Anda di halaman 1dari 8

Al-Ihsan dkk, Terapi bermain origami . . .

TERAPI BERMAIN ORIGAMI TERHADAP


KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) YANG
MENJALANI HOSPITALISASI

Muhammad Al-Ihsan, Eka Santi, Anggi Setyowati

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat,


Jl. A. Yani KM. 36 Banjarbaru, 70714.

Email korespondensi: alihsan0406@gmail.com.

ABSTRAK
Hospitalisasi dapat menimbulkan respon kecemasan pada anak usia prasekolah. Dampak
kecemasan pada anak dapat mengganggu tumbuh kembang, proses penyembuhan, dan trauma.
Terapi bermain origami merupakan salah satu intervensi yang dapat mengurangi kecemasan
anak selama menjalani hospitalisasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh terapi
bermain origami terhadap kecemasan anak usia prasekolah (3-6 tahun) yang menjalani
hospitalisasi di RSUD Idaman Banjarbaru. Metode pada penelitian ini bersifat quasi
eksperimental dengan rancangan penelitian pretest posttest non equivalent control group design.
Pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling dengan sampel 30 anak usia
prasekolah yang terbagi atas 15 anak kelompok intervensi dan 15 anak kelompok kontrol.
Pengukuran kecemasan anak usia prasekolah menggunakan Preschool Anxiety Scale. Hasil
analisis data menggunakan uji non parametrik Wilcoxon Signed Rank Test terdapat pengaruh
terapi bermain origami terhadap kecemasan anak usia prasekolah (3-6 tahun) yang menjalani
hospitalisasi di RSUD Idaman Banjarbaru(p-value 0,001).

Kata-kata kunci: hospitalisasi, kecemasan, terapi bermain origami.

ABSTARCT
Hospitalization can cause anxiety responses among preschool age children. Impact of children's
anxiety when undergoing hospitalization may interfere with growth and development, healing
process, and trauma. Origami therapy is one of the interventions to reduce anxiety among
children during their hospitalization. The objective of this study was to measure the effectiveness
of origami therapy on the anxiety among preschool children (3-6 years) during hospitalizatio
Idaman Banjarbaru Public Hospital. The Method this study was quasi-experimental with non-
equivalent pretest posttest control group design. The consecutive sampling technique was used
in this study to select the samples of 30 preschool children, divided into 15 intervention group
and 15 control group. Measurement of anxiety preschoolers using Preschool Anxiety Scale. The
Results Analyzed using non-parametric test Wilcoxon Signed Rank Test, there was an effect of
origami therapy on the anxiety preschool age children during Hospitalization at Idaman
Banjarbaru Public Hospital (p-value 0.001).

Keywords: anxiety, hospitalization, origami therapy.

63
Dunia Keperawatan, Volume 6, Nomor 1, Maret 2018: 63 – 70

PENDAHULUAN cemasnya, salah satunya yaitu terapi


bermain (6). Terapi bermain
Masa prasekolah khususnya merupakan suatu kegiatan bermain
pada anak usia 3 tahun, lebih rentan yang dilakuakan untuk membantu
mengalami kecelakaan dan cedera. proses penyembuhan anak dan sarana
Cedera yang dialami anak dapat dalam melanjutkan pertumbuhan dan
berupa jatuh, aspirasi dan luka bakar perkembangan anak secara optimal
sehingga memungkinkan anak untuk (9).
menjalani perawatan di rumah sakit Tujuan terapi bermain di rumah
(1). Semakin muda usia anak akan sakit bagi anak yaitu untuk mengurangi
lebih berisiko untuk mengalami perasaan takut, cemas, sedih, tegang, dan
hospitalisasi disebabkan oleh nyeri (6). Banyak macam terapi bermain
pertahanan sistem imun anak yang yang dapat mengembangkan kemampuan
masih berkembang sehingga rentan anak, seperti mewarnai gambar, puzzle,
terpapar penyakit (2). clay, dan origami. Origami merupakan
Hasil survei UNICEF pada tahun suatu kegiatan melipat kertas sehingga
2012, persentase anak yang menjalani membentuk sesuatu, misalnya bentuk
perawatan di rumah sakit sebesar 84% hewan, bunga, atau alat transportasi (10).
(3). Hasil survei RISKESDAS pada Origami bermanfaat untuk melatih
tahun 2013 didapatkan data bahwa motorik halus, menumbuhkan motivasi,
anak yang menjalani rawat inap di kreativitas, keterampilan, dan ketekunan
rumah sakit di seluruh Indonesia (11). Bermain origami mengajarkan pada
sebesar 2,8% dari total jumlah anak di anak membuat mainannya sendiri,
Indonesia. Jadi angka kejadian sehingga menciptakan kepuasan
hospitalisasi pada anak masih cukup dibanding dengan mainan yang sudah
tinggi (4). jadi atau dibeli di toko mainan (12).
Hospitalisasi merupakan cara Hasil studi pendahuluan yang
yang efektif untuk menyembuhkan dilakukan peneliti pada bulan Oktober
anak yang sedang sakit. Bagi anak 2016, diruang rawat inap anak RSUD
hospitalisasi merupakan pengalaman Idaman Banjarbaru, dari hasil
yang tidak pengamatan kepada 10 anak usia
menyenangkan(5), dan akan prasekolah (3-6 tahun) didapatkan hasil
memunculkan berbagai respon salah 7 anak mengalami kecemasan ditandai
satunya adalah cemas (6). Kecemasan dengan anak menangis saat dilakukan
pada anak yang menjalani tindakan keperawatan, anak terlihat
hospitalisasi rewel saat jauh dari orang tua, anak
disebabkan karena perpisahan, takut
kehilangan, ketakutan tentang tubuh kepada petugas kesehatan yang
yang disakiti dan nyeri (7). Dampak berpakaian putih dan 3 anak tidak
dari kecemasan akibat hospitalisasi mengalami kecemasan dikarenakan
pada anak prasekolah dapat anak sudah beberapa kali menjalani
mengganggu tumbuh kembang anak, perawatan di rumah sakit sebelumnya.
proses penyembuhan, dan trauma Hasil wawancara calon peneliti dengan
pada anak setelah keluar dari rumah wakil kepala ruangan anak RSUD
sakit (8). Idaman Banjarbaru didapatkan bahwa
Untuk mengurangi dampak tidak terdapat tempat khusus untuk
kecemasan akibat hospitalisasi yang anak bermain di rumah sakit dan belum
dialami anak, diperlukan suatu media ada program terapi bermain yang
yang dapat mengungkapkan rasa dilakukan oleh petugas kesehatan di
64
Al-Ihsan dkk, Terapi bermain origami . . .

RSUD Idaman Banjarbaru dalam Lambung Mangkurat dengan nomer


menangani kecemasan anak selama surat No.216/KEP-FK
menjalani perawatan. UNLAM/EC/VIII/2016

METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN


Karakteristik Responden
Penelitian ini menggunakan
desain quasi eksperimental dengan Usia pada kelompok intervensi
rancangan penelitian pretest-posttest yang berusia 5 tahun sebanyak 6 orang
non equivalent control group design (40%), sedangkan kelompok kontrol
(13). Populasi pada penelitian ini adalah yang berusia 4 dan 5 tahun sebanyak 5
seluruh pasien anak usia prasekolah (3- orang (33,3%). Karakteristik responden
6 tahun) yang didampingi orang tua berdasarkan jenis kelamin pada
selama menjalani perawatan di RSUD kelompok intervensi didapatkan data
Idaman Banjarbaru. responden yang berjenis kelamin
perempuan sebanyak 8 orang (53,3%).
Teknik pengambilan sampel Pada kelompok kontrol yang berjenis
dalam penelitian ini adalah non kelamin laki-laki sebanyak 10 orang
probability sampling dengan cara (66,7%). Karakteristik responden
consecutive sampling yaitu berdasarkan lama perawatan pada
pengambilan sampel yang datang dan kelompok intervensi yang menjalani
memenuhi kriteria pemilihan perawatan 1-3 hari sebanyak 13 orang
dimasukan dalam penelitian sampai (86,7%), sedangkan kelompok kontrol
jumlah sampel yang diperlukan yang menjalani perawatan 1-3 hari
terpenuhi. Jumlah sampel dalam sebanyak 14 orang (93,3%). Karakteristik
penelitian ini adalah 30 responden responden berdasarkan lama perawatan
dibagi menjadi dua kelompok 15 pada kelompok intervensi yang pernah
responden untuk kelompok intervensi menjalani hospitalisasi sebelumnya
dan 15 responden untuk kelompok sebanyak 9 orang (60,0%). Pada
kontrol. Instrumen yang digunakan kelompok kontrol yang tidak pernah
dalam penelitian ini adalah kuesioner menjalani hospitalisasi sebelumnya
Preschool Anxiety Scale (Parent Report) sebanyak 8 orang (53,3%).
untuk mengukur kecemasan anak uisa Karakteristik responden berdasarkan
prasekolah. Dalam kuesioner Preschool diagnosis penyakit pada kelompok
Anxiety Scale (Parent Report) terdapat 5 intervensi diagnosis penyakit demam
domain kecemasan yaitu kecemasan sosial , dengue sebanyak 5 orang (33,3%). Pada
kecemasan umum, gangguan obsesif kelompok kontol diagnosis penyakit
komfulsif, ketakutan cidera fisik , dan yang mendominasi adalah faringitis dan
kecemasan akibat perpisahan .Intervensi
typoid berjumlah masing-masing 3
yang di berikan berupa terapi bermain
orang (20,0%). Tujuan dari penelitian
origami terhadap anak usia prasekolah
ini adalah untuk mengetahui pengaruh
3-6 tahun sebanyak 2 kali. Pada
terapi bermain origami terhadap kecemasan
kelompok kontrol terapi bermain anak usia prasekolah (3-6 tahun) yang
origami diberikan setelah dilakukan menjalani hospitalisasi di RSUD Idaman
posttest untuk mengurangi kecemasan yang Banjarbaru
dialami oleh anak. Analisa data dalam
penelitian ini menggunakan uji non
parametrik Wilcoxon Signed Rank Test
Penelitian ini telah disetujui oleh
Komisi Etik Penelitian Kesehatan
Fakultas Kedokteran Universitas
65
Dunia Keperawatan, Volume 6, Nomor 1, Maret 2018: 63 – 70

Tabel 1. Distribusi Kecemasan Sebelum dan Sesudah Diberikan Terapi Bermain Origami
pada Anak Usia Prasekolah (3-6 tahun) yang Menjalani Hospitalisasi di RSUD
Idaman Banjarbaru.
Kecemasan Mean Standar Deviasi 95% CI
Lower Upper
Kelompok Intervensi:
Sebelum 69,33 7,80 65,25 73,42
Sesudah 62,27 7,37 57,94 66,69
Penurunan 7,06 0,43 6,83 7,31
Kelompok Kontrol:
Sebelum 67,47 6,78 63,72 71,22
Sesudah 68,53 6,34 65,02 72,05
Peningkatan 1,06 0,44 1,3 0,83
seperti masalah perpisahan,
Kecemasan Sebelum Diberikan penyesuaian lingkungan dan orang-
Terapi Bermain Origami pada Anak orang yang merawat. Biasanya anak
Usia Prasekolah (3-6 tahun) yang cenderung merasa takut dan cemas
Menjalani Hospitalisasi di RSUD dengan prosedur tindakan yang
Idaman Banjarbaru dilakukan oleh perawat (6).
Kecemasan akibat perpisahan
Berdasarkan tabel 1 distribusi merupakan kecemasan yang banyak
kecemasan anak sebelum diberikan timbul akibat hospitalisasi dalam buku
terapi bermain origami pada kelompok DSM-IV kecemasan akibat perpisahan
intervensi menunjukan hasil bahwa t- (separation anxiety disorder) adalah
score rata-rata kecemasan responden kecemasan yang berlebihan tentang
sebesar 69,33 yang berarti rata-rata perpisahan dari rumah atau dari orang-
anak yang menjalani hospitalisasi pada orang terdekat. Generalized Anxiety
kelompok intervensi mengalami Disorder adalah kecemasan yang
peningkatan kecemasan. Berdasarkan berlebihan atau kekhawatiran yang tidak
distribusi kecemasan anak sebelum sewajarnya. Gejala yang timbul pada
diberikan terapi bermain origami pada seseorang yang mengalami generalized
kelompok kontrol rata-rata kecemasan anxiety disorder biasanya sulit untuk
anak adalah 67,47 sama dengan mengontrol rasa khawatir. Obsesif
kelompok intervensi pada kelompok compulsive disorder adalah obsesi
kontrol anak yang menjalani hospitalisasi berulang atau kompulsi yang cukup berat
juga mengalami peningkatan kecemasan. dengan kisaran waktu lebih dari 1 jam
sehari. Penyebab gangguan tersebut
Menurut Wong (2009)
ditandai distres atau penurunan yang
menyatakan bahwa kecemasan anak yang signifikan. Pada beberapa individu
timbul saat hospitalisasi disebabkan selama gangguan merasa bahwa obsesi
karena anak mengalami perubahan, baik atau dorongan yang dirasakan berlebihan
perubahan status kesehatan, atau pun (14). Dari hasil analisis menggunakan
perubahan lingkungan dari kebiasaan kuesioner Preschool Anxiety Scale terjadi
sehari-hari serta anak memiliki peningkatan kecemasan pada tiga domain
keterbatasan mekanisme koping untuk yaitu obsesif compulsive disorder,
menyelesaikan stresso (5). Supartini separation anxiety, dan, generalized
(2004) menyatakan bahwa saat anak anxiety pada kelompok intervensi
menjalani hospitalisasi anak akan maupun pada kelompok kontrol sebelum
menemukan berbagai macam diberikan terapi bermain origami.
permasalahan yang harus diselesaikan,
66
Al-Ihsan dkk, Terapi bermain origami . . .

Kecemasan Sesudah Diberikan terhadap stressor kecemasan selama


Terapi Bermain Origami pada Anak hospitalisasi. Perasaan nyaman akan
Usia Prasekolah (3-6 tahun) yang merangsang pengeluaran hormon
Menjalani Hospitalisasi di RSUD endorphin dalam tubuh. Peningkatan
Idaman Banjarbaru hormon endorphin dalam tubuh akan
mempengaruhi suasana hati dan dapat
Berdasarkan tabel 1 distribusi menurunkan kecemasan. Hormon ini
kecemasan anak sesudah diberikan juga dapat menyebabkan otot menjadi
terapi bermain origami pada kelompok rileks serta meningkatkan system imun.
Selain hormon endorphin tubuh juga
intervensi didapatkan bahwa t-score
akan mengelurakan hormone GABA dan
rata-rata kecemasan mengalami
enkephalin, dimana hormone-hormon
penurunan menjadi 62,27 dengan
tersebut dapat menimbulkan efek
standar deviasi 7,80 hasil ini analgesia sehingga nyeri pada anak yang
menujukan bahwa ada penurunan t- menjalani hospitalisasi dapat berkurang
score rata-rata kecemasan sesudah pada atau hilang (16).
kelompok intervensi sebesar 7,06 Berdasarkan hasil analisis
dengan derajat kepercayaan 95% pengukuran kecemasan anak
berada dalam rentang 6,83 sampai 7,31. menggunakan kuesioner Preschool
Pada kelompok kontrol tidak diberikan Anxiety Scale setelah diberikan terapi
terapi bermain origami hanya diukur t- bermain origami pada kelompok
score kecemasan sesudah tanpa intervensi terjadi penurunan t-score
diberikan terapi. Dari hasil distribusi pada setiap domain kecemasan dan
kecemasan anak sesudah tanpa penurunan kecemasan yang paling
diberikan terapi bermain origami pada tinggi ditunjukan pada domain
kelompok kontrol didapatkan adanya kecemasan umum (generalized
peningkatan skor rata-rata sebesar 1,06 anxiety). Pada domain kecemasan yang
dengan derajat kepercayaan 95% lain walaupun terjadi penurunan rata-
berada dalam rentang 1,3 sampai 0,83. rata t-score pada setiap domain namun
Hasil ini kemungkinan disebabkan masih ada dua domain yang masih
keteramilan koping yang dimiliki anak menunjukan peningkatan kecemasan
dalam menangani stres masih kurang yaitu pada domain kecemasan
baik sehingga anak tidak dapat perpisahan (separation anxiety) dan
beradaptasi dengan lingkungan yang kecemasan obsesi kompulsif (obsesif
baru. compulsive disorder). Pada kelompok
Menurut Hirai (2013) bermain kontrol hasil analisis kecemasan
origami memberikan banyak manfaat menggunakan kuesioner Preschool
bagi anak selain mengurangi Anxiety Scale sesudah tanpa diberikan
kecemasan pada anak bermain origami terapi bemain origami menunjukan
juga membantu anak mengembangkan bahwa masih terjadi peningkatan
imajinasi, membantu perkembangan kecemasan pada domain kecemasan
motoroik halus dan intelektual anak, dan obsesif compulsive disorder, separation
juga permainan origami merupakan
anxiety, dan, generalized anxiety dan
permainan edukatif bagi anak (15).
rata-rata t-score pada setiap domain
Menurut penelitian yang dilakukan
Sa'diah et al (2014) bermain origami kecemasan meningkat dan peningkatan
akan memberikan perasaan senang dan yang paling besar terjadi pada domain
bangga bagi anak dimana anak dapat kecemasan obsesi kompulsi (obsesif
membuat mainannya sendiri. Perasaan compulsive disorder).
senang dan bangga tersebut dapat
membuat anak dapat beradaptasi
67
Dunia Keperawatan, Volume 6, Nomor 1, Maret 2018: 63 – 70

Tabel 2. Analisis Statistik Pengaruh Terapi Bermain Origami Terhadap Kecemasan Anak Usia
Prasekolah (3-6 Tahun) yang Menjalani Hospitalisasi di RSUD Idaman Banjarbaru/-
Variabel Kelompok z p value
Kecemasan Kelompok Intervensi -3,413 0,001
Kecemasan Kelompok Kontrol -1,389 0,166

Pengaruh Terapi Bermain Origami bahwa terapi bermain origami


Terhadap Kecemasan Anak Usia memberikan kesempatan pada anak
Prasekolah (3-6 Tahun) yang untuk membuat berbagai bentuk dari
Menjalani Hospitalisasi di RSUD hasil melipat kertas dan pada usia ini,
Idaman Banjarbaru anak akan merasa bangga dengan
sesuatu yang telah dihasilkan. Perasaan
Pada table 2 hasil analisis data bangga membantu anak meningkatkan
pengaruh terapi bermain origami peran dirinya selama menjalani proses
terhadap kecemasan anak usia prasekolah hospitalisasi sehingga perasaan hilang
(3-6 tahun) yang menjalani hospitalisasi kendali karena pembatasan aktivitas
di RSUD Idaman Banjarbaru pada pada anak dapat diatasi/dihilangkan
kelompok intervensi menggunakan uji jika tressor kecemasan berupa
non parametrik Wilcoxon Signed Rank kehilangan kendali dapat diatasi maka
Test didapatkan nilai p-value 0,001 dan
tingkat kecemasan pada anak dapat
nilai signifikan (α) sebesar 0,05. Hasil
menurun.
tersebut menunjukan bahwa p-value
0,001 < 0,05 berarti H0 ditolak sehingga Penelitian oleh Suryanti et al
dapat disimpulkan bahwa terdapat (2011) yang menyatakan ada perbedaan
pengaruh terapi bermain origami tingkat kecemasan sebelum dan
terhadap kecemasan anak usia prasekolah sesudah dilakukan terapi bermain
(3-6 tahun) yang menjalani hospitalisasi dengan teknik mewarnai maupun
di RSUD Idaman Banjarbaru. origami pada anak usia prasekolah di
Hasil penelitian ini sejalan dengan RSUD dr. R. Goetheng Tarunabidrata
penelitian yang dilakukan Lestari et al Purbalingga dengan nilai p= 0,0001.
(2013) yang menyatakan terdapat Pada penelitian ini menyatakan
pengaruh bermain origami terhadap bermain (mewarnai dan origami) dapat
kecemasan anak usia prasekolah yang menurunkan tingkat kecemasan anak
mengalami hospitalisasi di ruang Mawar usia prasekolah, dari tingkat kecemasan
RSUD Kraton Pekalongan dengan nilai sedang menjadi tingkat kecemasan
p= 0,000. Pada penelitian ini menyatakan ringan (10).
bahwa dengan melakukan melipat kertas Berdasarkan hasil analisis
menjadi bentuk yang ornamental menggunakan kuesioner Preschool
memungkinkan anak menggali dan Anxiety Scale pada kelompok intervensi
mengekspresikan perasaan dan sebelum diberikan terapi bermain
pikirannya, mengalihkan perasaan nyeri origami rata-rata t-score pada setiap
domain cukup tinggi hanya terdapat 2
dan relaksasi (17).
domain yang rata-ratanya tidak dalam
Hasil yang juga sama didapatkan
peningkatan kecemasan yaitu domain
pada penelitian Sa’diah et al (2014)
social anxiety, dan physical injury
yang menyatakan terdapat pengaruh
fears. Setalah diberikan terapi bermain
terapi bermain origami terhadap tingkat
pada kelompok intervensi nilai rata-rata
kecemasan anak prasekolah dengan
t-score setiap domain kecemasan
hospitalisasi di Ruang Aster RSD dr.
mengalami penurunan pada kelompok
Soebandi Jember dengan nilai p=0,001
intervensi. Setelah diberikan terapi
(16). Pada penelitian ini menyatakan
bermain origami terdapat tiga domain
68
Al-Ihsan dkk, Terapi bermain origami . . .

kecemasan yang nilai rata-rata t-score 4. Riset Kesehatan Dasar


dibawah 60 atau tidak mengalami (RISKESDAS). Jakarta: Riskesdas;
peningkatan kecemasan yaitu, social 2013.
anxiety, physical injuri fears, dan
5. Hockenbery MJ, Wilson D. Wong.
generalized anxiety.
Buku ajar keperawatan pediatrik
volume 2 edisi 6. Jakarta: EGC;
PENUTUP 2009.
Anak usia prasekolah (3-6 tahun) 6. Supartini Y. Buku ajar konsep
pada kelompok intervensi dan kontrol dasar keperawatan anak. Jakarta:
sebelum diberikan terapi bermain EGC; 2004.
origami mengalami peningkatan 7. Potter & Perry. Buku ajar
kecemasan. Kecemasan anak usia fundamental keperawatan : konsep,
prasekolah (3-6 tahun) pada kelompok proses, dan praktik edisi 4. Jakarta:
intervensi sesudah diberikan terapi EGC; 2005.
bermain origami mengalami penurunan
kecemasan sedangkan pada kelompok 8. Wong DL. Buku ajar keperawatan
kontrol sesudah tanpa diberikan terapi pediatric volume 1. Jakarta: EGC;
bermain origami mengalami 2008.
peningkatan kecemasan Terdapat 9. Pratiwi ES, Deswita. Perbedaan
perbedaan kecemasan sebelum dan pengaruh terapi bermain mewarnai
sesudah diberikan terapi bermain gambar dengan terapi bermain
origami pada kelompok intervensi puzzle Terhadap Kecemasan Anak
dengan nilai p-value 0,001. Usia Prasekolah di IRNA Anak
Bagi penelitian selanjutnya RSUP Dr.M.Djamil Padang. Ners
adalah membandingkan terapi bermain jurnal keperawatan 2013; 9 (1); 16-
origami dengan terapi bermain lainnya 20.
yang dapat mengurangi kecemasan
pada anak prasekolah, mengadakan 10. Syaiful Y, Widati , Rahmawati DW.
penelitian dengan mengembangkan Pengaruh terapi bermain: origami
penelitian terapi bermain origami terhadap perkembangan motorik
dengan variabel tingkat kooperatif anak halus dan kognitif anak usia
prasekolah. prasekolah (4-6 Tahun). Journals of
Ners Community 2012; 3 (6); 16-29.
KEPUSTAKAAN 11. Suryanti, Sodikin, Mustiah Y.
Pengaruh terapi bermain mewarnai
1. Muscari ME. Panduan belajar gambar dan origami terhadap
keperawatan pediatrik edisi 3. tingkat kecemasan sebagai efek
Jakarta: EGC; 2006. hospitalisasi pada anak usia
2. Sacharin, Rosa M. Prinsip prasekolah di RSUD dr. R.
perawatan pediatrik edisi 2. Goetheng Tarunabidrata
Jakarta: EGC;1996. Purbalingga. Jurnal Kesehatan 2011.
3. Unicef. United Nations Children’s. 12. Hirai M. Segudang manfaat origami
2013; Available from: URL: untuk anak; Available
http://www.unicef.org/dprk/unicef- from:URL:http://mayahirai.com/200
factsheet, 2013. 9/08/12/segudang-manfaat-origami-
untuk-anak/ , 2009.

69
Dunia Keperawatan, Volume 6, Nomor 1, Maret 2018: 63 – 70

13. Notoatmodjo S. Metodologi


penelitian kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta; 2010.
14. Association, A. P. Diagnostic and
Statistical Manual of Mental
Disorders Fourth Edition DSM-IV.
4 ed. Arlington: America Psychiatic
Association; 1994.
15. Hirai, M. Segudang manfaat origami
untuk anak; Available from:
URL:http://mayahirai.com/2009/08/
12/segudang-manfaat-origami-
untuk-anak/, 2009.
16. Sa'diah RH, Hardiani RS,
Rhondianto. Pengaruh terapi
bermain origami terhadap tingkat
kecemasan pada anak prasekolah
dengan hospitalisasi di Ruang
ASTER RSD dr. Soebandi Jember.
e-Jurnal Pustaka Kesehatan 2014; 2
(3); 530-536.
17. Lestari W, Soesanto E, Alfiyanti D.
Pengaruh terapi bermain origami
terhadap kecemasan anak usia
prasekolah yang mengalami
hospitalisasi di ruang mawar
RSUD Keraton Pekalongan. Jurnal
Keperawatan 2013; 8 (1); 10-23.

70

Anda mungkin juga menyukai