Oleh :
Novi Novianti, MKep., Ners
Pendahuluan
• Faktor janinnya sendiri & faktor lingkungan hidup janin diduga dpt
8.Faktor mjd faktor penyebabnya. Masalah sosial, hipoksia, hipotermia/
lain hipertermia diduga dapat menjadi faktor penyebabnya.
Kasus Kelainan Kongenital
1. Malformasi Anorectal
2. Hirschprung Disease
3. Omphalocele
4. Meningocele
5. Hidrosefalus
6. Hipospadia
7. Labiopalatoschizis
1. Malformasi Anorektal
(Atresia Ani)
Definisi
Mrp kelainan kongenital dimana
terjadi perkembangan abnormal pada
anorektal di saluran gastrointestinal.
Atresia ani (anus imperporata)/
anorectal anomali adalah malformasi
congenital dimana rectum tidak
mempunyai lubang ke luar.
1. Kolostomi
Bayi laki-laki/ perempuan yg didiagnosa mengalami malformasi anorektal
(atresia ani) tanpa fistula membutuhkan satu atau beberapa kali operasi
untuk memperbaikinya. Kolostomi adalah bentuk operasi yang pertama dan
biasa dilakukan.
3. Anoplasty
Anoplasty dilakukan selama periode neonatal jika bayi cukup umur & tanpa
kerusakan lain. Operasi ditunda paling lama sampai usia 3 bulan jika tidak
mengalami konstipasi. Anoplasty digunakan utk kelainan rektoperineal fistula,
rektovaginal fistula, rektovestibular fistula, rektouretral fistula, atresia rektum.
2. Bowel Management
Meliputi enema/irigasi kolon satu kali sehari untuk membersihkan kolon.
3. Diet Konstipasi
Makanan disediakan hangat/ pd suhu ruangan, jangan terlalu panas/dingin.
Sayuran dimasak dgn benar. Hindari buah-buahan & sayuran mentah.
Menghindari makanan yg memproduksi gas/ menyebabkan kram, (minuman
karbonat, permen karet, buncis, kol, makanan pedas, pemakaian sedotan).
6. Wash Out
Wash out dilakukan utk pengurangan tekanan intraabdomen
10.Perawatan kolostomi
Dilakukan utk merawat kulit di sekitar stoma, menjaga integritas kulit
dengan hydrocolloid dressing, zinc oxide, atau campuran antara zinc
oxide dan stoma, sementara untuk menjaga kepatenan kolostomi
dari tarikan bayi/anak, maka dapat dilakukan dengan mengalihkan
perhatian anak ketika mengganti kantung stoma dengan cara
memberi mainan.
11.Pendidikan Kesehatan
Edukasi yang diberikan anatara lain: perawatan kolostomi, bowel
management dan toilet training, modifikasi diet, dilatasi anal, dan
dukungan kepada bayi.
2. Hirschsprung
5. Pemeriksaan penunjang
Pada photo polos abdomen tegak akan terlihat usus – usus
melebar atau terdapat gambaran obstruksi usus rendah.
Pemeriksaan Penunjang
1. Foto Rontgen
Foto Rontgen dilakukan untuk melihat kondisi usus besar lebih
jelas. Sebelumnya, zat pewarna khusus berbahan barium akan
dimasukkan ke dlm usus melalui selang yg masuk dari dubur.
3. Biopsi
Prosedur dilakukan dengan mengambil sampel jaringan usus
besar, yang selanjutnya akan diperiksa di bawah mikroskop.
Komplikasi
Penatalaksanaan
1. Pembedahan
Pembedahan dilakukan dengan pengangkatan aganglionik (usus yang dilatasi),
yaitu prosedur penarikan usus (pull-through surgery)
Pada prosedur ini, bagian dalam dari usus besar yang tidak bersaraf akan
dibuang, kemudian menarik dan menyambungkan usus yang sehat langsung
ke dubur atau anus.
2. Colostomi
Prosedur ini dilakukan dalam 2 tahap. Tahap pertama adalah pemotongan bagian
usus pasien yg bermasalah. Setelah pemotongan usus, usus yg sehat
diarahkan ke lubang baru (stoma) yg dibuat di perut. Lubang tsb mjd
pengganti anus utk membuang feses (stoma).
Pasangkan kantong ke stoma utk menampung feses. Bila sudah penuh, isi
kantong dapat dibuang. Setelah kondisi pasien stabil, usus besar sudah mulai
pulih, tahap kedua prosedur ostomi dapat dilakukan. Tahap kedua ini
dilakukan untuk menutup lubang di perut dan menyambungkan usus yang
sehat ke dubur atau anus.
Diagnosa Keperawatan
Intervensi Keperawatan
1. Bowel management
- Catat BAB terakhir
- Monitor tanda konstipasi
- Anjurkan keluarga untuk mencatat warna, jumlah, frekuensi BAB.
- Berikan supositoria jika perlu.
2. Bowel irrigation
- Jelaskan tujuan dari irigasi rektum.
- Check order terapi.
- Jelaskan prosedur pada orangtua pasien.
- Berikan posisi yang sesuai.
- Cek suhu cairan sesuai suhu tubuh.
- Berikan jelly sebelum rektal dimasukkan.
- Monitor effect dari irigasi.
3. Persiapan preoperatif
- Jelaskan persiapan yang harus dilakukan.
- lakukan pemeriksaan laboratorium: darah rutin, elektrolit, AGD.
- transfusi darah bila perlu.
Intervensi keperawatan Nutrisi
Definisi
Omfalochele adalah penonjolan dari
usus atau isi perut lainnya melalui akar
pusar yang hanya dilapisi oleh
peritoneum
Insiden
Bervariasi Bervariasi 1 dalam 3000 – 3
dalam 10.000 kelahiran kelahiran.
Patofisiologi
Omphalocele terjadi terjadi bila
intestine gagal kembali kedalam
kedalam cavum abdomen pada 10
minggu kehamilan.
Komplikasi
1. Infeksi usus
2. Bereaksi dengan pengobatan atau obat anestesi
3. Masalah pernafasan atau gangguan pola nafas, karena
dapat menyebabkan menurunnya kerja organ
pernafasan.
4. Perdarahan
5. Resiko infeksi terhadap luka atau kurangnya perawatan
(strerilisasi)
6. Luka pada organ
7. Kesulitan bernafas (mungkin terjadi akibat pertambahan
tekanan pada abdomen, ketika omphalocel ditutup).
8. Peritonitis (radang pada selaput lambung)
9. Kelumpuhan sementara pada usus halus
Penatalaksanaan
1. Medik
Operasi dilakukan dengan memasukkan semua usus dan alat visera ke dalam
rongga abdomen Tindakan ini akan terjadi tekanan yg mendadak pada
paru, shg dapat menimbulkan ggn pernafasan, maka operasi biasanya
dilakukan penundaan sampai beberapa bulan
2. Keperawatan
Masalah keperawatan yg dpt terjadi adalah resiko infeksi, sebelum operasi
bila kantong belum pecah dapat dioleskan bethadine tiap hari & ditutup
kassa untuk mencegah infeksi. Operasi ditunda sampai beberapa bulan
atau menunggu terjadinya penebalan selaput yang menutupi kantongh
tersebut.
Pengertian
Hidrosefalus menggambarkan
keadaan peningkatan tekanan
intrakranial karena peningkatan
cairan cerebrospinal (CSF).
Pada bayi
Pembesaran kepala secara progresif
Bagian frontal tengkorak menonjol
Fontaneta tegang dan menonjol (khususnya yang tidak berdenyut)
Distensi vena superfisial kulit kepala
Transilominasi melalui tengkorak meningkat secara simetris
Mata turun ke bawah (sun set eyes)
Pada anak yang lebih besar
Sakit kepala di dahi, mual, dan muntah
Anoreksia
Kekakuan ekstremitas bawah
Pemeriksaan diagnostik
1. Lingkar kepala
2. CT-scan : identifikasi tempat obstruksi
3. MRI (Magnetik Resonanse Imaging)
Pembesaran ventrikel
4. Lumbal pungsi
Penatalaksanaan
Pada dasarnya ada tiga prinsip dalam pengobatan
hidrosefalus, yaitu :
1) Mengurangi produksi CSS.
2) Mempengaruhi hubungan antara tempat produksi
CSS dgn tempat absorbsi.
3) Pengeluaran likuor (CSS) kedalam organ
ekstrakranial.
Pasca operasi :
5. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d pembiusan pre op
6. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d pembiusan pre op
7. Resti kurang volume cairan b/d kehilangan cairan pre op
8. Resti perubahan orang tua b/d cemas
9. Resti infeksi b/d invasi bakteri dari tindakan pembedahan
10. Nyeri b/d trauma jaringan sekunder akibat operasi
Labioschizis/ Labiopalatoschizis
DEFINISI :
1. Unilateral Incomplete
Jika celah sumbing terjadi hanya disalah satu sisi bibir dan tidak
memanjang hingga ke hidung
2. Unilateral Complete
Jika celah sumbing yang terjadi hanya disalah satu sisi bibir dan memanjang
hingga ke hidung
3. Bilateral Complete
Jika celah sumbing terjadi di kedua sisi bibir dan memanjang hingga ke
hidung
PATOFISIOLOGI
Intervensi :
1. Kaji tingkat nyeri dengan skala (1-10)
2. Observasi aliran urine, catat ukuran dan tekanan
3. Monitor TTV
4. Hindari tekanan pada area operasi
5. Anjurkan untuk berbaring dalam posisi yang
memungkinkan otot menjadi relaks.
6. Beri kesempatan orang tua berada di dekat
anaknyaBerikan pengobatan seperti analgetik sesuai
program.
Diagnosa Keperawatan
Intervensi :
1. Observasi tanda-tanda vital.
2. Kaji tanda-tanda pada daerah operasi.
3. Jaga luka operasi tetap berusaha dan kering, hindari
kontaminasi dengan feces dan urin.
4. Jaga kebersihan kulit alat kelamin.
5. Gunakan teknik aseptik /antiaseptik dalam perawatan
luka dan kateter.
6. Berikan antibiotik sesuai program.
Deteksi Dini dan Penanganan
Kelainan Kongenital