Anda di halaman 1dari 3

ETIKA PROFESI DAN TATA KELOLA KORPORAT

REVIEW FILM THE CORPORATION (2003)

(A 522)

Disusun oleh:

Anggi Aditya Fahmi / 932019011

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

2020
The Corporation (2003)

Berbicara mengenai film The Corporation (2003) dengan genre film dokumenter
berasal dari negara Kanada yang ditulis oleh profesor hukum Universitas British Columbia Joel
Bakan, dan disutradarai oleh Mark Achbar dan Jennifer Abbott. Film dokumenter ini meneliti
perusahaan modern. Bakan menulis buku, The Corporation: The Pathological Pursuit of Profit
and Power, selama pembuatan film dokumenter. Film dokumenter ini menunjukkan
perkembangan korporasi bisnis kontemporer, dari badan hukum yang berasal dari lembaga
yang ditunjuk pemerintah yang dimaksudkan untuk memengaruhi fungsi publik tertentu hingga
munculnya lembaga komersial modern yang berhak atas sebagian besar hak hukum seseorang.

Film dokumenter ini sebagian besar berkonsentrasi pada perusahaan-perusahaan


Amerika Utara, terutama yang ada di Amerika Serikat. Salah satu tema adalah penilaian
korporasi sebagai individu, sebagai hasil dari kasus 1886 di Mahkamah Agung Amerika Serikat
di mana pernyataan oleh Ketua Hakim Morrison R. Waite menyebabkan korporasi sebagai
"orang" yang memiliki hak yang sama dengan manusia, berdasarkan Amandemen Keempat
Belas Konstitusi Amerika Serikat. Topik yang dibahas meliputi Business Plot, di mana pada
tahun 1933, Jenderal Smedley Butler mengungkap dugaan persekongkolan korporat terhadap
Presiden AS saat itu Franklin D. Roosevelt. Dwight D. Eisenhower memperingatkan orang-
orang untuk waspada terhadap meningkatnya kompleks industri-militer dan dalam tema umum
yaitu tanggung jawab sosial perusahaan dan gagasan tanggung jawab yang terbatas.

Dalam film ini memperlihatkan sejarah yang tidak diketahui banyak orang, dampak
kontroversial, dan kemungkinan masa depan. Seratus lima puluh tahun yang lalu, sebuah
korporasi adalah entitas yang relatif tidak signifikan. Hari ini, itu merupakan kehadiran yang
jelas, dramatis, dan meresap di seluruh kehidupan kita. Seperti Gereja, Monarki dan Partai
Komunis di waktu dan tempat lain, korporasi adalah institusi yang dominan saat ini.
Memetakan kebangkitan institusi semacam itu yang bertujuan untuk mencapai tujuan ekonomi
tertentu, film dokumenter ini juga menceritakan kemenangan melawan kekuatan yang
tampaknya tak terkalahkan ini.

Film ini memperlihatkan kita tentang sistem atau tata kelola perusahaan yang
melanggar hak asasi manusia. Perusahaan-perusahaan tersebut hanya berorientasi pada laba
atau keuntungan perusahaan tanpa memperdulikan dampak negatif yang ditimbulkan terhadap
lingkungan sosial dan masyarakat. Salah satunya dengan melakukan penekanan biaya tenaga
kerja untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar, pekerja atau karyawan merasa
dijadikan tenaga kerja yang tidak manusiawi. Berkaitan dengan kejadian pada film tersebut
maka timbul beberapa penyimpangan etika. Adapun pengertian etika sendiri menurut Kaiser
yaitu etika profesi merupakan sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan
professional terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan
dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat. Film ini
memberikan pandangan kepada kita mengenai praktik bisnis yang mungkin tidak terlihat oleh
orang awam dan terasa mengerikan jika mengetahui hal tersebut. Dengan melihat film ini kita
dapat sedikit menarik kesimpulan bahwa mengharapkan perusahaan-perusahaan besar dengan
kerusakan alam dan sosial yang begitu besar melakukan tanggungjawab sosial penuh yang
dilakukan perusahaan atau yang biasa kita kenal yaitu corporate social responsibility (CSR)
seakan-akan terlihat hanya suatu angan-angan belaka yang susah untuk terwujud. Karena salah
satu alasannya kembali lagi terkait dengan tujuan awal perusahaan yaitu untuk meningkatkan
keuntungan yang sebesar-besarnya dengan cara menekan berbagai pengeluaran yang dirasa
perusahaan dapat berlaku agresif pada faktor itu.
Terdapat berbagai part yang menarik bagi kita, terkait suatu kalkulasi ekonomi bisnis
perusahaan selalu menjadi ukuran yang berarti yang sebatas biaya dan keuntungan. Bahkan
biaya dapat dialokasikan kepada pihak lain. Seperti ketika perusahaan kurang dalam efisiensi
produk membuat harga atas produk tersebut tinggi. Hal ini menyebabkan pelannganlah yang
menanggung biaya tersebut, padahal seharusnya perusahaanlah yang semestinya
menanggungnya. Secara hukum hal ini tidak melanggar namun secara etika hal ini dapat
dikategorikan melanggar. Contoh lain seperti perusahaan pengeboran yang gagal dan
menyebabkan bencana alam berkelanjutan, dan berakibat cost yang harus ditanggung oleh
masyarakat yang bermukin diarea tersebut. Korporasi juga berarti segala hal tentang
memperoleh kekayaan, dan sarana yang sangat efektif untuk mencapainya. Tidak ada batasan,
apakah moral, etika, ataupun perundangan, krporasi dapat meng-eksploitasi/ merekayasa batas
untuk memperoleh kekayaan untuk diri mereka dan pemiliknya.

Anda mungkin juga menyukai