Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN BULAN JANUARI

UNIT FARMASI

UPT PUSKESMAS ARDIMULYO


DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya tim penyusun
dapat menyelesaikan Laporan Bulanan Unit Farmasi bulan Januari dengan lancar. Laporan
bulanan ini merupakan salah satu laporan permasalahan di Unit Farmasi dan rencana tindak
lanjut untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Laporan bulan Januari disusun untuk pedoman pelaksanaan kegiatan Unit Farmasi
Puskesmas Ardimulyo pada bulan Februari . Tim penyusun mengucapkan terimakasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya penyusunan Laporan bulanan.

Tim penyusun menyadari bahwa Laporan bulanan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu tim penyusun mengharapkan masukan dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun. Penyusun mengharapakan semoga dengan adanya Laporan bulanan Unit
Farmasi ini dapat menunjang kinerja Unit Farmasi sehingga dapat meningkatkan mutu dan
kinerja Puskesmas Ardimulyo dimasa yang akan datang.

Malang, Februari 2022

Unit Farmasi

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
BAB I..................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Tujuan......................................................................................................................2
BAB II.................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..................................................................................................................3
A. HASIL KEGIATAN UNIT FARMASI.........................................................................3
BAB III................................................................................................................................6
PENUTUP..........................................................................................................................6
A. Kesimpulan..............................................................................................................6
B. Saran.......................................................................................................................6

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari pembangunan nasional
mempunyai tujuan untuk meningkatkan kemauan dan kemampuan serta kesadaran
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
optimal. Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan tingkat dasar telah menjadi
ujung tombak pelayanan dan pembangunan kesehatan. Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan pasal 5 menyebutkan bahwa
setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman,
bermutu dan terjangkau. Puskesmas merupakan salah satu fasilitas pelayanan
kesehatan yang bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan, baik
promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif disuatu wilayah.
Tujuan diselenggarakan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakata yang optimal, baik sosial maupun ekonomi. Kepala
Puskesmas beserta jajaran harus berkomitmen untuk memberikan pelayanan
kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat. Farmasi merupakan salah satu Unit
terpenting dalam pelayanan pasien dengan penyediaan obat yang aman dan bermutu
untuk masyarakat.
Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai
pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian .
Hal ini tertuang dalam Permenkes nomer 74 tahun 2016 tentang Standard Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas. Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung
dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi
dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan
pasien. Dalam melakukan pelayanan kefarmasian ada 3 pokok pekerjaan yang
dilakukan oleh Unit Farmasi yaitu Pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP, pelayanan
farmasi klinis serta edukasi dan pemberdayaan masyarakat.
Pertemuan evaluasi bulanan UKP adalah proses evaluasi terhadap kesesuaian
dan efektifitas penerapan sistem manajemen mutu yang dilakukan secara berkala dan
melibatkan berbagai pihak yang terkait dengan operasional kegiatan organisasi. Unit
Farmasi wajib melakukan perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta
tindak lanjut dari perencaan yang dibuat. Oleh karena itu, perlu disusun laporan
bulanan Unit Farmasi.

1
B. Tujuan
1. Memonitoring dan mengevaluasi kegiatan di Unit Farmasi bulan Januari sesuai
dengan DO PKP 2022
2. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkualitas serta aman bagi
keselamatan pasien dan petugas di UPT Puskesamas Ardimulyo melalui
penyelenggaraan pelayanan kefarmasian secara optimal, efektif, efisien dan
berkesinambungan sehingga proses pelayanan berjalan baik dan lancar.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. HASIL KEGIATAN UNIT FARMASI


Dalam melakukan pelayanan kefarmasian di Puskesmas selain mengacu pada
permenkes 74 tahun 2016 Unit Farmasi juga mengacu pada DO Penilaian Kinerja
Puskesmas (PKP) tahun 2022. Dalam DO PKP 2022 untuk UKP di Puskesmas
Ardimulyo ada 9 variable penilaian
1. Kesesuaian item obat yang tersedia dalam Formularium Nasional
a. Permasalahan : belum ada Formularium Puskesmas yang terupdate, ada item
obat kosong
b. Analisa : Formularium Puskesmas belum direvisi, kekosongan obat dikarenakan
kekosongan dari GFK dan PBF
c. Rencana Tindak Lanjut : merevisi dan mengupdate Formularium Puskesmas
yang disesuaikan dengan Formularium Nasional, manambah PBF rekanan
dengan membuat MoU dengan PBF untuk menghindari kekosongan obat
2. Ketersediaan obat dan vaksin terhadap 45 item obat indikator
a. Permasalahan : ada obat yang tidak tersedia di Puskesmas yang termasuk
dalam daftar obat indikator
b. Analisa : item obat yang kosong tidak dibutuhkan atau adanya substitusi obat
dengan indikasi sama yang tersedia di GFK
c. Rencana tindak lanjut : menyediakan obat yang kosong dalam julah sedikit
3. Penggunaan Antibotika pada penatalaksanaan ISPA non pnemonia
a. Permasalahan : masih ada 2% kasus ISPA non pneumonia yang mendapatkan
Antibiotik
b. Analisa : dokter menganggap pasien butuh diresepkan antibiotik
c. Rencana tindak lanjut : mengingatkan dokter atau petugas penulis resep bahwa
ISPA non pneumonia tidak membutuhkan antibiotik.
4. Penggunaan Antibiotika pada penatalaksanaan diare non spesifik
a. Permasalahan : -
b. Analisa : -
c. Rencana tindak lanjut : -
5. Penggunaan injeksi pada kasus myalgia
a. Permasalahan : -
b. Analisa : -
c. Rencana tindak lanjut : -
3
6. Rerata item obat yang diresepkan
a. Permasalahan : item obat yang diresepkan melebihi 2,6 dari target peresepan
b. Analisa : dokter memerlukan lebih dari 3 macam obat yang diresepkan untuk
pasien.
c. Rencana tindak lanjut : mengingatkan kepada dokter atau petugas penulis resep
agar menulis item antara 2-3 item obat saja yaitu obat yang benar-benar pasien
butuhkan.
7. Pengkajian resep, pelayanan resep dan pemberian informasi obat
a. Permasalahan : pengkajian resep belum dilakukan.
b. Analisa : tidak ada form pengkajian resep.
c. Rencana tindak lanjut : membuat dan pengajuan untuk mencetak form
pengkajian resep di lembar resep.
8. Konseling
a. Permasalahan : konseling belum mencapai target
b. Analisa : belum ada bilik konseling sehingga saat konseling tidak nyaman, saat
pasien ramai dan petugas sendirian maka waktu untuk konseling tidak ada.
c. Rencana tindak lanjut : pengajuan untuk pembuatan bilik konseling, untuk
pelayanan di Unit Farmasi setidaknya 2 orang selain untuk double cek juga agar
lebih ada waktu untuk melakukan konseling.
9. Pelayanan Informasi Obat
a. Permasalahan : ada pio yang tidak terdokumentasi
b. Analisa : petugas farmasi terlupa untuk mendokumentasikan PIO dalam lembar
PIO
c. Rencana Tindak Lanjut : menandai resep dengan PIO kemudian menulis di
lembar PIO.
Pencapaian Kinerja Puskesmas (PKP) Unit Farmasi bagian UKP dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
No. Variabel Program Target Total Capaian % Ketercapaian
(%) sasaran target
1. Kesesuaian item obat yang 80% 183 166 90,71 Tercapai
tersedia dalam Fornas
2. Ketersediaan obat dan vaksin 85% 45 42 93,33 Tercapai
terhadap 45 item obat indikator
3. Penggunaan antibiotika pada ≤ 20 % 40 2 5,00 Tercapai
penatalaksanaan ISPA non
pneumonia
4. Penggunaan antibiotika pada ≤ 8 % 16 0 0,00 Tercapai
penatalaksanaan kasus diare
non spesifik
5. Penggunaan Injeksi pada ≤ 1 % 29 0 0,00 Tercapai
Myalgia
4
6. Rerata item obat yang ≤ 2,6 85 234 2,75 Tidak
diresepkan tercapai
7. Pengkajian resep,pelayanan 80% 676 676 100,0 Tercapai
resep dan pemberian informasi 0
obat
8. Konseling 5% 105 5 4,76 Tidak
Tercapai
9. Pelayanan Informasi Obat 10% 26 10 38,46 Tercapai

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Monitoring dan evaluasi Unit Farmasi dilakukan dengan membuat laporan PKP
bagian UKP Unit Farmasi ada 9 variable penilaian yang digunakan. Evaluasi
dilakukan dengan Analisa masalah dan rencana tindak lanjut yang akan
dilakukan.
2. Pelayanan kefarmasian secara optimal, efektif, efisien dan berkesinambungan
sudah dilakukan dan perlu ditingkatan dengan 7 variable yang sudah mencapai
target dan ada 2 target yang belum tercapai.

B. Saran
1. Kegiatan monitoring dan evaluasi harus dilakukan setiap bulan
2. Melengkapi dokumen eksternal dan internal yang dibutuhkan sebagai pedoman
pelaksanaan pelayanan kefarmasian.

Mengetahui, Malang, Februari 2022


Penanggungjawab UKP Koordinator Unit Farmasi

dr. Keni Lathifa Nela Oktavia, S. Farm., Apt.

6
7

Anda mungkin juga menyukai