Minyak Trafo
Minyak Trafo
Air
Air yang dimaksud adalah berbeda dengan
partikel yang lembab. Air sendiri akan ada dalam
minyak yang sedang beroperasi/dipakai. Namun
demikian pada kondisi operasi normal, peralatan
cenderung untuk mambatasi kelembaban hingga
nilainya kurang dari 10 %. Medan listrik akan
menyebabkan tetesan air yang tertahan didalam
minyak yang memanjang searah medan dan
pada medan yang kritis, tetesan itu menjadi tidak
stabil. Kanal kegagalan akan menjalar dari ujung
tetesan yang memanjang sehingga
menghasilkan kegagalan total.
Gelembung
Pada gelembung dapat terbentuk kantung
kantung gas yang terdapat dalam lubang atau
retakan permukaan elektroda, yang dengan
penguraian molekul molekul cairan menghasilkan
gas atau dengan penguatan cairan lokal melalui
emisi elektron dari ujung tajam katoda. Gaya
elektrostatis sepanjang gelembung segera
terbentuk dan ketika kekuatan kegagalan gas
lebih rendah dari cairan, medan yang ada dalam
gelembung melebihi kekuatan uap yang
menghasilakn lebih banyak uap dan gelembung
sehingga membentuk jembatan pada seluruh
celah yang menyebabkan terjadinya pelepasan
secara sempurna.
Faktor daya
Faktor dissipasi daya dari minyak dibawah
tekanan bolak balik dan tinggi akan menentukan
unjuk kerjanya karena dalam kondisi berbeban
terdapat sejumlah rugi rugi dielektrik. Faktor
dissipasi sebagai ukuran rugi rugi daya
merupakan parameter yang penting bagi kabel
dan kapasitor. Minyak transformator murni
memiliki faktor dissipasi yang bervariasi antara
10-4 pada 20 oC dan 10-3 pada 90oC pada
frekuensi 50 Hz.
Resistivitas
Suatu cairan dapat digolongkan sebagai isolasi
cair bila resitivitasnya lebih besar dari 109 W-m.
Pada sistem tegangan tinggi resistivitas yang
diperlukan untuk material isolasi adalah 1016 W-m
atau lebih. (W=ohm)
Kekuatan Dielektrik
k = (I.S) / U A
Arus yang terukur umumnya berkisar beberapa
kiloampere. Untuk itu dapat digunakan galvanometer
kumparan putar yang peka ataupun pengukur arus
dengan penguat elektronik yang jauh lebih peka.
2. Prosedur pembersihan
Persiapan elekroda pertama tama adalah
pencucian dengan trichloroethylene,
penggosokan permukaan secara standar dengan
1000 grade kertas silikon karbid, kemudian dicuci
dalam campuran air panas dan larutan sabun,
pengeringan dan pemindahan debu dengan karet
busa sintetis, pembilasan dengan air panas dan
air suling. Elektroda dikeringkan dalam kabinet
berlainan udara yang bersekat-sekat dan
akhirnya digosok dengan tissue kain tiras lensa
dengan memakai acetone setelah itu memakai
trichloroethylene. Sisa sambungan elektroda
dicuci dengan air panas dan larutan sabun dan
dibilas sesuai dengan prosedur diatas tiap kali
setalah pengujian.
3. Pengujian Elektrik
Semua pengujian dilakukan dengan gelombvang
sinus tegangan Ac dengan frekuensi 50
Hz.Tegangan yang diberian dinaikkan secara
seragam dalam semua pengujian dengan
hargarata rata 2 kV/detik. Sebuag CB
dihubungkan ke sisi primer transformator dengan
tujuan untuk memutus arus gangguan, yang jika
arus gangguan dibiarkan terlalu lama akan
mengakibatkan karbonisasi dan akan melubangi
elektroda.
4. Hasil Percobaan
Stabilisasi.
Setelah pengujian berturut turut, kekuatan
dielektrik rata rata minyak mencapai tingkat yang
stabil. Stabiliasi ini dipengaruhi oleh berbagai
macam faktor seperti daerah elektroda, jarak
celah, kualitas minya, energi yang dilepas dalam
celah, elektroda pre treatment dan waktu antara
kegagalan. Stabilisasi dipengaruhi oleh daerah
elektroda. Untuk jenis elektroda baja selinderis
yang besar, nilai stabil setelah kira kira 20
kegagalan, sedang untuk elektroda kuningan dan
elektroda baja kecil, nilai menjadi stabil setelah
kira kira 10 atau 5 kali kegagalan. Kualitas
minyak dalam celah dapat berubah oleh sirkulasi
yang kontiyu atau oleh perubahan porositas filter.
Dalam banyak hal sirkulasi kontinyu minyak
dalam celah selama pengujian dengan
kecepatan 3 cm/detik meningkatkan persentase
perbedaan antara kegagalan pertama dan tingkat
stabil, tanpa merubah jumlah breakdown
sebelum mencapai tingkat stabil. Stabilisasi juga
dapat dikaitkan dengan pemindahan ketidak
teraturan permukaan. Suatu perubahan pada
porositas penyaring minyak (dari 6 m m ke 15 m
m) hanya merubah persentase perbedaan antara
nilai pertama dan nilai stabil (Plateu).
Kualitas Minyak
o Ketidak murnian minyak dapat
diklasifikasikan kedalam empat (4) kelompok
yaitu:
o Partikel debu atau fiber terlah ada dalam
cairan. Partikel ini menurunkan kekuatan
dielektrik minyak dan partikel partikel ini
dapat meloloskan diri dari proses filterasi jika
ukurannya sangat kecil
o Partikel yang dihasilkan oleh discharge
terdahulu yang biasanya berupa partikel
karbon yang dihasilkan dari penguraian
minyak atau partikel metalik yang
dipindahkan dari permukaan elektroda oleh
discharge.
o Air
o Bahan tambahan (additive) yang sengaja
diberikan kedalam minyak untuk merubah
sifat elektrisnya.
Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dapat diambil beberapa
kesimpulan antara lain:
1. Hasil pengujian kualitas minyak transformator
tidak lepas dari sifat sifat listrik yang dimilikinya
yaitu : permitivitas, resistivitas, faktor dissipasi
daya dan kekuatan dielektrik.
2. Pengujian minyak transformator dilakukan
dengan menggunakan berbagai macam
elektroda untuk mengetahui lebih rinci tentang
kegagalan minyak transformator dalam kondisi
tertekan, medan seragam maupun tak seragam.
3. Aliran minyak terlihat penting dan mempengaruhi
kegagalan minyak transformator walaupun dalam
kecepatan yang hanya beberapa cm/detik.
4. Membesarnya pengaruh lebar celah terhadap
kekuatan dielektrik dikarenakan semakin
cepatnya akumulasi partikel besar dalam celah
yang memasuki volume tertekan melalui daerah
medan seragam dan tak seragam pada pangkal
elektroda.
5. Percobaan dengan elektroda kuningan dan baja
ringan menunjukkan bahwa kekuatan dielektrik
tergantung pada beberapa macam faktor seperti
stabilisasi, luasan elektroda, lebar celah,
kecepatan pengaliran minyak dan kapasitani dari
sel uji.