Disususun Oleh:
Misbahul Huda, S.Pd.
DESEMBER 2019
IDENTITAS
Laporan
Disahkan
Di Lamongan
Mengetahui,
Kepala SMK PGRI 1 LAMONGAN
B. Jenis Kegiatan
Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan praktik baik ini adalah kegiatan
pembelajaran Pemeliharaan Chasis & Sistem Pemindah Tenaga Kendaraan
Ringan Otomotif di kelas XII dengan materi Sistem Kemudi Konvensional.
C. Manfaat Kegiatan
B. Bahan/Materi Kegiatan
Bahan yang digunakan dalam praktik baik pembelajaran ini adalah materi
kelas XII pada mata pelajaran Pemeliharaan Chasis & Sistem Pemindah Tenaga
Kendaraan Ringan yang kompetensi dasarnya berikut ini.
1 3.24.1
Melakukan diagnosa gangguan pada system
Kompetensi Pengetahuan kemudi konvensional
3.24.2
3.24. Mendiagnosis kerusakan Melakukan diagnosa gangguan pada kemudi
kemudi. dengan power steering
2
Kompetensi Keterampilan 4.24.1 Melakukan perbaikan pada kemudi
konvensional
4.24.Memperbaiki sistem kemudi
A. Hasil
Hasil yang dapat diilaporkan dari praktik baik ini diuraikan sebagai berikut.
1. Proses pembelajaran tematik yang dilakukan dengan menerapkan model
pembelajaran PBL berlangsung aktif. Siswa menjadi lebih aktif merespon
pertanyaan dari guru, termasuk mengajukan pertanyaan pada guru maupun
temannya. Aktifitas pembelajaran yang dirancang sesuai sintak PBL
megharuskan siswa aktif selama proses pembelajaran.
2. Pembelajaran tematik yang dilakukan dengan menerapkan model
pembelajaran PBL meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan
transfer knowledge.
Setelah membaca, meringkas, dan mendiskusikan teks eksplanasi tentang
modernisasi, siswa tidak hanya memahami konsep teks eksplanasi
(pengetahuan konseptual) dan bagaimana membuat ringkasan yang benar
(pengetahuan prosedural), tetapi juga memahami konsep modernisasi.
Pemahaman ini menjadi dasar siswa dalam mempelajari materi IPS tentang
perubahan sosial budaya dalam rangka modernisasi. Pemahaman tentang
konsep moderisasi membantu siswa dalam menganalisis prubahan sosial
budaya sebagai akibat moderisasi.
Pemahaman siswa tetang perubahan sosial budaya dalam rangka
moderisasi pada dasarnya merupakan bentuk adaptasi masyarakat
terhadap modernisasi. Pemahaman ini dapat menjadi pengantar bagi siswa
untuk memahami cara mahluk hidup beradaptasi dengan lingkungan.
3. Penerapan model pembelajaran PBL meningkatkan kemampuan siswa
untuk berpikir kritis.
Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi siswa untuk bertanya dan
menanggapi topik yang dibahas dalam pembelajaran.
Dalam pembelajaran sebelumnya yang dilakukan penulis tanpa
berorientasi HOTS suasana kelas cenderung sepi dan serius. Siswa
cenderung bekerja sendiri-sendiri untuk berlomba menyelesaikan tugas
yang diberikan guru. Fokus guru adalah bagaimana siswa dapat
menyelesikan soal yang disajikan; kurang peduli pada proses berpikir
siswa. Tak hanya itu, materi pembelajaran yang selama ini selalu disajikan
dengan pola deduktif (diawali dengan ceramah teori tentang materi yang
dipelajari, pemberian tugas, dan pembahasa), membuat siswa cenderung
menghapalkan teori. Pengetahuan yang diperoleh siswa adalah apa yang
diajarkan oleh guru.
Berbeda kondisinya dengan praktik baik pembelajaran tematik berorientasi
HOTS dengan menerapkan PBL ini. Dalam pembelajaran ini pemahaman
siswa tentang konsep teks eksplanasi, perubahan sosial budaya, dan cara
mahluk hidup menyesuaikan diri benar-benar dibangun oleh siswa melalui
pengamatan dan diskusi yang meuntut kemampuan siswa untuk berpikir
kritis.
4. Penerapan model pembelajaran PBL juga meningkatkan kemampuan
siswa dalam memecahkan masalah (problem solving). PBL yang diterapkan
dengan menyajikan teks tulis dan video berisi permasalahan kontekstual
mampu mendorong siswa merumuskan pemecahan masalah.
Sebelum menerapkan PBL, penulis melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan buku guru dan buku siswa. Meskipun permasalahan yang disajikan
dalam buku teks kadang kala kurang sesuai dengan kehidupan sehari-hari
siswa, tetap saja penulis gunakan. Jenis teks yang digunakan juga hanya
pada teks tulis dari buku teks.
Dengan menerapkan PBL, siswa tak hanya belajar dari teks tulis, tetapi juga
dari video serta diberi kesempatan terbuka untuk mencari data, materi dari
sumber lainnya.
B. Masalah yang Dihadapi
Masalah yang dihadapi terutama adalah siswa belum terbiasa siswa belajar
dengan model PBL. Dengan tujuan untuk mendapat nilai ulangan yang baik
guru selalu mengguakan metode ceramah, siswa pun merasa lebih percaya
diri menghadapi ulangan (penilaian) setelah mendapat penjelasan guru
melalui ceramah.
Masalah lainnya adalah guru tidak mempunyai kompetensi yang memadai
untuk membuat video pembelajaran. Padahal selain sebagai media
pembelajaran,. Video juga merupakan bentuk teks audiovisual yang juga
harus disajikan sesuai dengan rumusan KD.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil praktik baik pembelajaran tematik dengan model
pembelajaran problem based learning (PBL), berikut disampaikan rekomendasi
yang relevan.
1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku
siswa dan buku guru serta jaring-jaring tema yang telah disediakan, tetapi
berani melakukan inovasi pembelajaran tematik yang kontekstual sesuai
dengan latar belakang siswa dan situasi dan kondisi sekolahnya. Hal ini
akan membuat pembelajaran lebih bermakna.
2. Siswa diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
dalam belajar, tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar
dengan cara ini akan membantu siswa menguasai materi secara lebih
mendalam dan lebih tahan lama (tidak mudah lupa).
3. Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut
melaksanakan pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif
sekolah, seperti penyediaan sarana da prasarana yang memadai dan
kesempatan bagi penulis utuk mendesiminasikan praktik baik ini aka
menambah wawasan guru lain tentang pembelajaran HOTS.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Foto Kegiatan
Aspek Praktek
Deskripsi Dokumentasi
Pembelajaran
Kegiatan Inti
Mengamati
1 Proses Saintifik (5M)
Mengamati dan
mengidentifikasi
video/gambar visual yang
ditampilkan.
Melakukan klarifikasi
terhadap yang diamati
Menanya
Menjawab pertanyaan dan
menyampaikan pertanyaan
Mengumpulakan informasi
Berdikusi dengan
kelompoknya tentang
penyebab kemudi
konvensional yang terasa
berat
Mencari referensi baik dari
buku maupaun sumber
belajar lainnya untuk
menggali informasi tentang
kerusakan kemudi
konvensional dan cara
mengatasinya
Menalar
Menggunakan informasi yang
diperoleh untuk menjawab
pertanyaan tentang
kerusakan yang terjadi pada
system kemudi konvensional
Menyususn bahan persentasi
mengenai mendiagnosis
kerusakan kemudi
konvensional
Mengkomunikasikan
Maju kedepan
mempresentasikan hasil
diskusi
2 Aktivitas Pembelajaran
HOTS
Mempresentasikan hasil
a. Transfer Knowledge
Diskusi kelompok
Lampiran 2
1. KI-3 PENGETAHUAN :
Menerapkan, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan
faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang
dan lingkup kerja Teknik Kendaraan Ringan Otomotif pada tingkat teknis, spesifik,
detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian
dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan
internasional.
2. KI-4 KETRAMPILAN :
Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur
kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang
kerja Teknik Kendaraan Ringan Otomotif. Menampilkan kinerja di bawah
bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar
kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak
mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
2
4.24.1 Melakukan perbaikan pada kemudi
Kompetensi Keterampilan konvensional
4.24.Memperbaiki sistem kemudi
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik akan dapat:
1. Mendiagnosa gangguan pada system kemudi konvensional
2. Mendiagnosa gangguan pada kemudi dengan power steering
3. Memperbaiki pada kemudi konvensional
4. Memperbaiki pada kemudi dengan power steering
D. Materi Pembelajaran
1. Macam-macam kerusakan pada kemudi konvensional dan kemudi power
steering kendaraan ( mobil )
2. Mendiagnosis kerusakan pada kemudi konvensional dan power steering
kendaraan (mobil)
3. Memperbaiki kemudi konvensional dan kemudi power steering kendaraan
(mobil)
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model Pembelajaran: Problem Based Learning
Metode : Paparan, Diskusi, Tanya Jawab, Penugasan, Unjuk Kerja/
Praktek dengan Job Sheet (eksperimen terbimbing,
membiasakan kemampuan berpikir kritis, kemampuan
pemecahan masalah dan mengembangkan keinginan dalam
belajar).
F. Media Pembelajaran
1. Media
- Wall chart
- LCD Proyektor, Laptop
- Video
- Power point mendiagnosis kerusakan kemudi kendaraan (mobil)
- White board
2. Bahan/Alat
- Spidol non permanen
- Trainer sistem kemudi
- Unit kendaraan (mobil)
G. Sumber belajar
- Film/ rekaman/teks/animasi
- Buku Step 1. Chasis Group. Toyota
- Bahan bacaan yang relevan tentang mendiagnosis kerusakan kemudi
kendaraan (mobil)
- Gambar (wall chart)
- Objek langsung (unit kendaraan)
- Modul bacaan yang berhubungan dengan mendiagnosis kerusakan kemudi
kendaraan (mobil)
- Modul VEDC
- Trainer system kemudi kendaraan (mobil)
Pertemuan Ke-1
Pertemuan ke-1
Pertemuan ke- 2
Mengumpulakan informasi
Menggali pertanyaan pada siswa .
Berdikusi dengan kelompoknya
tentang prosedur mendiagnosis
Meminta siswa secara berkelompok
system kemudi power steering
berdiskusi tentang prosedur
Mencari referensi baik dari buku
mendiagnosis system kemudi power
maupaun sumber belajar lainnya
steering
untuk menggali informasi
tentang prosedur mendiagnosis
system kemudi power steering
KEGIATAN BELAJAR WAK KE
NO TU T
Guru siswa
Mengklarifikasi informasi yang Menalar
didapat oleh siswa
Menggunakan informasi yang
diperoleh untuk menjawab
pertanyaan tentang prosedur
mendiagnosis system kemudi
power steering
300’
Membantu siswa Menyususn bahan persentasi
meluruskan,memberikan mengenai prosedur pengecekan
penguatan,memberikan umpan balik dan perbaikan system kemudi
serta memberikan informasi yang power steering.
lebih luas tentang prosedur Mengkomunikasikan
mendiagnosis system kemudi power
Maju kedepan
steering
mempresentasikan hasil
diskusi
Pertemuan ke 3
Membantu siswa
meluruskan,memberikan
penguatan,memberikan umpan balik
serta memberikan informasi yang Mengkomunikasikan
lebih luas tentang prosedur
Maju kedepan kelas
memperbaiki kerusakan sistem
(mempresentasikan)
kemudi konvensional
menunjukkan hasil praktikum
Pertemuan ke 4
Mengkomunikasikan
Membantu siswa
meluruskan,memberikan Maju kedepan kelas
penguatan,memberikan umpan balik menunjukkan hasil praktikum
serta memberikan informasi yang
lebih luas tentang memperbaiki
kerusakan system kemudi power
steering
KEGIATAN BELAJAR WAK
KET
NO TU
Guru siswa
I. Penilaian
a. Teknik Penilaian
1) Sikap
Lembar Observasi
2) Keterampilan
Unjuk kerja/praktek (penilaian praktek)
Laporan Hasil Praktek
3) Pengetahuan
Tes Tulis
Soal:
1. Su’udi sedang mengendarai mobil, ketika dijalan berbelok system kemudi timbul
suara dengung , berdasarkan problem tersebut analisa penyebab gangguan
tersebut !
a. Boot rack steer sobek
b. Kebocoran yang disebabkan ausnya seal
c. Front end allignmen tidak tepat
d. Ball joint aus
e. Tie rod longgar
= 60
PENILAIAN REMIDI/PERBAIKAN
NO.
ASPEK PENILAIAN BENTUK REMIDI
1 Penilaian Diskusi Membuat tugas portofolio
2 Penilaian Tugas Membuat tugas portofolio
3 Penilaian Ulangan Teori Mengikuti ulangan remidi secara klasikal
4 Penilaian Projek Melaksanakan praktek secara kelompok
5 Penilaian Ujian Praktek Melaksanakan praktek remidi secara kelompok
2. Pengayaan
a) Peserta didik yang akan diberi program pengayaan adalah :
Peserta didik yang mendapat skor Penilaian Aspek Pengetahuan ≥ 77
Peserta didik yang mendapat skor Penilaian Aspek Ketrampilan ≥ 77
b) Program pengayaan dilaksanakan dengan menyelesaikan kegiatan-kegiatan sebagai
berikut :
Program Pengayaan Aspek Pengetahuan :
- Peserta didik yang mendapat skor Aspek Pengetahuan ≥ 85 diberi pengayaan
mengoreksi jawaban siswa yang mengikuti remidi.
- Peserta didik yang mendapat skor Aspek Pengetahuan 78 s/d 84 diberi
pengayaan menyusun 1 soal dan didiskusikan pada KBM berikutnya dengan
siswa bertaraf sama.
Program Pengayaan Aspek Ketrampilan :
- Peserta didik yang mendapat skor Aspek Ketrampilan ≥ 85 diberi pengayaan
mengoreksi LKS siswa yang mengikuti remidi.
- Peserta didik yang mendapat skor Aspek Ketrampilan 78 s/d 84 diberi
pengayaan menyiapkan alat, bahan, media praktek siswa yang mengikuti
remidi.
J. Bahan Ajar
Diagnosis ( trouble shooting ) sistem kemudi dilakukan secara manual. Pada saat
memeriksa system kemudi, perhatikan bahwa antara system kemudi dengan
roda-roda depan ada kaitannya, demikian juga dengan suspensi, poros dan
rangka. Adanya hubungan tersebut disebabkan oleh system kemudi, suspensi
atau yang lainnya. Oleh karena itu, sebelum memutuskan bahwa gangguan
terdapat pada system kemudi, pertimbangkan dan periksa semua penyebab lain
yang mungkin ada.
jika kedua hal diatas tidak terjadi pada kendaraan anda. Semisal, pada
kondisi kecepatan rendah dan tinggi selalu berat atau merasakan tidak seperti
pada biasanya, maa bisa jadi sistem kemudi erlalu berat yang diakibatkan oleh
komponen - komponen dibawah ini.
2. Daya balik kemudi tidak sempuran
Pada kondisi normal, pada saat posisi berbelok dan kembali ke jalan lurus
maka sistem kemudi harus kembali dengan normal dan mudah. Tidak menarik
ke sebagian sisi atau sama sekali tidak dapat kembali ke posisi roda lurus.
Kemudi berat
Langkah-langkahnya :
1. Periksa tekanan ban
2. Periksa steering systemnya (tinggi minyak, steering linkage, steering gear)
3. Periksa ball jaoin atau king pin
4. Periksa suspension arm
5. Periksa tinggi kendaraan
6. Periksa wheel aliggment
B. Kegiatan Praktik
80 nilai 90 Sembilan aspek sesuai dengan kriteria, dua aspek kurang sesuai
<60 Empat aspek sesuai dengan kriteria, tujuh aspek kurang sesuai