PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Jumlah kedai kopi di kota-kota besar semakin menjamur. Mereka tak
hanya menawarkan kopi yang khas dan nikmat, tetapi juga tempat ngopi yang
menawan. Kedai kopi ini bermunculan sejalan dengan gaya hidup “ngopi
cantik” yang sedang menghinggapi milenial.
Selain kopi perusahaan biasanya juga menjual berbagai makanan, mulai
dari makanan ringan hingga makanan berat. Selain tempatnya yang dapat
menarik minat pengunjung, menu yang ditawarkan jugalah menjadi penunjang
tertariknya para calon pembeli. Rasa adalah kunci utama untuk perusahaan
mendapatkan tak hanya pembeli yang mencoba-coba namun juga pelanggan
tetap. Untuk itu bahan baku yang bagus adalah hal yang penting. Pemilihan,
pemakaian, dan penyimpanan bahan baku haruslah menggunakan metode
yang tepat. Dalam proses produksi, semua perusahaan tidak akan lepas dari
adanya persediaan bahan baku. Persediaan bahan baku adalah modal kerja
yang penting yang selalu berputar dan akan selalu terus menerus mengalami
perubahan.
Penentuan besarnya modal dalam persediaan bahan baku akan memberi
dampak yang nyata bagi perusahaan. Kesalahan menetapkan besarnya
persediaan bahan baku akan berakibat menurunnya keuntungan perusahaan.
Pengendalian persediaan bahan baku bisa mengakibatkan suatu jenis bahan
baku bisa dihemat dalam penggunaannya sehingga perusahaan bisa
mamperoleh keuntungan yang lebih besar.
Dalam menyelenggarakan kegiatan proses produksi, perusahaan harus
memiliki persediaan bahan baku yang cukup. Tetapi, jika persediaan bahan
baku perusahaan terlalu besar hal itu dapat mengakibatkan munculnya
beberapa kerugian. Dan jika persediaan bahan baku terlalu sedikit, hal itu akan
mengakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan bahan baku perusahaan untuk
melakukan proses produksi.
Dalam hubungan dengan tingkat efisiensi perusahaan secara menyeluruh,
maka didalam pembelian dan penggunaan bahan baku harus dipikirkan dan
dihitung secara cermat dan tepat agar perusahaan tidak mengalami
pemborosan bahan baku yang dapat mengakibatkan pembengkakan biaya.
9
Selama ini Neuf Saffron Coffe & Resto belum menerapkan perhitungan
bahan baku menggunakan metode EOQ. Karena selama proses produksi
terkadang bahan bakunya terlalu banyak dan terkadang juga terlalu sedikit,
dan bahan baku yang dipesan selalu datang terlambat sehingga banyak menu
yang tidak tersedia. Oleh sebab itu penulis ingin menggunakan metode EOQ
didalam pengadaan bahan baku serta membandingkan antara kebijakan
persediaan perusahaan yang menggunakan metode EOQ dengan persediaan
perusahaan yang tidak menggunakan metode EOQ. Untuk itu penulis
mangambil judul Analisis Persediaan Bahan Baku pada Neuf Saffron
Coffee & Resto dalam laporan praktek kerja lapangan ini.
1.2. Tujuan
1.3. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis dan
juga bagi pihak lain, seperti :
1. Bagi penulis
Penelitian ini menambah wawasan, pengetahuan, serta penulis juga dapat
mengembangkan teori-teori yang didapat di bangku kuliah.
2. Bagi peneliti berikutnya dan pembaca
Penelitian ini bisa bermanfaat bagi peneliti berikutnya serta para pembaca
sebagai bahan referensi tambahan untuk meneliti persediaan bahan baku.
3. Bagi perusahaan
Penelitian ini bisa menjadi masukan bagi perusahaan apabila mengalami
masalah dengan persediaan bahan baku dengan menggunakan metode-
metode manajemen persediaan bahan baku serta sebagai bahan
pertimbangan dalam menentukan strategi pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan manajemen persediaan.
10
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
11
Neuf Saffron Coffee & Resto adalah perusahaan yang bergerak pada
bidang kuliner, khususnya minuman kopi. Cafe ini resmi dibuka peda 8 Desember
2018. Neuf Saffron Coffe & Resto dedirikan bersama oleh Elly, Hendra, dan
Herry. Ketiganya memiliki minat yang sama pada bidang kuliner, terutama kopi.
Berikut adalah profil Neuf Saffron Coffe & Resto.
Telepon : 0813-1069-850
Pemilik : 1. Elly
2. Hendra
3. Herry
Logo usaha :
Gambar 1.1
Logo Usaha
- Visi
Menyajikan masakan rumahan membuat pelanggan nyaman.
- Misi
Mengutamakan kualitas, baik dalam hal pelayanan maupun
penyajian.
Menumbuhkan keterampilan dan pengetahuan anggota guna
mencapai performa operasional yang maksimal.
Gambar 1.2
Struktur Organisasi
12
BAB III
13
PELAKSANAAN PKL
14
persediaan bahan baku. Perusahaan belum menerapkan metode-metode persediaan
bahan baku yang ada.
15
konsumen dan tanggung jawab kepada pembimbing lapang, sehingga konsentrasi
dibutuhkan agar pekerjaan berjalan sesuai dengan harapan.
16
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Persediaan
Pengertian Persediaan
Persediaan adalah aktiva perusahaan yang menempati posisi yang cukup
penting, baik itu perusahaan dagang maupun perusahaan industri
(manufaktur).
Jenis-jenis Persediaan
1. Bahan Baku
2. Barang Dalam Proses
3. Barang Jadi
17
Faktor-faktor yang mempengaruhi Persediaan bahan baku
Meskipun persediaan akan memberikan banyak manfaat bagi perusahaan,
namun perusahaaan tetap hati-hati dalam menentukan kebijakan persediaan.
Persediaan membutuhkan biaya investasi dan dalam hal ini menjadi tugas
bagi manajemen untuk menentukan investasi yang optimal dalam persediaan.
Masalah persediaan merupakan masalah pembelanjaan aktif, dimana
perusahaan menemukan dana yang dimiliki dalam persediaaan dengan cara
yang seefektif mungkin. Pada Neuf Saffron Coffee & Resto persediaan adalah
masalah yang masih saja ada, seperti bahan baku yng terlalu banyak padahal
bahan baku itu adalah bahan baku yang tidak tahan lama walaupun diawetkan
dengan cara apapun, kalaupun bisa bertahan lama, nantinya akan merubah
rasa bahan baku itu sendiri. Hal inipun pastinya akan membuat pengeluaran
semakin membengkak, ditambah lagi jumlah pengunjung yang masih terlalu
sedikit, membuat perputaran bahan baku tidak stabil.
18
d. Biaya perhitungan fisik;
e. Biaya asuransi persediaan;
f. Biaya pajak persediaan;
g. Biaya pencurian, pengrusakan, atau perampokan;
h. Biaya penanganan persediaan dan sebagainya;
Biaya-biaya diatas merupakan variable apabila bervariasi dengan tingkat
persediaan.
2. Biaya pemesanan atau pembelian (ordering costs atau procurement costs).
Biaya-biaya ini meliputi :
a. Pemrosesan pesanan dan biaya ekspedisi
Dalam hal ini Neuf Saffron Coffee & Resto belum bisa dengan pasti
dan cepat memroses pesanan yang dibutuhkan untuk melakukan
proses produksi baik pada bagian kitchen maupun bagian bar;
b. Upah
keterlambatan dalam membagikan upah karyawan adalah hal yang
sering terjadi, hal itu kadang dikarenakan terlalu kecilnya jumlah
pendapatan;
c. Biaya telepon;
d. Pengeluaran surat-menyurat;
e. Biaya pengepakan dan penimbangan;
f. Biaya pemeriksaan (inspeksi) penerimaan;
g. Biaya pengiriman ke gudang;
h. Biaya utang lancar dan sebagainya;
Pada umumnya biaya perpesanan (diluar biaya bahan dan potongan
kuantitas) tidak naik apabila kuantitas pesanan bertambah besar. Tetapi apabila
semakin banyak komponen yang dipesan setiap kali pesan , jumlah pesanan
per-periode turun, maka biaya pemesanan total akan turun.
Rumus dari biaya pemesanan atau ordering costs menurut Lukas Setia Atmaja
(2002:405) adalah :
FxN
Biaya Pemesanan =
F = biaya tetap atau Fixed costs (untuk satu pemesanan)
N = frekuensi pemesanan dalam 1 tahun (adapun N adalah S/Q)
S = unit yang dibutuhkan dalam setahun.
19
3. Biaya penyiapan (manufacturing) atau set up costs. Hal ini terjadi jika bahan-
bahan tidak dibeli, tetapi diproduksi sendiri ”dalam pabrik” perusahaan,
perusahaan menghadapi biaya penyiapan untuk memproduksi komponen
tertentu. Biaya-biaya ini terdiri dari:
a. Biaya-biaya mesin-mesin menganggur;
b. Biaya persiapan tenaga kerja langsung;
c. Biaya penjadwalan;
d. Biaya ekspedisi dan sebagainya.
Seperti halnya biaya pemesanan, biaya penyiapan total per-periode sama
dengan biaya penyiapan dikalikan jumlah penyiapan per periode
4. Biaya kehabisan atau kekurangan bahan (shortage costs) adalah biaya yang
timbul apabila persediaan tidak mencukupi adanya permintaan bahan. Biaya-
biaya yang termasuk biaya yang kekurangan bahan adalah sebagai berikut:
a. Kehilangan penjualan;
b. Kehilangan pelanggan;
c. Biaya pemesanan khusus;
d. Biaya ekspedisi;
e. Selisih harga;
f. Terganggunya operasi;
g. Tambahan pengeluaran kegiatan manajerial dan sebagainya.
Biaya kekurangan bahan sulit di ukur dalam praktik, terutama karena
kenyataannya biaya ini sering merupakan opportunity costs yang sulit
diperkirakan secara objektif.
20
perusahaan dapat beroperasi seperti yang direncanakan. Secara keseluruhan
diartikan sebagai upaya menentukan besarnya tingkat perseiaan dan
mengendalikannya dengan efisien dan efektif.
a. Agar jumlah persediaan bahan yang disediakan tidak terlalu sedikit juga
terlalu banyak, artinya dalam jumlah yang cukup efisien dan efektif.
b. Operasi perusahaan khususnya proses produksi dapat berjalan secara
efisien dan efektif.
c. Implikasi penyediaan bahan yang efisien demi untu kelancaran proses
produksi, berarti harus disediakan investasi sejumlah modal dalam jumlah
yang memadai.
Untuk mengatur tingkat persediaan dalam jumlah, mutu, dan waktu yang
tepat. Maka diperlukan pengendalian persediaan bahan yang efektif dan efisien,
untuk itu penulis menyajikan pengertian pengendalian persediaan bahan baku.
21
e. Pencatatan yang cukup teliti yang menunjukan jumlah yang dipesan yang
dibagikan atau dikeluarkan dan yang tersedia dalam gudang.
f. Pemeriksaan fisik bahan atau barang yang ada dalam persediaan secara
langsung.
g. Perencanaan untuk menggantikan barang-barang yang telah dikeluarkan.
Barang-barang yang telah lama dalam gudang dan barang –barang yang
sudah usang dan ketinggalan zaman.
h. Pengecekan untuk menjamin dapat efektifnya kegiatan rutin
23
pengadaan darurat secara mudah dan cepat, belum tentu perlu
cadangan penyelamat.
Dalam laporan ini penulis membahas kasus tentang persediaan bahan baku
yang merupakan masalah utama pada tempat magang penulis.
Pada Neuf Saffron, stock yang tersedia sering kali tidak sesuai dengan menu-
menu yang ada. Contohnya adalah, jika dalam satu menu ada berbagai macam
bahan, sering kali bahan-bahan penunjang untuk membuat satu menu itu tidak
tersedia, sehingga mengakibatkan standar menu tidak terpenuhi atau bahkan
membuat menu tersebut menjadi tidak tersedia. Adapun yang menjadi masalah
24
dalam hal persediaan adalah, tempat penyimpanan bahan baku yang terbatas,
mengakibatkan bahan baku tidak tahan lama lalu kemudian akan disortir.
Menyebabkan bahan baku berkurang dan dapat menyebabkan tidak lengkapnya
bahan baku untuk satu menu. Untuk menentukan pengendalian persediaan,
menggunakan syarat menurut Sofjan Assauri mungkin, bisa membantu perusahaan
dalam memanajemen persediaan bahan baku.
25
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Pada bagian akhir dari Laporan Praktek Kerja Lapangan ini bahwa penulis
menarik kesimpulan dari pengalaman yang telah didapat selama satu bulan
melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapangan di Neuf Saffron Coffee & Resto.
bahwa penulis menyimpulkan :
1. Neuf Saffron Coffee & Resto adalah perusahaan dalam bidang kuliner
yang masih baru dan masih merintis.
6. Tentu saja dari praktek kerja lapangan ini penulis mampu mengukur
sejauh mana kemampuan ilmu yang penulis dapat dari perkuliahan
diimplementasikan terhadap realita yang ada.
26
5.2. Saran
Bagi Perusahaan
Bagi Mahasiswa
27
Saran yang akan penulis sampaikan untuk mahasiswa yang akan melaksanakan
kegiatan praktek kerja lapangan selanjutnya ialah :
2. Tunjukan rasa disiplin dalam bekerja, dan menjaga etiket yang baik bagi
mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
28