Sesungguhnya Aku Ini Adalah Hamba Tuhan
Sesungguhnya Aku Ini Adalah Hamba Tuhan
“Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.”
Luk 1:38
Kalimat di atas merupakan kalimat yang terkenal di kalangan umat Kristen. Kalimat yang
diucapkan oleh seorang hamba Tuhan yang sangat penting peranannya dalam karya
penyelamatan Allah, yaitu Maria – ibu Yesus.
Kalimat ini menunjukkan sikap hati yang penting sebagai hamba Tuhan. Mari kita belajar
menjadi hamba Tuhan yang setia seperti Maria.
1. Berserah
Inilah sikap dasar seorang hamba Tuhan. Hamba (doule/doulos) adalah orang yang harus
tunduk sepenuhnya pada keputusan dan perintah tuannya. Seorang hamba hanya bisa berkata
“ya” kepada tuannya. Kita memang dilahirkan baru sebagai anak-anak Allah namun kita harus
sadar bahwa kita juga sekaligus adalah hamba-hamba Allah, milik Allah. Allah adalah Bapa kita,
namun juga Allah adalah Tuhan kita – yang berdaulat atas hidup kita sepenuhnya.
Berserah di sini tidak hanya dalam arti pasif, menunggu terjadinya apa yang Tuhan kehendaki.
Berserah di sini adalah suatu kesiapan melaksanakan segenap kehendak Tuhan dengan
menanggung segala akibatnya (Mat 1:18-19, Luk 2:34-35, Mat 2:13-15, Mat 13:54-57).
“Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka.
Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.”
Luk 2:51
“Menyimpan dalam hati” di sini memiliki pengertian yang dalam – tidak hanya sekedar
menyimpan suatu informasi atau memori di dalam hati. Ada 3 hal penting yang perlu kita
pelajari dari sikap Maria ini.
Sikap Maria menghadapi kehendak Allah menunjukkan kerendahan hati dan ketundukan penuh
yang tulus. Sikap hati dan tindakan Maria terhadap kehendak Allah dihargai oleh Tuhan Yesus.
Perhatikan peristiwa di kaki salib Tuhan Yesus: Yoh 19:25-27.