Anda di halaman 1dari 47

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Maumere sebagai kota yang mulai berkembang akhir – akhir ini adalah
sebagai bentuk upaya dari pemerintah kota Maumere untuk mewujudkan keterpaduan
dalam penggunaan berbagai sumber daya yang ada, merekatkan dan menyeimbangkan
pembangunan nasional dan kesatuan wilayah nasional, meningkatkan keserasian antar
kawasan, keterpaduan antar sektor pembangunan melalui proses penataan ruang
dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan yang berkelanjutan. Dalam hal ini
pembangunan yang dimaksud adalah pembangunan tempat untuk bongkar muat
barang di pelabuhan Lorens Say Maumere. Tidak diragukan lagi sektor bongkar muat
barang sangat berperan penting dalam kemajuan ekonomi kota Maumere.

Meskipun saat ini keadaan pelabuhan bongkar muat barang di kota Maumere
bisa dibilang sudah cukup baik namun demi kemajuan pertumbuhan ekonomi dirasa
perlu untuk diperluas lagi area bongkar muat yang sudah ada sebelumnya. Oleh
karena itu pemerintah kota Maumere yang bekerja sama dengan PT. Pelindo III
Maumere akan memperluas area bongkar muat agar lebih banyak lagi kontainer yang
bisa masuk di pelabuhan agar semakin meningkatnya proses pertumbuhan industri
dan ekonomi di kota Maumere. Proyek ini bertujuan untuk menambah area bongkar
muat di mana akan dilakukan pengecoran pada area tersebut dan juga dilakukan
pemasangan paving block.

Tugas penulis di lokasi proyek tersebut sebagai mahasiswa Universitas Nusa


Nipa yang sedang menjalankan Kerja Praktek sebagai salah satu kegiatan yang harus
diikuti mahasiswa untuk memenuhi sebagaian dari kurikulum pada semester VI
jurusan teknik sipil. Kerja praktek ini merupakan penghubung antara dunia
perkuliahan dengan dunia kerja nantinya, sehingga setelah lulus sudah memiliki
cukup pengalaman dalam dunia kerja.

1
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Kerja praktek merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus diselesaikan
untuk memenuhi salah satu persyaratan selama menjalani masa perkuliahan di
Fakultas Teknik Universitas Maumere untuk mendapatkan gelar sarjana (S1). Dalam
kerja praktek ini mahasiswa diberikan waktu selama 3 (tiga) bulan. Di sini mahasiswa
akan dihadapkan dengan suatu proyek yang sedang berlangsung serta mengamati
proses atau pekerjaan konstruksi yang sedang berlangsung di lokasi proyek tersebut.
Hasil dari pengamatan selama di lokasi kerja praktek dibuat dalam bentuk laporan
yang dibimbing langsung oleh dosen pembimbing.

Dalam pelaksanaannya, suatu proyek seringkali timbul berbagai masalah dan


persoalan yang harus diselesaikan secepatnya. Di sini mahasiswa belajar bahwa
sebagai seorang pengawas lapangan kita dituntut harus cepat mengambil keputusan
yang baik agar tidak menimbulkan kerugian waktu dan materi. Dari proses
pembelajaran ini pula kita dapat mendapatkan berbagai macam pelajaran penting yang
tidak selalu kita dapatkan selama berada di bangku kuliah.

Adapun maksud dari kerja praktek ini adalah supaya ketika mahasiswa terjun
langsung ke lapangan bisa membandingkan apa yang sudah didapatkan selama berada
di bangku kuliah dan yang sudah dipelajari secara langsung di lokasi proyek.
Beberapa hal yang didapatkan dan dirasa penting untuk dipelajari lebih lanjut adalah :

1. Memahami konsep kerja di lapangan agar ketika lulus tidak mengalami


kebingungan apa yang harus dilakukan.
2. Lebih mempelajari dan mengembangkan ilmu yang sudah didapatkan di bangku
kuliah dan bisa diterapkan di lapangan
3. Sebagai salah satu persyaratan yang diwajibkan oleh universitas untuk mengikuti
ujian akhir

2
1.3. MANFAAT

Untuk meningkatkan wawasan dan pengalaman mahasiswa dalam dunia kerja


yang berkaitan dengan dunia teknik sipil dan juga tentang proses pelaksanaan suatu
kegiatan proyek konstruksi sehingga dapan dipergunakan oleh mahasiswa dalam
menghadapi dunia kerja yang sesungguhmya.

1.4. LOKASI PROYEK

Lokasi proyek perkerasan lapangan penumpukan peti kemas berlokasi di


pelabuhan Lorens Say Maumere yang berada di kota Uneng Maumere.

Gambar 1.1 Denah Lokasi Proyek

3
1.5 URAIAN PEKERJAAN

Tabel 1.1 Uraian Pekerjaan


NOMOR ITEM PEKERJAAN SATUAN VOLUME
DIV.1 PENDAHULUAN
1 Mobilisasi,direksi keet,dokumentasi,dll Ls 1.0
DIV.2 DRAINASE
1 Galain untuk saluran M3 70,97
2 Pasangan batu kali M3 44,95
3 Pekerjaan lantai kerja M3 5,07
DIV.3 PEKERJAAN TANAH
1 Galian tanah M3 733,50
2 Perataan dan pemadatan tanah M2 2245,00
3 Lapis pondasi agregat kelas C M3 733,50
4 Pekerjaan beton k - 225 M3 611,25
5 Pekerjaan paving blok k – 500 dan sand M2 2245,00
bedding

1.6. IDENTITAS PROYEK


1.6.1. Data umum proyek
Data umum proyek lapangan perkerasan penumpukan pelabuhan
Lorens Say maumere adalah sebagai berikut :

 Pekerjaan : Perkerasan Lapangan Penumpukan Peti


Kemas Pelabuhan Lorens Say Maumere
 Lokasi proyek : Pelabuhan Lorens Say Maumere
 Biaya Proyek : Rp. 2.466.080.468
 Waktu Pelaksanaan : 160 hari kerja
 Pemilik proyek : PT. PELINDO III MAUMERE
 Konsultan Perencana : Aprilyanto, ST.

4
 Pelaksana Proyek : PT. NUSA RAYA TEKNIK PERKASA
 Pengawas Proyek : Ardinold Ferdy Lengkong, ST.

1.6.2. Data teknis proyek

Data teknis proyek perkerasan lapangan penumpukan npeti kemas di


pelabuhan Lorens Say Maumere adalah sebagai berikut :

 Luas pekerjaan : 2.245 m2


 Struktur yang digunakan :
 Agregat kelas C
 Lantai beton K225
 Sand beding setebal 5cm
 Paving block K500

Paving block yang digunakan dalam pekerjaan ini


merupakan paving block kualitas terbaik yang dipesan secara
khusus dan didatangkan langsung dari surabaya. Perusahaan
yang memproduksi paving block tersebut adalah PT. FOCON
INDONESIA yang merupakan salah satu pabrik penghasil
paving terbaik dan terbesar di Indonesia.

Gambar 1.2 Paving Block K500

5
 Jumlah pekerja : 35 orang

Sistem kerja dengan cara borongan, dibayar Rp. 100.000/m3,


dan dibagi menjadi 7 kelompok dengan 1 orang sebagai kepala tukang
yang bertugas mengatur seluruh tukang bawahannya agar dapat
terorganisir dengan baik dan melakukan pekerjaan sesuai dengan yang
sudah diinstruksikan oleh kontraktor. Pembayaran para pekerja dibayar
setiap akhir minggu sesuai dengan progres dari masing – masing
kelompok.

 Peralatan yang digunakan :


 Wheel Loader : 1 unit
 Tandem Roller : 1 unit
 Mobil tangki air : 1 unit
 Dump Truck : 2 unit
 Molen : 5 unit
 Peralatan pendukung lainnya

1.7. LINGKUP PEMBAHASAN

Pekerjaan lapangan penumpukan peti kemas di pelabuhan Lorens Say


Maumere yang tepatnya berlokasi di kote Uneng tersebut akan ditinjau beberapa
aspek yang akan dibahas dalam laporan ini yaitu :

1. Manajemen proyek
2. Proses pengerjaan lapangan penumpukan

6
BAB II

MANAJEMEN PROYEK

2.1. MANAJEMEN

Manajemen merupakan disiplin keilmuan dalam hal perencanaan,


pengorganisasian, pengelolaan (menjalankan serta pengendalian), untuk mencapai
tujuan – tujuan proyek. Manajemen proyek adalah suatu penerapan ilmu pengetahuan,
keahlian dan juga keterampilan, cara teknis yang terbaik serta dengan sumber daya
yang terbatas untuk mencapai sasaran atau tujuan yang sudah ditentukan agar
mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja, waktu, mutu dan keselamatan
kerja.

Definisi manajemen proyek yang lainnya adalah suatu kegiatan


merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengawasi serta mengendalikan
sumber daya organisasi atau perusahaan guna mencapai tujuan tertentu dalam waktu
tertentu dengan sumber daya tertentu. Hal ini merupakan usaha agar tujuan kegiatan
dapat tercapai secara efisien dan efektif.

Efektif dalam hal ini adalah dimana hasil penggunaan sumber daya dan
kegiatan sesuai dengan sasarannya yang meliputi kualitas, biaya, waktu, dan lain –
lain. Sedangkan efisien diartikan penggunaan sumber daya dan pemilihan sub –
kegiatan secara tepat yang meliputi jumlah, jenis, saat penggunaan sumber daya lain.
Oleh sebab itu, manajemen proyek pada suatu proyek konstruksi merupakan suatu hal
yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Karena tanpa hal ini, konstruksi akan sulit
berjalan sesuai dengan harapan baik berupa biaya, waktu maupun kualitas.

2.1.1. Tujuan manajemen proyek


a. Mengelola resiko
Keberhasilan pelaksanaan proyek tidak akan lepas dari trial and
error selama menjalani prosesnya. Resiko bisa saja mengganggu
keberlangsungan suatu proyek, namun bukan berarti tidak bisa dikelola.

7
Dengan melakukan manajemen proyek yang baik dan benar dan
ditangani oleh ahlinya, pengelola proyek pasti dapat mengatasi resiko
yang mungkinterjadi.

b. Memaksimalkan potensi tim

Kualitas sumber daya manusia turut mengambil peran penting


dalam melaksanakan proyek. Manajemen proyek yang baik akan
menggerakkan setiap individu agar dapat memainkan perannya dengan
semaksimal mungkin dan mampu membuat perencanaan yang baik serta
memiliki kemampuan dalam mengelola suatu proyek dengan baik

c. Menciptakan perencanaan yang tepat

Manajemen proyek mengarahkan pada perencanaan yang tepat


yang mencakup seluruh proses awal hingga akhir dengan
memaksimalkan segala kualitas dan kapabilitas yang dimiliki.

d. Memanfaatkan peluang

Manajemen proyek sangat membantu mengelola sebuah peluang


untuk dimanfaatkan bagi perkembangan perusahaan atau organisasi
tanpa mengurangi nilai utama yang ingin dicapai perusahaan atau
organisasi tersebut.

e. Mengelola integrasi

Membuat protyek tetap konsisten dan tetap berada pada jalur


yang tepat dibutuhkan integrasi antara sistem, proses, dan organisasi.
Kesinambungan antara ketiga elemen tersebut membuat kunci dari nilai
sebuah proyek tetap terjaga, sehingga tujuan pun akan dapat tercapai.
Manajemen proyek berperan penting dalam mengidentifikasi dan
mempertahankan integrasi

8
2.1.2. Tiga Garis Besar Berlangsungnya Suatu Proyek

Terdapat 3 (tiga) garis besar untuk menciptakan keberlangsungan suatu


proyek, diantaranya meliputi :

1. Perencanaan

Untuk mencapai sebuah tujuan, suatu proyek membutuhkan suatu


perencanaan yang benar – benar matang. Yaitu dengan meletakkan dasar
dari tujuan dan sasaran dari suatu proyek sekaligus menyiapkan semua
program teknis dan menyiapkan administrasi supaya dapat
diimplementasikan. Tujuannya yaitu supaya dapat memenuhi persyaratan
spesifikasi yang ditentukan dalam batasan waktu, mutu, biaya maupun
keselamatan kerja. Perencanaan suatu proyek dilakukan dengan cara studi
kelayakan, rekayasa nilai, perencanaan area dari manajemen proyek
(seperti : waktu, biaya, mutu, kesehatan, lingkungan, keselamatan kerja,
sumber daya, resiko dan sistem informasi).

2. Penjadwalan

Merupakan implementasi dari perencanaan yang bisa memberikan


informasi mengenai jadwal rencana dan kemajuan proyek yang meliputi
sumber daya (biaya, tenaga kerja, peralatan, dan material), durasi dan
juga progres waktu untuk melaksanakan proyek. Penjadwalan proyek
yang mengikuti perkembangan proyek dengan berbagai macam
permasalahannya. Proses monitoring dan juga updating selalu dilakukan
untuk mendapatkan penjadwalan yang realistissupaya sesuai dengan
tujuan proyek tersebut.

Terdapat beberapa metode untuk mengelola penjadwalan proyek,


diantaranya yaitu kurva S, Barchart, Penjadwalan Linear, Network
Planing serta waktu dan durasi kegiatannya. Jika terjadi penyimpangan
terhadap rencana awal, maka dilakukanlah evaluasi dan tindakan koreksi
supaya proyek tetap berada di jalur yang diharapkan.

9
3. Pengendalian proyek
Pengendalian mempengaruhi hasil akhir dari suatu proyek, tujuan
utamanya yaitu untuk meminimalisasi segala penyimpangan yang
mungkin terjadi selama berlangsungnya proyek.
Tujuan dari pengendalian proyek ialah optimasi kinerja biaya,
waktu, mutu dan juga keselamatan kerja harus memiliki kriteria sebagai
tolak ukur. Kegiatan – kegiatan yang dilakukan dalam proses
pengendalian ialah berupa pengawasan, pemeriksaan, dan juga koreksi
yang dilakukan selama proses implementasi.

2.1.3. Contoh manajemen proyek


Contoh proyek yang ada di lingkungan sekitar kita, misalnya seperti di
bawah ini yaitu:
1. Proyek konstruksi yaitu hasilnya seperti pembangunan gedung, jembatan,
jalan raya, jalan tol dan lain sebagainya.
2. Proyek penelitian dan pembangunan yaitu melakukan suatu penelitian
dan pembangunan, sampai terciptanya suatu produk tertentu dengan
maksud dan tujuan untuk memperbaiki ataupun meningkatkan kualitas
suatu produk, layanan dan lain sebagainya.
3. Proyek industri manufaktur yaitu kegiatannya mulai dari merancang
sampai terciptanya suatu produk yang baru.
4. Proyek padat modal yaitu suatu proyek yang membutuhkan modal yang
besar. Seperti misalnya pembebasan tanah yang luas, pembelian barang
maupun pengadaan suatu barang, pembangunan suatu fasilitas produksi
dan sebagainya.

10
2.2. UNSUR – UNSUR DALAM PROYEK
2.2.1. Pemilik proyek

Pemilik proyek adalah seseorang atau organisasi atau badan hukum


yang membiayai seluruh anggaran dalam dalam pelaksanaan suatu proyek.
Dalam proyek ini yang bertindak sebagai pemberi tugas adalah PT. PELINDO
III MAUMERE. Adapun tugas – tugas pemilik proyek adalah sebagai berikut :

1. Bertanggung jawab terhadap dana proyek selama proyek tersebut


berlangsung.
2. Dilarang mengadakan ikatan yang mengakibatkan naiknya batas
anggaran yang telah direncanakan.
3. Berhak membatalkan proyek tersebut apabila penawaran yang
diajukan berlebihan atau melampaui dana yang tersedia
4. Berhak memperpanjang waktu pelaksanaan proyek apabila ada
laporan dari konsultan pengawas tentang hambatan pada proyek
tersebut.
5. Berkewajiban mengurus surat – surat untuk izin mendirikan
bangunan (IMB) pada pemerintah daerah.

2.2.2. Konsultan perencana


Konsultan perencana adalah orang atau badan yang membuat
perencanaan lengkap dari suatu pekerjaan bangunan. Perencana dapat berupa
perseorangan atau berbadan hukum yang bergerak di bidang perencanaan
pekerjaan pembangunan. Konsultan perencana dalam pekerjaan perkerasan
lapangan penumpukan peti kemas di pelabuhan Lorens Say Maumere adalah
staf ahli dari PT. PELINDO III MAUMERE.

2.2.3. Konsultan pengawas

Konsultan pengawas adalah salah satu unsur badan hukum yang


ditunjuk dan diberi kuasa penuh oleh pemimpin proyek untuk membentuk
direksi teknik dalam pengawasan di lapangan agar tidak menyimpang dari

11
gambar rencana. Pada proyek ini yang berperan sebagai pengawas adalah PT.
NUSA RAYA TEKNIK PERKASA (PT. NRTP). Yang dalam pelaksanaan
tugasnya bertanggung jawab kepada pimpinan proyek. Adapun tugas dan
tanggung jawab dari pengawas proyek adalah :

1. mengawasi pekerjaan proyek dari mulai hingga selesainya


proyek.
2. Mengawasi pekerjaan sesuai dengan gambar rencana.
3. Menyetujui perubahan – perubahan serta penyesuaian di
lapangan selama pelaksanaan atas dasar persetujuan bersama.
4. Membuat laporan harian, mingguan dan bulanan atas dasar
kemajuan pekerjaan .
5. Mengawasi kecepatan waktu penyelesaian.

Dalam hal ini pekerjaan proyek pekerjaan perkerasan lapangan


penumpukan peti kemas di pelabuhan Loren Say Maumere ditujuk langsung
oleh pemilik proyek sebagai direksi untuk mengawasi pekerjaan sampai
selesai.

2.2.4. Kontraktor pelaksana

Pelaksanaan proyek adalah suatu badan resmi yang bergerak dibidang


bangunan sesuai dengan keahliannya, pelaksanaan proyek pembangunan
lapangan perkerasan penumpukan peti kemas di pelabuhan Loren Say
Maumere dipercayakan kepada PT. NUSA RAYA TEKNIK PERKASA.
Operasional lapangan pemimpin perusahaan dibantu oleh pelaksana lapangan
dan anggota lainnya. Pelaksana mengkoordinir segala sesuatu yang
berhubungan dengan pelaksanaan proyek serta bertanggung jawab langsung
kepada pemimpin proyek.

12
2.3. HUBUNGAN KERJA

Dalam pelaksanaan suatu proyek, selalu terdapat beberapa pihak yang


mempunyai peran penting agar dapat terlaksanakannya proyek tersebut dengan baik
dan sesuai keinginan. Pihak yang terlibat secara langsung dalam suatu proyek selalu
memiliki keterkaitan atau bergantung satu dengan yang lainnya sehingga dapat dibuat
suatu bagan atau alur yang dapat menunjukkan hubungan kerja satu sama lainnya.

Hubungan kerja yang terdapat dalam proyek Perkerasan Lapangan


Penumpukan peti kemas yang berlokasi di Pelabuhan Lorens Say Maumere dapat
digambarkan dalam bagan hubungan kerja di bawah ini :

PEMILIK PROYEK

KONTRAKTOR KONSULTAN KONSULTAN


PENGAWAS PERENCANA

Gambar 2.1 Bagan Hubungan Kerja

Keterangan :

= Garis kerja
= Garis konsultan / koordinasi
Penjelasan :

Yang dimaksud dengan garis kerja adalah hubungan dalam pelaksanaan


pekerjaan atau unsur – unsur dalam pelaksanaan pembangunan proyek, perencanaan,
pengawasan dan kontraktor. Semua pihak dari unsur – unsur pelaksanaan
pembangunan proyek tersebut harus tunduk dan patuh kepada peraturan dan
perjanjian yang telah disepakati bersama. Secara garis besar hubungan antara unsur –
unsur pelaksanaan pekerjaan suatu proyek dalah hal ini adalah pekerjaan perkerasan

13
lapangan penumpukan peti kemas di pelabuhan Lorens Say Maumere adalah sebagai
berikut :

2.3.1. Hubungan kerja antara pemilik proyek dan perencana


Hubungan kerja antara pemilik proyek dengan perencana tersebut
sesuai dengan keadaan di lapangan yaitu pemilik proyek mendapatkan output
perencanaan dari perencana berupa gambar rencana (bestek). Atas apa yang
telah dikerjakan oleh perencana, maka pihak proyek wajib memberikan
imbalan sesuai dengan kontrak yang sudah disetujui.
Keuntungan dari hubungan kerja antar kedua pihak yaitu jika terjadi
perubahan dilapangan, dimana tidak tidak sesuai dengan yang direncanakan
oleh perencana, maka perencana ini bias dibenarkan asalkan sesuai dengan
segi mutu dan keamanan. Agar dapat terwujud maka diperlukan pengawasan
ketat pada saat pelaksanaan pekerjaan.

2.3.2. Hubungan kerja antara pemilik proyek dengan pelaksana


Hubungan kerja antara pemilik proyek dengan pelaksana dalam hal ini
adalah kontraktor pelaksana telah tertulis dalam sebuah kontrak kerja secara
resmi. Pelaksana mempunyai tanggung jawab agar pelaksanaan proyek dapat
berjalan dengan lancar sesuai dengan perjanjian yang ada serta memenuhi
persyaratan teknis dan adminstrasi.
Atas apa yang telah dikerjakan ini, kontraktor mendapatkan imbalan
dan cara pembayarannya sesuai perjanjian yang telah disepakati bersama oleh
kedua belah pihak (pemberi kerja dan pelaksana kerja). Peranan kontraktor
(pelaksana) dilapangan adalah melaksanakan pekerjaan – pekerjaan menurut
aturan – aturannya, misalnaya : mendatangkan material, menyiapkan peralatan
kerja, membayar upah tenaga kerja, melakukan pengawasan kepada parah
tenaga kerja atas pekerjaan yang akan dan harus dicapai.
Dengan demikian keuntungan dari kontraktor atas pelaksanaan akan
mendapatkan citra yang baik apabila dapat menyelesaikan pelaksanaan secara
baik dan bernar sesuai dengan rancangan awal. Kerugian terjadi jika
pelaksanaan membeli material yang tidak sesuai dengan kondisi dilapangan

14
dan bisa juga tidak sesuai dengan ketentuan mutu, yang berakibat mudah
rusaknya hasil bangunan yang baru dibangun atau lebih parahnya kerusakan di
waktu mendatang yang dapat mengakibatkan korban jiwa, sehingga akan
banyak mengeluarkan biaya pada masa perawatannya, dan juga material yang
sudah didatangkan bisa saja ditolak oleh pihak pengawas jika tidak memenuhi
keriteria, sehingga kontraktor harus mengeluarkan biaya ulang yang tentunya
akan sangan merugikan kontraktor.

2.3.3. Hubungan kerja antara pemilik proyek dengan pengawas


Dalam pelaksanaan pembangunan pekerasan lapangan penumpukan
kontener ini terjadi hubungan kerja antara kedua pihak, karena untuk mencapai
tujuan serta target pekerjaan dibutukan pihak pengawas dengan maksud
meneliti proses kerja serta membentuk mengatasi masalah dilapangan, sehigga
adanaya biaya yang dikeluarkan untuk pengawasan. Keuntungan dari
hubungan karja tersebut yaitu pengawasan memiliki kemampuan teknis
sehigga pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan, produk, ketetapan
waktu, kualitas dan kuantitas bahan, tenagan kerja serta prosedur cara
pelaksanaan berjalan.

15
2.4. ADMINISTRASI PROYEK

Administrasi proyek adalah suatu Teknik yang digunakan untuk menunjang


kelancaran pekerjaan surat menyurat, arsip, ekspedsi, dokumen – dokumen, serta
hubungan kerja dengan pihak lain. Hal ini sangat diperlukan untuk mempertanggung
jawabkan biaya, kualitas serta ketepatan waktu dari suatu kegiatan proyek. Sehingga
tidak terjadi kesalapahaman antara pelaksana dengan beberapa pihak lain padaq saan
pekerjaan sudah selesai.
Dokumen proyek merupaka salah satu bagian adminstrasi proyek yang sangat
penting. Dalam pelaksanaan suatu proyek harus dilengkapi dengan surat – surat,
dokumen – dokumen yang menerangkan tentang status serta tujuan proyek tersebut.
Dokumen proyek antara lain :

1. Gambar bestek
Gambar bestek adalah gambar lanjutan dari uraian gambar pra rencana,
serta gambar detail dasar dengan skala yang lebih besar. Gambar bestek juga
terdiri atas lampiran dari uraian syarat – syarat pekerjaan. Bestek dan gambar
bestek merupakan kunci pokok (tolak ukur) baik dalam menentukan kualitas
dalam suatu pekerjaan maupun dalam menyusun RAB (Rencana Anggaran
Biaya). Dengan adanya gambar bestek maka pemborong / kontraktor dapat
membayangkan bentuk dan macam bangunan yang diinginkan oleh pemilik
proyek dan bagaimana cara untuk melaksanakannya

2. Rencana kerja dan syarat – syarat ( RKS )


Rencana kerja dan syarat – syarat (RKS) merupakan sebuah pedoman
yang berisi tentang syarat – syarat administrasi berupa instruksi kepada
penyedia jasa dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Instruksi yang berisi tentang informasi yang diperlukan oleh
pelaksana – kontraktor untuk menyiapkan penawarannya sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan oleh pengguna jasa.
Informasi tersebut berkaitan dengan penyusunan, penyampaian
pembukuan, evaluasi penawaran dan penunjukan penyedian
jasa

16
b. Hal – hal yang berkaitan dengan pelaksanaan kontrak oleh
penyedia jasa, termasuk hak, kewajiban dan resiko dimuat
dalam syarat – syarat umum kontrak. Apabila terjadi perbedaan
penafsiran / pengaturan pada dokumen lelang, penyedia jasa
harus mempelajari dengan seksama untuk menghindari
pertentangan pengertian.
c. Data proyek memuat ketentuan informasi tambahan, atau
perubahan atas instruksi kepada pelaksana - kontraktor sesuai
dengan kebutuhan paket pekerjaan yang akan dikerjakan.

3. Lampiran – lampiran
Lampiran – lampiran diperlukan untuk melengkapi berbagai dokumen
yang diperlukan selama proses pelelangan dan juga dalam proses pekerjaan.
Lampiran – lampiran biasanya disertai dengan berbagai dokumen dan surat –
surat yang biasanya berisi foto – foto selama kegiatan berlangsung, harga –
harga satuan dan lainnya yang berfungsi memperkuat laporan – laporan

4. Surat – surat klarifikasi


Surat – surat klarifikasi diperlukan untuk mempertanggung jawabkan
semua kegiatan selama berlangsungnya kegiatan proyek. Surat klarifikasi ini
dapat berupa surat perjanjian, surat kontrak, nota – nota pembelian dan
sebagainya.

5. Surat perjanjian kerja ( kontrak )


Surat perjanjian kerja (kontrak) merupakan sebuah surat yang
berfungsi untuk mengikat atara pemberi kerja dan pelaksana kerja. Dengan
adanya surat perjanjian kerja maka pemberi kerja dapat mengklaim bila terjadi
perubahan yang sebelumnya tidak disetujui dalam surat perjanjian kerja.
Pelaksana kerja juga harus patuh pada surat perjanjian kerja tersebut

6. Berita acara
Berita acara adalah sebuah dokumen legalitas untuk dijadikan sebagai
bahan bukti berlangsungnya suatu pekerjaan.

17
7. Tambahan – tambahan ( addendum )
Tambahan – tambahan (addendum) adalah istilah dalam kontrak atau
surat perjanjian yang berarti tambahan – tambahan yang secara fisik terpisah
dari perjanjian pokoknya namun secara hukum melekat pada perjanjian pokok
itu.

2.5. PROSES TENDER


Tender atau Pelelangan adalah suatu sistem penawaran, dimana kontraktor
yang diundang diberikan kesempatan untuk melakukan pengajuan syarat – syarat
administrasi yang diperlukan sebesar harga penawaran yang diajukan. Tujuan dari
pelelangan ini adalah agar terdapat persaingan antara satu kontraktor dengan
kontraktor lain untuk mengajukan permohonan.
Metode yang digunakan dalam proses pengadaan / pelelangan proyek
pekerjaan perkerasan lapangan penumpukan kontainer di pelabuhan Loren Say
Maumere adalah metode pascakualifikasi yang merupakan metode pelaksanaa
pemilihan yang harus dilengkapi oleh panitia atau pejabat pengadaan / unit layanan
pengadaan untuk diberikan kepada para peserta pengadaan sebagai acuan dalam
penyiapan dokumen penawaran.
Model dokumen pengadaan ini disusun dengan memaketkan keseluruhan
dokumen berdasarkan proses pemilihan yang digunakan. Dokumen pengadaan
“Pascakualifikasi” dengan teknik penyusunan tersebut diatas diharapkan panitia atau
pejabat pengadaan / Unit Layanan pengadaan lebih mudah menjalankan proses
pemilihan tanpa harus memilih ketentuan - ketentuan yang relevan atau berlaku agar
sesuai dengan macam kualifikasi yang digunakan.

Pihak – pihak yang terkait dengan tender merupakan suatu badan resmi
( mempunyai status hukum ), yang terdiri dari :
1. pemberi tugas / pemilik proyek ( owner )
2. penawar yang diundang secara tertulis untuk ikut serta dalam
pelelangan.
3. Konsultan manajemen kontruksi ( MK )
4. Konsultan perencana
5. Kontraktor yang berhasil memenangkan tender, ditunjuk dan
diserahi pekerjaan dengan suatu keputusan.

18
6. Direksi pengawas pelaksanaan
7. Direksi pengawas lapangan

2.5.1. Pelaksanaan Pelelangan / Tender


Menurut perpres RI No.54 tahun 2010, untuk pemilihan penyedia
barang atau jasa lainya yang dilakukan dengan beberapa cara atau melalui
proses – proses sebagai berikut :

1. Pemilihan penyediaan barang / jasa lainnya dilakukan dengan :


a. pelelangan yang terdiri atas pelelangan umum dan
pelelangan sederhana
b. penunjukan langsung
c. pengadaan langsung
2. Pemilihan penyedia barang / jasa lainya pada prinsip yang
dilakaukan melalui metode pelelangan umum dan pascakualifikasi.
3. Pemilihan penyedia barang/ jasa lainya melalui metode pelelangan
umum dan diumumkan sekurang – kurangnya di website K/L/D/I,
dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat sehingga
masyarakat luas dan dunia usaha yang berminat dan memenuhi
kualifikasi dapat mengikutinya.
4. Dalam pelelangan umum tidak ada negosiasi teknik dan harga.
5. Pengadaan pekerjaan yang tidak kompleks dan bernilai paling
tinggi dapat dilakukan dengan :
a. Pelelangann sederhana untuk pengadaan barang/ jasa lainnya
b. Pemilihan langsung untuk pengadaan pekerjaan konstruksi.
6. Pelelangan sederhana atau pemilihan langsung dilakaukan melalui
proses pascakualifikasi.
7. Dalam pelelangan sederhana atau pemilihan langsung tidak ada
negosiasi Teknik dan harganya.
8. Pelelangan sederhana atau pemilihan langsung diumumkan
sekurang – kurangnya di website K/L/D/I, dan papan pengumuman
resmi untuk masyarakat sehingga masyarakat luas dan dunia usaha
yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya.
9. Penunjukan langsung dapat dilakukan :

19
a. Keadaan tertentu
b. Pengadaan barang khusus/pekerjaan konstruksi khusus/jasa
lainya yang bersifat memenuhi kualifikasi.
10. Penunjukan langsung dilakukan dengan negosiasi baik teknis
maupun biaya sehingga diperoleh harga yang sesuai dengan harga
pasar yang berlaku dan secara teknis dapat dipertanggung
jawabkan.
11. Pengadaan langsung dapat dilakukan terhadap pengadaan
barang/jasa konstruksi/ jasa lainnya yangt nilainya paling tinggi
dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Merupakan kebutuhan operasional K/L/D/I
b. Teknologi sederhana
c. Resiko kecil
d. Dilaksanakan oleh penyedia barang / pekerjaan konstruksi /
jasa usaha perseorang / badan usaha kecil termasuk koperasi
kecil, kecuali untuk paket pekerjaan yang menuntut kopetensi
Teknik yang tidak didapati oleh usaha kecil termaksud koperasi
kecil.
12. Pengadaan langsung dilaksanakan berdasarkan harga yang berlaku
dipasar kepada penyedia barang/ pekerjaan konstruksi/ jasa lainya.
13. Pengadaan langsung dilaksanakan oleh 1 ( satu ) pejabat
pengadaan.

2.5.2. Metode pemasukan dokumen


Metode satu sampul digunakan untuk pengadaan barang /
pekerjaan konstruksi / jasa yang sederhana dan memiliki karakteristik
sebagai berikut :
a. Pengadaan barang atau pekerjaan konstruksi / jasa yang standar
harganya setelah pengadaan jasa konsultasi yang kerangka acuan
kerjanya ( KAK ) sederhana.
b. Pengadaan barang atau pekerjaan konstruksi / jasa lainnya yang
spesifikasi teknis atau volumenya dapat dinyatakan secara jelas
dalam dokumen pengadaan.

20
c. Metode pemasukan dokumen untuk pengadaan jasa konsultasi
mengunakan metode dua sampul kecuali pengadaan jasa konsultasi
yang menggunakan jasa konsultasi yang menggunakan metode
seleksi penunjukan langsung, menggunakan metode satu sampul.
2.5.3. Metode Evaluasi
1. sistem gugur
2. sistem nilai
3. sistem penilaian biaya selama umur ekonomis

Metode evaluasi penawaran untuk pengadaan barang /


pekerjaan konstruksi / jasa lainya dan prinsipnya menggunakan
penilaian sistem gugur, pengadaan barang / pekerjaan konstruksi / jasa
lainya yang bersifat kompleks, dapat mengunaakan metode evaluasi
sistem nilai atau metode evaluasi biaya selama umur ekonomis.

2.5.4. Kontrak (pasal 50 dan 51)


kontrak pengadaan barang/jasa berdasarkan cara pembayaran
terdiri atas :
1. kontrak lumpsum
Kontrak lumpsum adalah kontrak pengadaan barang / jasa
atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu,
dengan jumlah harga yang pasti dan tetap dan semua resiko yang
mungkin terjadi dalam proses penyelesaian pekerjaan sepenuhnya
ditanggung oleh penyedia barang / jasa.

2. kontrak harga satuan


Kontrak harga satuan adalah kontrak pengadaan barang /
jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu
tertentu, berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap untuk setiap
satuan / unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu, yang
volume pekerjaannya masih bersifat perkiraan sementara,
sedangkan pembayarannya didasarkan pada hasil pengukuran
bersama atas volume pekerjaan yang benar-benar telah
dilaksanakan oleh penyedia barang / jasa.

21
3. kontrak gabungan lumpsum dan harga satuan
Kontrak gabungan lumpsum dan harga satuan adalah
kontrak yang merupakan gabungan dua sifat kontrak yaitu
lumpsum dan harga satuan dalam satu pekerjaan yang
diperjanjikan.

4. Kontrak terima jadi


Kontrak terima jadi adalah kontrak pengadaan barang / jasa
pemborongan atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas
waktu tertentu dengan jumlah harga pasti dan tetap sampai seluruh
bangunan / konstruksi, peralatan dan jaringan utama maupun
penunjangnya dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan kriteria
kinerja yang telah ditetapkan. Sistem ini lebih tepat digunakan
untuk membeli suatu barang atau industri jadi yang hanya
diperlukan sekali saja, dan tidak mengutamakan kepentingan untuk
alih (transfer) teknologi selanjutnya.

5. kontrak persentase.
Kontrak persentase adalah kontrak pelaksanaan jasa
konsultansi di bidang konstruksi atau pekerjaan pemborongan
tertentu, dimana konsultan yang bersangkutan menerima imbalan
jasa berdasarkan persentase tertentu dari nilai pekerjaan fisik
konstruksi / pemborongan tersebut.

2.5.5. Metode penilaian kualifikasi (pasal 56)


1. Kualifikasi merupakan proses penilaian komotensi dan
kemampuann usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya
dari penyedian barang / jasa.
2. Prakualifikasi merupakan proses penilaian kualifikasi yang
dilakukan sebelum pemasukan penawaran
3. Pascakualifikasi merupakan proses penilaian kualifikasi yang
dilakukan setelah pemasukan penawaran.

22
Penilaan kualifikasi dilakukan dengan metode :
1. Sistem gugur, untuk pengadaan barang / pekerjaan konsrtuksi / jasa
lainnya.
2. Sistem nilai untuk pengadaan jasa konsultasi.

2.5.6. Tahapan pemilihan penyediaan barang / pekerjaan konstruksi /


jasa lainnya
Pelelangan umum untuk pemilihan penyediaan barang /
pekerjaan konstruksi / jasa lainnya dengan pasca kualifikasi yang
meliputi kegiatan :
1. Pengumuman
2. Pendaftaran dan pengambilan dokumen pengadaan
3. Pemberian penjelasan
4. Pemasukan dokumen penawaran
5. Pembukaan dokumen penawaran
6. Evaluasi penawaran
7. Evaluasi kualifikasi
8. Pembuktian kualifikasi
9. Pembuatan berita acara hasil pelelangan
10. Penetapan pemenang
11. Pengumuman pemenang
12. Sanggahan banding ( apabila diperlukan )
13. Penunjukan penyedia

Pemilihan penyedia barang / pekerjaan konstruksi / jasa lainnya


dengan metode pelelangan sederhana meliputi tahapan sebagai
berikut :
1. pengumuman
2. pendaftaran dan pengambilan dokumen pengadaan
3. pemberian penjelasan
4. pemasukan dokumen penawaran
5. evaluasi penawaran serta negosiasi teknis dan biaya

23
6. penetapan pemenang
7. penunjukan penyedia
Pemilihan penyedia barang / pekerjaan konstruksi / jasa
lainnya dengan metode pengadaan langsung meliputi tahapan
sebagai berikut :
1. Survey harga pasar dengan cara membandingkan minimal dari 2
(dua) penyedia yang berbeda
2. Membandingkan harga penawaran dengan HPS (harga perkiraan
sendiri)
3. Klarifikasi teknis dengan negosiasi harga / biaya.

24
BAB III

PROSES PENGERJAAN LAPANGAN PENUMPUKAN PETI KEMAS

3.1. PEKERJAAN PERSIAPAN

Awal pelaksanaan pekerjaan perkerasan lapangan penumpukan pelabuhan


Lorens Say Maumere dimulai dengan pelaksana proyek menunjuk kepala tukang /
mandor yang kemudian akan memimpin segala kegiatan yang berlangsung selama
proyek berlangsung. Kepala proyek / mandor juga bertanggung jawab terhadap
semua tukang yang ditunjuknya sendiri atau ditunjuk langsung oleh pelaksanan
proyek / kontraktor. Pembersihan area kerja pun mulai dilakukan dan bahan – bahan
yang dipergunakan selama pekerjaan berlangsung mulai didatangkan seperti pasir
dan kerikil berserta berbagai peralatan kerjanya.

Minggu – minggu awal pekerjaan semen masih didatangkan dari gudang dan
kemudian barulah dipersiapkan sebuah kontainer untuk diletakkan semen di dalam
situ. Proyek pengerjaan perkerasan lapangan penumpukan di pelabuhan Lorens Say
Maumere dimulai pada tanggal 15 desember 2016 hingga 29 Mei 2017 (160 hari
kerja). Para pekerja diatur dan diserahkan oleh kontraktor kepada kepala tukang /
mandor dan jam kerjanya dimulai dari pukul 08.00 s/d 12.00 diselingi dengan makan
siang dan kemudian dilanjutkan kembali hingga pukul 17.30 (WITA).

Gambar 3.1. Lokasi Awal Proyek

25
3.2. TIME SCHEDULE

Agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dan
untuk mengetahui kemajuaan pekerjaan maka dibuatlah jadwal pekerjaan (Time
Schedule). Time Schedule untuk pekerjaan dan rencana dibuat oleh pelaksana proyek
/ kontraktor.

Pada proyek pembangunan perkerasan lapangan penumpukan pelabuhan


Lorens Say Maumere jadwal kerjanya terlihat sudah sesuai dengan Time Schedule
yang sudah diatur sebelumnya. Material yang didatangkan juga terlihat lancar dan
tidak terdapat masalah yang berarti sehingga pekerjaan para tukang tidak terhambat
dan dapat terus bekerja. Hal ini juga dikarenakan kecakapan kepala tukang / mandor
yang dengan sigap mengatur segala sesuatu yang terjadi di lapangan.

3.3. PENGADAAN PERALATAN

Untuk kelancaran pekerjaan selama proyek berlangsung, sangat diperlukan


berbagai macam peralatan, baik alat – alat berat dan peralatan – peralatan
pendukung lainnya. Dalam pelaksanaan proyek pekerjaan perkerasan lapangan
penumpukan pelabuhan Lorens Say Maumere alat – alat yang digunakan antara lain
seperti kendaraan berat untuk mengatur mobilitas pekerjaan, alat pencampur semen,
drum – drum penampung air dan juga peralatan – peralatan kecil seperti sekop,
gerobak, ember, benang, dan lain sebagainya yang menunjang pekerjaan para
pekerja.

Semua peralatan tersebut adalah sepenuhnya milik pelaksana proyek /


kontraktor yaitu PT. Nusa Raya Teknik Perkasa (PT. NRTP). Berikut macam –
macam peralatan yang digunakan selama proyek pekerjaan lapangan penumpukan
peti kemas pelabuhan Lorens Say Maumere :

1. Wheel Loader
Wheel Loader adalah alat yang digunakan untuk mengangkat
material yang akan dimuat ke dalam dump truck atau memindahkan
material ke tempat lain. Saat loader menggali, bucket didorongkan pada
material, jika bucket telah penuh maka traktor mundur dan bucket

26
diangkat ke atas untuk selanjutnya dipindahkan. Pada dasarnya wheel
loader memiliki kegunaan-kegunaan sebagai berikut:

 Pembersihan lapangan atau lokasi pekerjaan (land clearing).


 Penggusuran tanah dalam jarak dekat.
 Meratakan timbunan tanah dan mengisi kembali galian-galian tanah.
 Menyiapkan bahan-bahan dari tempat pengambilan material.
 Mengupas tanah bagian yang jelek (stripping)
 Meratakan permukaan atau menghaluskan permukaan bidang rata
disebut finishing.

Gambar 3.2. Wheel Loader

2. Tandem Roller

Tandem Roller berfungsi untuk memadatkan tanah agar tanah


yang digunakan memiliki kepadatan yang sama rata sehingga kekuatan
tanah tidak berbeda – beda antara titik satu dengan titik lainnya. Tandem
Roller ini memberikan lintasan yang sama pada pada masing – masing

27
rodanya terhadap setiap area yang dilewatinya. Berat tandem roller ini
berkisar antara 8 – 14 ton.

Gambar 3.3. Tandem Roller

3. Mobil Tangki Air

Mobil tangki air berfungsi untuk mengangkut air dari sumber air
dan di antarkan menuju lokasi proyek. Dalam sehari pengambilan air bisa
mencapai 2 – 3 kali pengangkutan air dan diletakkan di drum – drum
yang telah disiapkan sebelumnnya.

Gambar 3.4. Mobil Tangki Air

28
4. Dump Truck

Dump Trcuk berfungsi untuk mengangkut dan memindahkan


material – material seperti pasir dan kerikil untuk diletakkan di lokasi
proyek. Selain itu dump truck juga digunakan untuk mengangkut tanah
yang bercampur dengan sampah pada saat tahap awal pembersihan lokasi
proyek.

Gambar 3.5. Dump Truck

5. Molen

Molen digunakan untuk membantu pekerja untuk mengaduk


campuran semen. Dengan bantuan molen maka hasil adukan semen akan
tercampur lebih merata dan lebih bagus hasil pekerjaannya. Selain itu
dilihat dari kecepatannya untuk produksi juga sangat membantu pekerja
jika dibandingkan dengan menggunakan tenaga manusia.

29
Gambar 3.6. Molen

6. Peralatan – Peralatan Lainnya

Selain beberapa alat – alat berat yang digunakan, peralatan ringan


lainnya juga sangat diperlukan dalam pekerjaan perkerasan lapangan
penumpukkan peti kemas di pelabuhan Lorens Say Maumere. Peralatan –
peralatan tersebut berupa gerobak, sekop, cangkul, ember dan berbagai
peralatan pendukung lainnya.

3.4. PENGATURAN DISTRIBUSI MATERIAL

Kelancaran pelaksanaan pekerjaan suatu proyek tidak lepas dari sistem


pengaturan pengadaan barang dan bahan. Apabila pekerjaan tersebut terhambat
maka akan mengakibatkan lambatnya penyelesaian pekerjaan proyek. Untuk
mengatasi hal ini, maka sebelum pelaksanaan proyek kontraktor harus
mempertimbangkan beberapa hal yang berkaitan dengan pengaturan distribusi antara
lain :

1. Sebelum pekerjaan dimulai, pelaksana proyek / kontraktor harus


mendistribusikan bahan atau barang untuk kebutuhan proyek sebelum
pekerjaan siap dimulai.

30
2. Pelaksana proyek / kontraktor wajib membangun sebuah gudang
penyimpanan bahan atau barang agar tidak hilang.
3. Sebelum pekerjaan dimulai, pelaksana proyek / kontraktor wajib men –
survey keadaan di lokasi.
4. Pelaksana proyek / kontraktor wajib menempatkan beberapa petugas yang
bertugas mengawasi material, agar pemasukan dan pengeluaran bahan
dapat dicatat dan terkoordinir dengan baik sehingga memudahkan
pelaporan keluar masuk barang.
5. Material – material seperti pasir diambil langsung dari Nele dan kerikil
diambil langsung dari Wairita menggunakan Dump Truck.

Gambar 3.7. Lokasi Pengambilan Pasir

3.5. BAHAN – BAHAN


3.5.1. Pasir

Pasir yang digunakan dalam proyek pekerjaan perkerasan lapangan


penumpukan di pelabuhan Lorens Say Maumere merupakan jenis pasir
yang memiliki tekstur halus dan tidak terlalu kasar, ukuran 1 – 4mm,
toleransi kandungan organisasi ± 5% (kadar lumpur 5%). Pasir ini diambil
dari Nele dan sudah sering digunakan dalam berbagai pekerjaan konstruksi
yang menggunakan pasir.

31
Gambar 3.8. Pasir didatangkan ke lokasi proyek

Gambar 3.9. Pasir

3.5.2. Kerikil

Kerikil yang digunakan adalah kerikil yang diperoleh dari batu alam
yang dipecah dengan ukuran 2 – 3 cm, kerikil yang digunakan haruslah
kuat dan keras, toleransi kandungan kadar lumpur ± 1%. Kerikil yang
digunakan dalam pengerjaan perkerasan lapangan penumpukan di

32
pelabuhan Lorens Say Maumere diambil dari wairita dan dipecah oleh
manusia secara manual.

Gambar 3.10. Kerikil

3.5.3. Semen

Semen yang digunakan dalam pekerjaan perkerasan lapangan


penumpukan di pelabuhan Lorens Say Maumere adalah jenis semen
portland semen yang sering digunakan dalam berbagai kegiatan proyek
yang membutuhkan beton.

Jenis semen yang digunakan dalam satu kegiatan proyek haruslah


sama agar menghindari terjadinya kesalahan komposisi sehingga tidak
menimbulkan masalah yang dapat saja terjadi pada beton yang digunakan
seperti keretakan dan kekuatan yang tidak mencapai keinginan.

Gambar 3.11. Portland Semen


33
3.6. RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Proyek pekerjaan perkerasan lapangan penumpukan pelabuhan Lorens Say di
Maumere memiliki beberapa ruang lingkup pekerjaan yang akan dibahas dibawah
ini:

3.6.1. Pekerjaan persiapan

Pekerjaan persiapan ini meliputi segala macam persiapan yang


dibutuhkan selama proyek akan berlangsung. Mobilisasi peralatan,
pembersihan area kerja, pengukuran area kerja, dan pembuatan direksi keet
merupakan tahapan awal dalam pekerjaan perkerasan lapangan
penumpukan peti kemas di pelabuhan Lorens Say Maumere.

Pada tahapan ini juga para pekerja mendapatkan arahan dari mandor
dan pelaksana proyek / kontraktor tentang pembagian tugas – tugas mereka
selama proyek berlangsung.

Gambar 3.12. Pembersihan area kerja

3.6.2. Pekerjaan saluran air

Saluran air sangat diperlukan untuk menghindari tergenangnya area


penumpukan peti kemas bila hujan nanti. Karena itulah pekerjaan saluran
air merupakan pekerjaan awal dalam pembangunan perkerasan lapangan
penumpukan peti kemas di pelabuhan Lorens Say Maumere. Penggalian

34
tanah untuk saluran menggunakan bantuan alat berat untuk menggalinya.
Berikut tahapan penggalian saluran air :

1. Semua peralatan yang dibutuhkan untuk penggalian


dipersiapkan terlebih dahulu seperti : wheel loader, dump truck,
dan peralatan pendukung lainnya seperti gerobak dorong dan
sekop.
2. Dalam pelaksanaannya, mandor membawa gambar rancangan
kerja saluran untuk mengarahkan para pekerja agar tidak terjadi
kesalahan dalam pengerjaannya sehingga pelaksanaannya tidak
melenceng dari gambar rencana.
3. Tanah hasil galian dari wheel loader dimasukkan ke dump truck
dan langsung dipindahkan ke tempat yang sudah ditentukan.
4. Galian tanah dibuat sesuai dengan kemiringan yang sudah
direncanakan oleh perencana.

Gambar 3.13. Pekerjaan galian untuk saluran

35
3.6.3. Pekerjaan pasangan batu kali

Pekerjaan pasangan batu kali adalah pekerjaan selanjutnya setelah


pekerjaan galian. Pasangan batu kali menggunakan campuran semen, pasir
dan air dengan komposisi 1pc : 4psr yang sudah ditentukan dengan gambar
dan spesifikasi tekniknya.

Tahapan pelaksanaannya :

1. Pekerjaan pasangan batu kali ini menggunakan tenaga manusia


dengan menggunakan peralatan yang sudah disediakan seperti :
molen, sekop, gerobak dorong, ember dan bahan – bahan
pendukung lainnya.
2. Semen, pasir dan air dicampurkan menjadi satu sesuai dengan
takaran yang sudah diperhitungkan sebelumnya. Untuk
takarannya para pekerja menggunakan karung bekas semen
untuk menakar jumlah pasir dan semen yang akan dicampurkan.
3. Pemasangan batu kali pun dilakukan setelah sebelumnya sudah
ditarik benang yang lurus untuk memudahkan pekerja untuk
memasang batu kali agar tidak miring.

Gambar 3.14. Pekerjaan pasangan batu kali

36
3.6.4. Pekerjaan plesteran saluran

Setelah selesainya pemasangan batu kali, selanjutnya dilakukan


plesteran pada saluran air.

Tahapan pelsteran saluran :

1. Material dan peralatan dipersiapkan di lokasi kerja.


2. Material – material yang digunakan sebagai plesteran seperti
semen, pasir dan air dicampurkan menggunakan molen.
Tentunya campuran yang digunakan sesuai dengan
spesifikasinya.
3. Saluran air yang masih berupa pasangan batu kali selanjutnya
dilapisi dengan campuran semen dan pasir dengan rata.
4. Hasil plesteran yang sudah kering setiap hari disirami air
(curing) hal ini bertujuan untuk memperkuat lapisan plesteran
agar tidak mengalami keretakan.

Gambar 3.15. Pekerjaan plesteran saluran

37
3.6.5. Pekerjaan pemerataan dan pemadatan tanah

Setelah selesainya pekerjaan pembuatan saluran air, maka


selanjutnya pekerjaan perkerasan lapangan penumpukan dimulai. Tahapan
pertama ialah meratakan area kerja sehingga tidak terjadi kemiringan yang
signifikan, kemudian dilanjutkan dengan memadatkan tanah di lokasi
proyek agar tanah yang digunakan padat sehingga tidak menyebabkan
kemiringan akibat penurunan di kemudian hari. Berikut tahapan – tahapan
galian tanah pada pekerjaan perkerasan lapangan penumpukan peti kemas
di pelabuhan Lorens Say Maumere :

1. Area kerja yang sudah ditentukan batas – batasnya dibersihkan


dari rumput – rumput dan pohon yang menghalangi area kerja
menggunakan alat berat wheel loader.
2. Penimbunan dan pemadatan tanah agar seluruh area kerja
memiliki kemiringan yang sama. Pemadatan tanah
menggunakan alat berat tandem roller.
3. Penggurugan dan pemadatan tanah setinggi 30cm membutuhkan
waktu sebanyak 3 (tiga) hari kerja.

Gambar 3.16. Pekerjaan tanah

38
3.6.6. Lapis Pondasi Agregat Kelas C

Lapis pondasi agregat kelas C merupakan lapisan terbawah yang


langsung bersentuhan dengan tanah yang berupa lapisan kasar berupa batu
pecah atau batu kali dengan ketebalan 30cm.

Gambar 3.17. Lapis pondasi agregat kelas C

3.6.7. Pekerjaan lantai beton K225

Awal pekerjaan lantai beton dengan mutu K225 dimulai dengan


melapisi tanah dengan agregat kelas C, agregat kelas C merupakan agregat
kasar pada lapisan bawah yang tidak lolos pada ukuran saringan 75mm.
Daftar uji lolos saringan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.1. daftar uji lolos saringan

Ukuran saringan Persen berat yang lolos,% lolos


ASTM (mm) Kelas A Kelas B Kelas C
3” 75 100
2” 50 100 75-100
1 ½” 37,5 100 88-100 60-90

39
1” 25,0 77-100 70-85 45-78
3.8” 9,50 44-60 40-45 25-55
No.4 4,75 27-44 25-52 13-45
No.10 2,0 17-30 15-40 8-36
No.40 0,425 7-17 8-20 7-23
No.200 0,075 2-8 2-8 5-15

Selanjutnya dimulai pekerjaan pengecoran lantai beton dengan


mutu beton K225 setebal 25cm. Perbandingan antara semen, pasir dan
kerikil yang digunakan untuk campuran adalah 1 : 1½ : 2½. Untuk
memudahkan takaran campuran, para pekerja menempatkan pasir dan
kerikil di dalam karung semen sebagai perbandingan takaran sehingga
kegiatan pencampurannya tidak memakan waktu. Para pekerja dibagi
dalam kelompok dan mengerjakan pengecoran perbagian. Pekerjaan
pengecoran lantai beton memakan waktu selama 25 hari kerja dengan
area kerja seluas 2445 m2.

Gambar 3.18. Pekerjaan Beton K225

40
3.6.8. Pekerjaan sand beeding dan paving block

Setelah selesainya pekerjaan lantai beton maka selanjutnya


memasuki tahapan akhir pengerjaan perkerasan lapangan penumpukan di
pelabuhan Lorens Say Maumere yaitu pemasangan paving block. Sebelum
pemasangan paving block dilakukan, terlebih dahulu lantai beton dilapisi
dengan lapisan pasir (sand beeding) setebal 5cm. Lapisan pasir ini
berfungsi untuk mengikat paving block di atasnya agar tidak bersentuhan
langsung dengan lantai beton di bawahnya dan juga sebagai pengikat agar
paving block tidak bergeser.

Paving block yagn digunakan dalam pekerjaan perkerasan lapangan


penumpukan pelabuhan Lorens Say Maumere merupakan paving block
dengan kualitas yang baik dengan mutu K500. Mutu dari paving block ini
sudah terjamin karena dilakukan pengujian kuat tekan beton berjumlah 60
sampel paving block. Ukuran paving block tersebut yaitu 20cm x 10cm x
6cm. Paving block yang dipesan langsung dari Surabaya ini berjumlah
110.000 buah.

Gambar 3.19. Pengujian Mutu Paving Block

41
Gambar 3.20. Sand beeding dan paving block

Gambar 3.21. Pemasangan Paving block

3.6.9. Pekerjaan Pemerataan Pasir

Pekerjaan pemerataan pasir merupakan kegiatan akhir dari


pekerjaan perkerasan lapangan penumpukan pelabuhan Lorens Say
Maumere. Pekerjaan pemerataan pasir betujuan untuk mengisi celah
diantara satu paving block dengan paving block lainnya agar ikatannya
semakin kuat dan tidak mudah bergeser. Di bagian pinggir area kerja juga
42
telah dibuat kanstein yang bertujuan mengunci paving block. Setelah pasir
sudah diratakan di area paving maka selanjutnya para pekerja menyapu
lantai paving agar pasir yang ditabur merata.

Gambar 3.22. Pemerataan pasir

3.6.10. Kendala – Kendala

Dalam suatu pekerjaan dengan skala yang besar tidak daapat


dihindari terjadinya kesalahan atau kendala yang mengakibatkan terganggu
atau terhambatnya kegiatan tersebut. Dalam pekerjaan perkerasan lapangan
penumpukan peti kemas di pelabuhan Lorens Say Maumere juga terdapat
beberapa kendala yang menghambat kemajuan / progres kerja, namun tidak
berakibat fatal terhadap kelangsungan proyek. Beberapa kendala yang
terjadi selama kegiatan perkerasan lapangan penumpukan peti kemas di
pelabuhan Lorens Say Maumere adalah :

1. Beberapa molen / alat pengaduk semen mengalami kerusakan.


2. Pemasangan paving block pada tahap – tahap awal terjadi sedikit
kemiringan sehingga mengakibatkan paving block yang
dipasang kurang rapi / tidak bisa dilanjutkan.

43
Dengan beberapa kendala yang dialami selama kegiatan
berlangsung, dengan sigap kepala tukang / mandor segera melapor kepada
kontraktor dan memberikan solusi untuk kendala yang dialami. Solusi yang
diberikan yaitu :

1. Molen yang rusak diganti dengan molen lain, sementara yang


rusak langsung diperbaiki di tempat oleh tukang yang mengerti
cara memperbaikinya.
2. Paving block yang sudah terlanjur terpasang miring dibongkar
dan dipasang kembali dengan rapi agar dapat dilanjutkan
kembali pengerjaannya.

Gambar 3.23. Memperbaiki kesalahan peletakan Paving Block

3.6.11. Pekerjaan Pembersihan

Pekerjaan pembersihan merupakan tahapan akhir dari pekerjaan


perkerasan lapangan penumpukan peti kemas di pelabuhan Lorens Say
Maumere. Pekerjaan ini berupa demobilisasi dimana semua peralatan kerja
yang masih ada di lokasi proyek dipulangkan dan sampah – sampah sisa
pekerjaan juga dibersihkan sehingga lokasi pengerjaan akan terlihat bagus
dan rapi.

44
Selain pembersihan, tim pengawas dari PT. PELINDO III Maumere
juga melakukan evaluasi kerja untuk memastikan bahwa pekerjaan yang
dilakukan oleh kontraktor sesuai dengan permintaan. Evaluasi dilakukan
dengan mengukur kembali area lapangan perkerasan peti kemas yang sudah
jadi, namun masih membutuhkan waktu untuk dapat digunakan untuk
kegiatan bongkar muat peti kemas.

Gambar 3.24. Pembersihan dan Demobilisasi

Gambar 3.25. Evaluasi Hasil Kerja

45
BAB IV

PENUTUP

4.1. KESIMPULAN

Setelah melakukan kerja praktek selama 5 (lima) bulan pada pekerjaan


perkerasan lapangan penumpukkan peti kemas di pelabuhan Lorens Say Maumere,
terdapat beberapa hal penting yang dapat disimpulkan oleh penulis yaitu sagat
pentingnya koordinasi yang jelas antara pelaksana proyek/ kontraktor dengan para
pekerjanya, begitu pula antara pemberi kerja dengan pelaksana kerja. Penggunaan
peralatan yang tepat juga sangat membantu kelancaran proyek.

Selain koordinasi yang baik, kelancaran proyek pekerjaan perkerasan


lapangan penumpukan peti kemas di pelabuhan Lorens Say Maumere juga
dikarenakan pelaksana proyek / kontraktor juga memiliki pengalaman yang
mumpuni dibidangnya, hal ini terbukti dengan beberapa fakta yang penulis saksikan
sendiri di lapangan yaitu :

1. Material yang dibutuhkan untuk pengerjaan selalu tersedia dan tidak


pernah mengalami kekurangan sehingga pekerjaan tidak terhambat.
2. Material yang digunakan juga merupakan kualitas terbaik sesuai dengan
standar yang ditetapkan / diminta oleh pemberi kerja.
3. Peralatan yang digunakan sesuai dengan kebutuhan selama proyek
berlangsung, sehingga pekerjaan menjadi lebih optimal dan tidak
membuang waktu.
4. Pelaksana proyek / kontraktor selalu menaati perjanjian kerja yang sudah
disepakati bersama antara kedua belah pihak sehingga hasil yang
diharapkan oleh pemberi kerja sesuai dengan apa yang sudah dikerjakan
oleh pelaksana proyek / kontraktor.

46
4.2. SARAN

Menurut penulis, setelah mengalami sendiri secara langsung suatu proyek,


penulis menganggap banyak hal yang dipelajari selama perkuliahan belum tentu
semuanya dapat diterapkan di dunia kerja, begitu pula sebaliknya, apa yang sudah
dialami oleh penulis dengan terjun langsung di lokasi proyek terdapat banyak sekali
hal – hal baru yang tidak penulis peroleh selama menjalai masa kuliah. Oleh karena
itu dengan adanya kerja praktek ini sangat membantu mahasiswa dalam
mempersiapkan diri untuk terjun langsung dalam pekerjaan dan tidak mengalami
kebingungan karena kurangnya pengalaman.

Diharapkan dengan adanya kerja praktek ini mahasiswa menjadi lebih paham
dengan apa yang akan dialaminya setelah lulus nanti. Selain kerja praktek semoga di
kemudian hari semakin banyak kegiatan – kegiatan luar kelas yang dapat
memberikan pengalaman secara langsung kepada mahasiswa, karena apa yang
dilihat secara langsung tentunya akan lebih mudah diingat dibandingkan dengan apa
yang hanya dijelaskan di kelas, dimana mahasisawa hanya membayangkan saja.

47

Anda mungkin juga menyukai