilitis
Tonsilitis akut viral memiliki gejala menyerupai Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis,
common cold yang disertai rasa nyeri tenggorok. Pada pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang seperti
infeksi virus Hemofilus influenzae akan terjadi di bawah ini:2,6
peradangan yang supuratif. Pada infeksi virus 1. Anamnesis
coxschakie, akan ditemukan luka-luka kecil pada Dari anamnesis akan didapatkan keluhan dan
palatum dan tonsil yang sangat nyeri. faktor risiko pada pasien. Keluhan yang dirasakan
Tonsilitis akut bakterial memiliki manifestasi klinis adalah:
berupa nyeri tenggorok dan nyeri waktu menelan,  Rasa kering di tenggorok
demam dengan suhu tubuh yang tinggi, lesu, nyeri  Nyeri pada tenggorok terutama saat menelan
sendi, tidak nafsu makan dan rasa nyeri di telinga  Nyeri alih ke telinga
(otalgia). Otalgia disebabkan oleh nyeri alih melalui  Demam tinggi
saraf glosofaringeus. Pada pemeriksaan, tampak tonsil  Sakit kepala, badan lesu, nafsu makan berkurang
membengkak, hiperemis, dan terdapat detritus  Hot potato voice, yaitu suara pasien seperti orang
berbentuk folikel, lakuna atau tertutup oleh membran yang mulutnya penuh dengan masakan panas
semu. Detritus merupakan kumpulan leukosit, bakteri  Mulut berbau (foetor ex ore) dan ludah
mati dan epitel yang terlepas yang mengisi kriptus menumpuk di cavum oris
tonsil dan tampak sebagai bercak kuning.
 Rasa mengganjal di tenggorok pada tonsilitis
2. Tonsilitis membranosa
kronis
Pada tonsillitis difteri akan ditemukan tiga
 Pada Angina Plaut Vincent ditemukan demam
golongan gejala, yaitu gejala umum, gejala lokal dan
hingga 39ºC, nyeri kepala, badan lemah dan
gejala akibat eksotoksin. Gejala umum sama dengan
kadang-kadang terdapat gangguan pencernaan,
gejala tonsillitis akut. Gejala lokal yang dapat ditemui
rasa nyeri di mulut, hipersalivasi, gigi dan gusi
adalah tonsil membengkak yang ditutupi oleh bercak
mudah berdarah.
putih kotor yang makin lama makin meluas dan bersatu
Faktor risiko pada pasien yang dapat ditemui
membentuk membran semu. Membran semu ini
pada anamnesis adalah:
melekat erat pada dasarnya, sehingga apabila
 Faktor usia, terutama anak-anak
diangkat akan mudah berdarah. Gejala lainnya adalah
 Penurunan daya tahan tubuh
gejala akibat eksotoksin yang akan menimbulkan
 Rangsangan menahun, misalnya rokok dan
kerusakan jaringan tubuh. Pada jantung akan terjadi
makanan tertentu
miokarditis hingga decompensatio cordis, pada saraf
kranial akan terjadi kelumpuhan otot palatum dan otot  Higiene rongga mulut yang kurang baik
pernapasan, sedangkan pada ginjal akan terjadi  Riwayat alergi
albuminuria.

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas


Dokter Muda THT-KL Periode September - Oktober 2018 7

 Pada tonsilitis kronik dapat ditemukan risiko


berupa kelelahan dan pengobatan tonsillitis akut
yang tidak adekuat.
2. Pemeriksaan fisik
A. Tonsilitis akut
 Tonsil hipertrofik dengan ukuran ≥ T2
 Hiperemis dan terdapat detritus di dalam kripti
yang memenuhi permukaan tonsil
 Terdapat membran semu akibat bercak detritus
yang melebar sehingga mirip tampilan tonsillitis
difteri
 Udem dan hiperemis palatum mole, arkus
anterior dan posterior faring
 Kelenjar limfe dapat membesar disertai nyeri
tekan Gambar 2.5 Gradasi pembesaran tonsil6
B. Tonsilitis difteri
 Tonsil membengkak yang ditutupi oleh bercak 3. Pemeriksaan penunjang
putih kotor yang makin lama makin meluas A. Pemeriksaan darah lengkap
 Tampak membran semu atau pseudomembran B. Swab tonsil untuk pemeriksaan pewarnaan Gram
yang melekat erat pada dasarnya, sehingga yang dilihat di bawah mikroskop.
apabila diangkat akan mudah berdarah.
C. Tonsilitis kronik 2.3.7 Diagnosis Banding Tonsilitis
 Tampak tonsil membesar dengan permukaan Diagnosis banding dari tonsillitis adalah:6
yang tidak rata dan kriptus yang melebar dan diisi 1. Faringitis
oleh detritus 2. Tumor tonsil
 Pembesaran kelenjar limfe submandibula dan 3. Limfoma
tonsil yang mengalami perlengketan.
Berdasarkan rasio perbandingan tonsil dengan 2.3.8 Tatalaksana Tonsilitis
orofaring, dengan mengukur jarak antara kedua pilar Tatalaksana penyakit tonsilitis meliputi:2,6
anterior dibandingkan dengan jarak permukaan medial  Istirahat cukup
kedua tonsil, maka gradasi pembesaran tonsil dapat  Makan makanan lunak dan menghindari makan
dibagi menjadi: makanan yang mengiritasi
 T0: tonsil masuk di dalam fossa atau sudah  Menjaga kebersihan mulut
diangkat  Pemberian obat topikal dapat berupa obat kumur
 T1: <25% volume tonsil dibandingkan dengan antiseptik
volume orofaring atau batas medial tonsil  Pemberian obat oral sistemik:
melewati pilar anterior sampai ¼ jarak pilar A. Tonsilitis viral
anterior uvula Obat yang diberikan adalah analgetika dan
 T2: 25-50% volume tonsil dibandingkan dengan antivirus diberikan bila gejala berat. Antivirus
volume orofaringatau batas medial tonsil metisoprinol (isoprenosine) diberikan dengan
melewati ¼ jarak pilar anterior-uvula sampai ½ dosis 60-100mg/kgBB dibagi dalam 4-6 kali
jarak pilar anterior-uvula pemberian/hari pada orang dewasa dan pada
 T3: 50-75% volume tonsil dibandingkan dengan anak <5tahun diberikan 50mg/kgBB dibagi dalam
volume orofaring atau batas medial tonsil 4-6 kali pemberian/hari.
melewati ½ jarak pilar anterior-uvula sampai ¾ B. Tonsilitis bakterial
jarak pilar anterior-uvula Bila diduga penyebabnya adalah
 T4: > 75% volume tonsil dibandingkan dengan streptokokus grup A, diberikan antibiotik Penicillin
volume orofaring atau batas medial tonsil G Benzatin 50.000 U/kgBB/IM dosis tunggal atau
melewati ¾ jarak pilar anterior-uvula sampai Amoksisilin 50 mg/ kgBB dosis dibagi 3 kali/ hari
uvula atau lebih. selama 10 hari dan pada dewasa 3x500 mg
Gradasi pembesaran tonsil dapat dilihat pada selama 6-10 hari atau eritromisin 4x500 mg/hari.
gambar 2.5 di bawah ini. Kortikosteroid juga diberikan karena steroid
telah menunjukkan perbaikan klinis yang dapat
menekan reaksi inflamasi. Steroid yang dapat
diberikan berupa deksametason 3x0,5 mg pada
dewasa selama 3 hari dan pada anak-anak 0,01
mg/kgBB/hari dibagi 3 kali pemberian selama 3
hari.

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas


Dokter Muda THT-KL Periode September - Oktober 2018 8

C. Tonsilitis difteri albuminuria, dan kelumpuhan otot palatum mole, otot


Anti Difteri Serum diberikan segera tanpa mata, otot faring serta otot laring.2
menunggu hasil kultur, dengan dosis Tonsilitis kronik dapat menimbulkan komplikasi ke
20.000-100.000 unit tergantung umur dan jenis daerah sekitarnya berupa rhinitis kronik, sinusitis atau
kelamin. Antibiotik penisilin atau eritromisin 25-50 otitis media secara perkontinuitatum. Komplikasi jauh
mg/kgBB/hari. Antipiretik untuk simptomatis dan terjadi melalui jalur hematogen dan limfogen yang
pasien harus diisolasi. Perawatan harus istirahat dapat menyebabkan endokarditis, artritis, miositis,
di tempat tidur selama 2-3 minggu. nefritis, uveitis, iridosiklitis, dermatitis, pruritus, urtikaria,
D. Angina Plaut Vincent dan furunkulosis.2
Pada Angina Plaut Vincent (Stomatitis
ulseromembranosa) diberikan antibiotik spektrum 2.3.10 Prognosis Tonsilitis
luas selama 1 minggu, dan pemberian vitamin C Prognosis pada umumnya bonam jika
serta vitamin B kompleks. pengobatan adekuat dan kebersihan mulut baik.
E. Tonsilitis kronik
Diberikan obat-obatan simptomatik dan 2.4 Laringitis
obat kumur yang mengandung desinfektan. 2.4.1 Definisi Laringitis
 Tonsilektomi Laringitis adalah peradangan yang terjadi pada
Menurut Health Technology Assessment, faring yang bisa disebabkan oleh banyak faktor.1
Kemenkes tahun 2004, indikasi tonsilektomi,
yaitu:6 2.4.2 Klasifikasi Larigitis
a. Indikasi Absolut: Berdasarkan onset terjadinya, laringitis dibagi
1. Pembengkakan tonsil yang menyebabkan menjadi 2 yaitu :1
obstruksi saluran nafas, disfagia berat, gangguan a. Laringtis akut
tidur dan komplikasi kardiopulmonar Radang akut yang gejalanya berlangsung kurang
2. Abses peritonsil yang tidak membaik dengan dari 3 minggu. Biasanya merupakan kelanjutan dari
pengobatan medis dan drainase rinofaringitis (common cold). Laringotis akut biasnya
3. Tonsilitis yang menimbulkan kejang demam lebih sering disebabkan oleh virus.
4. Tonsilitis yang membutuhkan biopsi untuk b. Laringitis kronik
menentukan patologi anatomi. Jika gejala menetap selama lebih dari 3 minggu
b. Indikasi Relatif: disebut laringitis kronis.(factor associated) Biasanya
1. Terjadi 3 episode atau lebih infeksi tonsil per bisa didahului oleh sinusitis kronis, deviasi septum
tahun dengan terapi antibiotik adekuat yang berat, polip hidung atau overuse suara, dan zat
2. Halitosis akibat tonsilitis kronik yang tidak iritan.
membaik dengan pemberian terapi medis
3. Tonsilitis kronik atau berulang pada karier 2.4.3 Epidemiologi Laringitis
streptococcus yang tidak membaik dengan Kejadian laringitis susah untuk diestimasikan.
pemberian antibiotik laktamase resisten. Laringitis akut lebih sering terjadi pada anak usia 3-5
 Konseling dan edukasi tahun Pada tahun 2010 di Inggris dilaporkan bahwa
Memberitahu individu dan keluarga untuk: terdapat 6,6 kasus/ 100.000 pasien per minggu.11 Di
1. Melakukan pengobatan yang adekuat karena Amerika Serikat pada tahun 2012 dilaporkan bahwa
risiko kekambuhan cukup tinggi pasien dengan gangguan suara 16,6 % mengalami
2. Menjaga daya tahan tubuh dengan laringitis. (medscape) laringitis kronik lebih sering
mengkonsumsi makan bergizi dan olahraga terjadi pada laki-laki dari pada perempun dengan
teratur perbandingan 2:1 karena lebih sering terpapar rokok
3. Berhenti merokok dan lingkungan beracun.
4. Selalu menjaga kebersihan mulut
5. Mencuci tangan secara teratur 2.4.4 Etiologi Laringitis
6. Menghindari makanan dan minuman yang Penyebab laringitis biasanya bisa disebabkan
mengiritasi. oleh virus H. influenza, rhinovirus. Selainitu juga bisa
disebabkan karena bakteri, zat inhalan, dan rokok atau
2.3.9 Komplikasi Tonsilitis pun penyakit lain.12
Tonsilitis akut pada anak dapat menimbulkan
otitis media akut, sinusitis, abses peritonsil, abses
parafaring, bronchitis, glomerulonefritis akut,
miokarditis, artritis serta septicemia akibat infeksi vena
jugularis interna (sindrom Lemierre).2
Tonsilitis difteri dapat menyebabkan laringitis
difteri yang ditandai oleh membran semu yang menjalar
ke laring. Selain itu juga bisa terjadi miokarditis,

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas


Dokter Muda THT-KL Periode September - Oktober 2018 9

Tabel 1. Etiologi Laringitis berlanjut hingga terbentuk sekuester. Pada stadium ini
keadaan umum pasien sangat buruk.
4) Stadium fibrotuberkulosis
Pada stadium ini terbentuk fibrotuberkulosis pada
dinding posterior, pita suara dan subglotik.

2.4.6 Manifestasi Klinis Laringitis2,14


Pada laringitis akut terdapat gejala radang umum
berupa demam, dan malaise. Gejala lokal berupa
suara parau hingga tidak bersuara sama sekali (afoni),
nyeri ketika menelan tau berbicara, terdapat batuk
kering yang lama kelamaan akan disertai dengan
dahak kental.
Pada laringitis kronis, gejala suara parau yang
menetap, rasa tersangkut ditenggorok, dan pasien
akan sering mendehem tanpa mengeluarkan sekret
karna penebalan mukosa.
Pada pasien laringitis kronik tuberkulosis gejala
yang muncul sesuai dengan stadium. Gejala yang
timbul berupa rasa kering, panas, dantertekan di
daerah laring. Suara parau yang berlangsung
berminggu-minggu bahkan bisa afoni, bisa juga terjadi
hemoptisis. Nyeri waktu menelan bisa juga muncul dan
biasanya disertai dengan keadaan umum yang buruk.

2.4.7 Diagnosis Laringitis2


Anamnesis perlu ditanyakan keluhan utama
pasien, riwayat menderita infeksi saluran napas atas
2.4.5 Patofisiologi Laringitis2,4,13 sebelumnya, faktor pencetus, onset gejala.
Infeksi kuman ke laring dapat terjadi melalui Pemeriksaan fisik yang paling penting dilakukan
udara pernapasan, sputum yang mengandung kuman, yaitu laringoskopi indirek. Pada laringitis akut akan
atau penyebaran melalui darah atau limpa. Awal infeksi terlihat mukosa laring hiperemis, membengkak
akan menyebabkan peradangan pada laring tetapi jika terutama di atas dan di bawah pita suara. Sedangkan
telah kronik maka kerusakan pada mukosa laring tidak pada laringitis kronik akan tampak mukosa yang
bisa diperbaiki. proses inflamasi merusak epitelbersilia menebal, permukaan tidak rata dan hiperemis.
aring, terutama di bagian dinding posterior.
Ketidakseimbangan ini mengakibatkan aliran mukus ke 2.4.8 Diagnosis Banding Laringitis
trakea menjadi terganggu sehingga mukus statis di a. Karsinoma Laring
daerah tersebut dan disekitar vocal cord yang akan b. Aktinomikosis laring
memprovokasi batuk. c. Benda Asing pada Laring
Pada laringitis tuberkulosis terdapat 4 stadium d. Faringitis
perjalanan penyakitnya yaitu : e. Pneumonia
1) Stadium infiltrasi
Bagian posterior laring akan mengalami 2.4.9 Tatalaksana Laringitis
hiperemis dan pembengkakan kadang juga mengenai 1) Non Medikamentosa
pita suara. Kemudaian di daerah submukosa terbentuk Biasanya dilakukan istirahat suara sekitar 2-3
tuberkel sehingga mukosa tidak rata dan tampak bintik hari, menghirup udara lembab dan menghindari iritasi
yang baerwarna kebiruan makin lama akan membesar pada laring misalnya merokok, makanan pedas dan
dan yang letaknya berdekatan akan bersatu sehingga minum es. Bila terdapat sumbatan laring maka
mukosa diatasnya meregang. Jika sangat meregang dilakukan pemasangan pipa endotrakea atau
maka tuberkel tersebut akan pecah dan menimbulkan trakeostomi.
ulkus. 2) Medikamentosa
2) Stadium ulserasi - paracetamol sebagai antipiretik analgetik
Ulkus yang timbul akan membesar. Ulkus ini - Pemberian antibiotik dengan ciprofloxacin oral 500
dangkal dan sangat nyeri bagi pasien. mg
3) Stadium perikondritis - Proton pump inhibitor pada laringitis yang disebabkan
Ulkus makin dalam dan mengenai kartilago laring oleh refluks laringofaringeal
dan yang paling sering terkena yaitu kartilago aritenoid - Kortikosteroid pada laringitis berat
dan epiglotis sehingga terjadi kerusakan tulang rawan - obat tuberkulosis pada laringitis tuberkulosis
dan timbul nanah yang berbau, proses ini akan

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas


Dokter Muda THT-KL Periode September - Oktober 2018 10

2.4.10 Komplikasi Laringitis6 7. Alotaibi AD. Tonsillitis in Children Diagnosis


a. Obstruksi Jalan Napas and Treatment Measures. 2017;3389.
b. Bronkitis 8. Georgalas CC, Tolley NS, Narula A.
c. Pneumonia Tonsillitis. BMJ Clin Evid [Internet].
2009;2009(4):273–8. Available from:
2.4.11 Prognosis Laringitis6 http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2907808
Biasanya pada laringitis akut prognosisnya baik. %5Cnhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21
Jika laringitis kronik terutama tuberkulosis tergantung 718574%5Cnhttp://www.pubmedcentral.nih.g
pada stadium saat datang berobat. Jika datang pada ov/articlerender.fcgi?artid=PMC2907808
stadium dini makan akan terjadi perbaikan. 9. Alasmari NSH, Bamashmous ROM,
Alshuwaykan RMA. Causes and Treatment of
Tonsillitis. Egypt J Hosp Med [Internet].
KESIMPULAN 2017;69(8):2975–80. Available from:
1. Faringitis, tonsilitis, dan laringitis merupakan http://platform.almanhal.com/MNHL/Preview/
infeksi saluran pernapasan atas yang sering ?ID=2-111223
dikeluhkan di layanan kesehatan primer. 10. Stelter K. Tonsillitis and sore throat in
2. Etiologi penyakit ini bisa berasal dari virus, bakteri, children. GMS Curr Top Otorhinolaryngol
jamur, inhalan zat kimia, zat iritan inhalan, dan Head Neck Surg [Internet]. 2014;13:Doc07.
penggunaan obat kortikosteroid inhalasi.. Available from:
3. Gejala yang ditimbulkan berupa nyeri menelan, http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2558736
perubahan suara, batuk, kadang disertai dengan 7%5Cnhttp://www.pubmedcentral.nih.gov/arti
gejala sistemik berupa demam dan malaise. clerender.fcgi?artid=PMC4273168
4. Diagnosis sudah bisa ditegakkan dengan 11. Golubicic TP, Trkanjec JK. Upper Respiratory
anamnesis serta pemeriksaan fisik dan untuk Tract Infections : Textbook of Respiratory and
memastikan penyebabnya diperlukan Critical Care Infections. 2014: 1-13
pemeriksaan laboratorium berupa kultur kuman. 12. Thomas CM, Jette ME, Clary MS. Factors
5. Diagnosis banding berupa infeksi saluran napas Associated with Infectious Laryngitis : a
atas lain, bronkitis, pneumonia dan tumor. Retrospective Review of 16 Cases. Ann Otol
6. Tatalaksana yang diberikan dimulai dari Rhinol Laryngol. 2017; 126(5): 388-395.
konservatif baik itu dari menjaga daya tahan tubuh, 13. Wood JM, Athanasiadis T, Allen J. Laryngitis.
menjaga oral higiene, pengistirahatan pita suara, Thebmj. 2014: 349
tidak memakan makanan yang bersifat pedas dan 14. Mustafa M, Patawari P, Muniardy RK, Sien
dingin. Bisa dilanjutkan dengan medikamentosa MM, Parash MTH, Sieman J. Acute Laryngitis
berupa analgetik dan antibiotik jika penyebabnya and Croup : Diagnosis and Treatment. IOSR
berupa bakteri. Journal of Pharmacy. 2015; 5(4): 19-23
7. Prognosis peradangan ini cukup baik. 15. Paulsen F, Waschke J. Sobotta atlas anatomi
manusia Jilid 3: Kepala, leher dan
DAFTAR PUSTAKA neuroanatomi. Edisi ke-23. Jakarta: EGC.
2013. 176.
1. Kementerian Kesehatan. Riset Kesehatan
Dasar. 2013.
2. Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J,
Restuti RD. Buku ajar ilmu kesehatan telinga
hidung tenggorok kepala dan leher. Edisi
ke-7. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 2016. 87-88.
3. Paulsen F, Waschke J. Sobotta atlas anatomi
manusia Jilid 3: Kepala, leher dan
neuroanatomi. Edisi ke-23. Jakarta: EGC.
2013. 154.
4. Pharyngitis A. Quick Recertifi cation Series
Quick Recertifi cation Series.
2013;26(February):57–8.
5. Regoli M, Chiappini E, Bonsignori F, Galli L,
Martino M De. Update on the management of
acute pharyngitis in children. Ital J Pediatr
[Internet]. 2011;37(1):10. Available from:
http://www.ijponline.net/content/37/1/10
6. IDI. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. 2nd
ed. Jakarta; 2014. 346-359 p.

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Anda mungkin juga menyukai