Anda di halaman 1dari 6

ANALISA MATERIAL BESI BETON BERTULANG PASCA KEBAKARAN DAN

PERBAIKAN MATERIAL STRUKTURNYA

B. Pratowo

Abstrak

Kebakaran yang terjadi pada bangunan gedung mengakibatkan bahanbahan yang ada
akan mengalami kerusakan, begitu pula dengan besi beton bertulang, bahkan akibat suhu yang
tinggi perubahan tersebut akan mengalami bentuk besi beton bertulang baik ditinjau dari bentuk
fisik maupun yang lainnya. Pengujian besi beton bertulang di lakukan sebelum kebakaran dan
sesudah kebakaran dan mesin yang digunakan untuk Uji tarik adalah Mesin uji tarik Computer
Servo Control Material Testing Machines dan untuk mesin Uji kekerasan adalah Metode
Rockwell-B. Dimana besi beton bertulang itu telahan mengalami kenaikan suhu ± 200 dan
kebakaran selama 3 sampai dengan 4 jam. Pengujian terhadap besi beton bertulang ini sejauh
mana pengaruh terhadap pasca kebakaran dan sebelumnya dan perbandingannya antara
pengujian tarik dan pengujian kekerasan.

Kata kunci: Besi Beton Bertulang, Uji Tarik, Uji Kekerasan, Kebakaran

PENDAHULUAN
Dengan semakin pesatnya perkembangan
teknologi diera sekarang ini, material baja dan
besi banyak digunakan sabagai bahan bahan
konstruski, diantaranya untuk konstruksi mesin,
konstrusksi bangunan, perkapalan, kendaraan
bermotor dan sebagainya. Baja dan Besi beton
dua-dua adalah besi paduan, dimana baja
adalah unsur besi di tambah dengan unsur
karbon dan unsur-unsur lainnya, begitu pula
dengan besi beton, perbedaan antara baja dan
besi beton adalan perbandingan karbonnya.
Oleh karena itu baja dan besi memiliki sifat-
sifat yang bervariasi, yaitu dari sifta yang
lunak, sedang dan yang paling keras, seperti
halnya pada konstruksi bangunan, besi
merupakan bahan baku utama, diantaranya
untuk pembuatan pondasi bangunan, Gambar 1.
pengecoran dan lain-lainnya. Dalam penelitian Diagram Alir Penelitian
ini menganalisa besi beton bertulang tinjau Bahan dan alat penelitian
pasca kebakaran ditinjau dari tegangan tarik Bahan Penelitian
dan kekerasan, dari hasil penelitia ini kita bisa Bahan yang digunakan untuk peneltian ini
membandingkan kekuatan dan kekerasan adalah besi beton bertulang yang sebelum
setelah terbakar dengan sebelum perlakuan mengalami perlakuan panas dan besi beton
panas, mengetahui perubahan perubahan sifat bertulang yang terbakar pada suhu ± 100 ÷ 200
dari besi beton bertulang tersebut. 0 C selama 3 ÷ 4 jam.
Alat Penelitian
METODE PENELITIAN Mesin Uji Tarik
Diagaram Alir untuk penelitian uji tarik Mesin Uji tarik yang digunakan yaitu
dan kekerasan menurut metode Rockwell pada Computer Servo Control Material Testing
besi beton bertulang antara pasca kebakaran Machines, dengan spesifikasi :
dan sebelum terbakar adalah sebagai berikut
Type HT-9501 CAP : 1000 kg Date : 2000- 01 Prosedur Pengujian Tarik
Stroke : 250 mm Volt : 380 1. Siapkan bennda uji tarik dengan standar
pengujian dan tandai pada daerah gauge
length dengan tinta atau benda yang
tidak mudah dihapus.
2. Pasang benda uji pada pencekam (grip),
pada upper cross head dan kecangkan.
Posisi benda uji harus tegak lurus dan
sentris untuk menghindari benda uji
lepas atau selip.
Gambar 2. Mesin Uji Tarik 3. Hidupkan oil pump dan tekan” space
bar “ untuk menaikkan silinder ke atas
Mesin Uji Kekerasan Rockwell
sejauh 30 mm atau lebih, kemudian
tekan “ space bar “.
4. hidupkan tombol kontrol posisi Cross
head. Tahan tombol tersebut
kebawah dalam posisi yang tepat
untuk mencekam bagian benda uji.
5. Memulai pengujian, tekan menu zero,
tekan 1 untuk mulai pengujian,
Gambar 3. Mesin Uji Kekerasan Rockwell kemudian tampil koordinat X-Y pada
layar, tekan space bar untuk star
Alat-alat Pendukung
pengujian.
Alat pendukung lainnya yaitu : ragum, 6. Perhatikan besar beban pada saat
gergaji besi, jangka sorong, amplas, kain pengujian dan apabila terdengar bunyi
halus. benda putus,baca baca beban yang
ditunjukkan pada monitor uji tarik .
Persiapan Sampel
7. Setelah benda uji putus, stop silinder
Besi beton bertulang yang didapat dari dan lepas benda uji.
puing pasca kebakaran sebuah bangunan 8. Ulangi prosedur 1 sampai 7 untuk
yang diperoleh dalam bentuk batangan yang pengujian berikutnya.
berdiameter 8 mm. Untuk Uji Tarik bahan
9. Setelah pengujian selesai printlah
dibentuk dengan ukuran P = 150 dan L =
hasil dari penggujian.
100 mm sebanyak 6 buah sampel uji
diantaranya 3 untuk besi sebelum terbakar
dan pasca kebakaran. Dan untuk uji
kekerasan dengan panjang ± 100 mm
sebanyak 2 batang dibentuk sampel belum
terbakar dan sampel pasca kebakaran.
Pengujian Kekerasan Menurut Metode 2000 C sampai 3 hingga 4 jam kadar
Rockwell komposisi kimianya meningkat namun ada
juga yang menurun. Yang mana besi tersebut
1. Pilihlah indentor yang sesuai dengan menjadi lebih getas atau keras, tahan gesek
spesimen uji dan letakkan di bawah dan gores akan tetapi tingkat keelastisan dan
keuletannya berkurang.
plunger rod.
Pengujian Tarik
2. Bersihkan permukaan spesimen dan Dari hasil uji tarik didapatkan diagaram
letakkan pada benda uji, sehingga tegangan- regangan dengan menggunakan
permukaan rata dan sejajar dengan mesin computer servo material testing
meja uji. mekanis type 9501. Pengujian tarik
3. Putar hand whell hingga permukaan dilakukan untuk sempel besi beton
spesimen menyentuh indentor dengan bertulang sebelum kebakaran dan sesudah
kebakaran.
memutar kapasitas sehingga jarum
Pengujian tarik dilakukan sebanyak tiga
kecil pada indentor gauge berada pada kali. Pada pengujian tarik besi beton
posisi titik merah (minn or load). bertulang sudah kebakaran di beri kode
4. Dorong crank handle load ke belakang (PK), sedangkan besi beton bertulang
untuk pemakaian beban minor sebelum kebakaran (SK).
5. Lakukan penyetelan yaitu dengan Tabel 2. Hasil data pengukuran uji tarik
besi beton bertulang sebelum kebakaran
menggerakkan ring terluar dari
dan setelah
indentor gauge untuk meletakkan Benda Do Df Lo Lf
posisi jarum keposisi B- 30/C-0 atau Uji
B-130/C – 100. SK I 8 6,9 100, 120,02
24
6. Setelah itu lepaskan benda dan SK II 8 7,2 100,09 123,24
perhatikan jarum sampai berhenti ( SK II 8 7,3 100,25 128,09
minimal 10 detik), kemudian angkat PK I 8 6,9 100,63 117,54
PK II 8 6,9 100,01 117,44
crank handle load ke posisi semula,
PK III 8 5,7 100,09 118,67
lepaskan beban minor tetapi beban
Tabel 3. Hasil data uji tarik besi beton
minor masih terpakai.
bertulang sebelum terbakar
DATA HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Komposisi Kimia
Berdasarkan hasil pengujian komposisi kimia
diperoleh sebagai berikut:
Tabel 1 Hasil uji komposisi kimia besi beton
bertulang sebelum kebakar (BK) dan pasca
kebakaran (PK)

Dari tabel 1 di atas besi beton bertulang


sebelum kebakaran dan sesudah kebakaran
dimana setelah kebakaran dipengaruh suhu Gambar 5. Grafik diagram tegangan – regangan
panas dengan temperatur ± 1000 C sampai besi beton bertulang sebelum terbakar
Tabel 4 Hasil data uji tarik besi beton
bertulang setelah terbakar Pengujian 2 46 HRB 50 HRB
Pengujian 3 43 HRB 53 HRB
Pengujian 4 44 HRB 54 HRB
Pengujian 5 46 HRB 56 HRB
Jumlah rat- 45,2 HRB 52,4 HRB
rata

SISTEM PERBAIKAN

A. Perbaikan Sebagian (parsial)


Perbaikan sebagian hanya dilakukan pada
bagian elemen struktur yang mengalami
kerusakan ringan, dimana tingkat kerusakan
hanya terjadi pada daerah permukaan luarnya
saja dan tidak sampai keinti penampang elemen
struktur. Sehingga ikatan antara besi tulangan
dan beton masih cukup kuat. Proses perbaikan
Gambar 6. Grafik tegangan – regangan besi beton
dengan memakai bahan grouting yang tidak
bertulang setelah kebakaran mudah mengalami susut. Proses perbaikan
sebagian dilakukan dengan cara mengupas pada
Tabel 5 Data hasil Pengujian Tarik bagian selimut beton yang rusak dan
Ukuran Rega Tega menggantinya dengan bahan cor beton dengan
Sampel penampang ngan ngan menambah cairan calbond agar terjadi ikatan
Uji (%) (kgf) yang kuat antara beton lama dengan beton
Diameter Luas baru.
(mm) (mm2)
SB I 6,9 37,39 19 % 2054 B. Perbaikan Total
SB II 7,2 40,71 23 % 2035 Dalam kondisi yang sudah parah maka
SB III 7,3 41,85 27 % 2032 perbaikan perlu dilakukan dengan cara
PK I 6,9 37,39 16 % 1750 menyeluruh, karena, elemen struktur sudah
PK II 6,9 37,39 17 % 1761 mengalami perubahan bentuk (deformasi) yang
PK III 5,7 25,51 18 % 1768 besar, dengan demikian perlu dilakukan
Pengujian kekerasan menurut metode perbaikan secara keseluruhan. Seluruh bagian
Rockwell struktur yang telah mengalami kerusakan harus
Dari pengujian kekerasan menurut diperhitungkan, baik pada saat proses
metode Rockwell untuk kedua sampel uji pembongkaran maupun saat melakukan
yang dibebani gaya sebesar 980 Newton perbaikan. Perencanaan mempunyai peran yang
sebanyak lima kali pengujian dengan sangat penting, segala sesuatunya harus
menggunakan skala B (Bola1/16”) dilakukan secara teliti dan cermat, karena
apabila ada kesalahan dalam perencanaan, akan
didapatlah hasil pengujiannya sebagai
dapat mengakibatkan munculnya kerusakan
berikut :
baru. Pada bagian lain yang tidak dibongkar
harus diberikan penyokon berupa pipa support
Tabel 6. Hasil Pengujian Kekerasan
diagonal atau scaffolding sehingga bagian yang
Rockwell
tidak rusak, tidak mengalami kerusakan akibat
Kekerasan Besi beton Besi Beton
Rockwell tulangan tulangan dari tindakan perbaikan. Pada perbaikan total
sebelum sesudah harus memperhitungkan beban yang dipikul
terbakar terbakar oleh alat penyokong scaffolding dan pipa
Pengujian 1 47 HRB 49 HRB support yang dipakai untuk menunjang bagian
yang diperbaiki dan dijaga kestabilannya agar
tidak terjadi deformasi Pada perbaikan total b. Penambahan pelat baja diberikan pada
harus dipakai bahan material yang mempunyai bagian atas dan bawah balok yang
kekuatan awal cukup tinggi dan mempunyai diperkuat dengan baut untuk membentuk
susut kecil, sehingga proses pengerjaan akan rangka, dengan tujuan untuk lebih
lebih cepat dan tidak mengganggu stabilitas meningkatkan kemampuan balok dalam
struktur yang tidak diperbaiki. menahan momen dan meningkatkan gaya
geser. Pelat baja direkatkan dengan bahan
C. Memperbaiki Dimensi epoxy agar menyatu dengan balok dan
Perbaikan demensi perlu dilakukan, salah diperkuat baut seperti sandwich, sehingga
satunya dengan cara memperbesar demensi membentuk rangka batang
dengan tujuan menambah kekuatan, agar
struktur mampu menerima beban sesuai dengan Untuk bagian dinding yang retak dilakukan
fungsi bangunan seperti sebelum terbakar. dengan mengelupas plesteran dinding yang
Beberapa cara untuk memperbesar demensi terbakar. Sedangkan pada pasangan batu bata
struktur yaitu : yang retak diberikan serat bindrat yang berupa
a. Memberi lapisan pada elemen struktur kawat anyaman dengan tujuan untuk
dengan menambah serat fiber dan epoxy. menambah kekuatan tarik, agar pasangan batu
Serat fiber mempunyai kekuatan tarik yang bata tidak mudah retak dan disela-sela dinding
kuat namun mempunyai kelemehan tidak dimasukkan adukan mortal semen sampai
tahan api, sehingga perlu dilapisi sejenis penuh.
foam agar terhindar dari panas api.
b. Memberi lapisan pada elemen struktur KESIMPULAN
dengan membungkus beton drymix. Dengan Dengan melihat kasus kebakaran yang
adanya penambahan demensi struktur pernah terjadi, perlu dilakukan penanganan dan
selanjutnya dilakukan kajian ulang terhdapa membutuhkan perhatian secara khusus. Tidak
kekuatannya, utnuk menghitung besarnya semua bangunan pasca kebakaran bisa
gaya-gaya dalam yang terjadi. Kebutuhan dilakukan perbaikan, hal ini sangat tergantung
tulangan yang dipasang dan besarnya dari tingkat kerusakan yang terjadi pada
demensi harus mampu memikul beban bangunan tersebut.
aktual yang ada. Untuk itu perlu dilakukan identifikasi di
lapangan secara cermat, sehingga dalam
Dengan memperbesar demensi kolom maka melakukan perbaikan.
diharapkan momen nominal yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan yang diharapkan.
akan menjadi lebih besar. Perkuatan pada Dari kasus di atas dapat disimpulkan sebagai
daerah joint yaitu pertemuan antara kolom dan berikut :
balok agak sedikit mengalami kesulitan, a. Dalam melakukan perbaikan konstruksi
terutama dalam pemasangan beugel pada pasca kebakaran perlu mengkaji secara teliti
daerah geser. Dimana daerah tersebut tentang bahan material yang akan
merupakan daerah yang memikul momen yang digunakan, bahan tersebut harus
cukup besar akibat gaya gravitasi maupun mempunyai ikatan yang sangat kuat dan
gempa, dan dalam penambahan penampang mempunyai kekuatan minimal sama dengan
harus dapat menyatu dengan bahan lama. kekuatan bahan sebelum mengalami
kebakaran.
D. Menambah Elemen Baja b. Dalam melakukan perbaikan agar dilakukan
a. Penambahan elemen baja dengan tujuan studi khususnya dalam memilih metode
untuk menambah kekuatan struktur, karena yang tepat dan perlu dilakukan analisis
dengan menambah elemen baja maka setiap kasus per kasus, sehingga sesuai
bentangan balok dan luasan pelat lantai akan dengan tingkat kerusakan yang terjadi pada
lebih kecil, sehingga beban konstruksi akan elemen struktur tersebut, dan didapatkan
terdistribusi secara merata, sehingga tidak hasil yang optimal sesuai dengan fungsi
terjadi momen dan deformasi yang melebihi bangunan.
kapasitas penampang yang ada.
c. Setelah dilakukan perbaikan sangat perlu
untuk dilakukan ujicoba non distruktif,
dengan tujuan untuk mengetahui dan
memastikan kembali bahwa perbaikan yang
dilakukan telah sesuai dengan standar dan
persyaratan yang telah direncanakan.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pekerjaan Umum, 1991.
Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk
Banguan Gedung, SKSNIT-15-1991-03.

Mamoru Kohno, 2003.


Fire Resistance of Steel Structures–Its
Verification Method in the Building Standard.
Department of Fire Engineering, Building
Research Institute.

Mamoru Kohno, 2003.


Fire Resistance Excellent Properties at
Elevated Temperatures-Department of Fire

Purwanto, Edi, 2001,


Perkuatan Lentur dan Geser Balok Beton
Bertulang Pascabakar dengan Carbon Fiber
Strips dan Carbon Wrapping, Tesis, Jurusan
Teknik Sipil, Universitas Gajah Mada Yogyakarta

Biodata Penulis
Kusdiman Joko Priyanto, ST,MT
Surakarta 3 Agustus 1967(UTP-1996 dan
UNDIP-2008) Kelompok Studi Bidang
Struktur
S1-Struktur FTSP UTP (1996)
S2-Struktur MTS UNDIP (2009)

Anda mungkin juga menyukai