Gametogenesis
Perjalanan Sperma
Melalui ejakulasi dikeluarkan 40-150 juta sperma yg berenang dengan cepat menuju TUBA FALOPI untuk membuahi ovum .
Sperma dapat mencapai ovum dalam waktu 30 menit.
Dapat bertahan hidup selama 48-72 jam.
Jumlah sperma yang dapat mendekati sel telur hanya berjumlah ratusan saja akibat adanya penghalang yg berada di dalam saluran
reproduksi wanita.
Proses Menstruasi
Menstruasi adalah pendarahan secara periodik dari uterus yg disertai pelepasan endometrium pd saat ovum tdk dibuahi. Pada umumnya, siklus
menstruasi ini terjadi setiap 28 hari.
Fase Menstruasi yaitu fase proliferasi (folikel), fase ovulasi (estrus), fase sekresi (luteal) dan fase menstruasi (haid)
1. Fase Proliferasi
Fase folikuler atau pra-ovulasi dimulai di hari pertama haid. Di hari pertama Anda haid, di saat itu pula hormon perangsang folikel (FSH)
mulai meningkat.
Fase Folikuler (FSH-LH)
Terjadi pertumbuhan folikel
Folikel primer-ovulasi
2. Fase Ovulasi
Pada saat mendekati fase ovulasi atau mendekati hari ke-14 terjadi perubahan produksi hormon. Produksi estrogen yang tinggi dapat
menghambat FSH dan memacu produksi LH. Akibatnya, sel telur menjadi matang dan memicu terjadinya ovulasi.
3. Fase Sekresi (Luteal)
Follikel yg telah melepaskan telur akan mengalami perubahan menjadi korpus luteum. Korpus luteum akan mensekresi hormone
progesterone yg berfungsi membuat endometrium menebal & kaya akan pembuluh darah
4. Fase Menstruasi
Fase ini dimulai ketika sel telur yang dikeluarkan ovarium dari siklus sebelumnya tidak dibuahi. Hal ini membuat kadar estrogen dan
progesteron turun. Siklus menstruasi : hari ke 1 perdarahan s/d sebelum menstruasi berikutnya.
Proses kehamilan
1. Ovulasi
2. Menuju tuba falopi
3. Koitus
4. Fertilisasi
5. Nidasi
Definisi
Konsepsi atau Fertilisasi merupakan penyatuan sperma dan sel telur (ovum)
FERTILISASI
Proses Fertilisasi
Fertilisasi (pembuahan) merupakan penggabungan 2 sel gamet yaitu ovum dan sperrmatoza membentuk zigot
Proses Fertilisasi
Fertilisasi (pembuahan) terjadi di dalam sistem reproduksi wanita fertilisasi internal (Terjadi di dalam tuba fallopi). Berlangsung sekitar 24 jam
Nidasi/ implantasi
Endometrium
Fungsi Plasenta
LIKUOR AMNII
Hormon Kehamilan
1. HCG
Hormon yg berada dlm darah dlm waktu beberapa minggu pasca konsepsi
Merupakan hormon yg dpt dideteksi dlm darah atau air seni setelah beberapa minggu
Diproduksi oleh sel sel pembentuk plasenta
2. HPL
Diproduksi plasenta -> kehamilan 2 minggu
3. Estrogen
Membentuk pembuluh darah baru utk menyalurkan nutrisi ke janin.
Membantu dlm pemberian nutrisi yg dibutuhkan janin utk berkembang.
Mendukung perkembangan janin.
Meningkatkan aliran darah dlm tubuh, termasuk aliran darah ke kulit, sehingga menimbulkan kesan glowing pd beberapa ibu hamil.
4. Oksitosin
Berperan dlm proses partus
Melenturkan leher rahim pd akhir kehamilan
Menstimulus payudara menghasilkan ASI
5. Prolaktin
Stimulus ASI
ADAPTASI KEHAMILAN
Proses Kehamilan
Proses yg alamiah
Mengupayakan kesejahteraan perempuan dan BBL
Fokus askep → preventif & promotif
Fokus utama → kesejahteran ibu dari kehamilan sampai nifas
Kehamilan
Persalinan
Nifas
BBL
Kesehatan remaja
Pranikah
Ibu/wanita dgn g3 reproduksi
Anak balita
Menopouse
Tanda Kehamilan
Sekumpulan tanda atau gejala yg timbul pd wanita hamil & terjadi akibat adanya perubahan fisiologi & psikologi pada masa kehamilan.
Perubahan – perubahan yg dirasakan oleh ibu (subyektif) yg timbul selama kehamilan.
Tanda-tanda kehamilan
1. Emesis
2. Sering berkemih
3. Amenorea
4. Kelelahan
5. Mammae membesar
6. Anoreksia
7. Obstipasi
8. Synkope
9. Varises
10. Pigmentasi kulit
Pemeriksaan dalam
Tanda hegar -> Konsisten rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak terutama daerah ismus
Tanda fiscaseek
Uterus mengalami pembesaran, kadang-kadang pembesaran tidak rata tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya
menyebabkan uterus membesar ke salah satu jurusan pembesaran
Tanda Chadwick
Hipervarkularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah, agak kebiru-biruan (livide). Warna porsio pun tampak livide, hal
ini di sebabkan oleh pengaruh hormon estrogen
Tanda Braxton Hicks
Bila uterus di rangsang akan mudah berkontraksi. Waktu palpasi atau pemeriksaan dalam uterus yang tadinya lunak akan menjadi keras
karna berkontraksi. Tanda ini khas untuk uterus dalam masa kehamilan
Tes Kehamilan
1. Tes darah
Dapat dilakukan 6 hari setelah fertilisasi
Dapat mendeteksi HCG lbh awal drpd urine
Tes darah ada 2→ kualitatif & kuantitatif
Deteksi TORCH, HIV/AIDS, Syphilis
Harga lebih mahal & lama
2. Tes Urine
Untuk mengetahui kadar HCG →test pack
Untuk mengetahui protein urine & darah lengkap
Tes HCG → 21 hari setelah penetrasi
Usia kehamilan
1. Rumus
Tahun tetap
Bulan +9
Tanggal +7
2. rumus 2
Tahun +1
Bulan -3
Tanggal +7
Contoh : Seorang wanita dengan HPHT 12 November 2020. tentukan taksiran persalinannya?
Jawab : 12+7 = 19
11-3 = 8
2020+1 = 2021
Adaptasi Kehamilan
Adaptasi Fisiologis
Adaptasi Psikologis
Adaptasi Fisiologis
Sistem Reproduksi
Sistem Kardiovaskuler
Sistem Respirasi
Sistem Gastrointerstinal
Sistem Renal
Sistem Endokrin
Sistem Integumen
Sistem Metobolik
Sistem Reproduksi
1. Uterus
Pembesaran uterus →Estrogen &progesteron meningkat
Peningkatan vaskularisasi & dilatasi PD
Hiperplasia & hipertropi
Perubahan berat, bentuk & posisi
Dinding otot menguat & lebih elastis
2. Vagina & vulva
Hormon kehamilan→memproduksi mukosa vagina yg tebal, hipertropi otot polos
Peningkatan vaskularisasi →tanda chadwich (mg ke 6-8)
pH lebih asam → lebih rentan infeksi
Eksterna vulva membear
3. Payudara
Rasa penuh, peningkatan sensitivitas, rasa geli, & rasa berat di payudara →mg ke 6
Putting susu & areola lebih berpigmen, merah muda sekunder pd areola & putting susu lebih erek
Hipertropi kelenjer minyak di areola : dapat terlihat di sekitar putting susu.
PD dibawah kulit payudara berdilatasi
Stria terlihat diluar payudara
Trimester ke 2 & ke 3 pembesaran payudara progresif
Laktasi terjadi apabila kadar estrogen menurun, saat janin & plasenta lahir
Kolostrum : aterm
Adaptasi Psikologis
Perubahan Emosional
Libido menurun
Perubahan suasana hati
Depresi-> 12% aborsi
Khawatir
1. Fase Pre Quickening (sebelum ada pergerakan janin yang dirasakan ibu)
2. Postquickening (setelah ada pergerakan janin yangdirasakan ibu)
1. Fase pre quickening
Mengevaluasi segala aspek yg elah terjadi selama hamil
Menganalisa dan mengevaluasi kembali segala hubungan interpersonal
2. Fase post quickening
Identitas keibuan semakin jelas
Fokus pd kehamilannya.
Pergerakan bayi membantu ibu membangun konsep bahwa bayinya adalah makhluk hidup yg terpisah dari dirinya fokus pada
bayinya
3. Perubahan psikologi
Rasa Khawatir khawatir partus sewaktu-waktu
Perubahan Emosional
Keinginan utk Berhubungan seksual.
Peran Perawat
1. Mengidentifikasi penyimpangan yg aktual & potensial terhadap adaptasi normal supaya pengobatan dapat dimulai
2. Membantu ibu memahami perubahan anatomi & fisiologi selama masa hamil
3. Menghilangkan kecemasan ibu & keluarga, pengetahuan kurang
4. Memberikan penyuluhan kepada ibu & keluarga tentang tanda & gejala yg harus dilaporkan
Perubahan Fisiologis
Sistem Reproduksi
Sistem Kardiovaskuler
Sistem Respirasi
Sistem Gastrointerstinal
Sistem Renal
Sistem Endokrin
Sistem Integumen
Sistem Metabolik
Sistem Muskuloskeletal
1. Sistem Reproduksi
Uterus
Trimester I
Pembesaran uterus →Estrogen & progesteron meningkat
Peningkatan vaskularisasi & dilatasi PD
Hiperplasia & hipertropi
Dinding otot menguat & lbh elastis
Trimester II
Kehamilan 16 minggu uteri diisi ruang amnion
Perubahan berat, bentuk & posisi
Trimester III
Kehamilan 40 minggu berat uterus 1000 gr, panjang 20 cm & dinding 2,5 cm
Ovarium
Awal kehamilan korpus luteum graviditatum berdiameter 3 cm→ mengecil setelah plasenta terbentuk
Korpus mensekresi hormon estrogen & progesteron
Vagina & vulva
Hormon kehamilan→memproduksi mukosa vagina yg tebal, hipertropi otot polos
Peningkatan vaskularisasi → tanda chadwich (mg ke 6- 8)
pH lebih asam (6,5) → lebih rentan infeksi
Eksterna vulva membesar
Serviks
Portio berwarna livide → tanda chadwick
Portio melunak → tanda goodel
Peningkatan aliran drh & limfe mengakibatkan oedema & kongesti panggul
Payudara
Trimester I
Rasa penuh, peningkatan sensitivitas, rasa geli, & rasa berat di payudara → mg ke 6
Putting susu & areola lebih berpigmen, merah muda sekunder pd areola & putting susu lebih erek
Hipertropi kelenjer minyak di areola :dapat terlihat di sekitar putting susu.
PD di bawah kulit payudara berdilatasi
Terbentuk lemak di sekitar alveolus2 sehingga payudara lebih besar
Trimester II
Kehamilan 12 minggu ke atas keluar cairan putih agak jernih → kolostrum
Trimester III
Laktasi terjadi apabila kadar estrogen menurun, saat janin & plasenta lahir
Kolostrum → aterm
2. SISTEM KARDIOVASKULER
a. Hemodilusi : volume darah akan bertambah besar → sekitar 25% (puncak kehamilan 32 minggu)
b. Kardiak output → 30 %
Peningkatan volume drh bersamaan dgn distensi pd vena & tekanan uterus → edema pd kaki, vulva & saluran anal
Resiko varises & hemoroid
c. Hb 10 mg/dL krn hemodilusi (plasma bertambah)
d. Leukosit bertambah
e. Eritrosit meningkat → utk memenuhi transport O2
3. SISTEM RESPIRASI
Terdapat desakan diafragma krn dorongan uterus yg membesar
Frekuensi nafas bumil meningkat → 20-25% (hiperventilasi)
Kebutuhan oksigen meningkat
Kapasitas vital paru2 meningkat
Dyspneu & nafas pendek
4. GASTROINTERSTINAL
Ginggivitis → aliran drh ke mulut meningkat (gusi rapuh)
Estrogen asam lambung→hipersaliva, heartburn, nausea (morning sickness)
Progesteron → gerakan usus (peristaltik) meningkat → obstipasi
Kebutuhan Ca & Fe meningkat
5. SISTEM URINARIA
Awal kehamilan : Pengaruh desakan uterus →menekan vesika urinaria → frek. berkemih meningkat
Akhir kehamilan : kepala janin turun PAP → frek. berkemih semakin sering
6. SISTEM ENDOKRIN
Kelenjar Tiroid
Paratiroid mengontrol metabolik Ca & Vit D
Prolaktin serum mulai meningkat pd trimester 1 & meningkat scr progresif sampai aterm
Aldosteron mempertahankan natrium & kalium
Hormonal
→ ESTROGEN : Menyebabkan pertumbuhan baik ukuran maupun jumlah sel2
→ PROGESTERON : Peningkatan sekresi, mengendurkan (relaksasi) otot otot polos
→ HCG : Perkembangan janin
→ HPL : Menyiapkan nutrsi utk janin & merangsang kelenjar susu di payudara
→ Oksitosin : Membantu proses melahirkan & produksi ASI
7. SISTEM INTEGUMEN
a. Peningkatan ketebalan kulit & lemak subdermal
b. Hormon MSH (Melanophore Stimulating Hormon) → hiperpigmentasi
Wajah : cloasma gravidarum
Perut : linea nigra
c. Pembesaran uterus menyebabkan robeknya serabut elastik di bawah kulit → striae gravidarum.
8. SISTEM MUSKULOSKELETAL
Peningkatan hormon-hormon → jar ikat lemah, persendian tidak seimbang
Perubahan fisik : Peregangan otot & Perlunakan ligamentum
Lordosis → sbg kompensasi dr pembesaran uterus ke posisi anterior
Persendian panggul terasa agak longgar → krn ligamen melunak
9. SISTEM METABOLIK
a. Kebutuhan kalori didapat dr karbohidrat, lemak & protein
b. Kebutuhan zat mineral utk bumil :
Ka → 30-40 gr utk pembentukan tulang janin
Fe → 30-50 mg/hari
Air
c. BMR naik 15-20% di trimester 3
d. Kebutuhan protein meningkat
e. Kolesterol meningkat
Definisi Nutrisi
Nutrisi a/ ikatan kimia yg diperlukan tubuh utk melakukan fungsinya → menghasilkan energi/kalori
Nutrisi a/ substansi organik yg dibutuhkan organisme utk melaksanakan fungsi normal sistem tubuh → pertumbuhan & pemeliharaan
kesehatan
Nutrisi dgn gizi seimbang ibu hamil a/ keadaan keseimbangan antara zat gizi yg diperlukan oleh ibu hamil utk kesehatan ibu &
perkembangan janin
Menurunkan resiko burukkesehatan bagi ibu dan janin
Gizi/nutrisi ibu hamil kondisinya sama dgn pengaturan gizi mengenai pola makan yg sehat
Nutrisi Bumil -> Gizi Seimbang -> Jenis & jumlah, Beragam, Perilaku bersih, Pantau BB normal
Hasil kehamilan yg baik → tergantung status nutrisi ibu sebelum & selama hamil
Perawat → penting mengetahui ttg kebutuhan nutrisi bumil & memberikan askep utk memenuhi kebutuhan nutrisi
→ Susunan pangan sehari2 yg mengandung zat gizi dlm jenis & jumlah yg sesuai dgn kebutuhan tubuh, keanekaragaman pangan, aktifitas fisik,
perilaku bersih, memantau BB
Lingkungan
Usia
Status sosial ekonomi
Pendidikan
Wanita thp makanan
Status kesehatan
Adolescens/ remaja
Jarak anak
Penghasilan rendah
Underweight
Mual muntah
Merokok, alkohol dan obat-obatan
1. Mengonsumsi aneka ragam pangan lebih banyak berguna untuk memenuhi kebutuhan energi, protein dan vitamin serta mineral sebagai
pemeliharaan, pertumbuhan dan perkembangan janin serta cadangan selama masa menyusui
2. Membatasi makan makanan yang mengandung garam tinggi untuk mencegah hipertensi karena meningkatkan risiko kematian janin,
terlepasnya plasenta, serta gangguan pertumbuhan
3. Minum air putih lebih banyak mendukung sirkulasi janin, produksi cairan amnion dan meningkatnya volume darah, mengatur
keseimbangan asam basa tubuh dan mengatur suhu tubuh. Asupan cairan minum hamil sekitar 2-3 liter perhari/ 8-12 gelas sehari
4. Membatasi minum kopi, kandungan kafein dalam kopi meningkatkan buang air kecil yang berakibat dehidrasi, tekanan darah meningkat
dan detak jantung meningkat. Paling banyak 2 cangkir kopi/ hari
Karbohidrat
Protein
Vitamin
Mineral
Asam Folat
Seng
Karbohidrat
Protein
Vitamin
Asam Folat
Kalsium
Mempertahankan kepadatan tulang & gigi, sekresi hormon, penghantar sinya saraf
Mencegah osteoporosis ibu hamil
Kebutuhan kalsium 1000 mg/hari
Contoh : susu, keju, kedelai, sayuran hijau
Zat besi
Pembentukan hemoglogin
Kekurangan → prematur, anemia,BBLR, kelemahan fisik bumil
Kebutuhan → 30 mg/hari
Contoh : daging sapi, ikan, kacang- kacangan, almond, sereal
FREKUENSI MAKAN
Sajian Sekali Makan
Kecukupan gizi selama hamil dpt dipantau melalui parameter keadaan kesehatan ibu & berat lahir
Berat badan rendah sebelum konsepsi serta pertambahan berat yg tdk adekuat merupakan penilaian langsung utk memperkirakan laju
pertumbuhan janin
Kecukupan gizi selama kehamilan → utk tumbuh kembang janin maupun aktifitas ibu
Fetus
Bayi→ 3-4 kg
Plasenta→ 0,5-1 kg
Uterus→ 0,5-1 kg
Amnion→ 1 kg
Maternal
Payudara→ 3-4 kg
Darah→ 0,5-1,5 kg
Definisi
ANC merupakan perawatan yang diberikan oleh profesional perawatan kesehatan yang terampil kepada ibu hamil dan remaja perempuan
untuk memastikan kondisi kesehatan terbaik bagi ibu dan bayi selama masa kehamilan.(WHO, 2016)
WHO mengharapkan setiap wanita hamil dan bayi baru lahir menerima pelayanan berkualitas selama masa kehamilan, persalinan dan setelah
melahirkan
1. Mengurangi prematuritas
2. Mempertahankan kesehatan optimal bayi/janin
3. Mengurangi kematian neonatal
4. Memastikan tumbuh kembang bayi
5. Mendeteksi ketidaknormalan pertumbuhan bayi
Sasaran ANC
Ibu hamil
Suami
Keluarga
Masyarakat
Trimester I
Jumlah kunjungan minimal 1x
Waktu kunjungan yang dianjurkan sebelum minggu ke 16
Trimester II
1x
Antara minggu ke 24-28
Trimester III
2x
Antara minggu ke 30-32 dan antara minggu ke 36-38
Timbang BB
Pengukuran LILA -> BBLR
Pemeriksaan TTV -> preeklamsi
Palpasi abdominal
Ukur TFU
Imunisasi TT
Pemeriksaan HB
Pemberian tablet zat besi
Pemeriksaan urine
Edukasi self-care
Diskusi rencana persalinan
1. Berat Badan
Nutrisi
Personal Hygiene
Aktifitas fisik
Istirahat
Persiapan melahirkan
Pemberian ASI
Kesiapan komplikasi
Senam hamil
Aktifitas seksual
Sumplemen
Waktu dan jarak kehamilan
Merokok/alkohol
1. Pengkajian
a. Identitas
b. Riwayat haid
c. Riwayat perkawinan
d. Riwayat kehamilan sebelumnya
e. Riwayat persalinan sebelumnya
f. Riwayat nifas
g. Riwayat KB
h. Riwayat psikososial
i. Kebutuhan dasar khusus
j. Pemeriksaan
Pemeriksaan umum; kesadaran, kelainan bentuk tubuh, vital sign
Pemeriksaan fisik ; head to toe (inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi)
Manuver Leopold
Leopold adalah salah satu pemeriksaan pd ANC dengan metode palpasi untuk memperkirakan posisi dan presentasi janin dalam rahim
pada Trimester III kehamilan.
Leopold terdiri dari I s/d IV
Persiapan sebelum melakukan manuver Leopold
a. Cuci tangan
b. Jelaskan langkah-langkah pada pasien
c. Minta persetujuan
d. Anjurkan ibu untuk BAK
e. Atur privasi pasien
f. Siapkan peralatan : pita ukur, dopples, dan gel ultrasonik
g. Posisikan pasien supinasi, kepala tempat tidur 15°
Leopold I
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang terdapat pada fundus uterus dan usia kehamilan
Teknik : posisikan ibu tidur terlentang, perawat berada disebelah kanan ibu dan menghadap ke ibu, lalu kedua telapak tangan
menulusuri sampai ke fundus uteri
LEOPOLD I
Jika terasa bulat, keras, mudah digerakkan, maka bagian itu adalah kepala janin.
Jika terasa lembut, agak melenting, maka bagian itu adalah bokong janin.
Jika bagian fundus itu teraba memanjang dan keras maka bagian itu adalah punggung janin
Jika bagian fundus itu teraba bagian–bagian kecil, maka bagian itu adalah ekstremitas
Leopold II
Bertujuan untuk mengetahui letak punggung janin dan bagian terkecil janin
Teknik : telapak tangan sebelah kiri menekan perut ibu sebelah kiri, lalu telapak tangan sebelah kanan meraba perut sebelah kanan
untuk mengetahui letak punggung janin dengan merasakan rata seperti papan
LEOPOLD II
Jika pada saat mempalpasi anda merasakan bulat, keras, mudah digerakkan, maka bagian itu adalah kepala janin
Jika anda merasakan lembut, agak melenting, maka bagian itu adalah bokong janin.
Jika bagian kanan atau kiri uterus itu teraba memanjang dan keras maka bagian itu adalah punggung janin.
Jika bagian kanan atau kiri itu teraba bagian–bagian kecil, maka bagian itu adalah ekstremitas janin.
Leopold III
Bertujuan untuk mengetahui bagian terendah janin, apakah kepala atau bokong
Teknik : tangan kiri berada di tinggi fundus uteri, tangan kanan berada di atas simpisis. kalau teraba bulat dan bisa dilentingkan berarti
kepala sudah di bawah, tapi jika teraba lunak dan tidak bisa dilentingkan berarti bokong.
Leopold IV
Bertujuan untuk mengetahui apakah kepala janin sudah memasuki pintu atas panggul (PAP)
Teknik : posisi perawat menghadap ke kaki ibu, lalu kedua telapak tangan menulusuri sampai ke atas simpisis, jika kedua tangan bertemu
berarti kepala janin belum memasuki rongga panggul, jika kedua tangan tidak dapat bertemu berarti kepala janin sudah memasuki
rongga panggul
2. Diagnosa Keperawatan
Trimester I
Perubahan nutrisi (resiko) kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake ouput inadekuat
Trimester II
Ketidaknyamanan pola nafas b/d pergeseran diafragma karena pembesaran uterus
Trimester III
Gangguan eliminasi urine b/d uterus membesar dan renal blood flow menurun
3. Intervensi
Dx : Perubahan nutrisi (resiko) kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake ouput inadekuat
Intervensi:
Timbang BB
Tentukan kebiasaan asupan nutrisi
Pantau kadar HB
Tes urine
Berikan pendidikan kesehatan
dll
4. Implementasi
5. Evaluasi
Askep maternitas
Suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yg dapat hidup di dunia luar dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain
Proses pengeluaran bayi, plasenta & selaput ketuban dari uterus ibu
1. Persalinan Spontan : berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri melalui jalan lahir
2. Persalinan Buatan : persalinan dengan tenaga dari luar -> ekstraksi forceps, vakum dan sectio sesarea
3. Persalinan Anjuran : bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan pemberian rangsang-> pemecahan
ketuban, pitocin/ prostaglandin
1. Abortus
2. Prematurus
3. Matures / aterm
4. Postmaturus
Abortus → proses kehamilan sebelum janin dapat hidup (viable), BB <1000 gr, usia kehamilan < 28 minggu
Prematurus →persalinan dari hasil konsepsi pada umur kehamilan 28-37 minggu, janin dapat hidup, BB 1000-2500 gr
Matures → partus pada umur kehamilan 37-42 minggu, BB > 2500 gr
Postmaturus →persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih dari waktu partus yang ditaksir, > 42 minggu
1. Teori penurunan hormon. 1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Progesteron
bekerja sebagai penenang otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar
progesteron turun.
2. Teori plasenta menjadi tua. Teori plasenta menjadi tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang menyebabkan
kekejangan pembuluh darah, hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim
3. Teori distensi rahim. Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot-otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi
utero- plasenter
4. Teori iritasi mekanik. Dibelakang serviks terletak ganglion servikale (fleksus frankenhauser). Bila ini digeser dan di tekan, misalnya oleh
kepala janin, akan timbul kontraksi rahim
5. Induksi partus. Amniotomi adalah pemecahan ketuban. Oksitosin drips adalah pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus
Lightening/ dropping
Perut tampak melebar dan fundus uteri turun
Polakisuria
False labor pain
Bloody show
1. Power
2. Passenger
3. Passageway
4. Psicosocial influence
1. Power (tenaga/ kekuatan)
His →kontraksi uterus, kontraksi otot dinding perut, kontraksi diafragma perlvis & retraksi uterus
Kontraksi → sifatnya involunter dikendalikan sistem saraf simpatik & dipengaruhi endokrin
Retraksi → pemendekan otot2 rahim setelah kontraksi
Tenaga kedua→ otot2 perut & diafragma untuk mendorong bayi keluar
2. Passanger (janin)
Kepala janin & ukuran-ukurannya →bagian yg paling besar & keras dr janin yaitu kepala
a. Ukuran kepala janin
Tengkorak janin terdiri dari:
2 tulang parietal
2 tulang temporal
1 tulang frontal
1 tulang oksipetal
Sutura
Fontanela
Contoh: Kepala janin saat intranatal akan mengalami molding
b. Posisi janin
Fetal lie
Yaitu posisi janin terhadap bidang aksis ibu
Contoh: Fetal atitude yaitu derajat fleksi janin selama persalinan
c. Presentase janin
Kala I (Pembukaan )
Kala II (Pengeluaran Bayi)
Kala III (Pengeluaran Uri)
Kala IV (Observasi)
Kala l pembukaan
Bagian terbawah janin (pada persalinan normal : kepala) turun sampai dasar panggul.
Ibu timbul perasaan / refleks ingin mengejan yang makin berat.
Perineum meregang dan anus membuka (hemoroid fisiologik)
Lama Kala II (Kala Pengeluran Janin) :
o Primi 1 - 2 Jam
o Multi ½ - 1 Jam
PERSALINAN
Definisi
Persalinan normal adalah peristiwa lahirnya bayi cukup bulan/aterm serta plasenta pervaginam tanpa komplikasi
Mekanisme persalinan normal adalah rentetan gerakan pasif janin pada saat persalinan berupa penyesuaian bagian terendah
(kepala) janin terhadap jalan lahir atau panggul pada saat melewati jalan lahir
Mekanisme persalinan
Dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap & berakhir dengan lahirnya plasenta.
Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta dari insersi pd dinding uterus, serta pengeluaran plasenta dari kavum uteri.
Pelepasan plasenta terjadi karena perlekatan plasenta di dinding uterus adalah bersifat adhesi, sehingga pd saat kontraksi mudah lepas
dan berdarah.
Plasenta lepas spontan 5-15 menit setelah bayi lahir
Kala IV (observasi)
Ruptur perineum
Ruptur perineum tingkat I: robek hanya selaput lendir dan kulit
Ruptur perineum tingkat II: robek selaput lendir, kulit, dan otot perineum
Ruptur perineum tingkat III (ruptur perineum totalis/completa): robek selaput lendir, kulit, otot perineum, dan spincter ani
Ruptur perineum tingkat IV: mengenai selaput mukosa vagina, otot perineum, spincter ani hingga otot rectum anterior
Masalah terbesar yang terjadi di Indonesia adalah angka kematian dan kesakitan pada wanita hamil. Diperkirakan 15% kematian dapat
mengalami risiko tinggi dan komplikasi obstetri. (Kemenkes RI 2014)
Masalah kesehatan yang terjadi dalam masa kehamilan dapat beresiko menimbulkan kematian bagi ibu dan janin (WHO 2004)
Indonesia merupakan negara dengan angka kematian ibu tertinggi di Asia tenggara. Angka kematian ibu menurut definisi who adalah kematian
selama masa kehamilan karena sebab yang berhubungan dengan kehamilan dari 100.000 kelahiran hidup
Direct obstetric death: preeklamsi atau eklamsi, pendarahan, infeksi, emboli ketuban
Indirect obstetric death : penyakit jantung, ginjal, DM dan lain-lain
Non obstetric: kecelakaan
1. Mola hidatidosa
2. Anemia in pregnancy
3. Torch infection
4. Hiperemesis gravidarum
5. Preeklamsi
6. Hypertension
7. Ectopic pregnancy
KEMATIAN PERINATAL
1. Infeksi
2. Asfiksia neonatorum
3. Trauma
4. Cacat bawaan
5. Prematuritas
6. Immaturitas
1. High risk mother: pendidikan, parietas, ANC kurang, unwanted pregnancy dan hasil risiko tinggi
2. High risk infant: asfiksia, infeksi neonatal, trauma kelahiran dan cacat kongenital
ANEMIA
Anemia merupakan kondisi dengan konsentrasi hemoglobin atau HB kurang dari 11 gram/ dl (WHO 2018)
Data global menunjukkan bahwa 56% ibu hamil di negara berpenghasilan rendah dan menengah (Black at Al 2013)
Kadar O2 dalam darah yang akan mempengaruhi kemampuan rahim untuk berkontraksi dan risiko terjadinya pendarahan ibu (Herawati
dan selanty 2017)
Indonesia sebanyak 48,9% ibu hamil menderita anemia dan 40% ibu usia subur juga menderita anemia (Riskesdas 2018)
1. Patigue: kelelahan
2. Headache: sakit kepala
3. Yellowish skin: kulit kekuningan
4. Irregular heartbeats: detak jantung tidak teratur
5. Chest pain: nyeri dada
6. Cold hands: tangan dingin
7. Dizziness: pusing
8. Leg cramps: kram kaki
9. Insomnia: sulit tidur
Treatment
Benar:
Salah:
Yogurt
Susu
Keju
Telur
Kopi
Teh
HIPERTENSI
Penyebab signifikan morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal
Hipertensi dalam kehamilan: tekanan darah >= 140/90. Ini mempengaruhi 10% -15% kehamilan (August 2019)
1. Hipertensi ringan 140- 149/90- 99 mmHg
2. Hipertensi sedang 150- 159/100- 109 mmHg
3. Hipertensi berat >= 160 mmhg dan atau DBP >= 110 mmHg
(Benstein ET al 2017)
1. Hipertensi kronik didiagnosis sebelum kehamilan atau sebelum usia kehamilan 20 Minggu
2. Hipertensi gestasional muncul setelah usia kehamilan 20 Minggu
3. Preeklamsia didiagnosis setelah 20 Minggu kehamilan dan dapat ditumpangkan pada hipertensi kronik
Treatment: antihipertensi diindikasikan pada semua dari tiga kategori yang disebutkan di atas untuk mempertahankan tekanan darah dalam
kisaran 110- 140/80- 85. Pengobatan dimulai untuk BP >=140/90 sementara perawatan mendesak dan rawat inap diindikasikan untuk BP >=
160/110
PREEKLAMSIA
Preeklamsia adalah gangguan hipertensi yang terjadi pada usia kehamilan > 20 Minggu yang ditandai dengan meningkatnya BP >=140/90 mmhg
disertai dengan edema dan proteinuria (Faiqoh 2014)
Preeklamsia ringan: BP >=140/90 mmhg, BB> 1 kg/minggu, edema extremitas dan wajah
Preeklamsia berat: BP >=160/110 mmhg, edema paru serta sianosis, gangguan cerebral, gangguan visus dan nyeri epigastrum
1. Faktor genetik
2. Masalah nutrisi
3. Gangguan autoimun
4. Sedang hamil dengan banyak janin
5. Hamil saat usia kurang 20 tahun dan lebih 35 tahun
6. Riwayat tekanan hipertensi
7. Riwayat diabetes
Komplikasi
Bagi ibu: eklampsia, penyakit kardiovaskular, kegagalan organ, gangguan pembekuan darah, solusio plasenta dan stroke hemoragik
Bagi janin: prematuritas, kematian janin, terhambatnya pertumbuhan janin, asfiksia neonatorum
Treatment
MOLA HIDATIDOSA
Kehamilan mola adalah penyakit trofoblas gestasional atau GTD yang berasal dari plasenta dan bermetastasis (ghahasemzaden 7 kang
2021)
Uterus melunak, tidak adanya janin, cavum uteri hanya terisi oleh jaringan seperti rangkaian buah anggur (Saifudin 2009)
Mola komplit dan mola parsial
1. Faktor ovum
2. Infeksi
3. Sosioekonomi yang rendah
4. Paritas tinggi
5. Kekurangan protein
KEHAMILAN EKTOPIK
Sel telur yang telah dibuahi tertanam di luar cavum uteri/menempel pada dinding uterus yang abnormal (mummert dan glukoli 2020)
Penyebab tingginya angka mortalitas dan morbiditas
Sering berlokasi di tuba, jarang terjadi implantasi pada ovarium, rongga perut, kanalis serviklis uteri (Sarwono prawiroharjo 2005)
Etiologi
Faktor tuba yaitu perlekatan tuba, kelainan kongenital tuba, endometriosis, tumor yang mengubah bentuk tuba
Kelainan zigot yaitu kelainan kromosom dan malformasi
Faktor ovarium yaitu miografi luar ovum dan pembesaran ovarium
Faktor lain: aborsi tuba dan pemakaian IUD
Menstruasi abnormal
Abdomen dan pelvis yang lunak dan nyeri pada palpasi
Penurunan tekanan darah
Perubahan pada uterus yang dapat terdorong ke satu sisi oleh massa kehamilan
Kolaps dan kelelahan
Pucat
Nyeri bahu dan leher ( iritasi diafragma)
Gangguan urinaria
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Keluhan mual dan muntah hebat lebih dari 10 kali sehari dalam masa kehamilan
Menyebabkan kekurangan cairan, penurunan berat badan atau gangguan elektrolit sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari dan
membahayakan janin dalam kandungan (Kadir 2019)
Faktor penyebab
Faktor predisposisi: primigravida, overdistensi rahim (hidramnion, kehamilan ganda, estrogen dan HCG tinggi, mola hidatidosa)
Perubahan metabolik akibat hamil, resistensi yang menurun dari pihak ibu dan alergi
Faktor psikologis: rumah tangga yang retak, hamil yang tidak diinginkan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap
tanggung jawab sebagai ibu dan kehilangan pekerjaan
Sakit kepala
Konstipasi
Sangat sensitif terhadap bau
Produksi air liur berlebihan
Inkontinensia urine
Jantung berdebar
Definisi
Masa nifas adalah masa pulih kembali dimulai setelah kelahiran plasenta berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum kehamilan
Lama masa nifas yaitu 6- 8 Minggu
Peran perawat yaitu menjaga hubungan dengan ibu dan bayi sejak persalinan hingga pemeriksaan 4- 6 minggu post partum
Pemberian asuhan secara menyeluruh tidak hanya pada ibu nifas tetapi juga pada bayi keluarga dan masyarakat di sekitar ibu nifas
Merupakan kelanjutan asuhan dari rumah sakit atau pelayanan kesehatan lainnya
1. Puerperium dini yaitu pemulihan di mana Ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan (0- 24 jam pp)
2. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genital (1- 7 hari pp)
3. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan
mempunyai komplikasi (1- 6 minggu pp)
1. Perubahan fisik
2. Involutio uteri
3. Pengeluaran Lochia
4. Laktasi
5. Perubahan peran
6. Perubahan psikologis
Peran perawat
Perubahan fisik
Rasa kram dan mules pada perut bawah akibat involusi uteri
Keluarnya sisa-sisa darah dari vagina atau lochia
Kelelahan karena proses melahirkan
Pembentukan ASI sehingga volume payudara membesar
Kesulitan bab dan bak
Gangguan otot yaitu paha, dada, perut, panggul dan bokong
Perlukaan jalan lahir (lecet atau jahitan)
Jenis-jenis lochia
1. Lochia rubra (cruenta): berisi darah segar sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, vernix caseosa, lanugo dan meconium, selama 1-2 hari
pp
2. Lochia sanguinolenta: warnanya merah kecoklatan berisi darah dan lendir terjadi pada hari ke 3- 7 pp
3. Lochia serosa: berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi pada hari ke 7- 14 pp
4. Lochia alba: cairan putih yang terjadi pada hari setelah 2 minggu pp
Lochia parulenta terjadi karena infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk
Lochiaotosis: Lochia tidak lancar keluarnya
Perubahan uterus
Proses involusi yaitu kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah melahirkan dan segera setelah plasenta keluar
Tinggi fundus berkurang 1- 2 cm setiap hari
After pain yaitu nyeri pasca melahirkan 3- 4 hari pp
Perubahan serviks
Perubahan abdomen
Saluran kemih kembali normal dalam waktu 2 - 8 Minggu, tergantung pada keadaan/status sebelum persalinan lamanya kasus kala 2
dilalui dan besarnya tekanan kepala yang menekan saat persalinan
Diuresis pascapartum
-->Jika kandung kemih penuh dan sulit BAB sebaiknya dilakukan kateterisasi
Penurunan melanin yaitu hiperpigmentasi pada areola dan linea setelah melahirkan
Perubahan pembuluh darah yang tampak pada kulit menghilang pada saat estrogen menurun
Emosi
Adaptasi psikologis
1. Talking in ( menerima)
Terjadi hari 1 dan 2 pasca partum
Ibu membicarakan pengalaman melahirkan secara berulang-ulang
Merupakan periode ketergantungan dan fokus perhatian Ibu terutama pada dirinya sendiri
Waktu refleksi bagi ibu cenderung pasif
Membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
Penyebab: mengalami ketidaknyamanan fisik setelah melahirkan misalnya nyeri perineum dan hemoroid serta after pain
2. Taking hold
Terjadi hari 3- 10 pasca partum
Ibu lebih berkonsentrasi pada kemampuannya menerima tanggung jawab sepenuhnya terhadap perawatan bayi
Dapat mengambil keputusan
Ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi
Reinforcement positif dapat diberikan pada Ibu supaya dapat meningkatkan kemampuannya dalam merawat bayi
3. Letting go
Terjadi hari >10 pasca partum
Fase ini menerima tanggung jawab akan perannya
Sudah beradaptasi dengan bayinya
Merasa percaya diri untuk merawat bayinya
ADAPTASI LAIN
1. Abandonment merupakan perasaan tidak berarti dan dikesampingkan, orang di sekitar akan lebih memberi perhatian pada bayi
2. Dissappoinment merupakan perasaan kecewa terhadap kondisi baik karena tidak sesuai yang diharapkan saat hamil misalnya bentuk fisik
-> warna kulit rambut dan lain-lain
Ambulasi
Kebersihan diri/perineum
Seksual
Senam nifas
Ovarium
Kongenital: absen atau kegagalan terbentuknya normal ovarium (jarang) umumnya akibat abdomen abnormalitas kromosomal
1. Ooforitis
Virus
Infeksi kuman lain: bakteri gonorrhea (transmisi infeksi seksual)
PID ( pelvis inflamatory diase
2. Cyst ovary
Ovarian bisa tumbuh pada segala masa usia
95% jinak
3. Polycystic ovary syndrome
Jarang ditemukan
Diduga akibat gangguan stimulasi hormonal yang abnormal
Amenorea
Infertilitas
4. Cancar ovary
Timbul pada usia lebih 50 tahun
3 kali pada wanita yang tidak pernah hamil
Kegagalan ovarium
Asimpotamis
Ovarium berhenti berfungsi
Tuba Fallopi
1. Salfinitis
Inflamasi tuba Fallopi
Umumnya mengikuti suatu infeksi bakterial
Menimbulkan 15% kasus infertilisasi
2. Ectopic pregnancy
Umumnya terjadi di tuba Fallopi
Terhambatnya transportasi ovum yang berterfertilisasi sepanjang jalur tuba
Impkantasi di dinding tuba
3. Adnexitis
Inflamasi dari ovarium dan tuba Fallopi serta jaringan sekitarnya
Infeksi organisme: neisseria gonorhoeaem chlamydia
Vulva
1. Pruritus vulvae
Rasa gatal pada vagina akibat: alergi zat kimiawi, kadar estrogen rendah pada manusia dan infeksi
2. Vaginal discharge
Gatal pada vagina dan vulva akibat: jamur candidiasis (lendir kental putih), parasit trichhomonas (lendir hijau kuning), pada anak
premenstrual bisa akibat infeksi/benda asing
3. Vaginal bleeding
Di luar masa haid perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut: infeksi, vaginal wall dan tumor bening/malignant
4. Vaginal prolaps
5. Vaginitis
Peradangan pada wanita yang ditandai dengan rasa gatal: keputihan, gatal pada vagina atau sekitarnya, kemerahan, nyeri saat bak dan
flek/perdarahan
Uterus
1. Endometriasis
Endometriasis adalah kondisi dimana terjadi pertumbuhan jaringan yang mirip dengan endometrium dan yang terjadi diluar kavum uteri
Penyebab :
Retrograde menstruation/berbalik arah
Gangguan imun
Perubahan sel peritonium
Perpindahan sel endometrium
Faktor risiko
Berusia antara 25 sampai 40 tahun
Riwayat endometriosis-> keluarga
Belum pernah melahirkan
Mengalami kelainan rahim
Menderita kondisi tertentu yang dapat menghalangi jalur darah menstruasi
Mengonsumsi minuman beralkohol
Mulai menstruasi pada usia yang terlalu muda
Siklus menstruasi yang singkat misalnya kurang dari 27 hari
Mengalami menopause pada usia yang lebih tua dari batas normal
Gejala
Merasakan sakit saat menstruasi padahal sebelumnya tidak pernah
Aktivitas sehari-hari terganggu dengan rasa sakit
Merasakan sakit saat berhubungan seks
Sakit saat buang air kecil, terdapat darah pada urine, atau tidak dapat mengendalikan aliran urine
Mempunyai masalah kesuburan
2. Myoma uteri / fibroma
Neoplasma jinak dari otot polos dan jaringan ikat uterus
Usia 35 tahun keatas (25%)
Jarang dikeluhkan
Penyebab infertil dan abortus
Terapi: operatif
3. Carcinola uteri
Usia 45- 50 tahun
Gejala klinis: keputihan perdarahan setelah senggama, berbau busuk, anemia dan nyeri
Terapi: kemoterapi dan operatif
Gangguan menstruasi
Gangguan haid
Perut membuncit
Cemas atau tegang
Mamae membesar/tegang
Depresi
Mudah semangat, mudah marah
Sulit berkonsentrasi
Edema tungkai
Kesehatan reproduksi yaitu keadaan sehat baik fisik, mental atau sosial yang berkaitan dengan sistem reproduksi
Reproduksi yaitu seksualitas
Dunia: 500.000 wanita meninggal setiap tahunnya saat melahirkan termasuk Indonesia
Sebab utama
Perdarahan
Gangguan persalinan
Infeksi
Hipertensi
Aborsi yang tidak aman
Penyakit penyerta kehamilan dan lain-lain
Kehamilan
Aborsi
IMS
Kekerasan seksual
Kurangnya informasi dan pelayanan
Gizi
Kesehatan mental
Faktor ekonomi
Pergaulan
Hubungan seks yang terbaik aman, sehat dan halal adalah yang dilakukan dalam ikatan pernikahan yang sah. Pernikahan memerlukan:
Persiapan ekonomi
Persiapan kejiwaan
Persiapan kemandirian
Remaja harus dapat menolak dengan tegas ajakan untuk hubungan seks sebelum menikah