PENDAHULUAN
kasus gigitan yang cukup tinggi setiap tahunnya (16.000 kasus gigitan), serta
diakhiri dengan kematian pada hampir semua penderita rabies baik manusia
yang terinfeksi rabies (98%) dan lainnya oleh kera dan kucing. Infeksi rabies baik
pada hewan maupun manusia yeng telah menunjukkan gejala dan tanda klinis
Indonesia yaitu Kepulauan Bangka Belitung, Riau, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI
Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Papua, dan Kalimantan Barat.
Ada tiga indikator yang digunakan dalam memantau upaya pengendalian rabies,
yaitu: kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR), kasus GPHR yang diberi
Sampai saat ini belum terdapat obat yang efektif untuk menyembuhkan
rabies. Akan tetapi dapat dicegah dengan pengenalan dini gigitan hewan penular
KASUS
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. S
Umur : 7 tahun
Pekerjaan : Pelajar
Agama : Islam
ANAMNESIS
Pasien datang dengan keluhan luka pada paha kanan sejak ± 30 menit
sebelum ke Puskesmas. Paha pasien luka akibat digigit anjing saat pasien berjalan
pulang dari sekolah. Anjing tersebut tiba-tiba menyerang dan langsung menggigit
paha pasien. Setelah menggigit pasien, anjing tersebut langsung lari dan belum
Genogram
Keterangan:
= Pasien
Kondisi Lingkungan :
Tanda Vital :
Pernapasan : 20 x/men
Suhu aksilla : 37 °C
± 3 mm.
Thoraks :
Jantung :
midclavicula sinistra
Abdomen
Perkusi : Timpani
Palpasi : Nyeri tekan (-), massa (-), hepar dan lien tidak
teraba
Ekstremitas :
DIAGNOSIS KERJA
ANJURAN PEMERIKSAAN
PENATALAKSANAAN
- Medikamentosa
o Amoxicilin syr 3x1 cth
- Non Medikamentosa
dll).
BAB III
PEMBAHASAN
Aspek Klinis
Pada kasus ini, pasien anak berumur 7 tahun datang ke PKM Wani dengan
keluhan luka pada paha kanan ± 30 menit sebelum ke Puskesmas. Paha pasien
luka akibat digigit anjing saat pasien berjalan pulang dari sekolah. Anjing tersebut
menggigit pasien, anjing tersebut langsung lari dan belum bisa ditangkap.
Rabies juga disebut penyakit anjing gila merupakan penyakit infeksi akut
pada susunan saraf pusat (otak) yang disebabkan oleh virus rabies. Penyakit ini
oleh hewan ke manusia melalui pajanan atau Gigitan Hewan Penular Rabies
Setiap ada kasus gigitan hewan menular rabies harus ditangani dengan
masuk pada luka gigitan, usaha yang paling efektif ialah mencuci luka gigitan
dengan air (sebaiknya air mengalir) dan sabun atau diteregent selama 10-15 menit,
di atas.
Flow Chart Penatalaksanaan Kasus Gigitan Hewan Tersangka Rabies
Gejala rabies :
1. Stadium Prodromal
3. Stadium Eksitasi
yang sangat khaspada stadium ini ialah adanya macam-macam fobi, yang
atau dengan menepuk tangan didekat telinga penderita. Pada stadium ini
4. Stadium Paralis
otot-otot pernafasan.
Masa inikubasi virus rabies dari masuk melalui gigitan sampai timbul
gejala klinis berkisar antara 2 minggu sampai 2 tahun. Pada umumnya 3-8
minggu. Menurut WHO rata-rata 30-90 hari. Variasi masa inkubasi ini
dipengaruhi oleh letak luka gigitan, semakin dekat dengan otak seperti diatas bahu
gejala klinis akan cepat muncul, juga kedalaman luka, jenis virus dan jumlah virus
yang masuk.
Penularan rabies pada manusia maupun hewan lain terjadi melalui GHPR
yang terinfeksi rabies, jilatan pada kulit yang lecet, cakaran, selaput lendir mulut,
hidung, mata, anus dan genitalia terutama oleh anjing (98%), kera, monyet, dan
kucing. Penularan dari orang ke orang langsung dapat terjadi melalui saliva/cairan
Luka gigitan tidak dibenarkan untuk dijahit, kecuali jahitan situasi. Bila
memang perlu sekali untuk dijahit (jahitannya jahitan situasi), maka diberi Serum
Anti Rabies (SAR) sesuai dengan dosis, yang disuntikan secara infiltrasi di sekitar
luka sebanyak mungkin dan sisanya disuntikan secara intra muskuler. Disamping
itu harus dipertimbangkan perlu tidaknya pemberian serum/ vaksin anti tetanus,
Pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR) atau Vaksin Anti Rabies (VAR)
disertai Serum Anti Rabies (SAR) harus didasarkan atas tindakan tajam dengan
a. Luka resiko rendah diberi VAR saja. Yang termasuk luka yang tidak
berbahaya adalah jilatan pada kulit luka, garukan atau lecet (erosi,
b. Luka resiko tinggi, selain VAR juga diberi SAR. Yang termasuk luka
(muka, kepala, leher), luka pada jari tangan/kaki, genetalia, luka yang
c. Untuk kontak (dengan air liur atau saliva hewan tersangka/hewan rabies
atau penderita rabies), tetapi tidak ada luka, kontak tak langsung, tidak ada
berbahaya, maka diberikan VAR atau diberikan kombinasi VAR dan SAR
secara intramuskuler pada otot deltoid atau anterolateral paha (pada anak) dengan
dosis 0,5ml pada hari 0, 7, 21. Pada hari 0, vaksin diberikan 2x sekaligus pada
deltoid kanan & kiri. Dosis dan cara pemberian VAR bersamaan dengan SAR
sesudah digigit yaitu pemberian VAR pada hari 0,7,21 dan 90 beserta SAR dosis
homolog). Pemberian SAR adalah setengah dosis infiltrasi pada daerah sekitar
luka dan setengah dosis intramuskuar yang berlainan dengan suntikan SAR.
kasus rabies pada manusia hampir selalu diakhiridengan kematian, namun sebagai
mungkin pada penderita tersangka maupun telah positif rabies dengan tujuan
- Berikan vaksin anti rabies pada hewan peliharaan secara berkala di Pusat
tersangka rabies
- Apabila melihat binatang dengan gejala rabies seperti perilaku hewan tak
tenggorokan dan kaki, untuk segera laporkan pada Pusat Kesehatan Hewan
PENUTUP
Kesimpulan
- Rabies juga disebut penyakit anjing gila merupakan penyakit infeksi akut
pada susunan saraf pusat (otak) yang disebabkan oleh virus rabies.
melalui pajanan atau Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) yaitu anjing,
- Masi inkubasi virus pada umumnya 3-8 minggu. Menurut WHO rata-rata
30-90 hari. Variasi masa inkubasi ini dipengaruhi oleh letak luka gigitan,
semakin dekat dengan otak seperti diatas bahu gejala klinis akan cepat
muncul, juga kedalaman luka, jenis virus dan jumlah virus yang masuk.
- Pembersihan luka, pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR) atau Vaksin Anti
Saran
melaporkan kasus gigitan anjing yang terjadi maupun tanda adanya anjing
3. Sudoyo, Setiyohadi, Alwi. Et.all. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III.
RABIES
Oleh :
NOVIA KARTIKA LESTARI
(N 111 13 014)
Pembimbing:
dr. FERAWATI ALTO, MM
drg. ELLI YANE. B, M.Kes
UNIVERSITAS TADULAKO
2015