Anda di halaman 1dari 4

Deposito menyajikan fasilitas bunga yang memikat dengan jaminan tanpa ada pengurangan nilai pokok

deposito. Tingkat suku bunga deposito relatif tetap, namun adakalanya berubah atau fluktuatif. Jadi,
walaupun pendapatan bunga deposito Anda berubah (berkurang atau bertambah) karena fluktuasi
tingkat suku bunga deposito, namun nilai pokok uang yang Anda investasikan pada deposito tersebut
tidak akan berubah.

Kendati deposito menjadi opsi yang menarik untuk berinvestasi, namun bukan berarti bebas dari resiko,
terutama bagi pengguna atau nasabah deposito yang tidak sabar menanti masa 'panen' pasca menanam
depositonya tersebut. Pencairan deposito tidak bisa dieksekusi kapanpun sekehendak kita sebagaimana
menggesek kartu ATM dari rekening tabungan.

Mencairkan Deposito Sebelum Jatuh Tempo

Secara umum, masa jatuh tempo atau jangka waktu pencairan dana deposito berkisar satu bulan hingga
tiga tahun sejak awal kita melakukan pembukaan rekening deposito.

Namun, beberapa nasabah deposito tak jarang ingin segera 'panen' depositonya dan mencairkannya
sebelum masa jatuh tempo pencairan. Rata-rata alasan mereka seperti ini:

1.Membutuhkan Dana Untuk Keperluan Mendesak

Memang pada awal membuka rekening deposito, orang tersebut yakin untuk menyimpan uangnya untuk
keperluan di masa depan. Namun, karena kebutuhan hidup harian yang kadang tak pasti, pengeluaran
masif yang tak terduga atau darurat bisa terjadi. Alhasil, si nasabah deposito tersebut butuh 'dana likuid'
segera termasuk dengan mendesak pencairan depositonya sebelum jatuh tempo.

2.Mengintai 'Iming-iming' Suku Bunga Yang Lebih Tinggi

Pada waktu tertentu, Bank membuat kebijakan untuk merubah tingkat suku bunga pada setiap produk
perbankan (termasuk deposito) yang ditawarkan nasabahnya, sesuai peraturan bank tersebut.
Sebagai ilustrasinya, jika suku bunga deposito di sebuah bank pada Mei 2014 adalah 3.25 persen untuk
12 bulan. Kemudian di tahun berikutnya, bank tersebut menetapkan kenaikan suku bunga baru menjadi
5 persen. Jika seorang nasabah depositop ingin menikmati kenaikan suku bunga tersebut, maka dia harus
segera mencairkan rekening depositonya sebelum jatuh tempo bulan Mei 2015 serta segera membuka
rekening deposito kembali dengan peraturan suku bunga yang baru tersebut.

Risiko

Jika Anda ingin mencairkan dana deposito sebelum memasuki masa jatuh tempo pencairan yang telah
ditetapkan, maka Anda bisa jadi akan menemui beberapa risiko merugikan dan tidak dapat dihindari,
yakni sebagai berikut.

1. Risiko Kerugian Penalti (denda)

Penalti ini digunakan bank sebagai langkah primer untuk 'mewanti-wanti' para nasabahnya yang tidak
sabaran dalam mencairkan investasi depositonya. Penalti ini berupa biaya administrasi dengan
memotong nilai pokok plus pendapatan bunga deposito Anda dengan angka (prosentase) penati yang
telah ditetapkan bank tersebut. Angka penalti ini rata-rata berkisar antara 0.5% hingga 3%, bervariasi
tiap bank-bank di Indonesia.

2. Risiko Penghapusan Pembayaran Bunga Deposito

Disamping penalti, pendapatan bunga deposito yang sudah ditetapkan di awal pembukaan rekening
deposito terancam akan dihapus atau tidak akan dibayarkan jika nasabah terburu-buru ingin mencairkan
deposito pra-jatuh tempo.

3. Risiko Pendapatan Bunga Lebih Rendah

Risiko lain yang harus ditanggung nasabah deposito yang mendesak 'panen' sebelum jatuh tempo
tersebut yaitu pendapatan bunganya akan dibayar bank lebih rendah dari bunga yang telah ditetapkan di
awal pembukaan rekening. Jadi, nilai pendapatan bunga yang Anda terima pasca pencairan dana
deposito sebelum jangka waktu yang ditentukan akan disesuaikan dengan waktu pencairan anda dan
tentunya berubah lebih sedikit dari yang disepakati sejak awal membuka deposito.
Agar lebih komprehensif, sampel kasus risiko mencairkan deposito sebelum jatuh tempo yakni sebagai
berikut.

Pak Budi membuka rekening deposito pada tanggal 24 September 2009 dengan rincian:

Nominal: Rp 5,000,000.00

Jangka waktu: 1 Tahun (12 bulan)

Suku bunga/tahun (jangka waktu 12 bulan): 5%

Pencairan (penarikan) deposito: 24 Desember 2009

Penalti: 2%

Jangka waktu sejak pembukaan rekening: 3 bulan

Suku bunga/tahun (untuk jangka waktu 3 bulan): 4.25%

Risiko kerugian Pak Budi jika menarik dana deposito sebelum jatuh tempo antara lain

Penalti sebesar 2% x Rp 5,000,000 = Rp100,000

Jika bunga tidak dibayarkan, total uang yang ditarik Pak Budi yaitu Rp 5,000,000 – Rp 100,000 =
Rp4,900,000

Jika bunga dibayarkan dengan suku bunga 3 bulan, maka

Jumlah Bunga (Rp 5,000,000 x 4.25% x 90 hari)/365 hari = Rp 52,397.00

Total uang deposito yang Pak Budi tarik:

Rp 5,000,000 – Rp 100,000 + Rp 52,397 = Rp 4,952,397.00 (rugi Rp 47,603 sejak awal investasi deposito)

Dan jika bunga tidak dibayarkan, Pak Budi hanya menerima Rp 4,900,000.00 (rugi Rp 100,000.00)

Itulah risiko kerugian Pak Budi jika melakukan pencairan deposito pra-jatuh tempo.
Lain halnya, apabila Pak Budi melakukan penarikan tepat pada saat jatuh tempo, yaitu tanggal 24
September 2010, Pak Budi akan memperoleh: Bunga Rp 5,000,000 x 5% = Rp 250,000.00

Total uang yang Pak Budi tarik: Rp 5,000,000 + Rp 250,000 = Rp 5,250,000.00

Yak, begitulah sampel kasusnya. Dengan mengetahui ini, Anda dapat memperhitungkan segala risiko
yang bakal dihadapi ketika mencairkan deposito sebelum jatuh tempo.

Dengan mengantisipasi berbagai risiko yang ada, tentunya Anda mampu memanajemen risiko dalam
berinvestasi di deposito. Salah satunya dengan memahami karakteristik deposito sebagai instrumen
investasi jangka panjang dan likuiditasnya yang terpatok oleh jangka waktu tertentu. Maka Anda perlu
menjaga dana deposito Anda hingga menikmati momentum 'panen' yang lebih afdol, yakni pada masa
jatuh temponya, sehingga terhindar dari segala risiko bila melakukan pencairan dini terhadap deposito
anda sebelum jatuh temponya.

Anda mungkin juga menyukai