Laporan Praktikum
Laporan Praktikum
PENDAHULUAN
1
rasa manis pada biji jagung manis dikendalikan secara genetik. Menurut Lertrat
dan Pulam (2007), sifat manis pada jagung disebabkan oleh empat gen resesif
yaitu gen resesif su-1 (sugary), bt-1 (brittle), sh-2 (shrunken) dan se-1 (sugary
enhancer). Gen ini dapat mencegah perubahan gula menjadi zat pati pada
endosperma sehingga jumlah gula yang ada kira-kira dua kali lebih banyak dari
jagung biasa.
Jagung manis dikenal dengan nama sweetcorn. Jagung manis banyak
dikonsumsi karena memiliki rasa yang lebih manis, aroma lebih harum dan
mengandung gula sukrosa serta rendah lemak sehingga baik dikonsumsibagi
penderitadiabetes (Putri, 2011). Jagung manis memberikan keuntungan relative
tinggi bila dibudidayakan dengan baik (Sudarsana, 2000). Selain bagian biji,
bagian lain dari tanaman jagung manis memiliki nilai ekonomis diantaranya
batang dan daun muda untuk pakan ternak, batang dan daun tua (setelah panen)
untuk pupuk hijau/kompos, batang dan daun kering untuk sebagai bahan bakar
pengganti kayu bakar, buah jagung muda untuk sayuran, perkedel, bakwan dan
berbagai macam olahan makanan lainya (Purwono dan Hatono, 2007).
Permintaan pasar terhadap jagung manis terus meningkat dan peluang
pasar yang besar belum dapat sepenuhnya dimanfaatkan petani dan pengusaha
Indonesia karena berbagai kendala. Produktivitas jagung manis di dalam negeri
masih rendah dibandingkan dengan negara produsen akibat system budidaya yang
belum tepat (Palungkun dan Asiani, 2004). Produktivitas jagung manis di
Indonesia rata-rata 8,31 ton/ha (Muhsanati, Syarif, Rahayu, 2006). Potensi hasil
jagung manis dapat mencapai 14-18 ton/ha.
Salah satu factor pembatas pengembangan jagung manis di Indonesia
adalah terbatasnya lahan produktif akibat adanya alih fungsi lahan pertanian ke
lahan dengan kesuburan tanah rendah. Kesuburan tanah dapat diperbaiki dengan
pemupukan. Pemupukan bertujuan untuk menyediakan hara yang diperlukan oleh
tanaman, baik dengan pupuk buatan maupun pupuk organik yang diberikan
melalui tanah. Kelemahan pemberian pupuk melalui tanah adalah beberapa unsur
2
hara mudah larut dalam air dan mudah hilang bersama air perkolasi atau
mengalami fiksasi oleh koloid tanah, sehingga tidak dapat diserap oleh tanaman
(Putri, 2011).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:
1. diharapkan mahasiswa mengetahui proses budidaya tanaman
semusim hingga panen dan pasca panen tanaman jagung manis yang
di laksanakan pada lahan percobaan
2. mahasiswa mampu belajar mengambil sampel data amatan pada vase
vegetatif dan vase generatif tanaman jagung manis
3. mahasiswa dapat memahami cara penelitian di lapangan dengan
menggunakan rancangan sederhana RAL (rancangan acak lengkap),
walaupun tanpa pengolahan data statistic sesuai perancangan
percobaan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Batang tanaman jagung manis bentuknya bulat silindris, tidak berlubang, dan
terdiri dari beberapa ruas dan buku ruas, bahkan tanaman jagung manis dapat tumbuh
membesar dengan diameter 2 cm sampai 3 cm. Pada buku ruas akan muncul tunas yang
berkembang menjadi tongkol. Tinggi tanaman tanaman jagung manis sangat bervariasi.
Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1 m sampai 3 m tergantung
dari varietas (Tim Karya Tani Mandiri et al., (2010).
Daun jagung manis adalah daun sempurna. Jagung manis terdiri dari beberapa
struktur yakni, tangkai daun, lidah daun, dan telinga daun. Tangkai daun merupakan
pelepah yang berfungsi untuk membungkus batang tanaman jagung, sedangkan lidah
daun terletak di atas pangkal batang, telinga daun bentuknya seperti pita yang tipis dan
memanjang. Jumlah daun tiap tanaman bervariasi antara 8-48 helai, namun pada
umumnya berkisar antara 12-18 helai, bergantung varietas dan umur tanaman (Tim
Karya Tani Mandiri et al., (2010). Bunga tanaman jagung manis bila dilihat dari sifat
penyerbukannya termasuk kedalam tanaman yang menyerbuk silang. Tanaman ini
bersifat monoecious, dimana bunga jantan dan betina terpisah pada bunga yang berbeda
tapi masih dalam satu individu tanaman. Bunga jantan jagung berinduk malai, terdiri
atas kumpulan bunga-bunga tinggal dan terletak pada ujung batang. Bunga betina keluar
dari buku-buku berupa tongkol, tangkai putik pada bunga betina menyerupai rambut
yang bercabang-cabang kecil. Bagian atas putik keluar dari tongkol untuk menangkap
serbuk sari(Tim Karya Tani Mandiri et al., (2010).
Menurut Syukur dan Rifianto (2014), jagung manis memiliki karakteristik
unggul sebagai berikut:
1. Produktivitas tinggi
Produktivitas jagung manis merupakan karakteristik keunggulan yang
sangat penting. Penanaman jagung manis menggunakan varietas unggul
yangmempunyai produktivitas tinggi dapat meningkatkan produktivitas hasil di
lahan sempit maupun skala luas. Potensi produktivitas jagung manis hibrida
tanpa kelobot dapat mencapai 20 ton/ha/musim tanam. Potensi harus ditunjang
oleh kualitas buah yang baik, seperti ukuran, penampilan, biji, dan rasa.
5
2. Rasa manis
Selain produktivitas, sifat utama jagung manis yang dikembangkan
adalah rasa manis. Konsumen jagung manis menginginkan rasa manis yang
tinggi dan tetap manis setelah disimpan beberapa hari.
6
2.3 Jarak Tanam
Penggunaan jarak tanam merupakan salah satu unsur penting untukdiperhatikan
dalam bercocok tanam, dalam upaya mengusahakan tanaman terhindar dari persaingan
baik dari segi keperluan cahaya maupun pengambilan unsur hara. Untuk mendapatkan
jarak tanam yang tepat, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu kesuburan tanah
dan jenis jagung. Kerapatan tanaman harus diatur dengan jarak tanam sehingga tidak
terjadi persaingan antar tanaman, mudah memeliharanya dan mengurangi biaya (Tobing
dan Tampubolon, 1983). Jarak tanam juga mempengaruhi persaingan antar tanaman
dalam mendapatkan air dan unsur hara, sehingga akan mempengaruhi hasil. Berbagai
pola pengaturan jarak tanam telah dilakukan guna mendapatkan produksi yang optimal.
Penggunaan jarak tanam pada tanaman jagung dipandang perlu, Karena untuk
mendapatkan pertumbuhan tanaman yang seragam, distribusi unsur hara yang merata,
efektivitas penggunaan lahan, memudahkan pemeliharaan, menekan pada
perkembangan hama dan penyakit juga untuk mengetahui berapa banyak benih yang
diperlukan pada saat penanaman. Penggunaan jarak tanam yang terlalu rapat antara daun
sesama tanaman saling menutupi akibatnya pertumbuhan tanaman akan tinggi
memanjang karena bersaing dalam mendapatkan cahaya sehingga akan menghambat
proses fotosintesis dan produksi tanaman tidak optimal (Harjadi, 2002).
Keutungan menggunakan jarak tanam yang rapat antara lain : (1) sebagian benih
yang tidak tumbuh atau tanaman mudah yang mati dapat berkompensasi sehingga
tanaman tidak terlalu jarang, (2) permukaan tanah segera ditutupi sehingga pertumbuhan
gulma dapat tertekan, (3) jumlah tanaman perhektar merupakan komponen hasil yang
tinggi pula. Sedangkan apabila jarak tanam yang terlalu rapat kerugiannya antara lain :
(1) jumlah pipilan berkurang dengan buah yang agak pendek dan kecil, (2) benih lebih
banyak diperlukan, (3) penyiangan sukar dilakukan (Sumarsono dan Hartono 1986
dalam Susilo, 1995).
Kerapatan merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, karena
penyerapan energi matahari oleh permukaan daun. Jika kondisi tanaman terlalu rapat
dapat mempengaruhi perkembangan vegetatif dan hasil panen akibat menurunnya laju
fotosintesa dan menurunya perkembangan luas daun, oleh karena itu dibutuhkan jarak
tanam yang optimum untuk memperoleh hasil yang maksimum (Mayadewi, 2007) Salah
7
satu faktor penentu produktivitas jagung adalah populasi tanaman yang terkait erat
dengan jarak tanam dan mutu benih. Untuk memenuhi populasi tanaman tersebut.
Viabilitas benih dianjurkan lebih dari 95% karena dalambudidaya tidak diperkenankan
melakukan penyulaman tanaman yang tidak tumbuh karena peluangnya untuk tumbuh
normal sangat kecil dan biasanya tongkol yang terbentuk tidak berisi biji (Suryana,
2003).
a. Persiapan
Tanaman jagung memerlukan aerasi dan drainase yang baik sehingga
perlu penggemburan tanah. Pada umumnya persiapan lahan untuk tanaman
jagung dilakukan dengan cara dibajak sedalam 15-20 cm, diikuti dengan
penggaruan tanah sampai rata.
b. Penanaman
Pada saat penanaman tanah harus cukup lembab tetapi tidak becek. Jarak
tanaman harus diusahakan teratur agar ruang tumbuh tanaman seragam dan
pemeliharaan tanaman mudah. Beberapa varietas mempunyai populasi optimum
yang berbeda. Populasi optimum dari beberapa varietas yang telah beredar
dipasaran sekitar 50.000 tanaman/ha Jagung dapat ditanam dengan
menggunakan jarak tanam 100 cm x 40 cm dengan dua tanaman perlubang atau
100 cm x 20 cm dengan satu tanaman perlubang atau 75 cm x 25 cm dengan satu
tanaman perlubang. Lubang dibuat sedalam 3-5 cm menggunkan tugal, setiap
lubang diisi 2 biji jagung kemudian lubang ditutup dengan tanah.
8
c. Pemupukan
Dari semua unsur hara yang diperlukan tanaman yang paling banyak
diserap tanaman adalah unsur Nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K). Nitrogen
dibutuhkan tanaman jagung selama masa pertumbuhan sampai pematangan biji.
Tanaman ini menghendaki tersedianya nitrogen secara terus menerus pada
semua stadia pertumbuhan sampai pembentukan biji. Kekurangan nitrogen
dalam tanaman walaupun pada stadia permulaan akan menurunkan hasil.
Tanaman jagung membutuhkan pasokan unsur P sampai stadia lanjut,
khususnya saat tanaman masih muda. Gejala kekurangan fosfat akan terlihat
sebelum tanaman setinggi lutut. Sejumlah besar kalium diambil tanaman sejak
tanaman setinggi lutut sampai selesai pembungaan.
d. Pemeliharaan
Tindakan pemeliharaan yang dilakukan antara lain penyulaman,
penjarangan, penyiangan, pembubuan dan pemangkasan daun. Penyulaman
dapat dilakukan dengan penyulaman bibit sekitar 1 minggu. Penjarangan
tanaman dilakukan 2-3 minggu setelah tanam. Tanaman yang sehat dan tegap
terus di pelihara sehingga diperoleh populasi tanaman yang diinginkan.
Penurunan hasil yang disebabkan oleh persaingan gulma sangat beragam
sesuai dengan jenis tanaman, jenis lahan, populasi dan jenis gulma serta faktor
budidaya lainnya. Periode kritis persaingan tanaman dan gulma terjadi sejak
tanam sampai seperempat atau sepertiga dari daur hidup tanaman tersebut.
Agar tidak merugi, lahan jagung harus bebas dari gulma. Penyiangan
dilakukan pada umur 15 hari setelah tanam dan harus dijaga jangan sampai
menganggu atau merusak akar tanaman. Penyiangan kedua dilakukan sekaligus
dengan pembubuan pada waktu pemupukan kedua. Pembubuan selain untuk
memperkokoh batang juga untuk memperbaiki drainase dan mempermudah
pengairan.
Tindakan pemeliharaan lainnya yaitu pemangkasan daun.Daun jagung
segar dapat digunakan sebagai makanan ternak. Dari hasil penelitian
pemangkasan seluruh daun pada fase kemasakan tidak menurunkan hasil secara
nyata karena pada fase itu biji telah terisi penuh.
9
e. Pengairan
Air sangat diperlukan pada saat penanaman, pembungaan (45-55 hari
sesudah tanam) dan pengisian biji (60-80 hari setelah tanam). Pada masa
pertumbuhan kebutuhan airnya tidak begitu tinggi dibandingkan dengan waktu
berbunga yang membutuhkan air terbanyak. Pada masa berbunga ini waktu
hujan pendek diselingi dengan matahari jauh lebih baik dari pada huja terus
menerus.
Pengairan sangat penting untuk mencegah tanaman jagung agar tidak
layu. Pengairan yang terlambat mengakibatkan daun layu. Daerah dengan curah
hujan yang tinggi, pengairan melalui air hujan dapat mencukupi. Pengairan juga
dapat dilakukan dengan mengalirkan air melalui parit diantara barisan jagung
atau menggunakan pompa air bila kesulitan air.
g. Panen
Waktu panen jagung di pengaruhi oleh jenis varietas yang ditanam,
ketinggian lahan, cuaca dan derajat masak. Umur panen jagung umumnya sudah
cukup masak dan siap dipanen pada umur 7 minggu setelah berbunga.
10
Pemanenan dilakukan apabila jagung cukup tua yaitu bila kulit jagung sudah
kuning. Pemeriksaan dikebun dapat dilakukan dengan menekankan kuku ibu jari
pada bijinya, bila tidak membekas jagung dapat segera dipanen.
Jagung yang dipanen prematur butirannya keriput dan setelah dikeringkan
akan menghasilkan butir pecah atau butirnya rusak setelah proses pemipilan.
Apabila dipanen lewat waktunya juga akan banyak butiran jagung yang rusak.
Pemanenan sebaiknya dilakukan saat tidak turun hujan sehingga pengeringan
dapat segera dilakukan. Umumya jagung dipanen dalam keadaan tongkol
berkelobot (berkulit).
h. Pasca Panen
Penanganan pasca panen bisa dengan cara pengeringan, pada umumnya
dilakukan dengan menghamparkan jagung dibawah terik matahari menggunakan
alas tikar atau terpal. Pada waktu cerah penjemuran dapat dilakukan selama 3-4
hari. Dapat juga menggunakan mesin grain dryer. Kemudian jagung dipipil, agar
segera dijemur kembali sampai kering konstan (kadar air kurang lebih 12%) agar
dapat disimpan lama, biasanya memerlukan waktu penjemuran 60 jam sinar
matahari.
Pengolahan jagung ada 2 macam yaitu :
1. Pengolahan basah (wet process), adalah pengolahan jagung yang dilakukan
dengan merendam jagung terlebih dahulu di dalam air sehingga
menghancurkannya lebih mudah, dan setelah itu dikeringkan.
2. Pengolahan kering (dry process), adalah pengolahan secara kering tanpa
perendaman, biasanya menghancurkannya lebih sukar dibandingkan dengan
cara basah.
Penanganan pasca panen jagung adalah semua kegiatan yang
dilakukan sejak jagung dipanen sampai dipasarkan kepada konsumen,
kegiatannya meliputi : pemanenan,pengangkutan, pengeringan, penundaan,
perontokan dan penyimpanan. Kegiatan penanganan pasca panen pada
umumnya dilakukan oleh petani, kelompok tani, koperasi dan para
pedagang pengumpul serta didukung oleh berbagai lembaga dalam
11
masyarakat dalam satu kesatuan, maka disebut dengan istilah Sistem
Penanganan Pasca.
i. Panen.
Cara penanganan panen dan pasca panen yang kurang baik akan
memberikan dampak yang buruk terhadap mutu jagung, apabila mutu jagung
menurun, maka harga jual menurun dan pendapatan petani menjadi lebih
rendah. Faktor-faktor lain yang ikut mempengaruhi baik buruknya mutu
jagung adalah adanya jamur dan cendawan yang ditandai dengan warna
kehitam-hitaman, kehijau-hijauan atau putih pada buah jagung. Salah satu
diantara jamur tersebut adalah Aspergilis sp yang menghasilkan racun
aslatoksin dan berbahaya bagi manusia maupun ternak lainnya, jamur tersebut
dapat dimatikan dengan pemanasan tetapi racunnya tidak dapat ditangkal
dengan pemanasan.
12
dibandingkan nutrisi mineral lain karena nitrogen berperan penting dalam
pembentukan asam amino, protein, asam nukleat dan fitokrom. Pada tanaman
unsur nitrogen memegang peranan penting dalam merangsang pertumbuhan
organ-organ vegetatif tanaman seperti meningkatkan pertambahan ruas batang.
Ruas batang yang bertambah panjang mengakibatkan tanaman jagung manis
akan semakin tinggi (Tumewu dkk., 2012).
13
BAB III
Adapun waktu dan tempat penelitian adalah setiap hari selasa pukul 07.30 WIB
di mulai dari tanggal 16 Oktober 2018 sampai dengan 8 januari 2019 di ladang
Agronomi Fakultas Pertanian, Universitas Djuanda Bogor.
1. Pupuk Urea
2. SP 36
3. KCL
4. Puradan
5. Benih
6. Pupuk Kandang
1. Penggaris
2. Meteran
3. Tali Rapia
4. Cangkul
5. Arit
6. Timbangan digital
3.2 Metode
1. Prosedur
Praktikum akan dilakukan di lapangan, menggunakan tanaman jagung manis.
Setiap kelompok (2 orang mahasiswa) memperoleh lahan berukuran 1.2 m x 3
m=3,6m2, yang akan ditanami jagung manis dengan jarak tanam 75 cm x 25 cm.
14
Setiap lubang ditanami 2 benih. Bila pada umur 1 minggu setelah tanam (MST)
ada bibit yang tidak tumbuh, dilakukan penyulaman
15
4 Pupuk kandang 3,6𝑚2 𝑔
𝑘𝑔 𝟕𝟐𝟎𝟎 ⁄3,6𝑚2
× 20 × 1000 ⁄ℎ𝑎
20 ton/ha 10.000
𝑘𝑔
= 𝟕, 𝟐 ⁄3,6𝑚2
Sementara dosis pupuk kandang (20 ton/ha) ≈ 7,2 kg/3.6m2; SP-36 (200 kg/ha) ≈ 72
g/3.6m2; dan KCl (100 kg/ha) ≈ 36 g/3.6m2 sama untuk semua perlakuan. Pupuk
kandang diberikan bersamaan dengan pengolahan tanah. Pupuk Urea diberika dua
tahap, yaitu 0,5 dosis pada saat tanam dan 0,5 dosis pada umur 4 MST, sedangkan
pemberian pupuk SP-36 dan KCl diberikan sekaligus pada saat tanam.
Penentuan perlakuan dilakukan secara acak, dengan cara diundi pada seluruh peserta
praktikum. Pengamatan dilakukan pada 10 tanaman contoh per petak. Penentuan
tanaman contoh dilakukan secara acak
16
JADWAL KEGIATAN PRAKTIKUM
17
BAB IV
tinggi tanaman
tanaman 1 2 3 4 5 6
1 22 53 78 116 144 174
2 31 53 84 112 170 197
3 29 58 87 114 161 198
4 42 59 85 116 173 195
5 23 51 69 105 146 183
6 42 43 66 123 139 169
7 29,5 66 89 134 163 208
8 13 58 94 130 150 213
9 25 65 92 108 179 195
10 35 53 79 106 183 188
rata-rata 29,11111 55,9 82,3 116,4 160,8 192
jumlah daun
tanaman 1 2 3 4 5 6
1 4 7 8 10 14 12
2 4 6 8 11 11 14
3 5 8 8 10 14 11
4 6 8 8 11 11 12
5 4 6 7 11 12 12
6 6 6 6 12 11 13
7 5 6 9 11 14 12
8 3 8 8 12 14 12
9 4 7 8 11 13 11
10 4 7 8 10 14 12
rata-rata 4,5 6,9 7,8 10,9 12,8 12,1
18
Tabel 3 Diameter Batang Jagung
diameter batang
tanaman Atas Tengah bawah
1 1,4 2 2,3
2 1,2 2,2 2,3
3 1,4 1,9 2,2
4 1,4 2,0 2,5
5 1,2 1,9 2,3
6 1 2,2 2
7 1,1 1,7 2,5
8 1,4 1,9 2,5
9 0,9 1,7 2,5
10 0,9 1,7 2,5
rata-rata 1 2 2
Bobot Panjang
Jagung berkelobot tanpa kelobot berkelobot tanpa kelobot
19
Table 5 biji jagung
∑biji/tongkol
jagung ∑baris ∑biji/baris ∑biji/tongkol
1 12 32 420
2 14 33 462
3 16 35 560
4 14 33 462
5 14 29 406
6 12 31 372
7 14 37 516
8 16 30 420
9 14 30 420
10 16 38 608
rata-rata 14,2 32,8 464,6
diameter batang
tanaman atas Tengah bawah
1 1,2 2,2 2,5
2 1,2 2,2 2,5
3 1,2 1,9 2
4 1,5 2 2,2
5 1 1,5 2,5
6 1,2 1,5 2,2
7 1,2 1,5 2,5
8 1,2 1,5 2,5
9 1,2 1,9 2,5
10 1,5 1,9 2,5
rata-rata 1,24 2 2,39
luas daun
tanaman B.koran L.koran B.daun jumlah
1 31 22,9 5 3,7
2 31 22,9 6 4,4
3 31 22,9 5 3,7
4 31 22,9 5 3,7
5 31 22,9 5 3,7
6 31 22,9 6 4,4
20
7 31 22,9 6 4,4
8 31 22,9 4 2,9
9 31 22,9 6 4,4
10 31 22,9 7 5,1
rata-rata 31 22,9 5,5 4,04
4.2 Pembahasan
Tanaman jagung manis dalam hal pertumbuhan dan produksinya juga
membutuhkan unsur hara. Salah satunya adalah unsur hara Nitrogen. Kebutuhan
Nitrogen dalam batas tertentu dapat memperbaiki komponen pertumbuhan dan hasil
jagung manis, seperti akar, batang, daun, bunga, tongkol, biji dan kadar gula. Sebaliknya
bila terjadi kekurangan unsur Nitrogen akan mengakibatkan kadar gula rendah, tanaman
mudah terserang hama dan penyakit. Tetapi bila kekurangan unsur Nitrogen seluruh
bagian tanaman menunjukkan gejala kekuningan, kuantitas dan kualitas hasil akan
menurun (Koswara, 1986).
Dari pengamatan yang di lihat dari tabel di atas, bisa kita lihat ada respons yang
diberikan tanaman jagung saat diberikan perlakuan tanpa diberikan pupuk urea dari
hasil pengamatan pertumbuhan pada tanaman jagung tumbuh dengan baik tapi tidak
maksimal dan menghasilkan hasil produksi yang sedikit.
Kita tahu bahwa di praktikum ini ada 4 perlakuan yaitu peralakuan N0, N1, N2,
N3 dan N4. Dan pada setiap perlakuan menunjukkan pertumbuhan yang berbeda beda
dan menghasilkan produksi yang berbeda-beda pula. Dan ketika melihat rekapan data
pada seluruh perlakuan yang paling produktif adalah pada N3-N4, Hal ini membuktikan
bahwa semakin banyaknya unsur N yang diberikan pada tanah untuk pertumbuhan
jagung manis maka semakin tinggi pula pertumbuhan jagung manis tersebut.
Bunga jantan tumbuh pada 7 MST dan seminggu setelah itu bunga betina tumbuh
pada beberapa tanaman jagung manis. Pada pengendalian hama dan penyakit pada
tanaman jagung rata-rata tanaman jagung terserang penyakit bercak daun. Pada saat
panen pada beberapa buah tanaman jagung terdapat hama penggerek tongkol dan hama
penggerek batang.
21
Perlakuan sumber pupuk N dan waktu pemberian Urea yang berbeda tidak
berpengaruh nyata pada panjang tongkol tanpa kelobot dan kadar gula jagung manis.
Unsur hara yang berperan dalam pertumbuhan generatif tanaman adalah unsur hara N
dan P. Marschner dalam Marvelia et al. (2006) mengungkapkan bahwa unsur hara N
ikut berperan dalam pembungaan, namun peran N tidak terlalu besar seperti halnya
unsur hara P dalam pembentukan bunga. Peran unsur hara P dalam pembentukan bunga
mempengaruhi pembentukan dan panjang tongkol, karena tongkol merupakan
perkembangan dari bunga betina.
Kadar gula pada biji jagung manis dipengaruhi oleh waktu pemanenan. Umur
panen yang berbeda dan semakin banyak karbohidrat yang dihasilkan melalui proses
fotosintesis maka akan semakin tinggi kandungan gula yang terakumulasi pada biji
jagung manis (Surtinah, 2008). Perlakuan pemupukan N0 0kg/ha menunjukkan diameter
tongkol, bobot tongkol, panjang tongkol dan jumlah biji jagung lebih kecil dan berbeda
nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini diduga bahwa dengan pemberian Nitrogen yang
berbeda pada setiap tanaman jagung selama fase pertumbuhan dapat merangsang
aktivitas metabolisme dalam tanaman. Tersedianya nitrogen yang kurang menyebabkan
tidak seimbangnya rasio antara daun dan akar, maka pertumbuhan vegetatif berjalan
manual dan kurang sempurna. Pada kondisi demikian akan berpengaruh pada tanaman
untuk memasuki fase generative
22
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Dari kegiatan penelitian yang telah saya lakukan ini ternyata pengaruh pupuk
urea terhadap pertumbuhan jagung sangatlah besar.
2. Tersedianya N yang cukup menyebabkan adanya keseimbangan rasio antara
daun dan akar, maka pertumbuhan vegetatif berjalan manual dan sempurna. Pada
kondisi demikian akan berpengaruh pada tanaman untuk memasuki fase
pertumbuhan generative.
3. Perlakuan sumber pupuk N dan waktu pemberian urea mampu meningkatkan
komponen pertumbuhan yang meliputi jumlah daun, diameter batang dan tinggi
tanaman dan komponen hasil yang meliputi diameter tongkol, bobot tongkol,
panjang tongkol dan jumlah biji jagung lebih besar dan berbeda nyata dengan
perlakuan lainnya.
4. Faktor lain yang menentukan pertumbuhan tanaman jagung di lahan yaitu
cahaya, suhu, dan jarak tanam karena kesemuanya berkaitan dengan
pertumbuhan tanaman jagung selain perbedaan pemberian jumlah pupuk N.
5.2 Saran
1. Untuk para praktikan sebaiknya lebih merawat tanaman jagung yang sedang
diamati agar tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik serta pada saat
perhitungan tinggi tanaman jagung, jumlah daun tanaman jagung, lingkar
(diameter) tanaman jagung, panjang jagung, lingkar (diameter) jagung, berat
jagung dan jumlah biji jagung harus dilakukan dengan teliti agar mendapatkan
data yang aktual
2. Simpan data praktikan dengan baik.
23
DAFTAR PUSTAKA
Herliana, O., Atang., Isnan, U. 2015. Pengaruh dosis pemupukan pada system tanam
tumpang sari terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis dan kedelai. Jurnal
Agroteknologi 7(2) : 129-137.
Tim Karya Tani Mandiri. 2010. Pedoman bertanam jagung. CV Nuansa Aulia. Bandung
Ilahude, Zulzain, dkk. “Pertumbuhan dan Hasil Jagung yang Dipupuk N, P, dan K pada
24
LAMPIRAN-LAMPIRAN
25
Q
26