Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jagung merupakan komoditas pertanian yang mendapat perhatian khusus
di Indonesia sebab menjadi bahan makanan pokok kedua setelah beras. Jagung
manis dikenal dengan nama sweetcorn banyak dikembangkan di Indonesia.
Jagung manis banyak dikonsumsi karena memiliki rasa yang lebih manis, aroma
lebih harum, dan mengandung gula sukrosa serta rendah lemak sehingga baik
dikonsumsi bagi penderita diabetes (Putri, 2011). Jagung manis memberikan
keuntungan relatif tinggi bila dibudidayakan dengan baik (Sudarsana, 2000).

Jagung manis (Zea mays saccharataSturt) atau sweet corn merupakan


salah satu komoditas pangan yang semakin populer dan mempunyai prospek
penting di Indonesia. Hal ini disebabkan jagung manis memiliki rasa yang lebih
manis bila dibandingkan dengan jagung biasa, sehingga banyak dikonsumsi oleh
masyarakat. Jagung manis mempunyai biji-biji yang berisi endosperm manis,
mengkilap, tembus pandang sebelum masak dan berkerut bila kering. Selain itu,
umur produksi jagung manis lebih singkat dibandingkan jagung biasa sehingga
lebih menguntungkan bila diusahakan.
Jagung manis adalah sayuran yang disukai karena rasanya enak,
kandungan karbohidrat, protein serta kandungan gula relatif tinggi tetapi
kandungan lemaknya rendah. Jagung manis mempunyai rasa manis karena kadar
gulanya 5-6 % yang lebih dari rasa jagung biasa dengan kadar gula 2-3 %.
Tanaman jagung manis merupakan jenis jagung yang mempunyai prospek cerah
yang dikembangkan di Indonesia. Selain itu umur panen jagung manis lebih
pendek yaitu 60 – 70 hari setelah tanam sehingga sangat menguntungkan
(Sirajuddin, 2010).
Rasa manis pada biji jagung manis disebabkan oleh tingginya kadar gula
pada endosperm biji yang berkisar 10-13,8% sedangkan kadar gula jagung biasa
hanya 1-3% (Palungkun dan Budiarti, 2004; Suarni dan Widowati, 2007). Sifat

1
rasa manis pada biji jagung manis dikendalikan secara genetik. Menurut Lertrat
dan Pulam (2007), sifat manis pada jagung disebabkan oleh empat gen resesif
yaitu gen resesif su-1 (sugary), bt-1 (brittle), sh-2 (shrunken) dan se-1 (sugary
enhancer). Gen ini dapat mencegah perubahan gula menjadi zat pati pada
endosperma sehingga jumlah gula yang ada kira-kira dua kali lebih banyak dari
jagung biasa.
Jagung manis dikenal dengan nama sweetcorn. Jagung manis banyak
dikonsumsi karena memiliki rasa yang lebih manis, aroma lebih harum dan
mengandung gula sukrosa serta rendah lemak sehingga baik dikonsumsibagi
penderitadiabetes (Putri, 2011). Jagung manis memberikan keuntungan relative
tinggi bila dibudidayakan dengan baik (Sudarsana, 2000). Selain bagian biji,
bagian lain dari tanaman jagung manis memiliki nilai ekonomis diantaranya
batang dan daun muda untuk pakan ternak, batang dan daun tua (setelah panen)
untuk pupuk hijau/kompos, batang dan daun kering untuk sebagai bahan bakar
pengganti kayu bakar, buah jagung muda untuk sayuran, perkedel, bakwan dan
berbagai macam olahan makanan lainya (Purwono dan Hatono, 2007).
Permintaan pasar terhadap jagung manis terus meningkat dan peluang
pasar yang besar belum dapat sepenuhnya dimanfaatkan petani dan pengusaha
Indonesia karena berbagai kendala. Produktivitas jagung manis di dalam negeri
masih rendah dibandingkan dengan negara produsen akibat system budidaya yang
belum tepat (Palungkun dan Asiani, 2004). Produktivitas jagung manis di
Indonesia rata-rata 8,31 ton/ha (Muhsanati, Syarif, Rahayu, 2006). Potensi hasil
jagung manis dapat mencapai 14-18 ton/ha.
Salah satu factor pembatas pengembangan jagung manis di Indonesia
adalah terbatasnya lahan produktif akibat adanya alih fungsi lahan pertanian ke
lahan dengan kesuburan tanah rendah. Kesuburan tanah dapat diperbaiki dengan
pemupukan. Pemupukan bertujuan untuk menyediakan hara yang diperlukan oleh
tanaman, baik dengan pupuk buatan maupun pupuk organik yang diberikan
melalui tanah. Kelemahan pemberian pupuk melalui tanah adalah beberapa unsur

2
hara mudah larut dalam air dan mudah hilang bersama air perkolasi atau
mengalami fiksasi oleh koloid tanah, sehingga tidak dapat diserap oleh tanaman
(Putri, 2011).

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:
1. diharapkan mahasiswa mengetahui proses budidaya tanaman
semusim hingga panen dan pasca panen tanaman jagung manis yang
di laksanakan pada lahan percobaan
2. mahasiswa mampu belajar mengambil sampel data amatan pada vase
vegetatif dan vase generatif tanaman jagung manis
3. mahasiswa dapat memahami cara penelitian di lapangan dengan
menggunakan rancangan sederhana RAL (rancangan acak lengkap),
walaupun tanpa pengolahan data statistic sesuai perancangan
percobaan.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Jagung Manis


Tanaman jagung manis dapat digolongkan kedalam tumbuhan menurut (Tim
Karya Tani Mandiriet al.,2010), sebagai berikut :
Divisio : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Klas : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Famili : Gramineae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays saccharata
Tanaman jagung manis termasuk jenis tumbuhan semusim. Akar tanaman jagung
manis dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada kondisi tanah yang sesuai untuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pada kondisi tanah yang subur dan gembur,
jumlah akar tanaman jagung manis cukup banyak, sedangkan pada tanah yang kurang
baik, akar yang tumbuh jumlahnya terbatas. (Tim Karya Tani Mandiri et al., 2010).
Biji jagung atau buah jagung terletak pada tongkol yang tersusun. Kemudian
pada tongkol tersebut tersimpan biji-biji jagung yang menempel erat, sedangkan pada
buah jagung terdapat rambut-rambut yang memanjang hingga keluar dari pembungkus
buah jagung. Biji jagung memiliki bermacam-macam bentuk dan bervariasi. Biji jagung
manis yang masih muda mempunyai ciri bercahaya dan bewarna jernih seperti kaca,
sedangkan biji yang telah masak dankering akan menjadi keriput dan berkerut. Tanaman
jagung manis mempunyai daun cukup banyak, tingginya sedang, dengan warna biji
kuning atau putih, bahwa jagung manis hampir mirip dengan jagung normal, hanya telah
kehilangan kemampuan untuk menghasilkan pati dengan sempurna atau dengan kata
laintidak dapat mensientesis pati dengan efisien (Tim Karya Tani Mandiri etal.,2010).

4
Batang tanaman jagung manis bentuknya bulat silindris, tidak berlubang, dan
terdiri dari beberapa ruas dan buku ruas, bahkan tanaman jagung manis dapat tumbuh
membesar dengan diameter 2 cm sampai 3 cm. Pada buku ruas akan muncul tunas yang
berkembang menjadi tongkol. Tinggi tanaman tanaman jagung manis sangat bervariasi.
Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1 m sampai 3 m tergantung
dari varietas (Tim Karya Tani Mandiri et al., (2010).
Daun jagung manis adalah daun sempurna. Jagung manis terdiri dari beberapa
struktur yakni, tangkai daun, lidah daun, dan telinga daun. Tangkai daun merupakan
pelepah yang berfungsi untuk membungkus batang tanaman jagung, sedangkan lidah
daun terletak di atas pangkal batang, telinga daun bentuknya seperti pita yang tipis dan
memanjang. Jumlah daun tiap tanaman bervariasi antara 8-48 helai, namun pada
umumnya berkisar antara 12-18 helai, bergantung varietas dan umur tanaman (Tim
Karya Tani Mandiri et al., (2010). Bunga tanaman jagung manis bila dilihat dari sifat
penyerbukannya termasuk kedalam tanaman yang menyerbuk silang. Tanaman ini
bersifat monoecious, dimana bunga jantan dan betina terpisah pada bunga yang berbeda
tapi masih dalam satu individu tanaman. Bunga jantan jagung berinduk malai, terdiri
atas kumpulan bunga-bunga tinggal dan terletak pada ujung batang. Bunga betina keluar
dari buku-buku berupa tongkol, tangkai putik pada bunga betina menyerupai rambut
yang bercabang-cabang kecil. Bagian atas putik keluar dari tongkol untuk menangkap
serbuk sari(Tim Karya Tani Mandiri et al., (2010).
Menurut Syukur dan Rifianto (2014), jagung manis memiliki karakteristik
unggul sebagai berikut:

1. Produktivitas tinggi
Produktivitas jagung manis merupakan karakteristik keunggulan yang
sangat penting. Penanaman jagung manis menggunakan varietas unggul
yangmempunyai produktivitas tinggi dapat meningkatkan produktivitas hasil di
lahan sempit maupun skala luas. Potensi produktivitas jagung manis hibrida
tanpa kelobot dapat mencapai 20 ton/ha/musim tanam. Potensi harus ditunjang
oleh kualitas buah yang baik, seperti ukuran, penampilan, biji, dan rasa.

5
2. Rasa manis
Selain produktivitas, sifat utama jagung manis yang dikembangkan
adalah rasa manis. Konsumen jagung manis menginginkan rasa manis yang
tinggi dan tetap manis setelah disimpan beberapa hari.

3. Umur panen genjah


Umur panen merupakan salah satu karakter yang digunakan untuk
mengukur keunggulan suatu varietas. Varietas yang diinginkan adalah varietas
yang memiliki umur panen lebih awal. Umur tanaman berkaitan dengan lamanya
tanaman di lapangan. Umumnya umur panen jagung manis adalah 70-85 HST di
dataran menengah dan 60-70 HST di dataran rendah.

4. Daya simpan lebih lama


Jagung manis umumnya dikonsumsi dalam keadaan segar sehingga harus
tersedia dalam keadaan segar setiap saat dan tidak dapat disimpan dalam waktu
relative lama. Jagung manis biasanya langsung dijual setelah panen, karena mutu
akan turun setelah 2-3 hari disimpan dalam suhu kamar. Jagung manis unggul
mempunyai daya simpan lebih tinggi dan rasa manis tidak cepat turun selama
penyimpanan.

2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Jagung Manis


Untuk memperoleh hasil yang maksimum tanaman juga membutuhkan air yang
kontinyu. Curah hujan yang ideal sekitar 600 mm –1200 mm per tahun yang
terdistribusi rata selama musim tanam.Tanaman jagung manis sebagai daerah tropis
dapat tumbuh subur dan memberikan hasil yang tinggi apabila tanaman dan
pemeliharaan dilakukan dengan baik. Agar tumbuh dengan baik, tanaman jagung
memerlukan temperatur rata-rata antara 21 – 300C, pada daerah yang ketinggian sekitar
2200 m diatas permukaan laut(Tim Karya Tani Mandiri et al., 2010). Jagung manis
tumbuh baik pada tanah dengan pH antara 5,6 sampai 7,5. Tanaman jagung manis dapat
tumbuh diberbagai macam tanah, tanah lempung berdebu adalah yang paling baik bagi
pertumbuhannya. Tanaman ini tanggap terhadap tingkat kesuburan tanah yang tinggi
dan mempunyai kebutuhan air tinggi pula, tetapi peka terhadap penyakit (Tim Karya
Tani Mandiri et al.,2010).

6
2.3 Jarak Tanam
Penggunaan jarak tanam merupakan salah satu unsur penting untukdiperhatikan
dalam bercocok tanam, dalam upaya mengusahakan tanaman terhindar dari persaingan
baik dari segi keperluan cahaya maupun pengambilan unsur hara. Untuk mendapatkan
jarak tanam yang tepat, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu kesuburan tanah
dan jenis jagung. Kerapatan tanaman harus diatur dengan jarak tanam sehingga tidak
terjadi persaingan antar tanaman, mudah memeliharanya dan mengurangi biaya (Tobing
dan Tampubolon, 1983). Jarak tanam juga mempengaruhi persaingan antar tanaman
dalam mendapatkan air dan unsur hara, sehingga akan mempengaruhi hasil. Berbagai
pola pengaturan jarak tanam telah dilakukan guna mendapatkan produksi yang optimal.
Penggunaan jarak tanam pada tanaman jagung dipandang perlu, Karena untuk
mendapatkan pertumbuhan tanaman yang seragam, distribusi unsur hara yang merata,
efektivitas penggunaan lahan, memudahkan pemeliharaan, menekan pada
perkembangan hama dan penyakit juga untuk mengetahui berapa banyak benih yang
diperlukan pada saat penanaman. Penggunaan jarak tanam yang terlalu rapat antara daun
sesama tanaman saling menutupi akibatnya pertumbuhan tanaman akan tinggi
memanjang karena bersaing dalam mendapatkan cahaya sehingga akan menghambat
proses fotosintesis dan produksi tanaman tidak optimal (Harjadi, 2002).
Keutungan menggunakan jarak tanam yang rapat antara lain : (1) sebagian benih
yang tidak tumbuh atau tanaman mudah yang mati dapat berkompensasi sehingga
tanaman tidak terlalu jarang, (2) permukaan tanah segera ditutupi sehingga pertumbuhan
gulma dapat tertekan, (3) jumlah tanaman perhektar merupakan komponen hasil yang
tinggi pula. Sedangkan apabila jarak tanam yang terlalu rapat kerugiannya antara lain :
(1) jumlah pipilan berkurang dengan buah yang agak pendek dan kecil, (2) benih lebih
banyak diperlukan, (3) penyiangan sukar dilakukan (Sumarsono dan Hartono 1986
dalam Susilo, 1995).
Kerapatan merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, karena
penyerapan energi matahari oleh permukaan daun. Jika kondisi tanaman terlalu rapat
dapat mempengaruhi perkembangan vegetatif dan hasil panen akibat menurunnya laju
fotosintesa dan menurunya perkembangan luas daun, oleh karena itu dibutuhkan jarak
tanam yang optimum untuk memperoleh hasil yang maksimum (Mayadewi, 2007) Salah

7
satu faktor penentu produktivitas jagung adalah populasi tanaman yang terkait erat
dengan jarak tanam dan mutu benih. Untuk memenuhi populasi tanaman tersebut.
Viabilitas benih dianjurkan lebih dari 95% karena dalambudidaya tidak diperkenankan
melakukan penyulaman tanaman yang tidak tumbuh karena peluangnya untuk tumbuh
normal sangat kecil dan biasanya tongkol yang terbentuk tidak berisi biji (Suryana,
2003).

2.4 Teknik Budidaya Tanaman Jagung


Jagung merupakan tanaman pangan kedua setelah padi. namun, hingga kini
untuk memenuhi kebutuhan akan jagung masih impor karena produksisnya belum
mencukupi. Padahal, ketersediaan lahan budidaya masih luas. Untuk menghasilkan
jagung yang tinggi, diperlukan diperlukan budidaya yang tepat seperti berikut:

a. Persiapan
Tanaman jagung memerlukan aerasi dan drainase yang baik sehingga
perlu penggemburan tanah. Pada umumnya persiapan lahan untuk tanaman
jagung dilakukan dengan cara dibajak sedalam 15-20 cm, diikuti dengan
penggaruan tanah sampai rata.

Ketika mempersiapkan lahan, sebaiknya tanah jangan terlampau basah


tetapi cukup lembab sehingga mudah dikerjakan dan tidak lengket. Untuk jenis
tanah berat dengan kelebihan, perlu dibuatkan saluran drainase.

b. Penanaman
Pada saat penanaman tanah harus cukup lembab tetapi tidak becek. Jarak
tanaman harus diusahakan teratur agar ruang tumbuh tanaman seragam dan
pemeliharaan tanaman mudah. Beberapa varietas mempunyai populasi optimum
yang berbeda. Populasi optimum dari beberapa varietas yang telah beredar
dipasaran sekitar 50.000 tanaman/ha Jagung dapat ditanam dengan
menggunakan jarak tanam 100 cm x 40 cm dengan dua tanaman perlubang atau
100 cm x 20 cm dengan satu tanaman perlubang atau 75 cm x 25 cm dengan satu
tanaman perlubang. Lubang dibuat sedalam 3-5 cm menggunkan tugal, setiap
lubang diisi 2 biji jagung kemudian lubang ditutup dengan tanah.

8
c. Pemupukan
Dari semua unsur hara yang diperlukan tanaman yang paling banyak
diserap tanaman adalah unsur Nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K). Nitrogen
dibutuhkan tanaman jagung selama masa pertumbuhan sampai pematangan biji.
Tanaman ini menghendaki tersedianya nitrogen secara terus menerus pada
semua stadia pertumbuhan sampai pembentukan biji. Kekurangan nitrogen
dalam tanaman walaupun pada stadia permulaan akan menurunkan hasil.
Tanaman jagung membutuhkan pasokan unsur P sampai stadia lanjut,
khususnya saat tanaman masih muda. Gejala kekurangan fosfat akan terlihat
sebelum tanaman setinggi lutut. Sejumlah besar kalium diambil tanaman sejak
tanaman setinggi lutut sampai selesai pembungaan.

d. Pemeliharaan
Tindakan pemeliharaan yang dilakukan antara lain penyulaman,
penjarangan, penyiangan, pembubuan dan pemangkasan daun. Penyulaman
dapat dilakukan dengan penyulaman bibit sekitar 1 minggu. Penjarangan
tanaman dilakukan 2-3 minggu setelah tanam. Tanaman yang sehat dan tegap
terus di pelihara sehingga diperoleh populasi tanaman yang diinginkan.
Penurunan hasil yang disebabkan oleh persaingan gulma sangat beragam
sesuai dengan jenis tanaman, jenis lahan, populasi dan jenis gulma serta faktor
budidaya lainnya. Periode kritis persaingan tanaman dan gulma terjadi sejak
tanam sampai seperempat atau sepertiga dari daur hidup tanaman tersebut.
Agar tidak merugi, lahan jagung harus bebas dari gulma. Penyiangan
dilakukan pada umur 15 hari setelah tanam dan harus dijaga jangan sampai
menganggu atau merusak akar tanaman. Penyiangan kedua dilakukan sekaligus
dengan pembubuan pada waktu pemupukan kedua. Pembubuan selain untuk
memperkokoh batang juga untuk memperbaiki drainase dan mempermudah
pengairan.
Tindakan pemeliharaan lainnya yaitu pemangkasan daun.Daun jagung
segar dapat digunakan sebagai makanan ternak. Dari hasil penelitian
pemangkasan seluruh daun pada fase kemasakan tidak menurunkan hasil secara
nyata karena pada fase itu biji telah terisi penuh.

9
e. Pengairan
Air sangat diperlukan pada saat penanaman, pembungaan (45-55 hari
sesudah tanam) dan pengisian biji (60-80 hari setelah tanam). Pada masa
pertumbuhan kebutuhan airnya tidak begitu tinggi dibandingkan dengan waktu
berbunga yang membutuhkan air terbanyak. Pada masa berbunga ini waktu
hujan pendek diselingi dengan matahari jauh lebih baik dari pada huja terus
menerus.
Pengairan sangat penting untuk mencegah tanaman jagung agar tidak
layu. Pengairan yang terlambat mengakibatkan daun layu. Daerah dengan curah
hujan yang tinggi, pengairan melalui air hujan dapat mencukupi. Pengairan juga
dapat dilakukan dengan mengalirkan air melalui parit diantara barisan jagung
atau menggunakan pompa air bila kesulitan air.

f. Penyakit Dan Hama


Tanaman jagung terdiri atas akar, batang, daun, bunga dan biji. Beberapa
jenis hama dan penyakit tanaman jagung yang sering merusak dan menggangu
pertumbuhan jagung dan mempengaruhi produktivitas antara lain :
1. Hama tanaman jagung, macam-macamnya : hama lundi, lalat bibit, ulat
tanah, ulat daun, penggerek batang, ulat tentara, ulat tongkol.
2. Penyakit tanaman jagung, macam-macamnya : bulai, cendawan, bercak
ungu, karat.
Sebelum terjadinya serangan hama dan penyakit pada tanaman jagung
tersebut maka dapat dilaksanakan langkah-langkah pencegahan dengan cara:
1. Penggunaan varietas bibit yang resisten
2. Penggunaan teknik-teknik agronomi
3. Penggunaan desinfektan pada benih yang akan ditanam
4. Pemeliharaan dan pemanfaatan musuh-musuh alami

g. Panen
Waktu panen jagung di pengaruhi oleh jenis varietas yang ditanam,
ketinggian lahan, cuaca dan derajat masak. Umur panen jagung umumnya sudah
cukup masak dan siap dipanen pada umur 7 minggu setelah berbunga.

10
Pemanenan dilakukan apabila jagung cukup tua yaitu bila kulit jagung sudah
kuning. Pemeriksaan dikebun dapat dilakukan dengan menekankan kuku ibu jari
pada bijinya, bila tidak membekas jagung dapat segera dipanen.
Jagung yang dipanen prematur butirannya keriput dan setelah dikeringkan
akan menghasilkan butir pecah atau butirnya rusak setelah proses pemipilan.
Apabila dipanen lewat waktunya juga akan banyak butiran jagung yang rusak.
Pemanenan sebaiknya dilakukan saat tidak turun hujan sehingga pengeringan
dapat segera dilakukan. Umumya jagung dipanen dalam keadaan tongkol
berkelobot (berkulit).

h. Pasca Panen
Penanganan pasca panen bisa dengan cara pengeringan, pada umumnya
dilakukan dengan menghamparkan jagung dibawah terik matahari menggunakan
alas tikar atau terpal. Pada waktu cerah penjemuran dapat dilakukan selama 3-4
hari. Dapat juga menggunakan mesin grain dryer. Kemudian jagung dipipil, agar
segera dijemur kembali sampai kering konstan (kadar air kurang lebih 12%) agar
dapat disimpan lama, biasanya memerlukan waktu penjemuran 60 jam sinar
matahari.
Pengolahan jagung ada 2 macam yaitu :
1. Pengolahan basah (wet process), adalah pengolahan jagung yang dilakukan
dengan merendam jagung terlebih dahulu di dalam air sehingga
menghancurkannya lebih mudah, dan setelah itu dikeringkan.
2. Pengolahan kering (dry process), adalah pengolahan secara kering tanpa
perendaman, biasanya menghancurkannya lebih sukar dibandingkan dengan
cara basah.
Penanganan pasca panen jagung adalah semua kegiatan yang
dilakukan sejak jagung dipanen sampai dipasarkan kepada konsumen,
kegiatannya meliputi : pemanenan,pengangkutan, pengeringan, penundaan,
perontokan dan penyimpanan. Kegiatan penanganan pasca panen pada
umumnya dilakukan oleh petani, kelompok tani, koperasi dan para
pedagang pengumpul serta didukung oleh berbagai lembaga dalam

11
masyarakat dalam satu kesatuan, maka disebut dengan istilah Sistem
Penanganan Pasca.

i. Panen.
Cara penanganan panen dan pasca panen yang kurang baik akan
memberikan dampak yang buruk terhadap mutu jagung, apabila mutu jagung
menurun, maka harga jual menurun dan pendapatan petani menjadi lebih
rendah. Faktor-faktor lain yang ikut mempengaruhi baik buruknya mutu
jagung adalah adanya jamur dan cendawan yang ditandai dengan warna
kehitam-hitaman, kehijau-hijauan atau putih pada buah jagung. Salah satu
diantara jamur tersebut adalah Aspergilis sp yang menghasilkan racun
aslatoksin dan berbahaya bagi manusia maupun ternak lainnya, jamur tersebut
dapat dimatikan dengan pemanasan tetapi racunnya tidak dapat ditangkal
dengan pemanasan.

2.5 Pupuk Nitrogen


Penggunaan pupuk anorganik masih sangat diperlukan, terutama yang
mengandung unsur N, P, dan K sebagai unsur makro bagi tanaman karena hara
dalam pupuk anorganik cepat tersedia bagi tanaman.Salah satu sumber daya
dalam tanah yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah
ketersediaan unsur hara pada media tanam di lahan, terutama nitrogen yang
merupakan unsur hara makro penting bagi tanaman yang diperlukan dalam
pertumbuhan bagian bagian vegetatif tanaman seperti akar, batang dan daun
(Arif, Sugiharto dan Widaryanto, 2014). Tersedianya N yang cukup
menyebabkan adanya keseimbangan rasio antara daun dan akar, maka
pertumbuhan vegetatif berjalan manual dan sempurna. Pada kondisi demikian
akan berpengaruh pada tanaman untuk memasuki fase pertumbuhan generative
(Made, 2010).
Menurut Khairani, Hartati dan Mujiyo (2010), unsur nitrogen diperlukan
untuk pertumbuhan bagian vegetatif tanaman seperti akar, batang, daun,
pembentukan klorofil dan protein. Menurut Arif dkk. (2014), nitrogen berperan
besar dalam pembentukan sebagian besar komposisi bagian tanaman

12
dibandingkan nutrisi mineral lain karena nitrogen berperan penting dalam
pembentukan asam amino, protein, asam nukleat dan fitokrom. Pada tanaman
unsur nitrogen memegang peranan penting dalam merangsang pertumbuhan
organ-organ vegetatif tanaman seperti meningkatkan pertambahan ruas batang.
Ruas batang yang bertambah panjang mengakibatkan tanaman jagung manis
akan semakin tinggi (Tumewu dkk., 2012).

13
BAB III

BAHAN DAN METODE

1.1 Waktu dan Tempat

Adapun waktu dan tempat penelitian adalah setiap hari selasa pukul 07.30 WIB
di mulai dari tanggal 16 Oktober 2018 sampai dengan 8 januari 2019 di ladang
Agronomi Fakultas Pertanian, Universitas Djuanda Bogor.

1.2 Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

1. Pupuk Urea
2. SP 36
3. KCL
4. Puradan
5. Benih
6. Pupuk Kandang

Adapun alat yang digunakan dalam penelitian jagung manis adalah :

1. Penggaris
2. Meteran
3. Tali Rapia
4. Cangkul
5. Arit
6. Timbangan digital
3.2 Metode

1. Prosedur
Praktikum akan dilakukan di lapangan, menggunakan tanaman jagung manis.
Setiap kelompok (2 orang mahasiswa) memperoleh lahan berukuran 1.2 m x 3
m=3,6m2, yang akan ditanami jagung manis dengan jarak tanam 75 cm x 25 cm.

14
Setiap lubang ditanami 2 benih. Bila pada umur 1 minggu setelah tanam (MST)
ada bibit yang tidak tumbuh, dilakukan penyulaman

Praktikum dilakukan menggunakan rancangan sederhana RAL (rancangan acak


lengkap) satu faktor yaitu dosis urea (N), yang terdiri atas lima taraf, yaitu N0=0 kg
Urea/ha, N1=150 kg Urea/ha, N2=300 kg Urea/ha, N3=450 kg Urea/ha, N4=600 kg
Urea/ha, Masing-masing perlakuan diulang 7 kali untuk kelas pagi dan 4 kali untuk
kelas sore, sehingga seluruhnya terdapat 55 petak (bedengan).
Tabel 1. Perlakuan yang akan dicobakan adalah taraf dosis pupuk Urea, yang terdiri
atas:
Dosis urea (N) kg/ha g/3,6 m2
N0 : 0 kg Urea/ha = 0 g Urea/3,6 m2
N1 : 150 kg Urea/ha = 54 g Urea/3,6 m2
N2 : 300 kg Urea/ha = 108 g Urea/3,6 m2
N3 : 450 kg Urea/ha = 162 g Urea/3,6 m2
N4 : 600 kg Urea/ha = 216 g Urea/3,6 m2

Tabel 2. Contoh perhitungan konversi dosis pemupukan praktikum tanaman jagung


manis
No Dosis anjuran Cara perhitungan konversi Setara dengan
(ha) (ha≈kg) (ha≈g)
1 Urea (N) Dasaran Susulan
a N0→0 kg/ha 𝟎𝑘𝑔 𝑁⁄3,6𝑚2 𝟎𝑔 𝑁⁄3,6𝑚2 𝟎𝑔 𝑁⁄3,6𝑚2
b N1→150 kg/ha 3,6𝑚2 54𝑔 𝑁⁄3,6𝑚2 27𝑔 𝑁⁄3,6𝑚2
× 150𝑘𝑔 𝑁⁄ℎ𝑎
10.000
= 𝟎, 𝟎𝟑𝟐𝟒𝑘𝑔 𝑁⁄3,6𝑚2
c N2→300 kg/ha 𝟎, 𝟏𝟎𝟖 𝑘𝑔 𝑁⁄3,6𝑚2 𝟏𝟎𝟖 𝑔 𝑁⁄3,6𝑚2 𝟓𝟒 𝑔 𝑁⁄3,6𝑚2
d N3→450 kg/ha 𝟎, 𝟏𝟔𝟐 𝑘𝑔 𝑁⁄3,6𝑚2 𝟏𝟔𝟐 𝑔 𝑁⁄3,6𝑚2 𝟖𝟏 𝑔 𝑁⁄3,6𝑚2
e N4→600 kg/ha 𝟎, 𝟐𝟏𝟔 𝑘𝑔 𝑁⁄3,6𝑚2 𝟐𝟏𝟔 𝑔 𝑁⁄3,6𝑚2 𝟏𝟎𝟖 𝑔 𝑁⁄3,6𝑚2
2 SP-36 200 𝑃𝑂 𝑃𝑂 𝑃𝑂
0,072 𝑘𝑔 2 5⁄3,6𝑚2 𝟕𝟐 𝑔 2 5⁄3,6𝑚2 𝟑𝟔 𝑔 2 5⁄3,6𝑚2
kg/ha
3 KCl 100 kg/ha 𝐾2 𝑂 𝐾2 𝑂 𝐾2 𝑂
𝟎, 𝟎𝟑𝟔 𝑘𝑔 ⁄3,6𝑚2 𝟑𝟔 𝑔 ⁄3,6𝑚2 𝟏𝟖 𝑔 ⁄3,6𝑚2

15
4 Pupuk kandang 3,6𝑚2 𝑔
𝑘𝑔 𝟕𝟐𝟎𝟎 ⁄3,6𝑚2
× 20 × 1000 ⁄ℎ𝑎
20 ton/ha 10.000
𝑘𝑔
= 𝟕, 𝟐 ⁄3,6𝑚2

Sementara dosis pupuk kandang (20 ton/ha) ≈ 7,2 kg/3.6m2; SP-36 (200 kg/ha) ≈ 72
g/3.6m2; dan KCl (100 kg/ha) ≈ 36 g/3.6m2 sama untuk semua perlakuan. Pupuk
kandang diberikan bersamaan dengan pengolahan tanah. Pupuk Urea diberika dua
tahap, yaitu 0,5 dosis pada saat tanam dan 0,5 dosis pada umur 4 MST, sedangkan
pemberian pupuk SP-36 dan KCl diberikan sekaligus pada saat tanam.
Penentuan perlakuan dilakukan secara acak, dengan cara diundi pada seluruh peserta
praktikum. Pengamatan dilakukan pada 10 tanaman contoh per petak. Penentuan
tanaman contoh dilakukan secara acak

2. Peubah yang Diamati


1. Tinggi tanaman, diamati dari permukaan tanah hingga ujung daun terpanjang ,
mulai 3 MST hingga keluar bunga jantan.
2. Jumlah daun, diamati daun yang telah membuka sempurna, mulai 3 MST hingga
keluar bunga jantan.
3. Lingkar pangkal batang, diamati pada batang di atas akar tunjang pada umur 8
MST.
4. Umur tanaman saat keluar bunga jantan dan bunga betina.
5. Panen (pada 10 tanaman contoh):
- Bobot tongkol berkelobot
- Bobot tongkol tanpa kelobot
- Panjang tongkol berkelobot
- Panjang tongkol tanpa kelobot
- Jumlah baris, jumlah biji per baris, jumlah biji per tongkol ( jumlah baris x jumlah
biji per baris).
6. Bobot tongkol berkelobot per petak.
7. Menggambar daun bagian atas, tengah, dan bawah di atas koran
8. Menimbang bobot standar dan bobot relika setelah itu, menghitung dengan rumus
geometrika.

16
JADWAL KEGIATAN PRAKTIKUM

Minggu ke- Tanggal Tanggal


1 9 Oktober 2018 Penjelasan tentang tatacara dan materi praktikum
2 16 Oktober 2018 Pengolahan lahan dan pemberian pupuk kandang
3 23 Oktober 2018 Penanaman, pemupukan 0.5 dosis Urea, seluruh
dosis SP-36 dan KCl
4 (1 MST) 30 Oktober 2018 Penyulaman
5 (2 MST) 6 Nopember 2018 Pemeliharaan (pengendalian gulma, pengguludan)
6 (3 MST) 13 Nopember 2018 Penjarangan, dengan menyisakan 1
tanaman/lubang, pengamatan tinggi tanaman dan
jumlah daun
7 (4 MST) 20 Nopember 2018 Pemupukan susulan Urea (0.5 dosis),
8 (5 MST) 27 Nopember 2018 pengamatan tinggi tanaman dan jumlah daun
9 (6 MST) 4 Desember 2018 pengamatan tinggi tanaman dan jumlah daun
10 (7 MST) 11 Desember 2018 pengamatan lingkar pangkal batang (bawah-
tengah, dan atas), luas daun (gravimetri) saat
keluar bunga jantan
11 (8 MST) 18Desember 2018 Pengamatan saat keluar bunga betina
12 (9 MST) 25 Desember 2018 Pemeliharaan
13 (10 MST) 1 Januari 2019 Pemeliharaan
14 (11 MST) 8 Januari 2019 Panen

TATA TERTIB PESERTA


1. Datang tepat waktu (Selasa jam 07.30 WIB untuk kelas pagi dan Sabtu jam
07.30WIB untuk kelas sore) dan memenuhi 100% kehadiran.
2. Menggunakan pakaian sopan dan sesuai dengan kondisi di lapang
3. Melaksanakan kegiatan praktikum dengan penuh tanggung jawab (sesuai prosedur)
4. Membuat laporan praktikum (format terlampir)

17
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengukuran

Tabel 1 Tinggi Tanaman Jagung

tinggi tanaman
tanaman 1 2 3 4 5 6
1 22 53 78 116 144 174
2 31 53 84 112 170 197
3 29 58 87 114 161 198
4 42 59 85 116 173 195
5 23 51 69 105 146 183
6 42 43 66 123 139 169
7 29,5 66 89 134 163 208
8 13 58 94 130 150 213
9 25 65 92 108 179 195
10 35 53 79 106 183 188
rata-rata 29,11111 55,9 82,3 116,4 160,8 192

Tabel 2 Jumlah Daun Jagung

jumlah daun
tanaman 1 2 3 4 5 6
1 4 7 8 10 14 12
2 4 6 8 11 11 14
3 5 8 8 10 14 11
4 6 8 8 11 11 12
5 4 6 7 11 12 12
6 6 6 6 12 11 13
7 5 6 9 11 14 12
8 3 8 8 12 14 12
9 4 7 8 11 13 11
10 4 7 8 10 14 12
rata-rata 4,5 6,9 7,8 10,9 12,8 12,1

18
Tabel 3 Diameter Batang Jagung

diameter batang
tanaman Atas Tengah bawah
1 1,4 2 2,3
2 1,2 2,2 2,3
3 1,4 1,9 2,2
4 1,4 2,0 2,5
5 1,2 1,9 2,3
6 1 2,2 2
7 1,1 1,7 2,5
8 1,4 1,9 2,5
9 0,9 1,7 2,5
10 0,9 1,7 2,5
rata-rata 1 2 2

Tabel 4 Bobot dan panjang Tongkol Jagung

Bobot Panjang
Jagung berkelobot tanpa kelobot berkelobot tanpa kelobot

1 248 186 27 19,5


2 277 202 26 22

3 345 246 31 20,1


4 303 224 28 19

5 262 172 29,5 19


6 231 159 29 21

7 360 221 29,5 21,5

8 404 290 29,5 21

9 359 256 30,1 21


10 370 287 32 20
rata-rata 315,9 224,3 28,83333333 20,42857143

19
Table 5 biji jagung

∑biji/tongkol
jagung ∑baris ∑biji/baris ∑biji/tongkol
1 12 32 420
2 14 33 462
3 16 35 560
4 14 33 462
5 14 29 406
6 12 31 372
7 14 37 516
8 16 30 420
9 14 30 420
10 16 38 608
rata-rata 14,2 32,8 464,6

Tabel 6 diameter batang

diameter batang
tanaman atas Tengah bawah
1 1,2 2,2 2,5
2 1,2 2,2 2,5
3 1,2 1,9 2
4 1,5 2 2,2
5 1 1,5 2,5
6 1,2 1,5 2,2
7 1,2 1,5 2,5
8 1,2 1,5 2,5
9 1,2 1,9 2,5
10 1,5 1,9 2,5
rata-rata 1,24 2 2,39

Tabel 7 luas daun

luas daun
tanaman B.koran L.koran B.daun jumlah
1 31 22,9 5 3,7
2 31 22,9 6 4,4
3 31 22,9 5 3,7
4 31 22,9 5 3,7
5 31 22,9 5 3,7
6 31 22,9 6 4,4

20
7 31 22,9 6 4,4
8 31 22,9 4 2,9
9 31 22,9 6 4,4
10 31 22,9 7 5,1
rata-rata 31 22,9 5,5 4,04

4.2 Pembahasan
Tanaman jagung manis dalam hal pertumbuhan dan produksinya juga
membutuhkan unsur hara. Salah satunya adalah unsur hara Nitrogen. Kebutuhan
Nitrogen dalam batas tertentu dapat memperbaiki komponen pertumbuhan dan hasil
jagung manis, seperti akar, batang, daun, bunga, tongkol, biji dan kadar gula. Sebaliknya
bila terjadi kekurangan unsur Nitrogen akan mengakibatkan kadar gula rendah, tanaman
mudah terserang hama dan penyakit. Tetapi bila kekurangan unsur Nitrogen seluruh
bagian tanaman menunjukkan gejala kekuningan, kuantitas dan kualitas hasil akan
menurun (Koswara, 1986).
Dari pengamatan yang di lihat dari tabel di atas, bisa kita lihat ada respons yang
diberikan tanaman jagung saat diberikan perlakuan tanpa diberikan pupuk urea dari
hasil pengamatan pertumbuhan pada tanaman jagung tumbuh dengan baik tapi tidak
maksimal dan menghasilkan hasil produksi yang sedikit.

Kita tahu bahwa di praktikum ini ada 4 perlakuan yaitu peralakuan N0, N1, N2,
N3 dan N4. Dan pada setiap perlakuan menunjukkan pertumbuhan yang berbeda beda
dan menghasilkan produksi yang berbeda-beda pula. Dan ketika melihat rekapan data
pada seluruh perlakuan yang paling produktif adalah pada N3-N4, Hal ini membuktikan
bahwa semakin banyaknya unsur N yang diberikan pada tanah untuk pertumbuhan
jagung manis maka semakin tinggi pula pertumbuhan jagung manis tersebut.

Bunga jantan tumbuh pada 7 MST dan seminggu setelah itu bunga betina tumbuh
pada beberapa tanaman jagung manis. Pada pengendalian hama dan penyakit pada
tanaman jagung rata-rata tanaman jagung terserang penyakit bercak daun. Pada saat
panen pada beberapa buah tanaman jagung terdapat hama penggerek tongkol dan hama
penggerek batang.

21
Perlakuan sumber pupuk N dan waktu pemberian Urea yang berbeda tidak
berpengaruh nyata pada panjang tongkol tanpa kelobot dan kadar gula jagung manis.
Unsur hara yang berperan dalam pertumbuhan generatif tanaman adalah unsur hara N
dan P. Marschner dalam Marvelia et al. (2006) mengungkapkan bahwa unsur hara N
ikut berperan dalam pembungaan, namun peran N tidak terlalu besar seperti halnya
unsur hara P dalam pembentukan bunga. Peran unsur hara P dalam pembentukan bunga
mempengaruhi pembentukan dan panjang tongkol, karena tongkol merupakan
perkembangan dari bunga betina.
Kadar gula pada biji jagung manis dipengaruhi oleh waktu pemanenan. Umur
panen yang berbeda dan semakin banyak karbohidrat yang dihasilkan melalui proses
fotosintesis maka akan semakin tinggi kandungan gula yang terakumulasi pada biji
jagung manis (Surtinah, 2008). Perlakuan pemupukan N0 0kg/ha menunjukkan diameter
tongkol, bobot tongkol, panjang tongkol dan jumlah biji jagung lebih kecil dan berbeda
nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini diduga bahwa dengan pemberian Nitrogen yang
berbeda pada setiap tanaman jagung selama fase pertumbuhan dapat merangsang
aktivitas metabolisme dalam tanaman. Tersedianya nitrogen yang kurang menyebabkan
tidak seimbangnya rasio antara daun dan akar, maka pertumbuhan vegetatif berjalan
manual dan kurang sempurna. Pada kondisi demikian akan berpengaruh pada tanaman
untuk memasuki fase generative

22
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Dari kegiatan penelitian yang telah saya lakukan ini ternyata pengaruh pupuk
urea terhadap pertumbuhan jagung sangatlah besar.
2. Tersedianya N yang cukup menyebabkan adanya keseimbangan rasio antara
daun dan akar, maka pertumbuhan vegetatif berjalan manual dan sempurna. Pada
kondisi demikian akan berpengaruh pada tanaman untuk memasuki fase
pertumbuhan generative.
3. Perlakuan sumber pupuk N dan waktu pemberian urea mampu meningkatkan
komponen pertumbuhan yang meliputi jumlah daun, diameter batang dan tinggi
tanaman dan komponen hasil yang meliputi diameter tongkol, bobot tongkol,
panjang tongkol dan jumlah biji jagung lebih besar dan berbeda nyata dengan
perlakuan lainnya.
4. Faktor lain yang menentukan pertumbuhan tanaman jagung di lahan yaitu
cahaya, suhu, dan jarak tanam karena kesemuanya berkaitan dengan
pertumbuhan tanaman jagung selain perbedaan pemberian jumlah pupuk N.

5.2 Saran

1. Untuk para praktikan sebaiknya lebih merawat tanaman jagung yang sedang
diamati agar tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik serta pada saat
perhitungan tinggi tanaman jagung, jumlah daun tanaman jagung, lingkar
(diameter) tanaman jagung, panjang jagung, lingkar (diameter) jagung, berat
jagung dan jumlah biji jagung harus dilakukan dengan teliti agar mendapatkan
data yang aktual
2. Simpan data praktikan dengan baik.

23
DAFTAR PUSTAKA

Herliana, O., Atang., Isnan, U. 2015. Pengaruh dosis pemupukan pada system tanam
tumpang sari terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis dan kedelai. Jurnal
Agroteknologi 7(2) : 129-137.

Pratikta D, S Hartatik, KA Wijaya. 2013. Pengaruh penambahan pupuk NPK


terhadap produksi beberapa aksesi tanaman jagung (Zea mays L.).
Berkala Ilmiah Pertanian 1(2): 19-21.

Tim Karya Tani Mandiri. 2010. Pedoman bertanam jagung. CV Nuansa Aulia. Bandung

Ilahude, Zulzain, dkk. “Pertumbuhan dan Hasil Jagung yang Dipupuk N, P, dan K pada

Tanah Vertisol Isimu Utara Kabupaten Gorontalo”. Selasa, 03 Januari 2017.

Pukul 12.10 WIB. Gorontalo : Universitas Negeri Gorontalo.

24
LAMPIRAN-LAMPIRAN

25
Q

26

Anda mungkin juga menyukai