Anda di halaman 1dari 2

“There is no greater wealth than wisdom, no greater poverty than ignorance; no

greater heritage than culture”

“Tidak ada kekayaan yang lebih besar dari kebijaksanaan, tidak ada kemiskinan yang
lebih besar dari kebodohan/ketidakpedulian, dan tidak ada warisan yang lebih besar dari
kultur/budaya”. Kutipan dari Ali bin Abi Thalib (Khalifah).

Semua individu di dunia mempunyai latar belakang budaya yang pasti berpengaruh di
dunia kerja, oleh karena itu semua hasil studi GLOBE Project,menurut pendapat saya, dapat
diaplikasikan dalam manajemen segala bidang, termasuk juga dalam bidang kesehatan. Salah
satu kunci keberhasilan dalam melakukan apapun adalah mengetahui kekuatan dan kelemahan
yang kita miliki,dan menyesuaikan strategi dan perencanaan kita sesuai dengan apa yang kita
ketahui mengenai diri kita sendiri, kelompok, atau institusi kita.

Hasil studi GLOBE membuktikan bahwa darimana seseorang berasal (terutama dari
sudut pandang budaya) mempengaruhi nilai-nilai,kepercayaan, kebiasaan, motivasi seorang
individu dalam hubungannya dengan dunia kerjanya. Efektivitas seorang pemimpin sekalipun
akan sangat terpengaruh dengan pengaruh budaya yang melatarbelakanginya, relatif juga
dengan budaya orang-orang yang bekerja sama dengannya. Bila jurang inkompatibilitas budaya
seorang pemimpin atau suatu manajemen pada pekerja/timnya sangat besar, tentu saja bisa
menimbulkan resistensi untuk menjalankan visi misi manajerial yang sudah ditetapkan.

Implementasi praktis studi GLOBE ini antara lain dalam hal menentukan gaya
kepemimpinan. Seorang pemimpin yang efektif, biasanya sudah mempunyai beberapa
standar/prinsip kerja yang diaplikasikan dimanapun dia memimpin, tetapi seorang pemimpin
yang baik juga dituntut untuk adaptif bila diperlukan.

Pada dasarnya seorang pemimpin bisa saja berusaha memilih anggota tim yang
mempunyai nilai-nilai kultural yang sesuai dengan yang dianutnya, tp memilih semua anggota
tim bukanlah sesuatu yang praktis dan memungkinkan terutama bila mengelola organisasi yang
besar.Disinilah keuntungan mengetahui aspek kultural dari orang-orang dalam kelompok atau
institusi yang dipimpin, bisa membantu seorang manager/pemimpin menyesuaikan gaya
kepemimpinannya (sampai batas tertentu) agar lebih bisa diterima dan pada akhirnya membuat
fungsi timnya lebih efektif.

Mengetahui ciri kepemimpinan ideal kultur-kultur di luar budaya sekitar kita pun bisa
menguntungkan. Dalam era globalisasi ini, pengaruh kultural dari luar lingkungan asli seorang
individu bisa saja mempengaruhi nilai-nilai yang dianut. Pada organisasi modern dan besar bisa
saja terdiri dari orang-orang dari negara yang sama,tetapi berbeda pendidikan,latar belakang
keluarga dan kiblat budaya luar yang dianut, sehingga bisa ada variasi nilai yang dianut.
Contohnya di Indonesia, meskipun latar belakang pekerjaan dan ekonomi kurang lebih sama,
ada bagian masyarakat yang selain budaya Indonesia, juga terpengaruh pada budaya barat
(Eropa,Amerika utara), budaya timur tengah atau budaya asia selatan.

Sebagai contoh implementasi lain, saya mengambil data GLOBE project mengenai
preferensi ciri pemimpin yang secara umum dianggap ideal menurut kultur negara kita.

Dari data GLOBE bisa dilihat bahwa pada dasarnya, masyarakat dengan kultur Indonesia,
mempunyai preferensi sifat pemimpin yang karismatik (dapat menginspirasi), berorientasi
kelompok (peduli dengan bawahan) dan manusiawi. Sifat menyertakan bawahan dalam
pengambilan keputusan (demokratis) berpengaruh positif ringan pada pandangan kultur. Sifat
independen/individualistik dan melindungi jabatan tidak dianggap sebagai sifat positif di mata
kultur Indonesia pada umumnya.

Penggunaan praktis data di atas, seorang manajer RS di Indonesia misalnya, yang


terbiasa dengan budaya korporat barat yang mungkin sangat berorientasi kemampuan kerja,
hasil, dan interaksi dengan bawahan cenderung sebatas garis komando, bisa saja merasakan
resistensi dari timnya yang mayoritas berkultur indonesia. Manajer tersebut dapat sedikit
merubah pendekatannya dengan berusaha lebih interaktif dan menunjukkan sifat peduli dan
membangun kekeluargaan dengan timnya. Dengan kombinasi pendekatan yang tepat, tim RS
dapat lebih menerima kepemimpinan sang manajer, dan pencapaian target ataupun upaya
pembentukan budaya kerja yang lebih baik akan lebih mudah.

Anda mungkin juga menyukai