Analisa Situasi
Persiapan Desentralisasi Pengelolaan ARV
di tingkat Kabupaten/Kota
2019
1
Materi diskusi kelompok ( waktu maksimal : 3 jam)
3. Pembagian tugas/TUPOKSI
a. Ketersediaan tupoksi/SOP tertulis a. SOP tersedia
b. Kepatuhan terhadap tupoksi b. Kurang patuh
c. Mekanisme memastikan tupoksi dijalankan c. Harus ada evaluasi dan pengawasan
Kelemahan : Pengelolaan Obat di Kab belum berbentuk UPT sehingga masih belom terkoordinasi dengan maksimal
Ringkasan
2
B PENDANAAN
4. Dana pengadaan obat program
a. Ada : sumber, proporsi/besaran dalam
rupiah, cara menghitung kebutuhan Dana Pengadaan Obat Program Ada , Sumber APBD,
b. Tidak ada: minta penjelasan ABPN/DAK
Dana pengadaan obat PKD
a. Ada : sumber, proporsi/besaran dalam
rupiah, cara menghitung kebutuhan
b. Tidak ada : minta penjelasan
Kekuatan :
Kelemahan :
Ringkasan
3
C MANAJEMEN INFORMASI
7. Sistem pelaporan pengelolaan obat
a. Bentuk eletronik atau manual, minta Note : Pengelolaan Obat difarmasi Masih manual
penjelasan untuk sistem yang ada, e-logistic
(Farmasi)
b. Laporan program yang berkaitan dengan
pengelolaan dan penggunaan SIHA
8. Mekanisme pelaporan a. Setiap bulan
a. Frekuensi pengiriman LBPHA dari Fasyankes ke b. Sebagian fasyankes mengirim Via email dan juga
kabupaten ada yang menyerahkan hardcopy secara langsung
b. Cara pengiriman LBPHA dari puskesmas ke c. Maksimal setiap tanggal 5 /bulan
kab/kota: dibawa kurir, pos, diambil supervisor, d. Laporan SIHA
dititipkan seseorang, dengan email
c. Tenggat waktu pengiriman LBPHA
d. Pelaporan secara elektronik (SIHA) , e – logistic
atau manual.
12. Fasilitas yang tersedia untuk manajemen informasi a. KOmputer dan Laptop
a. Komputer/laptop
b. Jaringan internet
b. Jaringan internet
c. Software
Kelemahan
Ringkasan
5
e. dampak positif hasil training
Kekuatan
Kelemahan
Ringkasan
E. SELEKSI/PERENCANAAN OBAT
19. Obat yang direncanakan (ARV) Karena Obat ARV permintaan nya ke Propinsi dan langsung
a. Kebutuhan ARV kabupaten kota secara ke Fasyankes jadi belum pernah membuat Penyusunan
menyeluruh Kebutuhan untuk Obat ARV di Diskes
b. Seberapa jauh keterlibatan penanggung jawab
program dan farmasi dalam perencanaan
(penyusunan kebutuhan)
Kelemahan : Obat ARV langsung dari Provinsi ke Fasyankes jadi Diskes Kabupaten tidak terlibat langsung untuk
penyusunan kebutuhan Obat
Ringkasan
Kekuatan
Kelemahan
Ringkasan
7
G. PROSES DISTRIBUSI
27. Mekanisme distribusi obat secara rutin
a. Ketersediaan pedoman, SOP
b. Distribusi dari kabupaten/kota – puskesmas ,
fasyankes
c. Sistem distribusi : pull, push
d. Bagaimana pembiayaan distribusi
28 Perencanaan distribusi ARV Tidak ada, Karena obat ARV dari Diskes Provinsi langsung ke
a. Target Program Fasyankes
b. Sisa stock
c. Permintaan dari Fasyankes
d. Berdasarkan periode waktu tertentu
e. Frekuensi distribusi
f. Lain-lain
29 Cara/moda/biaya distribusi obat dari IFK ke Tidak ada, Karena obat ARV dari Diskes Provinsi langsung ke
Fasyankes Fasyankes
a. Dikirim oleh IFK ke Puskesmas
b. Diambil oleh Puskesmas ke IFK
c. Kendaraan operasional, milik puskesmas, IFK,
program
d. Besaran biaya per pengiriman ke puskesmas/RS
30 Siapa yang memberikan persetujuan pengeluaran Tidak ada, Karena obat ARV dari Diskes Provinsi langsung
obat? ke Fasyankes
a. Penanggung jawab program
b. Ka Sie Farmasi
c. Kepala IFK
Lain-lain, sebutkan : …………..
Kekuatan
Kelemahan
2. Penilaian diperbandingkan
3. Catatan untuk feed back
4. Mekanisme feed back kepada puskesmas
Kekuatan
Ada Dana Supervisi di IFK maupun di Program HIV/AIDS
Kelemahan untuk supervise berjalan masing2
Ringkasan