bab 2
TINJAUAN KEBIJAKAN
II - 1
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kota Bitung adalah dokumen
perencanaan pembangunan daerah yang merupakan substansi penjabaran tujuan Negara
Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dirumuskan dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 dan RPJP Nasional serta RPJP Daerah Provinsi Sulawesi Utara.
Jabaran dimaksud mencakup visi, misi dan arah pembangunan daerah Kota Bitung untuk
masa tahun 2005-2025. RPJP Kota Bitung disusun berdasarkan RPJP Nasional dan
RPJP Provinsi Sulawesi Utara, sehingga arah pembangunan jangka panjang Kota Bitung
seirama dengan arah pembangunan Nasional dan Provinsi Sulawesi Utara dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. RPJP sebagai arah bagi semua
perencanaan di bawahnya, dalam hal ini adalah RPJM yang disusun setiap lima tahun.
Hubungan antara RPJPD, RPJMD dan RTRW seperti terlihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.1
Keterkaitan Muatan, Integrasi Rencana RTRW, RPJPD dan RPJMD
Sumber : Bappenas
II - 2
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR
Penjelasan Visi berdasarkan kata kunci pada Visi Kota Bitung adalah sebagai berikut :
1. Bitung sebagai Kota Industri yang berwawasan lingkungan dan menjadi kota
industri utama, khususnya industri perikanan dan perkebunan diprovinsi sulawesi
utara. Bitung sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang termasuk dalam
koridor 4 pada Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia (MP3EI).
2. Bitung sebagai Kota Bahari karena aktivitas perekonomian warga kota Bitung
banyak dipengaruhi oleh kegiatan yang berhubungan dengan wilayah laut dan
pesisir pantainya, serta adanya pelabuhan Internasional, Bitung sangat
berpeluang menjadi pintu gerbang Indonesia untuk kawasan Asia Pasifik, serta
ditetepkan Kota Bitung sebagai kota Minapolitan yang berbasis perikanan tangkap,
inilah potensi kota Bitung yang harus dioptimalkan di samping potensi hutan cagar
alam dan pertanian serta perkebunan, demi untuk mencapai masyarakat kota
yang sejahtera.
3. Sejahtera mengandung pengertian yang terukur dan nyata serta mencapai
kesejahtraan yang terus menerus meningkat secara berkelanjutan bagi seluruh
masyarakat. Sejahtera yang nyata adalah terpenuhinya semua kebutuhan seperti
kebutuhan pangan, kebutuhan sandang, dan kebutuhan hubungan kekeluargaan.
Sejahtera yang akan di wujudnyatakan juga termasuk rasa aman, bebas dari
segala ancaman, kejahatan dan konflik, serta bebas memeluk agama serta
menjalankan ibadah secara damai. Peningkatan kesejahtraan berkelanjutan
menunjuk pada pengertian secara terus menerus.
4. Demokratis mengandung pengertian bahwa semua penduduk warga kota Bitung
akan diperlakukan sama di hadapan hukum, warga kota berhak mendapatkan
keadilan dan tidak ada diskriminasi, semua warga kota boleh menyampaikan
pendapatnya, ikut berorganisasi (yang tidak terlarang), dan pendapat masyarakat
akan diperhatikan serta sangat dihargai.
II - 3
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR
II - 4
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR
Tabel 2.2
Visi dan Misi Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Visi Misi
Industri Misi 4. Membangun dan menciptakan iklim investasi
dan ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada agro
industri, agrobisnis, home industri yang berwawasan
lingkungan serta perdagangan lainnya baik pada pasar
domestik dan internasional serta peningkatan
pengawasan industri
II - 5
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR
Tabel 2.3
Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Kota Bitung
Yang Berhubungan Dengan Penataan Ruang
II - 6
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR
dan UMKM
Misi 5 :
Mewujudkan aksebilitas 1. Menciptakan sarana dan 1. Terbangunnya
dan mobilitas ekonomi prasarana infrastruktur sarana/infrastruktur pada
daerah, khususnya pada penunjang pada pusat- pusat-pusat industri
pusat-pusat industri. pusat industri
Misi 6 :
Mengoptimalkan 1. Meningkatkan 1. Terwujudnya pembangunan
pemanfaatan kunjungan wisatawan sarana pariwisata bahari
sumberdaya pariwisata dalam dan luar ke kota secara terpadu.
alam, melalui Bitung 2. Terselenggara nya iven-iven
pengembangan 2. Menjadikan Kota Bitung regional, nasional, maupun
diversifikasi usaha. sebagai Kota Wisata internasional kebahariaan.
Alam 3. Meningkatnya promosi
3. Meningkatkan pariwisata bahari.
kesempatan berwisata
dan rekreasi bagi warga
kota
Misi 7 :
Mewujudkan Bitung 1. Meningkatkan 1. Terjaminnya keselamatan
sebagai Pintu gerbang infrastruktur pelayaran dan keamanan di
Indonesia di kawasan kepelabuhanan pelabuhan Bitung.
Asia Pasifik dengan Kota 2. Optimalisasi fungsi 2. Terbangunnya Kawasan
yang bercirikan kota Kawasan Ekonomi Ekonomi Khusus (KEK) di
Bahari Khusus (KEK) di Kota Kota Bitung.
Bitung. 3. Mengembangkan jaringan
3. Memperluas jaringan pelayaran internasional
pelayaran internasional melalui pelabuhan Bitung.
melalui pelabuhan 4. Terlaksananya kerjasama
Bitung. internasional di kawasan asia
4. Meningkatkan kerja pasifik yang didukung
sama internasional dengan adanya pelabuhan
dalam bidang ekonomi utama internasional (IHP)
melalui peran pelabuhan kota Bitung.
bitung sebagai pintu 5. Menumbuhkan wawasan
gerbang indonesia di baharí dalam pengelolaan
II - 7
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR
II - 8
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR
2.2.1. VISI
Dalam periode pembangunan kota Bitung tahun 2011 – 2016 Visi pembangunan adalah :
Penjelasan visi berdasarkan kata kunci pada Visi Kota Bitung tahun 2011-2016 terdapat 4
(empat) kalimat kunci yaitu Bitung Kota Bahari, Sejahtera, Demokratis dan Damai.
1. Kalimat “Bitung sebagai Kota Bahari” karena aktivitas perekonomian warga kota
Bitung banyak dipengaruhi oleh kegiatan yang berhubungan dengan wilayah laut dan
pesisir pantainya, serta adanya pelabuhan Internasional Bitung sangat berpeluang
menjadi pintu gerbang Indonesia untuk kawasan Asia Pasifik, inilah potensi kota
Bitung yang harus dioptimalkan di samping potensi hutan cagar alam dan pertanian
serta perkebunan, demi untuk mencapai masyarakat kota yang sejahtera.
2. Kalimat “Sejahtera“ mengandung pengertian yang terukur dan nyata. Sejahtera yang
nyata adalah terpenuhinya semua kebutuhan seperti kebutuhan pangan, kebutuhan
sandang, dan kebutuhan hubungan suami dan istri serta keluarga ini hal mendasar
yang harus terjamin pemenuhannya. Sejahtera yang akan diwujudnyatakan juga
termasuk rasa aman, bebas dari segala ancaman, kejahatan dan konflik, serta bebas
memeluk agama serta menjalankan ibadah secara damai.
3. Kalimat “Demokratis“ mengandung pengertian bahwa semua penduduk warga kota
Bitung akan diperlakukan sama di hadapan hukum, warga kota berhak mendapatkan
keadilan dan tidak ada diskriminasi, semua warga kota boleh menyampaikan
pendapatnya, dan ikut berorganisasi (yang tidak terlarang). Pendapat masyarakat
akan diperhatikan dan sangat dihargai.
4. Kalimat “Damai“ mengandung pengertian bahwa kehidupan masyarakat kota Bitung
senantiasa diwarnai nilai-nilai religius dan budi pekerti yang luhur. Kehidupan damai
juga berarti bahwa upaya penyelesaian konflik tidak selalu harus memutuskan siapa
yang benar atau siapa yang salah, upaya damai adalah hakekatnya musyawarah
untuk mufakat, tanpa mengesampingkan rasa keadilan. Masyarakat kota Bitung
adalah masyarakat yang hidup damai dalam keadilan. Inilah yang akan mewarnai
kehidupan masyarakat kota Bitung.
II - 9
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR
Berdasarkan ke tiga (3) visi pembangunan yang telah diuraikan di atas maka dapat dilihat
sinkronisasi visi tersebut melalui tabel di bawah ini.
Tabel 2.4
Keterkaitan Visi Nasional,Propinsi Sulawesi Utara dan Kota Bitung
VISI PEMBANGUNAN
DAMAI
Visi pembangunan provinsi Sulut maupun visi pembangunan kota Bitung berpedoman dan
mengaju pada visi pembangunan nasional ini dibuktikan dengan adanya persamaan
kepentingan atau tujuan atau upaya yang harus disinergikan yaitu pada visi provinsi ada
kata sejahtera, dan visi pembangunan kota Bitung ada kata sejahtera dan demokratis.
2.2.2 MISI
Berdasaran visi pembangunan daerah ditetapkan 4 (empat) MISI PEMBANGUNAN
DAERAH TAHUN 2011 - 2016,yaitu :
Misi 1. Menjadikan Bitung sebagai Pintu gerbang Indonesia di kawasan Asia Pasifik
dengan Kota yang bercirikan kota Bahari.
Misi 2. Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat kota
Misi 3. Menciptakan kondisi masyarakat kota yang Demokratis
Misi 4. Menjaga kerukunan dan kedamian.
II - 10
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR
Penjelasan Misi yang erat kaitannya dengan penataan ruang, yaitu sebagai berikut :
Misi 1. Menjadikan Bitung sebagai Pintu gerbang Indonesia di kawasan Asia
Pasifik dengan Kota yang bercirikan kota Bahari, yaitu :
Posisi strategis kota Bitung yang berada di bibir dalam kawasan Asia Pasifik dan
memiliki kondisi alam yang sangat sesuai menjadi pelabuhan laut alamiah yang
bertaraf Internasional menjadi potensi yang sangat mungkin dikembangkan
menjadi “Pintu Gerbang Indonesia” untuk kawasan Asia Pasifik. Dengan
bercirikan sebagai kota Bahari berarti aktivitas kotanya didominasi oleh kegiatan
yang erat hubungannya dengan sumberdaya kelautan, selat lembeh dan pesisir
pantainya, dengan didukung dengan sumberdaya cagar alam tangkoko-
duasudara, hutan dan wilayah perkebunan yang subur.
Di era globalisasi dan global warming suatu bangsa yang maju dan makmur
dituntut syarat yang harus dipenuhi, adalah bangsa yang mampu :
(1) menciptakan kondisi perekonomian yang baik dan berkualitas,
(2) dapat mengembangkan daya saing, dan
(3) memelihara daya dukung serta kualitas lingkungan hidup. Jadi harus dijamin
adanya keseimbangan hubungan timbal balik antara sistem alam semesta
dan sistem sosial yang ada.
Pembangunan yang bertumpu pada keunggulan bahari adalah pembangunan
yang berkelanjutan yang ditopang dengan 4 (empat) pilar-pilar pembangunan
yakni :
(1) Pilar Ekonomi yaitu mampu menghasilkan barang dan jasa yang menunjang
pertumbuhan ekonomi.
(2) Pilar Ekologi yaitu yang mampu memelihara basis Sumber Daya Alam yang
stabil tidak terganggu, menghindari eksploitasi berlebihan (over exploitation)
terhadap Sumber Daya Alam dan untuk sumber daya alam tak terbaharukan
mesti diimbangi dengan investasi untuk menghasilkan penggantinya
(substitution).
(3) Pilar Sosial, kesempatan untuk berusaha bagi semua lapisan masyarakat atau
mendapatkan aset ekonomi yang produktif dan distribusi pendapatan harus
mampu memenuhi kebutuhan dasarnya, dan dapat berpartisipasi pada
akuntabilitas politik sesuai dengan kata hatinya.
(4) Pilar Kelembagaan Pemerintah dan non pemerintah, yaitu dengan
terjaganya kapasitas keuangan, sistem administrasi dan organisasi yang baik
yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang dapat
II - 11
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR
Tabel 2.5
Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Kota Bitung
Yang Berhubungan Dengan Penataan Ruang
II - 12
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR
II - 13
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR
II - 14
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR
Strategi penataan ruang wilayah kota merupakan penjabaran kebijakan penataan ruang
wilayah kota ke dalam langkah-langkah operasional untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
1. Strategi Perwujudan Pusat-pusat Pelayanan Kota Yang Bersinergi,
Efektif, dan Efisien Dalam Menunjang Perkembangan Fungsi Daerah Sebagai
Kota Bahari
a. Menetapkan struktur ruang berdasarkan hirarki dan fungsi sistem pusat pelayanan
kota;
b. Menghubungkan antar sub pusat pelayanan kota dan antara masing-masing sub
pusat pelayanan kota dengan pusat pelayanan kota melalui jaringan jalan
berjenjang dengan pola pergerakan merata; dan
c. Mengembangkan kegiatan pelayanan sosial, budaya, ekonomi dan/atau
administrasi masyarakat pada sub pelayanan kota dan pusat pelayanan
lingkungan secara merata.
II - 15
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR
II - 16
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR
Pusat Lingkungan II
Pusat lingkungan kota dilengkapi dengan sarana lingkungan perkotaan skala
pelayanan lingkungan yang meliputi :
a. Sarana perdagangan;
b. Sarana pendidikan;
c. Sarana kesehatan;
d. Sarana peribadatan; dan
e. Sarana pelayanan umum.
Rencana lokasi pengembangan pusat lingkungan II ditetapkan, meliputi :
Kelurahan Madidir Ure dengan daerah pelayanan Kelurahan Madidir Weru, Kelurahan
Madidir Unet, Kelurahan Kadoodan, Kelurahan Pakadoodan, Kelurahan Paceda;
1. Jaringan Jalan
a) Rencana Sistem Jaringan Jalan Kota Bitung Tahun 2013 – 2033
Rencana Jalan di wilayah Kecamatan Maididir yang masuk dalam Rencana
Sistem Jaringan Jalan :
Arteri Primer Kota Bitung Tahun 2013 – 2033 meliputi:
- Jalan Wolter Monginsidi
- Jalan Sam Ratulangi
Arteri Sekunder Kota Bitung Tahun 2013 – 2033 meliputi:
II - 17
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR
- Jalan A. Mononutu
- Jalan H. V. Worang
Ruang pengawasan Jalan Arteri Primer dan Arteri Sekunder, diatur sebagai
berikut:
- Jalan Wolter Monginsidi lebar 23 meter;
- Jalan Sam Ratulangi lebar 46 meter;
- Jalan A. Mononutu, lebar 37 meter;
- Jalan H. V. Worang, lebar 27 meter;
- Jalan M. R. Ticoalu, lebar 37 meter;
Kolektor primer, adalah sebagai berikut :
- Jalan S. H. Sarundajang
Kolektor sekunder, adalah sebagai berikut :
- Jalan Wangurer Bawah;
II - 18
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR
II - 19
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR
II - 20
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR
Distribusi energi listrik di Kecamatan Madidir Kota Bitung dilakukan melalui Jaringan
Tegangan Menengah (JTM) yang memiliki penyulang dengan layanan sebagai berikut:
Gardu Induk (GI) Bitung :
1. Penyulang 3 mayoritas melayani industri mulai dari PT. Bimoli, Sari Cakalang,
PT. Kendo Fish, Union Pacifik, Sinar Pure Food, PT. Deho dan sekitar eks PT.
Mega Belia. Di sekitar eks PT. Mega Belia ini penyulang 3 terhubung dengan
penyulang 5.
2. Penyulang 4 umumnya melayani perumahan mulai dari Colombo, perumahan
Pertamina, kompleks perumahan di Wangurer, Wangurer Atas, Girian Weru,
Girian Bawah dan berakhir di Gardu Hubung Manembo-nembo. Selain itu
penyulang 4 ini juga melayani kawasan Girian, Girian Atas, Pinokalan, Tendeki,
Danowudu, Dua Sudara, Tewaan, Apela, Kumersot, Karondoron, Klabat dan
Pinilih. Penyulang 4 terhubung dengan penyulang 5 di sekitar eks. Terminal
Mapalus.
II - 21
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR
II - 22
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR
II - 23
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR
Sistem Jaringan
Di Kecamatan Madidir terdapat Reservoar Madidir dalam sistem jaringan air
minum PDAM Kota Bitung.
Layanan Air Minum
Cakupan pelayanan air minum di Kecamatan Madidir pada 20 tahun
mendatang adalah ± 80 % dari jumlah penduduk Kecamatan Madidir terlayani
jaringan sistem air bersih kota.
II - 24
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR
II - 25
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR
c. Kawasan permukiman baru yang dikelola secara pribadi maupun massal, wajib
menyiapkan sistem drainase dan sumur resapan;
d. Peningkatan peran serta masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam
penyelenggaraan pengembangan sistem drainase; dan
e. Peningkatan kapasitas dan kualitas pengelolaan drainase
Rencana sistem jaringan saluran drainase di Kota Bitung Tahun 2013-2033 dibagi
menjadi 8 (delapan) blok layanan, dan dibagi lagi ke dalam sub-sub blok yang
lebih kecil di mana pada setiap sub-blok dilayani oleh satu saluran primer dengan
banyak saluran sekunder/tersier. Untuk Kecamatan Madidir masuk dalam wilayah
layanan : Blok I, Blok II dan Blok V.
Blok I
Kawasan ini terletak pada Kecamatan Matuari yang di bagian Utara dan di
bagian Timur dibatasi oleh Sungai Girian. Sistem drainase di blok ini
memanfaatkan Sungai Girian, Sungai Tendeki, Sungai Tuna dan Sungai
Sagerat sebagai alur pembuang (outlet) yang selanjutnya bermuara ke laut di
bagian selatan blok ini.
Blok II
Kawasan ini terletak pada Kecamatan Girian, sebagian wilayah Kecamatan
Madidir (Kelurahan Madidir Unet, Kelurahan Madidir Ure Kelurahan Madidir
Weru), dan Kecamatan Ranowulu (yakni : Kelurahan Danowudu) yang dibatasi
oleh Gunung Dua Sudara di sisi Utara, oleh Sungai Danowudu di bagian barat
dan oleh Alur Sungai Dua Sudara di bagian timur. Sistem drainase di blok ini
memanfaatkan Sungai Danowudu dan Alur-Alur Sungai dari Gunung Dua
II - 26
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR
Blok V
Kawasan ini terletak pada Kecamatan Maesa dan sebagian Kecamatan
Madidir yang dibatasi oleh Gunung Dua Sudara dan Gunung Batu Angus di sisi
Utara, oleh Alur Sungai Dua Sudara di bagian barat dan oleh alur - alur sungai
yang berasal dari Gunung Batu Angus di bagian timur. Pada blok ini terdapat
alur-alur banjir yang berasal dari Gunung Dua Sudara yang menyebabkan
terjadi bahaya Debris Flow dan daerah resiko banjir/genangan sehingga
diperlukan penanganan drainase yang memadai. Untuk penanganan
permasalahan tersebut telah dibangun beberapa Sabodam sebagai bangunan
pengontrol bahaya Debris Flow namun masih perlu dilakukan rehabilitasi dan
peningkatan secara rutin guna meningkatkan kapasitas penanganan akibat
bahaya Debris Flow terutama sedimentasi.
II - 27
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR
- Penyediaan elemen perabotan jalan pada jalur pejalan kaki di seluruh wilayah
kota.
Pola pemanfaatan ruang pejalan kaki di Kota Bitung direncanakan mengacu pada
kebijakan formal yang telah dikeluarkan, sehingga legalitas pemanfaatannya tidak
menyimpang dari ketentuan yang berlaku.
II - 28
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR
II - 29
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR
II - 30
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR
Mengatur saluran drainase terutama saluran limbah rumah tangga agar tidak
langsung masuk ke badan air tetapi ditampung terlebih dahulu dalam lobang
resapan di setiap halaman rumah dan/atau ditampung dan dikelola di bak
penampungan/IPAL.
Tidak menggunakan pantai/laut sebagai tempat pembuangan sampah.
Pengendalian kegiatan yang telah ada di kawasan sempadan pantai dengan
mengarahkan kegiatan untuk mengembalikan fungsi kawasan sebagai fungsi
lindung.
Menetapkan zona aman dan evakuasi pada pesisir yang berpotensi tsunami dan
merencanakan perwilayahan pesisir yang mengacu pada mitigasi bencana.
I - 31
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR
Rencana ruang terbuka hijau privat dikembangkan seluas kurang lebih 1.762,30 (seribu
tujuh ratus enam puluh dua koma tiga puluh) hektar atau 10% (sepuluh perseratus) dari
luas wilayah kota diluar kawasan lindung, meliputi:
a. Ruang terbuka hijau kawasan pemukiman dengan luas kurang lebih 1.197,80 Ha;
b. Ruang terbuka hijau kawasan perdagangan dan jasa kurang lebih 54 Ha;
c. Ruang terbuka hijau kawasan industri kurang lebih 179,50 Ha;
d. Ruang terbuka hijau kawasan perkantoran kurang lebih 123 Ha;
e. Ruang terbuka hijau fasilitas pendidikan kurang lebih 165 Ha; dan
I - 32
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR
Ruang terbuka hijau publik dikembangkan seluas kurang lebih 3.524,60 (tiga ribu lima
ratus dua puluh empat koma enam puluh) hektar atau 20% (dua puluh perseratus) dari
luas wilayah kota diluar kawasan lindung, meliputi:
a. Taman RT/RW dan kelurahan dengan luas kurang lebih 57 Ha;
b. Taman kecamatan dengan luas kurang lebih 39 Ha;
c. Taman kota dengan luas kurang lebih 26 Ha;
d. Jalur hijau jalan dengan luas kurang lebih 499 Ha;
e. Median jalan kurang lebih 7 Ha;
f. Kawasan sempadan pantai dengan luas kurang lebih 1.183,60 Ha;
g. Kawasan sempadan sungai dengan luas kurang lebih 113 Ha;
h. Jaringan SUTT dengan luas kurang lebih 192,40 Ha;
i. Sempadan rel kereta api dengan luas kurang lebih 31,60 Ha;
j. TPU dengan luas kurang lebih 71 Ha;
k. Daerah penyanggah dengan luas kurang lebih 620 Ha; dan
l. Hutan rakyat dengan luas kurang lebih 500 Ha.
I - 33
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR
Tabel 2.6.
Penggunaan Lahan Yang Ada Dalam Kawasan Cagar Alam
di Kecamatan Madidir
Lokasi di Kecamatan
Penggunaan Lahan Madidir
(Ha)
Hutan Lebat 427
Hutan Belukar -
Perkebunan Rakyat 255
Semak -
Tanah Terbuka -
Jumlah 682
Sumber : RTRW Kota Bitung 2013-2033
I - 34
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR
CAGAR BUDAYA
Tujuan perlindungan terhadap kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan adalah
untuk melindungi kekayaan budaya bangsa yang berupa peninggalan-peninggalan
sejarah, kawasan bersejaran dan bangunan bersejarah, bangunan arkeologi dan
monumen nasional, dan keragaman bentuk geologi, yang berguna untuk
pengembangan ilmu pengetahuan dari ancaman kepunahan yang disebabkan oleh
alam maupun manusia.
I - 35
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR
I - 36
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR
I - 37
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR
II - 38
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR
II - 39
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR
II - 40
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR
II - 41
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR
C. Kawasan Perkantoran
Kawasan perkantoran yang berada di Kecamatan Madidir akan diarahkan sebagai berikut:
Kawasan Perkantoran Pemerintah Tingkat Kota
Perkantoran pemerintah tingkat kota diarahkan ke Kelurahan Wangurer Barat di
Kecamatan Madidir, yaitu kawasan perkantoran pemerintah.
Kawasan Perkantoran Pemerintah Tingkat Kecamatan dan Kelurahan
Perkantoran ini sifatnya memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat
sehingga diletakkan di lingkungan masyarakat yang dilayaninya. Kantor Kecamatan
tetap berada di wilayah kecamatan masing-masing sebagai pusat kegiatan
kecamatan. Kantor Kelurahan juga berada di wilayah kelurahan masing-masing
karena merupakan pusat kegiatan kelurahan.
Kawasan perkantoran swasta akan diintegrasikan dengan perencanaan kawasan
perdagangan dan jasa melalui suatu rencana penataan kawasan yang terintegrasi
dan sudah dalam bentuk kaveling tanah matang. Kaveling tanah matang adalah
sebidang tanah yang telah dipersiapkan sesuai dengan persyaratan pembakuan
dalam penggunaan, penguasaan, pemilikan tanah dan rencana tata bangunan dan
lingkungan tempat perdagangan dan jasa untuk membangun bangunan;
Kawasan perkantoran pemerintahan juga harus memiliki Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang
dapat berupa halaman perkantoran yang umumnya berupa jalur trotoar dan area parkir
terbuka. Penyediaan RTH pada kawasan ini adalah sebagai berikut:
Untuk tingkat KDB 70 % - 90 % perlu menambahkan tanaman dalam pot;
Perkantoran, pertokoan dan tempat usaha dengan KDB di atas 70 % memiliki
minimal 2 (dua) pohon kecil atau sedang yang ditanam pada lahan atau pada pot
berdiameter di atas 60 cm;
Persyaratan penanaman pohon pada perkantoran, pertokoan dan tempat usaha
dengan KDB di bawah 70 % berlaku seperti persyaratan pada RTH pekarangan
rumah, dan ditanam pada area di luar KDB yang telah ditentukan.
II - 42
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR
II - 43
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR
II - 44
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR
2. Kawasan Perikanan
Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan
pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari pra produksi, produksi,
pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis
perikanan.
II - 45
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR
oleh tiga kelompok pengolah ikan asap yang beranggotakan 10 – 30 pengolah belum
termasuk pengolah perseorangan. Sedangkan pengolahan secara modern di Kota
Bitung sampai saat ini berjumlah 45 perusahaan yang terdiri dari :
- Pabrik pembekuan ikan
- Pabrik pengalengan ikan
- Pabrik ikan kayu
- Pengolahan ikan Tuna, Cakalang dan Layang segar untuk ekspor
H. Kawasan Pertambangan
Potensi kawasan pertambangan di Kota Bitung tahun 2013-2033 akan diarahkan sebagai
berikut:
1. Kawasan Peruntukan Pertambangan Mineral
Kawasan peruntukan pertambangan mineral di Wilayah Kota Bitung meliputi :
a. Pertambangan Batuan
Kawasan pertambangan pasir vulkanik (pasir gunung api)
Pasir vulkanik atau pasir gunung api merupakan hasil kegiatan erupsi
gunung api, warna abu-abu gelap sampai kehitaman, berukuran halus
sampai sangat kasar. Pasir gunung api ini tersebar hampir di seluruh daerah
Bitung, bahkan hingga mencapai daerah sekitarnya dengan ketebalan yang
bervariasi.
Berdasarkan penyebaran dan ketebalannya mempunyai cadangan yang
potensial.
II - 46
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR
Secara umum fasilitas pendidikan dan kesehatan akan diarahkan sebagai berikut:
a. penetapan dan pendistribusian fasilitas pendidikan dan kesehatan di Kota Bitung
harus mempertimbangkan jumlah penduduk, kepadatan penduduk, perkembangan
penduduk, status sosial ekonomi masyarakat, nilai-nilai potensi masyarakat, dan
pola kebudayaan penduduk;
b. penetapan dan pendistribusi fasilitas pendidikan dan kesehatan di Kota Bitung
harus memperhatikan faktor lingkungan terutama yang berkaitan dengan
pertimbangan mengenai skala pelayanan, letak geografis lingkungan, dan sifat
keterpusatan fasilitas tersebut;
c. pengembangan fasilitas pendidikan dan kesehatan di Kota Bitung harus
ditempatkan pada lokasi yang tepat agar mudah terjangkau dan mempunyai
manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat;
d. pengembangan fasilitas pendidikan dan kesehatan di Kota Bitung harus
memperhatikan asas pemerataan pelayanan. Fasilitas pendidikan dan kesehatan
di Kota Bitung hendaknya dapat dinikmati dan dimanfaatkan oleh seluruh lapisan
masyarakat;
e. pengembangan fasilitas pendidikan dan kesehatan di Kota Bitung harus dapat
mendukung upaya pengembangan kota dalam kerangka pengembangan sistem
perkotaan yang secara hirarkis dapat menjadi pusat-pusat pengembangan
wilayah;
f. pengembangan fasilitas pendidikan dan kesehatan di Kota Bitung harus
memperhatikan asas pemenuhan kebutuhan. Fasilitas pendidikan dan kesehatan
II - 47
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR
di Kota Bitung harus dapat memenuhi kebutuhan yang layak bagi masyarakat
dengan standar jumlah penduduk pendukung;
g. pada kawasan permukiman, pemanfaatan lahan untuk fasilitas sosial berkisar
maksimal 10% dari luas lahan. Fasilitas sosial yang harus tersedia meliputi
fasilitas pendidikan, kesehatan, peribadatan, rekreasi dan kebudayaan,
perbelanjaan, pelayanaan umum, olahraga dan ruang terbuka hijau;
h. pada kawasan perdagangan dan jasa, pemanfaatan lahan untuk fasilitas social
berkisar maksimal 10% dari luas lahan. Fasilitas sosial yang harus tersedia
meliputi faslitas kesehatan, rekreasi, peribadatan, olahraga dan ruang terbuka
hijau;
i. pada kawasan pariwisata, fasilitas sosial yang harus tersedia meliputi fasilitas
kesehatan, rekreasi, peribadatan, dan ruang terbuka hijau.
II - 48
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR
3. Tempat Peribadatan
Pengembangan dan peningkatan kawasan pelayanan umum untuk tempat
peribadatan meliputi penyediaan lahan di setiap kelurahan.
II - 49