Anda di halaman 1dari 49

RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN

PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR

bab 2
TINJAUAN KEBIJAKAN

RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)


DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN
KECAMATAN MADIDIR - 2015

II - 1
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR

2.1 RPJP KOTA BITUNG 2005 - 2025

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kota Bitung adalah dokumen
perencanaan pembangunan daerah yang merupakan substansi penjabaran tujuan Negara
Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dirumuskan dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 dan RPJP Nasional serta RPJP Daerah Provinsi Sulawesi Utara.
Jabaran dimaksud mencakup visi, misi dan arah pembangunan daerah Kota Bitung untuk
masa tahun 2005-2025. RPJP Kota Bitung disusun berdasarkan RPJP Nasional dan
RPJP Provinsi Sulawesi Utara, sehingga arah pembangunan jangka panjang Kota Bitung
seirama dengan arah pembangunan Nasional dan Provinsi Sulawesi Utara dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. RPJP sebagai arah bagi semua
perencanaan di bawahnya, dalam hal ini adalah RPJM yang disusun setiap lima tahun.
Hubungan antara RPJPD, RPJMD dan RTRW seperti terlihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.1
Keterkaitan Muatan, Integrasi Rencana RTRW, RPJPD dan RPJMD

Sumber : Bappenas

II - 2
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR

2.1.1 Visi Kota Bitung


Visi Kota Bitung tahun 2005 – 2025 dalam RPJP Kota Bitung adalah sebagai berikut .
“BITUNG KOTA INDUSTRI DAN BAHARI YANG SEJAHTERA
DAN DEMOKRATIS”

Penjelasan Visi berdasarkan kata kunci pada Visi Kota Bitung adalah sebagai berikut :
1. Bitung sebagai Kota Industri yang berwawasan lingkungan dan menjadi kota
industri utama, khususnya industri perikanan dan perkebunan diprovinsi sulawesi
utara. Bitung sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang termasuk dalam
koridor 4 pada Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia (MP3EI).
2. Bitung sebagai Kota Bahari karena aktivitas perekonomian warga kota Bitung
banyak dipengaruhi oleh kegiatan yang berhubungan dengan wilayah laut dan
pesisir pantainya, serta adanya pelabuhan Internasional, Bitung sangat
berpeluang menjadi pintu gerbang Indonesia untuk kawasan Asia Pasifik, serta
ditetepkan Kota Bitung sebagai kota Minapolitan yang berbasis perikanan tangkap,
inilah potensi kota Bitung yang harus dioptimalkan di samping potensi hutan cagar
alam dan pertanian serta perkebunan, demi untuk mencapai masyarakat kota
yang sejahtera.
3. Sejahtera mengandung pengertian yang terukur dan nyata serta mencapai
kesejahtraan yang terus menerus meningkat secara berkelanjutan bagi seluruh
masyarakat. Sejahtera yang nyata adalah terpenuhinya semua kebutuhan seperti
kebutuhan pangan, kebutuhan sandang, dan kebutuhan hubungan kekeluargaan.
Sejahtera yang akan di wujudnyatakan juga termasuk rasa aman, bebas dari
segala ancaman, kejahatan dan konflik, serta bebas memeluk agama serta
menjalankan ibadah secara damai. Peningkatan kesejahtraan berkelanjutan
menunjuk pada pengertian secara terus menerus.
4. Demokratis mengandung pengertian bahwa semua penduduk warga kota Bitung
akan diperlakukan sama di hadapan hukum, warga kota berhak mendapatkan
keadilan dan tidak ada diskriminasi, semua warga kota boleh menyampaikan
pendapatnya, ikut berorganisasi (yang tidak terlarang), dan pendapat masyarakat
akan diperhatikan serta sangat dihargai.

II - 3
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR

2.1.2 Misi Kota Bitung


Misi Kota Bitung 2005 – 2025 adalah :
Misi 1. Membangun sumberdaya manusia yang berkualitas
Misi 2. Mengoptimalkan penyelenggaraan birokrasi yang akuntabel, kapabel dan
aceptabel
Misi 3. Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat kota Bitung.
Misi 4. Membangun dan menciptakan iklim investasi dan ekonomi kerakyatan yang
bertumpu pada agroindustri, agrobisnis, home industri yang ramah lingkungan
serta perdagangan lainnya baik pada pasar domestik dan internasional serta
peningkatan pengawasan industri.
Misi 5. Mewujudkan aksesbilitas dan mobilitas ekonomi daerah, khususnya pada
pusat-pusat industri.
Misi 6. Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya pariwisata bahari, melalui
pengembangan diversifikasi usaha.
Misi 7. Mewujudkan Bitung sebagai Pintu gerbang Indonesia di kawasan Asia Pasifik
dengan Kota yang bercirikan kota Bahari
Misi 8. Melestarikan keseimbangan ekosistem lingkungan
Misi 9. Mewujudkan kondisi masyarakat Demokratis yang mengedepankan
supremasi hukum.

2.1.3 Tujuan Dan Sasaran


Berdasarkan Visi dan Misi Kota Bitung, maka dapat dijelaskan keterkaitan masing-masing
Visi Misi, Tujuan dan Sasaran, pada tabel di bawah ini :

II - 4
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR

Tabel 2.2
Visi dan Misi Pembangunan Jangka Panjang Daerah

Visi Misi
Industri Misi 4. Membangun dan menciptakan iklim investasi
dan ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada agro
industri, agrobisnis, home industri yang berwawasan
lingkungan serta perdagangan lainnya baik pada pasar
domestik dan internasional serta peningkatan
pengawasan industri

Misi 5. Menjamin aksebilitas dan mobilitas ekonomi


daerah, khususnya pada pusat-pusat industri.
Bahari Misi 6. Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya
pariwisata bahari, melalui pengembangan diversifikasi
usaha.

Misi 7. Mewujudkan Bitung sebagai Pintu gerbang


Indonesia di kawasan Asia Pasifik dengan Kota yang
bercirikan kota Bahari.
Misi 8. Melestarikan keseimbangan ekosistem lingkungan

Sejahtera Misi 1. Membangun sumberdaya manusia yang


berkualitas
Misi 2. Mengoptimalkan penyelenggaraan birokrasi yang
akuntabel, kapabel dan aceptabel
Misi 3. Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat kota
Bitung.

Demokratis Misi 9. Mewujudkan kondisi masyarakat Demokratis yang


mengedepankan supremasi hukum

Sumber: RPJP Kota Bitung 2005 - 2025

II - 5
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR

Tabel 2.3
Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Kota Bitung
Yang Berhubungan Dengan Penataan Ruang

Visi : “ BITUNG KOTA INDUSTRI DAN BAHARI YANG SEJAHTERA DAN


DEMOKRATIS “
Misi Tujuan Sasaran
Misi 3 :
Mewujudkan 1. Penanggulangan dan 1. Meningkatnya infrastruktur
Kesejahteraan pengurangan resiko dan suprastruktur dalam
Masyarakat kota Bitung bencana. menghadapi dampak
perubahan iklim.
2. Menguatnya kapasitas
sumber daya manusia,
kapasitas kelembagaan
dalam rangka pengendalian
terhadap perubahan iklim
dan resiko bencana.
3. tersedianya data dan
informasi yang cukup
sebagai dasar pelaksanaan
kegiatan tersebut.
Misi 4 :
Membangun dan 1. Menciptakan nilai 1. Terciptanya kemampuan
menciptakan iklim tambah produk industri teknologi iindustri tepat guna
investasi dan ekonomi dengan basis teknologi 2. Terlaksananya
kerakyatan yang tepat guna dengan pengembangan sentra-sentra
bertumpu pada bahan baku lokal industri potensial
agroindustri, agrobisnis, 2. Menciptakan dan 3. Terwujudnya Kelancaran
home industri yang memperbaiki sentra- distribusi barang industri
ramah lingkungan serta sentra industri produk 4. Tersedianya fasilitas
perdagangan lainnya unggulan untuk pertumbuhan usaha
baik pada pasar 3. Menciptakan industri
domestik dan kemudahan bagi
internasional serta investor untuk
peningkatan berinvestasi.
pengawasan industri. 4. Peningkatan kualitas
kelembagaan koperasi

II - 6
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR

dan UMKM
Misi 5 :
Mewujudkan aksebilitas 1. Menciptakan sarana dan 1. Terbangunnya
dan mobilitas ekonomi prasarana infrastruktur sarana/infrastruktur pada
daerah, khususnya pada penunjang pada pusat- pusat-pusat industri
pusat-pusat industri. pusat industri

Misi 6 :
Mengoptimalkan 1. Meningkatkan 1. Terwujudnya pembangunan
pemanfaatan kunjungan wisatawan sarana pariwisata bahari
sumberdaya pariwisata dalam dan luar ke kota secara terpadu.
alam, melalui Bitung 2. Terselenggara nya iven-iven
pengembangan 2. Menjadikan Kota Bitung regional, nasional, maupun
diversifikasi usaha. sebagai Kota Wisata internasional kebahariaan.
Alam 3. Meningkatnya promosi
3. Meningkatkan pariwisata bahari.
kesempatan berwisata
dan rekreasi bagi warga
kota
Misi 7 :
Mewujudkan Bitung 1. Meningkatkan 1. Terjaminnya keselamatan
sebagai Pintu gerbang infrastruktur pelayaran dan keamanan di
Indonesia di kawasan kepelabuhanan pelabuhan Bitung.
Asia Pasifik dengan Kota 2. Optimalisasi fungsi 2. Terbangunnya Kawasan
yang bercirikan kota Kawasan Ekonomi Ekonomi Khusus (KEK) di
Bahari Khusus (KEK) di Kota Kota Bitung.
Bitung. 3. Mengembangkan jaringan
3. Memperluas jaringan pelayaran internasional
pelayaran internasional melalui pelabuhan Bitung.
melalui pelabuhan 4. Terlaksananya kerjasama
Bitung. internasional di kawasan asia
4. Meningkatkan kerja pasifik yang didukung
sama internasional dengan adanya pelabuhan
dalam bidang ekonomi utama internasional (IHP)
melalui peran pelabuhan kota Bitung.
bitung sebagai pintu 5. Menumbuhkan wawasan
gerbang indonesia di baharí dalam pengelolaan

II - 7
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR

kawasan asia pasifik sumber daya laut.


5. Terlaksananya 6. Meningkatnya kapasitas
pengelolaan sumber Sumber daya manusia
daya laut yang lestari. (SDM) yang berwawasan
6. Meningkatkan kapasitas kelautan melalui
sumber daya manusia pengembangan ilmu
yang berwawasan pengetahuan dan teknologi
kelautan kelautan.
7. Membangun ekonomi 7. Tersusunnya dokumen
kelautan secara terpadu perencanaan hirarkhi
dengan mengoptimalkan pengelolaan wilayah pesisir
pemanfaatan sumber dan pulau-pulau kecil di kota
kekayaan laut secara Bitung.
berkelanjutan
(minapolitan)
Misi 8 :
Melestarikan 1. Meningkatkan 1. Terlaksananya tata kelola,
keseimbangan pengelolaan pengawasan dan
ekosistem lingkungan. sumberdaya alam dan pengendalian terhadap
pelestarian fungsi pemanfaatan sumberdaya
lingkungan hidup alam dan fungsi lingkungan
2. Meningktatkan peran hidup yang lebih baik
serta masyarakatdalam
menjaga dan
melestarikan fungsi
lingkungan hidup

Sumber: RPJP Kota Bitung 2005 - 2025

II - 8
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR

2.2 RPJMD KOTA BITUNG 2010 - 2014

2.2.1. VISI
Dalam periode pembangunan kota Bitung tahun 2011 – 2016 Visi pembangunan adalah :

“BITUNG KOTA BAHARI YANG SEJAHTERA,DEMOKRATIS DAN DAMAI,”

Penjelasan visi berdasarkan kata kunci pada Visi Kota Bitung tahun 2011-2016 terdapat 4
(empat) kalimat kunci yaitu Bitung Kota Bahari, Sejahtera, Demokratis dan Damai.
1. Kalimat “Bitung sebagai Kota Bahari” karena aktivitas perekonomian warga kota
Bitung banyak dipengaruhi oleh kegiatan yang berhubungan dengan wilayah laut dan
pesisir pantainya, serta adanya pelabuhan Internasional Bitung sangat berpeluang
menjadi pintu gerbang Indonesia untuk kawasan Asia Pasifik, inilah potensi kota
Bitung yang harus dioptimalkan di samping potensi hutan cagar alam dan pertanian
serta perkebunan, demi untuk mencapai masyarakat kota yang sejahtera.
2. Kalimat “Sejahtera“ mengandung pengertian yang terukur dan nyata. Sejahtera yang
nyata adalah terpenuhinya semua kebutuhan seperti kebutuhan pangan, kebutuhan
sandang, dan kebutuhan hubungan suami dan istri serta keluarga ini hal mendasar
yang harus terjamin pemenuhannya. Sejahtera yang akan diwujudnyatakan juga
termasuk rasa aman, bebas dari segala ancaman, kejahatan dan konflik, serta bebas
memeluk agama serta menjalankan ibadah secara damai.
3. Kalimat “Demokratis“ mengandung pengertian bahwa semua penduduk warga kota
Bitung akan diperlakukan sama di hadapan hukum, warga kota berhak mendapatkan
keadilan dan tidak ada diskriminasi, semua warga kota boleh menyampaikan
pendapatnya, dan ikut berorganisasi (yang tidak terlarang). Pendapat masyarakat
akan diperhatikan dan sangat dihargai.
4. Kalimat “Damai“ mengandung pengertian bahwa kehidupan masyarakat kota Bitung
senantiasa diwarnai nilai-nilai religius dan budi pekerti yang luhur. Kehidupan damai
juga berarti bahwa upaya penyelesaian konflik tidak selalu harus memutuskan siapa
yang benar atau siapa yang salah, upaya damai adalah hakekatnya musyawarah
untuk mufakat, tanpa mengesampingkan rasa keadilan. Masyarakat kota Bitung
adalah masyarakat yang hidup damai dalam keadilan. Inilah yang akan mewarnai
kehidupan masyarakat kota Bitung.

II - 9
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR

Berdasarkan ke tiga (3) visi pembangunan yang telah diuraikan di atas maka dapat dilihat
sinkronisasi visi tersebut melalui tabel di bawah ini.

Tabel 2.4
Keterkaitan Visi Nasional,Propinsi Sulawesi Utara dan Kota Bitung

VISI PEMBANGUNAN

NASIONAL PROVINSI SULUT KOTA BITUNG


2010 - 2014. 2010 – 2015. 2011 - 2016

“ INDONESIA YANG “MENUJU SULAWESI “ BITUNG KOTA BAHARI


SEJAHTERA, UTARA YANG YANG SEJAHTERA,
DEMOKRATIS DAN BERBUDAYA, BERDAYA DEMOKRATIS DAN DAMAI “
BERKEADILAN “ SAING DAN SEJAHTERA”,

SEJAHTERA BERBUDAYA KOTA BAHARI

DEMOKRATIS BERDAYA SAING SEJAHTERA

BERKEADILAN SEJAHTERA DEMOKRATIS

DAMAI

Sumber : RPJMD Kota Bitung 2010 - 2014

Visi pembangunan provinsi Sulut maupun visi pembangunan kota Bitung berpedoman dan
mengaju pada visi pembangunan nasional ini dibuktikan dengan adanya persamaan
kepentingan atau tujuan atau upaya yang harus disinergikan yaitu pada visi provinsi ada
kata sejahtera, dan visi pembangunan kota Bitung ada kata sejahtera dan demokratis.

2.2.2 MISI
Berdasaran visi pembangunan daerah ditetapkan 4 (empat) MISI PEMBANGUNAN
DAERAH TAHUN 2011 - 2016,yaitu :
Misi 1. Menjadikan Bitung sebagai Pintu gerbang Indonesia di kawasan Asia Pasifik
dengan Kota yang bercirikan kota Bahari.
Misi 2. Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat kota
Misi 3. Menciptakan kondisi masyarakat kota yang Demokratis
Misi 4. Menjaga kerukunan dan kedamian.

II - 10
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR

Penjelasan Misi yang erat kaitannya dengan penataan ruang, yaitu sebagai berikut :
Misi 1. Menjadikan Bitung sebagai Pintu gerbang Indonesia di kawasan Asia
Pasifik dengan Kota yang bercirikan kota Bahari, yaitu :
Posisi strategis kota Bitung yang berada di bibir dalam kawasan Asia Pasifik dan
memiliki kondisi alam yang sangat sesuai menjadi pelabuhan laut alamiah yang
bertaraf Internasional menjadi potensi yang sangat mungkin dikembangkan
menjadi “Pintu Gerbang Indonesia” untuk kawasan Asia Pasifik. Dengan
bercirikan sebagai kota Bahari berarti aktivitas kotanya didominasi oleh kegiatan
yang erat hubungannya dengan sumberdaya kelautan, selat lembeh dan pesisir
pantainya, dengan didukung dengan sumberdaya cagar alam tangkoko-
duasudara, hutan dan wilayah perkebunan yang subur.
Di era globalisasi dan global warming suatu bangsa yang maju dan makmur
dituntut syarat yang harus dipenuhi, adalah bangsa yang mampu :
(1) menciptakan kondisi perekonomian yang baik dan berkualitas,
(2) dapat mengembangkan daya saing, dan
(3) memelihara daya dukung serta kualitas lingkungan hidup. Jadi harus dijamin
adanya keseimbangan hubungan timbal balik antara sistem alam semesta
dan sistem sosial yang ada.
Pembangunan yang bertumpu pada keunggulan bahari adalah pembangunan
yang berkelanjutan yang ditopang dengan 4 (empat) pilar-pilar pembangunan
yakni :
(1) Pilar Ekonomi yaitu mampu menghasilkan barang dan jasa yang menunjang
pertumbuhan ekonomi.
(2) Pilar Ekologi yaitu yang mampu memelihara basis Sumber Daya Alam yang
stabil tidak terganggu, menghindari eksploitasi berlebihan (over exploitation)
terhadap Sumber Daya Alam dan untuk sumber daya alam tak terbaharukan
mesti diimbangi dengan investasi untuk menghasilkan penggantinya
(substitution).
(3) Pilar Sosial, kesempatan untuk berusaha bagi semua lapisan masyarakat atau
mendapatkan aset ekonomi yang produktif dan distribusi pendapatan harus
mampu memenuhi kebutuhan dasarnya, dan dapat berpartisipasi pada
akuntabilitas politik sesuai dengan kata hatinya.
(4) Pilar Kelembagaan Pemerintah dan non pemerintah, yaitu dengan
terjaganya kapasitas keuangan, sistem administrasi dan organisasi yang baik
yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang dapat

II - 11
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR

menjamin semua perangkat organisasi pemerintah dan non pemerintah dapat


mengelola organisasinya dengan optimal.
Potensi wilayah laut dan pesisir kota Bitung sudah dikenal oleh masyarakat luas.
Hampir semua aktivitas perekonomian kota Bitung dipengaruhi oleh keberadaaan
sumberdaya kelautan, Selat Lembeh dan pesisir di wilayah kota Bitung. Potensi ini
harus dioptimalkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Caranya
adalah dengan merumuskan program-program kegiatan yang berbasis pada
sumberdaya kelautan, perikanan, pesisir pantai, dengan program pendukung
sumberdaya alam pertanian perkebunan, keindahan dan keanekaragaman hayati,
serta kekayaan alam dasar laut dalam wilayah kota Bitung. Kemudian untuk itu
harus diseriusi segala upaya pelestarian lingkungan dan semua upaya konservasi
alam demi keberlanjutan semua potensi sumberdaya yang ada.

2.2.3 Tujuan Dan Sasaran


Secara Umum Tujuan Pembangunan Daerah kota Bitung ialah : “Mempersiapkan
menjadi Kota yang maju, yang berfungsi sebagai Pintu gerbang Indonesia di kawasan
Asia Pasifik dengan Kota yang bercirikan kota Bahari”.
Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah yang berhubungan
dengan penataan ruang disajikan dalam tabel dibawah ini.

Tabel 2.5
Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Kota Bitung
Yang Berhubungan Dengan Penataan Ruang

Visi : “Bitung Kota Bahari,yang Sejahtera Demokratis dan Damai


Misi Tujuan Sasaran
Misi 1 :
Menjadikan Bitung 1. Meningkatkan 1. Terwujudnya navigasi
sebagai pintu gerbang infrastruktur pelabuhan Samudera Bitung.
Indonesia di kawasan 2. Menyiapkan Lokasi 2. Tersedianya Lokasi Kawasan
Asia Pasifik serta Kota Kawasan Ekonomi Ekonomi Khusus (KEK) di Kota
Bahari Khusus (KEK) di Kota Bitung.
Bitung. 3. Terlaksananya jaringan
3. Menyiapkan jaringan pelayaran internasional melalui
pelayaran internacional pelabuhan Bitung.
melalui pelabuhan 4. Terlaksananya kerjasama dan
Bitung. sosialisasi Sulawesi
4. Menyiapkan kerjasama Utara/Bitung sebagai pintu
dan sosialisasi Sulawesi gerbang kepada propinsi-

II - 12
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR

Visi : “Bitung Kota Bahari,yang Sejahtera Demokratis dan Damai


Misi Tujuan Sasaran
Utara/Bitung sebagai propinsi tetangga, pelaku bisnis
pintu gerbang kepada (eksportir dan importir),
propinsi-propinsi perusahaan pelayaran
tetangga, pelaku bisnis Internasional—Main line
(eksportir dan importir), Operator (MLO)—dan nasional.
perusahaan pelayaran 5. Terlaksananya
Internasional Main line Kominikasi,Informasi dan
Operator (MLO) dan Sosialisasi/ kampanye tentang
Nasional. Kebahariaan.
5. Menumbuhkan wawasan 6. Meningkatnya kapasitas
baharí bagi masyarakat Sumber daya manusia (SDM)
dan pemerintah agar yang berwawasan kelautan
pembangunan daerah melalui pengembangan ilmu
kota Bitung berorientasi pengetahuan dan teknologi
kelautan. kelautan.
6. Meningkatkan kapasitas 7. Tersusunnya Perda tentang :
sumber daya manusia a. Rencana strategis Wilayah
yang berwawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
kelautan melalui (RSWP-3-K).
pengembangan ilmu b. Rencana Zonasi wilayah
pengetahuan dan pesisir dan pulau-pulau kecil
teknologi kelautan. (RZWP-3-K).
7. Membangun ekonomi c. Rencana Pengelolaan wilayah
kelautan secara terpadu pesisir dan pulau-pulau kecil
dengan mengoptimalkan (RAPWP-3-K)
pemanfaatan sumber d. Rencana Aksi pengelolaan
kekayaan laut secara wilayah pesisir dan pulau-
berkelanjutan. pulau kecil (RAPWP-3-K).-
8. Terlaksanannya Bitung sebagai
Kota Minapolitan.
9. Meningkatnya peran sektor
kelautan dan perikanan
terhadap pembangunn
perekonomian kota Bitung.
10. Terwujudnya pembangunan
sarana pariwisata bahari secara
terpadu.

II - 13
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR

Visi : “Bitung Kota Bahari,yang Sejahtera Demokratis dan Damai


Misi Tujuan Sasaran
11. Terselenggara nya iven-iven
regional, nasional, maupun
internasional kebahariaan.
12. Terwujudnya peran sektor
swasta serta asosiasi-asosiasi
bisnis untuk lebih aktif
mempromosikan kebahariaan.

Sumber : RPJMD Kota Bitung 2010 - 2014

2.3 RTRW KOTA BITUNG 2013 - 2033

2.3.1 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kota Bitung


RTRW Kota Bitung tahun 2013 – 2033 telah ditetapkan menjadi Peraturan Daerah No. 11
Tahun 2013 dengan tujuan untuk mewujudkan ruang kota yang produktif, aman, nyaman
dan berkelanjutan sebagai pusat kegiatan nasional yang berbasis pada kegiatan bahari.

2.3.2 Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kota Bitung


Adapun kebijakan penataan ruang wilayah kota meliputi :
1. Perwujudan pusat-pusat pelayanan kota yang bersinergi, efektif, dan efisien dalam
menunjang perkembangan fungsi daerah sebagai kota bahari;
2. Peningkatan peran kota bahari yang ditunjang oleh kegiatan industri,
kelautan/perikanan, perdagangan/jasa, dan pariwisata;
3. Pengembangan infrastruktur kota untuk mendukung kegiatan bahari berskala nasional
yang terpadu dengan sistem regional;
4. Pemantapan kelestarian kawasan lindung untuk mendukung pembangunan kota yang
berkelanjutan;
5. Penetapan kawasan strategis wilayah kota dalam rangka pertumbuhan dan
pemerataan ekonomi wilayah;
6. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan Negara.

2.3.3 Strategi Penataan Ruang Kota Bitung

II - 14
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR

Strategi penataan ruang wilayah kota merupakan penjabaran kebijakan penataan ruang
wilayah kota ke dalam langkah-langkah operasional untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
1. Strategi Perwujudan Pusat-pusat Pelayanan Kota Yang Bersinergi,
Efektif, dan Efisien Dalam Menunjang Perkembangan Fungsi Daerah Sebagai
Kota Bahari
a. Menetapkan struktur ruang berdasarkan hirarki dan fungsi sistem pusat pelayanan
kota;
b. Menghubungkan antar sub pusat pelayanan kota dan antara masing-masing sub
pusat pelayanan kota dengan pusat pelayanan kota melalui jaringan jalan
berjenjang dengan pola pergerakan merata; dan
c. Mengembangkan kegiatan pelayanan sosial, budaya, ekonomi dan/atau
administrasi masyarakat pada sub pelayanan kota dan pusat pelayanan
lingkungan secara merata.

2. Strategi Peningkatan Peran Kota Bahari Yang Ditunjang Oleh Kegiatan


Industri, Kelautan / Perikanan, Perdagangan / Jasa, Dan Pariwisata
a. Mengembangkan pelabuhan utama dan terminal untuk kepentingan sendiri yang
terintegrasi dengan kawasan industri dan pergudangan;
b. Mewujudkan kawasan minapolitan;
c. Mengembangkan pusat perdagangan berskala regional; dan
d. Mengembangkan kegiatan wisata alam dan wisata budaya.

3. Strategi Pengembangan Infrastruktur Kota Untuk Mendukung Kegiatan


Bahari Berskala Nasional Yang Terpadu Dengan Sistem Regional
a. Meningkatkan kapasitas jaringan jalan yang mendorong interaksi kegiatan antar
pusat pelayanan kegiatan kota dengan sistem regional;
b. Mengembangkan terminal barang yang bersinergi dengan pelabuhan laut; dan
c. Melengkapi dan menyebarkan infrastruktur perkotaan pada daerah-daerah yang
belum terlayani.

4. Strategi Pemantapan Kelestarian Kawasan Lindung Untuk Mendukung


Pembangunan Kota Yang Berkelanjutan
a. Mempertahankan, memantapkan, memelihara dan merevitalisasi, serta
meningkatkan kualitas dan kuantitas kawasan lindung;

II - 15
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR

b. Mengembangkan RTH publik dan privat sebagai bagian dari pengembangan


fasilitas umum dan sebagai kawasan mitigasi bencana, jalur hijau dan sempadan,
serta sebagai pembatas antara kawasan industri dengan kawasan fungsional lain
disekitarnya, terutama kawasan permukiman; dan
c. Melestarikan kawasan di sekitar sumber mata air.

5. Strategi Penetapan Kawasan Strategis Wilayah Kota Dalam Rangka


Pertumbuhan Dan Pemerataan Ekonomi Wilayah
a. Mengembangkan kegiatan budidaya unggulan pada lokasi strategis di setiap
wilayah beserta prasarana dan sarana pendukung dengan mempertimbangkan
kegiatan yang sudah ada untuk mendorong pengembangan perekonomian
kawasan dan wilayah sekitarnya; dan
b. Meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana penunjang pada kawasan yang
ditetapkan sebagai kawasan strategis.

6. Strategi Peningkatan Fungsi Kawasan Untuk Pertahanan dan Keamanan


Negara
a. Mendukung penetapan kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan;
b. Mengembangkan budi daya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan
pertahanan dan keamanan untuk menjaga fungsi peruntukannya;
c. Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun di
sekitar kawasan pertahanan dan keamanan negara sebagai zona penyanggah;
d. Turut serta memelihara dan menjaga asset-aset pertahanan dan keamanan.

2.3.4 Arahan Struktur Ruang Wilayah Kota


Rencana struktur ruang wilayah kota berfungsi sebagai arahan pembentuk sistem pusat-
pusat pelayanan wilayah kota yang memberikan layanan bagi wilayah kota dan perletakan
jaringan prasarana wilayah kota sesuai dengan fungsi jaringannya yang menunjang
keterkaitan antar pusat-pusat pelayanan kota. Rencana struktur ruang wilayah kota juga
berfungsi sebagai dasar penyusunan indikasi program jangka menengah lima tahunan
untuk 20 (dua puluh) tahun.

2.3.4.1 Arahan Sistem Pusat Pelayanan Kota untuk Kecamatan Madidir


Rencana Pusat Pelayanan di Kota Bitung Tahun 2013 - 2033 yang berada di wilayah
Kecamatan Madidir adalah sebagai :

II - 16
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR

 Pusat Lingkungan II
Pusat lingkungan kota dilengkapi dengan sarana lingkungan perkotaan skala
pelayanan lingkungan yang meliputi :
a. Sarana perdagangan;
b. Sarana pendidikan;
c. Sarana kesehatan;
d. Sarana peribadatan; dan
e. Sarana pelayanan umum.
Rencana lokasi pengembangan pusat lingkungan II ditetapkan, meliputi :
Kelurahan Madidir Ure dengan daerah pelayanan Kelurahan Madidir Weru, Kelurahan
Madidir Unet, Kelurahan Kadoodan, Kelurahan Pakadoodan, Kelurahan Paceda;

2.3.4.2 Arahan Sistem Jaringan Prasarana Kota


Sistem jaringan prasarana kota dibentuk oleh sistem jaringan transportasi sebagai sistem
jaringan parasana utama dan dilengkapi dengan sistem jaringan parasarana lainnya,
seperti energi/kelistrikan, telekomunikasi, sumber daya air, dan infrastruktur perkotaan
yang meliputi sistem penyediaan air minum kota, sistem pengelolaan air limbah kota,
sistem persampahan kota, sistem drainase kota, jaringan jalan pejalan kaki, dan jalur
evakuasi bencana. Berikut akan diuraikan arahan sistem jaringan prsarana kota di
wilayah Kecamatan Madidir.

A. Arahan Sistem Jaringan Prasarana Utama


A.1. Arahan Sistem Jaringan Transportasi Darat
Rencana sistem transportasi darat yang akan dikembangkan di Kecamatan Madidir
hanya meliputi Sistem Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

1. Jaringan Jalan
a) Rencana Sistem Jaringan Jalan Kota Bitung Tahun 2013 – 2033
Rencana Jalan di wilayah Kecamatan Maididir yang masuk dalam Rencana
Sistem Jaringan Jalan :
 Arteri Primer Kota Bitung Tahun 2013 – 2033 meliputi:
- Jalan Wolter Monginsidi
- Jalan Sam Ratulangi
 Arteri Sekunder Kota Bitung Tahun 2013 – 2033 meliputi:

II - 17
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR

- Jalan A. Mononutu
- Jalan H. V. Worang
 Ruang pengawasan Jalan Arteri Primer dan Arteri Sekunder, diatur sebagai
berikut:
- Jalan Wolter Monginsidi lebar 23 meter;
- Jalan Sam Ratulangi lebar 46 meter;
- Jalan A. Mononutu, lebar 37 meter;
- Jalan H. V. Worang, lebar 27 meter;
- Jalan M. R. Ticoalu, lebar 37 meter;
 Kolektor primer, adalah sebagai berikut :
- Jalan S. H. Sarundajang
 Kolektor sekunder, adalah sebagai berikut :
- Jalan Wangurer Bawah;

b) Rencana Fungsi Jalan Kota Bitung Tahun 2013 – 2033


 Jalan Arteri Primer
Rencana Jalan Arteri Primer di Kecamatan Madidir, yang meliputi:
- Jalan Wolter Monginsidi;
- Jalan Sam Ratulangi;
 Jalan Arteri Sekunder
Jalan arteri sekunder di Kota Bitung direncanakan untuk kecepatan
rencana minimal 30 (tiga puluh) km/jam dan lebar badan jalan minimal 11
(sebelas) meter. Persimpangan sebidang pada jalan arteri sekunder
dengan pengaturan tertentu. Jalan Arteri Sekunder di Kecamatan Madidir
adalah jalan yang merupakan simpul jalan arteri primer, yaitu:
- Jalan A. Mononutu
- Jalan Martadinata
- Jalan H.V. Worang
- Jalan M.R. Ticoalu
- Jalan Herwing Laoh
- Jalan A. A. Maramis
Dengan adanya rencana pengembangan jalan bebas hambatan (jalan tol)
sebagai jalan arteri primer maka jalan-jalan di Kota Bitung yang
sebelumnya memiliki fungsi sebagai jalan arteri primer akan berubah fungsi
menjadi jalan arteri sekunder.

II - 18
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR

 Jalan Kolektor Primer


Jalan yang direncanakan memiliki fungsi kolektor primer di Kota Bitung
adalah sepanjang 15.58 Km. Jalan kolektor primer yang berada di wilayah
Kecamatan Maidir adalah Jalan S. H. Sarundajang.
 Jalan Kolektor Sekunder
Jalan kolektor sekunder di Kota Bitung didesain berdasarkan kecepatan
rencana paling rendah 20 (dua puluh) kilometer per jam dengan lebar
badan jalan paling sedikit 9 (sembilan) meter. Jalan yang direncanakan
memiliki fungsi kolektor sekunder di wilayah Kecamatan Madidir adalah
Jalan Wangurer Bawah.
 Jalan Lokal
Jalan lokal menghubungkan antar pusat lingkungan yang tersebar di
Kecamatan Madidir.

c) Rencana Status Jalan Kota Bitung Tahun 2013 – 2033


Rencana Status Jalan di wilayah Kecamatan Madidir meliputi:
 Jalan Nasional
- Jalan Wolter Monginsidi ;
- Jalan Sam Ratulangi ;
- Jalan S.H Sarundajang;
- Jalan A. Mononutu
- Jalan H.V. Worang
 Jalan Kota
Jalan kota adalah jalan-jalan yang statusnya bukan jalan nasional maupun
jalan provinsi. Jalan kota ini memiliki panjang 35,10 km yang tersebar
pada kelurahan-kelurahan di Kecamatan Madidir.

2. Jaringan Pelayanan Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan (LLAJ)


Jaringan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan (LLAJ) terdiri atas :
a. Jaringan trayek angkutan orang
Rencana jaringan trayek/route angkutan orang dalam Kota Bitung yang
melewati Kecamatan Madidir adalah sebagai berikut:
- Terminal Induk Tangkoko – Aertembaga
- Terminal Induk Tangkoko – Pusat Kota melewati Perumnas

II - 19
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR

- Terminal Induk Tangkoko – Pusat Kota melewati Girian Bawah


- Terminal Induk Tangkoko – Pusat Kota melewati RSU
- Pusat Kota – Danowudu
- Pusat Kota – Tanjung Merah
- Pusat Kota – Tendeki
- Pusat Kota – Sagerat
b. Jaringan lintas angkutan barang :
Rencana jaringan lintas angkutan barang yang melintasi Kecamatan Madidir
adalah sebagai berikut:
- Jalur Pelabuhan – Jalan Ir. Soekarno – Jalan Sam Ratulangi – Jalan Wolter
Monginsidi – Jalan Pierre Tendean – Jalan Girian Bawah – Jalan
Manembo-nembo; dan
- Jalur Pelabuhan – Jalan Ir. Soekarno – Jalan Herwing Laoh – Jalan A.A.
Maramis – Jalan S.H. Sarundajang.

A.2 Arahan Sistem Jaringan Transportasi Perkereta-apian


Rencana sistem jaringan jalur kereta api di Kota Bitung Tahun 2011-2031 meliputi:
- Pengembangan jaringan jalur kereta api perkotaan meliputi kawasan perkotaan
Manado – Bitung – Minahasa; dan
- Pengembangan jaringan jalur kereta api antar kota terutama pada lintas dengan
prioritas tinggi meliputi Manado – Bitung – Kema – Belang – Tutuyan – Molibagu –
Gorontalo dan Manado – Wori – Likupang - Bitung.

A.3 Arahan Sistem Jaringan Transportasi Laut


Kawasan pelabuhan di Kota Bitung direncanakan di atas lahan seluas 50 ha. Selain
pengembangan Pelabuhan Utama Bitung, juga dikembangkan terminal khusus dan
terminal untuk kepentingan sendiri.

B. Arahan Sistem Prasarana Lainnya


B.1. Arahan Sistem Jaringan Energi/Kelistrikan
Sistem energi kelistrikan untuk pelayanan Kota Bitung termasuk di Kecamatan Madidir
merupakan bagian dari Sistem Minahasa, yaitu Sistem Pembangkit PLTD Bitung,
kapasitas 56,25 MW, Sistem Gardu Induk : GI. Bitung, kapasitas 20,00 MVA; dan
Sistem Transmisi SUTT (Saluran Udara Tegangan Tinggi) : SUTT GI. Bitung – GI.
Sawangan sepanjang 28,8 km.

II - 20
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR

Distribusi energi listrik di Kecamatan Madidir Kota Bitung dilakukan melalui Jaringan
Tegangan Menengah (JTM) yang memiliki penyulang dengan layanan sebagai berikut:
 Gardu Induk (GI) Bitung :
1. Penyulang 3 mayoritas melayani industri mulai dari PT. Bimoli, Sari Cakalang,
PT. Kendo Fish, Union Pacifik, Sinar Pure Food, PT. Deho dan sekitar eks PT.
Mega Belia. Di sekitar eks PT. Mega Belia ini penyulang 3 terhubung dengan
penyulang 5.
2. Penyulang 4 umumnya melayani perumahan mulai dari Colombo, perumahan
Pertamina, kompleks perumahan di Wangurer, Wangurer Atas, Girian Weru,
Girian Bawah dan berakhir di Gardu Hubung Manembo-nembo. Selain itu
penyulang 4 ini juga melayani kawasan Girian, Girian Atas, Pinokalan, Tendeki,
Danowudu, Dua Sudara, Tewaan, Apela, Kumersot, Karondoron, Klabat dan
Pinilih. Penyulang 4 terhubung dengan penyulang 5 di sekitar eks. Terminal
Mapalus.

B.2. Arahan Sistem Jaringan Telekomunikasi


1. Arahan Sistem Telekomunikasi Kabel
 Prasarana Layanan Telekomunikasi
Untuk melayani sistem komunikasi di Kecamatan Madidir Kota Bitung
menggunakan Backbone Transport Radio berupa Stasiun Telepon Otomat
(Sentral NEAX) yang terletak di Jl. Yos Sudarso No.1, Kantor PT. Telkom
Bitung, dengan STO yang ada mempunyai kapasitas terpasang 6.400 satuan
sambungan telepon (SST) yang saat ini sudah terpasang 5.182 SST.

Rencana sistem telekomunikasi kabel di Kota Bitung tahun 2013-2033


meliputi :
a. Peningkatan kapasitas terpasang stasiun telepon otomat (STO) secara
bertahap
b. Penambahan rumah kabel di Pulau Lembeh, Tanjung Merah dan Madidir
c. Pengembangan jaringan serat optik yang menghubungkan Manado-Paniki-
Airmadidir-Kauditan-Bitung-Tondano-Tomohon-Langowan-Amurang-
Kotamobagu

II - 21
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR

Berdasarkan kebutuhan sambungan Kota Bitung hingga tahun 2031 maka


untuk pelayanan di Kota Bitung dibutuhkan 12 (dua belas) buah Rumah Kabel
(RK).

 Layanan Jaringan Telekomunikasi Fixe Line


Pelanggan telepon di Kota Bitung tahun 2008 berjumlah 7.156 buah. Dari
jumlah pelanggan tersebut sebagian besar adalah kelompok tempat tinggal
(rumah tangga) yang mencapai 86,96 persen kemudian kelompok bisnis yang
mencapai 11,22 persen. Pelanggan telepon di Kota Bitung tahun 2008
berjumlah 7.156 buah. Cakupan layanan mencakup seluruh Kota Bitung
termasuk di dalamnya Kecamatan Madidir, kecuali Pulau Lembeh dan daerah
pantai Utara.

2. Arahan Sistem Telekomunikasi Nirkabel


Rencana sistem telekomunikasi nirkabel di Kota Bitung tahun 2013-2033 meliputi
rencana pembangunan dan penggunaan menara bersama Base Transceiver
Station (BTS) terpadu untuk dimanfaatkan secara bersama-sama oleh penyedia
layanan telekomunikasi (operator).

B.3. Arahan Sistem Jaringan Sumber Daya Air


Rencana pengembangan sistem pengelolaan sumber daya air di wilayah Kota Bitung
meliputi upaya untuk :
a. Menjamin kelestarian fungsi sarana dan prasarana sumber daya air melalui
pengamanan kawasan-kawasan tangkapan air ;
b. Menyediakan prasarana air baku untuk menunjang pengembangan pusat-pusat
permukiman, kawasan industri, kawasan pariwisata dan kawasan lainnya secara
berkelanjutan ;
c. Menjamin ketersediaan air baku bagi kawasan-kawasan sentra pertanian, industri,
pariwisata, dan sebagainya, serta Kota Bitung sebagai bagian dari Kawasan
Perkotaan Manado – Bitung sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan
Kawasan Ekonomi Terpadu Manado - Bitung sebagai Kawasan Strategis Nasional
serta supply air baku dalam mendukung operasional pelabuhan Bitung sebagai
pelabuhan internasional ;
d. Mempertahankan dan merehabilitasi sungai-sungai besar di wilayah Kota Bitung
untuk mencegah terjadinya proses pendangkalan ;

II - 22
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR

e. Mempertahankan kawasan resapan air sebagai kawasan penyimpan cadangan


air tanah ;
f. Membatasi eksploitasi air tanah secara tidak terkendali di wilayah Kota Bitung
untuk menghindari terjadinya penurunan muka tanah dan air tanah, serta intrusi
air laut.
g. Menanggulangi dampak bencana alam yang terkait dengan air, di antaranya
banjir, longsor, dan kekeringan ;
h. Mengembangkan sistem pengolalaan sumber daya air dengan mengacu pada
Pola Pengelolaan Sumber Daya Air pada Wilayah Sungai dan Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bitung.

Sistem pengendalian banjir di Kota Bitung direncanakan lewat kegiatan sebagai


berikut:
1. Peningkatan prasarana saluran drainase perkotaan untuk penanganan limpasan
air permukaan di seluruh wilayah Kota Bitung.
2. Peningkatan kapasitas dan kemampuan pelayanan sabodam untuk penanganan
sedimentasi alur banjir Gunung Duasudara.

B.4. Infrastruktur Perkotaan


1. Arahan Sistem Penyediaan Air Minum
Rencana sistem penyediaan air minum kota mencakup sistem jaringan perpipaan
dan/ atau bukan jaringan perpipaan, dengan rencana pengembangan meliputi:
a. Mengembangkan rencana sistem penyediaan air minum dengan perpipaan
untuk seluruh wilayah kota;
b. Meningkatkan cakupan wilayah pelayanan distribusi air minum untuk seluruh
wilayah kota;
c. Memperbaiki jaringan pipa air bersih secara bertahap, meningkatkan
manajemen operasi dan pemeliharaan pelayanan air minum;
d. Penambahan jaringan distribusi air bersih dari Bendungan Sawangan dan
Kuwil Kabupaten Minahasa Utara ke kota;
e. Peningkatan peran serta masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam
penyelenggaraan pengembangan sistem air bersih untuk air minum; dan
f. Peningkatan kapasitas dan kualitas pengelolaan air bersih.

Sistem penyediaan air minum di Kecamatan Madidir meliputi :

II - 23
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR

 Sistem Jaringan
Di Kecamatan Madidir terdapat Reservoar Madidir dalam sistem jaringan air
minum PDAM Kota Bitung.
 Layanan Air Minum
Cakupan pelayanan air minum di Kecamatan Madidir pada 20 tahun
mendatang adalah ± 80 % dari jumlah penduduk Kecamatan Madidir terlayani
jaringan sistem air bersih kota.

2. Arahan Sistem Pengelolaan Air Limbah


Pengelolaan air limbah Kota Bitung tahun 2013-2033 yang meliputi Kecamatan
Madidir adalah sebagai berikut :
 Sistem pembuangan air limbah industri dan kegiatan komersial, meliputi :
- Pengelolaan IPAL terpadu di Kecamatan Madidir
- Pengembangan sistem instalasi pengolahan air limbah (IPAL) kegiatan
perdagangan dan jasa di pusat pelayanan kota dan sub pusat pelayanan
kota.
- Peningkatan peran serta masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam
penyelenggaraan pengembangan sistem air limbah; dan
- Peningkatan kapasitas dan kualitas pengelolaan air limbah.
 Sistem pembuangan air limbah rumah tangga baik individual maupun komunal,
meliputi :
- Pemakaian sistem pengolahan sanitasi terpusat (off site sanitation) untuk
daerah kepadatan tinggi atau sangat tinggi di Kecamatan Madidir.
- Pemakaian sistem pembuangan air limbah rumah tangga individual
diarahkan pada kawasan perumahan kepadatan rendah.
 Peningkatan layanan pengelolaan limbah tinja (IPLT) di Kecamatan Madidir.

3. Arahan Sistem Persampahan


Rencana pengelolaan persampahan di Kota Bitung tahun 2013-2033 meliputi :
a. Lokasi tempat pemrosesan akhir (TPA) berada di Kecamatan Aertembaga
dengan luas lahan kurang lebih 7 Ha dengan menggunakan sistem Sanitary
Landfill;
b. Peningkatan peran serta masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam
penyelenggaraan pengembangan sistem persampahan.

II - 24
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR

c. Mengelola sampah dengan menerapkan konsep mengurangi, mendaur ulang


dan menggunakan kembali atau disebut konsep 3R (reduce, recycle, reuse).

Pembagian Wilayah Pengangkutan Sampah


Dinas Kebersihan Kota Bitung telah membagi wilayah layanan pengangkutan
menjadi tiga belas wilayah. Kecmatan Maididir dilayani oleh :
1) Dump truck meliputi :
- Girian Atas (jembatan) sampai dengan Madidir (ketapang) dengan 3 kali
ritasi.
- Dolog sampai dengan Jl. A. Mononutu dengan 3 kali ritasi.
- Jalur SH. Sarundajang, Rumah Dinas Walikota s/d Tewaan, Sari Cakalang,
Phonix, Wisma Pelaut, Ritasi Perusahaan dengan 3 kali ritasi.
2) ART (Arm Roll Truck) meliputi :
- Kelompok kontainer di wilayah tengah dan menyisir jalur Sagerat, depan
Polresta sampai dengan Ketapang Madidir.

4. Arahan Sistem Drainase


Sistem drainase di Kecamatan Madidir meliputi :
 Jaringan drainase primer, melalui :
a. Jalan S.H. Sarundajang, Jalan SD INPRES 6/80, Jalan Wolter Monginsidi,
Samping PT ESTADA, Pantai Kelurahan Wangurer Timur;
b. Jalan Siswa, Jalan Walanda Maramis, rawa/pantai Kelurahan Madidir Unet;
 Jaringan drainase sekunder.
 Jaringan drainase tersier.

Pengembangan dan peningkatan sistem jaringan drainase di Kecamatan Madidir


Tahun 2013-2033, dilakukan dengan cara :
a. Normalisasi aliran sungai-sungai utama yaitu Sungai Girian, Sungai Sagerat,
Sungai Tanjung Merah dan Sungai Tewaan;
b. Perbaikan dimensi penampang bangunan-bangunan pelengkap seperti :
jembatan dan gorong-gorong di Kelurahan Kadoodan, Kelurahan Madidir,
Kelurahan Madidir weru, Kelurahan Madidir ure, Kelurahan Wangurer Timur,
Kelurahan Wangurer Barat,;

II - 25
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR

c. Kawasan permukiman baru yang dikelola secara pribadi maupun massal, wajib
menyiapkan sistem drainase dan sumur resapan;
d. Peningkatan peran serta masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam
penyelenggaraan pengembangan sistem drainase; dan
e. Peningkatan kapasitas dan kualitas pengelolaan drainase

Rencana sistem jaringan saluran drainase di Kecamatan Madidir Tahun 2013-2033


diprioritaskan pada daerah rawan resiko banjir/genangan setempat, meliputi :
- Kelurahan Madidir Unet
- Kelurahan Madidir Ure
- Kelurahan Madidir Weru
- Kelurahan Madidir
- Kelurahan Kadoodan
- Kelurahan Wangurer Timur
- Kelurahan Wangurer Barat

Rencana sistem jaringan saluran drainase di Kota Bitung Tahun 2013-2033 dibagi
menjadi 8 (delapan) blok layanan, dan dibagi lagi ke dalam sub-sub blok yang
lebih kecil di mana pada setiap sub-blok dilayani oleh satu saluran primer dengan
banyak saluran sekunder/tersier. Untuk Kecamatan Madidir masuk dalam wilayah
layanan : Blok I, Blok II dan Blok V.
 Blok I
Kawasan ini terletak pada Kecamatan Matuari yang di bagian Utara dan di
bagian Timur dibatasi oleh Sungai Girian. Sistem drainase di blok ini
memanfaatkan Sungai Girian, Sungai Tendeki, Sungai Tuna dan Sungai
Sagerat sebagai alur pembuang (outlet) yang selanjutnya bermuara ke laut di
bagian selatan blok ini.

 Blok II
Kawasan ini terletak pada Kecamatan Girian, sebagian wilayah Kecamatan
Madidir (Kelurahan Madidir Unet, Kelurahan Madidir Ure Kelurahan Madidir
Weru), dan Kecamatan Ranowulu (yakni : Kelurahan Danowudu) yang dibatasi
oleh Gunung Dua Sudara di sisi Utara, oleh Sungai Danowudu di bagian barat
dan oleh Alur Sungai Dua Sudara di bagian timur. Sistem drainase di blok ini
memanfaatkan Sungai Danowudu dan Alur-Alur Sungai dari Gunung Dua

II - 26
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR

Sudara sebagai alur pembuang (outlet) yang selanjutnya bermuara ke laut.


Pada blok ini terdapat alur-alur banjir yang berasal dari Gunung Dua Sudara
menyebabkan terjadi bahaya Debris Flow dan daerah resiko banjir/genangan.

 Blok V
Kawasan ini terletak pada Kecamatan Maesa dan sebagian Kecamatan
Madidir yang dibatasi oleh Gunung Dua Sudara dan Gunung Batu Angus di sisi
Utara, oleh Alur Sungai Dua Sudara di bagian barat dan oleh alur - alur sungai
yang berasal dari Gunung Batu Angus di bagian timur. Pada blok ini terdapat
alur-alur banjir yang berasal dari Gunung Dua Sudara yang menyebabkan
terjadi bahaya Debris Flow dan daerah resiko banjir/genangan sehingga
diperlukan penanganan drainase yang memadai. Untuk penanganan
permasalahan tersebut telah dibangun beberapa Sabodam sebagai bangunan
pengontrol bahaya Debris Flow namun masih perlu dilakukan rehabilitasi dan
peningkatan secara rutin guna meningkatkan kapasitas penanganan akibat
bahaya Debris Flow terutama sedimentasi.

5. Arahan Sistem Proteksi Kebakaran


Rencana sistem proteksi kebakaran meliputi :
- Prasarana proteksi kebakaran, yang meliputi hidran dan bangunan pemadam
kebakaran.
- Sarana penanggulangan kebakaran

6. Arahan Prasarana dan Sarana Jaringan Jalan Pejalan Kaki


Rencana pengembangan prasarana dan sarana jaringan jalan pejalan kaki di
Kecamatan Madidir Tahun 2013-2033, meliputi :
- Penyediaan ruang pejalan kaki di sisi jalan berupa trotoar di sepanjang Jalan
S.H. Sarundajang;
- Ruang pejalan kaki di kawasan yang memiliki mobilitas tinggi pada hari-hari
tertentu, seperti gelanggang olahraga, tempat-tempat ibadah di seluruh
wilayah kota;
- Penyediaan jalur pejalan kaki yang aman dan nyaman dapat diakses oleh
penyandang cacat sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
- Penyediaan jalur pejalan kaki yang menghubungkan antar perumahan di jalan
lingkungan maupun jalan kolektor sekunder di seluruh wilayah kota; dan

II - 27
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR

- Penyediaan elemen perabotan jalan pada jalur pejalan kaki di seluruh wilayah
kota.
Pola pemanfaatan ruang pejalan kaki di Kota Bitung direncanakan mengacu pada
kebijakan formal yang telah dikeluarkan, sehingga legalitas pemanfaatannya tidak
menyimpang dari ketentuan yang berlaku.

7. Arahan Jalur Evakuasi Bencana


Jalur evakuasi bencana wilayah kota adalah berupa jalan menuju ruang evakuasi.
Rencana jalur evakuasi di Kecamatan Madidir Tahun 2013-2033, meliputi :
a. Rencana jalur evakuasi bencana tanah longsor meliputi :
- Jalan S.H. Sarundajang
- Jalan Sam Ratulangi, Jalan Wolter Monginsidi
b. Rencana jalur evakuasi bencana gelombang pasang dan tsunami meliputi :
- Jalan S.H. Sarundajang
- Jalan Walanda Maramis, Jalan Siswa, Jalan S.H Sarundajang, Perum
Pertamina;
- Jalan Sam Ratulangi, Jalan H.V. Worang, Jalan Perumahan Pemda;
- Jalan Sam Ratulangi, Jalan PM Tangkilisan, Jalan Beringin;
c. Rencana jalur evakuasi bencana gempa bumi meliputi :
- Jalan S.H. Sarundajang
- Jalan Sam Ratulangi, Jalan Wolter Monginsidi
d. Rencana jalur evakuasi bencana letusan gunung berapi meliputi :
- Jalan Sam Ratulangi, Jalan Wolter Monginsidi

Berikut adalah Peta Rencana Struktur Kota Bitung Tahun 2013-2033.

II - 28
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR

II - 29
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR

2.3.5 Arahan Pola Ruang Wilayah Kota


Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam, sumber daya buatan dan
nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan.

2.3.5.1 Arahan Kawasan Lindung


A. Arahan Kawasan Resapan Air
Kawasan resapan air di Kecamatan Madidir berada di bagian atas perbukitan dan
pegunungan yaitu kawasan Gunung Duasudara.
Rencana Pengelolaan dan Pengembangan Kawasan Resapan Air di Kecamatan Madidir
untuk masa 20 tahun mendatang adalah sebagai berikut :
 Percepatan rehabilitasi lahan milik masyarakat yang berada dalam kawasan resapan
air melalui penanaman pohon lindung/penghijauan yang hasilnya berupa non-kayu
seperti kemiri dan tanaman buah-buahan
 Pencegahan kegiatan pengurangan tutupan vegetasi
 Menata pemanfaatan kawasan resapan agar tidak beralih fungsi menjadi lahan
terbangun
 Pembuatan sumur resapan dan lobang biopori di daerah permukiman.

B. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya


1. Kawasan Sempadan Pantai
Sempadan pantai adalah kawasan daratan sepanjang tepian laut dengan jarak paling
sedikit 100 (seratus) meter dari titik pasang air laut tertinggi ke arah darat atau daratan
sepanjang tepian laut yang bentuk dan kondisi fisik pantainya curam atau terjal
dengan jarak proporsional terhadap bentuk dan kondisi fisik pantai.

Rencana Pengelolaan dan Pengembangan Kawasan Sempadan Pantai di Kota Bitung


untuk masa 20 tahun mendatang termasuk di dalamnya Kecamatan Madidir adalah
sebagai berikut :
 Mencegah kegiatan di sepanjang pantai yang dapat menganggu kelestarian fungsi
pantai.
 Permukiman yang sudah ada di kawasan sempadan pantai perlu dikendalikan
aktifitasnya.
 Melarang pembuangan sampah dan limbah rumah tangga langsung ke
pantai/badan air.

II - 30
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR

 Mengatur saluran drainase terutama saluran limbah rumah tangga agar tidak
langsung masuk ke badan air tetapi ditampung terlebih dahulu dalam lobang
resapan di setiap halaman rumah dan/atau ditampung dan dikelola di bak
penampungan/IPAL.
 Tidak menggunakan pantai/laut sebagai tempat pembuangan sampah.
 Pengendalian kegiatan yang telah ada di kawasan sempadan pantai dengan
mengarahkan kegiatan untuk mengembalikan fungsi kawasan sebagai fungsi
lindung.
 Menetapkan zona aman dan evakuasi pada pesisir yang berpotensi tsunami dan
merencanakan perwilayahan pesisir yang mengacu pada mitigasi bencana.

2. Kawasan Sempadan Sungai


Sempadan sungai di kawasan perkotaan menurut ketentuan yang ada adalah sebagai
berikut :
1. Garis sempadan sungai yang bertanggul di dalam kawasan perkotaan paling
sedikit berjarak 3 (tiga) meter dari tepi luar kaki tanggul sepanjang alur sungai;
2. Garis sempadan sungai yang bertanggul di luar kawasan perkotaan paling sedikit
berjarak 5 (lima) meter dari tepi luar kaki tanggul sepanjang alur sungai;
3. Garis sempadan sungai yang tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan yang
berkedalaman kurang dari 3 (tiga) meter paling sedikit berjarak 10 (sepuluh)
meter;
4. Garis sempadan sungai yang tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan yang
berkedalaman 3 (tiga) sampai dengan 20 (dua puluh) meter paling sedikit berjarak
15 (lima belas) meter;
5. Garis sempadan sungai yang tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan yang
berkedalaman lebih dari 20 (dua puluh) meter paling sedikit berjarak 30 (tiga
puluh) meter;
6. Garis sempadan sungai besar tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan
ditentukan paling sedikit berjarak 100 (seratus) meter dari tepi kiri dan kanan
palung sungai sepanjang alur sungai; dan
7. Garis sempadan sungai kecil tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan
ditentukan paling sedikit berjarak 50 (lima puluh) meter dari tepi kiri dan kanan
palung sungai sepanjang alur sungai.

I - 31
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR

Rencana Pengelolaan Kawasan Sempadan sungai di Kota Bitung termasuk


beberapa sungai Kecamatan Madidir untuk masa 20 tahun mendatang adalah sebagai
berikut :
 Mencegah kegiatan budidaya di sepanjang sungai yang dapat menganggu dan
merusak kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir dan dasar sungai serta alirannya.
 Kawasan pemukiman yang dilewati sungai harus memperhatikan batas sempadan
sungai menurut ketentuan yang ada, antara lain PP No. 38 Tahun 2011.
 Melarang pembuangan sampah dan limbah rumah tangga langsung ke sungai.
 Mengatur saluran drainase terutama saluran limbah rumah tangga agar tidak
langsung masuk ke sungai tapi ditampung terlebih dahulu dalam lobang resapan
di setiap halaman rumah dan/atau ditampung dan dikelola di bak
penampungan/IPAL.
 Tidak menggunakan sungai sebagai tempat MCK.
 Menanami kawasan sempadan sungai dengan vegetasi permanen.
 Pengendalian kegiatan yang telah ada di sekitar sungai dengan mengarahkan
kegiatan untuk mengembalikan fungsi kawasan sebagai fungsi lindung.
 Pada kawasan-kawasan yang dekat dengan muara sungai harus bebas dari
gangguan, di antaranya pembebasan dari adanya kawasan terbangun, pelebaran
dimensi jaringan sungai, normalisasi pinggiran sungai khususnya pada kawasan-
kawasan kritis.

C. Kawasan ruang terbuka hijau kota.


RTH di Kota Bitung termasuk di Kecamatan Madidir untuk masa 20 tahun mendatang
direncanakan dengan luas kurang lebih 5.286,90 hektar atau 30% (tiga puluh perseratus)
dari luas wilayah kota di luar kawasan lindung yang terdiri atas ruang terbuka hijau privat
dan ruang terbuka hijau publik.

Rencana ruang terbuka hijau privat dikembangkan seluas kurang lebih 1.762,30 (seribu
tujuh ratus enam puluh dua koma tiga puluh) hektar atau 10% (sepuluh perseratus) dari
luas wilayah kota diluar kawasan lindung, meliputi:
a. Ruang terbuka hijau kawasan pemukiman dengan luas kurang lebih 1.197,80 Ha;
b. Ruang terbuka hijau kawasan perdagangan dan jasa kurang lebih 54 Ha;
c. Ruang terbuka hijau kawasan industri kurang lebih 179,50 Ha;
d. Ruang terbuka hijau kawasan perkantoran kurang lebih 123 Ha;
e. Ruang terbuka hijau fasilitas pendidikan kurang lebih 165 Ha; dan

I - 32
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR

f. Ruang terbuka hijau fasilitas kesehatan kurang lebih 43 Ha.

Ruang terbuka hijau publik dikembangkan seluas kurang lebih 3.524,60 (tiga ribu lima
ratus dua puluh empat koma enam puluh) hektar atau 20% (dua puluh perseratus) dari
luas wilayah kota diluar kawasan lindung, meliputi:
a. Taman RT/RW dan kelurahan dengan luas kurang lebih 57 Ha;
b. Taman kecamatan dengan luas kurang lebih 39 Ha;
c. Taman kota dengan luas kurang lebih 26 Ha;
d. Jalur hijau jalan dengan luas kurang lebih 499 Ha;
e. Median jalan kurang lebih 7 Ha;
f. Kawasan sempadan pantai dengan luas kurang lebih 1.183,60 Ha;
g. Kawasan sempadan sungai dengan luas kurang lebih 113 Ha;
h. Jaringan SUTT dengan luas kurang lebih 192,40 Ha;
i. Sempadan rel kereta api dengan luas kurang lebih 31,60 Ha;
j. TPU dengan luas kurang lebih 71 Ha;
k. Daerah penyanggah dengan luas kurang lebih 620 Ha; dan
l. Hutan rakyat dengan luas kurang lebih 500 Ha.

D. Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya


1. Cagar Alam dan Cagar Budaya
CAGAR ALAM
Tujuan perlindungan Kawasan Cagar Alam (CA) adalah untuk melindungi
keanekaragaman biota, tipe ekosistem, gejala dan keunikan alam bagi kepentingan
plasma nutfah, ilmu pengetahuan dan pembangunan pada umumnya.
Di Kecamatan Madidir terdapat kawasan CA Dua Sudara (682 ha), yang ditetapkan
sebagai kawasan lindung nasional.

Pemanfaatan lahan dalam kawasan CA Dua Sudara adalah sebagai berikut:

I - 33
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR

Tabel 2.6.
Penggunaan Lahan Yang Ada Dalam Kawasan Cagar Alam
di Kecamatan Madidir

Lokasi di Kecamatan
Penggunaan Lahan Madidir
(Ha)
Hutan Lebat 427
Hutan Belukar -
Perkebunan Rakyat 255
Semak -
Tanah Terbuka -
Jumlah 682
Sumber : RTRW Kota Bitung 2013-2033

Rencana Pengelolaan Kawasan Cagar Alam di Kota Bitung termasuk di wilayah


Kecamatan Madidir untuk masa 20 tahun mendatang adalah sebagai berikut :
 Kawasan Cagar Alam Tangkoko dan Duasudara merupakan kawasan lindung
nasional sehingga pengelolaan akan mengacu pada arahan tata ruang kawasan
lindung nasional.
 Hal yang perlu mendapat perhatian adalah kawasan yang telah mengalami
kerusakan atau telah dirambah harus dilakukan reboisasi/penanaman kembali.
 Pencegahan terhadap alih fungsi kawasan dan okupasi penduduk perlu dilakukan
terus menerus melalui pengawasan kawasan, penataan batas, sosialisasi dan
penegakan hukum.
 Kajian alih fungsi lahan mendesak dilakukan agar pihak pengelola kawasan dan
masyarakat,memiliki kepastian hak dan kewajiban dalam pengelolaan kawasan ini.
 Upaya pengawetan kawasan cagar alam dilaksanakan dalam bentuk kegiatan :
1. Perlindungan dan pengamanan kawasan
2. Inventarisasi potensi kawasan
3. Penelitian dan pengembangan yang menunjang pengawetan.
 Melarang kegiatan yang dilarang karena dapat mengakibatkan perubahan fungsi
kawasan cagar alam, seperi:
1. Melakukan perburuan terhadap satwa yang berada di dalam kawasan;
2. Memasukan jenis-jenis tumbuhan dan satwa bukan asli ke dalam kawasan;
3. Memotong, merusak, mengambil, menebang, dan memusnahkan tumbuhan
dan satwa dalam dan dari kawasan;
4. Menggali atau membuat lubang pada tanah yang mengganggu kehidupan
tumbuhan dan satwa dalam kawasan.

I - 34
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR

CAGAR BUDAYA
Tujuan perlindungan terhadap kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan adalah
untuk melindungi kekayaan budaya bangsa yang berupa peninggalan-peninggalan
sejarah, kawasan bersejaran dan bangunan bersejarah, bangunan arkeologi dan
monumen nasional, dan keragaman bentuk geologi, yang berguna untuk
pengembangan ilmu pengetahuan dari ancaman kepunahan yang disebabkan oleh
alam maupun manusia.

Di Kecamatan Madidir terdapat peninggalan bersejarah yang perlu dilindungi yaitu


Kelenteng Seng Bo Kiong.
Rencana pengelolaan kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan untuk masa 20
tahun mendatang adalah sebagai berikut :
 Konservasi benda cagar budaya melalui pemanfaatan teknologi berdasarkan
karakteristik objeknya.
 Pengaturan daerah penyangga/sempadan daerah cagar budaya untuk
mengurangi resiko perusakan daerah cagar budaya yang disebabkan oleh
kegiatan budidaya seperti perdagangan dan permukiman.

E. Kawasan Rawan Bencana Alam


Rawan bencana alam adalah tingkat atau besarnya bencana alam yang menyebabkan
kehilangan atau kerusakan bagi manusia dan lingkungannya, yang diukur berdasarkan
jenis penyebab bencana, lokasi dan luasnya, lingkup dan intensitas potensi kerusakan,
banyaknya kejadian, durasi dan frekuensi kejadian.

1. Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi


Rencana pengelolaan kawasan rawan gempa bumi di Kota Bitung untuk masa 20
tahun mendatang ialah:
 Melakukan sosialisasi dan pengawasan pembangun gedung agar konstruksi
bangunan tahan terhadap gempa.
 Membangun fasilitas-fasilitas evakuasi.
 Simulasi untuk prakiraan kemungkinan terjadinya gempabumi dan efek yang
ditimbulkan.

I - 35
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR

 Pengendalian pemanfaatan ruang kawasan rawan gempa bumi dilakukan dengan


mencermati konsistensi kesesuaian antara pemanfaatan ruang dengan rencana
tata ruang kawasan strategis atau rencana detail tata ruang.
 Dalam peruntukan ruang kawasan rawan gempa bumi harus memperhitungkan
tingkat risiko.
 Tidak diizinkan atau dihentikan kegiatan yang mengganggu fungsi lindung
kawasan rawan gempa bumi dengan tingkat risiko tinggi terhadap kawasan
demikian mutlak dilindungi dan dipertahankan fungsi lindungnya.
 Kawasan yang tidak terganggu fungsi lindungnya dapat diperuntukkan bagi
kegiatan-kegiatan dengan persyaratan yang ketat.

2. Kawasan Rawan Bencana Gelombang Pasang dan Tsunami


Daerah rawan gelombang dan tsunami di Kecamatan Madidir meliputi Kelurahan
Wangurer Barat, Kelurahan Wangurer Timur, Kelurahan Paceda, Kelurahan Madidir
Unet, Kelurahan Madidir Ure, Kelurahan Madidir Weru, Kelurahan Kadoodan, dan
Kelurahan Wangurer.

Rencana pengelolaan kawasan rawan bencana gelombang pasang di Kecamatan


Madidir untuk masa 20 tahun mendatang adalah sebagai berikut:
 Peringatan dini kepada masyarakat berdasarkan hasil prakiraan cuaca melalui
radio maupun alat komunikasi lainnya.
 Membuat/merencanakan sistem evakuasi apabila terjadi gelombang pasang di
pinggir pantai
 Membuat infrastruktur pemecah ombak untuk mengurangi energi gelombang yang
datang terutama di daerah pantai yang bergelombang besar.
Rencana Pengelolaan kawasan rawan tsunami Kecamatan Madidir untuk 20 tahun
mendatang ialah:
 Penyiapan prasarana sistem peringatan dini termasuk sarana dan prasarana
evakuasi
 Pembangunan gedung harus mempertimbangkan elevasi tempat dan tinggi
rayapan tsunami.
 Sosialisasi serta simulasi kemungkinan terjadinya tsunami perlu dilakukan untuk
umpan balik penyusunan program mitigasi bencana.

3. Kawasan Rawan Sempadan Sesar

I - 36
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR

Menurut Peta Geologi Lingkungan (Atlas Sumberdaya Wilayah Pesisir Minahasa-


Manado-Bitung, 2002), di Selat Lembeh terdapat sesar berarah Timur Laut – Barat
Daya.
Rencana pengelolaan kawasan yang terletak di zona patahan aktif Kota Bitung tahun
2013-2033 ialah:
 Identifikasi rinci kawasan sempadan sesar
 Membatasi kegiatan budidaya terutama pembangunan sipil teknis pada kawasan
sempadan sesar

I - 37
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR

II - 38
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR

2.3.5.2 Arahan Kawasan Budidaya


A. Kawasan Perumahan
Rencana pengembangan kawasan perumahan di Kecamatan Madidir untuk masa 20
tahun ke depan, setelah diperhitungkan terhadap kesesuaian lahan dan proyeksi jumlah
penduduk, akan dilaksanakan dengan 2 (dua) cara: intensifikasi, dan relokasi :
1. Rencana pengembangan kawasan perumahan dengan cara intensifikasi dilakukan
melalui peningkatan kualitas permukiman berupa kegiatan pemugaran, perbaikan, dan
peremajaan. Rencana pengembangan perumahan dengan cara intensifikasi akan
diarahkan ke kawasan-kawasan perumahan yang saat ini sudah ada, terutama
perumahan non formal yang tersebar diantara di Kecamatan Madidir.

3. Rencana pengembangan kawasan perumahan dengan cara relokasi akan dilakukan


melalui pemindahan secara bertahap penduduk yang sekarang bermukim di kawasan
perumahan di Kecamatan Madidir bagian selatan yang di masa 20 tahun mendatang
akan dijadikan sebagai kawasan industri. Kawasan perumahan yang akan direlokasi
tersebut ialah yang berada di sebelah selatan dari kelurahan-kelurahan: Madidir Unet,
Madidir Ure, Madidir weru, Paceda, Wangurer Timur, dan Wangurer Barat di
Kecamatan Madidir.

Rencana penangangan keterpaduan PSU di kawasan perumahan di Bitung termasuk di


dalamnya Kecamatan Madidir tahun 2011-2033 terdiri dari 2 (dua) macam: penanganan
secara preventif, yaitu penanganan PSU di kawasan perumahan baru dan penangan
secara kuratif, yaitu penanganan PSU di kawasan perumahan yang sudah terbangun.

Penanganan Keterpaduan PSU secara preventif diselenggarakan dengan ketentuan:


a. Upaya keterpaduan preventif dilaksanakan seluruh pemangku kepentingan yang
akan membuka kawasan perumahan baru, baik berskala besar (Kasiba, Lisiba dan
Lisiba BS) maupun kawasan khusus, dengan fasilitasi pemerintah kota untuk
menghindari permasalahan ketidakterpaduan PSU pada saat penghunian dan
perkembangannya di masa yang akan datang.
b. Keterpaduan secara preventif ini dilakukan secara berkelanjutan mulai sejak saat
penentuan lokasi, perencanaan, pelaksanaan, pemeliharaan, pengelolaan, dan
pengendalian.
c. Penanganan keterpaduan PSU kawasan ini juga dilaksanakan dengan
memperhatikan kawasan di sekitarnya.

II - 39
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR

d. Penanganan keterpaduan PSU kawasan mengacu pada RTRW Kota, RP4D,


Rencana Rinci Tata Ruang, Rencana Induk Sistem (masterplan) Keterpaduan
kawasan dan kebijakan strategi pemerintah, serta koordinasi antar instansi terkait.

Penanganan Keterpaduan PSU secara kuratif diselenggarakan dengan ketentuan:


a. Keterpaduan PSU secara kuratif ini adalah upaya peningkatan kualitas kawasan
perumahan dan permukiman yang meliputi pemugaran, perbaikan dan peremajaan
serta mitigasi bencana.
b. Keterpaduan PSU secara kuratif dilaksanakan oleh:
- Pemerintah Kota untuk mengkoordinasikan keterpaduan pembangunan PSU;
- Pihak yang terlibat dalam keterpaduan PSU untuk bersama memecahkan
permasalahan: badan/dinas Pemerintah Kota, pihak swasta (pengembang), pihak
masyarakat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Pusat;
- Jika permasalahan ketidakterpaduan PSU tidak mampu diselesaikan di tingkat
pemerintah kota, maka dapat diselesaikan di tingkat propinsi atau tingkat pusat;
- Bantuan pemecahan permasalahan PSU yang terjadi di kawasan perumahan oleh
pemerintah propinsi maupun pemerintah pusat dapat berupa fasilitasi ataupun
pemberian bantuan stimulan PSU.

Batasan teknis untuk pengembangan kawasan perumahan ialah:


1) Penggunaan lahan untuk pengembangan perumahan baru ialah 40%-60% dari luas
lahan yang ada, dan untuk kawasan-kawasan tertentu disesuaikan dengan
karakteristik serta daya dukung lingkungan;
2) Kepadatan bangunan dalam satu pengembangan kawasan baru perumahan tidak
bersusun maksimum 50 bangunan rumah/ha dan dilengkapi dengan utilitas umum
yang memadai;
3) Memanfaatkan ruang yang sesuai untuk tempat bermukim dengan menyediakan
lingkungan yang sehat dan aman dari bencana alam serta dapat memberikan
lingkungan hidup yang sesuai bagi pengembangan masyarakat, dengan tetap
memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan hidup;
4) Kawasan perumahan harus dilengkapi dengan:
a. Sistem pembuangan air limbah yang memenuhi SNI 03-1733-2004 tentang Tata
Cara Perencanaaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan;
b. Sistem pembuangan air hujan yang mempunyai kapasitas tampung yang cukup
sehingga lingkungan perumahan bebas dari genangan. Saluran Pembuangan air

II - 40
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR

hujan harus direncanakan berdasarkan frekuensi intensitas curah hujan 5 tahunan


dan daya resap tanah. Saluran ini dapat berupa saluran terbuka maupun tertutup.
Dilengkapi juga dengan sumur resapan air hujan untuk Lahan Pekarangan dan
dilengkapi dengan penanaman pohon;
c. Prasarana air bersih yang memenuhi syarat, baik kuantitas maupun kualitasnya.
Kapasitas minimum sambungan rumah tangga 60 liter/orang/hari dan sambungan
kran umum 30 liter/org/hari;
d. Sistem pembuangan sampah mengikuti ketentuan SNI 03-3242-1994 tentang Tata
Cara Pengelolaan sampah di Permukiman.
5) Penyediaan kebutuhan sarana pendidikan di kawasan yang berkaitan dengan jenis
sarana yang disediakan, jumlah penduduk pendukung, luas lantai dan luas lahan
minimal, radius pencapaian serta lokasi dan penyelesaian;
6) Penyediaaan kebutuhan sarana kesehatan di kawasan yang berkaitan dengan jenis
sarana yang disediakan, jumlah penduduk pendukung, luas lantai dan luas lahan
minimal, radius pencapaian, serta lokasi dan penyelesaian;
7) Penyediaan kebutuhan sarana ruang terbuka, taman dan lapangan olah raga di
kawasan yang berkaitan dengan jenis sarana yang disediakan, jumlah penduduk
pendukung, luas lahan minimal, radius pencapaian, dan kriteria lokasi dan
penyelesaiaan;
8) Penyelesaian kebutuhan sarana perdagangan dan niaga di kawasan yang berkaitan
dengan jenis sarana yang disediakan, jumlah penduduk pendukung, luas lantai dan
luas lahan minimal, radius pencapaaian, serta lokasi dan penyelesaian;
9) Pemanfaatan kawasan perumahan merujuk pada SNI 03-1733-2004 tentang Tata
Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan, serta Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 1 tahun 1987 tentang Penyerahan Prasarana Lingkungan,
Utilitas Umum, dan Fasilitas Sosial Perumahan kepada Pemerintah Daerah.

B. Kawasan Perdagangan dan Jasa


Untuk masa 20 tahun ke depan, kawasan perdagangan dan jasa di Kota Bitung
dikembangkan seluas kurang lebih 85 Hektar yang meliputi :
a. Kawasan pasar tradisional
b. Kawasan pusat perbelanjaan
c. Toko modern
d. Perdagangan dan jasa lainnya

II - 41
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR

Rencana pengembangan kawasan perdagangan dan jasa di Kecamatan Madidir, meliputi:


1. Rencana pengembangan toko modern meliputi :
- Pengembangan toko modern di koridor Manado Bitung
2. Rencana pengembangan perdagangan dan jasa lainnya meliputi :
- Meningkatkan dan mengarahkan pengembangan jasa penginapan di pusat
pelayanan kota dan sub pusat pelayanan kota.

C. Kawasan Perkantoran
Kawasan perkantoran yang berada di Kecamatan Madidir akan diarahkan sebagai berikut:
 Kawasan Perkantoran Pemerintah Tingkat Kota
Perkantoran pemerintah tingkat kota diarahkan ke Kelurahan Wangurer Barat di
Kecamatan Madidir, yaitu kawasan perkantoran pemerintah.
 Kawasan Perkantoran Pemerintah Tingkat Kecamatan dan Kelurahan
Perkantoran ini sifatnya memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat
sehingga diletakkan di lingkungan masyarakat yang dilayaninya. Kantor Kecamatan
tetap berada di wilayah kecamatan masing-masing sebagai pusat kegiatan
kecamatan. Kantor Kelurahan juga berada di wilayah kelurahan masing-masing
karena merupakan pusat kegiatan kelurahan.
 Kawasan perkantoran swasta akan diintegrasikan dengan perencanaan kawasan
perdagangan dan jasa melalui suatu rencana penataan kawasan yang terintegrasi
dan sudah dalam bentuk kaveling tanah matang. Kaveling tanah matang adalah
sebidang tanah yang telah dipersiapkan sesuai dengan persyaratan pembakuan
dalam penggunaan, penguasaan, pemilikan tanah dan rencana tata bangunan dan
lingkungan tempat perdagangan dan jasa untuk membangun bangunan;

Kawasan perkantoran pemerintahan juga harus memiliki Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang
dapat berupa halaman perkantoran yang umumnya berupa jalur trotoar dan area parkir
terbuka. Penyediaan RTH pada kawasan ini adalah sebagai berikut:
 Untuk tingkat KDB 70 % - 90 % perlu menambahkan tanaman dalam pot;
 Perkantoran, pertokoan dan tempat usaha dengan KDB di atas 70 % memiliki
minimal 2 (dua) pohon kecil atau sedang yang ditanam pada lahan atau pada pot
berdiameter di atas 60 cm;
 Persyaratan penanaman pohon pada perkantoran, pertokoan dan tempat usaha
dengan KDB di bawah 70 % berlaku seperti persyaratan pada RTH pekarangan
rumah, dan ditanam pada area di luar KDB yang telah ditentukan.

II - 42
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR

D. Kawasan Ekonomi Khusus dan Kawasan Industri Tertentu


Kawasan Industri Ekonomi Khusus dan Kawasan Industri Tertentu di Kota Bitung Tahun
2013-2033 akan diarahkan ke Kelurahan Tanjung Merah, Kelurahan Manembo-nembo
dan Kelurahan Sagerat di Kecamatan Matuari, Kecamatan Girian bagian Selatan,
Kecamatan Madidir bagian Selatan, dan Kecamatan Maesa bagian Selatan dengan total
luas kawasan 798 Ha. Jenis industri di Kota Bitung yang saat ini sudah ada dan sudah
beroperasi terdiri dari 5 (lima) jenis industri, yaitu :
1. Industri pangan sebanyak 125 unit,
2. Industri sandang sebanyak 9 unit,
3. Industri kimia dan bahan bangunan sebanyak 71 unit,
4. Industri logam dan elektronik sebanyak 149 unit, dan
5. Industri kerajinan sebanyak 7 unit.
Rencana pengembangan kawasan industri tertentu yang diarahkan di Kecamatan Madidir,
meliputi :
a. Peningkatan kawasan industri pengolahan ikan yang terdapat di Kelurahan Wangurer
Timur, Kelurahan Paceda, Kelurahan Madidir Weru, Kelurahan Madidir Ure;
b. Peningkatan kawasan industri pengolahan kelapa di Kelurahan Paceda, Kelurahan
Madidir Unet, Kelurahan Wangurer Timur, dan Kelurahan Kadoodan;
c. Peningkatan kawasan industry pangan di Kelurahan Madidir Weru, Kelurahan
Kadoodan; dan
d. Peningkatan kawasan industri logam di Kelurahan Madidir Weru.

E. Kawasan Ruang Terbuka Non Hijau Perkotaan


Menurut Permen PU No. 12/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyediaan dan
Pemanfaatan Ruang Terbuka Non Hijau Wilayah Kota/Kawasan Perkotaan, Ruang
Terbuka Hijau Non Hijau (RTNH) adalah ruang terbuka di bagian wilayah perkotaan yang
tidak termasuk dalam kategori RTH, berupa lahan yang diperkeras atau yang berupa
badan air, maupun kondisi permukaan tertentu yang tidak dapat ditumbuhi tanaman atau
berpori.
Fungsi utama Ruang Terbuka Non Hijau adalah fungsi sosial budaya, dimana antara lain
dapat berperan sebagai :
a. Wadah aktifitas sosial budaya masyarakat;
b. Tempat pengungkapan ekspresi pelestarian budaya kota;
c. Tempat media komunikasi warga kota;
d. Tempat olah raga dan rekreasi;

II - 43
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR

e. Wadah dan objek pendidikan dan penelitian; dan


f. Pelatihan dalam mempelajari alam.

Penyediaan Ruang Terbuka Non Hijau meliputi :


a. Plasa bangunan ibadah tersebar pada setiap bangunan ibadah yang terdapat di
wilayah kota;
b. Monumen Jose Rizal di Kelurahan Madidir Weru, dan Tugu Xaverius Dotulong di
Kelurahan Madidir Weru;
c. Penyediaan lahan parkir yang terdapat di wilayah kota meliputi area pemukiman,
pusat-pusat kegiatan perdagangan dan jasa, pariwisata, dan pemerintahan;
d. Pedestrian yang terdapat di sepanjang Jalan Sam Ratulangi, Jalan S.H. Sarundajang,
Jalan Sagerat (batas kota) menuju Pusat Kota; dan
e. Lapangan olahraga yang tersebar di perkantoran pemerintah dan swasta.

F. Kawasan Ruang Evakuasi Bencana


Kawasan ruang evakuasi bencana meliputi ruang terbuka atau ruang-ruang lainnya yang
dapat berubah fungsi menjadi melting point ketika bencana terjadi.
Kawasan rawan bencana di Kota Bitung yang diakibatkan oleh letusan gunung berapi
meliputi:
- Kawasan rawan bencana I yang diakibatkan oleh sebaran bahan letusan yang
disemburkan ke udara. Kawasan tersebut mencakup wilayah dengan jari-jari ± 8 km
dari titik letusan dengan variasi bahaya yang dapat mengancam wilayah di sepanjang
sungai karena aliran lava dan lahar hujan. Daerah tersebut meliputi wilayah di
sepanjang Sungai Tembaga di sebelah Selatan, di sepanjang Sungai Kawua di
sebelah Utara, dan di sepanjang pantai di sebelah Barat. Luas kawasan rawan
bencana I diperkirakan mencapai ± 100,5 km².
- Kawasan rawan bencana II yang diakibatkan oleh aliran lava, awan panas, dan lahar
hujan yang dihasilkan oleh letusan Gunung Tangkoko. Kawasan tersebut meliputi
daerah dengan jari-jari ± 5 km dari titik pusat kegiatan vulkanik. Sebaran awan
panas, aliran lava dan lahar hujan diduga akan bervariasi berdasarkan alur sungai ke
arah selatan mengikuti Sungai Air Prang dan ke utara mengikuti Sungai Batu Putih.
Sedangkan awan panas yang ke arah barat ialah ke sepanjang pantai barat laut
gunung api tersebut. Luas Kawasan Rawan Bencana II diperkirakan mencapai ±
89,4 km².

II - 44
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR

Kawasan ruang evakuasi bencana di Kecamatan Madidir meliputi :


(1) Taman-taman lingkungan, lapangan olahraga, atau ruang terbuka publik lainnya,
menjadi titik atau pos evakuasi skala lingkungan di kawasan perumahan.
(2) Ruang evakuasi bencana antara lain :
 SMP Negeri 2 Bitung di Kecamatan Madidir
 SMA Negeri 2 Bitung di Kecamatan Madidir

G. Kawasan Peruntukan Lainnya


1. Kawasan Hutan Rakyat
Di Kecamatan Madidir dalam Pola Ruang terdapat arahan kawasan hutan rakyat.
Rencana Kawasan Hutan Rakyat Kota Bitung tahun 2013-2033 diarahkan ke lahan-
lahan kosong yang tidak dimanfaatkan untuk budidaya pertanian dan ke lahan terbuka
pada lereng dengan kemiringan > 25 %.
Rencana Pemanfaatan Kawasan Hutan Rakyat adalah sebagai berikut :
a. Pemanfaatan lahan tidur melalui penanaman tanaman kayu-kayuan jenis nantu,
cempaka, mahoni dan jati, serta jenis kayu dan jenis non kayu lainnya;
b. Pengembangan sarana dan prasarana penunjang kegiatan hutan rakyat seperti
aksesibilitas, sarana pengolahan hasil hutan, dan lain sebagainya; dan
c. Pengembangan hutan rakyat dengan melibatkan sektor ekonomi seperti sektor
industri kecil dan kerajinan dalam pengolahan hasil hutan dalam rangka memacu
pertumbuhan sektor ekonomi dengan menciptakan keterkaitan antar sektor.

Rencana Pengelolaan Kawasan Hutan Rakyat meliputi :


 Perencanaan dan Pengembangan Hutan Rakyat
 Sosialisasi pada masyarakat tentang pentingnya hutan dalam kehidupan.

2. Kawasan Perikanan
Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan
pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari pra produksi, produksi,
pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis
perikanan.

Kawasan perikanan diarahkan di Kecamatan Madidir adalah Kawasan Perikanan


Tangkap. Produksi perikanan tangkap didominasi oleh perikanan laut dengan jenis
ikan Cakalang, Tuna, ikan Layang dan ikan lainnya, yang dikelolah secara tradisiona

II - 45
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR

oleh tiga kelompok pengolah ikan asap yang beranggotakan 10 – 30 pengolah belum
termasuk pengolah perseorangan. Sedangkan pengolahan secara modern di Kota
Bitung sampai saat ini berjumlah 45 perusahaan yang terdiri dari :
- Pabrik pembekuan ikan
- Pabrik pengalengan ikan
- Pabrik ikan kayu
- Pengolahan ikan Tuna, Cakalang dan Layang segar untuk ekspor

Untuk masa 20 tahun mendatang, rencana pengelolaan terpadu kawasan perikanan di


Kota Bitung sebagai kawasan Minapolitan adalah sebagai berikut:
- Peningkatan fasilitas armada tangkap, dan fasilitas penunjang lainnya
- Penetapan sentra-sentra budidaya perikanan
- Peningkatan fasilitas dan infrastruktur budidaya perikanan
- Penetapan kawasan industri perikanan
- Peningkatan ketrampilan bagi nelayan, pengecer dan pengolah

H. Kawasan Pertambangan
Potensi kawasan pertambangan di Kota Bitung tahun 2013-2033 akan diarahkan sebagai
berikut:
1. Kawasan Peruntukan Pertambangan Mineral
Kawasan peruntukan pertambangan mineral di Wilayah Kota Bitung meliputi :
a. Pertambangan Batuan
 Kawasan pertambangan pasir vulkanik (pasir gunung api)
Pasir vulkanik atau pasir gunung api merupakan hasil kegiatan erupsi
gunung api, warna abu-abu gelap sampai kehitaman, berukuran halus
sampai sangat kasar. Pasir gunung api ini tersebar hampir di seluruh daerah
Bitung, bahkan hingga mencapai daerah sekitarnya dengan ketebalan yang
bervariasi.
Berdasarkan penyebaran dan ketebalannya mempunyai cadangan yang
potensial.

2. Kawasan Peruntukan Pertambangan Panas Bumi


Kawasan peruntukan pertambangan panas bumi di wilayah Kota Bitung, termasuk
upaya pengembangannya diarahkan ke Gunung Duasudara (sesuai RTRW
Provinsi Sulawesi Utara). Namun hal ini masih membutuhkan kajian dan analisis

II - 46
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR

lanjutan karena belum adanya Peta Zonasi Pertambangan baik di Provinsi


Sulawesi Utara maupun di Kota Bitung agar pengelolaan bahan tambang dapat
dioptimalkan serta dapat menghindari timbulnya konflik sosial ataupun sektor
lainnya.

I. Kawasan Pelayanan Umum


1. Fasilitas Pendidikan & Fasilitas Kesehatan
Pengembangan fasilitas pendidikan dan kesehatan di Kota Bitung Tahun 2013-2033
akan ditempatkan secara terintegrasi ke dalam kawasan perumahan, khususnya di
kawasan perumahan yang akan dikembangkan dengan cara ekstensifikasi. Fasilitas
pendidikan dan kesehatan yang sudah terlanjur ada akan dipertahankan untuk
melayani kawasan perumahan yang akan dikembangkan dengan cara intensifikasi.

Secara umum fasilitas pendidikan dan kesehatan akan diarahkan sebagai berikut:
a. penetapan dan pendistribusian fasilitas pendidikan dan kesehatan di Kota Bitung
harus mempertimbangkan jumlah penduduk, kepadatan penduduk, perkembangan
penduduk, status sosial ekonomi masyarakat, nilai-nilai potensi masyarakat, dan
pola kebudayaan penduduk;
b. penetapan dan pendistribusi fasilitas pendidikan dan kesehatan di Kota Bitung
harus memperhatikan faktor lingkungan terutama yang berkaitan dengan
pertimbangan mengenai skala pelayanan, letak geografis lingkungan, dan sifat
keterpusatan fasilitas tersebut;
c. pengembangan fasilitas pendidikan dan kesehatan di Kota Bitung harus
ditempatkan pada lokasi yang tepat agar mudah terjangkau dan mempunyai
manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat;
d. pengembangan fasilitas pendidikan dan kesehatan di Kota Bitung harus
memperhatikan asas pemerataan pelayanan. Fasilitas pendidikan dan kesehatan
di Kota Bitung hendaknya dapat dinikmati dan dimanfaatkan oleh seluruh lapisan
masyarakat;
e. pengembangan fasilitas pendidikan dan kesehatan di Kota Bitung harus dapat
mendukung upaya pengembangan kota dalam kerangka pengembangan sistem
perkotaan yang secara hirarkis dapat menjadi pusat-pusat pengembangan
wilayah;
f. pengembangan fasilitas pendidikan dan kesehatan di Kota Bitung harus
memperhatikan asas pemenuhan kebutuhan. Fasilitas pendidikan dan kesehatan

II - 47
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR

di Kota Bitung harus dapat memenuhi kebutuhan yang layak bagi masyarakat
dengan standar jumlah penduduk pendukung;
g. pada kawasan permukiman, pemanfaatan lahan untuk fasilitas sosial berkisar
maksimal 10% dari luas lahan. Fasilitas sosial yang harus tersedia meliputi
fasilitas pendidikan, kesehatan, peribadatan, rekreasi dan kebudayaan,
perbelanjaan, pelayanaan umum, olahraga dan ruang terbuka hijau;
h. pada kawasan perdagangan dan jasa, pemanfaatan lahan untuk fasilitas social
berkisar maksimal 10% dari luas lahan. Fasilitas sosial yang harus tersedia
meliputi faslitas kesehatan, rekreasi, peribadatan, olahraga dan ruang terbuka
hijau;
i. pada kawasan pariwisata, fasilitas sosial yang harus tersedia meliputi fasilitas
kesehatan, rekreasi, peribadatan, dan ruang terbuka hijau.

2. Tempat Pemakaman Umum


Lokasi TPU Kota Bitung tahun 2013-2033 dan kesesuaian lahannya tidak
bertentangan dengan SNI 03-733-2004 Tata Cara Perencananaan Lingkungan
Perumahan di Perkotaan.
Rencana teknis pengelolaan Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Kota Bitung tahun
2011-2031 adalah sebagai berikut:
 Penyediaan lokasi pemakaman untuk pengembang yang izin lokasinya lebih dari
250 hektar dapat berada di dalam kawasan siap bangun atau di luar kawasan siap
bangun. Sementara pengembang perumahan yang izin lokasinya kurang dari 250
hektar secara bersama-sama dapat menyediakan lahan pemakaman di luar
kawasan perumahan.
 Dalam rangka mengefektifkan dan mengefesienkan penyediaan lahan
pemakaman, setiap kecamatan dapat bekerja sama dengan kecamatan lainnya
yang letaknya saling berbatasan untuk menyediakan lahan TPU sesuai dengan
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
 Untuk ketertiban dan keteraturan TPU dapat dilakukan pengelompokan tempat
bagi masing-masing pemeluk agama.
 Penggunaan tanah untuk pemakaman jenazah seseorang ditetapkan tidak lebih
dari 2,5 (dua setengah) meter x 1,5 (satu setengah) meter dengan kedalaman
minimum 1,5 (satu setengah) meter.

II - 48
RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) DAN
PERATURAN ZONASI (PZ) KAWASAN KECAMATAN MADIDIR

3. Tempat Peribadatan
Pengembangan dan peningkatan kawasan pelayanan umum untuk tempat
peribadatan meliputi penyediaan lahan di setiap kelurahan.

J. Kawasan Pertahanan dan Keamanan


Kawasan pertahanan dan keamanan yang berada di wilayah Kecamatan Madidir meliputi:
a. Komando Distrik Militer (Kodim) 1301 di Kelurahan Madidir Unet
b. Koramil yang terdapat di kecamatan-kecamatan wilayah kota
c. Fasilitas Kepolisian Sektor yang terdapat di Kecamatan-kecamatan wilayah kota

II - 49

Anda mungkin juga menyukai