Anda di halaman 1dari 10

KARYA ILMIAH

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERPENGARUH


TERHADAP PENCEGAHAN FRAUD DI PT. BTPN SYARIAH
KCS KARANGANYAR

Karya Ilmiah ini Digunakan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Mata Kuliah Menulis Karya Ilmiah Program S1 Ekonomi Manajemen

Oleh:
RIZKY WAHYUNINGRUM
Rizkywahyuningrum17@gmail.com
021643371

FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN


UNIVERSITAS TERBUKAUPBJJ KOTA SEMARANG
2019
ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERPENGARUH
TERHADAP PENCEGAHAN FRAUD DI PT. BTPN SYARIAH
KCS KARANGANYAR

Rizky Wahyuningrum
Rizkywahyuningrum17@gmail.com
Fakultas Ekonomi Manajemen
Universitas Terbuka UPBJJ Semarang Pokjar Kudus

ABSTRAK
Tujuan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengkaji dan
mengetahui kebijakan anti fraud pada BTPN Syariah serta mengkaji dan
mengetahui pelaporan dan sanksi pada BTPN Syariah.
Lembaga perbankan merupakan lembaga yang memiliki peranan yang
cukup strategis dalam menggerakkan roda perekonomian suatu Negara.Perbankan
sendiri dalam menjalankan kegiatan usahanya sangat dipengaruhi oleh tingkat
kepercayaan dari nasabah.Salah satu yang membuat kepercayaan nasabah
berkurang adalah terjadinya fraud. Adapun masalah dalam karya ilmiah ini adalah
bagaimana kebijakan anti fraudpada BTPN Syariah, strategi anti fraud pada PT
BTPN Syariah, dan bagaimana pelaporan dan sanksi tindakan fraud yang
diterapkan di PT BTPN Syariah.
Metode analisa data yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini
adalah metode kualitatif.

Kata kunci :Bank syariah, fraud, metode kualitatif

PENDAHULUAN
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak (UU No. 10 Tahun 1998). Indonesia sendiri memiliki dua jenis bank yaitu
bank yang melaksanakan kegiatan operasionalnya secara konvensional dan bank
yang menjalankan kegiatan operasionalnya berdasarkan prinsip syariah atau yang
sering disebut dengan bank syariah.
Risiko yang dapat terjadi pada perbankan adalah terjadinya fraud. Menurut
Bank Indonesia dalam surat edaran untuk Bank Umum Indonesia Nomor
13/28/DPNP, yang dimaksud dengan fraud adalah tindakan penyimpangan atau
pembiaran yang sengaja dilakukan untuk mengelabui, menipu, atau memanipulasi
bank, nasabah, atau pihak lain, yang terjadi di lingkungan bank atau
1
2

menggunakansarana bank sehingga mengakibatkan bank, nasabah atau pihak lain


menderita kerugian dan pelaku fraud memperoleh keuntungan keuangan baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Penyebab seseorang melakukan fraud digambarkan dalam fraud
triangle.Terdapat tiga faktor pendorong seseorang untuk melakukan fraud yaitu
tekanan (pressure), kesempatan (opportunity), dan rasionalisasi
(rationalisation).Tekanan (pressure) yaitu adanya tekanan yang mendorong
seseorang untuk berbuat fraud.Tekanan ini biasanya datang dari lingkungan
keluarga maupun lingkungan kerja pelaku.Kesempatan (opportunity) yaitu situasi
atau kondisi yang membuat seseorang melakukan atau menutupi tindakan tidak
jujur.Rasionalisasi (rasionalisation) yaitu fraud yang terjadi karena adanya pola
pikir dari pelaku yang menganggap bahwa tindakan fraud tersebut benar dengan
alasan tertentu.Rasionalisasi ditunjukan saat pelaku mencari pembenaran sebelum
pelaku melakukan fraud bukan sesudah melakukan fraud (Dewi, 2015).
Kasus yang terjadi di PT BTPN Syariah Kcs Karanganyar yaitu terjadinya
pemalsuan tanda tangan nasabah dan penggelapan uang yang dilakukan oleh
oknum pegawai pt btpn syariah sebesar Rp 206.369.000.Dari kasus tersebut
pegawai dijatuhi hukuman penjara selama 6 tahun dan denda Rp 10.000.000.000
(Jawapos.com).
Berdasarkan kasus tersebut diketahui bahwa perlunya upaya pencegahan
fraud untuk meminimalisir kasus fraud yang terjadi. Menurut Badan Pengawas
Keuangan dan Pembangunan (2008) pencegahan fraud merupakan upaya
terintegrasi yang dapat menekan terjadinya faktor penyebab fraud yaitu
memperkecil peluang terjadinya kesempatan untuk berbuat fraud, menurunkan
tekanan pada pegawai agar ia mampu memenuhi kebutuhannya, serta
mengeliminasi alasan untuk membuat penbenaran atau rasionalisasi atas tindakan
fraud yang dilakukan. Pencegahan fraud merupakan segala upaya untuk
menangkal pelaku potensial, mempersempit ruang gerak, dan mengideentifikasi
kegiatan yang beresiko tinggi terhadap terjadinya fraud.
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan sebagai berikut: (1)
Bagaimana kebijakan anti kebijakan anti fraud yang ada pada PT BTPN Syariah
3

KCS Karanganyar? (2) Bagaimana penerapan manajemen resiko dan strategi anti
fraud pada PT BTPN Syariah KCS Karanganyar? (3) Bagaimana pelaporan dan
sanksi terhadap tindakan fraud pada PT BTPN Syariah KCS Karanganyar?
Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah
sebagai berikut : (1) Untuk mengkaji dan mengetahui tentang kebijakan anti fraud
pada PT BTPN Syariah KCS Karanganyar. (2) Untuk mengkaji dan mengetahui
bagaimana penerapan manajemen resiko dan strategi anti fraud yang diterapkan di
PT BTPN Syariah KCS Karanganyar. (3) Untuk mengkaji dan mengetahui
tentang pelaporan dan sanksi yang diberikan terhadap pelaku fraud pada bank PT
BTPN Syariah KCS Karanganyar.
Melalui penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi
pihak PT BTPN Syariah KCS Karanganyar untuk mengambil kebijakan yang di
anggap perlu agar mengurangi kasus fraud yang terjadi dan mendorong peran
serta pegawai dalam mencegah dan menangani pelanggaran secara efektif dan
efisien. Serta mencegah terjadinya kerugian finansial dan nonfinansial yang dapat
mengganggu kelangsungan usaha bank PT BTPN Syariah KCS Karan
Menurut Syarif (2016) fraud adalah setiap tindakan illegal yang ditandai
dengan tipu daya, penyembunyian atau pelanggaran kepercayaan, tindakan ini
tidak tergantung pada penerapan ancaman kekerasan atau ancaman.
Menurut Dewi (2015) fraud meliputi serangkaian penyimpangan dan
tindakan melawan hukum yang memiliki karakteristik adanya niat untuk
melakukan penipuan dan biasanya termasuk di dalamnya kesengajaan untuk
menyembunyikan fakta.Pada dasarnya fraud merupakan penipuan dengan tujuan
untuk memperoleh keuntungan, menghindarkan diri dari kewajiban, atau
merugikan pihak lain.
Dewi (2015:5-6) menyatakan bahwa ada empat unsur yang menjadi dasar
terjadinya fraud:
1. Orang yang melakukannya. Dia bisa berasal dari dalam organisasi itu sendiri,
atau dari luar, atau bisa dalam bentuk sekelompok orang yang bekerja di
dalam dan di luar organisasi yang bersangkutan.
4

2. Harta kekayaan atau barang berharga yang dapat diperoleh secara melawan
hukum. Fraud biasanya terjadi karena dorongan untuk memperoleh sesuatu
yang berharga seperti misalnya uang, harta, atau keuntungan yang secara hak
tidak dimiliki oleh seseorang.
3. Niat untuk melakukannya. Untuk melakukannya. Untuk terjadinya fraud harus
ada niat untuk melakukannya. Fraud tidak dilakukan secara kebetulan atau
secara tidak sadar. Fraud merupakan perbuatan yang disengaja.
4. Harus ada kesempatan untuk melakukannya. Untuk melakukan fraud
seseorang harus dalam posisi yang memungkinkannya untuk melakukan
fraud, dan harus memiliki akses terhadap cara untuk melakukannya.
Ada tiga bentuk dimana fraud dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu
(Dewi, 2015:16-17):
1. Corruption, yaitu fraud pada kasus-kasus korupsi. Korupsi ini dilakukan oleh
orang-orang yang memiliki kedudukan di instansi atau perusahaannya, atau
bisa dikatakan penyalahgunaan wewenang.
2. Penyalahgunaan aset, yaitu aset dapat disalahgunakan dan digelapkan baik
secara langsung maupun tidak langsung untuk kepentingan sang pelaku.
Transaksi-transaksi yang melibatkan kas, persediaan, perlengkapan, dan
peralatan adalah yang paling banyak disalahgunakan.
3. Manipulasi laporan keuangan yaitu berkaitan dengan fraud yang dilakukan
oleh manajemen yang termotivasi melakukan fraud agar mendapatkan bonus
yang lebih besar yang didasarkan dari penilaian kinerja keuangan. Biasanya
dalam fraud ini pendapatan dicatat lebih besar dari yang sebenarnya. Utang
dan biaya dicatat lebih kecil dari yang sebenarnya.
Menurut Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (2008)
menyatakan bahwa pencegahan fraud merupakan upaya terintegrasi yang dapat
menekan terjadinya faktor penyebab fraud (fraud triangle), yaitu:
1. Memperkecil peluang terjadinya kesempatan untuk berbuat fraud.
2. Menurunkan tekanan pada pegawai agar ia mampu memenuhi kebutuhannya.
3. Mengeliminasi alasan untuk membuat pembenaran atau rasionalisasi atas
tindakan fraud yang dilakukan.
5

Menurut Usman dkk., (2015) pencegahan fraud adalah tindakan yang


dapat dilakukan untuk menghindari orang untuk berbohong, menjiplak, dan
mencuri, memeras, memanipulasi, kolusi dan menipu orang lain dengan tujuan
untuk memperkaya diri sendiri atau orang atau kelompok dengan cara melawan
hukum.
Menurut Widyarta (2017) mencegah fraud merupakan segala upaya untuk
menangkal pelaku potensial, mempersempit ruang gerak, dan mengidentifikasi
kegiatan yang beresiko tinggi terhadap terjadinya fraud.
Menurut BPKP (2008) pencegahan fraud yang efektif memiliki 5 (lima) tujuan
yaitu:
1. Prevention yaitu mencegah terjadinya fraud secara nyata pada semua lini
organisasi;
2. Deterence yaitu menangkal pelaku potensial bahkan tindakan untuk yang
bersifat coba-coba;
3. Discruption yaitu mempersulit gerak langkah pelaku fraud sejauh mungkin;
4. Identification yaitu mengidentifikasi kegiatan berisiko tinggi dan kelemahan
pengendalian;
5. Civil action prosecution yaitu melakukan tuntutan dan penjatuhan sanksi
yang setimpal atas perbuatan fraud kepada pelakunya.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di PT BTPN Syariah KCS Karanganyar.Penelitian
ini dilakukan dengan menerapkan metode kualitatif.Menurut Lexy Moleong
(1990) penelitian kualitatif berakar pada latar ilmiah sebagai keutuhan,
mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan metode kualitatif
dan mengadakan analisis data secara induktif.
Penelitian kualitatif lebih mementingkan proses daripada hasil.
Menghendaki adanya batas penelitian atas dasar fokus yang timbul sebagai
masalah, memiliki seperangkat kriteria untuk mengukur keabsahan data melalui
kesepakatan antara peneliti dengan subjek yang diteliti.Sumber data dan teknik
pengumpulan data.Sumber data yang digunakan penelitian ini adalah data
sekunder.
6

Data primer adalah data yang diambil secara langsung dari responden yang
mana dalam penelitian ini adalah pegawai pada PT BTPN Syariah KCS
Karanganyar.Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen
atas laporan laporan tertulis. Sedangkan teknik pengumpulan data yaitu: 1)
Observasi. Observasi yaitu melakukan pengamatandan pencatatan secara
sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. 2) Wawancara.
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui Tanya jawab
secara langsung dengan responden.Hal ini dikakukan untuk memperoleh
informasi secara mendalam tentang variabel- variabel maupun indikator yang
diteliti.
HASIL DAN PEMBAHASAN
PT. BTPN Syariah selalu berupaya dalam meningkatkan efektifitas dari
penyelenggaraan pengendalian internal bank secara keseluruhan dan berkelanjutan
yang ditujukan untuk melakukan pencegahan, deteksi, investigasi dan juga
pelaporan dan evaluasi dengan berpedoman pada kebijakan strategi anti fraud
bank BTPN Syariah diantaranya :
1. Peningkatan efektifitas dari penyelenggaraan pengendalian internal
pengawasan dan monitoring sehingga proses perbaikan dapat dilaksanakan
secara berkelanjutan.
2. Melakukan pemantauan transaksi dan profil karyawan serta pelaporan
indikasi mencurigakan dengan bantuan system anti money laundering
(AML)
3. Bank telah melakukan program sosialisasi kebijakan strategi anti fraud
dan saluran pengaduan / whistle blowing system (speak your mind) secara
bertahap melalui in class training termasuk sosialisasi saluran pengaduan
melalui media telekomunikasi.
Selain penerapan strategi anti fraud diatas PT BTPN Syariah juga
menerapkan prinsip manajemen resiko dalam hal meminimalisir berbagai hal yang
dapat merugikan bank seperti halnya fraud. Dalam menjalankan fungsi
manajemen resiko, PT. BTPN Syariah membentuk tata kelola yang sehat satuan
kerja manajemen resiko yang independen, merumuskan tingkat resiko yang akan
7

di ambil, dan toleransi resiko serta mengembangkan kebijakan dan prosedur


manajemen resiko yang sesuai untuk menjaga tingkat risiko pada batas batas yang
telah ditentukan.
Sementara itu, untuk pelaporan mengenai terjadinya fraud pada suatu
bank, yang dulunya dilaporkan kepada bank Indonesia menurut surat edaran bank
Indonesia nomor 13/28/DPNP perihal penerapan strategi anti fraud bagi bank
umum, dilaporkan kepada bank Indonesia. Namun sekarang semenjak berdirinya
Otoritas Jasa Keuangan, maka pelaporan terjadinya fraud tidak lagi melalui bank
Indonesia akan tetapi melalui Otoritas Jasa Keuangan.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Perlu dibentuknya pengaturan mengenai tindakan fraud dalam bentuk
undang undang dan juga dibutuhkan pengaturan terhadap pengawasan
fraud.sehingga lebih jelas pengaturan prosedur tentang laporan dan sanksi
terhadap tindakan fraud dan tidak menyebabkan setiap aktivitas bank
terganggu dan terhambat.
2. Perlu dilakukan peningkatan dalam hal strategi anti fraud sehingga
meminimalisir segala resiko yang dapat terjadi di setiap kegiatan bank
dalam menjalankan fungsinya. Selain itu perlu dilakukan pembaruan
terhadap regulasi dan peraturan perundang undangan yang mengatur
secara rinci mengenai perlindungan hukum terhadap tindakan fraud dalam
aktivitas perbankan.
3. Perlunya kerjasama dan saling berkoordinasi antara pihak otoritas jasa
keuangan untuk mencegah dan meminimalisir terjadinya fraud.
8

DAFTAR PUSTAKA
BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan). 2008. Fraud Auditing
(Edisi Kelima). Bogor: Pusdiklatwas BPKP.
Dewi, Rozmita. 2015. FraudPenyebab dan Pencegahnya. Bandung: ALFABETA.
Surat Edaran Untuk Bank Umum Indonesia Nomor 13/28/DPNP Perihal
Penerapan Strategi Anti Fraud bagi Bank Umum.
Syarif, Muqti Randy. 2016. Pengaruh Pengendalian Internal, Good Governance,
Peranan Auditor Internal, Dan Keadilan Organisasi Terhadap Tingkat
Kecurangan (Studi Pada SKPD Kabupaten Rokan Hulu).Jom Fekon.3(1).
Undang – Undang No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan.
Usman, Bhima Azis. 2015. Pengaruh Good Governance Dan Pengendalian
Internal Terhadap Pencegahan Kecurangan (Studi Pada Skpd Pemerintah
Kabupaten Indragiri Hilir). Jurnal Ekonomi. 23(4).
Widyarta, Kadek dkk., 2017. Pengaruh Kompetensi Aparatur,Budaya Organisasi,
Whistleblowing Dan Sistem Pengendalian Internal Terhadap Pencegahan
Fraud Dalam Pengelolaan Dana Desa (Studi Empiris Pada Pemerintah). E-
Journal SI Ak Universitas Pendidikan Ganesha).
9

PERSETUJUAN UNGGAH KARYA ILMIAH

Kami yang bertanda tangan di bawah ini, Dr. Santoso S, Pd. M,Pd selaku
pembimbing karya ilmiah dari mahasiswi:

Nama :Rizky Wahyuningrum

NIM :021643371

Program Studi :Ekonomi Manajemen

UPBJJ :Semarang

Menyatakan bahwa karya ilmiah dari mahasiswi tersebut diatas dengan


”Analisis Faktor Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pencegahan Fraud Di PT.
BTPN Syariah KCS Karanganyar“ layak untuk diunggahke aplikasi karya ilmiah
Universitas Terbuka dengan telah memperhatikan ketentuan penulisan karya
ilmiah sesuai dengan panduan yang telah ditetapkan dan ketentuan anti plagiasi.

Pembimbing

Dr. Santoso S.Pd.,M.Pd

Anda mungkin juga menyukai