Disusun Oleh :
Kelompok 4
BANDUNG
2020
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
Waktu :
Pelaksana : Kelompok IV
A. Latar Belakang
Semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan hidup
manusia yang terakhir dimana pada masa ini seseorang mengalami penurunan
kemampuan fisik, mental dan sosial secara bertahap sampai tidak dapat melakukan
tugasnya sehari-hari. Bagi kebanyakan orang masa tua itu masa yang kurang
menyenangkan ( Stanley, 2009).
Lansia dipanti biasanya akan mengalami berbagai hal yang berhubungan dengan
biopsikosspriitualnya yang begitu beragam dan kompleks. Salah satu yang paling menjadi
tingkat kedua dalam masalah lansia adalah gangguan psikologis yang sama tingginya
dengan gangguan penyakit fisik pada lansia. Contoh gangguan psikologis lain pada lansia
yaitu peningkatan depresi terhadap penuaan diri sendiri dan keluarga yang kadang
menghiraukan ( Nugroho, 2008 ).
Terapi modalitas merupakan suatu cara pendekatan agar lanjut usia dapat
beradaptasi terhadap situasi, lebih mampu merawat diri sendiri, banyak aktifitas dan lebih
mandiri. Salah satu terapi modalitas pada lanjut usia untuk menurunkan tingkat gangguan
psikologis adalah terapi berkebun, yaitu terapi dengan menggunakan berkebun secara
terapeutik untuk meningkatkan fungsi fisik, psikologis, kognitif, perilaku dan fungsi
sosial serta meningkatkan hubungan yang terapeutik, juga dapat memperbaiki,
memelihara dan meningkatkan status fisik dan mental (Nugroho, 2014).
Terapi modalitas adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu luang bagi
lansia. Terapi modalitas merupakan metode pemberian terapi yang menggunakan
kemampuan fisik atau elektrik yang bertujuan untuk membantu proses penyembuhan
dan mengurangi keluhan yang dialami oleh klien ( Lundry & jenes, 2009 dalam
Setyoadi & Kushariyadi, 2011). Terdapat beberapa terapi modalitas yang diantaranya
adalah terapi kognitif dan terapi rekreasi. Terapi rekreasi pada lansia adalah aktifitas
yang dilakukan pada waktu senggang yang bertujuan untuk memberntuk serta
meningkatkan kembali kesegaran fisik, mental, pikiran dan daya rekreasi (individu
maupun kelompok) yang hilang akibat aktifitas rutin sehari-hari dengan cara mencari
kesenangan, hiburan, dan kesibukan yang berbeda. Pada kegiatan ini juga diharapkan
terjadi peningkatan Social engagement pada lansia, social engagement adalah
terpeliharanya beragam hubungan sosial dan keikutsertaan (partisipasi) dalam
kegiatan sosial (Budi, 2015).
B. Tujuan
1. Tujuan Intstruksional Umum
Klien mampu menerapkan cara berkebun untuk mengisi waktu luang
2. Tujuan Instruksional Khusus
- Klien mampu memahami pengertian berkebun
- Klien mampu memahami manfaat berkebun
- Klien mampu menerapkan kerja sama antar sesama
- Klien mampu melatih kesabaran
- Klien mampu menanamkan sifat kebersamaan
- Klien mampu membagi ilmu tentang cara berkebun yang benar
C. Metode
F. Materi TAK
Konsep Dasar Terapi Rekreasi
A. Definisi Terapi Rekreasi Berkebun
Terapi holtikultura (berkebun) adalah disiplin ilmu yang menggabungkan disiplin
ilmu holtikultura dan rehabilitasi. Terapi ini memanfaatkan tanaman dan kegiatan
berkebun dalam kegiatan terapi dan rehabilitasi untuk meningkatkan kesejahteraan
manusia (Detweiler, Syarma, Detweiler, Murphy, Lane, Charman, Dankim,
2012,2012). Therapi holtikultura adalah intervensi berbasis alam yang terjadi
lingkungan kebun. Para peserta terlibat dalam kegiatan berkebun dan belajar
ketrampilan baru, di pandu oleh terapis holtikultura yang membantu mereka menjalin
hubungan antara berkebun dan pengalaman mereka sendiri. Terapi holtikultura di
kelola dalam konteks tujuan pengobatan individu dan meningkatkan terapi pengobatan
tradisional dengan melihat berbagai masalah dengan cara baru ( Chan,Ho, Mahendra,
Tam, Rawtaer, & Kua, 2017).
B. Indikasi
Tidak ada indikasi khusus dalam terapi berkebun semua lansia yang mau dan mampu
berkebun dapat berpatisipasi dalam terapi ini (Chan, Ho, Mahendra, Tam, Rawtaer, &
Kua, 2017).
C. Kontra Indikasi
Berikut kontraindikasi lansia mengikuti terapi berkebun ini (Chan, Ho, Mahendra,
Tam, Rawtaer, & Kua, 2017).
c. Demensia
D. Manfaat
Manfaat dari terapi berkebun pada lansia (Detweiler, Sharma, Murpy, Lane,
Carman & Kim, 2012) adalah sebagai berikut:
1) Kelebihan berkebun
2) Kekurangan Berkebun
b. Menyebarkan informasi kepada lansia secara langsung atau melalui pengurus panti
akan dilakukannya kegiatan terapi berkebun dan mengharapkan lansia yang
mampu, ikut berpartisipasi sebagai peserta dalam kegiatan.
1) Persiapan Tempat
Memilih tempat yang sesuai untuk terapi berkebun, memilih tempat tanah yang
gembur, subur, dan mudah dicangkul.
2) Persiapan alat dan media
Menyiapkan alat dan media yang diperlukan seperti :
a. Tanaman
b. Cangkul, sekop
c. Pupuk
3) Persiapan peserta
Sebelum acara terapi, memilih peserta yang hendak diikutkan dalam terapi
berkebun. Lansia yang mampu dan mau ikut, diikutkan dalam terapi dengan
melihat kontraindikasi terlebih dahulu.
4) Persiapan lain-lain
Persiapan lain seperti persiapan konsumsi seperti air dan jajan.
- Setelah persiapan selesai, selanjutnya kumpulkan peserta terapi berkebun
- Membuka kegitatan terapi berkebun dengan menjelaskan tujuan dan manfaat
serta prosedur dan terapi berkebun pada lansia.
- Kontrak waktu dengan peserta dan memberikan kesempata peserta bertanya
sebelum kegiatan terapi berkebun dimulai.
Detweler at all. 2012. What is the evidence to support the use of therapeutic gardens for the
elderly. Psychiatry investigation. 9 (2), 100-110
Setyodi & Kushariyadi . 2011. Terapi Modalitas Keperawatan Pada Klien Psikogeriatrik. Jakarta
: Salemba Medika