Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN TUTORIAL MINGGU 5 BLOK 1.

DOSEN TUTORIAL
Dr. Elly Usman. Dra.Apt, Msi

DISUSUN OLEH
• Elsa Putri Andriani
• Fathiya Sarah Nabila
• Ilham Randa
• Ilham Yumma Izzati
• Lutfi Darnez
• Muhammad Farhan
• Putri Afisia Gusman
• Raihan Eksa Dwi Tarisa
• Rifqah Wardah Astarini
• Siti Rahmawati
Kelompok: 10B

UNIVERSITAS ANDALAS
FAKULTAS KEDOKTERAN
PENDIDIKAN DOKTER
2018/2019
SKENARIO 1: Bayi Pertama Muri

Ny. Muri (25 tahun) baru saja melahirkan anak pertama pervaginam. Hasil ANC
menunjukkan perkembangan janin yang dikandung Muri tidsak ada kelainan. Pengukuran berat dan
panjang bayi laki-laki memang lebih besar dari seharusnya, tetapi lingkar kepala, abdomen,
ekstremitas atas dan bawah masih dalam batas normal. Bentuk beserta fungsi panca indera, traktur
urogenital, dan mukosa anus.
Dokter menganjurkan pemeriksaan darah berupa kadar glukosa. Muri meminta penjelasan
mengapa darah bayinya harus diperiksa. Dokter menerangkan bahwa kadar glukosa darah merupakan
petunjuk apakah proses metabolisme glukosa dalam sel berjalan normal atau telah terjadi diabetes
melitus.
Bagaimana Anda menjelaskan apa yang terjadi pada bayi pertama Muri?

STEP 1: TERMINOLOGI
1. Pervaginam: melahirkan secara normal melalui vagina.
2. ANC: Ante Natal Care. Perawatan Sebelum Kelahiran,
3. Janin: mamalia yang berkembang setalah fase embrio dan Sebelum kelahiran.
4. Abdomen: daerah yang terletak di antara thorax dan pelvis (panggul) pada mamalia. Bagian
perut.
5. Ekstremitas: Alat Gerak

• Atas: Proksimal: lebih dekat ke sumbu tubuh (lengan atas)


Distal: jauh dari sumbu tubuh (lengan bawah)

• Bawah: Proksimal: paha atas-lutut


Distal: lutut-kaki
6. Traktur Urogenital: Traktur: saluran
Urogenital: urinaria & genitalia
Sebuah saluran yang berkaitan dengan organ-organ reproduksi dan sistem saluran urine.
7. Mukosa Anus: Mukosa: jaringan epitel pada tubuh yang menghasilkan cairan/lendir pada
tubuh untuk melindungi lumen (rongga).
Anus: organ setelah rektum, terdapat tonus; ada sfingter ani (otot yang
menjepit). Sudah dekat dengan permukaan kulit.
Lapisan terluar dinding anus.
8. Metabolisme glukosa: perjalanan/proses dalam pemecahan dan penyusunan glukosa dalam tubuh.
9. Diabetes melitus: kadar gula darah terlalu tinggi dari batas normal.

STEP 2: MENGIDENTIFIKASI MASALAH


1. Bagaimana proses melahirkan secara pervaginam?
2. Bagaimana hasil ANC yang menunjukkan perkembangan janin tersebut tidak ada kelainan?
3. Apa pengaruh berat badan dan tinggi badan bayi Muri dalam proses kelahiran?
4. Bagaimana bentuk organ penyusun panca indera, traktur urogenital, dan mukosa anus dalam
batas normal?
5. Bagaimana cara mengetahui fungsi panca indera, traktur urogenital, dan mukosa anus dalam
batas normal?
6. Apakah ada cara lain selain pervaginam untuk kelahiran bayi Muri?
7. Bagaimana pengaruh kadar glukosa kepada bayi laki-laki Muri?
8. Kenapa yang diperiksa darah bayi bukan darah ibunya?
9. Apa hubungan kadar glukosa dengan persalinan?
10. Kenapa dokter menganjurkan bayi Muri cek gula darah?
11. Apa hubungan glukosa dengan diabetes melitus?
12. Apa hubungan keadaan diabetes melitus dengan bayi Muri yang besar?
13. Bagaimana bentuk dan fungsi mukosa anus bisa dikatakan normal?

STEP 3: MENGANALISIS MASALAH


1. Janin - kepala bayi turun ke bawah di usia kehamilan 9 bulan - uterus - serviks - vagina.
2. Dengan menggunakan step 7T menunjukkan bayi tersebut normal tidak ada kelainan.
3. Kepala bayi Muri besar, maka dinding rahim ibu Muri akan terjadi pendarahamn.
4. Mata semba & merah, mata terbuka sedikit, warna kulit kemerahan, bentuk tubuh sudah jelas,
lingkar kepala bayi 33-35 cm, BAB pertama/mekonium akan keluar dalam waktu 24 jam setelah
lahir, pada anak laki-laki testis sudah turun sementara pada anak perempuan labia mayora sudah
menutupi/melindungi labia minora.
5. a. Panca Indera:
Melihat: dengan mengejutkannya apakah ada respon dari matanya.
Peraba: dengan penegang kulit bayi, perubahan suhu pada kulit.
Penciuman: bayi akan mencari bau yang dia suka.
Pendengaran: dengan cara mengejutkannya akan ada respon/tidak.
b. Traktur urogenital: cek apakah bayi pipis/tidak.
c. Mukosa anus: dengan mengecek feses pertama bayi.
6. Ada, Seksio Caesarian.
7. Glukosa berpengaruh dengan berat badan seorang bayi.
8. Jika seorang bayi terkena gula darah tinggi kemugkinan bayi akan memiliki berat badan berlebih
dari batas normal.
9. Karena kadar gula bayi Muri terlalu tinggi menyebabkan bayi Muri lahir besar. Ketika persalinan,
ibu Muri akan mengalami pendarahan.
10. Untuk mengetahui kadar gula dalam darah dan mengetahui apakah glukosa dalam darahnya lebih
banyak dari seharusnya atau tidak.
11. Jika glukosa dalam darah berlebih akan mengalami diabetes mellitus.
12. Glukosa berpengaruh dengan berat badan seorang bayi.
13. Dengan mengecek feses pertama bayi.
STEP 4: SKEMA

Pemeriksaan BB & TB
ANC
IBU HAMIL Berlebih

7T Persalinan Cek gula darah


pervaginam

Anak laki-laki

Gula darah
tinggi

Ibu terkena Diabetes


Melitus

Gula darah puasa: >126 mg/dl Insulin Ibu


Gula darah sewaktu: >200mg/dl sedikit

Diteruskan ke
plasenta

Glukosa disimpan
Anak dapat dalam bentuk
insulin dari ibu glikogen
STEP 5 : LEARNING OBJECTIVE
1. Mahasiswa dapat memahami embriologi manusia
2. Mahasiswa dapat memahami anatomi manusia
3. Mahasiswa dapat memahami fisiologi manusia
4. Manusia dapat memahami histologi manusia
5. Manusia dapat memahami biokimia
6. Manusia dapat memahami terminologi medis

STEP 6 : BELAJAR MANDIRI


1. EMBRIOLOGI MANUSIA
Pembuahan merupakan penyatuan sel gamet perempuan dan laki-laki untuk pembentukan
zigot ; pada umumnya terjadi di pars ampularis saluran telur (tuba uterina, oviduks).
Sel sperma, pada proses ejakulasi akan terkumpul didalam kubah vagina. Melalui gerak silia
dari ekornya, sel sperma aktif akan memasuki lumen uterus. Melalui kontraksi uterus, akan
mencapai tuba uterina. Sperma akan mengalami proses pematangan, kapasitasi, meningkatkan
aktivitasnya dengan lebih kuat dan mencapai oosit, mengikuti perbedaan temperatur, (thermotakis,
suhu pada ampula sedikit lebih tinggi daripada tuba uterina bagian proksimal) dan perbedaan
konsentrasi molekul yang disekresi oosit (chemotaxis, diantaranya diduga karena pengaruh
progesteron. Diantara 200 juta sperma, hanya 200 sel sperma yang dapat mencapai sel telur.

Reaksi akrosom

• Oosit diselubungi oleh sel folikel yang melingkar longgar (corona radiata) dan selubung tebal
glikoprotein (zona pelusida). Protein reseptor pada akrosom sperma, untuk menembus lapisan
tersebut, akan berkaitan dengan glikoprotein zona pelusida (zp, protein zona). Terjadi reaksi
akrosom -> membran vesikel akrosom menyatu dengan permukaan membran sel sperma dan
melepaskan isi akrosom. Akrosom bersinggungan dengan membran oosit dan bersatu. Setelah
full, sel telur terlindungi dari polispermi dengan cara melepaskan enzim vesikel dibawah
membran sel (granula kortikal) melalui eksositosis zona pelusida, yang memodifikasi protein
zona untuk reseptor sperma sehingga dapat menghindari penempelan sperma yang baru (reaksi
zona).
Perkembangan praimplantasi

• Pembelahan mitosis
Pembelahan mitosis pertama zigot terdapat pada bidang meridoan, pembelahan mitosis kedua
terdapat pada bidang ekuator, dan ritme pembelahan pada setiap sel anak bersifat individual
serta dapat menimbulkan jumlah blastomer yang tidak sama. Selama pembelahan mitosis
tersebut, diperlukan protein dari mRNA oosit untuk mitosis dan kebutuhan hidup sel jadi sintesa
gen ibu, dilepaskan oleh pengaktifan oosit untuk translasi tsb. Antara stadium 4 sel dan 8 sel,
untuk pertama kalinya gen zigot diaktifkan dan sekarang embrio mengambil alih ekspresi gen
yang tidak tergantung dari ibu.

• Pemadatan
Setelah stadium 8 sel dan pembelahan mitosis ke-3 -> selama blastomer berbentuk seperti
bola bulat, blastomer saling terikat longgar, sel yang terletak disebelah luar terhubung erat
nenjadi deretan epitel, menutupi sel yang terletak disebelah dalam dan memisahkannya dengan
dunia luar, dengan cara membentuk rangkaian kontak antar sel dan “tight junction”.
Seluruh sel muda embrio bersifat “totipoten” (dapat membentukembrio seluruhnya) saat
pemadatan stadium 16 sel (stadium morula), berlangsung diferensiasi sel yang pertama, yang
membedakan sel bagian luar dan dalam. Sementara itu, dari sel bagian luar, sel trofoblast,
berkembang chorton plasenta; embrio sendiri hanya terbentuk dari sel yang terletak pada bagian
dalam (embrioblas). Mulai stadium 64 sel, antar kedua populasi sel tersebut tidak terjadi
pertukaran sel lagi.

• Blastokista dan Implantasi


o Pembentukan rongga
Sesudah pemadatan, dengan pompa ion Na+ sel trofoblast lepas ion Na+ ke dalam morula ->
air masuk ke dalam -> bentuk rongga berisi cairan.
 Menetas
Sel trofoblas-> protease-> embrio memasuki Cavum uteri-> pertumbuhan embrio.
 Blastokista dan Implantasi
Blastokista menempel dengan sisi kutub embrional pada sel endometrium Ibu yang kaya
matriks ekstraseluler. -> trofoblas hasilkan profase -> +_ 20 hari sesudah pembuahan, zigot
terbenam dalam endometrium.

Gastrulasi

• Cakram mudigah bilaminer


Embrioblas, terbagi 2 yaitu : epiblas -> pada bakal sisi dorsal
hipoblas -> pada sisi ventral
keduanya terjadi asebelum permulaan gastrulasi

Hipoblas -> bakal epitel amnion di kemudia hari bersama dengan epiblas yang ada melapisi
rongga yang terisi cairan -> rongga amnion
Sebagai materi pengembangan embrio hanya ada epoblas yang tersisa -> epiblas embrio

• Pembentukan cakram mudigah


Gastrulasi -> untuk membentuk rancangan dasar tubuh dari epiblas : ektoderm
endoderm
mesoderm

Ketiga lapisan germinal, semua struktur dan organ organ tubub akan diperoleh melalui proses
histogenesis dan organogenesis.
1. Lapisan atas (ektoderm) : lapisan kulit terluar, sistem saraf pusat dan perifer, mata
telingan bagian dalam, dan jaringan ikat.
2. Lapisan Tengah (mesoderm) : jantung, awal dari sistem pendarahan darah dan tulang,
otot, dan ginjal.
3. Lapisan dalam (endoderm) : titik awal pengembangan paru paru, usus, kantung kemih.
PERKEMBANGAN EMBRIO
PERKEMBANGAN JANIN
Minggu ke- Proses perkembangan
Minggu ke 4-8 Terbentuk vaskuler, tulang wajah, mata, jari kaki, tangan, selaput
ekstraembrionik.
Minggu ke 8-12 Organ vital, otak, dagu, hidung, kelopak mata, janin mulai beraktivitas.
Minggu ke 12-16 Paru-paru berkembang, detak jantung dapat didengar, mulai tumbuh
rambut, gerak memutar.
Minggu ke 16-20 Bagian tubuh sudah lengkap, janin bisa menghisap jempol dan beraksi
terhadap ibu.
Minggu ke 20-24 Alat kelamin, cuping hidung terbuka, belajar bernafas, memiliki waktu
tidur.
Minggu ke 24-28 Lemak dibawah kulit menumpuk, kelopak mata membuka, otak mulai
aktif, mampu mengenali suara ibu dan detak jantung cepat jika ibu
berbicara.
Minggu ke 28-32 Mata mulai berkedip, kepala mulai turun kebawah, janin sudah lengkap,
mulai susah bergerak.
Minggu ke – 36 Berlatih berkedip, bernafas dan menelan, rambut halus di sekujur tubuh
mulai menghilang.
Minggu ke – 38 Kepala sudah berada di rongga panggul, siap dilahirkan.
Minggu ke - 40 Plasenta mengambil alih dan memberi sinyal bahwa bayi siap dilahirkan.

BAYI KEMBAR
 Kembar dizigot
Kembar ini disebabkan oleh pelepasan dua oosit secara bersamaan dan terjadinya fertilisasi
oleh spermatozoa yang berbeda. Bayi kembar ini tidak memiliki kemiripan. Bayi kembar ini
dapat emiliki jenis kelamin sama atau berbeda. Zigot-zigot ini melakukan implantasi secara
terpisah di dalam uterus,, dan biasanya masing-masing memiliki plasenta, rongga amnion dan
korionnya sendiri. Meskipun demikian, kadang kedua plasenta terletak begitu dekat satu sama
lain sehingga menyatu. Demikiann pula, dinding rongga korion juga dapat terletak sangat
dekat lalu menyatu. Kadang, masing-masing dari bayi kembar dizigot memiliki sel darah
merah dengan dua jenis yang berbeda (mosaikisme eritrosit), yang menandakan bahwa
penyatuan kedua plasenta sangat dekat sehingga menyebabkan sel darah merah saling
bertukar.

 Kembar monozigot
Kembar ini berkembang dari satu ovum yang dibuuahi. Kembar tipe ini disebabkan oleh
pembelahan zigot di berbagai tahap perkembangan. Pembelahan paling dini diyakini terjadi
pada tahap dua sel, di saat berkembangnya dua zigot yang terpisah. Kedua blastokista
melakukan implantasi secara terpisah dan masing-masing mudigah memiliki plasenta dan
rongga korionnya sendiri-sendiri. Kembar ini memiliki kemiripan pada golongan darah, sidik
jari, jenis kelamin, dan penampakan luarnya, seperti warna mata dan rambut.
Pembelahan zigot terjadinya pada tahap awal blastokista. Massa sel dalam membelah menjadi
dua kelompok sel yang terpisah di dalam rongga blastokista yang sama. Kedua mudigah
memiliki plasenta dan rongga korion secara bersama namun rongga amnion yang berbeda.
Pada kasus-kasus jarang, pemisahan terjadi di tahap diskus germinativum bilaminar, tepat
sebelum terbentuknya garis primitive. Metode pembelahan ini menyebabkan pembentukan
kedua pasangan dengan satu plasenta dan satu ronggga korion dan amnion secara bersama.
Walaupun kembar ini memiliki plasenta secara bersama, biasanya suplai darah cukup
seimbang.

2. ANATOMI MANUSIA
Anatomi berasal dari bahasa Yunani yang berarti memotong dan merupakan ilmu yang
mempelajari bentuk dan susunan tubuh baik secara keseluruhan maupun bagian-bagian serta
hubungan tubuh satu dengan tubuh yang lain.

A. SISTEM PEREDARAN DARAH

Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular adalah organ sirkulasi darah yang
terdiri dari jantung, komponen darah, dan pembuluh darah yang berfungsi memberikan dan
mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan tubuh yang diperlukan dalam
proses metabolisme tubuh.

Jantung merupakan komponen utama dari sistem peredaran darah karena jantung
berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Jantung terdiri atas empat ruang yaitu:
ventrikel kiri yang berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh selain paru-paru; ventrikel
kanan yang berfungsi memompa darah ke paru-paru; atrium kiri yang berfungsi menerima
darah dari paru-paru; dan atrium kanan yang berfungsi menerima darah dari seluruh tubuh
selain paru-paru. Jantung terdiri atas tiga tipe otot jantung utama, yaitu otot atrium, otot
ventrikel, dan serta otot eksitatorik.
Jantung mengalirkan darah keluar melalui arteri besar yang disebut aorta, kemudian
mengalirkannya ke cabang-cabang pembuluh yang lebih kecil seperti arteri lalu arteriol.
Pembuluh vena berfungsi untuk mengalirkan darah menujur jantung dari pembuluh-pembuluh
venule atau vena kecil, kemudian memasuki jantung melalui vena cava atau vena besar.
Pembuluh kapiler merupakan tempat terjadinya pertukaran oksigen dan karbondioksida dan
persambungan antara vena dan arteri.

B. SISTEM PERNAPASAN

Sistem pernapasan atau sistem respirasi adalah sistem organ yang digunakan untuk
pertukaran gas. Pernapasan menyediakan oksigen bagi jaringan dan membuang
karbondioksida. Empat fungsi utama pernapasan adalah: ventilasi paru, yaitu masuk dan
keluarnya udara antara atmosfer dan alveoli paru; difusi oksiogen dan karbondioksida antara
alveoli dan darah; pengangkutan oksigen dan karbondioksida dalam darah dan cairan tubuh
ke dan dari sel jaringan tubuh; pengaturan ventilasi dari segi lain.
Hidung atau nasal merupakan saluran pertama dan berfungsi menyaring partikel
yang terdapat pada udara yang dihirup, melembabkan dan menghangatkan udara yang masuk,
mematikan kuman, dan sebagai indra penciuman. Hidung tersusun dari tulang rawan hialin
dan jaringan fibroareolar.

Laring atau pangkal tenggorokan adalah saluran udara yang terletak dari bagian
depan faring hingga bagian bawah trakea. Laring terdiri atas kepingan tulang rawan, ligamen,
dan membran. Pada laring terdapat tonjolan jakun, pita suara, dan epiglotis. Epiglotis
merupakan katup tulang rawan yang membantu laring menutup sewaktu menelan, sedangkan
pita suara merupakan jaringan elastic yang melintang di pintu masuk laring.

Trakea atau batang tenggorokan merupakan saluran lanjutan dari laring dan
dibentuk oleh cincin tulang rawan yang berbentuk huruf C.yang berfungsi mempertahankan
agar trakea tetap terbuka. Di trakea terdapat silia yang berfungsi mengeluarkan debu dan
butiran benda asing halus yang masuk bersama udara pernapasan.
Bronkus merupakan cabang kanan dan kiri dari trakea dan memiliki struktur yang
sama dengan trakea. Bronkus kanan yang lebih pendek dari bronkus kiri masuk ke paru-paru
kiri, sedangkan bronkus kiri masuk ke paru-paru kiri. Cabang bronkus disebut bronkiolus.
Pada bronkiolus tidak terdapat cincin kartilago, tetapi tetap mengandung sel-sel bersilia. Di
ujung bronkiolus terdapat alveolus. Alveoulus dikelilingi oleh pembuluh kapiler dan
merupakan tempat terjadinya pertukaran gas karbondioksida dengan oksigen.

C. SISTEM PERKEMIHAN

Sistem perkemihan atau sistem urinaria merupakan suatu sistem organ yang fungsinya
menyaring darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh.

Ginjal merupak organ utama yang memproduksi urine. Ginjal berjumlah sepasang,
terletak di belakang perut, sebelah kanan dan kiri dari tulang belakang, di bawah hati dan
limpa. Ginjal berbentuk seperti kacang berwarna merah tua keunguan, berat dan besarnya
bervariasi tergantung pada umur, jenis kelamin, da nada atau tidaknya ginjal pada sisi lain.
Ginjal dilindungi oleh lapisan jaringan ikat yaitu fasia renal (pembungkus terluar), lemak
perirenal dan lemak pararenal (bantalan ginjal), serta kapsul fibrosa ( membrane halus
transparan yang langsung membungkus ginjal). Ginjal juga tersusun atas bagian-bagian yaitu:
lobus ginjal, yaitu bagian yang menyusun ginjal; hilus atau hilum, cekungan pada sisi medial;
sinus ginjal, rongga yang berisi lemak yang membuka pada hilus; parenkim ginjal yaitu
jaringan yang menyelubungi struktur sinus ginjal yang terbagi menjadi korteks (bagian luar)
dan medulla (bagian dalam).
Setelah mengalami penyaringan di ginjal, urine nantinya akan mengalir ke duktus
kolktivus dan mengalir melalui ureter. Ureter adalah saluran yang menghubungkan ginjal
dengan vesika urinaria atau kandung kemih.

Kandung kemih atau vesika urinaria merupakan organ berfungsi untuk


menampung urin sementara sebelum dibuang. Kandung kemih berbentuk seperti kendi
terbalik dengan puncak mengarah ke depan bawah. Dinding kandung kemih berlipat-lipat
dengan struktus otot yang dapat meregang untuk meningkatkan kapasitas penyimpnan urine.
Dari kandung kemih, urine nantinya akan dialirkan keluar melalui saluran yang
bernama uretra.
D. SISTEM PENCERNAAN
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus)
adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya
menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang
bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.
Saluran pencernaan terdiri dari
 Mulut
Di dalam rongga mulut inilah makanan mulai dicerna, baik secara mekanis maupun
secara kimiawi. Di dalam rongga mulut terdapat alat-alat yang membantu
berlangsungnya proses pencernaan seperti gigi, lidah, dan kelenjar air lur. Gigi berfungsi
untuk mengunyah makanan dan kelenjar air liur mengandung enzim amilase (ptialin)
yang berfungsi untuk mencerna polisakarida (amilum) menjadi disakarida.

 Kerongkong
Organ ini berfungsi untuk menghubungkan mulut dengan lambung. Panjang
kerongkongan ± 20 cm dan lebar ± 2 cm. Kerongkongan dapat melakukan gerak
peristaltik, yaitu gerakan melebar, menyempit, bergelombang, dan meremas-remas agar
makanan terdorong ke lambung. Di kerongkongan, zat makanan tidak mengalami
pencernaan.
 Lambung

Lambung berupa kantung yang terletak di dalam rongga perut di sebelah kiri.
bagian-bagian lambung dibagi menjadi tiga daerah, yaitu:

1. Kardiak adalah bagian lambung yang paling pertama untuk tempat masuknya
makanan dari kerongkongan (esofagus)
2. Fundus adalah bagian lambung tengah yang berfungsi sebagai penampung makanan
serta proese pencernaan secara kimiawi dengan bantuan enzim.
3. Pilorus adalah bagian lambung terakhir yang berfungsi sebagai jalan keluar
makanan menuju usus halus.

Di dalam lambung terjadi pencernaan secara kimiawi yang disekresikan dalam


bentuh getah lambung. Sekresi getah dipacu oleh hormon gastrin. Getah ini tersusun
dari:

1. HCl ; membunuh mikroorganisme dan mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin.


2. Pepsin : merubah protein menjadi molekul yang lebih kecil (pepton).
3. Renin : merubah kaseinogen pada susu menjadi kasein. Selanjutnya kasein
digumpalkan oleh in Ca2+.
4. Lipase : merubah lemak menjadi asam lemak dam gliserol.
5. Musin : protein yang berfungsi untuk melicinkan makanan.

Setelah makanan dicerna di dalam lambung, makanan ini berubah menjadi


bentuk seperti bubur atau disebut kim (chyme).

 Usus halus
Usus halus merupakan saluran terpanjang yang terdiri dari tiga bagian, yaitu usus
dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).
Panjang usus halus sekitar 6 hingga 8 meter yang dibagi menjadi 3 bagian, yakni:
duodenum (± 25 cm); jejunum (± 2,5 m); dan illeum (± 3,6 m).

Di duodenum bermuara kantung empedu dari hati (hepar) dan pankreas.


Kantung empedu mensekresikan empedu yang berfungsi untuk mengemulsi lemak.
Sementara pankreas menghasilkan getah pankreas yang tersusun dari:

1. Amilase/amylopsin : memecah amilum menjadi disakarida


2. Tripsinogen : akan diaktifkan oleh enterokinase menjadi tripsin yang berfungsi
merubah protein menjadi asam amino.
3. Lipase : memecah emulsi lemak menjadi asam lemak dan gliserol
4. NaHCO3 : memberi suasana pH menjadi basa

Di usus halus juga diproduksi enzim enterokinase dan erepsinogen.


Enterokinase adalah enzim yang mengubah tripsinogen menjadi tripsin dan mengubah
erepsinogen menjadi erepsin. Tripsin dan erepsin berfungsi untuk mencerna protein
menjadi asam amino.
Hasil pencernaan selanjutnya akan menuju ke usus penyerapan (ileum). Di
dalam usus ini, sari-sari makanan akan diserap melalui jonjot-jonjot usus atau vili dan
selanjutnya akan diedarkan ke seluruh tubuh. Khusus untuk hasil pencernaan lemak
tidak diangkut lewat pembuluh darah melainkan melalui pembuluh getah bening.

 Usus besar
Usus besar merupakan kelanjutan dari usus halus yang memiliki tambahan usus yang
berupa umbai cacing (appedix). Usus besar terdiri dari tiga bagian yaitu bagian naik
(ascending), mendatar (tranverse), dan menurun (descending). di usus besar tidak terjadi
pencernaan. Semua sisa makanan akan dibusukkan dengan bantuan bakteri E. coli dan
diperoleh vitamin K. Di bagian akhir usus besar terdapat rektum yang bermuara ke anus
untuk membuang sisa makanan.

E. SISTEM SENSORIS
Sistem sensoris atau dalam bahasa Inggris sensory system berarti yang berhubungan
dengan panca indra. Sistem ini membahas tentang organ akhir yang khusus menerima
berbagai jenis rangsangan tertentu. Rangsangan tersebut dihantarkan oleh sensorys neuron
(saraf sensoris) dari berbagai organ indra menuju otak untuk ditafsirkan. Reseptor sensori,
merupakan sel yang dapat menerima informasi kondisi dalam dan luar tubuh untuk dapat
direspon oleh saraf pusat. Implus listrik yang dihantarkan oleh saraf akan diterjemahkan
menjadi sensasi yang nantinya akan diolah menjadi persepsi di saraf pusat.
Kelima macam sistem sensoris manusia (panca indera/exteroceptive sensory system)
yang mengintepretasi stimulus dari luar tubuh :
 Penglihatan,
Mata adalah organ indra pada manusia yang rumit, tersusun dari bercak sensitif cahaya
primitif sehingga mata sangat sensitif terhadap rangsangan cahaya karena ada
photoreceptor di dalamnya. Di dalam lapisan pelindungnya, mata mempunyai lapisan
reseptor, sistem lensa pemfokusan cahaya oleh reseptor, dan terhubung atas suatu sistem
saraf. Jika dilihat secara struktural bola mata layaknya kamera, tetapi mekanismenya tidak
secanggih mata (ciptaan-Nya) yang sistem persarafannya amat rumit dan tidak ada
bandingannya. Susunan saraf pusat terhubung melalui suatu berkas serat saraf yang
disebut saraf optik ( nervosa optikus ). Implus saraf dari stimulus photoceptor dibawa ke
otak pada lobus oksipital di serebrum dimana sensi penglihatan diubah menjadi presepsi.
Reseptor penglihatan dapat merespon satu juta stimulus yang berbeda setiap detik.

Bola mata berada di ruang cekung pada tulang tengkorak yang disebut orbit. Orbit
tersusun oleh tujuh tulang tengkorak yaitu tulang frontalis, lakrimalis, etmoid,
zigomatikum, maksila, sphenoid dan palatin yang berfungsi mendukung, menyanggah dan
melindungi mata. Pada orbit terdapat lubang yaitu foramen optic untuk lintasan saraf
optik dan arteri optalmik dan fisura orbital superior yang berfungsi untuk lintasan safaf
dan arteri otot mata.
 Perabaan,
Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan
organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh,
pada orang dewasa sekitar 2,7 – 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 – 1,9 meter persegi.
Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan
jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian
medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki,
punggung, bahu dan bokong. Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda,
lapisan luar adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm
sedangkan lapisan dalam yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium yang
merupakan suatu lapisan jaringan ikat.
Secara histopatologis kulit tersusun atas 3 lapisan utama yaitu : Epidermis, Dermis,
dan subkutis
 Pendengaran,
Telinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar suara yang ada di
sekitar kita sehingga kita dapat mengetahui / mengidentifikasi apa yang terjadi di sekitar
kita tanpa harus melihatnya dengan mata kepala kita sendiri. Orang yang tidak bisa
mendengar disebut tuli. Telinga kita terdiri atas tiga bagian yaitu bagian luar, bagian
tengah dan bagian dalam. Berikut adalah penjelasan tentang struktur anatomi telinga.

 Pembau/penciuman,
Manusia dapat membedakan berbagai macam bau bukan karena memiliki banyak
reseptor pembau namun kemampuan tersebut ditentukan oleh prinsip-prinsip komposisi
(component principle). Seperti pada penglihatan warna (hanya memiliki tiga reseptor
wama dasar, namun dari komposisi yang berbeda-beda dapat dilihat wama yang
bermacam-macam), organ pembau hanya memiliki tujuh reseptor. Namun dapat
membedakan lebih dari 600 aroma yang berbeda. Alat pembau atau sistem olfaction biasa
juga disebut dengan Organon Olfaktus, dapat menerima stimulus benda-benda kimia
sehingga reseptomya disebut pula chemoreceptor. Benda kimia yang dapat menstimulasi
sel saraf dalam hidung adalah substansi yang dapat larut dalam zat cair (lendir) yang
terdapat pada cilia yang menutupi sel tersebut. Makin berbau suatu substansi, maka hal
tersebut menunjukkan bahw amakin banyak molekul yang dapat larut dalam air dan lemak
(konsentrasi penguapannya tinggi).
Organon olfaktus terdapat pada hidung bagian atas, yaitu pada concha superior dan
membran ini hanya menerima rangsang benda-benda yang dapat menguap dan berwujud
gas.
Bagian-bagiannya adalah sebagai berikut:
a. Concha Superior
b. ConchaMedialis
c. Concha Inferior
d. Septum nasi (sekat hidung)
Olfactory muscosa memiliki axon yang mampu melalui bagian tengkorak yang
permiable (cribriform plate) dan masuk ke olfactory bulbs (saraf cranial yang pertama).
Pada olfactory bulbs, terjadi sinapsis dengan neuron yang menyampaikan pesan secara
menyebar ke olfactory paleocortex di lobus temporal bagian medial melalui lateral
olfactory tract. Dari olfactory paleocortex, ada jejak saraf yang menuju medial dorsal
nucleus di thalamus dan kemudian menuju olfactory neocortex dibagian depan frontal
lobes, tepatnya pada permukaan inferior. Neuron-neuron olfactory paleocortex yang lain
akan menuju ke sistem lymbic. Bila proyeksi neuron ke thalamic-neocortical bertugas
sebagai perantara kesadaran persepsi terhadap aroma, maka proyeksi neuron ke sistem
lymbic bertugas sebagai perantara respon emosional terhadap aroma.
 Perasa.
Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat membantu
pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah dikenal sebagai indera
pengecap yang banyak memiliki struktur tunas pengecap. Lidah juga turut membantu
dalam tindakan bicara. Struktur lainnya yang berhubungan dengan lidah sering
disebut lingual, dari bahasa Latin lingua atau glossal dari bahasa Yunani.
Lidah ini, dibangun oleh suatu struktur yang disebut kuncup pengecap (taste
buds). Pada lidah lebih kurang 10.000 kuncup pengecap yang tersebar dipermukaan atas
dan di sepanjang pinggir lidah. Kuncup pengecap tertanam dibagian epitel lidah dan
bergabung dengan tonjolan-tonjolan lidah yang disebut papilla.
Kuncup pengecap dapat membedakan empat cita rasa dasar, yaitu manis, asam, asin,
dan pahit. Rasa manis dan asin dideteksi pada ujung lidah, rasa asam di tengah sisi-sisi
lidah, dan rasa pahit di bagian belakang. Kuncup pengecap di lidah dapat menerima
rangsangan rasa suatu zat dalam bentuk larutan. Oleh karena itu, makanan harus dikunyah
dan dibasahi dengan ludah terlebih dahulu agar dapat dinikmati rasanya. Makanan yang
sudah mengalami proses pencernaan di rongga mulut menghasilkan bahan kimia yang
larut dalam ludah. Bahan kimia tersebut masuk ke dalam bentuk impuls saraf ke saraf
gustatori, kemudian meneruskannya ke otak.
F. SISTEM MUSKULOSKELETAL
Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggung jawab
terhadap pergerakan. Komponen utama system musculoskeletal adalah jaringan ikat. Sistem
ini terdiri dari :
 Tulang,
Tulang rangka orang dewasa terdiri atas 2 ! tulang. Tulang adalah jaringan hidup
yang akan suplai sara" dan darah. Tulang banyak mengandung bahan kristalin anorganik
#terutama garam-garam kalsium$ yang membuat tulang keras dan kaku, tetapi sepertiga
dari bahan tersebut adalah jaringan "ibrosa yang membuatnya kuat dan elastis.
Struktur tulang :
• Tulang panjang ditemukan di ekstremitas
• Tulang pendek terdapat di pergelangan kaki dan tangan
• Tulang pipih pada tengkorak dan iga
• Tulang ireguler bentuk yang tidak beraturan pada vertebra, tulang-tulang wajah, dan
rahang.

 Sendi,
Sendi adalah tempat pertemuan dua atau lebih tulang. Tulang-tulang ini dipadukan
dengan berbagai cara misalnya dengan kapsul sendi, pita fibrosa, ligamen, tendon, fasia
atau otot.
Dalam membentuk rangka tubuh, tulang yang satu berhubungan dengan tulang yang
lain melalui jaringan penyambung yang disebut persendian. Pada persendian terdapat
cairan pelumas (cairan sinofial). Otot yang melekat pada tulang oleh jaringan ikat disebut
tendon. Sedangkan, jaringan yang menghubungkan tulang dengan tulang disebut ligamen.
Secara structural sendi dibagi menjadi: sendi fibrosa, kartilaginosa, sinovial. Dan
berdasarkan fungsionalnya sendi dibagi menjadi: sendi sinartrosis, amfiartrosis,
diarthroses.

 Otot,
Otot adalah jaringan yang mempunyai kemampuan khusus, yaitu berkontraksi; dengan
demikian gerakan terlaksana. Otot terdiri dari serabut silindris yang mempunyai sifat sama
dengan sel jaringan lain. Semua ini diikat menjadi berkas-berkas serabut kecil oleh sejenis
jaringan ikat yang mengandung unsur kontraktil.
Tiga jenis otot : Otot Lurik (otot sadar, otot kerangka, otot bergaris), Otot Polos
(otot tak sadar, otot tidak bergaris), dan Otot Jantung
 Tendon,
Tendon merupakan berkas (bundel) serat kolagen yang melekatkan otot ke tulang.
Tendon menyalurkan gaya yang dihasilkan oleh kontraksi otot ke tulang. serat kolagen
dianggap sebagai jaringan ikat dan dihasilkan oleh sel-sel fibroblas.
 Ligament,
Ligament adalah taut Fibrosa kuat yang menghubungkan tulang ke tulang, biasanya di
sendi. Ligament memungkinkan dan membatasi gerakan sendi.
 Bursae,
adalah kantong kecil dari jaringan ikat. dibatasi oleh membran sinovial dan
mengandung cairansinovial. Bursae merupakan bantalan diantara bagian-bagian yang
bergerak seperti pada olekranon bursae terletak antara prosesus olekranon dan kuli

Jaringan-jaringan khusus yang menghubungkan struktur-struktur ini.


3. FISIOLOGI MANUSIA
Fisiologi secara bahasa berasal dari kata :
 φύσις (physis)  nature, origin (alam, asal )
 -λογία (-logia)  study ( belajar )

Secara istilah, fisiologi berarti ilmu yang menjelaskan mekanisme fisik dan kimiawi
yang bertanggung jawab atas asal usul, perkembangan, dan perjalanan hidup.
Fisiologi manusia menjelaskan tentang berbagai karakteristik spesifik dan mekanisme
pada tubuh manusia yang membuatnya menjadi makhluk hidup. Manusia sebenarnya dalam
banyak hal bergerak secara otomatis, dan kenyataan bahwa kita adalah makhluk yang
merasakan sensasi, emosi, dan mengerti segala sesuatu merupakan bagian dari rangkaian
kehidupan yang berlangsung otomatis ini. Sifat – sifat khusus ini memungkinkan kita hidup
dalam berbagai macam kondisi ini.
Homeostasis, yaitu suatu kondisi stabil di dalam tubuh yang dibutuhkan untuk kerja
homeostatis ( pemeliharaan konsistensi internal ). lstilah homeostasis digunakan oleh ahli
fisiologi untuk menjelaskan pemeliharaan aneka kondisi yang hampir selalu konstan di
lingkungan dalam.
Pada dasarnya, semua organ dan jaringan tubuh melaksanakan aneka fungsi untuk
membantu mempertahankan kondisi yang konstan ini. Misalnya, paru menyediakan oksigen
bagi cairan ekstrasel untuk menggantikan oksigen yang dipakai oleh sel, ginjal
mempertahankan konsentrasi ion agar konstan, dan sistem gastrointestinal menyediakan
nutrien.
Cairan Ekstraseluler – “Lingkungan Dalam”
Kira-kira 60 persen tubuh manusia dewasa berupa cairan, terutama berupa suatu
larutan ion dan zat-zat lain di dalam medium air. Meskipun sebagian besar cairan ini terdapat
di dalam sel dan disebut cairan intrasel, kira-kira sepertiganya berada di ruang – ruang di
luar sel dan disebut cairan ekstrasel. Cairan ekstrasel ini terus-menerus bergerak ke seluruh
tubuh. Cairan ini dengan cepat diangkut di dalam sirkulasi darah dan selanjutnya tercampur
di antara darah dan cairan jaringan dengan berdifusi melalui dinding kapiler. Di dalam cairan
ekstrasel, terdapat berbagai ion dan nutrien yang diperlukan oleh sel untuk mempertahankan
kehidupan sel.
Dengan demikian, pada dasarnya semua sel hidup di dalam lingkungan yang sama-
cairan ekstrasel. Dengan alasan ini, cairan ekstrasel juga disebut sebagai lingkungan dalam
tubuh, atau milieu intdrieur, istilah yang dicetuskan lebih dari 100 tahun yang lalu oleh
seorang ahli fisiologi Perancis abad ke-19 yang terkenal; yaitu Claude Bernard. Sel mampu
hidup, tumbuh, dan melaksanakan berbagai fungsi khususnya selama di lingkungan dalam
tersebut tersedia oksigen, glukosa, berbagai ion, asam amino, lemak, serta unsur-unsur pokok
lain dalam konsentrasi yang tepat.

Sel tubuh berkontak dengan lingkungan internal yang dipertahankan secara personal
Cairan yang secara kolektif terkandung dalam semua sel tubuh disebut cairan intrasel
(CIS). Cairan yang berada di luar sel disebut cairan ekstrasel (CES). Perhatikan bahwa CES
berada di luar sel tetapi tetap di dalam tubuh. Karena itu, CES adalah lingkungan internal
tubuh. Anda hidup di lingkungan eksternal; sel Anda hidup dalam lingkungan internal tubuh.
Cairan ekstrasel dibentuk oleh dua komponen: plasma, bagian cair darah, dan cairan
interstisium, yang mengelilingi dan membasahi sel (inter berarti "antara"; stisium berarti
"yang berdiri"). Seberapapun jauhnya sebuah sel dari lingkungan eksternal, sel tersebut dapat
melakukan pertukaran-pertukaran untuk mempertahankan hidup dengan lingkungan cairan
yang mengelilinginya. Nantinya, sistem-sistem tubuh tertentu melakukan pemindahan bahan
antara lingkungan eksternal dan lingkungan internal sehingga komposisi lingkungan internal
dipertahankan sesuai untuk menunjang kehidupan dan fungsi sel. Sebagai contoh, sistem
pencernaan mengangkut nutrien yang dibutuhkan oleh semua sel dari lingkungan eksternal ke
dalam plasma.
Demikian juga, sistem pernapasan memindahkan O2 dari lingkungan eksternal ke
dalam plasma. Sistem sirkulasi mendistribusikan berbagai nutrien dan O2 ini ke seluruh
tubuh. Bahan-bahan dicampur secara merata dan dipertukarkan antara plasma dan cairan
interstisium melalui kapiler, yaitu pembuluh darah yang paling halus dan paling tipis.
Akibatnya, nutrien dan O2 yang semula diperoleh dari lingkungan eksternal dapat disalurkan
ke cairan interstisium, empat sel-sel tubuh menyerap bahan-bahan yang dibutuhkan.
Demikian juga, zat-zat sisa yang diproduksi oleh sel-sel dikeluarkan ke dalam cairan
interstisium, diserap oleh plasma, dan diangkut ke organ-organ yang secara khusus
mengeluarkan zat-zat sisa ini dari lingkungan internal ke lingkungan eksternal. Paru
mengeluarkan CO2 dari plasma dan ginjal mengeluarkan zat-zat sisa lainnya melalui urine.
Karena itu, sebuah sel tubuh menyerap nutrien esensial dari lingkungan sekitarnya yang cair
dan membuang zat sisa ke lingkungan yang sama, seperti yang dilakukan oleh amuba.
Perbedaan utamanya adalah bahwa setiap sel tubuh harus membantu mempertahankan
komposisi lingkungan internal sehingga cairan ini tetap sesuai untuk menunjang eksistensi
seluruh sel tubuh. Sebaliknya, seekor amuba tidak melakukan apa-apa untuk mengatur
lingkungannya.
Perbedaan antara Cairan Intrasel dengan Cairan Ekstrasel
Cairan ekstrasel mengandung banyak ion natrium, klorida, dan bikarbonat plus
berbagai nutrien untuk sel, seperti oksigen, glukosa, asam lemak, dan asam amino. Cairan
ekstrasel juga mengandung karbon dioksida yang diangkut dari sel ke paru untuk diekskre
si, ditambah berbagai produk sampah sel lainnya yang diangkut ke ginjal untuk diekskresi.
Cairan intrasel sangat berbeda dari cairan ekstrasel; secara spesifik, cairan intrasel
mengandung banyak sekali ion kalium, magnesium, dan fosfat daripada ion natrium dan
klorida yang banyak ditemukan di dalam cairan ekstrasel. Berbagai mekanisme khusus untuk
pengangkutan ion melalui membran sel akan mempertahankan perbedaan konsentrasi ion
tersebut di antara cairan ekstrasel dan intrasel.

Faktor-Faktor Yang Diatur Secara Homeostasis


Banyak faktor dalam lingkungan internal harus dipertahankan secara homeostasis.
Faktor-faktor tersebut mencakup:
1. Konsentrasi nutrien.
Sel-sel memerlukan pasokan molekul nutrien secara terus- menerus untuk menghasilkan
energi. Energi, nantinya, diperlukan untuk menunjang berbagai aktivitas sel baik yang
bersifat khusus maupun yang mempertahankan kehidupan.
2. Konsentrasi O2 dan CO2.
Sel-sel memerlukan O2 untuk melakukan reaksi kimia pembentuk energi. CO2 yang dibentuk
selama reaksi-reaksi ini harus dikeluarkan sehingga CO2 pembentuk asam tidak meningkatkan
keasaman lingkungan internal.
3. Konsentrasi zat sisa.
Sebagian reaksi kimia menghasilkan produk-produk akhir yang menimbulkan efek toksik
pada sel tubuh jika produk toksik tersebut dibiarkan berakumulasi
4. pH.
Perubahan pada pH cairan ekstraseluler berpengaruh buruk pada fungsi sel saraf dan merusak
aktivitas enzim semua sel.
5. Konsentrasi garam, air, dan elektrolit lain.
Karena konsentrasi relatif garam (NaCl) dan air di cairan ekstrasel memengaruhi seberapa
banyak air yang masuk atau keluar sel, konsentrasikeduanya diatur secara cermat untuk
mempertahankan volume sel. Sel tidak berfungsi normal jika membengkak atau menciut.
Elektrolit-elektrolit lain (zat-zat kimia yang membentuk ion dalam cairan dan menghantarkan
listrik; lihat h. A-3 dan h. A-7) berperan dalam berbagai fungsi vital. Sebagai contoh, denyut
jantung yang teratur bergantung pada konsentrasi kalium (K+) yang relatif konstan di cairan
ekstrasel.
6. Volume dan tekanan.
Komponen lingkungan internal yang bersirkulasi, plasma, harus dipertahankan pada volume
dan tekanan darah yang adekuat untuk menjamin distribusi penghubung yang penting ini
antara lingkungan eksternal dan sel ke seluruh tubuh. 7.Suhu. Sel-sel tubuh berfungsi optimal
dalam kisaran suhu yang sempit. Jika sel terlalu dingin, fungsi sel akan terlalu melambat dan
yang lebih buruk lagi, jika sel terlalu panas, protein-protein struktural dan enzimatik akan
terganggu atau rusak.

Sistem kontrol homeostasis dapat bekerja secara lokal atau di seluruh tubuh
Sistem kontrol homeostasis dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok—kontrol
intrinsik dan ekstrinsik. Kontrol intrinsik ( lokal ) terdapat di dalam atau inheren dalam
suatu organ ( intrinsik berarti "di dalam" ). Sebagai contoh, karena otot rangka yang sedang
berolahraga menggunakan O2 dengan cepat untuk menghasilkan energi untuk menunjang
aktivitas kontraktilnya, konsentrasi O2 di dalam otot turun. Perubahan kimia lokal ini bekerja
secara langsung pada otot polos di dinding pembuluh darah yang mendarahi otot tersebut,
menyebabkan otot polos melemas sehingga pembuluh darah berdilatasi atau membuka lebar.
Akibatnya, terjadi peningkatan aliran darah melalui pembuluh yang melebar tersebut ke otot
di atas sehingga O2 yang disalurkan meningkat. Mekanisme lokal ini ikut mempertahankan
kadar optimal O2 cairan di sekitar sel-sel otot yang berolahraga tersebut.
Namun,sebagian besar faktor di lingkungan internal dipertahankan oleh kontrol
ekstrinsik atau sistemik, yaitu mekanisme regulasi yang dimulai di luar suatu organ untuk
mengubah aktivitas organ tersebut (ekstrinsik berarti "di luar"). Kontrol ekstrinsik organ dan
sistem tubuh dilakukan oleh sistem saraf dan endokrin, dua sistem regulatorik utama tubuh.
Kontrol ekstrinsik memungkinkan terjadinya regulasi terpadu beberapa organ untuk
mencapai satu tujuan; sebaliknya, kontrol intrinsik mengatur hanya pada organ tempat
kontrol tersebut terjadi. Mekanisme regulasi yang menyeluruh dan terkoordinasi sangat
penting untuk mempertahankan keadaan stabil dinamik di lingkungan internal secara
keseluruhan. Sebagai contoh, untuk memulihkan tekanan darah ke tingkat yang sesuai ketika
tekanan tersebut turun terlalu rendah, sistem saraf secara simultan bekerja pada jantung dan
pembuluh darah di seluruh tubuh untuk meningkatkan tekanan darah ke normal.
Umpan Balik ( Feedback )
Untuk menstabilkan faktor fisiologis yang sedang diatur, sistem kontrol homeostasis
harus mampu mendeteksi dan menahan perubahan. Kata umpan-balik merujuk pada respons
yang terjadi setelah terdeteksinya suatu perubahan; kata umpan-maju digunakan untuk
respons yang dibuat sebagai antisipasi suatu perubahan.
a. Umpan-balik negative ( Negative Feedback ) melawan perubahan awal dan
digunakan secara luas untuk mempertahankan homeostasis.
Untuk menstabilkan faktor-faktor fisiologis yang sedang di atur, mekanisme kontrol
homeostasis terutama bekerja berdasarkan prinsip umpan-balik negatif untuk mengatasi
perubahan. Pada umpan-balik negatif, perubahan dalam suatu faktor yang dikontrol secara
homeostasis akan memicu respons yang berupaya untuk memulihkan faktor tersebut ke
normal dengan menggerakkan faktor dalam arah berlawanan dengan perubahan awalnya.
Demikianlah penyesuaian korektif berlawanan dengan penyimpangan awal dari tingkat
normal yang diinginkan.
Sistem umpan-balik negatif homeostasis di tubuh manusia bekerja dengan cara serupa.
Sebagai contoh, jika sel-sel saraf pemantau suhu mendeteksi penurunan suhu tubuh di bawah
tingkat yang diinginkan, sensor-sensor ini mengirim sinyal ke pusat kontrol suhu yang
memulai serangkaian proses yang berakhir dengan respons antara lain menggigil untuk
menghasilkan panas dan meningkatkan suhu ke tingkat yang diinginkan. Saat suhu tubuh
meningkat mencapai titik patokan, sel-sel saraf pemantau suhu memadamkan sinyal
stimulatorik ke otot rangka. Akibatnya, suhu tubuh tidak terus meningkat melewati titik
patokan. Sebaliknya, ketika sel saraf pemantau suhu mendeteksi peningkatan suhu tubuh di
atas normal, mekanisme pendingin, misalnya berkeringat, diaktifkan untuk mengurangi suhu
ke normal. Saat suhu mencapai titik patokan, mekanisme pendinginan dihentikan. Seperti
pada pengendalian suhu tubuh, sebagian besar variabel yang dikontrol secara homoestatis
dapat diarahkan ke kedua arah sesuai kebutuhan oleh mekanismemekanisme yang saling
berlawanan.

b. Umpan balik positif ( Positive Feedback )


Pada umpan-balik negatif, keluaran sistem kontrol diatur untuk menahan perubahan
sehingga variabel terkontrol dijaga agar relatif tetap. Sebaliknya, pada umpan-balik positif,
keluaran meningkatkan atau memperkuat perubahan sehingga variabel terkontrol terus
bergerak searah perubahan awal. Efek seperti ini setara dengan panas yang dihasilkan oleh
tungku memicu termostat untuk meningkatkan kerja tungku sehingga suhu kamar akan terus
meningkat Karena tujuan utama dalam tubuh adalah mempertahankan kondisi homeostasis
yang stabil, umpan-balik positif lebih jarang terjadi dibandingkan dengan umpan-balik
negatif.
Namun, umpan balik positif juga berperan penting dalam keadaan tertentu, misalnya
kelahiran bayi. Hormon oksitosin menyebabkan kontraksi kuat uterus (rahim). Sewaktu
kontraksi uterus mendorong bayi menekan serviks (pintu keluar dari uterus), peregangan
serviks yang terjadi memicu serangkaian kejadian yang menyebabkan pelepasan lebih banyak
oksitosin, yang menyebabkan kontraksi uterus menguat, yang memicu pengeluaran lebih
banyak oksitosin, dan seterusnya. Siklus umpanbalik positif ini tidak berhenti hingga bayi
akhirnya lahir. Demikian juga, semua siklus umpan-balik positif normal di tubuh memiliki
mekanisme untuk menghentikan siklus ini.

Tingkat Organisasi di Tubuh


A. Tingkat Kimiawi : Berbagai atom dan molekul membentuk tubuh.
Seperti semua benda, baik itu makhluk hidup maupun benda mati, tubuh manusia
adalah kombinasi atom-atom spesifik yang merupakan bahan pembentuk terkecil semua
benda mati dan hidup. Atom-atom yang paling banyak terdapat di tubuh : oksigen, karbon,
hidrogen, dan nitrogen—membentuk sekitar 96% zat kimia tubuh total. Atom-atom umum ini
dan beberapa lainnya berikatan membentuk molekul kehidupan, misalnya protein,
karbohidrat, lemak, dan asam nukleat ( bahan genetik, misalnya asam deoksiribonukleat, atau
DNA ). Berbagai atom dan molekul yang penting ini adalah bahan mentah yang menjadi asal
dari semua makhluk hidup.

B. Tingkat seluler: Sel adalah satuan dasar kehidupan.


Keberadaan kumpulan khusus atom dan molekul tidak serta merta menghasilkan
karakteristik unik kehidupan. Komponen-komponen kimiawi tak hidup ini harus disusun dan
dikemas dengan cara yang sangat tepat untuk membentuk suatu entitas hidup. Sel, unit dasar
struktur dan fungsi suatu makhluk hidup, adalah satuan terkecil yang mampu melaksanakan
proses-proses yang berkaitan dengan kehidupan.

Fungsi – fungsi dasar sel mencakup hal berikut :


1. Memperoleh makanan ( zat gizi ) dan oksigen ( O2 ) dari lingkungan di sekitar sel.
2. Melakukan reaksi-reaksi yang menggunakan zat-zat gizi dan O2 untuk menghasilkan
energi bagi sel, sebagai berikut: Makanan + O2 → CO2 + H2O + energi
3. Mengeluarkan karbondioksida ( CO2 ) dan produk sampingan lainnya atau produk sisa
yang terbentuk selama reaksi-reaksi tersebut ke lingkungan sekitar.
4. Membentuk protein dan komponen lain yang diperlukan untuk struktur, pertumbuhan,
dan melaksanakan fungsi tertentu sel.
5. Mengontrol sebagian besar pertukaran bahan antara sel dan lingkungan sekitarnya.
6. Memindahkan bahan dari satu bagian sel ke bagian lainnya, dengan sebagian sel
bahkan mampu memindahkan dirinya didalam lingkungannya.
7. Peka dan responsif terhadap perubahan di lingkungan sekitar.
8. Pada sebagian besar sel, bereproduksi. Sebagian sel tubuh, terutama sel saraf dan sel
otot, kehilangan kemampuan untuk bereproduksi segera setelah dibentuk.

C. Tingkat jaringan: Jaringan adalah sekelompok sel dengan spesialisasi serupa.


Sel-sel yang struktur dan fungsinya serupa bergabung untuk membentuk jaringan,
yang terdiri dari empat tipe primer: jaringan otot, jaringan saraf, jaringan epitel, dan jaringan
ikat. Setiap jaringan terdiri dari sel-sel dari suatu tipe tertentu bersama dengan bahan ekstrasel
(ekstra berarti "di luar sel") dalam jumlah bervariasi.

 Jaringan otot terdiri dari sel-sel yang mengkhususkan diri untuk berkontraksi, yang
menghasilkan tegangan dan melakukan gerakan.
Terdapat tiga jenis jaringan otot, yaitu :
1. Otot rangka, yang menggerakkan tulang
2. Otot jantung, yang memompa darah keluar jantung
3. Otot polos, yang mengontrol gerakan isi organ dan saluran berongga, misalnya pergerakan
makanan melalui saluran cerna.

 Jaringan saraf terdiri dari sel-sel yang khusus memulai dan menyalurkan impuls listrik,
kadang-kadang dalam jarak yang jauh. Impuls listrik ini bekerja sebagai sinyal yang
menyalurkan informasi dari satu bagian tubuh ke bagian lain. Sinyal ini penting untuk kontrol,
koordinasi dan komunikasi dalam tubuh. Jaringan saraf ditemukan di otak, korda spinalis,
saraf, dan organ indra khusus.

 Jaringan epitel terdiri dari sel-sel yang mengkhususkan diri pada pertukaran bahan antara sel
dan lingkungannya. Setiap bahan yang masuk atau keluar tubuh harus melewati suatu sawar
epitel. Jaringan epitel tersusun menjadi dua tipe struktur umum : lembaran epitel dan kelenjar
sekretorik. Lembaran epitel adalah lapisan sel-sel epitel yang berikatan satu sama lain secara
erat yang membungkus dan membatasi berbagai bagian tubuh. Sebagai contoh, lapisan luar
kulit adalah jaringan epitel, demikian juga lapisan dalam saluran cerna.
Secara umum, lembaran epitel berfungsi sebagai batas yang memisahkan tubuh dari
lingkungan luar dan dari isi rongga yang membuka ke lingkungan luar, misalnya lumen
saluran cerna. ( Lumen adalah rongga di dalam suatu organ atau saluran berongga ). Hanya
pertukaran selektif bahan yang dapat terjadi antara bagian-bagian yang dipisahkan oleh suatu
sawar epitel. Jenis dan luas pertukaran terkontrol ini bervariasi, bergantung pada letak dan
fungsi jaringan epitel. Sebagai contoh, kulit hanya dapat mempertukarkan sedikit bahan antara
tubuh dan lingkungan luar sehingga kulit berperan sebagai lapisan pelindung. Sementara sel-
sel epitel yang melapisi bagian dalam saluran cerna dikhususkan untuk menyerap nutrien yang
datang dari luar tubuh.

Kelenjar adalah turunan jaringan epitel yang khusus melakukan sekresi. Sekresi
adalah pengeluaran dari suatu sel, sebagai respons terhadap rangsangan yang sesuai, produk-
produk spesifik yang dihasilkan oleh sel. Kelenjar terbentuk selama perkembangan masa
mudigah oleh kantong-kantong jaringan epitel yang masuk ke dalam dari permukaan (
invaginasi ) dan mengembangkan kemampuan sekretorik. Terdapat dua kategori kelenjar,
yaitu eksokrin dan endokrin. Jika selama perkembangan, sel-sel penghubung antara sel
permukaan epitel dan sel kelenjar sekretorik di dalam invaginasi tetap utuh sebagai suatu
saluran antara kelenjar dan permukaan, terbentuk kelenjar eksokrin. Kelenjar eksokrin
mengeluarkan isinya melalui duktus ke bagian tubuh luar (atau ke dalam suatu rongga yang
berhubungan dengan dunia luar) (ekso berarti "eksternal"; krin berarti "sekresi"). Contohnya
adalah kelenjar keringat dan kelenjar yang mengeluarkan getah pencernaan.
Jika sebaliknya, sel-sel penghubung lenyap selama masa perkembangan dan sel-sel
kelenjar sekretorik terisolasi dari permukaan, terbentuk kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin
tidak memiliki duktus dan mengeluarkan produk sekretoriknya, yang dikenal sebagai hormon,
secara internal ke dalam darah ( endo berarti "internal" ). Sebagai contoh, pankreas
menyekresi insulin ke dalam darah, yang mengangkut hormon ini ke tempat-tempat kerjanya
di seluruh tubuh. Sebagian besar sel bergantung pada insulin untuk menyerap glukosa (gula).
 Jaringan ikat dibedakan karena memiliki sel relatif sedikit yang tersebar di dalam bahan
ekstrasel yang banyak jumlahnya. Seperti diisyaratkan oleh namanya, jaringan ikat
menghubungkan, menunjang, dan mengikat berbagai bagian tubuh. Jaringan ini mencakup
beragam struktur, misalnya jaringan ikat longgar yang melekatkan sel epitel ke struktur di
bawahnya; tendon, yang melekatkan otot rangka ke tulang; tulang, yang memberi tubuh
bentuk, dukungan, dan perlindungan; dan darah, yang mengangkut bahan dari satu bagi- an
tubuh ke bagian lain. Kecuali darah, sel-sel di dalam jaringan ikat menghasilkan molekul
struktural khusus yang mereka lepaskan ke dalam ruang ekstrasel di antara sel-sel. Salah satu
dari molekul tersebut adalah serat protein mirip pita karet yang disebut elastin, yang
keberadaannya memungkinkan peregangan dan rekoil berbagai struktur misalnya paru, yang
selama bernapas kembang-kempis secara bergantian.
D. Tingkat organ: Organ adalah suatu unit yang terbentuk dari beberapa tipe jaringan.
Organ terdiri dari dua atau lebih tipe jaringan primer yang tersusun bersama untuk
melakukan fungsi-fungsi tertentu. Lambung adalah contoh suatu organ yang dibentuk oleh
keempat jenis jaringan primer. Jaringan yang membentuk lambung berfungsi secara kolektif
untuk menyimpan makanan yang ditelan, mendorongnya ke dalam saluran cerna lainnya, dan
memulai pencernaan protein. Bagian dalam lambung dilapisi oleh jaringan epitel yang
menahan transfer bahan-bahan kimia pencernaan yang keras dan makanan yang belum
tercerna dari lumen lambung ke dalam darah. Sel kelenjar epitel di lambung mencakup sel
eksokrin, yang mengeluarkan getah pencernaprotein ke dalam lumen, dan sel endokrin, yang
mengeluarkan hormon yang membantu mengatur sekresi eksokrin dan kontraksi otot
lambung. Dinding lambung mengandung jaringan otot polos, yang kontraksinya mencampur
makanan dengan getah pencernaan dan mendorong campuran tersebut keluar lambung
menuju ke usus. Dinding lambung juga mengandung jaringan saraf, yang bersama dengan
hormon, mengontrol kontraksi otot dan sekresi kelenjar. Jaringan ikat menyatukan semua
jenis jaringan tersebut.

E. Tingkat sistem tubuh: Sistem tubuh adalah kumpulan organ-organ terkait.


Sekelompok organ tersusun lebih lanjut menjadi sistem tubuh. Setiap sistem adalah
kumpulan organ yang melakukan fungsi terkait dan saling berinteraksi untuk melakukan suatu
aktivitas yang esensial bagi kelangsungan hidup tubuh keseluruhan. Sebagai contoh, sistem
pencernaan terdiri dari mulut, faring ( kerongkongan ), esofagus, lambung, usus halus, usus
besar, pankreas eksokrin, kelenjar liur, hati, dan kandung empedu. Organ-organ pencernaan
ini bekerja sama untuk memecah makanan menjadi molekul-molekul nutrien kecil yang dapat
diserap ke dalam darah untuk disebarkan ke semua sel. Tubuh manusia memiliki 11 sistem:
sirkulasi, pencernaan, pernapasan, kemih, tulang, otot, kulit, imun, saraf, endokrin, dan
reproduksi.

F. Tingkat organisme: Sistem-sistem tubuh dikemas bersama-sama menjadi tubuh keseluruhan


yang fungsional
Setiap sistem tubuh bergantung pada fungsi normal sistem lain untuk melaksanakan
tanggung jawab spesifiknya. Tubuh keseluruhan pada suatu organisme multisel satu individu
yang hidup independen—terdiri dari berbagai sistem tubuh yang secara struktural dan
fungsional terkait sebagai satu kesatuan yang terpisah dari lingkungan eksternal. Karena itu,
tubuh terdiri dari sel-sel hidup yang tersusun membentuk sistem-sistem yang
mempertahankan kehidupan. Berbagai sistem tubuh tersebut tidak bekerja sendiri-sendiri.
Banyak proses tubuh yang kompleks bergantung pada hubungan timbal-balik antara banyak
sistem. Sebagai contoh, pengaturan tekanan darah bergantung pada respons terpadu sistem
sirkulasi, kemih, saraf, dan endokrin. Saat ini, para peneliti sedang giat meneliti beberapa
pendekatan untuk memperbaiki atau mengganti jaringan atau organ yang tidak lagi dapat
secara adekuat melakukan fungsi-fungsi vitalnya karena penyakit, trauma, atau penuaan.
4. HISTOLOGI MANUSIA
Histologi mempelajari jaringan penyusun tubuh, kimia jaringan dan sel dipelajari
dengan metode analitik mikroskopik dan kimia. Zat-zat kimia di dalam jaringan dan sel dapat
dikenali dengan reaksi kimia yang menghasilkan senyawa berwarna tak dapat larut, diamati
dengan mikroskop cahaya atau penghamburan elektron oleh presipitat yang dapat diamati
menggunakan mikroskop elektron. Disamping reaksi kimia yang terjadi dalam jaringan ,
metode lain misalnya metode fisis sering digunakan, misalnya mikroskop interferensi yang
memungkinkan penentuan massa sel atau jaringan dan mikroskop spektrophotometri yang
memungkinkan penentuan jumlah DNA dan RNA dalam sel.
Jaringan adalah kumpulan dari sel-sel sejenis atau berlainan jenis termasuk matrik
antar selnya yang mendukung fungsi organ atau sistem tertentu. Meskipun sangat komplek
tubuh mamalia hanya tersusun oleh 4 jenis jaringan yaitu jaringan : epitel,
penyambung/pengikat, otot dan saraf. Dalam tubuh jaringan ini tidak terdapat dalam satuan-
satuan yang tersendiri tetapi saling bersambungan satu dengan yang lain dalam perbandingan
yang berbeda-beda menyusun suatu organ dan sistema tubuh. Jaringan penyambung ditandai
banyaknya bahan intersel yang dihasilkan oleh sel-selnya; jaringan otot terdiri dari sel-sel
panjang yang mempunyai fungsi khusus yaitu kontraksi dan jaringan saraf terdiri dari sel-sel
dengan prosesus panjang yang menonjol dari bahan sel dan mempunyai fungsi khusus yaitu
menerima, membangkitkan dan menhantarkan impuls saraf.

I. JARINGAN EPITEL
Jaringan epitel terdiri dari sel-sel polihedral yang berkumpul dengan erat dengan
sedikit zat intersel, pelekatan diantara sel-sel ini kuat. Jaringan epitel membentuk lapisan
yang menutupi permukaan tubuh dan melapisi rongga-rongganya.Jaringan epitel mempunyai
fungsi –fungsi berikut ini :
1. menutupi dan melapisi permukaan, misalnya epitel di kulit
2. absorbsi, misalnya di usus, bagian proksimal tubulus kontortus nepron
3. sekresi, misalnya epitel kelenjar
4. sensoris, misalnya neuroepitel
5. kontraktil, misalnya mioepitel
6. proteksi, misalnya epitel di ureter, kulit

Epitel berasal dari ketiga lapis benih embrio :


Lapisan ektodermal membentuk epitel yang melapisi kulit, mulut, hidung dan anus
Lapisan endodermal membentuk epitel yang melapisi sistem pernapasan, traktus digestivus
dan kelenjar-kelenjar traktus digestivus seperti pankreas dan hati Lapisan mesodermal
membentuk epitel lain seperti ginjal

Tabel 1: Jenis-Jenis Lapisan Epitel Umum Dalam Tubuh


Menurut jumlah Menurut bentuk Distribusi Fungsi
lapisan sel sel
Sederhana/selapis 1. skuamous Endotel, Mempermudah gerakan,
perikardium tranpor aktif, pinositosis
pleura,peritoneum Menutupi, sekresi
2.kuboid ovarium, tiroid usus, Proteksi,lubrikasi,absorbsi,
3.kolumner kandung empedu sekresi
Berlapis/ 2 lapis atau 1. skuamous Kulit Proteksi, mencegah
lebih dengan penguapan berlebihan
Keratinisasi Proteksi,sekresisi,
2.skuamous tanpa Mulut, oesopagus,
Keratinisasi vagina,anus Kelenjar Proteksi, sekresi
3.kuboid keringat, folikel
ovarium Vesica
4.transisionil urinaria,ureter
konjungtiva Proteksi
5.kolumner Proteksi
Trakea,bronkus Proteksi, pengeluaran debu
Berlapis semu
a. Epitel kolumner selapis
b. Epitel kubus selapis
c. Epitel skuamosa selapis
d. Epitel skuamosa berlapis dengan keratinisasi
e. Epitel skuamosa berlapis tanpa keratinisasi
f. Epitel transisionil
g. Epitel kolumner berlapis semu bersilia

II. JARINGAN PENYAMBUNG

Jaringan penyambung bertanggung jawab untuk memberi dan mempertahankan


bentuk tubuh. Karena mempunyai fungsi mekanis , mereka terdiri dari suatu matriks yang
berfungsi menghubungkan dan mengikat sel dan organ dan akhirnya memberikan sokongan
pada tubuh, jaringan penyambung terutama berfungsi pada komponen ekstra selnya.
Komposisi struktural jaringan penyambung adalah : sel, serabut protein dan zat dasar.
Berbagai macam jenis jaringan penyambung di dalam tubuh menggambarkan perubahan
ekspresi ketiga komponen tersebut. Jaringan penyambung mempunyai beberapa fungsi yaitu
:
a. tempat penyimpanan : lemak, air , elektrolit bahkan sebagian kecil protein plasma
disimpan di kompartemen antar sel jaringan penyambung
b. pertahanan diri : di kompartemen antar sel jaringan peny ambung banyak
mengandung sel darah putih, sel plasma penghasil antibodi dan kekentalan zat dasar
jaringan penyambung menghambat penembusan oleh bakteri
c. perbaikan : jaringan penyambung mempunyai kapasitas reoleh generasi yang besar,
daerah yang rusak akibat trauma atau peradangan akan diperbaiki dengan mudah. Ruangan
yang disebabkan karena kerusakan jaringan dimana sel-selnya tidak membelah (misal otot
jantung) akan diisi jaringan penyambung yang membentuk jaringan parut. Penyembahan
suatu irisan bedah tergantung dari kesanggupan perbaikan jaringan penyambung.
d. Transpor : ada hubungan erat di antara kapiler darah, kapiler limfe dan jaringan
penyambung.
Pembuluh-pembuluh ini kecuali di jaringan saraf selalu dibungkus oleh jaringan
penyambung, sebagai akibatnya jaringan penyambung selalu mengangkut nutrisi dari kapler
darah ke sel-sel dan mengangkut sampah metabolisme dari sel-sel ke kapiler darah
1. Sel Jaringan Penyambung
Spesialisasi sel di jaringan penyambung telah menghasilkan beberapa jenis sel,
masingmasing mempunyai sifat-sifat morfologik dan fungsionalnya sendiri yang termasuk
disini adalah fibroblas, makrofag, mast cell, sel plasma, sel adiposa dan leukosit.
2. Zat Dasar
Zat dasar jaringan pengikat/ penyambung amorf tidak berwarna, transparan dan
homogen, mengisi ruang antar sel dan serabut jaringan pengikat, kental dan bertindak
sebagai suatu rintangan penembusan partikel asing kedalam jaringan tersebut. Zat dasar
terlihat sebagai bahan berbutir-butir diantara sel dan serabut jaringan penyambung, zat dasar
terdiri dari glikosaminoglikan dan suatu komplek protein dengan karbohidrat disebut
proteoglikan. Glikosaminoglikan mempunyai satuan disakarida berulang-ulang yang khas
yang berasal dari asam uronat dan heksosamin, proteoglikan bertanggungjawab untuk
mengatur air di jaringan penyambung. Proteoglikan struktural adalah protein berkonyugasi
yang mengandung sebagai gugus prostetik satu atau lebih sakarida dengan bagian gula yang
sedikit. Satu aspek menarik dalam distribusi glikosaminoglikan diberbagai jaringan tubuh
vertebrata adalah karena pengaruh usia, induksi kalsifikasi, pengaturan metabolisme, ion
dan air serta taraf penyembuhan luka. Di dalam jaringan penyambung, disamping zat amorf
ada cairan dalam jumlah kecil disebut cairan jaringan yang mirip dengan plasma darah
dalam kandungan ion dan zat yang dapat berdifusi . Cairan jaringan mengandung protein
plasma dalam jumlah sedikit yang melintasi kapiler sebagai akibat tekanan hidrostatik darah.
Dalam keadaan normal jumlah cairan jaringan tersebut kurang berarti.
3. Serabut
Ada 3 serabut utama dalam jaringan penyambung : serabut kolagen, serabut elastis dan
serabut retikuler.
a. Serabut kolagen
Merupakan serabut paling banyak di jaringan penyambung merupakan benang tidak
berwarna, bila jumlah besar berwarna putih, di bawah mikroskop polarisasi bersifat bias
ganda yang merupakan tanda bahwa serabut ini mengandung molekul-molekul panjang dan
pararel, tidak bersifat elastis, membentuk berkas tidak bercabang, susunan molekulnya
mempunyai daya rentang yang lebih besar dari pada baja, sebagai akibatnya serabut kolagen
memberi kombinasi unik dari kelenturan dan kekuatan kepada jaringan dimana serabut ini
berada. Asam amino utama penyusun serabut kolagen adalah : glisin, prolin dan
hidroksiprolin, serabut ini dibuat oleh fibroblas, kehadiran dalam jumlah banyak dalam
jaringan ikat padat, dan jumlah moderat dalam jaringan ikat longgar.

b. Serabut elastis
Serabut elastis mudah dibedakan dari serabut kolagen karena serabut ini lebih tipis dan
tidak mempunyai garis-garis longitudinal, bercabang-cabang membentuk jaringan tidak
teratur, berwarna kuning, serabut ini ada di pembuluh darah memberikan elastisitas yang
besar pada pembuluh. Komponen utama serabut elastis adalah skleroprotein seperti karet
disebut elastin, serabut ini dibuat oleh fibroblast.
c. Serabut retikuler
Serabut retikuler sangat halus, kira-kira sama dengan fibril kolagen, terutama terdiri dari
protein-protein penyusun kolagen, terdapat di organ hematopoetik : lien, sumsum tulang
merah, nodus limpatikus, hati, ginjal dan kelenjar endokrin. Kebanyakan organ pada masa
embrio mempunyai serabut retikuler yang kemudian diganti serabut kolagen.

Jaringan Adiposa
Jaringan adiposa merupakan jenis khusus jaringan penyambung dimana sel-sel
adiposa jumlah banyak, sel-sel ini dapat ditemukan tersendiri atau dalam kelompok-
kelompok dalam jaringan penyambung, tetapi sebagian terbesar terdapat di jaringan adiposa
yang tersebar di seluruh tubuh. Fungsi jaringan adiposa adalah :
a. sebagai tempat penyimpanan energi
b. jaringan adiposa sub kutan membantu memberi bentuk permukaan tubuh

c. di bagian dalam tubuh untuk menahan goncangan

d. sebagai isolator panas tubuh

e. membantu mempertahankan posisi oragan-organ tubuh pada tempatnya

f. jaringan lemak coklat penting sebagai sumber panas binatang berhibernasi Ada 2 jenis
jaringan lemak yaitu lemak kuning yaitu lemak kungi dan lemak coklat

Tabel 2 : Perbedaan lemak kuning dan lemak coklat


Lemak kuning Lemak coklat
Warna Kuning atau putih Coklat
Lokasi Diseluruh tubuh, kecuali Binatang berhibernasi, pada
scrotum , kelopak mata, manusia hanya ditemukan
lobulus daun telinga pada kehidupan neonatus,
tidak ada pada kehidupan
dewasa
Fungsi Pelarut vitamin, penyimpan Sumber panas
energi, bantalan alat
gerakorgan

Bentuk sel Heksagonal-polihedral/ Sperti epitel kelenjar/


unilokuler multilokuler
Asal warna Karoten /Tergantung dari Kapiler, mitokondria,
makanan sitokrom
III. JARINGAN OTOT
Jaringan otot bertanggung jawab untuk gerakan tubuh, sel otot berasalh dari lapisan
mesoderm, dan diferensiasinya terutama terjadi karena proses pemanjangan secara
berangsurangsur dan secara bersamaan terjadi proses sintesis protein filament dalam
sitoplasma sel otot tersebut.
Pada mamalia ada 3 jenis jaringan otot berdasar morfologik dan fungsional.

1. Otot lurik atau otot rangka


2. Otot jantung

IV. JARINGAN SARAF


Jaringan yang terdiri dari serabut dengan berbagai kandungan sebagai
penghantar impuls dari reseptor, saraf pusat, dan kembali pada efektor. Mahluk hidup
memiliki kemampuan untuk merasakan panas, dingin, tekanan, cahaya, bau, dan suara
adalah fungsi dari sistem indera sebagai reseptor yang saling bekerja sama dengan
syaraf pusat seperti sumsum tulang belakang dan otak kemudian ke efektor. Semua
fungsi sistem panca indera manusiatersebut dapat terjadi karena kerja sama dengan
sistem saraf.
5. BIOKIMIA
 Metabolisme
Metabolisme merupakan total reaksi kimia yang terjadi didalam tubuh makhluk hidup
untuk kelangsungan kehidupannya. Secara keseluruhan reaksi-reaksi tersebut
bertanggungjawab untuk menjaga availabilitas organisme. Reaksi-reaksi tersebut secara
sendiri-sendiri mungkin tidak penting, tetapi secara keseluruhan dalam jejaring akan
membentuk puzzle yang sangat dibutuhkan untuk keseimbangan fungsi biokimia. Adanya
gangguan pada salah satu reaksi akan menyebabkan abnormalitas metabolisme. Reaksi-reaksi
metabolisme dapat dibagi menjadi dua sesuai dengan tujuan reaksinya, yaitu katabolisme dan
anabolisme.
Katabolisme merupakan reaksi peluruhan (degradasi) yang menghasilkan energi, sedang
anabolisme merupakan reaksi sintesis yang memerlukan energi. Keduanya berjalan secara
seimbang sesuai dengan fungsi dan kebutuhan hidup organisme. Glukosa merupada senyawa
golongan karbohidrat yang merupakan sumber energi utama bagi makhluk hidup karena
glukosa berasal dari proses fotosintesis yang mengkonversi energi matahari menjadi energi
kimia. Energi yang terkandung dalam senyawa glukosa selanjutnya akan ditransformasi
melalui serangkaian reaksi katabolisme yang dinamakan glikolisis. Glikolisis terjadi didalam
sitosol di dalam sel yang menghasilkan senyawa luruhan dan energi konversi dalam bentuk
senyawa kimia yang lain (ATP).
Metabolisme Sel merupakan unit kehidupan yang terkecil, oleh karena itu sel dapat
menjalankan aktivitas hidup, di antaranya metabolisme. Metabolisme adalah proses-proses
kimia yang terjadi didalam tubuh makhluk hidup/sel. Metabolisme disebut juga reaksi
enzimatis, karena metabolism terjadi selalu menggunakan katalisator enzim.
Berdasarkan prosesnya metabolisme dibagi menjadi 2, yaitu:
a) Anabolisme/Asimilasi/Sintesis, yaitu proses pembentakan molekul yang kompleks
dengan menggunakan energi tinggi. energi cahaya 6 CO2 + 6 H2O —> C6H1206 +
602. Klorofil, glukosa (energi kimia)
 Fotosintesis
Fotosintesis adalah proses penyusunan atau pembentukan dengan
menggunakan energi cahaya atau foton. Pada kloroplas terjadi transformasi
energi, yaitu dari energi cahaya sebagai energi kinetik berubah menjadi energi
kimia sebagai energi potensial, berupa ikatan senyawa organik pada glukosa.
Dengan bantuan enzim-enzim, proses tersebut berlangsung cepat dan efisien.
Bila dalam suatu reaksi memerlukan energi dalam bentuk panas reaksinya
disebut reaksi endergonik. Reaksi semacam itu disebut reaksi endoterm. Pada
tabun 1937 : Robin Hill mengemukakan bahwa cahaya matahari yang
ditangkap oleh klorofil digunakan untuk memecahkan air menjadi hidrogen
dan oksigen. Peristiwa ini disebut fotolisis (reaksi terang). H2 yang terlepas
akan diikat oleh NADP dan terbentuklah NADPH2, sedang O2 tetap dalam
keadaan bebas. Menurut Blackman (1905) akan terjadi penyusutan CO2 oleh
H2 yang dibawa oleh NADP tanpa menggunakan cahaya. Peristiwa ini disebut
reaksi gelap NADPH2 akan bereaksi dengan CO2 dalam bentuk H+ menjadi
CH20. CO2 + 2 NADPH2 + O2 —> 2 NADP + H2 + CO+ O + H2 + O2.
Ringkasnya :
Reaksi terang : 2 H20 —> 2 NADPH2 + O2
Reaksi gelap : CO2 + 2 NADPH2 + O2—> NADP + H2 + CO + O + H2 +O2
atau 2 H2O + CO2 —> CH2O + O2 atau 12 H2O + 6 CO2 —> C6H12O6 +
6 O2

 Kemosintesis
Kemosintesis Tidak semua tumbuhan dapat melakukan asimilasi C
menggunakan cahaya sebagai sumber energi. Beberapa macam bakteri yang
tidak mempunyai klorofil dapat mengadakan asimilasi C dengan menggunakan
energi yang berasal dan reaksi-reaksi kimia, misalnya bakteri sulfur, bakteri
nitrat, bakteri nitrit, bakteri besi dan lain-lain. Bakteri-bakteri tersebut
memperoleh energi dari hasil oksidasi senyawa-senyawa tertentu. Bakteri besi
memperoleh energi kimia dengan cara oksidasi Fe2+ (ferro) menjadi Fe3+
(ferri). Bakteri Nitrosomonas dan Nitrosococcus memperoleh energi dengan
cara mengoksidasi NH3, tepatnya Amonium Karbonat menjadi asam nitrit
dengan reaksi: Nitrosomonas (NH4)2CO3 + 3 O2 —> 2 HNO2 + CO2 + 3
H20 + Energi Nitrosococcus.

 SintesisLemak
Lemak dapat disintesis dari karbohidrat dan protein, karena dalam
metabolisme, ketiga zat tersebut bertemu di dalam daur Krebs. Sebagian besar
pertemuannya berlangsung melalui pintu gerbang utama siklus (daur) Krebs,
yaitu Asetil Koenzim A. Akibatnya ketiga macam senyawa tadi dapat saling
mengisi sebagai bahan pembentuk semua zat tersebut. Lemak dapat dibentuk
dari protein dan karbohidrat, karbohidrat dapat dibentuk dari lemak dan protein
dan seterusnya.
 Sintesis Lemak dari Karbohidrat : Glukosa diurai menjadi piruvat —
> gliserol. Glukosa diubah —> gula fosfat —> asetilKo-A —> asam
lemak. Gliserol + asam lemak —> lemak.
 Sintesis Lemak dari Protein: Protein —> Asam Amino protease
Sebelum terbentuk lemak asam amino mengalami deaminasi lebih
dabulu, setelah itu memasuki daur Krebs. Banyak jenis asam amino
yang langsung ke asam piravat —> Asetil Ko-A. Asam amino Serin,
Alanin, Valin, Leusin, Isoleusin dapat terurai menjadi Asam pirovat,
selanjutnya asam piruvat —> gliserol —> fosfogliseroldehid.
Fosfogliseraldehid dengan asam lemak akan mengalami esterifkasi
membentuk lemak. Lemak berperan sebagai sumber tenaga (kalori)
cadangan. Nilai kalorinya lebih tinggi daripada karbohidrat. 1 gram
lemak menghasilkan 9,3 kalori, sedangkan 1 gram karbohidrat hanya
menghasilkan 4,1 kalori saja.

 Sintesis Protein
Sintesis protein yang berlangsung di dalam sel, melibatkan DNA, RNA dan
Ribosom. Penggabungan molekul-molekul asam amino dalam jumlah besar
akan membentuk molekul polipeptida. Pada dasarnya protein adalah suatu
polipeptida. Setiap sel dari organisme mampu untuk mensintesis protein-
protein tertentu yang sesuai dengan keperluannya. Sintesis protein dalam sel
dapat terjadi karena pada inti sel terdapat suatu zat (substansi) yang berperan
penting sebagai pengatur sintesis Protein. Substansi-substansi tersebut adalah
DNA dan RNA.

b) Katabolisme
Katabolisme adalah reaksi penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih
sederhana dangan bantuan enzim.
 Glikolisis
Glikolisis adalah serangkaian reaksi biokimia dimana glukosa dioksidasi
menjadi molekul asam piruvat. Energi yang dihasilkan berupa ATP dan
NADH.
 Siklus Krebs
Siklus krebs merupakan tahap kedua dalam respirasi aerob yang mempunyai
tiga fungsi yaitu menghasilkan NADH, FADH2, ATP serta membentuk
kembali oksaloasetat. Oksaloasetat ini berfungsi untuk siklus krebs
selanjutnya. Dalam siklus krebs dihasilkan 6 NADH, 2 FADH2 dan 2 ATP.
 Transport Elektron
Transport elektron adalah satu-satunya reaksi katabolisme yang menghasilkan
karbon dioksida. Transport elektron terjadi didalam mitokondria dan berakhir
setelah elektron dan H+ bereaksi dengan oksigen yang berfungsi sebagai
akseptor terakhir, membentuk H2O. ATP yang dihasilkan pada tahap ini
adalah 32 ATP.

1. Hubungan Glukosa dengan Tubuh Manusia

Glukosa adalah sumber energi bagi tubuh manusia. Glukosa menyediakan energi
untuk seluruh sel pada tubuh agar tetap hidup dan berfungsi dengan baik. Glukosa didapatkan
dari makanan yang dimakan, terutama dari sumber karbohidrat. Glukosa berpindah melalui
aliran darah ke sel-sel tubuh, sehingga lebih dikenal dengan istilah glukosa darah atau gula
darah.
Walau punya peran penting dalam tubuh, kadar glukosa harus tetap stabil, tidak boleh
berlebihan atau kurang. Glukosa yang terlalu tinggi atau rendah bisa menyebabkan masalah
kesehatan yang serius.

 Cara Kerja Glukosa


Setelah makan, tubuh mulai menghasilkan glukosa yang lantas dialirkan dalam darah.
Idealnya, tubuh memproses glukosa beberapa kali sehari. Pada tubuh orang yang sehat,
cara kerja glukosa adalah:
 Makanan turun melalui kerongkongan ke lambung
 Asam dan enzim pada lambung memecah makanan menjadi bagian-bagian kecil
 Glukosa dihasilkan
 Glukosa masuk ke usus dan diserap
 Glukosa masuk ke aliran darah
 Hormon insulin diproduksi oleh pancreas
 Insulin membantu glukosa masuk ke dalam sel
 Sel yang mendapatkan glukosa akan bekerja semestinya
 Kadar Glukosa yang Normal
Untuk menjaga tubuh tetap sehat dan berfungsi dengan efektif, penting untuk menjaga
kadar glukosa pada rentang yang normal. Sebelum makan, kadar glukosa yang sehat yaitu
antara 90-130 miligram per desiliter (mg/dL). Angka ini diukur dengan alat khusus dan
dikenal dengan sebutan gula darah puasa. Sedangkan satu atau dua jam setelah makan,
kadar glukosa yang normal yaitu di bawah 180 mg/dL.

Hal-hal yang bisa meningkatkan glukosa adalah:


 Makan berat atau makan dalam porsi banyak
 Stres
 Kondisi kesehatan tertentu
 Gaya hidup yang sedentari (kurang bergerak)
 Lupa minum obat diabetes atau suntik insulin

 Mengendalikan Glukosa bagi Pasien Diabetes


Normalnya, kadar gula darah naik setelah makan. Kemudian dalam beberapa jam
kadar glukosa akan turun karena sudah masuk ke dalam sel, tidak lagi di aliran darah.

Terdapat 2 hal yang menyebabkan terjadinya diabetes militus:


1) Dimana tubuh kekurangan insulin. Pada situasi ini, sistem imun menyerang dan
menghancurkan sel-sel pankreas, menyebabkan kelainan pada produksi insulin.
2) Dimana sel-sel tubuh tidak merespons terhadap insulin. Akibatnya, pankreas harus
bekerja lebih keras untuk menghasilkan lebih banyak insulin.
Pada akhirnya, pankreas rusak dan tidak bisa lagi menghasilkan insulin yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Tanpa insulin yang cukup, glukosa tidak dapat
masuk ke dalam sel, sehingga kadar gula dalam pembuluh darah tetap tinggi.

Apabila gula darah tetap tinggi dalam jangka waktu yang lama, pembuluh darah yang
membawa darah kaya oksigen menuju organ akan rusak. Akibatnya, berisiko terhadap
penyakit-penyakit berikut ini.
 Penyakit jantung, serangan jantung, dan stroke
 Penyakit ginjal
 Penyakit saraf
 Penyakit mata yang disebut retinopati
6. TERMINOLOGI MEDIS
Terminologi adalah pembendaharaan kata seni/ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang
mengurusi penyelidikan, penyusunan, dan pembentukan ilmiah.
Terminologi medis: ilmu peristilahan medis.
1. Terminologi yang menyatakan bidang dalam tubuh
Bidang pada tubuh merupakan insan yang nyata dan khayal yang berguna untuk
memeriksa alat-alat dalam tubuh dan menggambarkan posisi dan satu bagian tubuh yang
berhubungan dengan bagian tubuh lain.
2. Terminologi yang menyatakan arah dalam anatomi
Menunjukkan dengan tepat lokasi dari satu struktur tubuh terdapat yang lainnya.
3. Terminologi yang berkaitan dengan keadaan patologis
Tendonitis: radang urat
Arthritis: radang sendi
4. Terminologi yang berhubungan dengan prosedur, tindakan dan keahlian.
Orthopedist: ahli musculoskeletal
Rheumatologist: ahli penyakit sendi

Pemecahan dalam terminologi dibagi menjadi 3 komponen:


1. Suffix (akhiran)

• Awal analisis, disusul root / (root+prefix)


untuk membuka definisi sesungguhnya dan mendapatkan arti yang dikiaskan

• Suffix sejati: ‘preposisi’ atau ‘adverb’ untuk mengubah makna dan sbg elemen tambahan

• Pseudosuffix: ‘adjective’ atau ‘noun’ untuk membentuk kata majemuk

• Suffix dibagi atas


 Suffix Diagnostik
-cele: hernia, tumor, penonjolan
-emia: darah
-ectasis: perluasan, pelebaran
-iasis: keadaan, pembentukan, kehadiran
-it is: peradangan
-malacia: pelunakan
-megaly: pembesaran
-oma: tumor
-osis: keadaan, penyakit, peningkatan
-pathy:penyakit
-ptosis: kejatuhan
-rhexis: ruptur/pecah
 Suffix Operatif
-centesis: penusukan, puncture
-ectomy: penyayatan, pembuangan,pemotongan
-desis: pengikatan, pelekatan, fiksasi
-lithotomy: sayatan untuk membuang batu
-pexy: penggantungan, fiksasi
-plasty: perbaikan bedah, reparasi plastic
-rrhapy: penjahitan
-scopy: inspeksi/melihat, examination/pengamatan
-stomy: pembuatan lobang
-tomy: sayatan ke dalam
-trypsi: penghancuran
 Suffix Gejala
-algia: nyeri
-genic: asal, berasal dari
-lysis: larut, becah
-oid: mirip
-osis: peningkatan, keadaan
-penia: kekurangan, penurunan
-spasm: kontraksi bawah sadar
2. Roots (akar)
Penyisipan huruf hidup (a, i, atau o) antara root dengan prefix atau suffx
-aden-: kelenjar
-aer-: udara
-angio-: pembuluh
-arth-: sendi
-blephar-: kelopak mata
-cardi-: jantung
-cerebro-: otak
-cephal-: kepala
-cerv-: leher
-cheil-, chil-: bibir
-chir- tangan
-crani-: tengkorak
-cysto-: bladder,kantong
-cyt-: sel
-derm-: kulit
-my-: otot
-nephr-: ginjal
-ophthalm-: mata
-osteo-: tulang
-pneum-: paru-paru, udara
3. Prefix (awalan)
Berupa preposisi untuk mengubah arti
-ab –: dari, jauh dari
-a, an –: tanpa, tidak
-ad –: perlekatan, meningkat, dekat, ke arah
-ante –: sebelum
-anti –: melawan
-bi –: dua, keduanya, kembar
-co, con –: bersamadengan
-contra –: melawan, berlawanan
-dys –: jelek, susah, menyakitkan
-ec –: luar; ectopic = di luar
-em, en-: di dalam
-epi-: tentang, pada, sebagai tambahan pada
-endo-: di dalam
-ex-: keluar, jauh dari, melewati
-hemi-: setengah
-hyper-: di atas, berlebihan, melewati
-hypo-: sebelum, di bawah, kekurangan
-para, par-: di samping, sekitar, dekat, abnormal
-peri-: di sekitar, tentang
-pre-: sebelum, di depan

DAFTAR PUSTAKA
Hall, John E. 2016. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi Revisi Berwarna ke-12. Singapore:
Elsevier.
Sobotta, Johannes. 1989. Sobotta Atlas Anatomi Manusia Edisi 19. Jakarta: EGC
Bracegirdle B ; Freeman . W.H. 1970 : An Atlas of Histology. Heinermann Educational Book .
London

Gartner L.P ; Hiatt J.L. 1986 : Atlas of Histology. Williams & Wilkins. Baltimore

Junqueira L.C; Carneiro J. 1980 : Basic Histology. Medical School University of Virginia

Arthur C. Guyton, jhon E Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta : EGC

Sherwood, L. 2014. Fisiologi manusia : Introduction to Human Physiology. Edisi 8. Jakarta: EGC
Murray R.K. 2006. Biokimia Harper. Edisi 25. Jakarta : EGC
Sadler, T. W. 2014. Embriologi Kedokteran Langman. Edisi 12. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai