Anda di halaman 1dari 10

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

TERAPI REKREASI BERKEBUN

Disusun Oleh :

Kelompok 4

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXII

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL

BANDUNG

2020
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

Topik : Terapi Rekreasi Berkebun

Sasaran : Oma dan Opa

Hari/Tanggal : Rabu, 22 Januari 2020

Waktu :

Tempat : Rumah Perawatan Lansia Titian Benteng Gading

Pelaksana : Kelompok IV

A. Latar Belakang
Semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan hidup
manusia yang terakhir dimana pada masa ini seseorang mengalami penurunan
kemampuan fisik, mental dan sosial secara bertahap sampai tidak dapat melakukan
tugasnya sehari-hari. Bagi kebanyakan orang masa tua itu masa yang kurang
menyenangkan ( Stanley, 2009).
Lansia dipanti biasanya akan mengalami berbagai hal yang berhubungan dengan
biopsikosspriitualnya yang begitu beragam dan kompleks. Salah satu yang paling menjadi
tingkat kedua dalam masalah lansia adalah gangguan psikologis yang sama tingginya
dengan gangguan penyakit fisik pada lansia. Contoh gangguan psikologis lain pada lansia
yaitu peningkatan depresi terhadap penuaan diri sendiri dan keluarga yang kadang
menghiraukan ( Nugroho, 2008 ).
Terapi modalitas merupakan suatu cara pendekatan agar lanjut usia dapat
beradaptasi terhadap situasi, lebih mampu merawat diri sendiri, banyak aktifitas dan lebih
mandiri. Salah satu terapi modalitas pada lanjut usia untuk menurunkan tingkat gangguan
psikologis adalah terapi berkebun, yaitu terapi dengan menggunakan berkebun secara
terapeutik untuk meningkatkan fungsi fisik, psikologis, kognitif, perilaku dan fungsi
sosial serta meningkatkan hubungan yang terapeutik, juga dapat memperbaiki,
memelihara dan meningkatkan status fisik dan mental (Nugroho, 2014).
Terapi modalitas adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu luang bagi
lansia. Terapi modalitas merupakan metode pemberian terapi yang menggunakan
kemampuan fisik atau elektrik yang bertujuan untuk membantu proses penyembuhan
dan mengurangi keluhan yang dialami oleh klien ( Lundry & jenes, 2009 dalam
Setyoadi & Kushariyadi, 2011). Terdapat beberapa terapi modalitas yang diantaranya
adalah terapi kognitif dan terapi rekreasi. Terapi rekreasi pada lansia adalah aktifitas
yang dilakukan pada waktu senggang yang bertujuan untuk memberntuk serta
meningkatkan kembali kesegaran fisik, mental, pikiran dan daya rekreasi (individu
maupun kelompok) yang hilang akibat aktifitas rutin sehari-hari dengan cara mencari
kesenangan, hiburan, dan kesibukan yang berbeda. Pada kegiatan ini juga diharapkan
terjadi peningkatan Social engagement pada lansia, social engagement adalah
terpeliharanya beragam hubungan sosial dan keikutsertaan (partisipasi) dalam
kegiatan sosial (Budi, 2015).

B. Tujuan
1. Tujuan Intstruksional Umum
Klien mampu menerapkan cara berkebun untuk mengisi waktu luang
2. Tujuan Instruksional Khusus
- Klien mampu memahami pengertian berkebun
- Klien mampu memahami manfaat berkebun
- Klien mampu menerapkan kerja sama antar sesama
- Klien mampu melatih kesabaran
- Klien mampu menanamkan sifat kebersamaan
- Klien mampu membagi ilmu tentang cara berkebun yang benar
C. Metode

D. Media dan Alat


- Pot
- Tanah
- Sekop Kecil
- Bunga/ bibit
- Air
E. Susunan Kegiatan
No Tahap Kegiatan
1 Pra Interaksi - Mengucapkan salam
(5 Menit ) - Melakukan kontrak waktu dengan
peserta
- Menjelaskan tujuan dan metode
berkebun
2 Interaksi - Memberikan saran tentang cara
(20 Menit) menanam
- Melakukan kegiatan berkebun
bersama
3 Terminasi - Memberikan kesempatan kepada
(5 Menit ) klien untuk mengungkapkan
perasaannya setelah melakukan
aktivitas kelompok
- Memberikan pujian atas apa yang
telah di ungkapkan
- Memberikan kesempatan untuk
klien bertanya tentang terapi yang
bersangkutan
- Penutup

F. Materi TAK
Konsep Dasar Terapi Rekreasi
A. Definisi Terapi Rekreasi Berkebun
Terapi holtikultura (berkebun) adalah disiplin ilmu yang menggabungkan disiplin
ilmu holtikultura dan rehabilitasi. Terapi ini memanfaatkan tanaman dan kegiatan
berkebun dalam kegiatan terapi dan rehabilitasi untuk meningkatkan kesejahteraan
manusia (Detweiler, Syarma, Detweiler, Murphy, Lane, Charman, Dankim,
2012,2012). Therapi holtikultura adalah intervensi berbasis alam yang terjadi
lingkungan kebun. Para peserta terlibat dalam kegiatan berkebun dan belajar
ketrampilan baru, di pandu oleh terapis holtikultura yang membantu mereka menjalin
hubungan antara berkebun dan pengalaman mereka sendiri. Terapi holtikultura di
kelola dalam konteks tujuan pengobatan individu dan meningkatkan terapi pengobatan
tradisional dengan melihat berbagai masalah dengan cara baru ( Chan,Ho, Mahendra,
Tam, Rawtaer, & Kua, 2017).

B. Indikasi

Tidak ada indikasi khusus dalam terapi berkebun semua lansia yang mau dan mampu
berkebun dapat berpatisipasi dalam terapi ini (Chan, Ho, Mahendra, Tam, Rawtaer, &
Kua, 2017).

C. Kontra Indikasi

Berikut kontraindikasi lansia mengikuti terapi berkebun ini (Chan, Ho, Mahendra,
Tam, Rawtaer, & Kua, 2017).

a. Kondisi kejiwaan yang tidak memungkinkan (skizoprenia, bipolar)

b. Gangguan penglihatan dan pendengaran yang signifikan

c. Demensia

d. Masalah musculoskeletal yang dapat mengganggu aktifitas lansia

e. Memiliki penyakit berat (kanker, stroke, Parkinson).

D. Manfaat

Manfaat dari terapi berkebun pada lansia (Detweiler, Sharma, Murpy, Lane,
Carman & Kim, 2012) adalah sebagai berikut:

a. Dapat meredahkan rasa nyeri pada lansia

b. Meningkatkan mood positif pada lansia


c. Meningkatkan keterampilan sosial

d. Meningkatkan fungsi kognitif dan memori

e. Menurunkan tingkat stress

E. Kekurangan dan Kelebihan Berkebun

1) Kelebihan berkebun

a. Dapat meningkatkan rasa senang lansia

b. Meningkatkan interaksi antar lansia

c. Tanaman yang ditanam dapat dimanfaatkan oleh lansia

d. Dapat memperindah lingkungan lansia

2) Kekurangan Berkebun

a. Memerlukan tempat dengan tanah yang subur dan tidak keras

b. Memerlukan alat-alat seperti cangkul dan sekop

c. Memerlukan tenaga saat proses pencangkulan tanah, serta penanaman

F. Prosedur Pelaksanaan Terapi Berkebun

1) Persiapan sebelum hari yang dijadwalkan

a. Menginformasikan dan permohonan ijin kepada pengurus panti werda akan


diadakan terapi berkebun pada lansia.

b. Menyebarkan informasi kepada lansia secara langsung atau melalui pengurus panti
akan dilakukannya kegiatan terapi berkebun dan mengharapkan lansia yang
mampu, ikut berpartisipasi sebagai peserta dalam kegiatan.

c. Setelah persiapan selesai, selanjutya kumpulkan peserta terapi

d. Membuka kegiatan terapi berkebun dengan menjelaskan tujuan, manfaat serta


prosedur terapi berkebun
2) Persiapan Kegiatan

Persiapan sangat dibutuhkan sebelum dilakukan kegiatan agar kegiatan dapat


berjalan dengan lancar dan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi selama
kegiatan berlangsung. Persiapan yang harus dilakukan antara lain:

1) Persiapan Tempat
Memilih tempat yang sesuai untuk terapi berkebun, memilih tempat tanah yang
gembur, subur, dan mudah dicangkul.
2) Persiapan alat dan media
Menyiapkan alat dan media yang diperlukan seperti :
a. Tanaman
b. Cangkul, sekop
c. Pupuk
3) Persiapan peserta
Sebelum acara terapi, memilih peserta yang hendak diikutkan dalam terapi
berkebun. Lansia yang mampu dan mau ikut, diikutkan dalam terapi dengan
melihat kontraindikasi terlebih dahulu.
4) Persiapan lain-lain
Persiapan lain seperti persiapan konsumsi seperti air dan jajan.
- Setelah persiapan selesai, selanjutnya kumpulkan peserta terapi berkebun
- Membuka kegitatan terapi berkebun dengan menjelaskan tujuan dan manfaat
serta prosedur dan terapi berkebun pada lansia.
- Kontrak waktu dengan peserta dan memberikan kesempata peserta bertanya
sebelum kegiatan terapi berkebun dimulai.

3) Langkah-langkah Menanam Tanaman


 Cara menanam benih tanaman
a. Siram tanah yang akan digunakan untuk menanam sehari sebelum anda
menanam agar tanah lebih lembab tapi tidak basah. Lakukan persiapan
benih sebelum penanaman tetapi jangan terlalu jauh sebelum penanaman,
kuatir mulai berkecambah atau membusuk, isi pot anda dengan tanah
b. Untuk menanam benih yang sangat kecil, buka selapis permukaan tanah,
taburkan 5-10 benih, dan perlahan-lahan tutup kembali dengan selapis
tanah tadi menggunakan garpu tanah atau tongkat. Untuk menanam benih
yang lebih besar, buat sebuah lubang di bagian tengah 2-3 x lebih besar
benih. Anda perlu menanam lebih dari satu benih dalam setiap pot. Tutup
benih dengan selapis tanah dan tekan-tekan secara perlahan untuk
mengeluarkan kantong udara tempat jamur dapat tumbuh.
c. Siram pot setelah penanaman. Jika benihnya kecil sekali, penyiraman harus
dilakukan dengan hati-hati supaya tidak menghanyutkan benih
d. Ketika benih sudah berkecambah 1 atau 2 daun, pilih bibit yang terlihat
paling kuat dan yang lainnya digunting sehingga tinggal 1 bibit dalam 1
pot.
 Penanaman
Penanaman didalam rak vertikultur atau pot dilakukan setelah bibit memiliki
daun sempurna 3 sampai 5 helai. Langkah-langkah penanaman :
a. Pilih bibit yang sehat, tidak cacat dan seragam
b. Buat lubang tanam seukuran wadah permukaan pot. Pada sistem
vertikultur rak, jarak tanam berkisar 10-15 cm. Pada sistem pot, jumlah
tanaman yang ditanam sebanyak 1 tanaman per pot pada pot berukuran 3-
10 kg, sedangkan untuk pot yang berukuran lebih besar jumlah tanaman
berkisar 2-3 tanaman, khususnya untuk sayuran buah merambat seperti
pare, timun, oyong, dll.
c. Keluarkan bibit secara hati-hati dengan cara menggunting wadah atau
membalikkan wadah sedemikian rupa sehingga media dan perakaran bibit
tidak terganggu
d. Masukkan bibit kedalam lubang tanah, selanjutnya tutup lubang
menggunakan media tanam yang sebelumnya dikeluarkan pada saat
membuat lubang tanam.
e. Lakukan penyiraman sehingga tanah basah secara merata.
f. Selama kegiatan terapi berkebun berlangsung, lakukan pemantauan
keadaan lansia dan melakukan tindakan yang tepat apabila terdapat lansia
kelelahan, cedera ataupun lansia yang merasa tidak dapat melanjutkan
kegiatan.
g. Sampaikan bahwa kegiatan terapi berkebun telah selesai dilakukan dan
memberikan penghargaan pada peserta dengan melakukan tepuk tangan
bersama-sama atas kegiatan terapi berkebun yang telah berhasil dilakukan
memberikan reinforcement pada peserta
h. Tanyakan perasaan peserta setelah melakukan terapi berkebun dan
memberikan kesepatan peserta bertanya.
i. Berikan informasi/saran terkait terapi berkebun (seperti berapa kali terapi
berkebun sebaiknya dilakukan dll)
j. Menutup kegiatan terapi berkebun.
DAFTAR PUSTAKA

Chan, H. Y at all. 2017. Effect of horticultural therapy on elderly` health : protocol of a


randomized controlled trial. BMC Geriatrics, 17. 192

Detweler at all. 2012. What is the evidence to support the use of therapeutic gardens for the
elderly. Psychiatry investigation. 9 (2), 100-110

Nugroho, W. (2008). Keperawatan gerontik & geriatrik ed3. Jakarta: EGC.

Setyodi & Kushariyadi . 2011. Terapi Modalitas Keperawatan Pada Klien Psikogeriatrik. Jakarta
: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai